Anda di halaman 1dari 11

1.

GRI 401: Kepegawaian 2016


GRI 401 membahas tentang kepegawaian, yang mencakup penciptaan pekerjaan
yaitu pendekatan organisasi untuk memperkerjakan, merekrut, mempertahankan, dan
praktik-praktik terkait, serta kondisi kerja yang diberikan. GRI 401 juga mencakup
kepegawaian dan kondisi kerja dalam rantai pasokan organisasi.
1) Pengungkapan Pendekatan Manajemen
Persyaratan Pelaporan
Organisasi pelapor harus melaporkan pendekatan manajemennya terhadap
kepegawaian dengan menerapkan GRI 103: Pendekatan Manajemen.
2) Pengungkapan Topik Spesifik
a. Pengungkapan 401-1: Perekrutan Karyawan Baru dan Pergantian
Karyawan
Organisasi pelapor wajib melaporkan informasi dibawah ini:
- Jumlah total dan tingkat perekrutan karyawan baru selama periode pelaporan
berdasarkan kelompok usia, jenis kelamin, dan wilayah.
- Jumlah total dan tingkat pergantian karyawan selama periode pelaporan
berdasarkan kelompok usia, jenis kelamin, dan wilayah.
b. Pengungkapan 401-2: Tunjangan yang Diberikan kepada Karyawan
Purnawaktu yang Tidak Diberikan kepada Karyawan Sementara atau Paruh
Waktu
Organisasi pelapor wajib melaporkan informasi dibawah ini:
- Tunjangan standar untuk karyawan purnawaktu organisasi, bukan karyawan
paruh waktu, berdasarkan lokasi operasi yang signifikan. Ini termasuk secara
minimum:
i. Asuransi jiwa;
ii. Perawatan kesehatan;
iii. Tanggungan disabilitas dan difabel;
iv. Cuti melahirkan;
v. Persiapan masa pensiun;
vi. Kepemilikan saham;
vii. Lainnya.
- Definisi yang dipakai untuk “lokasi operasi yang signifikan”.
c. Pengungkapan 401-3: Cuti Melahirkan
Organisasi pelapor wajib melaporkan informasi dibawah ini:
- Total jumlah karyawan yang berhak mendapat cuti melahirkan, berdasarkan
jenis kelamin.
- Total jumlah karyawan yang mengambil cuti melahirkan, berdasarkan jenis
kelamin.
- Total jumlah karyawan yang kembali bekerja setelah cuti melahirkan,
berdasarkan jenis kelamin.
- Total jumlah karyawan yang kembali bekerja setelah cuti melahirkan, yang
masih dipekerjakan 12 bulan setelah kembali bekerja, berdasarkan jenis
kelamin.
- Tingkat karyawan yang mengambil cuti melahirkan yang kembali bekerja dan
dapat dipertahankan, berdasarkan jenis kelamin.

2. GRI 402: Hubungan Tenaga Kerja atau Manajemen


GRI 402 membahas tentang hubungan tenaga kerja atau manajemen, yang
mencakup praktik konsultasi organisasi dengan karyawan dan para perwakilan, termasuk
pendekatan organisasi dalam mengomunikasikan perubahan operasional.
1) Pengungkapan Pendekatan Manajemen
Persyaratan Pelaporan
Organisasi pelapor wajib melaporkan pendekatan manajemennya dengan menerapkan
GRI 103: Pendekatan manajemen.
2) Pengungkapan Topik Spesifik
Pengungkapan 402-1: Periode Pemberitahuan Minimum Terkait Perubahan
Operasional
- Jumlah minggu pemberitahuan minimum sebelum mengimplementasikan
perubahan operasional yang dapat memberikan pengaruh besar pada karyawan
dan perwakilan mereka.
- Melaporkan apakah periode pemberitahuan, konsultasi, dan negosiasi telah
dijelaskan secara spesifik (untuk organisasi dengan perjanjian perundingan
kolektif).

