Anda di halaman 1dari 3

Nama : Irma Ayu Malau

Tugas Cedera Kepala

1. Tindakan yang tepat untuk perawatan akut pada pasien pasien cedera kepala adalah
a. Lepaskan setiap alat imobilisasi servikal setelah hasil radiograf menunjukkan tidak adanya
fraktur atau dislokasi
b. Pertahankan tekanan perfusi serebral kurang dari 60 mm Hg untuk menghindari hyperemia
c. Tinggikan kepala tempat tidur sampai 30 derajat untuk meningkatkan drainase vena dari
kepala
d. Jangan membalikkan pasien cedera kepala dari dari sisi kiri ke kanan karena setiap gerakan
dapat menyebabkan peningkatan tajam tekanan intracranial yang tidak proporsional

Alasan : https://ejr.stikesmuhkudus.ac.id/index.php/jikk/article/view/699/435

Posisi head up 30 derajat merupakan posisi untuk menaikkan kepala dari tempat tidur
dengan sudut sekitar 30 derajat dan posisi tubuh dalam keadaan sejajar (Bahrudin, 2008).
Prosedur Posisi Head Up 30 Derajat Prosedur kerja pengaturan posisi head up 30 derajat
adalah sebagai berikut:
a. Meletakkan posisi pasien dalam keadaan terlentang
b. Mengatur posisi kepala lebih tinggi dan tubuh dalam keadaan datar
c. Kaki dalam keadaan lurus dan tidak fleksi
d. Mengatur ketinggian tempat tidur bagian atas setinggi 30 derajat.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengaturan posisi head up 30 derajat adalah
fleksi, ekstensi dan rotasi kepala akan menghambat venous return sehingga akan
meningkatkan tekanan perfusi serebral yang akan berpengaruh pada peningkatan TIK
(Dimitrios dan Alfred, 2002). Area drainase tidak boleh dibersihkan, diirigasi atau dihisap,
cukup diberi bantalan steril.

2. Saraf cranial yang dikaji ketika mengevaluasi respons okulovestibular adalah


a. Saraf cranial III,IV dan VI
b. Saraf cranial I, XI, dan XII
c. Saraf cranial V dan VII
d. Saraf cranial III, VI dan VIII

Alasan : http://fajarbeve07.blogspot.com/2013/01/peripheral-nervous-system-saraf-
tepi.html

Refleks okulovestibular (pons)


i. Bila meatus akustikus eksternus dirangang dengan air panas (440 C) maka akan
terjadi gerakan bola mata cepat ke arah telinga yang dirangsang
ii. Bila tes kalori ini negatif berarti ada gangguan di pons
3. Kriteria yang menunjukkan sindrom sekresi hormone antiduretik yang tidak sesuai (SIADH)
adalah
a. Peningkatan natrium, peningkatan haluaran urine, peningkatan berat jenis urine
b. Penurunan natrium, peningkatan haluaran urine, penurunan berat jenis urine
c. Peningkatan natrium, penurunan haluaran urine, penurunan berat jenis urine
d. Penurunan natrium, penurunan haluaran urine, peningkatan berat jenis urine

Alasan : https://cjasn.asnjournals.org/content/3/4/1175

Kondisi ini menghasilkan anti-diuretic hormone (ADH) dalam jumlah besar, yang membuat


tubuh menahan air yang seharusnya keluar melalui urine. Air yang berlebih dalam tubuh akan
melarutkan natrium dan membuat kadarnya menurun

Untuk mendiagnosis SIADH, diperlukan kriteria berikut :

 hipoosmolalitas
 urin pekat yang tidak tepat (>100 mOsm/kg H2O, meskipun biasanya lebih tinggi
dari serum)
 natriuresis >30 mEq/L (tergantung asupan Na)
 pembalikan pemborosan Na ginjal dan koreksi hiponatremia setelah pembatasan air
 fungsi ginjal, adrenal, tiroid, jantung, dan hati normal dan tidak ada tanda-tanda
penurunan volume (misalnya, tidak adanya asupan diuretik)
4. Jika terdapat ekimosis di belakang telinga kiri, perawat menduga pasien mengalami fraktur
tengkorak basiliar di area berikut ini
a. Fosa anterior basalis
b. Orbita kiri
c. Fosa medialis basalis
d. Fosa posterior basalis

Alasan : https://www.guesehat.com/fraktur-basis-kranii-patah-tulang-dasar-
tengkorak#:~:text=Deskripsi,remote%E2%80%9F%20dari%20benturan%20pada%20kepala.

Fraktur basis cranii merupakan kondisi patah tulang akibat benturan langsung pada daerah
dasar tulang tengkorak.

Fossa : fraktur tengkorak

Posterior : di belakang telinga kiri

Basalis : fraktur tengkorak basiliar

Anda mungkin juga menyukai