Anda di halaman 1dari 50

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat aspek keterampilan:
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis yang dilaksanakan secara terpadu.
Sasaran akhir pembelajaran keempat aspek tersebut adalah agar siswa memiliki
kemampuan untuk berkomunikasi baik secara lisan maupun secara tertulis.
Menulis merupakan satu di antara empat keterampilan berbahasa yang
harus dikuasai siswa. Sesuai dengan Kurikulum 2006 untuk pembelajaran menulis
di SD, siswa diharapkan memiliki kemampuan mengungkapkan gagasan,
pendapat, pengalaman, dan pesan secara lisan dan tertulis (Depdikbud, 2004:2).
Dalam Kurikulum 2006 tentang KTSP dinyatakan bahwa fokus pembelajaran
menulis adalah agar siswa memiliki kemampuan menulis bentuk dan jenis tulisan
yang sesuai dengan tujuan dan ragam pembaca dengan memperhatikan pilihan
kata yang tepat sesuai dengan konteks serta menggunakan ejaan dan tanda baca
yang tepat (Depdiknas, 2006:8).
Akhadiyah (1997:1) mengemukakan bahwa keterampilan menulis perlu
ditingkatkan karena sangat bermanfaat bagi siswa terutama dalam menempuh
jenjang pendidikan selanjutnya ataupun dalam kehidupan bermasyarakat. Namun,
berbagai penelitian menunjukkan bahwa kemampuan menulis siswa sejak tingkat
sekolah dasar hingga perguruan tinggi masih memprihatinkan. Rendahnya
kemampuan siswa dalam menulis disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satu
faktor dominan adalah rendahnya peran guru dalam membina siswa. Pembinaan
guru terhadap siswa belum optimal. Kondisi ini diperparah dengan kebiasaan guru
yang tidak memberikan penilaian secara tepat kepada siswa. Hasil tulisan siswa
terkadang hanya dinilai dari jumlah paragraf, kerapian tulisan, dan faktor lain
yang tidak esensial. Penilaian demikian tidak membangun kemampuan menulis
siswa bahkan sebaliknya akan menghancurkan kemampuan menulis siswa.
Selain itu, guru kurang memberikan berbagai strategi menulis yang tepat.
Guru menganggap menulis merupakan pekerjaan yang sulit sehingga jika siswa
2

sudah menulis walaupun hasilnya belum bagus sudah dianggap memenuhi


kompetensi yang diharapkan. Di sisi lain, ada anggapan bahwa menulis adalah
pekerjaan mudah sehingga tanpa bimbingan pun siswa sudah bisa menulis.
Pembelajaran lain yang masih kerap dijumpai adalah pembelajaran
menulis yang berpola pikir, tulis, kontrol. Dengan pola ini banyak siswa yang
terlalu banyak berpikir sehingga ia tidaklah sempat menulis. Pola pembelajaran
menulis pikir, tulis, kontrol seyogianya diganti dengan pola tulis, pikir, dan
kontrol. Tulis saja apa saja di mana saja kapan saja barulah revisi dengan berpikir
dan edit melalui kontrol ejaan dan pedoman teknis penulisan lainnya.
Pembelajaran menulis seyogianya dikembalikan pada orientasi yang benar
yakni siswa mencintai menulis, bisa menulis, dan kreatif menulis. Guru harus
mampu memilih metode menulis yang tepat, menggunakan berbagai media yang
mendukung dan meluruskan niatnya bahwa ketika mengajarkan menulis, hal yang
harus dilakukan siswa adalah menulis bukan mengetahui teori tentang menulis.
Niat baik guru untuk mewujudkan pembelajaran menulis yang baik menjadi kunci
utama keberhasilan pembelajaran menulis di sekolah (Abidin, 2012:192).
Selain itu, saat ini di Indonesia sedang digalakkan wacana pendidikan
karakter (sejak tahun 2010) yang mengikuti penegasan Pasal 3 Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yakni Pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab (Rahayu dkk., 2012:4).
Berdasarkan masalah yang terjadi dalam pembelajaran menulis serta
wacana pendidikan karakter yang sedang digalakkan saat ini, peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul Pembelajaran Menulis dalam Gamitan
Pendidikan Karakter di SDN Sekecamatan Sukodadi, Kabupaten Lamongan.
Penelitian ini dilaksanakan di 10 SDN Sekecamatan Sukodadi, Kabupaten
Lamongan khususnya kelas V pada tahun pembelajaran 2013/2014.
3

Penelitian ini memilih jenjang sekolah dasar (SD) khususnya kelas V


dengan pertimbangan berikut. Pertama, ibarat bangunan gedung, pendidikan
pada jenjang SD merupakan fondasi bangunan. Apabila fondasinya kokoh,
terbuka kemungkinan besar untuk mengembangkan bangunan yang kuat di
atasnya (Sumardi, 2000:1). Kedua, dipilihnya siswa kelas V dengan pertimbangan
bahwa kelas V merupakan kelas yang diidealkan dalam proses pembelajaran.
Artinya, pembelajaran di kelas V merupakan pembelajaran yang sepenuhnya
diorientasikan kepada kurikulum yang berlaku. Hal ini berbeda dengan
pembelajaran di kelas VI yang lebih banyak diorientasikan kepada kemampuan
siswa dalam menghadapi ujian akhir. Ketiga, usia siswa kelas V SD tergolong
dalam hipotesis periode kritis yang dimunculkan oleh Lenneberg (dalam Brown,
2000:53; Dardjowidjojo, 2008:218), yakni hipotesis yang mengatakan bahwa
antara umur 2 sampai dengan 12 tahun seorang anak dapat memperoleh bahasa
mana pun dengan kemampuan seorang penutur asli.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan tersebut,
masalah umum dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pembelajaran menulis
dalam gamitan pendidikan karakter di kelas V SDN Sekecamatan Sukodadi,
Kabupaten Lamongan? Rumusan masalah tersebut dirinci ke dalam beberapa
rumusan masalah khusus sebagai berikut.
(1) Bagaimana perencanaan pembelajaran menulis dalam gamitan pendidikan
karakter di kelas V SDN Sekecamatan Sukodadi, Kabapaten Lamongan?
(2) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran menulis dalam gamitan pendidikan
karakter di kelas V SDN Sekecamatan Sukodadi, Kabapaten Lamongan?
(a) Bagaimana metode yang digunakan guru dalam pembelajaran menulis
dalam gamitan pendidikan karakter di kelas V SDN Sekecamatan
Sukodadi, Kabapaten Lamongan?
(b) Masalah-masalah apa sajakah yang dihadapi guru dalam pembelajaran
menulis dalam gamitan pendidikan karakter di kelas V SDN
Sekecamatan Sukodadi, Kabapaten Lamongan?
4

(c) Bagaimana upaya-upaya yang dilakukan guru untuk mengatasi masalah


dalam pembelajaran menulis dalam gamitan pendidikan karakter di kelas
V SDN Sekecamatan Sukodadi, Kabapaten Lamongan?
(3) Bagaimana penilaian pembelajaran menulis dalam gamitan pendidikan
karakter di kelas V SDN Sekecamatan Sukodadi, Kabapaten Lamongan?

1.3 Tujuan penelitian


Sejalan dengan rumusan masalah di atas, tujuan umum penelitian ini
adalah mendeskripsikan pembelajaran menulis dalam gamitan pendidikan karakter
di kelas V SDN Sekecamatan Sukodadi, Kabupaten Lamongan. Tujuan umum
yang telah diungkapkan tersebut dirinci ke dalam beberapa tujuan khusus sebagai
berikut.
(1) Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran menulis dalam gamitan
pendidikan karakter di kelas V SDN Sekecamatan Sukodadi, Kabapaten
Lamongan;
(2) Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran menulis dalam gamitan
pendidikan karakter di kelas V SDN Sekecamatan Sukodadi, Kabapaten
Lamongan;
(a) Mendeskripsikan metode yang digunakan guru dalam pembelajaran
menulis dalam gamitan pendidikan karakter di kelas V SDN
Sekecamatan Sukodadi, Kabapaten Lamongan;
(b) Mendeskripsikan masalah-masalah yang dihadapi guru dalam
pembelajaran menulis dalam gamitan pendidikan karakter di kelas V
SDN Sekecamatan Sukodadi, Kabapaten Lamongan;
(c) Mendeskripsikan upaya-upaya yang dilakukan guru untuk menyelesaikan
masalah dalam pembelajaran menulis dalam gamitan pendidikan karakter
di kelas V SDN Sekecamatan Sukodadi, Kabapaten Lamongan.
(3) Mendeskripsikan penilaian pembelajaran menulis dalam gamitan pendidikan
karakter di kelas V SDN Sekecamatan Sukodadi, Kabapaten Lamongan.
5

1.4 Luaran Penelitian


Luaran penelitian ini adalah:
(1) Penelitian ini akan menghasilkan deskripsi pembelajaran menulis dalam
gamitan pendidikan karakter di kelas V SDN Sekecamatan Sukodadi,
Kabapaten Lamongan.
(2) Deskripsi pembelajaran menulis dalam gamitan pendidikan karakter di kelas
V SDN Sekecamatan Sukodadi, Kabapaten Lamongan dapat dijadikan umpan
balik bagi guru kelas V SDN Sekecamatan Sukodadi, Kabapaten Lamongan.
(3) Deskripsi pembelajaran menulis dalam gamitan pendidikan karakter di kelas
V SDN Sekecamatan Sukodadi, Kabapaten Lamongan dapat dijadikan
sebagai bahan pengembangan pembelajaran bagi pengambil kebijakan di
bidang pendidikan.
(4) Publikasi ilmiah dalam jurnal ber-ISSN bahkan jika memungkinkan
publikasi ilmiah dalam jurnal nasional terakreditasi.
(5) Prosiding pada seminar ilmiah yang berskala lokal bahakan jika
memungkinkan prosiding pada seminar ilmiah yang berskala regional atau
nasional.
6

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pembelajaran Menulis di Sekolah Dasar


2.1.1 Hakikat Menulis di Sekolah Dasar
Menulis merupakan suatu proses berpikir (Murray, 1993:337—339).
Ketika ingin menulis, seseorang menggunakan pikirannya agar ia dapat
menghasilkan tulisan. Ellis dkk. (1989:7—8) juga menyebutkan bahwa
kemampuan berpikir merupakan kemampuan dasar yang diperlukan dalam
kemampuan menulis. Kegiatan menulis memberikan kesempatan kepada
seseorang untuk mengetahui kemampuan berpikirnya (Combs, 1996:42).
Vygotsky (dalam Dworetzky, 1990:275) menyatakan bahwa kemampuan
berhahasa berkaitan erat dengan kemampuan berpikir. Sejalan dengan pendapat
tersebut, Cox (1999:309) mengemukakan bahwa menulis merupakan suatu cara
untuk mengetahui dan menemukan apa yang diketahui seseorang yang terekam
dalam pikirannya.
Selain merupakan kemampuan berpikir, kegiatan menulis adalah suatu
proses (Akhadiah dkk., 1998:2) atau merupakan proses pemecahan masalah (Ellis
dkk., 1989:144). Dalam proses tersebut terdapat tahapan kegiatan yang dilakukan
untuk menghasilkan tulisan yang baik. Secara sederhana tahapan yang dilalui
seorang penulis adalah tahap prapenulisan, tahap penulisan, dan tahap revisi
(Akhadiah dkk., 1998:2). Berkaitan dengan pendapat tersebut, Vacca dkk. (dalam
Suparti, 2003:61) mengemukakan bahwa menulis merupakan kegiatan menyusun,
proses menemukan, dan cara untuk mengerti dan dimengerti. Sejalan dengan
pendapat tersebut, Syafi'ie (1988:45) menyatakan bahwa menulis pada dasarnya
merupakan kegiatan menuangkan gagasan, pendapat, perasaan, keinginan,
kemauan, dan informasi ke dalam tulisan dan kemudian mengirimkannya kepada
orang lain. Widyamartaya (1992:9) menggunakan istilah mengarang sebagai
pengganti kata ”menulis”. la menyebut mengarang sebagai kegiatan yang
kompleks dan memahaminya sebagai keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang
7

untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis


kepada pembaca untuk dipahami tepat seperti yang dimaksudkan oleh pengarang.
Pada tingkatan sekolah dasar, menulis diartikan sebagai kegiatan
pengungkapan kembali pengalaman siswa di atas kertas dengan menggunakan
lambang bahasa tulis (Dixon & Nessel, 1983:84). Menulis pada tingkatan ini
selain ditekankan pada perwujudan pengalaman dalam suatu karangan juga
ditekankan pada mekanis tulisan (bentuk huruf, menulis kata, kalimat, dan
paragraf).