3. GRI 403: Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Membahas tentang keselamatan dan kesehatan kerja.
1) Pengungkapan Pendekatan Manajemen
Persyaratan Pelaporan
Organisasi pelapor wajib melaporkan pendekatan manajemennya dengan
menerapkan GRI 103: Pendekatan Manajemen.
a. Pengungkapan 403-1: Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja
Organisasi pelapor harus melaporkan informasi berikut untuk karyawan dan
pekerja bukan karyawan tetapi pekerjaannya dikendalikan oleh organisasi:
- Pernyataan mengenai telah diimplementasikannya sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja, termasuk:
i. Sistem diimplementasikan karena adanya persyaratan hukum dan perlu
dijelaskan daftar persyaratan tersebut;
ii. Sistem diimplementasikan berdasarkan manajemen risiko dan perlu
dijelaskan daftar standar atau panduannya.
- Deskripsi mengenai ruang lingkup pekerja, aktivitas, dan tempat kerja beserta
penjelasan mengenai ruang lingkup pekerja, aktivitas, atau tempat kerja yang
tidak tercakup.
b. Pengungkapan 403-2: Pengidentifikasian Bahasa, Penilaian Risiko, dan
Investigasi Insiden
Organisasi pelapor harus melaporkan informasi berikut untuk karyawan dan
pekerja bukan karyawan tetapi pekerjaannya dikendalikan oleh organisasi:
- Proses pengidentifikasian bahaya dan menilai risiko secara rutin dan non-rutin,
serta penerapan hierarkipengendalian untuk menghilangkan dan
meminimalkan bahaya juga risiko, termasuk:
i. Cara organisasi memastikan kualitas proses dan kompetensi orang yang
melaksanakan;
ii. Hasil proses digunakan untuk mengevaluasi dan meningkatkan sistem
keselamatan serta kesehatan kerja secara terus menerus;
- Proses pelaporan bahaya terkait pekerjaan dan situasi berbahaya serta
penjelasan mengenai cara pekerja dilindungi dari pembalasan akibat
melaporkan bahaya.
- Kebijakan dan proses bagi pekerja untuk meninggalkan situasi kerja yang
dapat menyebabkan kecelakaan atau penyakit, dan penjelasan cara pekerja
dilindungi dari pembalasan akibat menghindari pekerjaan.
- Proses penginvestigasian insiden terkait pekerjaan, termasuk proses untuk
mengidentifikasi bahaya dan menilai risiko suatu insiden, menentukan
tindakan korektif menggunakan hierarki pengendalian, dan menetukan
perbaikan yang diperlukan.
c. Pengungkapan 403-3: Layanan Kesehatan Kerja
Organisasi pelapor harus melaporkan informasi berikut untuk karyawan dan
pekerja bukan karyawan tetapi pekerjaannya dikendalikan oleh organisasi:
- Fungsi layanan kesehatan kerja yang berkontribusi pada proses
mengidentifikasi dan menghilangkan bahaya serta meminimalkan risiko, juga
cara organisasi memastikan kualitas layanan dan memfasilitasi pekerja untuk
mengaksesnya.
d. Pengungkapan 403-4: Partisipasi, Konsultasi, dan Komunikasi Pekerja
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Organisasi pelapor harus melaporkan informasi berikut untuk karyawan dan
pekerja bukan karyawan tetapi pekerjaannya dikendalikan oleh organisasi:
- Proses partisipasi dan konsultasi dalam pengembangan, pengimplementasian,
dan evaluasi sistem, serta menyediakan akses untuk mengomunikasikan
informasi relevan mengenai keselamatan dan kesehatan pekerja.
- Jika terdapat komite formal gabungan manajemen dan pekerja, laporkan
tentang tanggung jawab mereka, frekuensi pertemuan, otoritas pengambilan
keputusan, serta alasan adanya pekerja yang tidak diwakili oleh komite.
e. Pengungkapan 403-5: Pelatihan Pekerja mengenai Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
Organisasi pelapor harus melaporkan informasi berikut untuk karyawan dan
pekerja bukan karyawan tetapi pekerjaannya dikendalikan oleh organisasi:
- Pelatihan keselamatan dan kesehatan, termasuk pelatihan umum dan pelatihan
mengenai aktivitas atau situasi berbahaya.
f. Pengungkapan 403-6: Peningkatan Kualitas Kesehatan Pekerja
Organisasi pelapor harus melaporkan informasi berikut untuk karyawan dan
pekerja bukan karyawan tetapi pekerjaannya dikendalikan oleh organisasi:
- Cara organisasi memfasilitasi akses pekerja terhadap layanan obat, perawatan
kesehatan, dan ruang lingkup akses yang disediakan.
- Layanan dan program sukarela untuk meningkatkan kualitas kesehatan pekerja
