GRI 401 membahas tentang kepegawaian, yang mencakup penciptaan pekerjaan yaitu pendekatan organisasi untuk memperkerjakan, merekrut, mempertahankan, dan praktik-praktik terkait, serta kondisi kerja yang diberikan. GRI 401 juga mencakup kepegawaian dan kondisi kerja dalam rantai pasokan organisasi. 1) Pengungkapan Pendekatan Manajemen Persyaratan Pelaporan Organisasi pelapor harus melaporkan pendekatan manajemennya terhadap kepegawaian dengan menerapkan GRI 103: Pendekatan Manajemen. 2) Pengungkapan Topik Spesifik a. Pengungkapan 401-1: Perekrutan Karyawan Baru dan Pergantian Karyawan Organisasi pelapor wajib melaporkan informasi dibawah ini: - Jumlah total dan tingkat perekrutan karyawan baru selama periode pelaporan berdasarkan kelompok usia, jenis kelamin, dan wilayah. - Jumlah total dan tingkat pergantian karyawan selama periode pelaporan berdasarkan kelompok usia, jenis kelamin, dan wilayah. b. Pengungkapan 401-2: Tunjangan yang Diberikan kepada Karyawan Purnawaktu yang Tidak Diberikan kepada Karyawan Sementara atau Paruh Waktu Organisasi pelapor wajib melaporkan informasi dibawah ini: - Tunjangan standar untuk karyawan purnawaktu organisasi, bukan karyawan paruh waktu, berdasarkan lokasi operasi yang signifikan. Ini termasuk secara minimum: i. Asuransi jiwa; ii. Perawatan kesehatan; iii. Tanggungan disabilitas dan difabel; iv. Cuti melahirkan; v. Persiapan masa pensiun; vi. Kepemilikan saham; vii. Lainnya. - Definisi yang dipakai untuk “lokasi operasi yang signifikan”. c. Pengungkapan 401-3: Cuti Melahirkan Organisasi pelapor wajib melaporkan informasi dibawah ini: - Total jumlah karyawan yang berhak mendapat cuti melahirkan, berdasarkan jenis kelamin. - Total jumlah karyawan yang mengambil cuti melahirkan, berdasarkan jenis kelamin. - Total jumlah karyawan yang kembali bekerja setelah cuti melahirkan, berdasarkan jenis kelamin. - Total jumlah karyawan yang kembali bekerja setelah cuti melahirkan, yang masih dipekerjakan 12 bulan setelah kembali bekerja, berdasarkan jenis kelamin. - Tingkat karyawan yang mengambil cuti melahirkan yang kembali bekerja dan dapat dipertahankan, berdasarkan jenis kelamin.
2. GRI 402: Hubungan Tenaga Kerja atau Manajemen
GRI 402 membahas tentang hubungan tenaga kerja atau manajemen, yang mencakup praktik konsultasi organisasi dengan karyawan dan para perwakilan, termasuk pendekatan organisasi dalam mengomunikasikan perubahan operasional. 1) Pengungkapan Pendekatan Manajemen Persyaratan Pelaporan Organisasi pelapor wajib melaporkan pendekatan manajemennya dengan menerapkan GRI 103: Pendekatan manajemen. 2) Pengungkapan Topik Spesifik Pengungkapan 402-1: Periode Pemberitahuan Minimum Terkait Perubahan Operasional - Jumlah minggu pemberitahuan minimum sebelum mengimplementasikan perubahan operasional yang dapat memberikan pengaruh besar pada karyawan dan perwakilan mereka. - Melaporkan apakah periode pemberitahuan, konsultasi, dan negosiasi telah dijelaskan secara spesifik (untuk organisasi dengan perjanjian perundingan kolektif).