2.1.2 Prinsip Pembelajaran Menulis di Sekolah Dasar


Terdapat beberapa prinsip pembelajaran menulis yang dapat dipedomani
oleh guru. Berikut dikemukakan prinsip pembelajaran menulis yang dirangkum
dari pendapat Dixon & Nessel (1983:88), Goodman (1986:8), dan Jalongo
(1992:106). Pertama, tulisan siswa hendaknya didasarkan pada topik-topik
personal yang bermakna. Kedua, percakapan hendaknya dilakukan sebelum
melakukan kegiatan menulis. Ketiga, menulis bukan merupakan kegiatan yang
mudah. Karena itu, pembinaan kemampuan menulis hendaknya diwujudkan
dalam situasi yang menyenangkan. Keempat, pengoreksian kesalahan pada awal
atau sebelum mereka lancar dalam menulis hendaknya dihindari. Kelima,
hendaknya dihubungkan antara kegiatan atau tugas menulis dengan kegiatan
membaca atau bahasa lisan.

2.1.3 Orientasi Pembelajaran Menulis


Ada tiga tujuan utama pembelajaran menulis yang dilaksanakan para guru
di sekolah: (1) menumbuhkan kecintaan menulis pada diri siswa, (2)
mengembangkan keterampilan menulis siswa, dan (3) membina jiwa kreativitas
siswa untuk menulis (Abidin, 2012:187). Selain itu, pembelajaran menulis
seyogianya mampu mengembangkan karakter siswa. Berkenaan dengan tujuan
tersebut, pembelajaran menulis harus dilakukan melalui penyediaan serangkaian
aktivitas yang menuntut siswa mengunjukkerjakan karakter dirinya selama
pembelajaran. Melalui berbagai aktivitas yang menantang diharapkan siswa
8

mampu aktif bekerja keras sehingga secara tidak sadar ia telah berupaya
membangun karakter positif selama pembelajaran. Berkenaan dengan tujuan
pembelajaran menulis tersebut, ada beberapa konsekuensi yang harus dilakukan
guru selama pembelajaran menulis sebagai berikut. (1) Guru hendaknya
menguasai berbagai strategi menulis, konsep jenis-jenis tulisan, dan media
publikasi bagi wahana tulisan yang dihasilkan siswa. (2) Guru hendaknya terbiasa
menulis agar ia mampu menjadi model menulis bagi para siswanya. (3) Selama
pembelajaran menulis guru hendaknya senantiasa melatih seluruh kemampuan
siswa sejak tahap penangkapan ide sampai tahap penyampaian ide. (4) Selama
pembelajaran menulis, guru hendaknya senantiasa memberikan bimbingan,
arahan, dan motivasi agar siswa terpacu untuk menulis. (5) Pembelajaran menulis
hendaknya tidak dibatasi ruang kelas, tetapi dilakukan di mana pun agar siswa
bisa terfokus menulis (Abidin, 2012:189).

2.1.4 Proses Menulis di Sekolah Dasar


Ada dua pendekatan yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran
menulis yakni pendekatan hasil dan pendekatan proses. Pendekatan hasil dalam
pembelajaran menulis mengutamakan hasil tulisan siswa. Pendekatan proses
menulis merupakan pendekatan proses menulis melalui tahapan-tahapan tertentu
secara nyata sehingga kemampuan menulis siswa dapat dikembangkan secara
sistematis. Prinsip yang dipedomani adalah belajar menulis dengan menulis.
Dixon & Nessel (1983:84) mengemukakan bahwa untuk mencapai
program menulis yang berhasil hendaknya guru menghubungkannya dengan
pengalaman nyata para siswa dengan mengikuti proses/tahapan prapenulisan
(prewriting), penulisan (writing), perbaikan (revising), dan penulisan kembali
(rewriting). Pendapat yang sama dikemukakan oleh Ellis dkk. (1989:4) dengan
istilah yang berbeda, yakni: prewriting, writing, revising, dan editing. Akhadiah
dkk. (1998:2) beranggapan bahwa perbaikan dan penyempurnaan merupakan satu
rangkaian kegiatan. Ia mengemukakan tiga tahapan dalam proses menulis, yakni
(1) tahap prapenulisan, (2) tahap penulisan, dan (3) tahap revisi.
9

Calderonello & Edwards (1986:5) mengemukakan bahwa sebelum


menuliskan draf, seorang penulis perlu merencanakan lebih dahulu tulisan yang
akan dibuatnya. Perencanaan ini meliputi pemilihan topik, tujuan penulisan,
keadaan pembaca dan harapannya, dan kerangka tulisan. Tahapan proses menulis
yang mereka kemukakan, yakni (1) menemukan, (2) merencanakan, (3) menulis
draf, (4) merevisi, dan (5) menyempurnakan.
Combs (1996:44) mengemukakan bahwa kegiatan sebelum menuliskan
gagasan di atas kertas merupakan kegiatan yang paling penting dalam penulisan.
Ia memberikan perhatian yang lebih terhadap kegiatan sebelum menulis. Lima
kegiatan pokok yang dilalui oleh penulis untuk menghasilkan tulisan yang baik
ialah (1) mengingat kembali pengalaman, (2) mengumpulkan kembali
ingatan/pengalaman, (3) mengkreasikan kembali ingatan/pengalaman, (4)
menyusun kembali ide dengan memasukkan persepsi baru tentang pengalaman
tersebut, dan (5) menghadirkan kembali pengetahuan yang tidak diketahui.
Tujuan menulis adalah untuk mengomunikasikan gagasan kepada orang
lain (Farris, 1993:182). Agar tulisan seseorang dapat dipahami oleh orang lain,
seorang penulis hendaknya melalui tahapan proses menulis berikut: (1)
prapenulisan, (2) penulisan, (3) penulisan kembali, dan (4) publikasi. Tompkins
(1994:182) dan Cox (1999:307) mengemukakan pendapat yang sama dengan
Farris bahwa publikasi memegang peranan penting dalam proses penulisan.
Tahapan proses menulis yang mereka kemukakan adalah (1) prapenulisan, (2)
penulisan draf, (3) revisi, (4) penyempurnaan, dan (5) publikasi.
DePorter & Hernacki (1992:118) mengusulkan delapan langkah yang
dapat diikuti untuk menulis dengan penuh percaya diri. Langkah-langkah tersebut
adalah (1) persiapan, (2) penulisan draf, (3) berbagi, (4) perbaikan, (5)
penyuntingan, (6) penulisan kembali, dan (7) evaluasi. Mulai tahap persiapan
menulis sampai evaluasi tampak sebagai alur yang linear. Dalam praktik, alur
tersebut merupakan kegiatan yang memiliki pola putaran balik (rekursif).
Dari beberapa pendapat tersebut dan dalam kaitannya dengan penelitian ini
disimpulkan bahwa terdapat empat tahapan utama dalam proses belajar menulis di
10

sekolah dasar, yakni (1) tahap prapenulisan, (2) tahap penulisan, (3) tahap
perbaikan, dan (4) tahap publikasi.

2.1.4.1 Tahap Prapenulisan


Tahap prapenulisan merupakan kegiatan seorang penulis dalam mencari
dan menemukan sesuatu yang ingin dikemukakannya (Tompkins, 1994:9).
Kegiatan dalam tahap ini mencakup pemilihan topik, memikirkan tujuan, bentuk,
dan pembaca, serta memampatkan & mengorganisasikan gagasan. Kegiatan ini
dilakukan melalui membaca, berbicara, berpikir, curah pendapat, mengamati
gambar, membuka catatan, dan menjawab pertanyaan yang disusun berdasarkan
hal pokok yang menjadi perhatian penulis. Temple dkk. (1988:213) menyebut
tahap prapenulisan sebagai tahap pelatihan, yakni tahap untuk menemukan apa
yang akan dikemukakan penulis.

2.1.4.2 Tahap Penulisan


Tahap penulisan dilakukan segera setelah siswa lancar mengemukakan
pengalamannya secara lisan. Situasi yang hendaknya dibangun adalah situasi
bebas tanpa tekanan. Kesalahan tidak dianggap sebagai hal yang tabu, tetapi
sebagai bagian dari proses belajar. Kesalahan bukanlah pemberian hukuman tetapi
sebagai bentuk toleransi yang akan dilihat pada tahap selanjutnya. Tahap ini
merupakan kegiatan tentatif, artinya penulisan draf pertama akan bersambung dan
berubah dengan penulisan draf kedua dan seterusnya. Tahap penulisan hendaknya
dilakukan tanpa henti dan tanpa koreksi (Temple dkk., 1988:213) atau menulis
dan terus menulis. Hal ini dimaksudkan agar pengungkapan makna dan isi
karangan dapat berlangsung lancar tanpa terganggu oleh hal-hal teknis.

2.1.4.3 Tahap Perbaikan


Perbaikan adalah kegiatan untuk memikirkan kembali dan mengubah atau
memperbaiki draf (Calderonello & Edward, 1986:11). Inti kegiatan pada tahap
perbaikan adalah memperbaiki dan menyempurnakan tulisan atau menemukan
kesalahan-kesalahan pada draf tulisan. Perbaikan dapat dilakukan melalui
11

pembacaan kembali tulisan oleh penulis sendiri atau melalui curah pendapat dan
pertemuan individual dengan orang lain (teman atau guru). Segala sesuatu yang
telah ditulisnya dapat ditambah, dikurangi, disempurnakan, disusun kembali
sesuai dengan yang dimaksudkannya.

2.1.4.4 Tahap Publikasi


Pada tahap ini siswa memublikasikan tulisannya pada tempat atau wahana
yang disediakan guru.

2.2 Keterpaduan Pembelajaran Menulis dengan Pendidikan Karakter


Pembelajaran menulis dengan pendekatan proses sebagaimana dipaparkan
di depan merupakan saluran pendidikan karakter. Pada tiap-tiap tahapan
pembelajaran menulis terdapat sejumlah aktivitas yang harus dilakukan siswa.
Melalui aktivitas-aktivitas inilah siswa akan menunjukkan karakter dirinya.
Pada tahap prapenulisan, siswa dapat melakukan serangkaian aktivitas
seperti eksplorasi fenomena untuk mendapatkan ide. Kegiatan ini menuntut untuk
mendayagunakan pancaindera dan perasaannya dalam menangkap ilham atau ide
dasar bagi bahan tulisannya. Pada saat siswa melakukan kegiatan eksplorasi, ia
sedang membiasakan diri untuk teliti, cermat, peka, antusias, tanggung jawab,
kreatif, kritis, inisiatif, dan disiplin. Pada saat siswa menulis naskah secara
kooperatif, siswa dibiasakan untuk saling menghargai, kerja sama, tanggung
jawab, kreatif, kritis, inisiatif, problem solving, produktif, ulet, cekatan, suka
mengambil risiko, dan komitmen, serta beberapa nilai karakter lain.
Pada tahap perbaikan, siswa dibiasakan untuk cermat, disiplin, jujur, teliti,
analitis, visioner, bertanggung jawab, perhatian, sungguh-sungguh, berorientasi
pada prestasi, komitmen, terbuka, rapi, tegas, hati-hati, luwes, antusias, bekerja
keras, dan sejumlah nilai karakter lain. Pada tahap publikasi berkembang nilai
karakter percaya diri, bangga pada diri sendiri dan kelompoknya, kreatif, berani,
disiplin, sportif, dan amanah.
12

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian


Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan penelitian, karakteristik
pengumpulan data, dan analisis data, penelitian ini dirancang dalam penelitian
deskriptif kualitatif. Dipilihnya rancangan ini didasarkan pada pertimbangan
bahwa (1) penelitian ini dilakukan pada latar alamiah, (2) penelitian ini
menggunakan manusia dalam hal ini peneliti sebagai instrumen utama, (3) data
yang dikumpulkan ajaran-ajaran dan tindakan, (4) penelitian yang lebih
memperhatikan proses dari pada hasil, dan (5) analisis data yang dilakukan
bersifat induktif. Dasar pertimbangan tersebut sejalan dengan karakteristik
penelitian kualitatif yang dikemukakan oleh Bodgan dan Biklen (1992:27—38).
Ada tiga tipe penelitian kualitatif yang dikemukakan oleh Bodgan dan
Biklen (1992), yakni (1) evaluasi, (2) pedagogi (3) tindakan. Tipe penelitian
evaluasi kualitatif berusaha mendeskipsikan dan menulis suatu perubahan
program tertentu dengan tujuan memperbaiki dan atau meniadakan program itu.
Tipe penelitian pedagogi tujuannya adalah agar guru lebih efektif dalam
mengajarkan suatu materi atau dalam tugas klinisnya untuk memperoleh
gambaran seberapa efektif pekerjaan yang diembannya, dan bagaimana menjadi
dapat lebih baik. Tipe penelitian tindakan bertujuan untuk menggalakkan
perubahan sosial yang sesuai dengan kepercayaan penganjur.
Penelitian yang dirancang dengan prosedur diskriptif kualitatif ini
dilakukan dengan mengikuti prosedur (1) kegiatan pralapangan, (2) pekerjaan di
lapangan, dan (3) analisis data (Bodgan dalam Moleong, 1988:72-94). Kegiatan
pralapangan dalam rancangan kualitatif bertujuan untuk mengenal lingkungan
sosial, lingkungan fisik, konteks kebudayaan dan sebagainya. Kegiatan pokok
yang dapat dilakukan dalam penelitian ini, adalah (1) menyusun rancangan
penelitian, (2) memilih lapangan penelitian, (3) mengurus surat izin penelitan, (4)
menilai keadaan lapangan, (5) memilih subjek penelitian, dan (6) mempersiapkan
kelengkapan penelitian.
13

3.2 Data dan Sumber Data


Sumber data penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V SDN
Sekecamatan Sukodadi, Kabupaten Lamongan. Dari sumber data yakni guru-guru
SDN selaku subjek penelitian digali data berikut: (1) persiapan pembelajaran
menulis, (2) pelaksanaan pembelajaran menulis, dan, (3) penilaian pembelajaran
menulis. Adapun guru dan siswa SDN di Kecamatan Sukodadi yang menjadi
sumber data penelitian ini adalah sebagai berikut.

