Anda di halaman 1dari 11

Perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatif yang pertama bisa dilihat dari pengertiannya.

Berikut pengertian penelitian kualitatif dan kuantitatif:

Pengertian penelitian kualitatif

Penelitian kualitatif adalah proses mengumpulkan, menganalisis, dan menafsirkan data non-
numerik. Penelitian kualitatif diungkapkan dengan kata-kata. Ini digunakan untuk memahami
konsep, pemikiran atau pengalaman.

Data kualitatif didefinisikan sebagai data non-numerik, seperti teks, video, foto atau rekaman
audio. Jenis data ini dapat dikumpulkan dengan menggunakan catatan harian atau wawancara
mendalam, dan dianalisis menggunakan teori dasar atau analisis tematik. Jenis penelitian ini
memungkinkan peneliti mengumpulkan wawasan mendalam tentang topik yang tidak dipahami
dengan baik.

Pengertian penelitian kuantitatif

Penelitian kuantitatif melibatkan proses pengumpulan dan analisis data numerik secara obyektif
untuk menggambarkan, memprediksi, atau mengontrol variabel yang menarik. Penelitian
kuantitatif diekspresikan dalam angka dan grafik. Ini digunakan untuk menguji atau
mengkonfirmasi teori dan asumsi.

Jenis penelitian ini dapat digunakan untuk menetapkan fakta yang dapat digeneralisasikan
tentang suatu topik. Metode kuantitatif umum meliputi eksperimen, observasi yang dicatat
sebagai angka, dan survei dengan pertanyaan tertutup.

Metode penelitian
Ilustrasi Penelitian Credit: unsplash.com/Sono

Setelah pengertian, perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatif bisa diamati dari metode
pengumpulan datanya.

Metode penelitian kualitatif

Ada berbagai jenis metode penelitian kualitatif termasuk akun diary, wawancara mendalam,
dokumen, kelompok fokus, penelitian studi kasus, dan etnografi. Contoh yang baik dari metode
penelitian kualitatif adalah wawancara tidak terstruktur yang menghasilkan data kualitatif
melalui penggunaan pertanyaan terbuka.

Metode penelitian kuantitatif

Metode penelitian kuantitatif biasanya merujuk ke survey, eksperimen, dan pengamatan.


Eksperimen biasanya menghasilkan data kuantitatif, karena berkaitan dengan pengukuran
sesuatu. Survey merupakan daftar pertanyaan pilihan tertutup atau ganda yang didistribusikan ke
sampel (online, secara langsung, atau melalui telepon). Sementara pengamatan dilakukan dengan
mengamati subjek di lingkungan alami di mana variabel tidak dapat dikontrol.

Analisis data
Ilustrasi (Sumber: Pixabay)

Analisis data merupakan salah satu perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatif yang bisa
diuraikan.

Analisis data kualitatif

Data kualitatif lebih sulit dianalisis daripada data kuantitatif. Ini terdiri dari teks, gambar atau
video, bukan angka. Penelitian kualitatif bersifat kreatif dan interpretatif tanpa akhir.

Peneliti tidak hanya meninggalkan lapangan dengan segunung data empiris dan kemudian
dengan mudah menuliskan temuannya. Interpretasi kualitatif dibangun, dan berbagai teknik
dapat digunakan untuk memahami data, seperti analisis isi, teori dasar, analisis tematik atau
analisis wacana.

Analisis data kuantitatif

Data kuantitatif didasarkan pada angka. Matematika sederhana atau analisis statistik yang lebih
canggih digunakan untuk menemukan kesamaan atau pola dalam data. Hasilnya sering
dilaporkan dalam grafik dan tabel.