3. GRI 403: Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Membahas tentang keselamatan dan kesehatan kerja. 1) Pengungkapan Pendekatan Manajemen Persyaratan Pelaporan Organisasi pelapor wajib melaporkan pendekatan manajemennya dengan menerapkan GRI 103: Pendekatan Manajemen. a. Pengungkapan 403-1: Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Organisasi pelapor harus melaporkan informasi berikut untuk karyawan dan pekerja bukan karyawan tetapi pekerjaannya dikendalikan oleh organisasi: - Pernyataan mengenai telah diimplementasikannya sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja, termasuk: i. Sistem diimplementasikan karena adanya persyaratan hukum dan perlu dijelaskan daftar persyaratan tersebut; ii. Sistem diimplementasikan berdasarkan manajemen risiko dan perlu dijelaskan daftar standar atau panduannya. - Deskripsi mengenai ruang lingkup pekerja, aktivitas, dan tempat kerja beserta penjelasan mengenai ruang lingkup pekerja, aktivitas, atau tempat kerja yang tidak tercakup. b. Pengungkapan 403-2: Pengidentifikasian Bahasa, Penilaian Risiko, dan Investigasi Insiden Organisasi pelapor harus melaporkan informasi berikut untuk karyawan dan pekerja bukan karyawan tetapi pekerjaannya dikendalikan oleh organisasi: - Proses pengidentifikasian bahaya dan menilai risiko secara rutin dan non-rutin, serta penerapan hierarkipengendalian untuk menghilangkan dan meminimalkan bahaya juga risiko, termasuk: i. Cara organisasi memastikan kualitas proses dan kompetensi orang yang melaksanakan; ii. Hasil proses digunakan untuk mengevaluasi dan meningkatkan sistem keselamatan serta kesehatan kerja secara terus menerus; - Proses pelaporan bahaya terkait pekerjaan dan situasi berbahaya serta penjelasan mengenai cara pekerja dilindungi dari pembalasan akibat melaporkan bahaya. - Kebijakan dan proses bagi pekerja untuk meninggalkan situasi kerja yang dapat menyebabkan kecelakaan atau penyakit, dan penjelasan cara pekerja dilindungi dari pembalasan akibat menghindari pekerjaan. - Proses penginvestigasian insiden terkait pekerjaan, termasuk proses untuk mengidentifikasi bahaya dan menilai risiko suatu insiden, menentukan tindakan korektif menggunakan hierarki pengendalian, dan menetukan perbaikan yang diperlukan. c. Pengungkapan 403-3: Layanan Kesehatan Kerja Organisasi pelapor harus melaporkan informasi berikut untuk karyawan dan pekerja bukan karyawan tetapi pekerjaannya dikendalikan oleh organisasi: - Fungsi layanan kesehatan kerja yang berkontribusi pada proses mengidentifikasi dan menghilangkan bahaya serta meminimalkan risiko, juga cara organisasi memastikan kualitas layanan dan memfasilitasi pekerja untuk mengaksesnya. d. Pengungkapan 403-4: Partisipasi, Konsultasi, dan Komunikasi Pekerja tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Organisasi pelapor harus melaporkan informasi berikut untuk karyawan dan pekerja bukan karyawan tetapi pekerjaannya dikendalikan oleh organisasi: - Proses partisipasi dan konsultasi dalam pengembangan, pengimplementasian, dan evaluasi sistem, serta menyediakan akses untuk mengomunikasikan informasi relevan mengenai keselamatan dan kesehatan pekerja. - Jika terdapat komite formal gabungan manajemen dan pekerja, laporkan tentang tanggung jawab mereka, frekuensi pertemuan, otoritas pengambilan keputusan, serta alasan adanya pekerja yang tidak diwakili oleh komite. e. Pengungkapan 403-5: Pelatihan Pekerja mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja Organisasi pelapor harus melaporkan informasi berikut untuk karyawan dan pekerja bukan karyawan tetapi pekerjaannya dikendalikan oleh organisasi: - Pelatihan keselamatan dan kesehatan, termasuk pelatihan umum dan pelatihan mengenai aktivitas atau situasi berbahaya. f. Pengungkapan 403-6: Peningkatan Kualitas Kesehatan Pekerja Organisasi pelapor harus melaporkan informasi berikut untuk karyawan dan pekerja bukan karyawan tetapi pekerjaannya dikendalikan oleh organisasi: - Cara organisasi memfasilitasi akses pekerja terhadap layanan obat, perawatan kesehatan, dan ruang lingkup akses yang disediakan. - Layanan dan program sukarela untuk meningkatkan kualitas kesehatan pekerja dalam mengatasi risiko kesehatan utama maupun spesifik, serta cara organisasi memfasilitasi akses pekerja ke layanan program. g. Pengungkapan 403-7: Pencegahan dan Mitigasi Dampak dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang Secara Langsung Terkait Hubungan Bisnis Organisasi pelapor harus melaporkan informasi berikut untuk karyawan dan pekerja bukan karyawan tetapi pekerjaannya dikendalikan oleh organisasi: - Pendekatan organisasi untuk mencegah dampak keselamatan dan kesehatan kerja negatif yang beraitan dengan operasi, produk atau layanan bisnis, dan bahaya serta risiko terkait. 