No. Nama SDN Nama Guru

1 SDN Plumpang Sukardi

2 SDN Baturono H. Yatno

3 SDN Pajangan Rosat

4 SDN Sugihrejo Ilham

5 SDN Surabayan Sri Kusmaningsih

6 SDN Kebonsari Lilik S.

7 SDN Sidogembul Susilaningsih

8 SDN Sumberaji I Nestiah Eni Rahayu

9 SDN Sumberaji II Nurul Komariyah

10 SDN Kadungrembug Surya Aissudibyo

3.3 Teknik Pengumpulan Data


3.3.1 Teknik Angket
Teknik angket digunakan untuk mengumpulkan data yang terkait dengan
pelaksanaan pembelajaran menulis yang dilaksanakan guru di dalam kelas. Data
pelaksanaan pembelajaran itu digali dengan cara memberikan angket berisi
beberapa pertanyaan secara tertulis kepada guru. Pertanyaan-pertanyaan itu terkait
dengan pelaksanaan pembelajaran menulis: metode pembelajaran menulis yang
digunakan guru, masalah-masalah yang timbul dalam pembelajaran menulis, dan
14

upaya-upaya yang dilakukan guru untuk mengatasi masalah-masalah


pembelajaran menulis serta penilaian pembelajaran menulis.

3.3.2 Teknik Dokumentasi


Teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data yang terkait
dengan perencanaan pembelajaran terutama yang berupa Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) pembelajaran menulis yang dibuat guru SDN dan alat
penilaian yang digunakan guru. Studi dokumentasi ini dapat bermanfaat ganda
karena data dipakai sebagai triangulasi data untuk mendapatkan data yang valid.
Peneliti mendapatkan dokumen dengan cara meminta kepada guru kelas V SDN
Sekecamatan Sukodadi, Kabupaten Lamongan.

3.3.3 Teknik Wawancara


Teknik wawancara digunakan untuk mengumpulkan data pembelajaran
menulis dalam gamitan pendidikan karakter. Teknik wawancara ini digunakan
untuk mendapatkan data yang lebih lengkap dan dalam. Wawancara dilakukan
terhadap guru dan siswa kelas V SDN Kecamatan Sukodadi, Kabuapen
Lamongan.

3.4 Penganalisisan Data


Penganalisisan data penelitian ini dilakukan secara kualitatif. Miles dan
Huberman (1984) menyatakan bahwa penganalisisan data kualitatif terdiri dari
atas tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian
data, verfikasi dan penarikan simpulan. Reduksi data dilakukan melalui kegiatan
penyeleksian, pemfokusan, penyederhanaan, pengabstraksian, dan pentransferan
data mentah yang telah diperoleh menjadi data yang siap dianalisis.
Penyajian data adalah menyajikan data yang telah terkumpul dengan
kegiatan yang dilakukan adalah menyusun atau mengorganisasikan informasi
sehingga memungkinkan dapat dilaksanakannya tahapan analisis berikutnya yaitu
penarikan kesimpulan dan verifikasi. Tahap ini merupakan penyikapan tindak
lanjut dari hasil olahan data pada tahap sebelumnya. Pengnalisisan data dilakukan
15

selama proses pengumpulan data, yakni segera dianalisis setelah data terkumpul
sampai semua data selesai dikumpulkan. Ini dilakukan agar tidak terjadi
penumpukan data. Dengan demikian, peneliti dapat segera membuat refleksi
terhadap data dan kesimpulan yang diambil bisa lebih tepat.
Langkah-langkah penganalisisan data menurut Rofi’udin (1998:36)
meliputi (1) menelaah seluruh data yang telah dikumpulkan, (2) mereduksi data,
yang di dalamnya melibatkan kegiatan pengategorian dan pengklasifikasian, dan
(3) menyimpulkan data verifikasi. Kegiatan penelaahan ini dimulai dengan
penyimakan terhadap hasil angket secara cermat, kemudian menganalisis,
mensintesis, memaknai, menerangkan, dan menyimpulkan.
Setelah data terkumpul, dilakukan reduksi data yang melibatkan kegiatan
pengategorian dan pengklasifikasian data. Untuk memudahkan membuat
simpulan, data perlu disederhanakan. Kegiatan reduksi ini dilakukan dengan
membuat ringkasan, membuat kode, membuang data yang tidak perlu, dan
pengaturan data sesuai dengan masalah penelitian. Dari data yang sudah
terkumpul dipisah-pisahkan sesuai dengan jenis dan masalah penelitian. Data
yang sudah diklasifikasikan dipaparkan menurut jenisnya sesuai dengan masalah
penelitian. Hal ini dilakukan agar penarikan simpulan dapat dilakukan dengan
mudah.
16

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bagian depan sudah dipaparkan bahwa masalah umum dalam


penelitian ini adalah bagaimanakah pembelajaran menulis dalam gamitan
pendidikan karakter di kelas V SDN Sekecamatan Sukodadi, Kabupaten
Lamongan? Rumusan masalah tersebut dirinci ke dalam beberapa rumusan
masalah khusus sebagai berikut. (1) Bagaimana perencanaan pembelajaran
menulis dalam gamitan pendidikan karakter di kelas V SDN Sekecamatan
Sukodadi, Kabupaten Lamongan? (2) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran
menulis dalam gamitan pendidikan karakter di kelas V SDN Sekecamatan
Sukodadi, Kabupaten Lamongan? (a) Bagaimana metode yang digunakan guru
dalam pembelajaran menulis dalam gamitan pendidikan karakter di kelas V SDN
Sekecamatan Sukodadi, Kabupaten Lamongan? (b) Masalah-masalah apa sajakah
yang dihadapi guru dalam pembelajaran menulis dalam gamitan pendidikan
karakter di kelas V SDN Sekecamatan Sukodadi, Kabupaten Lamongan? (c)
Bagaimana upaya yang dilakukan guru untuk mengatasi masalah dalam
pembelajaran menulis dalam gamitan pendidikan karakter di kelas V SDN
Sekecamatan Sukodadi, Kabupaten Lamongan? (3) Bagaimana penilaian
pembelajaran menulis dalam gamitan pendidikan karakter di kelas V SDN
Sekecamatan Sukodadi, Kabupaten Lamongan?
Sesuai dengan rumusan masalah tersebut, tujuan umum penelitian ini
adalah mendeskripsikan pembelajaran menulis dalam gamitan pendidikan karakter
di kelas V SDN Sekecamatan Sukodadi, Kabupaten Lamongan. Tujuan umum
yang telah diungkapkan tersebut dirinci ke dalam beberapa tujuan khusus sebagai
berikut: (1) mendeskripsikan perencanaan pembelajaran menulis dalam gamitan
pendidikan karakter di kelas V SDN Sekecamatan Sukodadi, Kabupaten
Lamongan, (2) mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran menulis dalam
gamitan pendidikan karakter di kelas V SDN Sekecamatan Sukodadi, Kabupaten
Lamongan yang meliputi (a) metode yang digunakan guru, (b) masalah-masalah
yang dihadapi guru, dan (c) upaya-upaya yang dilakukan guru, (3)
17

mendeskripsikan penilaian pembelajaran menulis dalam gamitan pendidikan


karakter di kelas V SDN Sekecamatan Sukodadi, Kabupaten Lamongan.
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian tersebut, hasil
penelitian ini dipaparkan dengan pokok-pokok bahasan sebagai berikut: (1)
perencanaan pembelajaran menulis dalam gamitan pendidikan karakter di kelas V
SDN Sekecamatan Sukodadi, Kabupaten Lamongan, (2) pelaksanaan
pembelajaran menulis dalam gamitan pendidikan karakter di kelas V SDN
Sekecamatan Sukodadi, Kabupaten Lamongan, dan (3) penilaian pembelajaran
menulis dalam gamitan pendidikan karakter di kelas V SDN Sekecamatan
Sukodadi, Kabupaten Lamongan.

4.1 Perencanaan Pembelajaran Menulis dalam Gamitan Pendidikan


Karakter di Kelas V SDN Sekecamatan Sukodadi, Kabapaten
Lamongan
Perencanaan pembelajaran menulis merupakan kegiatan merencanakan
pembelajaran yang akan dilaksanakan guru yang memungkinkan peserta belajar
melahirkan pemikiran atau perasaan dengan tulisan. Dalam perencanaan
pembelajaran menulis di kelas V SDN Sekecamatan Sukodadi, Kabupaten
Lamongan pada umumnya semua guru sudah membuat RPP tentang ketiga
kompetensi dasar yang diteliti. Akan tetapi, masih terdapat beberapa kekurangan
dalam RPP tersebut. Kekurangan-kekurangan itu akan dipaparkan pada bagian
berikut.

4.1.1 Perencanaan Pembelajaran Menulis dengan Kompetensi Dasar


Menulis Karangan di Kelas V SDN Sekecamatan Sukodadi,
Kabupaten Lamongan
Dalam Kurikulum 2006 kelas V Semester I terdapat kompetensi dasar
yang berbunyi “Menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan
memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan”. Dari kompetensi dasar
tersebut guru membuat perencanaan pembelajaran dalam bentuk Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Adapun unsur-unsur RPP yang diteliti adalah
18

(1) tujuan pembelajaran, (2) materi pembelajaran, (3) langkah-langkah


pembelajaran, dan (4) metode pembelajaran.

4.1.1.1 Tujuan Pembelajaran Menulis dengan Kompetensi Dasar Menulis


Karangan di Kelas V SDN Sekecamatan Sukodadi, Kabupaten
Lamongan
Tujuan pembelajaran menulis dalam RPP menulis karangan yang disusun
para guru kelas V SDN Sekecamatan Sukodadi, Kabupaten Lamongan pada
umumnya masih belum memperlihatkan adanya tujuan pembelajaran menulis
sebagai proses. Hal ini terlihat dari rumusan tujuan pembelajaran yang tidak
mencantumkan tujuan agar siswa dapat menyunting karangan yang disusunnya
sendiri atau disusun temannya. Tidak adanya tujuan tersebut menimbulkan kesan
bahwa terhadap karangan yang disusun siswa tidak pernah dilakukan kegiatan
penemuan kesalahan untuk selanjutnya diadakan perbaikan atau revisi. Dengan
demikian, karangan siswa yang mengandung kesalahan selamanya tidak pernah
diperbaiki sehingga kesalahan itu berlanjut sampai mereka dewasa.
Berikut data tujuan pembelajaran dalam RPP menulis karangan yang
disusun para guru kelas V SDN Sekecamatan Sukodadi, Kabupaten Lamongan.
B. Tujuan Pembelajaran
- Siswa dapat menentukan judul karangan. (pramenulis)
- Siswa dapat melengkapi bagian awal, tengah, akhir cerita.
(pengedrafan)
- Siswa dapat menulis karangan berdasarkan pengalaman.
(pengedrafan)
- Siswa dapat membaca karangan yang dibuat sendiri. (publikasi)
- Siswa dapat memahami penggunaan kata “tanpa” dalam kalimat.
(pramenulis)
 Karakter siswa yang diharapkan: bersahabat, komunikatif, cinta
tanah air
(RPP/Bahasa Indonesia/V/SDN: Plumpang, Baturono,
Pajangan, Sugihrejo)

B. Tujuan Pembelajaran
- Dengan mengamati sebuah karangan tentang pengalaman siswa
dapat menuliskan pengalaman dengan pilihan kata dan ejaan yang
tepat. (pramenulis)
19

