Anda di halaman 1dari 12

i jt veT

I nt er nat io na l Jo ur na l o f T ec hno lo g y Vo cat io na l E ducat io n a nd T r a ining

Vol. 3 No. 1 (2022) 62 - 73 ISSN Media Elektronik:2723-0546

Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Dengan Menggunakan Media


Kartu Kata Bewarna Pada Siswa Kelas I SD Negeri 08 Pulau Punjung

Yusnaini Erita1
1SDN08 Pulau Punjung
1
yusnainierita08gmail.com

Abstract
The purpose of this study was to improve Indonesian language learning outcomes in grade 1 students of SD Negeri
08 Pulau Punjung in 2019 by using word card media. The form of research is Classroom Action Research which
consists of 4 stages, namely planning, implementing actions, observing, and reflecting. The subjects were grade 1
students of SD Negeri 08 Pulau Punjung, Pulau Punjung Subdistrict, Dharmasraya Regency, totaling 30 students
consisting of 16 male students and 14 female students. Based on this research, it can be concluded that in the
second cycle, the students' learning outcomes and activeness after being given action showed an increase from the
first cycle. By using word card media, the average score of students increased from 68.09 to 86.19. The
completeness of student learning from the percentage of completeness 100% exceeds the minimum completeness
criteria, which is 80%.

Keywords: Learning Outcomes, Word Cards, Indonesian

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia pada siswa kelas 1 SD Negeri 08
Pulau Punjung tahun 2019 dengan menggunakan media kartu kata. Bentuk penelitian adalah Penelitian Tindakan
Kelas yang terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Sebagai
subjeknya adalah siswa kelas 1 SD Negeri 08 Pulau Punjung Kecamatan Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya
yang berjumlah 30 siswa terdiri dari 16 orang siswa laki- laki dan 14 orang siswa perempuan. Berdasarkan
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pada siklus kedua hasil belajar dan keaktifan siswa setelah diberikan
tindakan, terlihat meningkat dari siklus pertama. Dengan menggunakan media kartu kata, nilai rata-rata peserta
didik meningkat dari 68,09 menjadi 86,19. Ketuntasan belajar siswa dari persentase ketuntasan 100% melebihi
kriteria ketuntasan minimum yaitu 80%.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Kartu Kata, Bahasa Indonesia

1. Pendahuluan Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan


intelektual,sosial dan emosional peserta didik dan
Latar Belakang
merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari
Bahasa Indonesia adalah ilmu dasar yang
semua mata pelajaran.
berkembang dengan pesat, baik materi maupun
Penggunaan media pembelajaran merupakan hal
kegunaannya dalan kehidupan sehari-hari. Pelajaran
yang penting ketika menjalankan proses pembelajaran
Bahasa Indonesia mempunyai peranan yang penting
karena media pembelajaran dapat membantu siswa
dalam dunia pendidikan, karena pelajaran Bahasa
dalam memahami materi pembelajaran. Selain itu juga
Indonesia merupakan salah satu sarana yang digunakan
media pembelajaran dapat meningkatkan motivasi
untuk dapat membentuk penalaran dan berpikir secara
belajar siswa dan minat siswa dalam mengikuti kegiatan
ilmiah.
pembelajaran. Hal ini karena siswa SD kelas rendah
Muatan pelajaran Bahasa Indonesia sebagai salah
masih bersifat operasional konkret yaitu dalam
satu mata pelajaran di Sekolah Dasar (SD) mempunyai
pemahamannya masih membutuhkan bantuan dari
peran strategis dalam pembangunan IPTEK karena

Diterima Redaksi : 14-07-2022 | Selesai Revisi : 31-07-2022 | Diterbitkan Online : 31-07-2022


62
International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3 No.1 (2022) 62 – 73

benda- benda nyata yang dapat menjelaskan materi yang pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru adalah
disampaikan. kartu kata. Kartu kata adalah media pembelajaran yang
Berdasarkan hasil pengamatan awal di kelas I di efektif untuk pembelajaran Bahasa Indonesia dengan
SD Negeri 08 Pulau Punjung pada mata pelajaran Kompetensi Dasar 4.8. Menyusun kalimat ungkapan
Bahasa Indonesia nilai rata-rata siswa masih rendah.. petunjuk dari kata yang berhubungan dengan kebersihan
Berdasarkan daftar nilai siswa kelas I bahwa nilai rata- lingkungan rumah. Kartu kata memenuhi kriteria media
rata Bahasa Indonesia materi struktur kalimat sederhana pembelajaran yang baik. Kriteria tersebut antara lain:
masih rendah. Mayoritas siswa kelas I masih kesulitan sederhana, mudah digunakan, mudah disimpan,
memahami materi struktur kalimat dengan Kompetensi memperlancar pembelajaran, tahan lama, sesuai dengan
Dasar 4.8. Menyusun kalimat ungkapan petunjuk dari topik yang diajarkan, tidak menimbulkan salah tafsir
kata yang berhubungan dengan kebersihan lingkungan dan mengarah pada satu pengertian. Selain itu kartu kata
rumah. Hal ini terlihat dari ulangan harian Bahasa merupakan salah satu media pembelajaran yang bersifat
Indonesia siswa kelas I SD Negeri 08 Pulau Punjung semi konkret sesuai dengan karakteristik siswa yang
pada materi struktur kalimat, dari 30 siswa, ada 24 siswa bersifat operasional konkret.
yag nilainya tidak mencapai KKM dengan rentang nilai
40-69, dan 6 siswa yang mendapat nilai sama dan atau Tujuan Penelitian
melebihi KKM dengan rentang nilai 80-100. Guru kelas
Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk
I SD Negeri 08 Pulau Punjung menentukan nilai kriteria
mendeskripsikan peningkatan pembelajaran Bahasa
ketuntasan minimal (KKM) adalah 80.
Indonesia dengan menggunakan media kartu kata pada
Hasil pengamatan awal pada kelas I SD Negeri
siswa kelas I SD Negeri 08 Pulau Punjung Kecamatan
08 Pulau Punjung dalam pembelajaran guru masih
Pulau Punjung.
banyak menggunakan metode ceramah dan masih jarang
Secara khusus, bertujuan untuk :
dalam menggunakan alat peraga dalam menyampaikan
1. Mendeskripsikan rancangan pembelajaran Bahasa
pelajaran Bahasa Indonesia, sehingga siswa kurang aktif
Indonesia dengan menggunakan media kartu kata
dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal tersebut
siswa kelas I SD Negeri 08 Pulau Punjung
dibuktikan dengan minimnya antusiasme siswa dalam
Kecamatan Pulau Punjung.
mengikuti pembelajaran. Selain itu interaksi siswa
2. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran Bahasa
dengan guru belum terlihat, siswa belum aktif
Indonesia dengan menggunakan media kartu kata
bertanya selama proses pembelajaran. Siswa juga
kelas I SD Negeri 08 Pulau Punjung Kecamatan
mengalami kesulitan dalam memahami struktur
Pulau Punjung.
kalimat. Hal ini terlihat ketika dalam mengerjakan soal
3. Mendeskripsikan hasil belajar siswa pada
latihan masih banyak siswa yang salah susun dan tidak
pembelajaran Bahasa Indonesia dengan media kartu
selesai. Guru merupakan faktor yang paling
kata siswa kelas I SD Negeri 08 Pulau Punjung
berpengaruh dalam meningkatkan pemahaman siswa
Kecamatan Pulau Punjung.
akan suatu materi pembelajaran, karena guru memiliki
peran untuk membimbing dan memfasilitasi siswa
Tinjauan Pustaka
dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal ini menjadi
salah satu penyebab rendahnya hasil belajar mata Hakikat Hasil Belajar
pelajaran Bahasa Indonesia tentang struktur kalimat. Hasil belajar merupakan tolok ukur yang dapat
Rendahnya hasil belajar materi struktur kalimat digunakan untuk menentukan tingkat keberhasilan
siswa kelas I SD Negeri 08 Pulau Punjung mendorong siswa. Hasil belajar juga merupakan prestasi yang
penulis untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas di dicapai setelah mengikuti proses pembelajaran. Menurut
SD Negeri 08 Pulau Punjung. Hal ini bertujuan untuk Oemar (2005) menyatakan bahwa hasil belajar adalah
meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep perubahan tingkah laku pada diri siswa yang dapat
struktur kalimat materi kalimat ungkapan petunjuk. diamati dan diukur dalam bentuk perubahan sikap dan
Media pembelajaran berupa kartu kata yang keterampilan. Perubahan tersebut diartikan terjadinya
digunakan dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia peningkatan dan pengembangan.
tentang struktur kalimat, materi kalimat ungkapan Hasil belajar yang dicapai akan memberikan efek
petunjuk akan memusatkan perhatian siswa. Media terhadap peningkatan minat siswa dalam mempelajari
pembelajaran ini dapat diamati atau dipegang ketika Bahasa Indonesia dan sikap percaya diri dalam
melakukan aktivitas belajar. Selain itu media berkomunikasi. Menurut Oemar (2005) menyatakan
pembelajaran juga membantu guru dalam menjelaskan bahwa, hasil belajar adalah tingkah laku baru yang
materi pembelajaran yang akan disampaikan sehingga timbul misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, timbulnya
siswa akan lebih mudah dalam memahami konsep pengertian baru, perubahan dari setiap kebiasaan,
materi tersebut. keterampilan, kesanggupan, menghargai perkembangan
Dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa sifat-sifat sosial, emosional dan pertumbuhan
dalam pemahaman kalimat, maka diperlukan media jasmaniah.
pembelajaran yang sesuai. Salah satu alternatif media

