Filosofi Lama
• Membiarkan plant berjalan
seadanya.
• Sedikit pemikiran untuk
meningkatkan keandalan plant
(plant reliability).
Filosofi Baru
Adanya investasi waktu dan uang
untuk mengubah metode perawatan
untuk meningkatkan keandalan
plant (plant reliability).
Breakdown Maintenance
Preventive Maintenance
Predictive Maintenance
Proactive Maintenance
The philosophy is
Keuntungan:
• Murah
• Mesin tidak dirawat secara berlebihan
Kerugian:
• Tidak ada persiapan terhadap terjadinya kerusakan
mesin (downtime) karena terjadinya mendadak.
• Kerusakan akan menyebar ke komponen lain dan
bisa terjadi kerusakan fatal (catastrophic) sehingga
biaya perbaikan akan mahal.
• Kerugian produksi besar.
The philosophy is
Keuntungan:
• Perawatan dilakukan pada waktu yang sudah ditentukan dan
dipersiapkan.
• Kegagalan mesin yang tidak terduga dapat dikurangi.
• Oleh karena itu kerusakan fatal dapat dikurangi.
• Terganggunya jalan produksi bisa dikurangi.
• Ada pengaturan yang jelas terhadap penyimpanan komponen
cadangan dan biaya.
Kerugian:
• Masin terlalu sering diperbaiki bahkan pada saat dimana mesin
itu sebenarnya tidak mengalami masalah sama sekali.
• Tindakan perawatan seringkali menambah masalah daripada
menguranginya.
• Masih terjadi unscheduled breakdowns.
The philosophy is
Keuntungan:
• Kerusakan mesin (downtime) yang tidak terduga
dapat dikurangi.
• Komponen hanya dipesan saat dibutuhkan jadi
penumpukan stok komponen bisa lebih dikurangi.
• Tindakan perawatan bisa lebih direncanakan.
Kerugian:
• Biaya yang tinggi dalam mempersiapkan peralatan
instrumen dan tenaga ahli.
• Tidak ada kepastian apakah umur mesin bisa lebih
panjang.
The philosophy is
Keuntungan:
• Umur operasi mesin bisa lebih diperpanjang
• Keandalan mesin meningkat
• Kegagalan mesin dapat dikurangi
• Biaya perawatan keseluruhan bisa dikurangi
Kerugian:
• Investasi dengan biaya tinggi untuk peralatan instrumen dan
keahlian personel
• Diperlukan keahlian khusus dari para personelnya.
• Dibutuhkan investasi waktu untuk menerapkan metode ini.
• Butuh perubahan cara berpikir (filosofi) dari mulai level
manajemen sampai ke level paling bawah.
Gambaran total
ATAU
Menghasilkan
Menghasilkaninformasi
informasiyang
yangberguna
bergunauntuk
untuk
menentukan
menentukanapakah
apakahharus
harusmelakukan
melakukantindakan
tindakankorektif
korektif
dan
dantindakan
tindakankorektif
korektifapa
apayang
yangharus
harusdilakukan.
dilakukan.
Copyright P.T. Tiara Vibrasindo Pratama 19
Why Condition Monitoring ???
1X
2X
3X - 6 X
B E A R IN G B A N D 1 B E A R IN G B A N D 2
9 -3 0 X R P M
30 -5 0 X R P M
Transducer
Waveform
Amplitude
Time
Off-line FFT
Spectrum
Amplitude
Frequency
On-line
Sumber vibrasi
Vibration is a continuous,
random or periodic motion
of an object or transient
“impact” event of short time
duration. Caused by either
a man-made, natural
excitation of a structure,
and mechanical faults.