- Dengan berkelompok siswa dapat mendiskusikan cara membuat


kerangka karangan. (pramenulis)
- Dengan berdiskusi siswa dapat melukiskan pengalaman pribadi.
(pramenulis)
- Dengan tanya jawab siswa dapat menyebutkan pengalaman yang
menyenangkan dan menyedihkan. (pramenulis)
- Dengan tanya jawab siswa dapat menjelaskan pengalaman yang
menyenangkan.(pramenulis)
- Dengan berdiskusi siswa dapat membedakan pengalaman yang
menyenangkan dan meyedihkan.(pramenulis)
- Dengan keberanian siswa dapat membacakan hasil karangannya
di depan kelas. (publikasi)
- Siswa dapat menyampaikan gagasan dalam karangan dengan
bahasa santun, teliti, dan bertanggung jawab. (publikasi)
 Karakter siswa yang diharapkan: dapat dipercaya, rasa hormat
dan perhatian, tekun, tanggung jawab, berani, dan ketulusan
(RPP/Bahasa Indonesia/V/SDN: Surabayan, Kebonsari,
Sidogembul, Sumberaji I)

B. Tujuan Pembelajaran
- Siswa dapat menemukan butir-butir pokok karangan. (pramenulis)
- Siswa dapat memahami isi karangan. (pramenulis)
- Siswa dapat menyusun kerangka karangan berdasarkan suatu
karangan. (pengedrafan)
 Karakter siswa yang diharapkan: dapat dipercaya, rasa hormat
dan perhatian, tekun, tanggung jawab, berani, dan ketulusan
(RPP/Bahasa Indonesia/V/SDN Sumberaji II dan
Kadungrembug)

Berdasarkan rumusan tujuan pembelajaran yang disusun para guru tersebut


terlihat proses menulis karangan yang dituntut guru dari para siswanya hanya
meliputi tahap pramenulis, pengedrafan, dan publikasi, sedangkan tahap
penyuntingan atau perbaikan karangan tidak dicantumkan atau tidak dituntut dari
para siswanya. Padahal tahap penyuntingan merupakan tahap yang penting karena
pada tahap ini pembelajaran berfokus pada perbaikan terhadap aspek-aspek yang
meliputi isi/penataan kembali pengembangan gagasan dalam draf awal
karangan/wacana dengan menambah, mengganti, menghilangkan, menukar
kata/frasa atau kalimat yang tidak tepat/kurang lengkap agar menjadi
karangan/wacana yang baik (bentuk dan isinya) serta sesuai dengan ejaan yang
benar.
20

4.1.1.2 Materi Pembelajaran Menulis dengan Kompetensi Dasar Menulis


Karangan di Kelas V SDN Sekecamatan Sukodadi, Kabupaten
Lamongan
Materi pembelajaran merupakan bahan pembelajaran/materi ajar yang
yang disiapkan guru/pendidik untuk dipelajari siswa sebagai sarana pencapaian
kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Materi pembelajaran dalam RPP
menulis karangan yang disusun guru kelas V SDN Sekecamatan Sukodadi,
Kabupaten Lamongan pada umumnya mereka hanya menuliskan pokok bahasan
tanpa memberikan materi pembelajaran secara lengkap dalam RPP yang mereka
susun.
Berikut data materi pembelajaran yang hanya berupa pokok bahasan dari
rumusan RPP yang disusun guru kelas V SDN Sekecamatan Sukodadi, Kabupaten
Lamongan.
C. Materi Pokok
- Teks Karangan
(RPP/Bahasa Indonesia/V/SDN: Plumpang, Baturono,
Pajangan, Sugihrejo, Surabayan, Kebonsari, Sidogembul,
Sumberaji I, Sumberaji II, Kadungrembug)

4.1.1.3 Langkah-langkah Pembelajaran Menulis dengan Kompetensi Dasar


Menulis Karangan di Kelas V SDN Sekecamatan Sukodadi,
Kabupaten Lamongan
Langkah-langkah pembelajaran merupakan tahapan/tindakan yang akan
dilakukan dalam kegiatan pembelajaran. Penyusunan langkah-langkah
pembelajaran perlu dilakukan untuk mengoordinasi komponen pembelajaran.
Langkah-langkah pembelajaran disusun untuk membantu siswa menguasai
kompetensi dasar yang diberikan. Langkah-langkah pembelajaran merupakan hal
yang sangat menentukan dalam keberhasilan siswa menguasai kompetensi dasar.
Langkah-langkah pembelajaran dalam RPP menulis karangan yang
disusun guru kelas V SDN Sekecamatan Sukodadi, Kabupaten Lamongan
bervariasi. Dari berbagai variasi/ragam tersebut terdapat kelebihan dan kelemahan
dalam perumusan langkah-langkah pembelajaran yang mereka susun.
21

Berikut data langkah-langkah pembelajaran serta deskripsi dari rumusan


langkah-langkah pembelajaran yang peneliti temukan dalam RPP yang mereka
susun.
D. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Awal
Apersepsi dan motivasi:
- Tanya jawab tentang materi yang akan dipelajari.
- Mengajukan pertanyaan tentang penjelasan menulis karangan.
Kegiatan Inti
Eksplorasi:
- Membaca karangan yang dibuat sendiri.
- Memahami penggunaan kata “tanpa” dalam kalimat.
Elaborasi:
- Menentukan judul karangan.
- Melengkapi bagian awal, tengah, akhir cerita.
- Menulis karangan berdasarkan pengalaman.
Konfirmasi:
- Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.
- Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan, dan penyimpulan.
Kegiatan Penutup
- Mengerjakan soal-soal latihan.
- Membaca buku cerita dan melaporkan isi buku secara tertulis
tentang pilihan kata dan penggunaan ejaan.
(RPP/Bahasa Indonesia/V/SDN: Plumpang, Baturono,
Pajangan, Sugihrejo)

Berdasarkan rumusan langkah-langkah pembelajaran yang disusun guru


kelas V SDN: Plumpang, Baturono, Pajangan, dan Sugihrejo di atas dapat
diketahui mereka dalam menyusun langkah-langkah pembelajaran membagi
dalam tiga tahap, yaitu tahap kegiatan awal, inti, dan penutup. Pada kegiatan awal
mereka mencantumkan kegiatan apersepsi dan motivasi sebagai permulaan untuk
mengawali pembelajaran menulis karangan. Pada tahap inti/kegiatan inti mereka
mencantumkan tiga macam uraian kegiatan, yaitu eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi untuk menyederhanakan berbagai rumusan kegiatan inti dalam
pelaksanaan pembelajaran menulis karangan. Pada tahap akhir/kegiatan penutup,
rumusan langkah-langkah pembelajaran yang mereka susun tidak menampakkan
kegiatan akhir dari sebuah proses pembelajaran melainkan seperti pada tahap
22

kegiatan inti. Dapat disimpulkan bahwa para guru di SDN tersebut dalam
menyusun langkah-langkah pembelajaran tidak runtut dari awal memulai
pelajaran sampai kegiatan akhir/menutup pelajaran. Selain itu, dalam
pembelajaran menulis karangan mereka hanya pada tahap pramenulis dan
pengedrafan, untuk tahap penyuntingan dan publikasi karangan tidak dilakukan.
D. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Awal
Apersepsi dan motivasi:
- Mengamati sebuah karangan tentang pengalaman.
- Mengajukan pertanyaan dan tentang penjelasan menulis karangan.
Kegiatan Inti
Eksplorasi:
- Membaca karangan tentang pengalaman
- Memahami penggunaan kata dan ejaan dalam pembuatan
karangan.
Elaborasi:
- Tanya jawab tentang pengalaman yang menyenangkan dan tidak.
- Memahami penjelasan tentang tata cara mengarang dan kerangka
karangan.
- Menulis karangan berdasarkan pengalaman.
- Membacakan hasil karangannya di depan kelas secara perwakilan
kelompok siswa lain dan guru menanggapi.
Konfirmasi:
- Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.
- Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan, dan penyimpulan.
Kegiatan Penutup
- Menganalisa hasil karangan pribadi tentang pengalaman.
- Mengedit karangan yang sudah jadi.
- Menempelkan hasil karangan di papan pajangan.
(RPP/Bahasa Indonesia/V/SDN: Surabayan, Kebonsari,
Sidogembul, Sumberaji I)

Berdasarkan langkah-langkah pembelajaran yang disusun guru kelas V


SDN: Surabayan, Kebonsari, Sidogembul, dan Sumberaji I di atas dalam
menyusun langkah-langkah pembelajaran guru membagi dalam tiga tahap, yaitu
tahap kegiatan awal, inti, dan penutup. Pada kegiatan awal guru mencantumkan
kegiatan apersepsi dan motivasi sebagai permulaan pembelajaran menulis
karangan. Pada tahap inti/kegiatan inti guru mencantumkan tiga macam uraian
kegiatan, yaitu eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi untuk menyederhanakan
23

berbagai rumusan kegiatan inti dalam pelaksanaan pembelajaran menulis


karangan. Pada tahap akhir/kegiatan penutup, guru membimbing siswa untuk
melakukan analisa dan proses editing pada karangan yang telah siswa buat dan
melakukan publikasi dengan menempelkan karangan di papan pajangan.
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa guru kelas V SDN:
Surabayan, Kebonsari, Sidogembul, dan Sumberaji I dalam menyusun langkah-
langkah pembelajaran sudah menyusun langkah-langkah pembelajaran dengan
runtut dari kegiatan awal sampai dengan kegiatan akhir/penutup. Guru juga telah
menyusun langkah-langkah pembelajaran menulis sebagai proses dengan
melakukan tahapan, yaitu pramenulis, pengedrafan, penyuntingan, dan publikasi.
D. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Awal
- Mengawali pelajaran dengan berdo’a.
- Pengarahan dan motivasi
Kegiatan Inti
- Guru bertanya jawab tentang langkah-langkah menulis karangan.
- Guru memberi contoh karangan dan membacakannya.
- Guru bertanya jawab tentang isi karangan.
- Guru membimbing siswa membuat kerangka karangan
berdasarkan karangan yang sudah ada.
- Siswa mengerjakan latihan dan tugas.
Kegiatan Akhir
- Mengakhiri pelajaran dengan berdoa.
(RPP/Bahasa Indonesia/V/SDN Sumberaji II dan
Kadungrembug)

Berdasarkan langkah-langkah pembelajaran yang disusun guru kelas V


SDN Sumberaji II dan Kadungrembug di atas dapat diketahui mereka dalam
menyusun langkah-langkah pembelajaran membagi dalam tiga tahap, yaitu tahap
kegiatan awal, inti, dan penutup. Berdasarkan data tersebut guru kelas V SDN
Sumberaji II dan Kadungrembug dalam menyusun langkah-langkah pembelajaran
hanya pada tahap pramenulis dan pengedrafan, sedangkan tahap
penyuntingan/perbaikan karangan dan publikasi tidak dicantumkan atau tidak
dituntut dari para siswanya.
Dari beberapa rumusan langkah-langkah pembelajaran yang dipaparkan di
atas pada umumnya para guru dalam menyusun langkah-langkah pembelajaran
24

membagi dalam tiga tahap, yaitu tahap kegiatan awal, inti, dan penutup. Dari tiga
tahapan itu umumnya langkah-langkah pembelajaran menulis yang tekankan
kepada siswanya hanya tahap pramenulis dan pengedrafan. Walaupun tahap
penyuntingan dan publikasi juga dimunculkan, tetapi dari 10 RPP menulis
karangan yang dibuat hanya 4 RPP yang tampak menyajikan rumusan langkah-
langkah pembelajaran menulis secara lengkap yang mencerminkan kegiatan
menulis sebagai proses (pramenulis, pengedrafan, penyuntingan, dan publikasi)
dan yang lain hanya pada tahap pramenulis dan pengedrafan.

4.1.1.4 Metode Pembelajaran Menulis dengan Kompetensi Dasar Menulis


Karangan di Kelas V SDN Sekecamatan Sukodadi, Kabupaten
Lamongan
Metode pembelajaran merupakan cara-cara yang digunakan guru agar
peserta belajar mampu melahirkan pikiran atau perasaan dengan tulisan. Dalam
pembelajaran menulis karangan, para guru kelas V SDN Sekecamatan Sukodadi,
Kabupaten Lamongan umumnya menggunakan metode diskusi, demonstrasi, dan
penugasan. Dari tiga metode ini yang lebih mengarah ke pembelajaran menulis
karangan adalah metode penugasan. Akan tetapi, pada umumnya tidak ada tindak
lanjut dari metode penugasan ini sehingga menimbulkan kesan hasil pekerjaan
siswa dibiarkan begitu saja tanpa ada upaya untuk menunjukkan kesalahan dan
pembetulannya.

