Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH MATA KULIAH PKN SD

ANALISIS INTEGRASI NILAI NILAI KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN PK SD

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah PKN SD dalam meraih gelar strata 1

Dosen pengampu: SITI HUSNA ,S.Pd.SD,MPd

Oleh kelompok 3:

Dewi agustina 198610354

Fitiah 198610147

Halimatusadiiyah 198610148

Nia tamara dewi 198610151

Erhan solahudin rabbani

Ilham abdulhadi

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR STKIP


ARRAHMANIYAH KLB LIMO KOTA DEPOK

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah atas kehadirat allah swt atas segala nikmat dan karunianya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini ,sholawat teriring salam kita sampaikan kepada baginda
rasulullah saw,kepada para keluarga,sahabat, dan mudah mudahan sampai kepada kita
umatnya,pada hari kiamat nanti kita semua mendapat syafaatnya,amiin

Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada :

1. Dosen pengampu mata kuliah PKN SD, SITI HUSNA ,S.Pd.SD,MPd,yang telah
memberikan bimbingan serta arahan sehingga makalh ini dapat kami selesaikan
2. Rekan-rekan mahasiswa STKIP ARRAHMANIYAH yang telah membantu kami

Dengan demikian dapat kami sampaikan semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan orang
lain yang membacanya, kritik dan saran membangun kami harapkan .

Depok, oktober 2022

Penyusun

Kelompok 3
DAFTAR ISI

KATA PENGNTAR

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

B.Rumusan Masalah

C. Tujuan Pembelajaran

BAB II PEMBAHASAN

A. Integrasi Nilai Pendidikan Karakter


a. Pengertian integrasi nilai pendidikan karakter
b. nilai-nilai karakter yang sesuai diintegrasikan kedalam
mata pelajaran PKn SD
B. Pengintegrasian Nilai Karakter Ke Dalam Pembelajaran PKn SD

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN
BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Salah satu persoalan krusial bangsa Indonesia, terutama yang berkaitan dengan penyiapan
SDM siap kompetensi di era global adalah krisis nilai-nilai karakter bangsa. Pada saat ini, bangsa
Indonesia sedang mengalami krisis nilai-nilai karakter bangsa, yang ditandai dengan semakin
maraknya kejahatan dan tindakan-tindakan lain yang tak mencerminkan nilai-nilai karakter
bangsa, yang dilakukan oleh orang-orang berpendidikan dan yang punya jabatan strategis di
pemerintah atau masyarakat. Kita tak bisa lagi menghitung dengan jari berapa mantan pejabat
pemerintah yang dihukum karena keterlibatannya dalam perkara criminal, korupsi dan
penyalahgunaan jabatan.

Persoalan diatas juga terjadi di lingkungan persekolahan. Misalnya, kebocoran soal ujian
nasional terjadi di Medan, Bandung, dan Solo (Kompas,26 Maret 2010). Realita ini menunjukan
bahwa institusi pendidikan belum berhasil menyiapkan lulusan yang memiliki komitmen dan
bermoral tinggi. Dalam konteks ini, Doni Koesoema (Kompas, 26 April 2007) menengarai
bahwa pendidikan kita sedang menyimpan bom waktu yang akan menghancurkan sendi-sendi
tatanan social kapan saja. Sementara itu, agar bisa memenangi kompetisi di berbagai bidang
kehidupan mensyaratkan tersediannya SDM cerdas, cendekia, dan bermoral.apa yang bisa
diperbuat bangsa Indonesia, khususnya para civitas akademika LPTK untuk memecahkan
persoalan atau krisis nilai-nilai karakter bangsa yang melanda bangsa Indonesia? Salah satu cara
yang bisa dilakukan adalah mengintegrasikan nilai-nilai karakter bangsa ke dalam pembelajaran
di sekolah. Cara ini dipandang relevan digunakan karena setiap mata pelajaran akan termuati
nilai-nilai karakter bangsa secara spesifik dan kontekstual. Alasan lainnya, karena
pengembangan nilai-nilai karakter bangsa tidak secara khusus diberikan pada mata pelajaran
tertentu dalam pembelajaran di sekolah. Dengan cara demikian, sekolah diasumsikan mampu
menyiapkan SDM kompeten di bidangnya dan sekaligus peserta didik memiliki nilai-nilai
karakter bangsa sebagaimana yang telah digalu dan disepakati pendahulu kita dan tetap masih
relevan dalam kehidupan sehari-hari pada saat ini.