Statistik membantu mengubah data kuantitatif menjadi informasi yang berguna untuk membantu
pengambilan keputusan. Kamu dapat menggunakan statistik untuk meringkas data,
menggambarkan pola, hubungan, dan koneksi.
1.       Pengertian dan Penggunaan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan Rancangan Acak
Kelompok (RAK)

a.       Rancangan Acak Lengkap (RAL)

Suatu percobaan yang digunakan homogen atau tidak ada faktor lain yang mempengaruhi respon
di luar faktor yang diteliti. Pada rancangan acak lengkap (RAL) digunakan jika kondisi unit
percobaan yang digunakan relatif homogen. Penerapan perlakuan terhadap unit percobaan
dilakukan secara acak terhadap seluruh unit percobaan. Seperti percobaan-percobaan yang
dilakukan di laboratorium atau rumah kaca yang pengaruh lingkungannya lebih mudah
dikendalikan.

Rancangan acak lengkap dipergunakan jika variabel luar tidak diketahui, atau bila pengaruh
variabel ini yang sengaja tidak dikontrol terhadap variasi subyek, adalah sangat kecil. Rancangan
ini juga dipakai jika diketahui bahwa subyek keadaannya seragam dan inferensi yang dibuat
berdasarkan hasil percobaan tidak dimaksudkan sebagai inferensi yang bersifat percobaan tidak
dimaksudkan sebagai inferensi yang bersifat luas serta berlaku untuk populasi yang lebih
beragam. Oleh karena itu, rancangan ini tidak disarankan jika hasil ujinya dipergunakan untuk
inferensi populasi yang lebih beragam

Syarat yang harus diperhatikan dalam RAL :

1.  Kecuali  perlakuannya,  semua  (media  percobaan  dan  keadaan-keadaan lingkungan


lainnya) harus serba sama atau homogen.

2.  Penempatan perlakuan ke dalam satuan-satuan percobaan dilakukan secara acak lengkap, 
yang  artinya  kita  perlakukan  semua  satuan  percobaan  sebagai  satu kesatuan dimana
perlakuan ditempatkan ke dalamnya secara acak.

3.  Hanya mempunyai 1 faktor dan mempunyai sejumlah taraf faktor yang nilainya bisa kualitatif
maupun kuantitatif.

b.      Rancangan Acak Kelompok (RAK)

Rancangan Acak Kelompok (RAK) adalah  suatu  ranangan acak yang dilakukan dengan
mengelompokkan  satuan  percobaan  kedalam  grup-grup  yang  homogen yang dinamakan
kelompok dan kemudian menentukan perlakuan secara acak di dalam masing-masing kelompok.
Pengelompokan digunakan untuk usaha memperkecil galat, dan untuk membuat kragaan satuan-
satuan percobaan di  dalam masing-masing kelompok sekecil mungkin sedangkan perbedaan
antar kelompok sebesar mungkin.

Jika  pada  RAL  satuan  percobaan  yang  digunakan  harus  homogen  maka  pada RAK  tidak
perlu homogen, dan untuk ketidak homogenan tersebut akan dikelompokkan menjadi satuan-
satuan yang mendekati homogen, dengan demikian dapat dikatakan bahwa tujuan dari
pengelompokkan adalah untuk  menjadikan keragaman dalam kelompok menjadi sekecil
mungkin dan keragaman antar kelompok sebesar mungkin. 

Unsur hara yang dibutuhkan tanaman dapat digolongkan dalam 2 bagian besar, yaitu :

A. Unsur hara makro, yaitu unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah besar.

Unsur hara yang tergolong unsur hara makro adalah :

 Nitrogen (N)
 Phosfor (P)
 Kalium (K)
 Sulfur/belerang  (S)
 Calsium (Ca)
 Magnesium (Mg)

B. Unsur hara mikro, yaitu unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang tidak
terlalu banyak dan bervariasi tergantung jenis tanaman.

Yang tergolong unsur hara mikro antara lain adalah :

 Klor (Cl)
 Zat besi (Fe)
 Mangan (Mn)
 Tembaga (Cu)
 Seng (Zn)
 Boron (B)
 Molibdenum (Mo)

Berikut ini akan dijabarkan satu persatu mengenai unsur hara yang dibutuhkan tanaman, meliputi
unsur hara makro dan unsur hara mikro.