4.1.2 Perencanaan Pembelajaran Menulis dengan Kompetensi Dasar


Menulis Surat Undangan di Kelas V SDN Sekecamatan Sukodadi,
Kabupaten Lamongan
4.1.2.1 Tujuan Pembelajaran Menulis dengan Kompetensi Dasar Menulis
Surat Undangan di Kelas V SDN Sekecamatan Sukodadi, Kabupaten
Lamongan
Tujuan pembelajaran menulis dalam RPP menulis surat undangan yang
disusun para guru kelas V SDN Sekecamatan Sukodadi, Kabupaten Lamongan
pada umumnya masih belum memperlihatkan adanya tujuan pembelajaran
25

menulis sebagai proses. Hal ini terlihat dari rumusan tujuan pembelajaran yang
tidak mencantumkan tujuan agar siswa dapat menyunting karangan yang
disusunnya sendiri atau disusun temannya. Tidak adanya tujuan tersebut
menimbulkan kesan bahwa terhadap karangan yang disusun siswa tidak pernah
dilakukan kegiatan penemuan kesalahan untuk selanjutnya diadakan perbaikan
atau revisi.
Berikut data tujuan pembelajaran dalam RPP menulis surat undangan yang
disusun para guru kelas V SDN Sekecamatan Sukodadi, Kabupaten Lamongan.
B. Tujuan Pembelajaran
- Siswa dapat membaca surat undangan. (pramenulis)
- Siswa dapat menjawab pertanyaan sesuai surat undangan.
(pramenulis)
- Siswa dapat melengkapi surat undangan. (pengedrafan)
 Karakter siswa yang diharapkan: bersahabat, komunikatif, rasa
senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain
(RPP/Bahasa Indonesia/V/SDN: Plumpang, Baturono,
Pajangan, Sugihrejo)

B. Tujuan Pembelajaran
- Dengan berdiskusi siswa dapat mengubah sebuah narasi surat
undangan menjadi surat undangan. (pramenulis)
- Dengan tanya jawab siswa dapat menyebutkan bagian-bagian
surat undangan. (pramenulis)
- Dengan berkelompok siswa dapat mendiskusikan surat undangan.
(pramenulis)
- Dengan kerja sama siswa dapat membuat surat undangan acara di
sekolah. (pengedrafan)
- Dengan ketelitian siswa dapat menuliskan surat undangan ulang
tahun. (pengedrafan)
 Karakter siswa yang diharapkan: dapat dipercaya, rasa hormat
dan perhatian, tekun, tanggung jawab, berani, dan ketulusan
(RPP/Bahasa Indonesia/V/SDN: Surabayan, Kebonsari,
Sidogembul, Sumberaji I)

B. Tujuan Pembelajaran
- Siswa dapat menyebutkan ciri-ciri surat undangan. (pramenulis)
- Siswa dapat menyebutkan bagian-bagian surat undangan.
(pramenulis)
- Siswa dapat memahami isi undangan. (pramenulis)
- Siswa dapat membuat surat undangan. (pengedrafan)
26

 Karakter siswa yang diharapkan: bersahabat dan komunikatif


(RPP/Bahasa Indonesia/V/SDN Sumberaji II dan
Kadungrembug)

Beradasarkan rumusan tujuan pembelajaran yang disusun para guru


tersebut terlihat proses menulis surat undangan yang dituntut guru dari para
siswanya hanya meliputi tahap pramenulis dan pengederafan, sedangkan tahap
penyuntingan dan publikasi surat undangan tidak dicantumkan atau tidak dituntut
dari para siswanya. Padahal tahap penyuntingan merupakan tahap yang penting
karena pada tahap ini pembelajaran berfokus pada perbaikan terhadap aspek-aspek
yang meliputi isi/penataan kembali pengembangan gagasan dalam draf awal surat
undangan dengan menambah, mengganti, menghilangkan, menukar kata/frasa
atau kalimat yang tidak tepat/kurang lengkap agar menjadi surat undangan yang
mempunyai struktur dan isi yang tepat dan sesuai dengan ejaan yang benar.
Selanjutnya, tahap publikasi juga penting dimunculkan dalam rumusan tujuan
pembelajaran karena tahap publikasi yang berupa pembacaan hasil karya menulis
atau dengan menempelkan hasil tulisan siswa di majalah dinding/papan pajangan
mampu meningkatkan daya apresiasi siswa terhadap karya tulis yang dibuatnya
sendiri atau yang dibuat temannya.

4.1.2.2 Materi Pembelajaran Menulis dengan Kompetensi Dasar Menulis


Surat Undangan di Kelas V SDN Sekecamatan Sukodadi, Kabupaten
Lamongan
Materi pembelajaran merupakan bahan pembelajaran/materi ajar yang
yang disiapkan guru/pendidik untuk dipelajari siswa sebagai sarana pencapaian
kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Materi pembelajaran dalam RPP
menulis surat undangan yang disusun guru kelas V SDN Sekecamatan Sukodadi,
Kabupaten Lamongan pada umumnya mereka hanya menuliskan pokok bahasan
tanpa memberikan materi pembelajaran secara lengkap dalam RPP yang mereka
susun.
27

Berikut data materi pembelajaran yang hanya berupa pokok bahasan dari
rumusan RPP yang disusun guru kelas V SDN Sekecamatan Sukodadi, Kabupaten
Lamongan.
C. Materi Pokok
- Teks Undangan Resmi
(RPP/Bahasa Indonesia/V/SDN: Plumpang, Baturono,
Pajangan, Sugihrejo)

C. Materi Pokok
- Teks Undangan Ulang Tahun dan Undangan Resmi Acara di
Sekolah
(RPP/Bahasa Indonesia/V/SDN: Surabayan, Kebonsari,
Sidogembul, Sumberaji I)

C. Materi Pokok
- Surat Undangan
(RPP/Bahasa Indonesia/V/SDN Sumberaji II dan
Kadungrembug)

4.1.2.3 Langkah-langkah Pembelajaran Menulis dengan Kompetensi Dasar


Menulis Surat Undangan di Kelas V SDN Sekecamatan Sukodadi,
Kabupaten Lamongan
Langkah-langkah pembelajaran merupakan tahapan/tindakan yang akan
dilakukan dalam kegiatan pembelajaran. Penyusunan ini perlu dilakukan untuk
mengoordinasi komponen pembelajaran. Langkah-langkah pembelajaran disusun
untuk membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diberikan. Langkah-
langkah pembelajaran merupakan hal yang sangat menentukan dalam
keberhasilan siswa menguasai kompetensi dasar.
Langkah-langkah pembelajaran dalam RPP menulis surat undangan yang
disusun guru kelas V SDN Sekecamatan Sukodadi, Kabupaten Lamongan
bervariasi. Dari berbagai variasi/ragam tersebut terdapat kelebihan dan kelemahan
dalam perumusan langkah-langkah pembelajaran yang mereka susun.
Berikut data rumusan langkah-langkah pembelajaran serta deskripsi dari
rumusan langkah-langkah pembelajaran yang peneliti temukan dalam RPP yang
mereka susun.
28

D. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Awal
Apersepsi dan motivasi:
- Tanya jawab tentang materi yang akan dipelajari.
- Mengajukan pertanyaan tentang penjelasan menulis surat
undangan.
Kegiatan Inti
Eksplorasi:
- Memahami bagian-bagian surat undangan.
Elaborasi:
- Melengkapi surat undangan dengan tepat.
Konfirmasi:
- Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.
- Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan, dan penyimpulan.
Kegiatan Penutup
- Mengerjakan soal-soal latihan.
- Menulis surat undangan (ulang tahun, acara keagamaan, kegiatan
sekolah, kenaikan sekolah dll) dengan kalimat efektif dan
memperhatikan penggunaan ejaan.
(RPP/Bahasa Indonesia/V/SDN: Plumpang, Baturono,
Pajangan, Sugihrejo)

Berdasarkan rumusan langkah-langkah pembelajaran yang disusun guru


kelas V SDN: Plumpang, Baturono, Pajangan, dan Sugihrejo di atas dapat
diketahui mereka dalam menyusun langkah-langkah pembelajaran membagi
dalam tiga tahap, yaitu tahap kegiatan awal, inti, dan penutup. Pada kegiatan awal
mereka mencantumkan kegiatan apersepsi dan motivasi sebagai permulaan untuk
mengawali pembelajaran menulis karangan. Pada tahap inti/kegiatan inti mereka
mencantumkan tiga macam uraian kegiatan, yaitu eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi untuk menyederhanakan berbagai rumusan kegiatan inti dalam
pelaksanaan pembelajaran menulis karangan. Pada tahap akhir/kegiatan penutup,
rumusan langkah-langkah pembelajaran yang mereka susun tidak menampakkan
kegiatan akhir dari sebuah proses pembelajaran melainkan seperti pada tahap
kegiatan inti. Dengan demikian dapat disimpulkan guru di SDN tersebut dalam
menyusun langkah-langkah pembelajaran pada RPP menulis surat undangan tidak
runtut dari awal memulai pelajaran sampai kegiatan akhir/menutup pelajaran.
Selain itu, dalam pembelajaran menulis surat undangan mereka hanya pada tahap
29

pramenulis dan pengedrafan, untuk tahap penyuntingan dan publikasi karangan


tidak dilakukan.
D. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Awal
Apersepsi dan motivasi:
- Tanya jawab tentang materi yang akan dipelajari.
- Mengajukan pertanyaan tentang penjelasan menulis surat
undangan.
Kegiatan Inti
Eksplorasi:
- Memahami bagian-bagian surat undangan resmi dengan teliti.
- Tanya jawab tentang bagian-bagian surat undangan dan
penjabarannya.
Elaborasi:
- Melengkapi surat undangan yang rumpang.
- Memahami narasi yang isinya undangan.
- Mendiskusikan narasi dan mengubah menjadi surat undangan
secara kolompok.
Konfirmasi:
- Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.
- Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.
- Membuat surat undangan ulang tahun secara pribadi.
Kegiatan Penutup
- Menganalisa hasil pekerjaan secara pribadi.
- Memajang hasil pekerjaan siswa di papan pajangan.
(RPP/Bahasa Indonesia/V/SDN: Surabayan, Kebonsari,
Sidogembul, Sumberaji I)

Berdasarkan langkah-langkah pembelajaran yang disusun guru kelas V


SDN: Surabayan, Kebonsari, Sidogembul, dan Sumberaji I di atas dalam
menyusun langkah-langkah pembelajaran guru membagi dalam tiga tahap, yaitu
tahap kegiatan awal, inti, dan penutup. Pada kegiatan awal guru mencantumkan
kegiatan apersepsi dan motivasi sebagai permulaan pembelajaran menulis surat
undangan. Pada tahap inti/kegiatan inti guru mencantumkan tiga macam uraian
kegiatan, yaitu eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi untuk menyederhanakan
berbagai rumusan kegiatan inti dalam pelaksanaan pembelajaran menulis surat
undangan. Pada tahap akhir/kegiatan penutup, guru membimbing siswa untuk
melakukan analisa dan publikasi dengan menempelkan hasil pekerjaan siswa di
30

papan pajangan. Selanjutnya dapat disimpulkan bahwa guru kelas V SDN:


Surabayan, Kebonsari, Sidogembul, dan Sumberaji I dalam menyusun langkah-
langkah pembelajaran sudah menyusun langkah-langkah pembelajaran dengan
runtut dari kegiatan awal sampai dengan kegiatan akhir/penutup. Guru juga telah
menyusun langkah-langkah pembelajaran menulis sebagai proses dengan
melakukan tahapan, yaitu pramenulis, pengedrafan, penyuntingan, dan publikasi.
D. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Awal
- Mengawali kegiatan dengan berdo’a.
- Penjelasan secara singkat dan motivasi.
Kegiatan Inti
- Guru bertanya jawab tentang fungsi surat undangan.
- Siswa memperhatikan contoh surat undangan.
- Guru menjelaskan unsur-unsur surat undangan.
- Siswa belajar dengan mencontoh surat undangan.
- Siswa mengerjakan latihan.
- Guru membimbing siswa dalam mengerjakan latihan.
- Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum dipahami/belum
diketahui oleh siswa.
- Guru memberi tugas untuk menguatkan pemahaman peserta didik.
Kegiatan Akhir
- Mengakhiri pelajaran dengan berdoa.
(RPP/Bahasa Indonesia/V/SDN Sumberaji II dan
Kadungrembug)

Berdasarkan langkah-langkah pembelajaran yang disusun guru kelas V


SDN Sumberaji II dan Kadungrembug di atas dapat diketahui mereka dalam
menyusun langkah-langkah pembelajaran membagi dalam tiga tahap, yaitu tahap
kegiatan awal, inti, dan penutup. Berdasarkan data tersebut guru kelas V SDN
Sumberaji II dan Kadungrembug dalam menyusun langkah-langkah pembelajaran
hanya pada tahap pramenulis dan pengedrafan, sedangkan tahap
penyuntingan/perbaikan surat undangan dan publikasi tidak dicantumkan atau
tidak dituntut dari para siswanya.
31

4.1.2.4 Metode Pembelajaran Menulis dengan Kompetensi Dasar Menulis


Surat Undangan di Kelas V SDN Sekecamatan Sukodadi, Kabupaten
Lamongan
Metode pembelajaran merupakan cara-cara yang digunakan guru agar
peserta belajar mampu melahirkan pikiran atau perasaan dengan tulisan. Dalam
pembelajaran menulis surat undangan para guru kelas V SDN Sekecamatan
Sukodadi, Kabupaten Lamongan umumnya menggunakan metode diskusi, inkuiri,
pengamatan, penugasan. Dari empat metode ini yang lebih mengarah
kepembelajaran menulis surat undangan adalah metode penugasan. Akan tetapi,
pada umumnya tidak ada tindak lanjut dari metode penugasan ini sehingga
menimbulkan kesan hasil pekerjaan siswa dibiarkan begitu saja tanpa ada upaya
untuk menunjukkan kesalahan dan pembetulannya.