dalam mengatasi risiko kesehatan utama maupun spesifik, serta cara organisasi
memfasilitasi akses pekerja ke layanan program.
g. Pengungkapan 403-7: Pencegahan dan Mitigasi Dampak dari Keselamatan
dan Kesehatan Kerja yang Secara Langsung Terkait Hubungan Bisnis
Organisasi pelapor harus melaporkan informasi berikut untuk karyawan dan
pekerja bukan karyawan tetapi pekerjaannya dikendalikan oleh organisasi:
- Pendekatan organisasi untuk mencegah dampak keselamatan dan kesehatan
kerja negatif yang beraitan dengan operasi, produk atau layanan bisnis, dan
bahaya serta risiko terkait.
2) Pengungkapan Topik Spesifik
a. Pengungkapan 403-8: Pekerja yang Tercakup dalam Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Organisasi pelapor wajib melaporkan informasi dibawah ini:
- Jika organisasi telah mengiplementasikan system manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja berdasarkan syarat/hukum/standar/panduan yang diakui:
i. Jumlah dan persentase seluruh karyawan dan pekerja bukan karyawan tetapi
pekerjaannya dikendalikan oleh organisasi, yang tercakup dalam sistem
sejenis;
ii. Jumlah dan persentase semua karyawan dan pekerja bukan karyawan tetapi
pekerjaannya dikendalikan oleh organisasi, yang tercakup dalam sistem
sejenis yang telah diaudit secara internal;
iii. Jumlah dan persentase semua karyawan dan pekerja bukan karyawan tetapi
pekerjaannya dikendalikan oleh organisasi, yang tercakup dalam sistem
sejenis yang telah diaudit dan disertifikasi pihak ekternal.
- Jika ada, berikan penjelasan mengenai alasan pekerja tidak disertakan dalam
pengungkapan, termasuk jenis pekerjaan yang dikecualikan.
- Seluruh informasi kontekstual yang diperlukan untuk memahami proses
pengumpulan.
b. Pengungkapan 403-9: Kecelakaan Kerja
Organisasi pelapor wajib melaporkan:
- Untuk semua karyawan:
i. Jumlah dan tingkat fatalitas sebagai akibat kecelakaan kerja;
ii. Jumlah dan tingkat kecelakaan kerja dengan konsekuensi tinggi;
iii. Jumlah dan tingkatkecelakaan kerja yang dapat dicatat;
iv. Jenis-jenis kecelakaan kerja;
v. Jumlah jam kerja.
- Untuk semua pekerja bukan karyawan yang pekerjaannya dikendalikan oleh
organisasi:
i. Jumlah dan tingkat fatalitas sebagai akibat kecelakaan kerja;
ii. Jumlah dan tingkat kecelakaan kerja dengan konsekuensi tinggi;
iii. Jumlah dan tingkatkecelakaan kerja yang dapat dicatat;
iv. Jenis-jenis kecelakaan kerja;
v. Jumlah jam kerja.
- Bahaya kerja yang memberikan risiko kecelakaan dengan konsekuensi tinggi
termasuk:
i. Bagaimana suatu bahaya ditetapkan;
ii. Menentukan mana bahaya yang mengakibatkan kecelakaan kerja dengan
kosekuensi tinggi;
iii. Tindakan yang diambil untuk menghilangkan bahaya dan meminimalkan
risiko menggunakan hierarki pengendalian.
- Tindakan yang diambil untuk menghilangkan bahaya dan meminimalkan
risiko menggunakan hierarki pengendalian.
- Jika perhitungan berdasarkan 200.000/1.000.000 jam kerja.
- Menjelaskan alasan pekerja tidak disertakan dalam pengungkapan, termasuk
jenis pekerjaan yang tidak disertakan.
- Semua informasi kontekstual yang dperlukan untuk memahami proses data
yang dikumpulkan.
c. Pengungkapan 403-10: Penyakit Akibat Kerja
Organisasi pelapor wajib melaporkan:
- Untuk semua karyawan:
i. Jumlah dan tingkat fatalitas sebagai akibat kecelakaan kerja;
ii. Jumlah kasus penyakit akibat kerja yang dapat dicatat;
iii. Jenis-jenis utama penyakit akibat kerja.
- Untuk semua pekerja bukan karyawan yang pekerjaannya dikendalikan oleh
organisasi:
i. Jumlah fatalitas yang disebabkan oleh penyakit akibat kerja;
ii. Jumlah kasus penyakit akibat kerja yang dapat dicatat;
iii. Jenis-jenis utama penyakit akibat kerja.
- Bahaya kerja yang memberikan risiko kecelakaan dengan konsekuensi tinggi
termasuk:
i. Bagaimana suatu bahaya ditetapkan;
ii. Jenis bahaya yang menyebabkan penyakit selama periode pelaporan;
iii. Tindakan yang diambil untuk menghilangkan bahaya dan meminimalkan
risiko menggunakan hierarki pengendalian.
- Menjelaskan alasan pekerja tidak disertakan dalam pengungkapan, termasuk
jenis pekerjaan yang tidak disertakan.
- Semua informasi kontekstual yang dperlukan untuk memahami proses data
yang dikumpulkan.