- Vibration institute -
• Frekuensi
– Siklus per detik / Cycles per second (Hz)
– Siklus per menit / Cycles per minute (CPM)
– Putaran per menit / Rotation per minute (RPM)
– Orders, 1 order sama dengan 1xRPM (1xputaran poros mesin)
• Amplitudo
– Displacement/perpindahan (mils, micron)
– Velocity/kecepatan (ips, mm/s)
– Acceleration/percepatan (g, mm/s2, inch/s2)
• 1 g =9.807m/ s2 = 386.4 in/s2
• Fasa
– Degree (derajat), dimana satu putaran sama dengan 360°
B A C E
A C E
D
D
AMPLITUDO FREKUENSI
• Acceleration (max) at B & D
• Velocity (max) at A, C & E CPM =cycles per minute
• Displacement (peak to peak) B-D Hertz = cycles per second
distance Order = once per revolution
Amplitudo
1 periode, T
Frekuensi (f) = 1 / T
Copyright P.T. Tiara Vibrasindo Pratama 47
Frekuensi
Zero
To
Peak Peak
To
peak
• Velocity
– V=2πfD
• Acceleration
– A=2πfV
– A = (2 π f)² D
Displacement
Displacementwaveform
waveformdari
dari40
40megawatt
megawattturbin
turbinuap.
uap.Perhatikan
Perhatikan
bentuk
bentukwaveform
waveformyang
yangkompleks
komplekssehingga
sehinggaanalisisnya
analisisnyatidak
tidakmudah.
mudah.
Waveform Spectrum
Amplitude
Amplitude
FFT
Time Frequency
Time
Analyzer
Amplitude
Amplitude
Time Time
Time
Time
Amplitude
Time
Frequency
Time
e
Time
Amplitude
Time
Frequency
Time
Amplitude
Amplitude
y
uenc
Freq
Time
Amplitude
Time
Amplitude
y
uenc
Freq
Time
Amplitude
Time
FAKTA
Spectrum dan waveform
sebenarnya hanya
perbedaan cara memandang
data vibrasi yang sama
Amplitude
y
uenc
Freq
Amplitude
Time
Waveform Spectrum
Amplitude
Amplitude
Time Frequency
Pada umumnya data
spectrum dan waveform
digunakan bersama-sama
untuk mendapatkan informasi
selengkap-lengkapnya
Copyright P.T. Tiara Vibrasindo Pratama 79
Analisis Vibrasi (FFT)
Spectrum
Amplitude
Severity of
the problem
Frequency
Source of Problem
Oil Whirl
Imbalance
FFT Misalignment
Looseness
Oil Whirl
Imbalance
Misalignment
Looseness
Spectrum
Spectrumdari
daridisplacement
displacementwaveform
waveform40
40MW
MWturbin
turbinuap
uaplebih
lebihmudah
mudah
untuk
untukdianalisis.
dianalisis.Lebih
Lebihmudah
mudahuntuk
untukmelihat
melihatmasalah
masalahyang
yangdialami
dialami
oleh
olehturbin
turbinseperti
sepertiwhirl,
whirl,unbalance,
unbalance,misalignment
misalignmentdan
danlooseness.
looseness.
Copyright P.T. Tiara Vibrasindo Pratama 82
Vibration Severity
Pertanyaan umum:
1. Seberapa besar amplitudo vibrasi sebelum
diambil tindakan koreksi terhadap mesin ?
2. Bagaimana memrediksi kegagalan mesin
berdasarkan amplitudo vibrasi ?
….Pada dasarnya…..
untuk mengkonversi mechanical vibration
menjadi sinyal elektrik
• Displacement Probe:
Non-contact Eddy Current (Proximity Probe)
• Velocity Pickups
• Accelerometer
• Prinsip kerja:
– Proximitor mengeksitasi probe, menghasilkan magnetic
field pada ujung probe.
– Ketika shaft mendekati probe, maka terbentuklah eddy-
current pada shaft.
– Dengan terbentuknya eddy-current, energi yang
dibangkitkan proximitor diabsorbsi/diserap dan amplitudo
carrier signal akan berkurang.
– Fluktuasi amplitudo carrier signal dijadikan output sinyal
AC yang secara langsung proporsional dengan nilai
vibrasi (mV/mils).