1. NITROGEN (N)

 Merupakan unsur hara makro, dan mutlak dibutuhkan oleh tanaman.


 Merangsang pertumbuhan vegetatif tanaman secara keseluruhan, khususnya pertumbuhan
akar, batang dan daun.
 Berperan dalam pembentukan zat hijau daun (klorofil) yang sangat penting untuk
melakukan proses fotosintesis.
 Berperan dalam pembentukan protein, lemak dan berbagai persenyawaan organik
lainnya.

      Gejala tanaman yang kekurangan unsur Nitrogen :

1. Pertumbuhan tanaman berjalan lambat


2. Tanaman kurus dan kerdil
3. Daun hijau kekuningan, pendek, kecil dan tegak
4. Daun yang sudah tua berwarna hijau muda, kemudian berubah kuning dan layu.
5. Bila sempat berbuah, buahnya akan kerdil, cepat masak lalu rontok.

       Pengaruh kelebihan unsur Nitrogen pada tanaman antara lain :

1. Menghasilkan tunas muda yang kurang baik/lemah.


2. Produksi biji-bijian berkurang
3. Memperlambat pemasakan / penuaan buah dan biji-bijian
4. Mengasamkan reaksi tanah, menurunkan PH tanah, dan merugikan tanaman, sebab akan
mengikat unsur hara lain, sehingga unsur nitrogen menjadi sulit diserap tanaman.
5. Pemupukan jadi kurang efektif dan tidak efisien

Gambar 1. Tanaman yang kekurangan unsur Nitrogen

2. PHOSFOR (P)

 Berfungsi untuk merangsang pertumbuhan akar, khususnya akar benih dan tanaman
muda.
 Merupakan bahan mentah untuk pembentukan sejumlah protein tertentu.
 Membantu proses asimilasi dan pernapasan tanaman.
 Mempercepat pembungaan dan pemasakan biji dan buah.

      Gejala kekurangan unsur Phosfor adalah :

1. Seluruh warna daun berubah menjadi lebih tua dan sering tampak mengkilap kemerahan.
2. Tepi daun, cabang dan batang akan berwarna merah keunguan yang lambat laun akan
berubah menjadi kuning dan kemudian layu.
3. Jika tanaman berbuah, buahnya akan kecil, mutunya jelek, dan cepat masak.
Gambar 2. Tanaman yang kekurangan unsur P

3. KALIUM (K)

 Berfungsi membantu pembentukan protein dan karbohidrat


 Memperkuat tanaman sehingga daun, bunga dan buah tidak mudah rontok/gugur.
 Salah satu sumber daya tahan tanaman terhadap kekeringan dan penyakit.

      Gejala kekurangan unsur Kalium adalah :

1. Daun tua akan mengkerut dan keriting


2. Pada daun akan timbul bercak merah kecoklatan, lalu daun akan mengering dan mati.
3. Buah tumbuh tidak sempurna, kecil, mutunya jelek, hasilnya sedikit dan tidak tahan
simpan.
Gambar 3. Tanaman yang kekurangan unsur Kalium

4. CALSIUM (Ca)

 Berfungsi untuk merangsang pembentukan bulu-bulu akar, mengeraskan batang tanaman


dan merangsang pembentukan biji.
 Calsium pada batang dan daun bermanfaat untuk menetralkan senyawa atau keadaan
yang tidak menguntungkan pada tanah.

      Tanda-tanda tanaman yang kekurangan Calsium adalah :

1. Tepi daun muda akan berubah menjadi kuning karena chlorosis, yang kemudian menjalar
ke tulang daun.
2. Kuncup muda akan mati karena perakaran kurang sempurna. Jika ada daun yang tumbuh,
warnanya akan berubaah dan baberapa jaringan pada daun akan mati.
pH Netral

Tanah dengan pH netral berada pada angka 6,5 hingga 7,8. Tingat keasam-basaan ini merupakan
pH ideal kandungan senyawa organik, mikroorganisme, unsur hara dan mineral-mineral dalam
kondisi yang optimal.