2) Pengungkapan Topik Spesifik a. Pengungkapan 403-8: Pekerja yang Tercakup dalam Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Organisasi pelapor wajib melaporkan informasi dibawah ini: - Jika organisasi telah mengiplementasikan system manajemen keselamatan dan kesehatan kerja berdasarkan syarat/hukum/standar/panduan yang diakui: i. Jumlah dan persentase seluruh karyawan dan pekerja bukan karyawan tetapi pekerjaannya dikendalikan oleh organisasi, yang tercakup dalam sistem sejenis; ii. Jumlah dan persentase semua karyawan dan pekerja bukan karyawan tetapi pekerjaannya dikendalikan oleh organisasi, yang tercakup dalam sistem sejenis yang telah diaudit secara internal; iii. Jumlah dan persentase semua karyawan dan pekerja bukan karyawan tetapi pekerjaannya dikendalikan oleh organisasi, yang tercakup dalam sistem sejenis yang telah diaudit dan disertifikasi pihak ekternal. - Jika ada, berikan penjelasan mengenai alasan pekerja tidak disertakan dalam pengungkapan, termasuk jenis pekerjaan yang dikecualikan. - Seluruh informasi kontekstual yang diperlukan untuk memahami proses pengumpulan. b. Pengungkapan 403-9: Kecelakaan Kerja Organisasi pelapor wajib melaporkan: - Untuk semua karyawan: i. Jumlah dan tingkat fatalitas sebagai akibat kecelakaan kerja; ii. Jumlah dan tingkat kecelakaan kerja dengan konsekuensi tinggi; iii. Jumlah dan tingkatkecelakaan kerja yang dapat dicatat; iv. Jenis-jenis kecelakaan kerja; v. Jumlah jam kerja. - Untuk semua pekerja bukan karyawan yang pekerjaannya dikendalikan oleh organisasi: i. Jumlah dan tingkat fatalitas sebagai akibat kecelakaan kerja; ii. Jumlah dan tingkat kecelakaan kerja dengan konsekuensi tinggi; iii. Jumlah dan tingkatkecelakaan kerja yang dapat dicatat; iv. Jenis-jenis kecelakaan kerja; v. Jumlah jam kerja. - Bahaya kerja yang memberikan risiko kecelakaan dengan konsekuensi tinggi termasuk: i. Bagaimana suatu bahaya ditetapkan; ii. Menentukan mana bahaya yang mengakibatkan kecelakaan kerja dengan kosekuensi tinggi; iii. Tindakan yang diambil untuk menghilangkan bahaya dan meminimalkan risiko menggunakan hierarki pengendalian. - Tindakan yang diambil untuk menghilangkan bahaya dan meminimalkan risiko menggunakan hierarki pengendalian. - Jika perhitungan berdasarkan 200.000/1.000.000 jam kerja. - Menjelaskan alasan pekerja tidak disertakan dalam pengungkapan, termasuk jenis pekerjaan yang tidak disertakan. - Semua informasi kontekstual yang dperlukan untuk memahami proses data yang dikumpulkan. c. Pengungkapan 403-10: Penyakit Akibat Kerja Organisasi pelapor wajib melaporkan: - Untuk semua karyawan: i. Jumlah dan tingkat fatalitas sebagai akibat kecelakaan kerja; ii. Jumlah kasus penyakit akibat kerja yang dapat dicatat; iii. Jenis-jenis utama penyakit akibat kerja. - Untuk semua pekerja bukan karyawan yang pekerjaannya dikendalikan oleh organisasi: i. Jumlah fatalitas yang disebabkan oleh penyakit akibat kerja; ii. Jumlah kasus penyakit akibat kerja yang dapat dicatat; iii. Jenis-jenis utama penyakit akibat kerja. - Bahaya kerja yang memberikan risiko kecelakaan dengan konsekuensi tinggi termasuk: i. Bagaimana suatu bahaya ditetapkan; ii. Jenis bahaya yang menyebabkan penyakit selama periode pelaporan; iii. Tindakan yang diambil untuk menghilangkan bahaya dan meminimalkan risiko menggunakan hierarki pengendalian. - Menjelaskan alasan pekerja tidak disertakan dalam pengungkapan, termasuk jenis pekerjaan yang tidak disertakan. - Semua informasi kontekstual yang dperlukan untuk memahami proses data yang dikumpulkan.