Displacement
probe
-18Volt DC
-24Volt DC
Sinyal AC beserta
DC gap voltage pada
Poros (shaft) menjauhi ujung probe
kondisi mesin startup
Copyright P.T. Tiara Vibrasindo Pratama 96
Displacement Probe
Turbin Gas
Kompresor FD Fan
Copyright P.T. Tiara Vibrasindo Pratama 101
Posisi Displacement Probe
Radial Shaft
Vibration & Position
Axial Shaft
Vibration & Position
Accelerometer
B
Shaft
Rotation
Inverted
Copyright P.T. Tiara Vibrasindo Compression type
Pratama 114
Compression type
Accelerometer
• Prinsip kerja:
– Ketika terjadi penekanan, kristal akan membangkitkan
muatan listrik.
– Sinyal vibrasi kecil (yang terjadi pd sebuah equipment),
maka butuh di-amplifikasi, dan sebuah power supply
untuk menge-charge amplifire.
• Accelerometer yang di-kontruksi dengan massa meng-kompresi
kristal piezoelectric Æ “compression” type.
• Accelerometer yang di-kontruksi dengan massa yang
cendreung bergeser/sliding pada permukaan kristal
piezoelectric Æ “shear” type.
• Shear type biasanya digunakan untuk low frequency.
10000000
1000000
Accelerometer
100000
10000
Proximity Probe
10
Hz
0.1 1 10 100 Pratama
Copyright P.T. Tiara Vibrasindo 1000 10000 127
Tipe Tranduser & Jenis Fault
Shaft
Rotating Rolling Element
Speed Bearings
Journal Blades
Bearings 2x Gear
instability 3x
Velocity Probe
Accelerometer
Copyright P.T. Tiara Vibrasindo Pratama 128
Karakter Umum Tranduser
1. SENSITIVITY RANGE
Sensitivitas adalah kemampuan tranduser untuk
menetapkan amplitudo vibratory motion
(displacement, velocity, atau acceleration) dari
amplitudo voltage signal.
Contoh:
Accelerometer 100 mV/g - Jika accelerometer
membangkitkan 10 mV, maka dikonversi menjadi
0.1 g (10/100 = 0.1).
“g” adalah 1 gravity unit (32.2 ft/sec2 atau 386
in/sec2)
Frekuensi
Copyright P.T. Tiara Vibrasindo Pratama 132
Kriteria Pemilihan Sensor
2. FREQUENCY RANGE
Adalah batasan rendah dan tingginya frekuensi yang
dapat diukur oleh tranduser.
Setiap tranduser memiliki range frekuensi tertentu
yang mesti diketahui oleh user.
Kemampuan frekuensi rendah dibatasi oleh
sensitivitas tranduser.
Kemampuan frekuensi tinggi dibatasi oleh natural
frekuensi dari tranduser mounting.
Biasanya diberikan toleransi amplitudo pada frekuensi
respon, seperti ±5% ±10%, dan/atau ±3dB.
30
Range frekuensi yang berguna
dB
20
Relative Sensitivity
10
Frequency Response of Sensor
0
-10
Toleransi, biasanya
-20 ±5% ±10%, dan/atau ±3dB
-30
-40
2Hz 10KHz
Frekuensi [xf ]
Copyright P.T. Tiara Vibrasindo
0 Pratama 134
Kriteria Pemilihan Sensor
5. WEIGHT RANGE
Penting karena:
Mesti cukup ringan, sehingga mudah dibawa-
bawa pada saat pengukuran PdM.
Jika sensor terlalu berat, efeknya signifikan
terhadap natural frekuensi equipment
tersebut.
6. TEMPERATURE RANGE
Yakni: temperatur minimum dan maksimum
dimana respon sensor tidak terpengaruh.
Buat note khusus untuk parameter ini, untuk
menghindari salah operasional karena
temperatur yang terlalu tinggi atau rendah.
7. MEASUREMENT DIRECTION
Hampir semua tranduser hanya berfungsi
dalam arah mounting-nya (walaupun
sebenarnya juga merespon 3% - 5% vibrasi
dalam arah tegak lurusnya).
Tranduser triaxial merupakan tranduser
khusus yang dapat mengukur dalam 3 arah
secara bersamaan.
8. TRANSDUCER SIZE
Beberapa lokasi pengukuran membutuhkan sensor
dengan ukuran tertentu, mungkin sensor yang kecil
dibutuhkan untuk permukaan yang tersedia kecil
ataupun object/equipment juga kecil.