4. GRI 404: Pelatihan dan Pendidikan 2016


GRI 404 membahas tentang pelatihan dan pendidikan yang mencakup pendekatan
organisasi terhadap pelatihan dan peningkatan keterampilan karyawan, tinjauan
pengembangan karir dan kinerja, program bantuan peralihan untuk kemapuan kerja yang
berkesinambungan, serta manajemen akhir karir karena pensiun atau PHK.
1) Pengungkapan Pendekatan Manajemen
Persyaratan Pelaporan
Organisasi pelapor wajib melaporkan pendekatan manajemennya dengan
menerapkan GRI 103: Pendekatan Manajemen.
2) Pengungkapan Topik Spesifik
a. Pengungkapan 404-1: Rata-rata Jam Pelatihan per Tahun per karyawan
Organisasi pelapor wajib melaporkan rata-rata jam pelatihan yang dlakukan
karyawan selama periode pelaporan, berdasarkan:
- Jenis kelamin;
- Kategori karyawan.
b. Pengungkapan 404-2: Program untuk Meningkatkan Keterampilan
Karyawan dan Program Bantuan Peralihan
Organisasi pelapor wajib melaporkan informasi berikut:
- Jenis dan ruang lingkup program serta bantuan yang diberikan untuk
meningkatkan keterampilan karyawan.
- Program bantuan peralihan yang disediakan untuk memfasilitasi kemampuan
kerja yang berkesinambungan dan manajemen akhir karir karena pensiun atau
PHK.
c. Pengungkapan 404-3: Persentase karyawan yang Menerima Tinjauan Rutin
terhadap Kinerja dan Pengembangan Karier
Organisasi pelapor wajib melaporkan persentase total karyawan berdasarkan jenis
kelamin dan kategori karyawan yang menerima tinjauan rutin terhadap kinerja dan
pengembangan karir selama periode pelaporan.

5. GRI 405: Keanekaragaman dan Kesempatan Setara 2016


GRI 405 membahas tentang pendekatan organisasi terhadap keanekaragaman dan
kesempatan setara di tempat kerja.
1) Pengungkapan Pendekatan Manajemen
Persyaratan Pelaporan
Organisasi pelapor wajib melaporkan pendekatan manajemennya dengan
menerapkan GRI 103: Pendekatan Manajemen.
2) Pengungkapan Teori Spesifik
a. Pengungkapan 405-1: Keanekaragaman Badan Tata Kelola dan Karyawan
Organisasi pelapor wajib melaporkan informasi berikut:
- Persentase individu dalam tata kelola organisasi di setiap kategori berikut:
i. Jenis kelamin;
ii. Kelompok usia: di bawah 30 tahun, 30-50 tahun, dan di atas 50 tahun;
iii. Indikator keberagaman lainnya yang relevan.
- Persentase karyawan per kategori dalam setiap kategori berikut:
i. Jenis kelamin;
ii. Kelompok usia: di bawah 30 tahun, 30-50 tahun, dan di atas 50 tahun;
iii. Indikator keberagaman lainnya yang relevan.
b. Pengungkapan 405-2: Rasio Gaji pokok dan Remunerasi Perempuan
Dibandingkan Laki-laki
Organisasi pelapor wajib melaporkan informasi berikut:
- Rasio gaji pokok dan remunerasi perempuan dibandingkan laki-laki untuk
setiap kategori karyawan, berdasarkan lokasi operasi yang signifikan.
- Definisiyang digunakan untuk “lokasi operasi yang signifikan”.