International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3No.1 (2022) 62 – 73
63
International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3 No.1 (2022) 62 – 73

Dari kutipan diatas dapat dijelaskan bahwa hasil Keterampilan transfer adalah siswa
belajar merupakan suatu prestasi yang dicapai seseorang menerapkan kaedah yang sesuai dengan konteks
dalam mengikuti proses belajar. Hadari (1981) bahasa yang dihadapinya. Siswa memahami
mengemukakan bahwa prestasi adalah tingkat wacana atau paragraf dan kalimat, siswa berbicara
keberhasilan seseorang dalam mengikuti pelajaran, yang atau menulis dalam situasi latihan minsalnya dalam
ditentukan dalam bentuk skor atau angka yang diperoleh kegiatan tanya jawab, dialog, diskusi dan pidato.
dari hasil evaluasi. Pendapat ini diperkuat oleh Anas
4. Keterampilan komunikasi
(1986) mengemukakan bahwa evaluasi adalah kegiatan
atau proses untuk menilai sesuatu. Keterampilan komunikasi adalah pengunaan
Hasil evaluasi akan dilahirkan dalam bentuk bahasa yang di pelajari sebagai sarana komunikasi
penilaian angka ataupun huruf. Penilaian merupakan siswa memahami ucapan tulisan dan tanda kurtural
suatu alat untuk mengetahui keberhasilan proses dan yang belum pernah di pelajarinya.
hasil belajar siswa. Proses belajar mengajar pada
Berdasarkan paparan diatas hasil belajar bahasa
akhirnya akan mendatangkan suatu hasil akhir yang
Indonesia yang ditentukan dalam penelitian kali ini
disebut dengan hasil belajar. Menurut Sudjana (2005)
adalah memproleh hasil atau nilai yang tinggi untuk
hasil belajar adalah suatu kemampuan yang dicapai
ujian atau tes Bahasa Indonesia. Selain itu melalui
siswa setelah melalui kegiatan belajar.
penggunaan media kartu kata siswa mampu memahami
Dengan demikian hasil belajar adalah perubahan
konsep pola kalimat materi kalimat ungkapan petunjuk.
pada diri siswa yang dihasilkan dari proses kegiatan
Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran
pembelajaran yang mencakup aspek kognitif, afektif dan
untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai
psikomotor. Perubahan pada aspek kognitif dapat
bahan yang sudah diajarkan. Dalam mengaktualisasikan
berupa peningkatan pengetahuan siswa akan materi
hasil belajar tersebut diperlukan serangkaian
pelajaran yang dipelajari, perubahan pada aspek afektif
pengukuran menggunakan alat evaluasi yang baik dan
dapat berupa perubahan tingkah laku siswa yang sesuai
memenuhi syarat.
dengan norma- norma agama. Perubahan pada aspek
psikomotor dapat ditunjukkan dengan meningkatnya
Pembelajaran Bahasa Indonesia
keterampilan yang dimiliki siswa. Siswa dapat
Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD pada
mengembangkan potensi yang sudah dimilikinya.
dasarnya adalah interaksi dan komunikasi. Siswa SD
Belajar bahasa pada dasarnya bertujuan untuk
belum bisa diajari secara definisi. Untuk itu guru perlu
mengungkapkan kemampuan menggunakan untuk
menyiapkan strategi atau perencanaan mengajar secara
berbagai kepentingan Valleta dan Disk dalam Puji
matang, agar pembelajaran Siswa SD bisa
Santosa (Buku Materi Pokok, PGSD Modul 1-9).
menyenangkan. Pembelajaran Bahasa Indonesia
Mengelompokkan tujuan pembelajaran bahasa atas
diarahkan untuk mempertajam kepekaan perasaan
keterampilan dan jenis prilakunya.
siswa. Siswa diharapkan bisa mengkonstruksikan
Secara hierarkis mengurutkan dari keterampilan
pemahamannya sendiri dengan guru sebagai fasilitator
yang sederhana sampai keterampilan yang paling luas.
bukan sebagai sumber utama pembelajaran. Hari ini
Adapun keterampilan tersebut adalah :
masih banyak kita jumpai pembelajaran yang dilakukan
1. Keterampilan mekanis oleh guru dengan cara konvensional, yang kurang
Keterampilan mekanis adalah keterampilan memberikan kesempatan bagi siswa untuk berpikir
yang paling sederhana yang berupa hafalan atau logis. Pembelajaran Bahasa Indonesia hanya sebagai
ingatan. Siswa mengafal dan mengingat bentuk- metode untuk menemukan jawaban dari pertanyaan
bentuk bahasa yang paling sederhana, di mulai tertutup dan definisi, hal ini dikhawatirkan dapat
dengan mendengar beberapa kosakata baru, merusak kecerdasan intuisi siswa.
membaca sukukata, kelompok kata dan kalimat. Pembelajaran Bahasa Indonesia harus memberikan
Jenis prilaku yang terbentuk dalam dirinya adalah kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan
presepsi terhadap dua unsur bahasa atau lebih. mengkomunikasikan kembali. Oleh karena itu seorang
Siswa belajar membedakan arti kata dalam bahasa guru harus mengetahui langkah-langkah
yang di pelajarinya dan membedakan dengan pembelajarannya agar penyampaiannya sistematis.
bahasa ibu yang dimilikinya. Seperti yang disampaikan oleh Zulkardi (Marsigit,
2013) langkah-langkah pembelajaran bahasa Indonesia:
2. Keterampilan pengenalan 1. Persiapan, Selain menyiapkan masalah
Keterampilan pengenalan adalah mempelajari kontekstual, guru harus memahami masalah dan
kaedah kebahasaan yang di pelajarinya. Siswa memiliki berbagai macam strategi yang mungkin
menunjukan bahwa ada ingatan tentang informasi akan ditempuh siswa dalam menyelesaikannya.
kaedah kebahasaan yang sudah di pelajari. 2. Pembukaan, pada bagian ini siswa diperkenalkan
dengan strategi pembelajaran yang dipakai dan
3. Keterampilan transfer diperkenalkan kepada masalah dari dunia nyata.
Kemudian siswa diminta untuk melihat fenomena

