Anda di halaman 1dari 3

TUGAS PENDIDIKAN AGAMA

MUAMALAH
MURABAHAH

DISUSUN OLEH :
1. Devita Tri Wahyuni ( 13 )
2. Kholifah Az Zahra ( 23 )

SMK N 2 BLORA
TAHUN AJARAN 2022/2023
Ariyah ( Pinjam Meminjam )

Kegiatan pinjam meminjam dalam Bahasa Arab dikenal dengan nama 'Ariyah. Agama Islam,
mengatur kegiatan ini berdasarkan beberapa dalil.

Dikutip dari Kitab Minhajul Muslim karya Syekh Abu Bakar Jabir al Jaza'iri 'ariyah atau pinjam
meminjam adalah suatu barang yang diberikan kepada seseorfang yang dapat memanfaatkannya
hingga jangka waktu tertentu, kemudian setelah itu dikembalikan kepada pemiliknya tanpa ada
imbalan.

Hukum Pinjam Meminjam dalam Islam:

Hukum Pinjam Meminjam

Menurut Syekh Abu Bakar Jabir al Jaza'iri hukum pinjam meminjam atau 'Ariyah adalah
disyariatkan. Ini sebagaimana firman Allah SWT dalam Al Quran surat Al Maidah ayat 2:

"Dan tolong-menolong lah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-
menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat
berat siksa-Nya.

Diriwayatkan dalam hadits Imam Muslim dari Abu Hurairah, Rasulullah Shallallahu alaihi wa
sallam bersabda:

"Allah senantiasa menolong seorang hamba selama hamba itu menolong saudaranya".

Kemudian, hukum pinjam meminjam bisa menjadi wajib apabila orang yang meminjam itu sangat
memerlukannya. Contohnya, seperti meminjam pisau untuk memotong kambing yang mendekati
mati atau pakaian untuk menutup aurat.

Namun, hukum pinjam meminjam bisa menjadi haram ketika seseorang melakukan kegiatan
tersebut untuk hal-hal yang dilarang. Contohnya adalah meminjam pisau untuk membunuh orang.
Rukun Pinjam Meminjam

Rukun pinjam meminjam dikutip dari buku 'Fikih Madrasah Tsanawiyah' karya Zainal Muttaqin
dan Drs. Amir Abyan terbagi menjadi empat macam. Semua rukunnya memiliki syarat pinjam
meminjam dalam Islam

Orang yang meminjamkan, disyaratkan:

 Berhak berbuat kebaikan tanpa ada yang menghalangi. Orang yang dipaksa atau anak kecil
tidak sah meminjamkan.
 Barang yang dipinjam itu milik sendiri atau menjadi tanggungjawab orang yang
meminjamkannya.
Orang yang meminjam, disyaratkan
 Berhak menerima kebaikan. Oleh karena itu, orang gila atau anak kecil tidak sah meminjam
 Hanya mengambil manfaat dari barang yang dipinjam
Barang yang dipinjam, disyaratkan
 Ada manfaatnya
 Barang bersifat kekal (tidak habis setelah diambil manfaatnya). Oleh karena itu, makanan
yang habis tidak sah bila dipinjam
Akad pinjam meminjam

Kegiatan pinjam-meminjam berakhir bila barang yang dipinjam telah diambil manfaatnya.
Sehingga barang tersebut harus dikembalikan kepada pemiknya.

Selain itu, kegiatan ini juga bisa berakhir apabila salah satu dari keduanya meninggal dunia atau
gila. Atau karena pemiliknya meminta barang sewaktu-waktu, sebab, kegiatan ini sifatnya tidak
tetap.

Sementara itu, hukum pinjam meminjam jika terjadi perselisihan di antara keduanya mengenai
barang sudah dikembalikan atau belum, maka diharuskan yang meminjam melakukan sumpah. Hal
ini sesuai pada hukum asalnya, yakni belum dikembalikan.

Anda mungkin juga menyukai