Selanjutnya Menteri Pendidikan Nasional dalam pertemuan dengan pimpinan


Pascasarjana Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) se-Indonesia di Auditorium
Universitas Negeri Medan megatakan "Pendidikan karakter harus dmulai dari SD karena jika
karakter tidak terbentuk sejak dini maka akan susah untuk merubah karakter seseorang"

Dalam Pengintegrasian nilai-nilai karakter kedalam perangkat pembelajaran tidak dapat


di integrasikan secara begitu saja, melainkan harus menyesuaikan terlebih dahulu nilai-nilai
karakter dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Dalam membuat perangkat
pembelajaran dalam hal ini RPP guru harus memperhatikan nilai-nilai karakter yang sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang tertuang dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar.
Pemerintah melalui kementrian pendidikan nasional dan deparrtemen agama sering mengadakan
kegiatan berupa seminar atau pelatihan tentang pendidikan karakter yang pesertanya adalah para
pendidik mulai dari SD, SMP, dan SMA. Dengan diadakannya seminar atau pelatihan tentang
pendidikan budaya karakter, diharapkan guru mampu menerapkan dan mengintegrasikan
pendidikan karakter dalam proses pembelajaran di sekolah. Namun, pelatihan atau seminar yang
pernah diikuti oleh guru tampaknya belum berhasil secara optimal. Sering dijumpai guru-guru
yang masih kebingungan dalam pengimplementasian pendidikan karakter ke dalam proses
pembelajaran, terutama dalam menginte grasikan nilai-nilai karakter ke dalam perangkat
pembelajaran. Dalam pengintegrasian nilai-nilai karakter kedalam perangkat pembelajaran,
seringkali tidak relevan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar dan terkesan
dipaksakan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas ,maka permaslahnnya dapat dirurumskan sebagai berikut:

1. Nilai-nilai karakter apa saja yang sesuai diintegrasikan ke dalam mata pelajaran pendidikan
kewarganegaraan disekolah dasar?

2. Bagaimana pengintegrasian nilai-nilai karakter ke dalam pembelajaran pendidikan


kewarganegaraan di sekolah dasar?

C. Tujuan Pembahasan

Tujuan dari penulisan ini adalah untuk memaparkan hal-hal yang berkaitan dengan ;

1. mengidentifikasi nilai-nilai karakter yang sesuai diintegrasikan kedalam mata pelajaran PKn
SD
2. mengintegrasikan nilai karakter ke dalam pembelajaran PKn SD.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Integrasi Nilai Pendidikan Karakter


a. Pengertian integrasi nilai pendidikan karakter

Integrasi Nilai Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada
warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan
untuk melaksanakan nilainilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri
sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kami

b. nilai-nilai karakter yang sesuai diintegrasikan kedalam mata pelajaran PKn SD:

Nilai karakter merupakan hal yang paling penting dalam proses pembelajaran pendidikan
karakter di sekolah dasar terutama mata pelajaran PKn. Pemilihan nilai karakter ke dalam
pembelajaran PKn SD tidak bisa diintegrasikan secara begitu saja, memelainkan harus
disesuaikan dengan tujuan pembelajaran PKn. Data nilai-nilai karakter yang sesuai dengan
pembelajaran PKn di SD diperoleh dengan cara mengkaji Standar Kompetensi (SK) dan
Kompetensi Dasar (KD) pada Standar Isi (SI), kemudian memilih nilai karakter yang
memperlihatkan keterkaitan antara SK dan KD dengan nilai dan indikator.

Disamping Lickona (1991), William J. Bennett(Ed) (1997) dalam bukunya yang berjudul “The
Books of Virtues : A Treasury of Great Moral Stories.” Sebagaimana dikutip olwh I Wayan
Koyan (1997) mengungkapkan beberapa cara untuk mengembangkan karakter yang baik, yakni
sebagai berikut :.

1. “Self-Discipline” atau disiplin diri perlu ditanamkan pada para mahasiswa/siswa, dosn/guru,
pelatih, pembimbing dan semua komponen yang terlibat dalam proses pembelajaran.

2. “Compassion” atau rasa terharu. Rasa terharu yang disertai rasa kasih sayang dapat
ditanamkan melalui cerita-cerita atau peribahasa yang bermanfaat seoptimal mungkin.

3. “Responsibility” atau tanggung jawab. Bertanggung jawab adalah salah satu ciri bahwa orang
tersebut belum matang, sebaliknya adanya rasa tanggung jawab adalah ciri kematangan
seseorang. Berusaha membantu anak-anak supaya menjadi orang yang bertanggung jawab, kita
sesungguhnya membantu mereka untuk menjadi matang. Anak perlu dilatih mengerjakan tugas-
tugas rumah, tugastugas sekolah dan belajar secara sukarela di mana perlu.