International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3No.1 (2022) 62 – 73
64
International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3 No.1 (2022) 62 – 73

dengan cara mereka sendiri. siswa berkomunikasi dan memahami serta mampu
3. Proses Pembelajaran, siswa mencoba berbagai menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa
strategi untuk menyelesaikan masalah sesuai nasional. Untuk dapat berkomunikasi dengan baik
dengan pengalamannya, dapat dilakukan secara sesuai kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan
perorangan maupun kelompok. Kemudian setiap
benar, siswa perlu ditunjang oleh pengetahuan-
siswa atau kelompok mempresentasikan hasil
kerjanya didepan siswa atau kelompok lain dan pengetahuan tentang keterampilan berbahasa
siswa atau kelompok lain memberi tangggapan Indonesia serta kemampuan memahami makna
terhadap hasil kerja siswa atau kelompok penyaji. bahasa Indonesia. Salah satu cara untuk melatih
Guru mengamati jalannya diskusi kelas dan pemahaman bahasa Indonesia, guru dapat melatih
memberi tanggapan sambil mengarahkan siswa siswa dengan kegiatan membaca, dimana siswa
untuk mendapatkan strategi terbaik serta dituntut memahami makna berisi teks bacaan
menemukan prinsip bersifat lebih umum. bahasa Indonesia. Sehingga bahasa Indonesia juga
4. Penutup, setelah mencapai kesepakatan tentang merupakan sarana untuk mendapatkan ilmu
strategi terbaik melalui diskusi kelas, siswa pengetahuan dan pengembangan intelektual.
diajak menarik kesimpulan dari pelajaran saat itu.
Hal ini didukung dengan uraian Depdiknas
Pada akhir pertemuan siswa harus mengerjakan
soal evaluasi. dalam Indihadi, D. dkk. (2009, hlm. 174) bahwa,
selain untuk meningkatkan kemampuan
Menurut Hernawan, A.H. dkk. (2007, hlm. 3), komunikasi siswa, ada fungsi lain, yaitu:
pembelajaran pada hakikatnya adalah proses 1) Sarana pembinaan dan kesatuan bangsa.
transaksional antara guru dan siswa dimana dalam 2) Sarana peningkatan pengetahuan dan
proses tersebut bersifat timbal balik, proses ini juga keterampilan dalam rangka pelestarian dan
terjadi antar siswa dengan siswa. “Pengajaran pengembangan budaya.
Bahasa Indonesia adalah proses mengajar atau 3) Sarana peningkatan pengetahuan dan
mengajarkan bahasa Indonesia” (Indihadi, D. dkk. pengemangan ilmu pengetahuan, teknologi
2009, hlm. 174). dan seni.
Berdasarkan pendapat tersebut, pembelajaran 4) Sarana penyebarluasan pemakaian bahasa
Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar merupakan indonesia yang baik untuk keperluan
proses mengajarkan Bahasa Indonesia, dimana menyangkut berbagai masalah.
dalam prosesnya terdapat hubungan timbal balik 5) Sarana pengembangan kemampuan
antara guru dengan siswa, maupun siswa dengan intelektual (penalaran).
siswa. Muatan pelajaran Bahasa Indonesia telah
diajarkan dijenjang Sekolah Dasar. karena mata Pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah
pelajaran Bahasa Indonesia merupakan mata Dasar mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan
pelajaran penting, dimana bahasa pengantar oleh Diknas dalam Resmini, N. dkk. (2009, hlm.
pembelajaran pun menggunakan Bahasa Indonesia. 28) yaitu:
Sehingga untuk keperluan komunikasi, a) Siswa mampu berkomunikasi secara efektif dan
pembelajaran Bahasa Indonesia perlu dikuasai oleh efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik
siswa. secara lisan maupun tulisan.
Hal tersebut sesuai dengan yang ditetapkan b) Siswa mampu menghargai dan bangga
Diknas dalam Resmini, N. dkk. (2009, hlm. 29) menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa
“pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SD persatuan dan bahasa negara.
diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa c) Siswa mampu memahami bahasa Indonesia
untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan.
dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun d) Siswa mampu menggunakan bahasa Indonesia
tulis serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil untuk meningkatkan kemampuan intelektual
karya kesusastraan”. serta kematangan emosional dan sosial.
Indihadi, D. dkk. (2009, hlm. 174) e) Siswa mampu menikmati dan memanfaatkan
mengemukakan bahwa pembelajaran Bahasa karya sastra untuk memperluas wawasan,
Indonesia yang dilaksanakan di Sekolah Dasar memperluas budi pekerti, serta meningkatkan
adalah mengajarkan bahasa Indonesia yang pengetahuan dan kemampuan berbahasa.
berkedudukan sebagai bahasa nasional dan bahasa f) Siswa mampu meghargai dan membanggakan
negara. Sehingga pembelajaran Bahasa Indonesia sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan
di Sekolah Dasar menekankan pada kemampuan intelektual manusia Indonesia.

International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3No.1 (2022) 62 – 73
65
International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3 No.1 (2022) 62 – 73