Biasanya tanah ber- pH netral cocok digunakan untuk bercocok tanam. Beberapa tanaman seperti
ubi kayu optimal ditanam pada tanah ber-pH 4,5 hingga 8 dan cabai memerlukan ph tanah antara
5,6 hingga 7,2.

pH Asam

Kadar pH dalam tanah asam  biasanya dimiliki  oleh tanah gambut yang cenderung mempunyai
kandungan hydrogen, aluminium dan belerang tinggi. Pada kondisi asam biasanya tanaman tidak
mampu tumbuh dengan baik karena zat hara tidak dapat diserap oleh tumbuhan secara optimal.
Untuk mengurangi kadar keasaman tanah kita dapat melakukan dengan pemberian dolomit atau
kapur pertanian.

pH Basa

Tanah dengan pH basa lebih banyak mengandung zat kapur dan umumnya terdapat didaerah
pesisir pantai. Selain itu tanah basa juga memliki kandungan ion magnesium, kalsium, kalium,
dan natrium lebih tinggi. Kondisi kebasaan yang tinggi tidak baik untuk tanaman. Pengolahan
tanah basa agar pH menjadi netral dapat dilakukan dengan pemberian kapur gypsum.

           Apabila tanah atau media tanam memiliki tingkat keasaman tinggi, maka unsur
magnesium, kalsium dan fosfor akan terikat  secara kimiawi sehingga tidak dapat diserap oleh
tanaman. pada kondisi seperti itu unsur aluminiun dan mangan akan bersifat racun dan
merugikan tanaman. pemberian pupuk tidak akan efektif dan tidak efisien karena unsur hara
tidak diserap tanaman. akibatnya tanaman akan tumbuh tidak normal dan produktivitas rendah
dengan kualitas yang buruk. Untuk mengurangi tingkat keasaman dapat dilakukan pemberian
dolomit (kapur pertanian). pemberian dolomit dengan dosis sesuai kebutuhan dapat dilakukan
untuk menyesuaikan nilai ph tanah. Untuk penambahan jumlah kapur pertanian (dolomit) dapat
dilakukan dengan perhitungan sbb:

Bila diketahui pH tanah 4,5, sedangkan kita menginginkan ph 6 maka  6 – 4,5 = 1,5 dengan
demikian  kebutuhan kapur pertanian (dolomit) yang diberikan adalah : 5,23 ton / ha. 
penambahan selanjutnya dapat dilakukan lagi setelah 3 – 5 th.

          Apabila tanah atau media tanam memiliki tingkat alkalin tinggi (basa) unsur hara micro
seperti tembaga, mangan, seng dan besi akan terikat secara kimiawi dan tidak dapat diserap oleh
tanaman . seperti halnya tanaman pada tanah asam, pada tanah basa tanaman juga tidak akan
tumbuh dan berproduksi secara maksimal.     Pemberian kapur gypsum dapat dilakukan untuk
menetralkan sifat basa tanah, ph tanah akan turun setelah kelebihan unsur sodium habis, walau
hanya pada angka 7,5 saja. pemberian unsur asam atau belerang untuk menurunkan sifat basa
tanah biasanya tidak efektif pada tanah yang mengandung mineral kalsium karbonat (unsur
kapur).

1. Peranan Bahan Organik

Menurut Hakim, et. al. (1986).Peranan bahan organik ada yang bersifat langsung terhadap
tanaman, tetapi sebagian besar mempengaruhi tanaman melalui perubahan sifat dan ciri tanah.

1. Pengaruh bahan organik pada sifat fisik tanah:


2. Kemampuan menahan air meningkat (water holding capacity)
3. Warna tanah menjadi coklat dan hitam (lebih gelap)
4. Merangsang granulasi agregat dan memantapkannya
5. Menurunkan plastisitas dan menurunkan bulk density (BD) tanah.

Pengaruh bahan organik pada sifat kimia tanah:

1. Meningkatkan daya jerap dan kapasitas tukar kation


2. Jumlah kation yang mudah dipertukarkan meningkat
3. Unsur N, P, dan S diikat dalam bentuk organik atau dalam tubuh mikroorganisme
sehingga terhindar dari pencucian dan kemudian tersedia kembali.
4. Pelarutan sejumlah unsur hara dari mineral oleh asam humus.