4. “Friendship” atau persahabatan. Persahabatan yang baik merupakan paradigma moral bagi
semua hubungan antar manusia. Kita harus mengajarkan kepada siswa bagaimana memilih
teman ataua sahabat yang baik. Tuntutan suatu persahabatan adalah kejujuran, keterbukaan,
setia, pengorbanan diri, yang ini semua adalah sangat potensial untuk mendorong terwujudnya
kematangan moral dan kejujuran yang mantap.

5. “Work” atau bekerja. Langkah pertama mengerjakan sesuatu adalah belajar, bagaimana cara
mengerjakan sesuatu. Dalam hal ini perlu ditanamkan bahwa semua pekerjaan adalah baik dan
mulia, cara menikmati mengerjakan sesuatu, cara bekerja sama, member dorongan dan apresiasi
terhadap usaha-usaha mereka, bekerja dengan penuh riang gembira, disertai dengan pemberian
contoh yang teliti dan cermat.

6. “Courage” atau keberanian dan keteguhan hati, Hal ini perlu ditanamkan dalam menghadapi
perasaan takut, sifat-sifat ragu, gugup dan bimbang, dan sifat-sifat lain yang sering mengganggu.
Anak perlu didorong dan dibangkitkan motivasinya untuk berlatih dengan menggunakan
kecerdasannya.

7. “Perseverance” atau ketekunan. Bagaimana caranya mendorong para mahasiswa/siswa supaya


tekun dan tetap melaksanakan usaha-usaha untuk meningkatkan keberanian dan ketekunannya.
Mereka perlu dibimbing dan diarahkan serta diberikan contoh-contoh yang positif, dengan
mengedepankan prinsip “Tut Wuri Handayani”.

8. “Honesty” atau Kejujuran. Peserta didik perlu dididik menjadi pribadi yang jujur, berbuat
secara nyata, secara murni dan dapat dipercaya. Kejujuran diwujudkan atau diekspresikan dalam
bentuk rasa hormat kepada diri-sendiri dan kepada orang lain.

9. “Loyality” atau Loyalitas. Loyalitas adalah kesetiaan berkaitan dengan hubungan


kekeluargaan, persahabatan, afiliasi keagamaan, kehidupan profesional dan lain-lain, yang
kesemuanya itu dapat berubah dan dikembangkan kea rah yang baik dan mulia.

10. “Faith” atau Keyakinan. Keyakinan atau kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
merupakan dimensi yang sangat penting, yang merupakan sumber moral manusia. Keyakinan
juga merupakan sumber disiplin dan kekuatan yang sangat berarti dalam kehidupan manusia,
dapat membantu kestabilan sosial dan perkembangan moral individu dan masyarakat. Oleh
karena itu hal ini perlu dilmiliki oleh anak-anak sedini mungkin sesuai dengan tahap-tahap
perkembangan mereka.

Nilai-Nilai yang perlu diintegrasikan ke dalam Pendidikan karakter antara lain adalah :

1. Nilai ketaqwaan, harus ditanamkan sejak dini, karena nilai ketaqwaan merupakan cerminan
dari nilai keimanan berupa perilaku yang berwujud dalam menjalankan perintah agama

2. Nilai keimanan, dapat mempengaruhi perilaku seseorang. Dengan nilai ini diharapkan
pendidik dan peserta didik membina dirinya menjadi manusia yang benar

3. Nilai kejujuran adalah sikap perilaku tidak berbohong, berani berkorban membela kebenaran.
Nilai ini akan menjadi bagian dalam kehidupannya
4. Nilai kepedulian yang terwujud dalam sikap empaty, saling menasehati, saling memberitahu,
saling mengingatkan dan saling melindungi

5. Nilai keterbukaan artinya sekolah harus transaparan atau terbuka. Semua kegiatan harus
dilaksanakan secara terbuka untuk menghilangkan rasa saling curiga, salah sangka dan bahkan
fitnah.

6. Nilai kebersamaan artinya suasana tata hubungan antar warga sekolah harus tercermin dalam
sikap dan perilaku tolong-menolong, tegang rasa, dan saling hormatmenghormati antar sesama

7. Nilai etika atau sopan santun artinya suatu sikap yang terkait dengan cara bertindak dan tutur
kata sesuai dengan adat istiadat dan norma yang berlaku di dalam masyarakat (norma agama,
norma kesopanan, norma kesusilaan, dan norma hukum)

Ada 18 nilai karakter Menurut Kemdiknas (Suyadi,2013:7-9) sebagaimana tertuang dalam buku
Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa.

a. Religius , yakni ketaatan dan kepatuhan dalam memahami dan melaksanakan ajaran
agama (aliran kepercayaan) yang dianut, termasuk dalam hal ini adalah sikap toleran terhadap
pelaksanaan ibadah agama (aliran kepercayaan) lain, serta hidup rukun dan berdampingan.