Pada dasarnya tugas utama seorang guru bahasa dapat terjaga kualitasnya.Warna kartu kata dibuat
Indonesia adalah membantu siswanya sama untuk satu kalimat ungkapan petunjuk yang
mendapatkan informasi, ide-ide, keterampilan- disusun. Jadi jumlah warna di sesesuaikan dengan
keterampilan, nilai-nilai, dan cara-cara berpikir jumlah kalimat ungkapan yang akan disusun.
serta cara-cara mengemukakan pendapat. Namun Media kartu kata tersebut ukurannya disesuaikan
tugas yang paling utama dari para guru bahasa dengan ukuran dan bentuk katanya.. Untuk jumlah
Indonesia di SD adalah membimbing para siswa kartu katanya tergantung pada panjang kalimat
tentang bagaimana belajar yang sesungguhnya petunjuk yang disusun.
serta bagaimana belajar memecahkan masalah Contoh : Media Kartu
sehingga hal-hal tersebut dapat digunakan di masa
depan mereka, di saat mereka sudah meninggalkan
bangku sekolah lalu terjun ke lapangan-lapangan
kerja yang sesuai Joyce dkk (1992:1).
Kata Kartu kata berfungsi untuk membantu
memahami tentang pola kalimat petunjuk yang
Kata adalah suatu unit dari suatu bahasa yang akan diajarkan. Media kartu kata digunakan
mengandung arti dan terdiri dari satu atau lebih melalui sebuah permainan. Permainan kartu kata
morfem. Umumnya kata terdiri dari satu akar kata digunakan di tengah sebuah materi untuk
tanpa atau dengan beberapa afiks. mengkonsolidasi ide-ide dasar dan menilai secara
(https:id.m.wikipedia) diagnostik pembelajaran pada saat itu.
Gabungan dari beberapa kata yang mengandung
makna menghasilkan kalimat. Pemilihan kata yang 2. Permainan Kartu Kata
akan digunakan untuk menyusun ungkapan kalimat Metode bermain kartu kata digunakan
petunjuk yang sesuai dengan Kompetensi Dasar sebagai penguatan penguasaan siswa atas
4.8, Menyusunan kalimat petunjuk, maka pilihan keterampilan yang lebih kompleks, mulai dari
kata disesuaikan dengan tema yang diusung yaitu pengenalan huruf (fonem), kata dan kalimat yang
“Lingkungan Bersih, Sehat, dan Asri”, Sub Tema harus dikomunkasikan melalui keterampilan
“Lingkungan Rumahku”. Kata- kata yang dipilih menyimak, membaca, menulis dan
tidak terikat dengan jenis kata atau bentuk kata. mengkomunikasikannya.
Hanya sesuai tema seperti : menjaga, kebersihan, (https://www.gurusukses.com)
saya, rumah. Menurut Dienes (Ruseffendi, 1992: 124)
permainan kartu kata sangat penting sebab
Media Kartu Kata operasional bahasa Indonesia sangat dipengaruhi
1. Pengertian Media Kartu Kata oleh lingkungan siswa,terutama dalam
Menurut Rifaidlilah Kartika (2012) kartu pembelajaran Bahasa Indonesia. Permainan kartu
kata berfungsi untuk menambah keterampilan kata menunjukkan suasana secara kongkret dan
siswa dalam memahami suatu materi yang lebih membimbing dan menajamkan kebahasaan
konsepnya telah dipelajari. Salah satu contoh alat pada siswa.
peraga kartu kata adalah kartu permainan kata. Dapat dikatakan bahwa objek-objek kongkret
Alat peraga kartu permainan kata ini berguna dalam bentuk permainan mempunyai peranan
untuk membina keterampilan siswa dalam sangat penting dalam pembelajaran Bahasa
menyusun menjadi kalimat. Setiap kartu Indonesia jika dimanipulasi dengan baik. Makin
menggunakan kata yang berbeda yaitu kata - kata banyak bentuk-bentuk yang berlainan dalam
yang disesuaikan dengan tema pembelajaran. konsep - konsep tertentu, akan makin jelas konsep
yang dipahami siswa, karena siswa akan
Media kartu kata adalah media pembelajaran
memperoleh hal-hal yang bersifat logis dalam
yang digunakan untuk membantu guru dalam
konsep yang dipelajarinya itu. Karakteristik siswa
menjelaskan konsep pola kalimat ungkapan
dapat diarahkan dalam kegiatan menemukan sifat-
sederhana, dengan Kompetensi Dasar 4.8,
sifat kesamaan dalam permainan yang sedang
Menyusun kalimat ungkapan petunjuk. Media
diikuti. Untuk melatih siswa dalam mencari
kartu kata yang akan digunakan berbentuk persegi
kesamaan sifat-sifat ini, guru perlu mengarahkan
panjang yang dibuat dari kertas karton dan dilapisi
mereka dengan mentranslasikan kesamaan struktur
dengan kertas warna, serta dibungkus oleh plastik
dari bentuk permainan yang satu ke bentuk
bening dengan tujuan supaya media kartu kata
permainan lainnya. Translasi ini tentu tidak boleh

International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3No.1 (2022) 62 – 73
66
International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3 No.1 (2022) 62 – 73

mengubah sifat-sifat abstrak yang ada dalam siswa menentukan representasi dari konsep-
permainan semula. konsep tertentu. Setelah mereka berhasil
Menurut Dienes (Ruseffendi, 1992:125-127), menyimpulkan kesamaan sifat yang terdapat
konsep-konsep akan berhasil jika dipelajari dalam dalam situasi-situasi yang dihadapinya itu.
tahap-tahap tertentu. Representasi yang diperoleh ini bersifat abstrak,
Dienes membagi tahap-tahap belajar Dengan demikian telah mengarah pada
menjadi 6 tahap, yaitu: pengertian struktur kalimat yang sifatnya abstrak
yang terdapat dalam konsep yang sedang
a. Permainan Bebas (Free Play)
dipelajari.
Dalam setiap tahap belajar, tahap yang
paling awal dari pengembangan konsep e. Permainan dengan Simbolisasi (Symbolization)
bermula dari permainan bebas. Permainan Simbolisasi termasuk tahap belajar konsep
bebas merupakan tahap belajar konsep yang yang membutuhkan kemampuan merumuskan
aktifitasnya tidak berstruktur dan tidak representasi dari setiap konsep-konsep dengan
diarahkan. Siswa diberi kebebasan untuk menggunakan simbol kata atau melalui
mengatur benda. Selama permainan perumusan verbal.
pengetahuan anak muncul. Dalam tahap ini
f. Permainan dengan Formalisasi (Formalization)
siswa mulai membentuk struktur mental dan
Formalisasi merupakan tahap belajar
struktur sikap dalam mempersiapkan diri
konsep yang terakhir. Dalam tahap ini siswa-
untuk memahami konsep yang sedang
siswa dituntut untuk mengurutkan sifat-sifat
dipelajari.
konsep dan kemudian merumuskan sifat-sifat
b. Permainan yang Menggunakan Aturan baru konsep tersebut. Pada tahap formalisasi
(Games) anak tidak hanya mampu merumuskan
Dalam permainan yang disertai aturan teorema serta membuktikannya secara
siswa sudah mulai meneliti pola - pola dan deduktif, tetapi mereka sudah mempunyai
keteraturan yang terdapat dalam konsep pengetahuan tentang sistem yang berlaku dari
tertentu. Keteraturan ini mungkin terdapat pemahaman konsep- konsep yang terlibat satu
dalam konsep tertentu tapi tidak terdapat sama lainnya.
dalam konsep yang lainnya. Melalui Berdasarkan paparan di atas, permainan
permainan siswa diajak untuk mulai
kartu menggunakan media kartu kata juga
mengenal dan memikirkan bagaimana
memiliki tahapan-tahapan belajar yang terdapat
struktur kalimat itu. Makin banyak bentuk - dalam permainan tersebut . Tahapannya antara
bentuk berlainan yang diberikan dalam lain:
konsep tertentu, akan semakin jelas konsep
yang dipahami siswa, karena akan 1) Permainan yang menggunakan aturan (games),
memperoleh hal-hal yang bersifat logis dan permainan kartu kata merupakan permainan
sistematis dalam konsep yang dipelajari itu. yang menggunakan aturan (games) karena di
dalam permainan kartu kata terdapat beberapa
c. Permainan Kesamaan Sifat (Searching for
aturan yang harus dilakukan oleh siswa,
communalities)
2) Permainan Kesamaan Sifat (Searching for
Dalam mencari kesamaan sifat siswa communalities), permainan kesamaan sifat
mulai diarahkan dalam kegiatan menemukan terkandung dalam permainan kartu kata juga
sifat-sifat kesamaan dalam permainan yang karena di dalam permainan kartu kata siswa
sedang diikuti. Untuk melatih dalam mencari diminta untuk membandingkan pola kalimat,
kesamaan sifat-sifat ini, guru perlu susunan kata dalam kalimat.. Secara tidak
mengarahkan mereka dengan langsung di dalam membandingkan susunan kata
menstranslasikan kesamaan struktur dari tersebut siswa diminta untuk dapat menemukan
bentuk permainan lain. Translasi ini tentu susunan kalimat ungkapan petunjuk yang benar.
tidak boleh mengubah sifat- sifat abstrak 3) Permainan dengan Simbolisasi
yang ada dalam permainan semula. (Symbolization), di dalam permainan kartu
d. Permainan Representasi (Representation) kata siswa diperkenalkan dengan simbol-
Representasi adalah tahap pengambilan simbol huruf, kata yang diurcapkan. Simbol-
sifat dari beberapa situasi yang sejenis. Para simbol tersebut diwujudkan melalui huruf -