6. GRI 406: Non-diskriminasi 2016


GRI 406 membahas tentang non-diskriminasi.
1) Pengungkapan Pendekatan Manajemen
Organisasi pelapor wajib melaporkan pendekatan manajemennya dengan
menerapkan GRI 103: Pendekatan Manajemen.
2) Pengungkapan Topik Spesifik
a. Pengungkapan 406-1: Insiden Diskriminasi dan Tindakan Perbaikan yang
Dilakukan
Organisasi pelapor wajib melaporkan informasi dibawah ini:
- Jumlah total insiden diskriminasi selama periode pelaporan.
- Status insiden dan tindakan yang dilakukan berdasarkan rujukan:
i. Insiden yang ditinjau organisasi;
ii. Rencana remediasi yang sedang dilakukan;
iii. Renacan remediasi yang telah diterapkan dengan hasil yang ditinjau melalui
proses kajian manajemen internal rutin;
iv. Insiden yang bukan lagimenjadi subjek tindakan.

7. GRI 407: Kebebasan Berserikat dan Perundingan Kolektif 2016


GRI 407 membahas tentang kebebasan berserikat dan perundingan kolektif.
1) Pengungkapan Pendekatan Manajemen
Organisasi pelapor wajib melaporkan pendekatan manajemennya dengan
menerapkan GRI 103: Pendekatan Manajemen.
2) Pengungkapan Topik Spesifik
a. Pengungkapan 407-1: Operasi dan Pemasok dimana Ha katas Kebebasan
Berserikat dan Perundingan Kolektif Mungkin Berisiko
Organisasi pelapor wajib melaporkan informasi dibawah ini:
- Operasi dan pemasok dimana hak-hak pekerja untuk mendapatkan kebebasan
berserikat atau perundingan kolektif mungkin dilanggar atau mengalami risiko
signifikan dalam hal:
i. Jenis operasi dan pemasok;
ii. Negara atau wilayah geografis dengan operasi dan pemasok yang dianggap
berisiko.
- Tindakan oleh organisasi yang bertujuan mendukung hak pekerja untuk
mendapatkan kebebasan berserikat dan perundingan kolektif.
8. GRI 408: Pekerja Anak 2016
GRI 408 membahas tentang pekerja anak yang mencakup penghapusan pekerja
anak sebagai prinsip dan tujuan utama dari instrument serta legislasi hak asasi manusia,
juga merupakan subjek dari legislasi nasional di hampir seluruh negara.
1) Pengungkapan Pendekatan Manajemen
Persyaratan Pelaporan
Organisasi pelapor wajib melaporkan pendekatan manajemennya dengan
menerapkan GRI 103: Pendekatan Manajemen.
2) Pengungkapan Topik Spesifik
a. Pengungkapan 408-1: Operasi dan Pemasok yang Berisiko Signifikan
terhadap Insiden Pekerja Anak
Organisasi pelapor wajib melaporkan informasi berikut:
- Operasi dan pemasok yang dianggap berisiko signifikan terhadap insiden:
i. Pekerja anak;
ii. Pekerja muda yang terkena pekerjaan berbahaya.
- Operasi dan pemasok yang dianggap berisiko signifikan terhadap insiden
pekerja anak dalam hal:
i. Jenis operasi dan pemasok;
ii. Negara atau wilayah geografis dengan operasi dan pemasok yang dianggap
berisiko.
- Tindakan yang dilakukan organisasi dalam periode pelaporan yang ditujukan
untuk kontribusi terhadap penghapusan pekerja anak secara efektif.

9. GRI 409: Kerja Paksa atau Wajib Kerja 2016


GRI 409 membahas tentang kerja paksa atau wajib kerja.
1) Pengungkapan Pendekatan Manajemen
Organisasi pelapor wajib melaporkan pendekatan manajemennya dengan
menerapkan GRI 103: Pendekatan Manajemen.
2) Pengungkapan Topik Spesifik
a. Pengungkapan 409-1: Operasi dan Pemasok yang Berisiko Signifikan
terhadap Insiden Kerja Paksa atau Wajib Kerja
Organisasi pelapor wajib melaporkan informasi berikut:
- Operasi dan pemasok yang dianggap berisiko signifikan terhadap insiden kerja
paksa atau wajib kerja dalam hal:
i. Jenis operasi dan pemasok;
ii. Negara atau wilayah geografis dengan operasi dan pemasok yang dianggap
berisiko.
- Tindakan yang dilakukan organisasi dalam periode pelaporan yang ditujukan
untuk kontribusi terhadap penghapusan segala bentuk kerja pakwa atau wajib
kerja.

Anda mungkin juga menyukai