b. Jujur, yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan kesatuan antara pengetahuan,
perkataan dan perbuatan (mengetahui yang benar, mengatakan yang benar dan melakukan yang
benar) sehingga menjadikan orang yang bersangkutan sebagai pribadi yang dapat dipercaya.

c. Toleransi, yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan penghargaan terhadap perbedaan
agama, aliran kepercayaan suku, adat, bahasa, ras, etnis, pendapat, dan hal-hal lain yang berberda
dengan dirinya secara sadar dan terbuka, serta dapat hidup tenang di tengah perbedaan tersebut.

d. Disiplin, yakni kebiasaan dan tindakan yang konsisten terhadap segala bentuk peraturan
atau tata tertib yang berlaku.

e. Kerja keras, yakni perilaku yang menunjukan upaya secara sungguh-sungguh (berjuang
hingga titik darah penghabisan) dalam menyelesaikan berbagai tugas, permasalahan, pekerjaan
dan lain-lain dengan sebaik-baiknya.

f. Kreatif, yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan inovasi dalam berbagai segi dalam
memecahkan masalah, sehingga selalu menemukan cara-cara baru, bahkan hasil-hasil baru yang
lebih baik dari sebelumnya.

g. Mandiri, yakni sikap dan perilaku yang tidak tergantung pada orang lain dalam
menyelesaikan berbagai tugas maupun persoalan. Namun hal ini bukan berarti tidak boleh kerja
sama secara kolaboratif, melainkan tidak boleh melemparkan tugas dan tanggung jawab kepada
orang lain.
h. Demokratis, yakni sikap dan cara berpikir yang mencerminkan persamaan hak dan
kewajiban secara adil dan merata antara dirinya denga orang lain.

i. Rasa ingin tahu, yakni cara berpikir, sikap dan perilaku yang mencerminkan penasaran
dan keingintahuan terhadap segala hal yang dilihat, didengar, dan dipelajari secara lebih
mendalam.

j. Semangat kebangsaan atau nasionalisme, yakni sikap dan tindakan yang menempatkan
kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau individu dan golongan.

k. Cinta tanah air, yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan rasa bangga, setia, peduli
dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, budaya, ekonomi,politik dan sebagainya, sehingga
tidak mudah menerima tawaran bangsa lain yang dapat merugikan bangsa sendiri.

l. Menghargai prestasi, yakni sikap terbuka terhadap prestasi orang lain dan mengakui
kekurangan diri sendiri tanpa mengurangi semangat berprestasi yang lebih tinggi.

m. Komunikatif, senang bersahabat atau proaktif, yakni sikap dan tindakan terbuka terhadap
orang lain melalui komunikasi yang santun sehingga tercipta kerja sama secara kolaboratif
dengan baik.

n. Cinta damai, yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan suasana damai, aman, tenang
dan nyaman atas kehadiran dirinya dalam komunitas atau masyarakat tertentu.

o. Gemar membaca, yakni kebiasaan dengan tanpa paksaan untuk menyediakan waktu
secara khusus guna membaca berbagai informasi, baik buku, jurnal, majalah, korandan
sebagainya, sehingga menimbulkan kebijakan bagi dirinya.

p. Peduli lingkungan, yakni sikap dan tindakan yang selalu berupaya menjaga dan
melestarikan lingkungan sekitar.

q. Peduli sosial, yakni sikap dan perbuatan yang mencerminkan kepedulian terhadap orang
lain maupun masyarakat yang membutuhkannya.

r. Tanggung jawab, yakni sikap dan perilaku seseorang dalam melaksanakan tugas dan
kewajibannya, baik yang berkaitan dengan diri sendiri, social, masyarakat, bangsa, negara
maupun agama.

Nilai-nilai karakter yang sesuai diintegrasikan ke dalam mata pelajaran PKn di SD, yaitu:

Peduli sosial, cerdas, cinta tanah air, demokratis, disiplin, jujur, kerja keras, menghargai prestasi,
peduli lingkungan, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, tanggungjawab, dan toleransi.

Data nilai karakter yang sesuai dengan pendidikan kewarganegaraan di sekolah dasar diperoleh
dengan menggunakan analisis data, dengan cara mengkaji Standar Komptensi (SK) dan
Kompetensi Dasar (KD) pada Standar Isi (SI) PKn sekolah dasar untuk menentukan apakah
nilai-nilai karakter yang tercantum itu sudah tercakup di dalamnya, kemudian memilih nilai
karakter yang memperlihatkan keterkaitan antara SK dan KD PKn sekolah dasar dengan nilai
karakter dan indi-kator. Dalam menentukan nilai karakter, penentu harus menyesuaikan antara
SK/KD dan indikator dengan nilai karakter yang terkandung dalam tujuan pembelajaran.