International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3No.1 (2022) 62 – 73
67
International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3 No.1 (2022) 62 – 73

huruf yang menjelaskan kata yang disusun Data awal yang digunakan sebagai
menjadi kalimat. Permainan kartu juga landasan perlu diadakannya penelitian di kelas I
memiliki beberapa aturan yang harus SD Negeri 08 Pulau Punjung adalah data
dilakukan. Media kartu kata juga memiliki Penilaian Harian. Berdasarkan data hasil
aturan dalam memainkannya. Aturan tersebut Penilaian Harian yang dilaksanakan pada
antara lain: tanggal 02 Februari 2019 diketahui bahwa hasil
a) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok belajar Bahasa Indonesia tentang ungkapan
dengan anggota lima(disesuaikan). kalimat petunjuk. masih rendah. Penyebab
b) Masing-masing kelompok mendapatkan rendahnya hasil belajar tersebut adalah siswa
lima set kartu kata. Satu set kartu kata belum memahami konsep ungkapan kalimat
jumlahnya sesuai kaliat yang akan disusun. petunjuk. dengan benar. Oleh karena itu perlu
Lima set mendapat lima warna kartu kata. diberikan tindakan untuk meningkatkan hasil
c) Dalam kelompok, Ketua kelompok belajar Bahasa Indonesia peserta didik kelas 1.
membagikan satu set kartu kata dengan Berikut ini adalah data nilai siswa hasil
warna yang sama kepada masing- masing penilaian harian Bahasa Indonesia materi
anggota. Anggota disebut sebagai pemain. ungkapan kalimat petunjuk pada Kompentensi
Ada pemain 1, pemain 2, pemain 3, pemain Dasar 4.8. Menyusun kalimat ungkapan
4 dan pemain 5. Pemain yang pertama petunjuk dari kata yang berhubungan dengan
menyelesaikan susunannya,ketua kelompok kebersihan lingkungan rumah.
menunjuk untuk presentasi di depan kelas,
sesuai arahan guru.
d) Kegiatan selanjutnya, pemain pemenang Gambar 1. Grafik Hasil Belajar Siswa pra
membagi kartu kata, dan memberi petunjuk Siklus
kepada teman kelompoknya, bagaimana
susuna kata yang tepat untuk kalimat 10
petunjuk yang benar. 9
8
e) Masing-masing pemain memegang kartu
7
kata yang diberikan pemain pemenang 6
kepadanya sesuai arahan. 5
f) Semua pemain berdiri di depan kelas sesuai 4
urutan kata yang sudah disusn benar dan 3
diminta untuk mengangkat kartu kata yang 2
1
dipegang.
0
g) Guru meminta untuk menyebutkan kosa kata Nilai 40 Nilai 50 Nilai 60 Nilai 70 Nilai 80 Nilai 90 Nilai 100
yang dipegang pemain 1, pemain 2, pemain
3. pemain 4 dan pemain 5. Pengucapannya
Berdasarkan tabel dan grafik di atas
diminta beberapa kali.
h) Berikutnya semua pemain diminta untuk
menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas I SD
mengucapkan secara serenntak. Negeri 08 Pulau Punjung pada Pra Siklus mencapai
i) Untuk sebagai penguatannya guru meminta
rata-rata 56,67 dari 30 siswa, dengan ketentuan 6
orang siswa yang tuntas dan 24 siswa yang tidak
kelompok lain membaca secara
bergiliran,demikian seterusnya untuk masing- tuntas. Sesuai tabel di atas dengan rincian : 6 siswa
masing kelompok. nilai 80, 5 siswa nilai 70, 5 siswa nilai 60, 1 siswa
j) Pemain yang susunan kartu kata yang paling
nilai 50 dan 13 siswa nilai 40, Jadi diperoleh
persentase ketuntasan siswa 20 % sehingga dapat
cepat siap, benar secara kaidah, dan disiplin
menjadi pemenang. dikategorikan sangat kurang.
Berdasarkan pada data observasi awal dan
hasil tes pra tindakan, maka disusunlah rencana
2. Hasil dan Pembahasan pembelajaran dengan sistem pembelajaran yang
Hasil Penelitian menuntut siswa untuk aktif dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran. Melalui rencana
1. Pra Siklus pembelajaran yang menuntut siswa berperan aktif
diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa

International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3No.1 (2022) 62 – 73
68
International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3 No.1 (2022) 62 – 73