4.1.3 Perencanaan Pembelajaran Menulis dengan Kompetensi Dasar


Menulis Dialog di Kelas V SDN Sekecamatan Sukodadi, Kabupaten
Lamongan
4.1.3.1 Tujuan Pembelajaran Menulis dengan Kompetensi Dasar Menulis
Dialog di Kelas V SDN Sekecamatan Sukodadi, Kabupaten
Lamongan
Tujuan pembelajaran menulis dalam RPP menulis dialog yang disusun
para guru kelas V SDN Sekecamatan Sukodadi, Kabupaten Lamongan pada
umumnya masih belum memperlihatkan adanya tujuan pembelajaran menulis
sebagai proses. Hal ini terlihat dari rumusan tujuan pembelajaran yang tidak
mencantumkan tujuan agar siswa dapat menyunting dialog yang disusunnya
sendiri atau disusun temannya. Tidak adanya tujuan tersebut menimbulkan kesan
bahwa terhadap dialog yang disusun siswa tidak pernah dilakukan kegiatan
penemuan kesalahan untuk selanjutnya diadakan perbaikan atau revisi.
Berikut data rumusan tujuan pembelajaran dalam RPP menulis dialog yang
disusun para guru kelas V SDN Sekecamatan Sukodadi, Kabupaten Lamongan.
32

B. Tujuan Pembelajaran
- Siswa dapat menulis dialog sederhana antara dua atau tiga tokoh
dengan memperhatikan isi serta perannya.(pengedrafan)
 Karakter siswa yang diharapkan: bersahabat, komunikatif, rasa
senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain
(RPP/Bahasa Indonesia/V/SDN: Plumpang, Baturono,
Pajangan, Sugihrejo)

B. Tujuan Pembelajaran
- Dengan mengamati siswa dapat mengidentifikasi sebuah dialog.
(pramenulis)
- Dengan membaca dialog siswa dapat menyebut tokoh dalam
dialog. (pramenulis)
- Dengan berdiskusi siswa dapat menuliskan dialog sederhana.
(pengedrafan)
- Dengan diskusi siswa dapat menyimpulkan isi dialog. (pramenulis)
- Dengan bermain peran siswa dapat memerankan salah satu tokoh
dalam dialog. (publikasi)
- Dengan berdiskusi siswa dapat bekerja sama dengan teman dan
kreatif (pramenulis)
 Karakter siswa yang diharapkan: dapat dipercaya, rasa hormat
dan perhatian, tekun, tanggung jawab, berani, dan ketulusan
(RPP/Bahasa Indonesia/V/SDN: Surabayan, Kebonsari,
Sidogembul, Sumberaji I)

B. Tujuan Pembelajaran
- Siswa dapat menentukan pokok isi dialog. (pramenulis)
- Siswa dapat menyusun dialog berdasarkan pokok-pokok isi dialog.
(pengedrafan)
- Siswa dapat menyusun dialog dengan memperhatikan isi serta
peranya. (pengedrafan)
- Siswa memahami penggunaan tanda titik dua ( : ) dan tanda petik
(“….”).(pramenulis)
 Karakter siswa yang diharapkan: bersahabat dan komunikatif
(RPP/Bahasa Indonesia/V/SDN Sumberaji II dan
Kadungrembug)

Beradasarkan rumusan tujuan pembelajaran yang disusun para guru


tersebut terlihat proses menulis dialog yang dituntut guru dari para siswanya
hanya meliputi tahap pramenulis, pengderafan, dan publikasi, sedangkan tahap
penyuntingan dialog tidak dicantumkan atau tidak dituntut dari para siswanya.
Padahal tahap penyuntingan merupakan tahap yang penting karena pada tahap ini
33

pembelajaran berfokus pada perbaikan terhadap aspek-aspek yang meliputi


isi/penataan kembali pengembangan gagasan dalam draf awal naskah dialog
dengan menambah, mengganti, menghilangkan, menukar kata/frasa atau kalimat
yang tidak tepat/kurang lengkap agar menjadi dialog yang mempunyai struktur
dan isi yang tepat dan sesuai dengan ejaan yang benar.

4.1.3.2 Materi Pembelajaran Menulis dengan Kompetensi Dasar Menulis


Dialog di Kelas V SDN Sekecamatan Sukodadi, Kabupaten
Lamongan
Materi pembelajaran merupakan bahan pembelajaran/materi ajar yang
yang disiapkan guru/pendidik untuk dipelajari siswa sebagai sarana pencapaian
kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Materi pembelajaran dalam RPP
menulis dialog yang disusun guru kelas V SDN Sekecamatan Sukodadi,
Kabupaten Lamongan pada umumnya mereka hanya menuliskan pokok bahasan
tanpa memberikan materi pembelajaran secara lengkap dalam RPP yang mereka
susun.
Berikut data materi pembelajaran yang hanya berupa pokok bahasan dari
rumusan RPP yang disusun guru kelas V SDN Sekecamatan Sukodadi, Kabupaten
Lamongan.

C. Materi Pokok
- Teks Dialog
(RPP/Bahasa Indonesia/V/SDN: Plumpang, Baturono,
Pajangan, Sugihrejo, Surabayan, Kebonsari, Sidogembul,
Sumberaji I, Sumberaji II, Kadungrembug)

4.1.3.3 Langkah-langkah Pembelajaran Menulis dengan Kompetensi Dasar


Menulis Dialog di Kelas V SDN Sekecamatan Sukodadi, Kabupaten
Lamongan
Langkah-langkah pembelajaran merupakan tahapan/tindakan yang akan
dilakukan dalam kegiatan pembelajaran. Penyusunan ini perlu dilakukan untuk
mengoordinasi komponen pembelajaran. Langkah-langkah pembelajaran disusun
untuk membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diberikan. Langkah-
34

langkah pembelajaran merupakan hal yang sangat menentukan dalam


keberhasilan siswa menguasai kompetensi dasar. Langkah-langkah pembelajaran
dalam RPP menulis dialog yang disusun guru kelas V SDN Sekecamatan
Sukodadi, Kabupaten Lamongan bervariasi. Dari berbagai variasi/ragam tersebut
terdapat kelebihan dan kelemahan dalam perumusan langkah-langkah
pembelajaran yang mereka susun.
Berikut data langkah-langkah pembelajaran serta deskripsi dari rumusan
langkah-langkah pembelajaran yang peneliti temukan dalam RPP yang mereka
susun.
D. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Awal
Apersepsi dan motivasi:
- Tanya jawab tentang materi yang yang akan dipelajari.
- Mengajukan pertanyaan tentang penjelasan narasumber.
Kegiatan Inti
Eksplorasi:
- Membaca contoh dan kesimpulan dialog.
Elaborasi:
- Memperagakan percakapan dan menyimpulkan isi dialog.
- Menulis dialog dengan tema yang telah ditentukan berdasarkan
gambar.
- Memperagakan dialog yang dibuat.
- Memahami penggunaan tanda seru ( ! ) dalam kalimat.
- Membubuhi tanda seru ( ! ) dalam kalimat.
- Membuat kalimat seru.
Konfirmasi:
- Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.
- Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan, dan penyimpulan.
Kegiatan Penutup
- Mengerjakan soal-soal latihan.
- Membaca buku cerita dan melaporkan isi buku secara tertulis.
(RPP/Bahasa Indonesia/V/SDN: Plumpang, Baturono,
Pajangan, Sugihrejo)

Berdasarkan rumusan langkah-langkah pembelajaran yang disusun guru


kelas V SDN: Plumpang, Baturono, Pajangan, dan Sugihrejo tersebut dapat
diketahui mereka dalam menyusun langkah-langkah pembelajaran membagi
dalam tiga tahap, yaitu tahap kegiatan awal, inti, dan penutup. Pada kegiatan awal
35

mereka mencantumkan kegiatan apersepsi dan motivasi sebagai permulaan untuk


mengawali pembelajaran menulis dialog. Pada tahap inti/kegiatan inti mereka
mencantumkan tiga macam uraian kegiatan, yaitu eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi untuk menyederhanakan berbagai rumusan kegiatan inti dalam
pelaksanaan pembelajaran menulis dialog. Pada tahap akhir/kegiatan penutup,
rumusan langkah-langkah pembelajaran yang mereka susun tidak menampakkan
kegiatan akhir dari sebuah proses pembelajaran melainkan seperti pada tahap
kegiatan inti. Dengan demikian dapat disimpulkan guru di SDN tersebut dalam
menyusun langkah-langkah pembelajaran pada RPP menulis dialog tidak runtut
dari awal memulai pelajaran sampai kegiatan akhir/menutup pelajaran. Selain itu,
dalam pembelajaran menulis dialog mereka hanya pada tahap pramenulis dan
pengedrafan, untuk tahap penyuntingan dan publikasi karya tidak dilakukan.
D. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Awal
Apersepsi dan motivasi:
- Tanya jawab tentang materi yang akan dipelajari.
- Mengajukan pertanyaan tentang sebuah teks dialog.
Kegiatan Inti
Eksplorasi:
- Mengamati sebuah dialog dan membacanya.
- Tanya jawab tentang isi dialog dan penggunaan tanda baca pada
naskah dialog.
Elaborasi:
- Secara kelompok mendiskusikan dialog yang telah dibaca.
- Mengidentifikasi bahasa percakapan dalam dialog.
- Berdiskusi menentukan tema dalam menulis dialog.
- Menuliskan dialog dengan penggunaan tanda baca yang tepat.
- Mempresentasikan dan kelompok teman lain menaggapi.
- Bermain peran dengan naskah dialog yang telah dibuat.
Konfirmasi:
- Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.
- Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.
Kegiatan Penutup
- Mengulang peran salah satu tokoh dalam dialog.
- Memajang hasil pekerjaan siswa.
(RPP/Bahasa Indonesia/V/SDN: Surabayan, Kebonsari,
Sidogembul, Sumberaji I)
36

Berdasarkan langkah-langkah pembelajaran yang disusun guru kelas V


SDN: Surabayan, Kebonsari, Sidogembul, dan Sumberaji I di atas dalam
menyusun langkah-langkah pembelajaran guru membagi dalam tiga tahap, yaitu
tahap kegiatan awal, inti, dan penutup. Pada kegiatan awal guru mencantumkan
kegiatan apersepsi dan motivasi sebagai permulaan pembelajaran menulis dialog.
Pada tahap inti/kegiatan inti guru mencantumkan tiga macam uraian kegiatan,
yaitu eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi untuk menyederhanakan berbagai
rumusan kegiatan inti dalam pelaksanaan pembelajaran menulis dialog. Pada
tahap akhir/kegiatan penutup, guru membimbing siswa untuk mengulang peran
sebagai salah satu tokoh dalam dialog dan publikasi dengan memajang hasil
pekerjaan siswa di papan pajangan. Selanjutnya dapat disimpulkan bahwa guru
kelas V SDN: Surabayan, Kebonsari, Sidogembul, dan Sumberaji I dalam
menyusun langkah-langkah pembelajaran sudah menyusun langkah-langkah
pembelajaran dengan runtut dari kegiatan awal sampai dengan kegiatan
akhir/penutup. Sesuai dengan data tersebut tahapan yang terdapan dalam langkah-
langkah pembelajaran menulis dialog yang disusun guru kelas V SDN Tebluru II
hanya pada tahap pramenulis, pengedrafan, dan publikasi sedangkan untuk tahap
penyuntingan tidak dimunculkan atau tidak dituntut dari para siswanya.
D. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Awal
- Mengawali kegiatan dengan berdo’a.
- Pengarahan dan motivasi.
Kegiatan Inti
- Guru bertanya jawab tentang cara menyusun dialog.
- Siswa memperhatikan contoh percakapan.
- Siswa menyebutkan unsur-unsur teks dialog.
- Siswa menjawab pertanyaan terhadap isi dialog.
- Siswa mempelajari tanda titik dua ( : ) dan tanda petik
(‘….”)unrtuk menulis dialog.
- Siswa mengerjakan latihan dan tugas.
Kegiatan Akhir
- Mengakhiri pelajaran dengan berdoa.
(RPP/Bahasa Indonesia/V/SDN Sumberaji II dan
Kadungrembug)
37

Berdasarkan langkah-langkah pembelajaran yang disusun guru kelas V


SDN Sumberaji II dan Kadungrembug di atas mereka dalam menyusun langkah-
langkah pembelajaran membagi dalam tiga tahap, yaitu tahap kegiatan awal, inti,
dan penutup. Berdasarkan data tersebut guru kelas V SDN Sumberaji II dan
Kadungrembug dalam menyusun langkah-langkah pembelajaran hanya pada tahap
pramenulis dan pengedrafan, sedangkan tahap penyuntingan/perbaikan naskah
dialog dan publikasi tidak dicantumkan atau tidak dituntut dari para siswanya.