Pengaruh bahan organik pada sifat biologi tanah:

1. Jumlah dan aktivitas metabolik organisme meningkat


2. Kegiatan jasad mikro dalam membantu dekomposisi bahan organikjuga meningkat.

Peningkatan baik keragaman mupun populasi berkaitan erat dengan fungsi bahan organik bagi
organisme tanah, yaitu sebagai : (1) bahan organik sebagai sumber energi bagi organisme tanah
terutama organisme tanah heterotropik,dan (2) bahan organik sebagai sumber hara bagi
organisme tanah

1. Faktor yang Mempengaruhi Bahan Organik

Di antara sekian banyak faktor yang mempengaruhi kadar bahan organik dan nitrogen tanah,
faktor yang penting adalah kedalaman tanah, iklim, tekstur tanah, dan drainase. Kedalaman
lapisan menentukan kadar bahan organik dan N, kadar bahan organik terbanyak ditemukan di
lapisan atas setebal 20 cm (15 – 20 %), makin ke bawah makin berkurang, hal ini disebabkan
akumulasi bahan organik memang terkonsentrasi di lapisan atas.

Faktor iklim yang berpengaruh adalah suhu dan curah hujan. Makin ke daerah dingin kadar
bahan organik dan N makin tinggi. Pada kondisi yang sama kadar bahan organik dan N
bertambah dua hingga tiga kali setiap suhu tahunan rata-rata turun 10oC. Bila kelembaban efektif
meningkat kadar bahan organik dan N juga bertambah. Hal ini menunjukkan suatu hambatan
kegiatan organisme tanah.
Drainase buruk, dimana air berlebih, oksidasi terhambat karena aerasi buruk menyebabkan kadar
bahan organik dan N tinggi daripada tanah berdrainase baik. Pelapukan intensif menyebabkan
rendahnya kadar organik pada tanah-tanah tropis. Selain itu, bahan organik berperan sebagai:
sumber makanan dan energi untuk mikroorganisme; nutrisi tanaman melalui pelapukannya dan
peranan pertukaran ion dari humus; penyedia bahan yang diperlukan untuk pembentukan dan
stabilisasi agregat-agregat tanah; pemegang air dan melalukan air; pengendali aliran permukaan
dan erosi tanah.

Hasil pelapukan bahan organik membantu agregasi tanah sehingga diperoleh struktur yang
mempunyai baik pori makro maupun mikro, dan konsekuensinya memperbaiki infiltrasi air dan
aerasi tanah. Infiltrasi dan perkolasi air yang lebih baik akan mengurangi aliran permukaan dan
erosi. Bahan organik bersama liat membentuk agregat-agregat yang lebih mantap terhadap
pengaruh menghancurkan oleh air.Tanah dengan agregat-agregat yang lebih tahan terhadap
penghancuran oleh air, dengan demikian lebih tanah terhadap erosi.

Bahan organik memperbesar kemampuan tanah memegang air dan kapasitas tukar kation
tanah.Perbaikan kedua parameter ini berarti mengurangi kemungkinan tercucinya hara dari
tanah.Bahan organik tanah memegang hara tanah cukup kuat sehingga mengurangi kemungkinan
terjadinya pencucian, tetapi juga cukup mudah melepas kembali ion-ion yang dijerap sehingga
tersedia untuk tanaman.

Bahan organik tanah mengurangi kemungkinan terjadinya kondisi yang lebih ekstrim dalam
tanah, misalnya meningkatnya konsentrasi ion-ion karena pemberian pupuk.Konsentrasi ion-ion
yang terlalu tinggi dalam larutan tanah dapat menyebabkan ketidakseimbangan dalam
penyerapan hara atau tanaman keracunan.