karena siswa selalu fokus dalam mengikuti media kartu kata. Guru memberikan tes guna
kegiatan pembelajaran. untuk memahami materi tentang kalimat
ungkapan petunjuk yang sudah dipelajari.
Pelaksanaan tes siklus I dimulai pada
2. Siklus I pukul 80.00 WIB sampai pukul 09.00 WIB,
a. Rencana Kegiatan karena pada penelitian ini dilaksanakan dalam
Pembelajaran pada siklus I pertemuan I pembelajaran tematik. Pada kegiatan awal guru
materi yang disampaikan kepada siswa mengulas pembelajaran yang sudah dilakukan
adalah mengenal kalimat sederhana dengan pada pertemuan I kemudian menjelaskan tentang
menggunakan media kartu kata yang kegiatan penilaian yang dilakukan pada
dilakukan melalui sebuah permainan. pertemuan kedua. Guru selalu memotivasi siswa
Adapun perencanaan yang dibuat yaitu: untuk aktif dalam mengikuti proses
1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran.
pembelajaran (RPP) sesuai dengan Pada pertemuan pertama untuk kegiatan
materi yang akan disampaikan sesuai dan inti guru menjelaskan konsep ungkapan kalimat
berdasarkan pada kurikulum yang petunjuk dengan menggunakan media kartu kata,
berlaku, sesuai dengan tema. Setelah siswa memahami
2) Menyusun dan mempersiapkan lembar konsep ungkapan kalimat petunjuk, guru
observasi mengenai proses pembelajaran meminta siswa untuk melakukan penyusunan
yang dilaksanakan menggunakan media kartu kata yang dikemas sebagai suatu
kartu kata, permainan. Pada saat melakukan permainan
3) Mempersiapan media kartu kata yang kartu kata siswa berdiskusi dalam kelompoknya
akan digunakan, dan dan dengan guru. Sehingga tercipta suasana yang
4) Menyusun intrumen penilaian yang akan kondusif dan terjadi interaksi aktif antara guru
digunakan untuk mengukur peningkatan dengan siswa. Kemudian siswa diminta untuk
hasil belajar siswa. melanjutkan tugas.
b. Pelaksanaan Pada kegiatan akhir siswa dengan
Penelitian pada siklus I dilaksanakan bimbingan guru menyimpulkan kegiatan
dalam 2 kali pertemuan, satu kali pembelajaran yang sudah dilakukan. Guru juga
pembelajaran dan satu kali tes akhir. memberikan nasihat kepada siswa untuk belajar
Pertemuan pertama berlangsung selama 2 x dengan giat. Berikut ini tabel hasil belajar Bahasa
35 menit yang dilaksanakan pada hari Sabtu Indonesia siswa kelas 1 siklus I materi ungkapan
tanggal 9 Februari 2019 yang diikuti oleh 30 kalimat petunjuk dengan indikator menyusun
orang siswa dengan materi ungkapan kata menjadi kalimat ungkapan petunjuk yang
kalimat petunjuk. benar.
Pada pertemuan pertama guru menjelaskan c. Pengamatan
aturan permainan kartu kata. Siswa dibagi Dalam tahap ini obsever melakukan
menjadi beberapa kelompok kecil. Guru pengamatan terhadap peneliti dan siswa yang
membagikan LKPD (Lembar Kerja Peserta didik) melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan
dan lima set kartu kata pada setiap kelompok. menggunakan media kartu kata. Adapun hasil
Siswa berdiskusi menyusun kartu kata menjadi observasi berupa keterlaksanakan model
kalimat petunjuk. Guru selalu membimbing siswa pembelajaran media kartu kata dan hasil
yang mengalami kesulitan memahami LKPD, penilaian yang dilaksanakan pada akhir
sehingga terjadi interaksi antar siswa dalam pembelajaran pada pertemuan kedua.
kelompok dan dengan guru. Kegiatan akhir
masing-masing kelompok memperagakan/ Gambar 3. Grafik Hasil Belajar Siswa pada
menempelkan kartu kata yang sudah tersusun di Siklus I
papan pajangan. Guru selalu membimbing siswa
yang mengalami kesulitan belajar dan menilai
hasil kerja kelompok siswa.
Pertemuan kedua guru mengulas
pembelajaran pertama dalam penerapan
permainan membuat kalimat petunjuk dengan

International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3No.1 (2022) 62 – 73
69
International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3 No.1 (2022) 62 – 73

pembelajaran, metode yang bervariasi,


12 instrumen evaluasi yang lebih mudah dipahami
10 siswa.
8 a. Rencana Kegiatan
6
Pembelajaran pada siklus II dilakukan
4
satu kali pertemuan dengan materi yang
2
0
akan dipahami siswa adalah ungkapan
Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai kalimat petunjuk sederhana. Sebagai
40 50 60 70 80 90 100 perbaikannya adalah dengan menggunakan
kartu kata bewarna namun.tetap dengan
Berdasarkan grafik di atas, masih teknik permainan.. Pada akhir pertemuan
banyak siswa yang nilainya di bawah KKM. pembelajaran akan dilakukan penilaian
Hal tersebut dibuktikan dengan nilai rata- menemukan dan menulis kalimat seherhana
rata kelas yang masih minimal yaitu 69,33 tentang ungkapan kalimat petunjuk. Pada
dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah siklus ini dengan menggunakan media kartu
40.Terjadi perbedaan yang cukup jauh kata bewarna yang dilakukan melalui sebuah
antara nilai tertinggi dengan nilai terendah. permainan, secara detail siswa akan lebih
Demikianlah tabel klasifikasi hasil belajar memahami untuk menulis kalimat..
Bahasa Indonesia materi ungkapan kalimat Adapun perencanaan yang dibuat yaitu:
petunjuk pada siklus I. 1) Menyusun rencana pelaksanaan
Hasil analisis data pada siklus pembelajaran (RPP) sesuai dengan tema
pertama dikatakan belum berhasil, karena yang akan disampaikan berdasarkan
masih banyak siswa yang belum mencapai pada kurikulum.
Standar Ketuntasan Minimal (KKM). 2) Menyusun dan mempersiapkan lembar
Dengan demikian peneliti harus melanjutkan observasi mengenai proses pembelajaran
pada siklus yang kedua. yang dilaksanakan menggunakan media
d. Refleksi kartu kata,
Hasil pengamatan pada siklus I 3) Mempersiapkan media kartu kata
kegiatan refleksi difokuskan pada temuan bewarna yang akan digunakan, dan
masalah dan rancangan perbaikan yang 4) Menyusun instrumen yang akan
akan dilaksanakan pada siklus II. Pada tahap digunakan untuk mengukur peningkatan
ini adalah menentukan masalah-masalah hasil belajar Bahasa Indonesia siswa.
yang harus diperbaiki yang terjadi pada b. Pelaksanaan Kegiatan
siklus I yang menyebabkan banyak siswa Siklus II yang dilaksanakan satu kali
yang nilainya di bawah KKM. Masalah - pertemuan dengan alokasi waktu
masalah tersebut. Menjadi acuan siklus pertemuannya adalah 2 x 35 menit.
selanjutnya dan menyusun rancangan Pertemuan kedua ini dilaksanakan pada hari
tindakan yang berupa desain pembelajaran Selasa tanggal 19 Februari 2019 yang
dengan menggunakan media kartu kata diikuti oleh 30 orang siswa. Materi
bewarna. Perbaikan rencana disesuaikan pembelajaran pada siklus II, guru
dengan daftar permasalahan yang muncul menjelaskan dan mendemonstrasikan cara
pada siklus I. Kekurangan-kekurangan yang menuliskan kalimat petunjuk sederhana
ditemukan pada kegiatan pembelajaran pada sesuai dengan kartu kata yang ada dan
siklus pertama ini, baik dari guru maupun mengacu pada tema. Guru menyiapkan atau
siswa diupayakan untuk memperbaiki memodifikasi kembali kartu kata yang akan
dengan tujuan mengoptimalkan digunakan pada saat proses pembelajaran.
pembelajaran untuk meningkatkan hasil Kegiatan awal guru memberikan
belajar siswa. apersepsi melalui mengulang materi yang
3. Siklus II sudah dipelajari pada siklus I. Selain itu guru
Berdasarkan refleksi pada siklus I, juga memotivasi siswa untuk aktif mengikuti
disusun kegiatan untuk siklus II berupa proses pembelajaran.
perbaikan bagi peniti untuk membuat kembali Pada kegiatan inti media kartu kata
rencana pembelajaran pengadaan media bewarna digunakan untuk memandu