B. Pengintegrasian Nilai Karakter Ke Dalam Pembelajaran PKn SD

Pengintegrasian nilai-nilai pendidikan karakter ke dalam pembelajaran PKn SD dapat dilakukan


dengan cara mencantumkan nilai-nilai karakter kedalam silabus dan RPP.

Menurut kemendiknas (2010: 18), nilai-nilai pendidikan karakater diintegrasikan dalam setiap
pokok bahasan dari setiap mata pelajaran. Nilai-nilai tersebut dicantumkan dalam silabus dan
RPP dengan melalui cara-cara berikut ini:

a. Mengkaji Standar Komptensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) pada Standar Isi (SI) untuk
menentukan apakah nilainilai budaya dan karakter bangsa yang tercantum itu sudah tercakup di
dalamnya.

b. Memilih karakter yang memperlihatkan keterkaitan antara SK dan KD dengan nilai dan
indikator untuk menentukan nilai yang akan dikembangkan.

c. Mencantumkan nilai-nilai karakter tersebut ke dalam silabus.

d. Mencantumkan nilai-nilai yang sudah tertera dalam silabus ke dalam RPP.

Berdasarkan hal tersebut dapat disim pulkan bahwa RPP mempunyai peranan penting dalam
pengintegrasian nilai-nilai pendidikan karakter ke dalam proses pembelajaran di sekolah. RPP
merupakan gambaran tentang pembelajaran yang akan dilakukan dalam proses pembelajaran.

Lebih lanjut Warsono (2010) menjelaskan, adapun langkah-langkah yang harus dilakukan dalam
menyususun RPP, sebagai berikut:

1. Memahami substansi SK dan KD, baik dari ranah kognitif, afektif, maupun psikomotor (jika
ada).

2. Menyusun indikator yang didasarkan pada hasil pemahaman SK dan KD.

3. Menyusun alat evaluasi.

4. Menyusun materi ajar.

5. Memilih metode pembelajaran


Berdasarkan langkah-langkah di atas dapat dijelaskan bahwa dalam menyusun RPP hal yang
perlu dilakukan adalah memahami substansi SK dan KD. Secara kognitif, konsep apa yang ada
didalam SK dan KD. Pemahaman konsep dan perilaku yang diharapkan didalam SK dan KD
menjadi kunci dalam penyusunan indikator. Dari indikator tersebut akan menjadi acuan dalam
menyusun alat evaluasi dan materi ajar. Dari materi ajar akan memandu dalam memilih metode
pembelajaran.

Kualitas kegiatan pembelajaran sangat bergantung pada perencanaan dan proses pembelajaran
yang dilakukan oleh guru. Namun untuk memudahkan memahami beberapa nilai yang
diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan melalui Rencana
pelaksanaan pembelajaran dijelaskan dengan tabel indikator pengembangan pendidikan karakter
berikut ini :