4.1.3.4 Metode Pembelajaran Menulis dengan Kompetensi Dasar Menulis


Dialog di Kelas V SDN Sekecamatan Sukodadi, Kabupaten Lamongan
Metode pembelajaran merupakan cara-cara yang digunakan guru agar
peserta belajar mampu melahirkan pikiran atau perasaan dengan tulisan. Dalam
pembelajaran menulis dialog guru kelas V SDN Sekecamatan Sukodadi,
Kabupaten Lamongan umumnya menggunakan metode diskusi, demonstrasi,
penugasan. Dari tiga metode ini yang lebih mengarah kepembelajaran menulis
dialog adalah metode penugasan. Akan tetapi, tidak ada tindak lanjut dari metode
penugasan ini sehingga menimbulkan kesan hasil pekerjaan siswa dibiarkan
begitu saja tanpa ada upaya untuk menunjukkan kesalahan dan pembetulannya.

4.2 Pelaksanaan Pembelajaran Menulis dalam Gamitan Pendidikan


Karakter di Kelas V SDN Sekecamatan Sukodadi, Kabapaten
Lamongan
Pelaksanaan pembelajaran menulis merupakan kegiatan nyata di dalam
kelas yang dilaksanakan guru dan siswa dengan tujuan peserta belajar (siswa)
mampu melahirkan pikiran atau perasaan dengan tulisan. Dalam pelaksanaan
pembelajaran menulis di kelas V SDN Sekecamatan Sukodadi, Kabupaten
Lamongan pada umumnya para guru sudah menyusun RPP tentang kompetensi
dasar yang diteliti sebagai perangkat dan pedoman sebelum melaksanakan
pembelajaran di kelas. Setelah para guru melaksanakan pembelajaran menulis,
peneliti dengan menggunakan teknik angket berusaha menggali data untuk
memperoleh data terkait dengan metode pembelajaran yang umumnya diterapkan
38

guru, masalah-masalah yang dihadapi guru dalam pembelajaran menulis, dan


upaya-upaya yang dilakukan guru untuk menyelesaikan masalah yang muncul
dalam pembelajaran menulis. Ketiga hal itu akan dipaparkan pada bagian berikut.

4.2.1 Metode yang Digunakan Guru dalam Pembelajaran Menulis di Kelas


V SDN Sekecamatan Sukodadi, Kabupaten Lamongan
Metode pembelajaran merupakan suatu cara yang digunakan guru untuk
menyampaikan pesan yang terkandung dalam kurikulum kepada peserta belajar.
Dalam pembelajaran menulis metode merupakan cara-cara yang digunakan guru
agar peserta belajar mampu melahirkan pikiran atau perasaan dengan tulisan.
Dalam pelaksanaan pembelajaran menulis guru kelas V SDN Sekecamatan
Sukodadi, Kabupaten Lamongan umumnya menggunakan metode diskusi,
demonstrasi, inkuiri, pengamatan, dan penugasan. Dari lima metode ini yang lebih
mengarah ke pembelajaran menulis adalah metode penugasan. Akan tetapi, tidak
ada tindak lanjut dari metode penugasan ini sehingga menimbulkan kesan hasil
pekerjaan siswa dibiarkan begitu saja tanpa ada upaya menunjukkan kesalahan
dan pembetulannya.

4.2.2 Masalah-masalah yang Dihadapi Guru dalam Pembelajaran Menulis


di Kelas V SDN Sekecamatan Sukodadi, Kabupaten Lamongan
Dalam melaksanakan pembelajaran, seorang guru akan menghadapi
berbagai masalah atau hambatan. Masalah dalam pembelajaran menulis
merupakan kesulitan-kesulitan yang dihadapi guru dan siswa dalam proses
pembelajaran di kelas. Masalah yang dihadapi guru dalam pembelajaran menulis
di kelas V SDN Sekecamatan Sukodadi, Kabupaten Lamongan bermacam-
macam. Masalah-masalah itu dipaparkan pada bagian berikut.
39

4.2.2.1 Masalah-Masalah yang Dihadapi Guru dalam Pembelajaran Menulis


Karangan di Kelas V SDN Sekecamatan Sukodadi, Kabupaten
Lamongan
Berdasarkan hasil angket dan wawancara dalam penelitian ini ditemukan
beberapa masalah yang dihadapi guru dalam pembelajaran menulis karangan di
kelas V SDN Sekecamatan Sukodadi, Kabupaten Lamongan. Masalah-masalah
yang dimaksud diuraikan sebagai berikut.
(1) Siswa sulit merangkai kalimat karena keterbatasan berkomunikasi.
(2) Penggunaan ejaan yang kurang tepat.
(3) Penggunaan huruf kapital yang kurang benar.
(4) Siswa kurang paham tentang sistematika menulis karangan yang baik dan
benar.
(5) Pilihan kata yang kurang tepat, sehingga banyak terjadi pengulangan kata-
kata.
Berdasarkan data tersebut masalah yang dihadapi para guru dalam
pembelajaran menulis karangan pada umumnya adalah siswa belum bisa
menggunakan ejaan dengan tepat, kurang paham sistematika menulis karangan,
dan pemilihan diksi yang kurang tepat.

4.2.2.2 Masalah-Masalah yang Dihadapi Guru dalam Pembelajaran Menulis


Surat Undangan di Kelas V SDN Sekecamatan Sukodadi, Kabupaten
Lamongan
Berdasarkan hasil angket dan wawancara dalam penelitian ini ditemukan
beberapa masalah yang dihadapi guru dalam pembelajaran menulis surat
undangan di kelas V SDN Sekecamatan Sukodadi, Kabupaten Lamongan.
Masalah-masalah yang dimaksud diuraikan sebagai berikut.
(1) Siswa kesulitan menyusun kata-kata dalam surat undangan.
(2) Siswa kesulitan menulis dengan baik (tulisan acak-acakan).
(3) Siswa kesulitan membuat sistematika surat undangan (sering kali undangan
ditulis memanjang).
(4) Siswa sulit menyusun surat, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
40

(5) Pemilihan kata yang kurang tepat.


(6) Kesulitan melengkapi surat undangan yang masih rumpang.
(7) Kesulitan menggunakan huruf kapital.
(8) Kesulitan menggunakan tanda baca.
(9) Kesulitan menulis surat undangan yang benar.
Berdasarkan data tersebut masalah yang dihadapi para guru dalam
pembelajaran menulis surat undangan pada umumnya adalah siswa kesulitan
menyusun kata-kata dalam surat undangan, kesulitan menulis dengan baik (tulisan
acak-acakan), belum memahami sistematika surat undangan, pemilihan diksi yang
kurang tepat, penggunaan tanda baca yang kurang tepat, dan kesulitan
melengkapi surat undangan yang masih rumpang.

4.2.2.3 Masalah-Masalah yang Dihadapi Guru dalam Pembelajaran Menulis


Dialog di Kelas V SDN Sekecamatan Sukodadi, Kabupaten
Lamongan
Berdasarkan hasil angket dan wawancara dalam penelitian ini ditemukan
beberapa masalah yang dihadapi guru dalam pembelajaran menulis dialog di kelas
V SDN Sekecamatan Sukodadi, Kabupaten Lamongan. Masalah-masalah yang
dimaksud diuraikan sebagai berikut.
(1) Siswa kesulitan merangkai kalimat dalam dialog.
(2) Kalimat dialog terkesan kaku.
(3) Sulit mendemonstrasikan karena canggung/malu/belum paham isi dialog.
(4) Kesulitan mempraktikkan hasil tulisan yang telah dibuat.
(5) Kesulitan menggunakan tanda baca.
Berdasarkan data tersebut masalah yang dihadapi para guru dalam
pembelajaran menulis dialog pada umumnya adalah siswa kesulitan merangkai
kalimat dalam dialog, kalimat dialog terkesan kaku, sulit mendemonstrasikan
karena canggung/malu/belum paham isi dialog, dan kesulitan menggunakan tanda
baca.
Dari masalah-masalah yang dihadapi para guru dalam pelaksanaan
pembelajaran menulis. Terlihat bahwa kegiatan menulis merupakan sebuah
41

kompetensi yang sulit. Hal itu terjadi karena kegiatan menulis merupakan
kegiatan mengubah sebuah pemikiran ke dalam bentuk tulisan. Selain itu, setiap
tulisan harus mematuhi tata bahasa dan ejaan untuk menjadikan sebuah produk
tulisan yang baik dan benar.

4.2.3 Upaya-upaya yang Dilakukan Guru untuk Menyelesaikan Masalah


dalam Pembelajaran Menulis di Kelas V SDN Sekecamatan Sukodadi,
Kabupaten Lamongan
Upaya merupakan usaha-usaha yang dilaksanakan guru untuk mengatasi
kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam proses pembelajan menulis di kelas.
Untuk mengatasi berbagai masalah yang muncul dalam pembelajaran menulis.
Guru kelas V SDN Sekecamatan Sukodadi, Kabupaten Lamongan, melakukan
upaya-upaya yang bermacam-macam. Upaya-upaya itu dipaparkan pada bagian
berikut.

4.2.3.1 Upaya-upaya yang Dilakukan Guru untuk Menyelesaikan Masalah


dalam Pembelajaran Menulis Karangan di Kelas V SDN Sekecamatan
Sukodadi, Kabupaten Lamongan
Upaya yang dilakukan guru untuk menyelesaikan masalah dalam
pembelajaran menulis karangan di kelas V SDN Sukodadi, Kabupaten Lamongan
adalah sebagai berikut.
(1) Sering diajak komunikasi baik dalam pembelajaran/di luar pembelajaran.
(2) Pembenahan dalam penggunaan awalan dan kata depan (di-, ke-, dari-).
(3) Pembiasaan menulis huruf kapital sesuai kebutuhan.
(4) Menjelaskan tentang kerangka karangan dan cara mengembangkannya.
(5) Menjelaskan penggunaan kalimat efektif.
Berdasarkan data tersebut upaya-upaya yang umumnya dilakukan para
guru untuk menyelesaikan masalah dalam pembelajaran menulis karangan adalah
siswa sering diajak komunikasi baik dalam pembelajaran/di luar pembelajaran,
pembenahan dalam penggunaan awalan dan kata depan, pembiasaan menulis
42

huruf kapital sesuai kebutuhan, menjelaskan tentang kerangka karangan dan cara
mengembangkannya, dan menjelaskan penggunaan kalimat efektif.

4.2.3.2 Upaya-Upaya yang Dilakukan Guru untuk Menyelesaikan Masalah


dalam Pembelajaran Menulis Surat Undangan di Kelas V SDN
Sekecamatan Sukodadi, Kabupaten Lamongan
Upaya yang dilakukan guru untuk menyelesaikan masalah dalam
pembelajaran menulis surat undangan di kelas V SDN Sukodadi, Kabupaten
Lamongan adalah sebagai berikut.
(1) Diberikan contoh surat undangan (ulang tahun, acara agama, dll.).
(2) Dibiasakan menulis rapi dan bersih.
(3) Memberikan contoh berdasarkan surat undangan yang sudah ada.
(4) Mengajarkan cara menyusun surat undangan sesuai dengan alokasi waktu
yang ditentukan.
(5) Memberikan latihan tentang pemilihan kata yang tepat.
(6) Pemberihan latihan secara berkala tentang surat undangan.
(7) Memberikan latihan yang konsisten tentang huruf kapital.
(8) Mengajarkan latihan tentang tanda baca yang benar.
(9) Pelatihan berulang-ulang tentang menulis surat undangan (berbagai jenis).
Berdasarkan data tersebut upaya-upaya yang umumnya dilakukan para
guru untuk menyelesaikan masalah dalam pembelajaran menulis surat undangan
adalah siswa diberi contoh surat undangan (ulang tahun, acara agama, dll.),
dibiasakan menulis rapi dan bersih, memberikan latihan penulisan huruf kapital
yang tepat, tanda baca yang tepat, dan pemilihan diksi yang tepat.

4.2.3.3 Upaya-Upaya yang Dilakukan Guru untuk Menyelesaikan Masalah


dalam Pembelajaran Menulis Dialog di Kelas V SDN Sekecamatan
Sukodadi, Kabupaten Lamongan
Upaya yang dilakukan guru untuk menyelesaikan masalah dalam
pembelajaran menulis dialog di kelas V SDN Sukodadi, Kabupaten Lamongan
adalah sebagai berikut.
43

(1) Sebelum kalimat dialog ditulis, siswa mengucapkan kalimat dialog.


