Anda di halaman 1dari 2

3.

1 Kalimat Efektif
3.1.1 Pengertian
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, dan
perasaan dengan tepat ditinjau dari segi diksi, struktur, dan logikanya (Putrayasa, 2007:2).
Dengan kata lain, kalimat efektif selalu berterima secara gramatika dan secara makna. Dalam
hal ini, makna yang tepat dan sempurna terungkap melalui gramatika (struktur kalimat dan
bentuk kata) yang tepat dan sempurna pula.

3.1.2 Struktur Kalimat Efektif (lihat Putrayasa, 2007:47 – 54)


3.1.2.1 Struktur Umum
Unsur kalimat terdiri atas unsur wajib dan unsur tidak wajib. Unsur wajib adalah
unsur yang wajib hadir atau muncul dalam kalimat. Unsur wajib dalam sebuah kalimat
sempurna adalah unsur subjek dan predikat. Unsur tidak wajib adalah unsur yang
kehadirannya dalam kalimat bersifat manasuka, bisa muncul dan bisa juga tidak muncul
karena ketidakhadiran unsur itu tidak mempengaruhi keutuhan kalimat, baik keutuhan
struktur maupun keutuhan makna. Sebagai contoh: Dia memang sudah harus pergi sore ini
ke kampus. Unsur wajib pada kalimat tersebut adalah dia dan pergi, yang secara sintaktis
masing-masing berfungsi sebagai subjek dan predikat. Selebihnya adalah unsur tidak wajib
yang bersifat manasuka. Sementara dalam kalimat: Kami membeli ikan di Pasar Senggol
tadi pagi, yang menjadi unsur wajibnya adalah kami membeli ikan, yang secara sintaktis
masing-masing unsur itu berfungsi sebagai subjek, predikat, dan objek, sedangkan selebihnya
adalah unsur manasuka.
Gambaran di atas menunjukkan bahwa secara kanonis, struktur umum kalimat efektif
adalah subjek – predikat (SP) atau subjek – predikat – objek (SPO) yang masing-masing
struktur bisa diikuti unsur keterangan atau adjung.

3.1.2.2 Struktur Paralel


Yang dimaksud dengan paralel atau kesejajaran dalam kalimat adalah penggunaan
bentuk-bentuk bahasa yang sama yang dipakai dalam susunan serial (lihat Putrayasa,
2007:48). Jadi, kesejajaran atau paralelisme mempersyaratkan kesamaan bentuk atau kelas
kata (nomina, verba, dsb.) atau frasa yang dipakai untuk menunjukkan kesederajatan bagian-
bagian kalimat. Singkatnya, kalau unsur sederajat yang satu menggunakan bentuk nomina,
maka unsur sederajat (paralel) lainnya juga harus dinyatakan dalam bentuk nomina, tidak
boleh dari kelas lain, seperti verba atau adjektiva. Contohnya, Polisi tengah menangani kasus
pencurian dan pembunuhan itu. Unsur yang paralel (sederajat) dalam kalimat tersebut adalah
pencurian dan pembunuhan Karena keduanya sederajat, maka dinyatakan dalam bentuk kata
yang sama, yakni sama-sama nomina.
Kesejajaran dapat dibedakan atas dua, yaitu kesejajaran bentuk dan kesejajaran
makna. Pembahasan kedua bentuk kesejajaran tersebut, masing-masing seperti berikut.

1. Kesejajaran Bentuk
Kesejajaran bentuk berhubungan dengan bentuk kata yang digunakan yang dihasilkan
melalui proses morfologis, terutama melalui afiksasi. Berikut ini contoh ketidaksejajaran
bentuk yang mengakibatkan ketidakefektifan kalimat.
(1) Kegiatannya meliputi pembelian buku, membuat katalog, dan mengatur peminjaman
buku.
Ketidaksejajaran pada kalimat (1) terletak pada perbedaan kelas kata, yakni nomina
pembelian (buku) dengan verba membuat (katalog), dan mengatur (peminjaman buku). Untuk
mengefektifkan kalimat tersebut, ketiga unsur yang sederajat tersebut disejajarkan menjadi
nomina semua (1a) atau menjadi verba semua (1b).
(1a) Kegiatannya meliputi pembelian buku, pembuatan katalog, dan pengaturan peminjaman
buku.(nomina)
(1b) Kegiatannya ialah membeli buku, membuat katalog, dan mengatur peminjaman buku.
(verba)
(2) Dengan penghayatan yang sungguh-sungguh terhadap profesinya serta memahami
tugas yang diembannya, dokter Hery telah mengakhiri masa jabatannya dengan baik.
Bentuk yang tidak sejajar dalam kalimat (2) adalah bentuk nomina penghayatan dan verba
memahami. Kalimat tersebut bisa diefektifkan dengan menyejajarkan kedua kelas yang
berbeda tersebut menjadi nomina semua (2a) atau menjadi verba semua (2b).
(2a) Dengan penghayatan yang sungguh-sungguh terhadap profesinya serta pemahaman
akan tugas yang diembannya, dokter Hery telah mengakhiri masa jabatannya dengan
baik.
(2b) Dengan menghayati secara sungguh-sungguh terhadaop profesinya serta memahami
akan tugas yang diembannya, dokter Hery telah mengakhiri masa jabatannya dengan
baik.

Anda mungkin juga menyukai