4. GRI 404: Pelatihan dan Pendidikan 2016
GRI 404 membahas tentang pelatihan dan pendidikan yang mencakup pendekatan organisasi terhadap pelatihan dan peningkatan keterampilan karyawan, tinjauan pengembangan karir dan kinerja, program bantuan peralihan untuk kemapuan kerja yang berkesinambungan, serta manajemen akhir karir karena pensiun atau PHK. 1) Pengungkapan Pendekatan Manajemen Persyaratan Pelaporan Organisasi pelapor wajib melaporkan pendekatan manajemennya dengan menerapkan GRI 103: Pendekatan Manajemen. 2) Pengungkapan Topik Spesifik a. Pengungkapan 404-1: Rata-rata Jam Pelatihan per Tahun per karyawan Organisasi pelapor wajib melaporkan rata-rata jam pelatihan yang dlakukan karyawan selama periode pelaporan, berdasarkan: - Jenis kelamin; - Kategori karyawan. b. Pengungkapan 404-2: Program untuk Meningkatkan Keterampilan Karyawan dan Program Bantuan Peralihan Organisasi pelapor wajib melaporkan informasi berikut: - Jenis dan ruang lingkup program serta bantuan yang diberikan untuk meningkatkan keterampilan karyawan. - Program bantuan peralihan yang disediakan untuk memfasilitasi kemampuan kerja yang berkesinambungan dan manajemen akhir karir karena pensiun atau PHK. c. Pengungkapan 404-3: Persentase karyawan yang Menerima Tinjauan Rutin terhadap Kinerja dan Pengembangan Karier Organisasi pelapor wajib melaporkan persentase total karyawan berdasarkan jenis kelamin dan kategori karyawan yang menerima tinjauan rutin terhadap kinerja dan pengembangan karir selama periode pelaporan.
5. GRI 405: Keanekaragaman dan Kesempatan Setara 2016
GRI 405 membahas tentang pendekatan organisasi terhadap keanekaragaman dan kesempatan setara di tempat kerja. 1) Pengungkapan Pendekatan Manajemen Persyaratan Pelaporan Organisasi pelapor wajib melaporkan pendekatan manajemennya dengan menerapkan GRI 103: Pendekatan Manajemen. 2) Pengungkapan Teori Spesifik a. Pengungkapan 405-1: Keanekaragaman Badan Tata Kelola dan Karyawan Organisasi pelapor wajib melaporkan informasi berikut: - Persentase individu dalam tata kelola organisasi di setiap kategori berikut: i. Jenis kelamin; ii. Kelompok usia: di bawah 30 tahun, 30-50 tahun, dan di atas 50 tahun; iii. Indikator keberagaman lainnya yang relevan. - Persentase karyawan per kategori dalam setiap kategori berikut: i. Jenis kelamin; ii. Kelompok usia: di bawah 30 tahun, 30-50 tahun, dan di atas 50 tahun; iii. Indikator keberagaman lainnya yang relevan. b. Pengungkapan 405-2: Rasio Gaji pokok dan Remunerasi Perempuan Dibandingkan Laki-laki Organisasi pelapor wajib melaporkan informasi berikut: - Rasio gaji pokok dan remunerasi perempuan dibandingkan laki-laki untuk setiap kategori karyawan, berdasarkan lokasi operasi yang signifikan. - Definisiyang digunakan untuk “lokasi operasi yang signifikan”.