(2) Suasana hati dikondisikan rileks sehingga kalimat akan tercurah dengan
leluasa dan santai.
(3) Anak harus memahami isi dialog yang dibuat, lancar berbicara sehingga saat
demonstrasi akan percaya diri.
(4) Memberikan drilling yang tepat kepada siswa agar lebih paham.
(5) Memberikan latihan tentang penggunaan tanda baca yang tepat (sesuai jenis
kalimat).
Berdasarkan data tersebut upaya-upaya yang umumnya dikakukan para
guru untuk menyelesaikan masalah dalam pembelajaran menulis dialog adalah
sebelum kalimat dialog ditulis, siswa mengucapkan kalimat dialog, suasana hati
siswa dikondisikan rileks sehingga kalimat akan tercurah dengan leluasa dan
santai, anak harus memahami isi dialog yang dibuat, lancar berbicara sehingga
saat demonstrasi akan percaya diri, memberikan drilling yang tepat kepada siswa
agar lebih paham, dan memberikan latihan tentang penggunaan tanda baca yang
tepat (sesuai jenis kalimat).
Dari data di atas terlihat bahwa para guru sudah berupaya dengan
menerapkan berbagai langkah/strategi untuk menyelesaikan masalah-masalah
yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran menulis. Namun, upaya untuk
melakukan penyuntingan/perbaikan karya tulis tidak dimunculkan atau dituntut
dari para siswanya. Tidak adanya upaya tersebut menimbulkan kesan bahwa
terhadap karya tulis (karangan, surat undangan, dan naskah dialog) yang disusun
siswa tidak pernah dilakukan kegiatan penemuan kesalahan untuk selanjutnya
diadakan perbaikan atau revisi. Dengan demikian, karya tulis siswa yang
mengandung kesalahan selamanya tidak pernah diperbaiki sehingga kesalahan itu
berlanjut sampai mereka dewasa.
44

4.3 Penilaian Pembelajaran Menulis dalam Gamitan Pendidikan Karakter


di Kelas V SDN Sekecamatan Sukodadi, Kabapaten Lamongan
Dilihat dari segi kompetensi berbahasa, menulis adalah aktivitas aktif
produktif atau aktivitas menghasilkan bahasa. Dilihat dari pengertian secara
umum, menulis adalah aktivitas mengemukakan gagasan melalui media bahasa.
Aktivitas yang pertama menekankan unsur bahasa, sedangkan yang kedua
gagasan. Kedua unsur tersebut dalam tugas-tugas menulis yang dilakukan di
sekolah hendaknya diberi penekanan yang sama. Artinya, walaupun tugas itu
diberikan dalam rangka mengukur kompetensi berbahasa, penilaian yang
dilakukan hendaklah memertimbangkan ketepatan bahasa dalam kaitanya dengan
konteks dan isi.
Dalam penilaian pembelajaran menulis (seperti menulis karangan, surat
undangan, dan dialog), para guru di kelas V SDN Sukodadi, Kabupaten
Lamongan sudah menggunakan rubrik penilaian. Rubrik penilian tersebut berguna
untuk mengukur tingkat tercapainnya kinerja dari unsur-unsur yang diharapkan
dari kegiatan menulis (karangan, surat undangan, dan dialog)
Berikut ini rubrik penilaian yang dikembangkan para guru di kelas V SDN
Sukodadi, Kabupaten Lamongan.
 Rubrik penilaian pembelajaran menulis karangan

Tingkat Capaian Kinerja


No Aspek yang Dinilai
1 2 3 4 5
1 Ketepatan isi karangan
2 Keakuratan dan keluasan isi
3 Organisasi penulisan
4 Kebermaknaan keseluruan tulisan
5 Ketepatan diksi
6 Ketepatan kalimat
7 Ejaan dan tata tulis
Jumlah Skor
45

 Rubrik penilaian pembelajaran menulis surat undangan

Tingkat Capaian Kinerja


No Aspek yang Dinilai
1 2 3 4 5
1 Ketepatan isi surat undangan
2 Keakuratan dan keluasan isi
3 Organisasi penulisan
4 Kebermaknaan keseluruan tulisan
5 Ketepatan diksi
6 Ketepatan kalimat
7 Ejaan dan tata tulis
Jumlah Skor

 Rubrik penilaian pembelajaran menulis dialog

Tingkat Capaian Kinerja


No Aspek yang Dinilai
1 2 3 4 5
1 Ketepatan isi dialog
2 Keakuratan dan keluasan isi
3 Organisasi penulisan
4 Kebermaknaan keseluruan tulisan
5 Ketepatan diksi
6 Ketepatan kalimat
7 Ejaan dan tata tulis
Jumlah Skor
46

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan penganalisisan data yang dilakukan pada pembelajaran


menulis di kelas V SDN Sekecamatan Sukodadi, Kabupaten Lamongan
ditemukan berbagai data dan informasi terkait perencanaan, pelaksanaan, dan
penilaian yang berhubungan pembelajaran menulis. Berikut ini disajikan simpulan
dan saran terkait dengan hasil penelitian ini.

5.1 Simpulan
Dalam menyusun perencanaan pembelajaran menulis, para guru kelas V
SDN Sekecamatan Sukodadi, Kabupaten Lamongan sudah membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Namun, dalam RPP yang mereka susun masih
terdapat beberapa kekurangan, yaitu pada unsur (1) tujuan pembelajaran, (2)
materi pembelajaran, (3) langkah-langkah pembelajaran, (4) metode
pembelajaran. Kekurangan itu terkait dengan belum terlihatnya kegiatan menulis
sebagai proses. Pada semua unsur tersebut umumnya belum terlihat adanya
kegiatan penyuntingan yang dilakukan siswa baik terhadap tulisan mereka sendiri
maupun terhadap tulisan teman mereka.
Dalam pelaksanaan pembelajaran menulis para guru kelas V SDN
Sekecamatan Sukodadi, Kabupaten Lamongan telah menerapkan metode
pembelajaran. Metode pembelajaran yang meraka terapkan pada umumnya
berkisar pada metode diskusi, demonstrasi, inkuiri, pengamatan, dan penugasan.
Dari lima metode ini yang lebih mengarah ke pembelajaran menulis adalah
metode penugasan. Akan tetapi, tidak ada tindak lanjut dari metode penugasan ini
sehingga menimbulkan kesan hasil pekerjaan siswa dibiarkan begitu saja tanpa
ada upaya menunjukkan kesalahan dan pembetulannya.
Selain itu dalam pelaksanaan pembelajaran menulis muncul pula masalah-
masalah atau hambatan. Masalah-masalah yang muncul dalam pembelajaran
menulis (karangan, surat undangan, dan dialog) umumnya adalah siswa belum
47

bisa menggunakan ejaan dengan tepat, kurang paham sistematika menulis


(karangan, surat undangan, dan dialog), dan pemilihan diksi yang kurang tepat.
Masalah-masalah tersebut menunjukkan bahwa kegiatan menulis merupakan
kompetensi yang sulit dikuasai siswa. Hal itu terjadi karena kegiatan tersebut
merupakan kegiatan mengubah sebuah pemikiran ke dalam bentuk tulisan. Selain
itu, setiap tulisan harus mematuhi tata bahasa dan ejaan untuk menjadikan sebuah
produk tulisan yang baik dan benar.
Dari berbagai masalah yang muncul para guru telah melakukan upaya-
upaya untuk mengatasinya agar pembelajaran menulis dapat mencapai tujuan
yang diharapkan. Upaya yang dilakukan para guru umumnya mengajari siswa
tentang penggunaan ejaan dengan tepat, menyampaikan sistematika/tata cara
menulis (karangan, surat undangan, dan dialog), dan mengajari pemilihan diksi
yang tepat dalam sebuah karya tulis.
Dalam penilaian pembelajaran menulis, para guru kelas V SDN
Sekecamatan Sukodadi, Kabupaten Lamongan juga sudah membuat rubrik
penilaian. Rubrik penilian tersebut berguna untuk mengukur tingkat tercapainnya
kinerja dari unsur-unsur yang diharapkan dari kegiatan menulis.

5.2 Saran-Saran
Ada beberapa saran yang perlu disampikan peneliti terkait dengan
pembelajaran menulis di kelas V SDN Sekecamatan Sukodadi, Kabupaten
Lamongan. Saran-saran yang dimaksud adalah sebagai berikut.
(1) Guru harus mempersiapakan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan
tepat agar pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan baik dan bisa mencapai
kompetensi dasar yang diharapkan.
(2) Guru harus mempersiapakan materi pembelajaran dari setiap kompetensi dasar
yang akan dijarkan agar pembelajaran menulis berjalan dengan lancar dan
terarah.
(3) Pengawas Sekolah Dasar di wilayah ini harus semakin aktif dalam kegiatan
monitoring klinis terkait proses pembelajaran di kelas agar antara pengawas,
guru, dan siswa terjalin sebuah tim teaching untuk perbaikan dari kelemahan
48

yang sewaktu-waktu muncul dalam proses pembelajaran di kelas khususnya


pembelajaran menulis.
(4) Kepala sekolah harus mengaktifkan gurunya untuk ikut KKG agar guru-
gurunya mengikuti perkembangan pembelajaran khususnya pembelajaran
menulis di Sekolah Dasar.
49

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yunus. 2012. Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter.


Bandung: PT Refika Aditama.

Akhadiah, S. 1997. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta:


Depdikbud.

Akhadiah, Sabarti dkk. 1988. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia.


Jakarta: Penerbit Erlangga.

Bodgan, R. C. dan Biklen, S.K. 1992. Riset Kualitatif untuk Pendidikan. Jakarta:
Depdikbud.

Brown, H. Douglas. 2000. Principles of Language Learning and Teaching


(Fourth Edition). New Jersey: Addison Wesley Longman.

Calderonello, A.H. & Edwards, B.L. 1986. Roughdrafts: The Process of Writing.
Boston: Houghton Mifflin Company.

Combs, M. 1996. Developing Competent Readers and Writers in The Primary


Grades. Englewood Cliffs: Prentice Hall, Inc.

Combs, M. 1996. Developing Competent Readers and Writers in The Primary


Grades. Englewood Cliffs: Prentice Hall, Inc.

Cox, C. 1999. Teaching Language Arts: A Student and Responsce Centered


Classroom. London: Allyn & Bacon.

Dardjowidjojo, Soenjono. 2008. Psikolinguistik: Pengantar Pemahaman Bahasa


Manusia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Depdikbud. 2004. Pembelajaran Kontekstual (Suplemen Kurikulum). Jakarta:


Depdiknas.

Depdiknas. 2006. Kurikulum Bahasa Indonesia 2006 SLTP. Jakarta: Depdiknas.

Dixon, C.N. & Nessel, D. 1983. Language Experience Approach to Reading and
Writing: Language-Experience Reading for Second Language Learners.
Englewood Cliffs: Prentice Hall.

Dworetzky, J.P. 1990. Introduction to Child Development. New York: West


Publishing Company.

Ellis, A dkk. 1989. Elementary Language Arts Instruction. Englewood Cliffs:


Prentice Hall.
50

Farris, J.P. 1993. Language Arts: A Process Approach. Madison: Brown &
Bencmark Publishers.

Goodman, K. 1986. What’s Whole in Whole Language?. Richmond: Heinemann.

Jalongo, Mary Renck. 1992. Early Childhood Language Arts. Boston: Allyn and
Bacon.

Miles, M.B. dan Huberman A.B. 1984. Qualitative Data Analysis: A Sourcebook
of New Methods. Beverly Hills, California: Sage Publications, Inc.

Moleong, L.J. 1988. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Murray, D.M. 1993. “Language and The Writing Process” dalam Linguistics for
Teacher. New York: McGraw Hill, Inc.

Rahayu, Yuni Sri dkk., 2012. Jejak Budaya dalam Karakter Siswa Indonesia.
Surabaya: Unesa University Press.

Rofi'udin.1998. Rancangan Penelitian Tindakan. Malang: IKIP Malang.

Sumardi. 2000. Panduan Penelitian, Pemilihan, dan Penyusunan: Buku Pelajaran


Bahasa Indonesia SD Sebagai Sarana Pengembangan Kepribadian,
Penalaran, Kreativitas, dan Keterampilan Berkomunikasi Anak. Jakarta: PT
Grasindo.

Suparti. 2003. Pengajaran Menulis Kelas IV di Sekolah Dasar Negeri Jombatan


III Kabupaten Jombang. Malang: PPS Universitas Negeri Malang (Disertasi,
tidak dipublikasikan).

Syafi’ie, Imam. 1988. Retorika dalam Menulis. Jakarta: Depdikbud.

Temple, C. dkk. 1988. The Beginning of Writing. London: Allyn and Bacon, Inc.

Tompkins, G.E. 1994. Teaching Writing: Balancing Process and Product. New
York: Macmillan College Publishing Company.

Widyamartaya, A. 1992. Seni Menuangkan Gagasan. Yogyakarta: Kanisius.

Anda mungkin juga menyukai