Karakter Penjabaran karakter indikator


rasulullah dalamkehidupan
SIDIQ Benar  Berpijak pada ajaran Al-Qur’an dan
Hadits
 Berangkat dari niat yang baik
ikhlas  Sepenuh hati, tidak pamrih.
 Semua perbuatan untuk kebaikan
Jujur  Apa yang dilakukan berdasarkan
kenyataan.
 Hati dan ucapannya sama.
 Apa yang dikatakan itu benar
Sabar  Tidak mudah marah
 Tabah menghadapi cobaan
 Bisa mengendali kan emosi
Adil  Tidak memihak
 Memiliki keterbukaan
 Mau mendengar kan orang lain
Istiqomah  Ajeg dalam melakukan kebaikan
 Tidak mudah dipengaruhi oleh hal-hal
yang buruk
Berbakti pada orang tua  Hormat kepada orang tua
 Mengikuti nasehat orang tua
 Tidak membantah orang tua
 Memiliki etika terhadap orang tua
Waspada  Mempertim bangkan apa yang dilakukan
 Tidak mudah terpengaruh budaya
lingkungan yang kurang baik
Ikram(hormat)  Menghorma ti guru dan orang tua
 Menghorma ti tamu
 Sayang kepada yang lebih muda
Lemah lembut  Tutur katanya baik dan tidak menyakitka
n
 Ramahdalam bergaul
Kebersihan  Bersih hati, tidak iri tidak dengki kepada
orang lain
 Menjaga kebersihan badan dan
lingkungan
Empati  Membantu orang yang susah
 Berkorban untuk orang lain
 Memahami perasaan orang lain
Rendah hati  Menunjukk an kesederhan aan dan tidak
sombong
 Tidak memamerk an kekayaannya
kepada orang lain
 Tidak suka meremehka n orang lain
Sopan santun  Memiliki perilaku yang baik
 Memiliki tatakrama (unggahungguh)
 Kepada yang lebih tua tahu diri
Tanggung jawab  Melaksanak an tugas dengan sepenuh hati
 Melaporkan apa yang menjadi tugasnya
 Segala yang menjadi tanggung jawabnya
dapat dijalankan
Disiplin  Tepat waktu, tidak terlambat
 Taat pada peraturan yang berlaku
 Menjalanka n tugas sesuai jadwal yang
ditentukan
Rajin belajar  Memiliki kegemaran membaca (habit
reading)
 Membiasak an menulis
 Suka membahas pelajaran
 Mengisi waktu dengan belajar
Ulet/gigih  Berusaha untuk mencapai tujuan
 Tekun dan semangat Bekerja keras dan
cekatan
 Segera bangkit dari kegagalan
Logis dalam berfikir  Berfikir dengan akal pikiran bukan
sekedar perasaan
 Menghargai pendapat yang lebih logis
 Mau menerima masukan orang lain
Ingin berprestasi  Selalu ingin mendapatka n hasil yang
maksimal
 Melakukan yang terbaik
 Berusaha memperbai ki diri
 Memiliki konsep diri
Kreatif  Memiliki inovasi
 Memiliki berbagai gagasan untuk
menemukan dan menyelesai kan sesuatu
 Suka dengan halhal yang baru
Teliti  Sistematis dalam suatu hal
 Hati-hati dalam menentukan sesuatu
 Tidak ceroboh
Bekerjasama  Dapat menghargai perbedaan
 Suka berkolabora si dengan teman
 Mengerti perasaan orang lain

Pengintegrasian nilai-nilai karakter ke dalam kegiatan pembelajaran merupakan proses terencana


untuk memadukan, memasukan, dan menerapkan nilai-nilai pendidikan karakter yang diyakini
baik dan benar dalam rangka membentuk, mengembangkan, dan membina tabiat dan kepribadian
peserta didik. Hal ini dimaksudkan agar nilai-nilai pendidikan karakter dapat diwujudkan dalam
proses pembelajaran, sehingga terjadi proses internalisasi dan personalisasi nilai- nilai
pendidikan karakter bersamaan dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar.

Adapun MenurutMarzuki (2001:8)integrasi pendidikan karakter di dalam proses pembelajaran


PKn dilaksanakan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran.
Adapun tahapan-tahapannya adalah:

a. Tahap perencanaan

Tahap perencanaan yang mula-mula dilakukan adalah analisis Standar Kompetensi (SK) atau
Kompetensi Dasar (KD), pengembangan Silabus berkarakter, penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP)berkarakter, dan menyiapkan bahan ajar berkarakter. Analisis Standar
Kompetensi (SK) atau Kompetensi Dasar (KD) dilakukan untuk mengidentifikasi nilai-nilai
karakter yang secara substansi dapat diintegrasikan pada Standar Kompetensi (SK) atau
Kompetensi Dasar (KD) yang bersangkutan. Perlu dicatat bahwa identifikasi nilai- nilai karakter
ini tidak dimaksudkan untuk membatasi nilai-nilai yang dapat dikembangkan pada pembelajaran
Standar Kompetensi (SK) atau Kompetensi Dasar (KD) yang bersangkutan. Guru dituntut lebih
cermat dalam memunculkan nilai-nilai yang ditargetkan dalam proses pembelajaran dikelas.

Secara praktis, pengembangan silabus dapat dilakukan dengan merevisi silabus yang telah
dikembangkan sebelumnya dengan menambah komponen (kolom) karakter tepat di sebelah
kanan komponen (kolom) Kompetensi dasar atau di kolom Silabus yang paling kanan.Pada
kolom tersebut, diisi nilai-nilai karakter yang hendak diintegrasikan dalam pembelajaran. Nilai-
nilai yang diisikan tidak hanya terbatas pada nilai-nilai yang telah ditentukan melalui analisis
Standar Kompetensi (SK) atau Kompetensi Dasar (KD), tetapi dapat ditambah dengan nilai-nilai
lainnya yang dapat dikembangkan melalui kegiatan pembelajaran, setelah itu. Kegiatan
pembelajaran, indikator pencapaian, dan/atau teknik penilaian, diadaptasi atau dirumuskan ulang
dengan menyesuaikan terhadap karakter yang hendak dikembangkan. Metode menjadi urgen
karena akan menentukan nilai-nilai karakter apa yang akan ditargetkan dalam proses
pembelajaran.