1. Pengaruh Bahan Organik Terhadap Keadaan Tanah

Perkembangan perakaran tanaman paling banyak terletak di lapisan olah atau lapisan atas tanah
sampai kedalaman 15-30 cm yang mengandung paling banyak bahan organik.Bahan organik
sangat besar peranannya dalam menyediakan media pertumbuhan dan perkembangan perakaran
(Suharajo, et. al. 1986).

Bahan organik, terutama yang telah menjadi humus, dengan rasio C/N dimana N 20 dan C 57 %,
dapat menyerap air 2-4 x lipat dari bobotnya. Karena kandungan air tersebut maka humus dapat
menjadi penyangga bagi ketersediaan air. Tanah-tanah yang banyak mengandung bahan organik
memerlukan air lebih banyak untuk disimpan sebagai persediaan, dengan demikian kelembaban
tanah akan terjaga lebih baik.

Bahan organik berbentuk humus dapat menahan hara tanaman menjadi bentuk tidak larut dan
tidak mudah tercuci air hujan. Makin tinggi kadarbahan organik, makin banyak hara tanaman
dapat ditahan, sehingga bahan organik dapat berfungsi sebagai gudang atau media penyimpanan
hara tanaman dan pemupukan (anorganik) yang dilakukan dapat lebih efisien.

Bahan organik berfungsi sebagai gudang penyimpanan hara, juga mudah melepaskan hara
tersebut untuk dipakai oleh tanaman. Fosfat yang semula terfiksasi Ca, Fe, dan Al yang tidak
dapat diserap tanaman akan menjadi tersedia bila unsur-unsur Ca, Fe, dan Al tersebut diikat
bahan organik menjadi organo-complex (kompleks organik).

Bahan organik dapat menyerap panas tinggi, sebaliknya dapat juga menjadi isolator panas karena
mempunyai daya hantar panas rendah.Karena itu, walaupun permukaan tanah mendapat panas
yang tinggi dari sinar matahari, tetapi tanah bagian bawah tidak terlalu terpengaruh.Bahan
organik adalah sumber energi atau menjadi bahan makanan bagi banyak jasad mikro yang hidup
dalam tanah. Bahan organik segar atau bahan yang belum menjadi humus akan dirombak, dan
kehidupan jasad mikro dalam tanahmenjadi stabil setelah humus terbentuk.

Makin banyak bahan organik makin banyak pula populasi jasad mikro dalam tanah.Sifat humus
dari bahan organik adalah gembur, bobot isi rendah dan dengan kelembaban tanah tinggi serta
temperatur tanah yang stabil meningkatkan kegiatan jasad mikro tanah, sehingga
percampurannya dengan bagian mineral memberikan struktur tanah yang gembur dan remah
serta mudah diolah.Struktur tanah yang demikian merupakan keadaan fisik tanah yang baik
untuk media pertumbuhan tanaman. Tanah yang berstruktur liat, pasir atau tanah yang
berstruktur gumpal, bila dicampur dengan bahan organik akan memberikan sifat fisik yang lebih
baik.

Butir-butir air hujan yang jatuh ke permukaan tanah mineral mempunyai kekuatan yang mampu
memecah massa dan melemparkan butir-butir tanah yang telah lepas sebagai erosi percikan
(splash erosion). Setelah lapisan tanah atas jenuh air, ruang-ruang pori tanah cepat tertutup oleh
partikel-partikel halus, sehingga air mengalir di permukaan dan membawa partikel-partikel lepas
sebagai erosi lapisan permukaan (sheet erosion). Dengan adanya bahan organik di lapisan tanah
atas, sheet erosion dapat dihambat karena bahan organik bertindak sebagai perisai. Penutupan
poritanah dapat dikurangi karena bahan organik membuat lebih banyak rongga udara dan
struktur tanah lebih mantap sehingga partikel tanah tidak mudah lepas. Aliran permukaan
berkurang karena lebih banyak air dapat meresap kedalam tanah sehingga sheet erosion dapat
dihindari.Dengan demikian bahan organik dapat mengurangi terjadinya erosi.

Anda mungkin juga menyukai