International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3No.1 (2022) 62 – 73
70
International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3 No.1 (2022) 62 – 73

menuliskan ungkapan kalimat petunjuk susunan dari permainan kartu kata bewarna
sederhana. Guru menjelaskan aturan tersebut. Oleh karena itu tercipta suasana yang
permainan menyusun kartu kata bewarna kondusif dan terjadi interaksi aktif antara guru
secara jelas dan disertai dengan memberikan dengan siswa. Kemudian siswa diminta untuk
contoh dalam melakukan permainan kartu mengerjakan latihan.. Pada saat sebelum
kata. Pada saat melakukan permainan kartu mengerjakan tugas guru menjelaskan cara
kata bewarna guru selalu membimbing siswa mengerjakan tugas dengan membacakan atau
ketika ada siswa yang mengalami kesulitan. membaca bersama petunjuk tugas tersebut. Pada
Siswa selalu berdiskusi tentang hasil kegiatan akhir siswa dengan bimbingan guru
menyusun dari permainan kartu kata menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang
bewarna tersebut. Sehingga terjadi interaksi sudah dilakukan. Guru memberikan nasihat
aktif antara siswa dengan siswa dan juga kepada siswa untuk belajar dengan giat,
lebih menarik karena kartu kata tersebut melakukan refleksi dengan menanyakan perasaan
sama warna untuk satu kalimat. Beda siswa.
kalimat warnanya juga beda. . c. Pengamatan
Kegiatan akhir dari siklus II pertemuan I Tahap observasi pada siklus II sama
adalah siswa dibimbing guru untuk dapat seperti pada siklus I. Hasil observasi adalah
menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang berupa hasil evaluasi yang dilaksanakan
sudah dilakukan. Selama proses pembelajaran pada akhir pembelajaran pada setiap
dari awal sampai akhir guru selalu membimbing pertemuan.
siswa ketika mengalami kesulitan. selain itu
siswa juga terlihat aktif dalam mengikuti proses Gambar 3. Grafik Hasil Belajar Siswa pada
pembelajaran. Siklus II
Sedangkan pada pertemuan II
14
dilaksanakan pada tanggal 18 Februari 2019, 12
guru menfokuskan pada penerapan menyusun 10
kata menggunakan media kartu kata bewarna. 8
Guru telah menyiapkan media pembelajaran 6
4
yang akan digunakan dalam proses
2
pembelajaran. Pembelajaran dimulai pada pukul 0
07.30 WIB sampai 09.15 WIB, karena Nilai 40 Nilai 50 Nilai 60 Nilai 70 Nilai 80 Nilai 90 Nilai 100
pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada
pembelajaran tematik. Berdasarkan tabel di atas bahwa
Pada kegiatan awal guru mengulas >80% hasil belajarnya sudah melebihi
pembelajaran yang sudah dilakukan pada KKM. Hal tersebut dibuktikan dengan nilai
pertemuan I dengan memberikan pertanyaan- rata-rata kelas yaitu 88, 67 dengan nilai
pertanyaan singkat mengenai menyusun kata tertinggi 100 dan nilai terendah 80. Dengan
menjadi kalimat ungkapan petunjuk. Guru demikian hasil analisis data pada siklus II
menginformasikan skenario kegiatan dikatakan sudah berhasil, karena semua
pembelajaran yang akan dilakukan hari itu. Guru siswa sudah mencapai Standar Ketuntasan
juga memotivasi siswa untuk aktif dalam Minimal (KKM).
mengikuti proses pembelajaran.
Pada kegiatan inti guru mengulangi
b. Refleksi
Dalam tahap ini sudah tidak
menjelaskan aturan permainan kartu kata secara
ditemukan masalah-masalah yang berarti
rinci dengan memberikan contoh dalam
yang harus diperbaiki dalam siklus
menggunakan media kartu kata dengan benar.
selanjutnya. Sehingga dapat disimpulkan
Siswa diberi kesempatan untuk bertanya jika
bahwa penelitian ini berhenti pada siklus II
mengalami kebingungan. Setelah siswa
dan tidak perlu dilanjutkan. Oleh karenanya
memahami konsep ungkapan kalimat petunjuk,
hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas I
kemudian guru meminta siswa untuk melakukan
SD Negeri 08 Pulau Punjung materi
permainan kartu kata bewarna dalam kelompok..
ungkapan kalimat petunjuk mengalami
Pada saat melakukan permainan kartu kata
peningkatan.
bewarna siswa dan guru berdiskusi tentang hasil

International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3No.1 (2022) 62 – 73
71
International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3 No.1 (2022) 62 – 73

akan di susun sudah dipandu oleh warna


masing-masing. .
B. Pembahasan Pada penelitian ini, motivasi belajar
Berdasarkan hasil penelitian yang siswa dalam belajar Bahasa Indonesia cukup
dilaksanakan di kelas I SD Negeri 08 Pulau tinggi. Hal itu dikarenakan siswa semakin
Punjung, terlihat bahwa pembelajaran Bahasa tertarik untuk belajar. Ketertarikan tersebut
Indonesia pada materi ungkapan kalimat disebabkan karena pembelajaran Bahasa
petunjuk dengan menggunakan media kartu Indonesia dilaksanakan menggunakan media
kata bewarna mampu meningkatkan hasil realita yang disebut juga sebagai media diorama
belajar siswa. Siswa lebih mudah memahami apalagi diimplementasikan melalui suatu
materi mnyusun kata menjadi kalimat petunjuk permainan. Media kartu kata tersebut
karena dibantu oleh warna kartu kata. Siswa digunakan melalui sebuah permainan. Selain
yang ingin menyusun satu kalimat, hanya digunakan sebagai alat untuk membuat kalimat
mengambil kata - kata yang bewarna sama dan ungkapan petunjuk media kartu kata juga
menyusun menjadi pola kalimat yang benar. digunakan untuk meudahkan siswa membaca
Pembelajaran lebih menarik dan kalimat sederhana.
menyenangkan karena siswa dapat belajar Pada penelitian ini, hasil belajar Bahasa
sambil bermain. Pembelajaran lebih bermakna Indonesia siswa pada Kompetensi Dasar 4.8
karena siswa secara tidak langsung belajar Menyusun kalimat ungkapan petunjuk dari kata
menemukan kosa kata lain untuk disusun yang berhubungan dengan kebersihan
menjadi kalimat. Merumuskan dan membaca lingkungan rumah, mengalami peningkatan
kalimat yang awalnya merasa tidak sebesar sebesar 11,42 (dengan rata-rata nilai
mengasikkan untuk dipelajari, kini malah lebih pada pra tindakan sebesar 56,67 sedangkan
menarik untuk mempelajarinya. Selain itu pada siklus I sebesar 69,33). Peningkatan hasil
pembelajaran ini melatih siswa untuk memiliki belajar Bahasa Indonesia dari siklus I dan siklus
keterampilan berpikir maupun keterampilan II sebesar 19,34 (dengan rata-rata nilai pada
sosial seperti keterampilan kerjasama dalam siklus I sebesar 69,33 sedangkan pada siklus II
kelompok, menghargai ide teman dan mampu sebesar 88,67). Pada pelaksanaan tindakan
memberikan apresiasi kepada siswa yang lain. siklus I siswa kelas I SD Negeri 08 Pulau
Antusiasme siswa pada saat menggunakan Punjung yang telah dinyatakan lulus atau telah
media kartu kata bewarna dapat terlihat pada memenuhi syarat ketuntasan belajar minimal
lampiran berupa foto. yaitu >80.
Penelitian inipun memberikan hasil Selama penelitian ini dilakukan banyak
yang cukup optimal terhadap hasil belajar temuan yang didapatkan. Temuan tersebut
siswa. Hasil belajar siswa kelas I SD Negeri 08 adalah ada salah satu siswa yang berbeda
Pulau Punjung meningkat setelah dilaksanakan dengan teman yang lain. Perbedaan tersebut
pembelajaran Bahasa Indonesia menggunakan dilihat dari hasil belajarnya yang dari prasiklus
media kartu kata bewarna yang belum pernah ke siklus I dan berakhir di siklus II tidak
dilaksanakan sebelumnya. mengalami peningkatan yang siginifikan seperti
Peningkatan nilai Bahasa Indonesia siswa yang lain. Oleh karena itu siswa tersebut
yang selaras dengan kenaikan pemahaman diberikan Remedial setelah proses
siswa terhadap materi yang disampaikan pembelajaran selesai. Pada saat melakukan
membuktikan bahwa penggunaan media kartu Remedial siswa tersebut mendapatkan
kata bewarna sesuai jika digunakan dalam bimbingan dan pendampingan.
pembelajaran Bahasa Indonesia materi Respon siswa terhadap pembelajaran
ungkapan kalimat petunjuk, menyusunnya, Bahasa Indonesia dengan menggunakan media
membaca dan menulisnya kembali.. Pada siklus kartu kata bewarna ini sangat baik, terlihat dari
I siswa mengalami kesulitan dalam melakukan kenaikan antusiasme siswa dan keterlibatan
permainan kartu kata karena kartu kata siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
pembeda tidak jelas.. Pada siklus II sebagian Data yang telah dideskripsikan di atas,
besar siswa tidak mengalami kesulitan dalam merupakan hasil dari implikasi tindakan yang
melakukan permainan karena kartu kata yang telah dilaksanakan. Karena ketuntasan 50% dari
jumlah siswa mencapai nilai >80, maka