Namun, tranduser yang kecil memiliki voltage
sensitivitas yang kecil pula Æ membatasi kemampuan
respon sinyal.
Jika object terlalu kecil, tranduser dapat mengubah
frekuensi respon object.
9. CABLING
Panjang kabel juga merupakan pertimbangan ketika
memesan tranduser.
ICP powered transducers umumnya dapat
menggunakan kabel sampai 1000 feet (304,8 m).
Untuk tipe charge amplifier, panjang kabel hanya
sekitar 50 foot (15,24 m).
Panjang
Panjangkabel??
kabel??
Kabel
Kabelkomunikasi
komunikasi
Komputer
Komputer
FFT
FFTData
DataCollector
Collector
(CSI-2120
(CSI-2120 2Channel)
2 Channel)
Copyright P.T. Tiara Vibrasindo Pratama 148
Pemrosesan Sinyal
Training Vibrasi Tingkat Dasar
ADC
Sinyal Analog Sinyal Digital
Time record
Copyright P.T. Tiara Vibrasindo Pratama 155
Aliasing
Perubahan sinyal
kontinue
Perubahan sinyal
tidak kontinue
Normal waveform
Windowed waveform
Dump Komputer
DumpData
Data
Vibration Analyzer
Arah
Arah“ “Vertikal”
Vertikal”
Bearing
Bearing
Motor
MotorListrik
Listrik
Arah
Arah“Horizontal”
“Horizontal”
Copyright P.T. Tiara Vibrasindo Pratama 186
Installasi “Absolute Measurement”
X-Y
X-Yprobe
probeinboard
inboard
X-Y
X-Yprobe
probeOutboard
Outboard
Gearbox
Gearbox
Motor
Motor
Copyright P.T. Tiara Vibrasindo Pratama 190
Installasi “Relative Measurement”
Tampilan
TampilanX-Y
X-Yprobe
probe
Trending
TrendingData
Data
Parameter
ParameterProfile
Profile
Time
TimeWaveform
Waveform
Spectrum
Spectrum
Multi-Time
Multi-TimeWaveform
Waveform
Multi-Spectrum
Multi-Spectrum
Data
DataORBIT
ORBIT
11-Jan-03
02:40:17
Diagram
DiagramNiquist
0.6
0.3
Niquist
A1 - Exhaust Fan #1
0 EXFAN#1 -MOH MOTOR OB
360 0 Nyquist
Display
270
Phase in Degrees
Peak
vs
180 Phase
30 11-Jan-03
02:40:17
PK Velocity in mm/Sec
90
25
0 20
Count: 21.00
600 900 1200 1500 1800 RPM: 935.50
15 90 270
Speed in RPM Ampl: .784
Phas: 337.57
10
Diagram
DiagramBode
Bode
180 Count: 64.00
RPM: 1644.7
Ampl: 18.92
Phas: 166.08
• Couple Unbalance
F1 = F2
• Dynamic Unbalance
F1 ≠ F2
• Overhung Unbalance
Analisis Spektrum
• Amplitudo yang tinggi di 1xRPM
• Rasio amplitudo antara pengukuran arah
horisontal dan vertikal kecil (H/V < 3), kecuali
pada kasus struktur yang memiliki kekakuan
yang tidak simetris.
• Ampitudo yang rendah di 1xRPM pada arah
aksial (kecuali untuk kasus mesin overhung)
0.1
0
0 20000 40000 60000
Frequency in CPM
0.6
ROUTE WAVEFORM
16-DEC-99 09:18:51
Velocity in In/Sec
0.4
PK = .3408
PK(+) = .4376
0.2
PK(-) = .3263
CRESTF= 1.82
0
-0.2
-0.4
Freq: 3525.0
0 40 80 120 160 200
Ordr: .979
Time in mSecs Spec: .320
1. Angular Misalignment
2. Parallel Misalignment
Typical spectrum
Typical spectrum
1 k
fn =
2π m
Peralatan :
•Transducer
•Hammer
•Data logger
Aturan umum :
Frekuensi pribadi setidaknya 20 % menjauh
dari frekuensi eksitasi