6. GRI 406: Non-diskriminasi 2016
GRI 406 membahas tentang non-diskriminasi. 1) Pengungkapan Pendekatan Manajemen Organisasi pelapor wajib melaporkan pendekatan manajemennya dengan menerapkan GRI 103: Pendekatan Manajemen. 2) Pengungkapan Topik Spesifik a. Pengungkapan 406-1: Insiden Diskriminasi dan Tindakan Perbaikan yang Dilakukan Organisasi pelapor wajib melaporkan informasi dibawah ini: - Jumlah total insiden diskriminasi selama periode pelaporan. - Status insiden dan tindakan yang dilakukan berdasarkan rujukan: i. Insiden yang ditinjau organisasi; ii. Rencana remediasi yang sedang dilakukan; iii. Renacan remediasi yang telah diterapkan dengan hasil yang ditinjau melalui proses kajian manajemen internal rutin; iv. Insiden yang bukan lagimenjadi subjek tindakan.
7. GRI 407: Kebebasan Berserikat dan Perundingan Kolektif 2016
GRI 407 membahas tentang kebebasan berserikat dan perundingan kolektif. 1) Pengungkapan Pendekatan Manajemen Organisasi pelapor wajib melaporkan pendekatan manajemennya dengan menerapkan GRI 103: Pendekatan Manajemen. 2) Pengungkapan Topik Spesifik a. Pengungkapan 407-1: Operasi dan Pemasok dimana Ha katas Kebebasan Berserikat dan Perundingan Kolektif Mungkin Berisiko Organisasi pelapor wajib melaporkan informasi dibawah ini: - Operasi dan pemasok dimana hak-hak pekerja untuk mendapatkan kebebasan berserikat atau perundingan kolektif mungkin dilanggar atau mengalami risiko signifikan dalam hal: i. Jenis operasi dan pemasok; ii. Negara atau wilayah geografis dengan operasi dan pemasok yang dianggap berisiko. - Tindakan oleh organisasi yang bertujuan mendukung hak pekerja untuk mendapatkan kebebasan berserikat dan perundingan kolektif. 8. GRI 408: Pekerja Anak 2016 GRI 408 membahas tentang pekerja anak yang mencakup penghapusan pekerja anak sebagai prinsip dan tujuan utama dari instrument serta legislasi hak asasi manusia, juga merupakan subjek dari legislasi nasional di hampir seluruh negara. 1) Pengungkapan Pendekatan Manajemen Persyaratan Pelaporan Organisasi pelapor wajib melaporkan pendekatan manajemennya dengan menerapkan GRI 103: Pendekatan Manajemen. 2) Pengungkapan Topik Spesifik a. Pengungkapan 408-1: Operasi dan Pemasok yang Berisiko Signifikan terhadap Insiden Pekerja Anak Organisasi pelapor wajib melaporkan informasi berikut: - Operasi dan pemasok yang dianggap berisiko signifikan terhadap insiden: i. Pekerja anak; ii. Pekerja muda yang terkena pekerjaan berbahaya. - Operasi dan pemasok yang dianggap berisiko signifikan terhadap insiden pekerja anak dalam hal: i. Jenis operasi dan pemasok; ii. Negara atau wilayah geografis dengan operasi dan pemasok yang dianggap berisiko. - Tindakan yang dilakukan organisasi dalam periode pelaporan yang ditujukan untuk kontribusi terhadap penghapusan pekerja anak secara efektif.
9. GRI 409: Kerja Paksa atau Wajib Kerja 2016
GRI 409 membahas tentang kerja paksa atau wajib kerja. 1) Pengungkapan Pendekatan Manajemen Organisasi pelapor wajib melaporkan pendekatan manajemennya dengan menerapkan GRI 103: Pendekatan Manajemen. 2) Pengungkapan Topik Spesifik a. Pengungkapan 409-1: Operasi dan Pemasok yang Berisiko Signifikan terhadap Insiden Kerja Paksa atau Wajib Kerja Organisasi pelapor wajib melaporkan informasi berikut: - Operasi dan pemasok yang dianggap berisiko signifikan terhadap insiden kerja paksa atau wajib kerja dalam hal: i. Jenis operasi dan pemasok; ii. Negara atau wilayah geografis dengan operasi dan pemasok yang dianggap berisiko. - Tindakan yang dilakukan organisasi dalam periode pelaporan yang ditujukan untuk kontribusi terhadap penghapusan segala bentuk kerja pakwa atau wajib kerja.