International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3No.1 (2022) 62 – 73
72
International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3 No.1 (2022) 62 – 73

penelitian ini diakhiri pada siklus II. Dapat [6] John D Latuheru (1998). Media Pembelajaran Dalam
dilihat hasil belajar per siklus pada tabel dan Proses Belajar Mengajar Masa Kini. Jakarta :
grafik dibawah ini: Depdikbud.
[7] Lenterak (2011). Pembelajaran Bahasa Indonesia di
Tabel 4. Rata-rata Hasil Belajar Siswa per Siklus SD. Diakses melalui
Kegiatan Rata- rata http://lenterakecil.com/pembelajaran-bahasa
indonesia-di-sekolah-dasar/. Pada tanggal 29 Januari
Pra Siklus 56,67 2019 pukul 15.00 WIB.
[8] Marsigit. (2008). Pengembangan Model
Siklus I 69,33 Pembelajaran. Diakses melalui
http://pbmmatmarsigit.wordpress.com/2008/12/penge
Siklus II 88,67 mbangan-modelpembelajaran.html. pada tanggal 27
Januari 2019 pukul 13.00 WIB
[9] . (2013). Perencanaan Pembelajaran
4. Kesimpulan
Bahasa Indonesia. Diakses melalui
Berdasarkan hasil penelitian dan http://powerlangues.blogspot.com/2008/11/perencana
pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa an-pembelajaran-Bahasa Indonesia.html. pada tanggal
pembelajaran Bahasa Indonesia pada KD 4.8. 14 Pebruari 2019 pukul 11.00 WIB.
Menyusun kalimat ungkapan petunjuk dari kata yang [10] Oemar Hamalik. (2005). Perencanaan Pengajaran
berhubungan dengan kebersihan lingkungan rumah berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi
dengan menggunakan media kartu kata bewarna Aksara
pada siswa kelas I SD Negeri 08 Pulau Punjung [11] Osman T. dkk (2007). Tema 6 kelas I Sekolah Dasar.
dapat meningkatkan hasil belajar. Jakarta : Quadra.
Setelah dilakukan analisis data hasil [12] Sudjana.N. (2004). Penilaian Hasil Proses Belajar
penelitian tentang pelaksanaan pendekatan kegiatan Mengajar. Remaja Rosdakarya: Bandung.
pembelajaran dapat disimpulkan terdapat [13] S Pahmi, SY Friska, G Prananda. (2021). Pengaruh
peningkatan hasil belajar setelah mengikuti model NHT terhadap hasil belajar IPA. Jurnal ika
pembelajaran dengan menggunakan media kartu PGSD (Ikatan Alumni PGSD) UNARS 9 (1), 332-342.
kata.bewarna Hasil belajar yang diperoleh pada [14] SY Friska, MT Amanda, A Novitasari, G Prananda.
siklus I masih sangat rendah dengan nilai rata-rata (2022). Pengaruh video animasi terhadap hasil belajar
kelas hanya 69,33. Dari 30 siswa hanya 15 siswa siswa muatan pembelajaran IPA kelas IV di SD Negeri
yang mencapai standar ketuntasan minimal dengan 08 Sungai Rumbai. PENDIPA Journal of science
persentase ketuntasan 50%. education 6 (1), 250-255.
Pada siklus II hasil belajar dan keaktifan [15] SY Friska, DW Nanda, M husna. (2022).
siswa setelah dilakukan tindakan meningkat dari Pengembangan e-LKPD dengan 3D pageflip
siklus I, yaitu dengan menggunakan media kartu kata professional berbasis problem solving pada tema
bewarna nilai rata-rata siswa dari 69,33 naik menjadi lingkungan sahabat kita di sekolah dasar. Jurnal
88,67, dengan persentase ketuntasan 100% melebihi Basicedu 6 (2), 3200-3206.
Kriteria Ketuntasan Minimum yaitu 80%. [16] Rufaidlilah Kartika (2012). Kajian Kemanfaatan Alat
Peraga. Diakses Mmelalui
Daftar Rujukan Http://Bintangberceloteh.org.Com/2012/03/Kajian-
Kemanfaatan-Alat- Perga.Html. Pada Tanggal 20
[1] Anas Sudjiono. (1986). Teknik Evaluasi
Pebruari 2019 Pukul 12.30
Pendidikan. Yokyakarta: UD Rahma
[17] R Rohima, SY Friska, A Novitasari. (2021).
[2] A Azryasalam, SY Friska, K Purwanto. (2020).
Pengaruh metode demonstrasi terhadap hasil
Pengaruh model cooperative learning tipe numbered
belajar siswa pada muatan IPA kelas IV SDN 07
heads together (NHT) terhadap minat dan hasil
Sitiung kabupaten dharmasraya. Journal of
belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas V
social science research 1(2), 113-116.
sekolah dasar. DE-JOURNAL (Dharmas Education
Journal) 1 (1), 40-47.
[3] Gatot Muhsetyo (2007). Pembelajaran Bahasa
Indonesia SD. Jakarta : Universitas Terbuka.
[4] HadariNawawi. (1981). Pengaruh Hubungan
manusiawi Terhadap Prestasi Belajar. Jakarta:
Analisis Pendidikan Vol 1.
[5] John D Latuheru (1998). Media Pembelajaran Dalam
Proses Belajar Mengajar Masa Kini. Jakarta :
Depdikbud.

International Journal of Technology Vocational Education and Training (IJTVET) Vol. 3No.1 (2022) 62 – 73
73

Anda mungkin juga menyukai