Sebagaimana langkah-langkah pengembangan Silabus, penyusunan Rencana Pelaksanaan


Pembelajaran (RPP) dalam rangka pendidikan karakter yang terintegrasi dalam pembelajaran
juga dilakukan dengan cara merevisi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah ada.

Revisi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dapat dilakukan dengan langkah-langkah


sebagai berikut:

1. Rumusan tujuan pembelajaran

Rumusan tujuan pembelajaran direvisi/diadaptasi. Revisi/adaptasi tujuan pembelajaran dapat


dilakukan dengan dua cara, yaitu (1) rumusan tujuan pembelajaran yang telah ada direvisi hingga
satu atau lebih tujuan pembelajaran tidak hanya mengembangkan kemampuan kognitif dan
psikomotorik, tetapi juga afektif (karakter); dan (2) ditambah tujuan pembelajaran yang khusus
dirumuskan untuk karakter.

2. Pendekatan / metode pembelajaran

Pendekatan/metode pembelajaran diubah (disesuaikan) agar mencapai pengetahuan dan


keterampilan yang ditargetkan, juga mengembangkan karakter.

3. Langkah-langkah pembelajaran

Langkah-langkah direvisi, kegiatan-kegiatan pembelajaran dalam setiap langkah/tahap


pembelajaran (pendahuluan, inti dan penutup), direvisi atau ditambah agar sebagian atau seluruh
kegiatan pembelajaran pada setiap tahapan memfasilitasi peserta didik memperoleh pengetahuan
dan keterampilan yang ditargetkan dan mengembangkan karakter. Prinsip-prinsip pendekatan
pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning), pembelajaran kooperatif
(Cooperatif Learning) dan pembelajaran aktif (missal: PAIKEM/ pembelajaran Aktif, Inovatif,
Kreatif, Efektif dan menyenangkan) cukup efektif untuk mengembangkan karakter peserta didik.

4. Bagian penilaian

Bagian penilaian direvisi. Revisi dilakukan dengan cara mengubah dan/atau menambah
teknik/teknik penilaian yang telah dirumuskan. Teknik- teknik penilaian dipilih sehingga secara
keseluruhan teknik-teknik tersebut mengukur pencapaian peserta didik dalam kompetensi dan
karakter.Di antara teknik-teknik penilaian yang dapat dipakai untuk mengetahui perkembangan
karakter adalah observasi penilaian kinerja, penilaian antarteman, dan penilaian diri sendiri. Nilai
karakter sebaiknya tidak dinyatakan secara kuantitatif, tetapi secara kualitatif, misalnya seperti
berikut:
a. BT : Belum Terlihat, apabila peserta didik belum memperhatikan tanda- tanda awal
perilaku/karakter yang dinyatakan dalam indikator.

b. MT :Mulai Terlihat, apabila peserta didik sudah memulai memperlihatkan adanya tanda-
tanda awal perilaku/karakter yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum konsisten.

c. MB :Mulai Berkembang, apabila peserta didik sudah memperlihatkan berbagai tanda


perilaku/karakter yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten.

d. MK : Menjadi Kebiasaan, atau membudaya, apabila peserta didik terus menerus


memperlihatkan perilaku/karakter yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten.(Dit. PSMP
Kemdiknas, 2010).

5. Bahan ajar

Bahan ajar disiapkan, bahan ajar yang biasanya diambil dari buku ajar (buku teks) perlu
disiapkan dengan merevisi atau menambah nilai-nilai karakter ke dalam pembahasan materi yang
ada di dalamnya. Buku-buku yang ada selama ini meskipun telah memenuhi sejumlah kriteria
kelayakan buku ajar, yaitu kelayakan isi, penyajian, bahasa, dan grafika, akan tetapi materinya
masih belum secara memadai mengintegrasikan pendidikan karakter di dalamnya. Apabila guru
sekedar mengikuti atau melaksanakan pembelajaran dengan patokan pada kegiatan-kegiatan
pembelajaran pada buku-buku tersebut, pendidikan karakter secara memadai belum berjalan.
Oleh karena itu, sejalan dengan apa yanh telah dirancang pada silabus dan RPP yang
berwawasan pendidikan karakter, bahan ajar perlu diadaptasi, adaptasi yang paling mungkin
dilaksanakan oleh guru adalah dengan cara menambah kegiatan pembelajaran yang sekaligus
dapat mengembangkan karakter. Cara lainnya dengan mengadaptasi atau mengubah kegiatan
belajar pada buku ajar yang dipakai.Selain itu, adaptasi dapat dilakukan dengan merevisi
substansi pembelajarannya.

b. Pelaksanaan pembelajaran

Kegiatan pembelajaran dari tahapan kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup dipilih dan
dilaksanakan agar peserta didik mempraktikkan nilai-nilai karakter yang ditargetkan. Terutama
bagi Guru di dalam proses pembelajaran terlebih dahulu harus merancang langkah-langkah
pembelajaran yang memfasilitasi peserta didik aktif dalam proses mulai dari pendahuluan, inti,
hingga penutup. Guru dituntut untuk menguasai berbagai metode, model, atau strategi
pembelajaran aktif sehingga langkah-langkah pembelajaran dengan mudah disusun dan dapat
dipraktikkan dengan baik dan benar. Dengan proses seperti ini, guru juga bisa melakukan
pengamatan sekaligus melakukan evaluasi (penilaian) terhadap proses yang terjadi, terutama
terhadap karakter peserta didik.

c. Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi atau penilaian merupakan bagian yang sangat penting dalam proses pendidikan. Dalam
pendidikan karakter, penilaian harus dilakukan dengan baik dan benar.Penilaian tidak hanya
menyangkut pencapaian kognitif peserta didik, tetapi juga pencapaian afektif dan
psikomotoriknya.Penilaiam karakter lebih mementingkan pencapaian afektif dan psikomotorik
peserta didik dibandingkan pencapaian kognitifnya. Agar hasil penilaian yang dilakukan oleh
guru bisa benar dan objektif, guru harus memahami prinsip-prinsip penilaian yang benar sesuai
dengan standar penilaian pendidikan yang sudah ditetapkan oleh para ahli penilaian.

Pemerintah (Kemdiknas/Kemendikbud) sudah menetapkan Standar Penilaian Pendidikan yang


dapat dipedomani oleh guru dalam melakukan penilaian di sekolah, yakni Permendiknas RI
Nomor 20 Tahun2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan.Dalam standar ini banyak teknis dan
bentuk penilaian yang ditawarkan untuk melakukan penilaian, termasuk dalam penilaian
karakter.Dalam penilaian karakter, guru hendaknya membuat instrumen penilaian yang
dilengkapi dengan rubik penilaian untuk menghindari penilaian yang subjektif, baik dalam
bentuk instrument penilaian pengamatan (lembar pengamatan) maupun instrumen penilaian skala
sikap (Marzuki, 2001:9).

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengintegrasian nilai-nilai karakter


dalam pembelajaran dapat dilakukan melalui tahap-tahap; perencanaan, implementasi dan
evaluasi. Dengan demikian pengintegrasiaan nilai- nilai pendidikan karakter dalam pembelajaran
PKn menjadikan peserta didik menguasai Kompetensi (materi) yang ditargetkan, juga dirancang
dan dilakukan untuk menjadikan peserta didik mengenal, menyadari/peduli, dan
menginternalisasi nilai-nilai karakter dalam kehidupan sehari-harinya

BAB III

PENUTUP
KESIMPULAN

Dari pembahasan bab di atas dapat disimpulkan :

1. Nilai-nilai karakter yang sesuai diintegrasikan ke dalam mata pelajaran PKn di SD, yaitu:
Peduli sosial, cerdas, cinta tanah air, demokratis, disiplin, jujur, kerja keras, menghargai
prestasi, peduli lingkungan, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, tanggungjawab, dan
toleransi.
2. Pengintegrasian nilai-nilai pendidikan karakter ke dalam pembelajaran PKn SD dapat
dilakukan dengan cara mencantumkan nilai-nilai karakter ke dalam silabus dan RPP.
Dalam mencantumkan nilai-nilai karakter kedalam Silabus dan RPP hal yang perlu
dilakukan yaitu, memahami substansi SK dan KD. Secara Kognitif, konsep apa yang ada
di dalam SK dan KD. Memahami konsep dan perilaku yang diharapkan di dalam SK dan
KD menjadi kunci dalam penyusunan indikator. Dari indikator tersebut akan menjadi
acuan dalam menyusun alat evaluasi dan materi ajar. Dari materi ajar akan memandu
dalam memilih metode pembelajaran.
3. Dengan menggunakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sebagai media integrasi nilai-
nilai pendidikan karakter ke dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
memudahkan pemahaman terhadap peserta didik tentang tata cara dan jenis-jenis nilai
yang dikembangkan. Dan dengan menggunakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
sebagai media integrasi nilai-nilai pendidikan karakter ke dalam mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan peserta didik mengetahui bagaimana proses pembelajaran
di arahkan dan di jalankan sesuai standar proses.

Anda mungkin juga menyukai