Anda di halaman 1dari 13

NOTULA HARI I

Hari, Tanggal : Selasa, 25 Oktober 2022


Waktu : 08.00 - selesai
Kegiatan : Workshop PMBA (Pemberian Makanan Bayi dan Anak) pada Kader
Tempat : Aula Puskesmas Watulimo Lt. II
Peserta : 22 Kader Posyandu
Susunan Acara :

No Materi Jadwal Pemateri


1 Pembukaan 08.00-08.30 dr. Moro Prastyo
2 Materi Pengantar 08.30-09.00 Badarudin, A.Md.Gz
3 Materi PMBA (Pemberian 09.00-10.30 Andris Christian H.W S.Gz
Makanan Bayi dan Anak)
4 Praktik Pembuatan MP-ASI 10.30-12.00 Nadlirotul Mahmudah
A.Md.Gz
5 Diskusi Tanya Jawab 12.00-13.00 Roudlotul Fitria A.Md.Gz
6 Penutupan 13.00-13.30 Badarudin, A.Md.Gz

1. Pembukaan
Acara dibuka oleh Kepala Puskesmas Watulimo dengan mengupas kejadian stunting
yang berada di posyandu wilayah kerja Puskesmas Watulimo. Dengan banyaknya kasus
stunting yang terjadi di wilayah kerja puskesmas maka kita sebagai petugas kesehatan dan
kader posyandu harus memberikan edukasi tentang pola asuh terutama pola makan balita.
Dengan begitu kejadian stunting di wilayah kerja puskesmas watulimo bisa ditekan.
Diharapkan dengan adanya kegiatan workshop pmba ini bisa dijadikan sebagai landasan
dalam memberikan edukasi terhadap ibu-ibu balita di posyandu masing”

2. Materi Pengantar
Disampaikan oleh Badarudin, A.Md.Gz dengan menyampaikan masalah-masalah gizi
yang terjadi di wilayah puskesmas Watulimo. Kurangnya Capaian ASI eksklusif, rendahnya
D/S, dan tingginya kasus berat badan kurang merupakan masalah yang sering kali muncul
setiap tahunnya sehingga diharapkan peran aktif kader dalam mamantau balita-balita di
posyandu nya masing-masing. Diperlukan kreativitas serta inovasi pada kader posyandu
yang mampu memberikan dampak positif dan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya.
Sehingga tercapai masyarakat yang sehat dan berdaya guna.

3. Materi PMBA (Pemberian Makanan Bayi dan Anak)


Disampaikan oleh Badarudin, A.Md.Gz Standar emas pemberian makan bayi dan anak
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) segera setelah lahir, dilanjutkan dengan rawat gabung,
Memberikan hanya air susu ibu saja sejak lahir sampai bayi berumur 6 bulan, Memberikan
makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) mulai umur 6 bulan, Menyusui dilanjutkan
sampai anak berumur 24 bulan atau lebih. Inisiasi Menyusu Dini Merupakan Keajaiban
Karunia Tuhan IMD menghangatkan bayi, IMD memberikan perlindungan alamiah bagi
bayi, IMD membentuk kekebalan tubuh, IMD mengurangi pendarahan pasca persalinan.
ASI eksklusif harus diberikan selama 6 bulan pertama karena Mengandung zat gizi yang
menjamin tumbuh kembang bayi sampai umur 6 bulan, Bayi <6 bulan enzim pencernaannya
belum sempurna, Ginjal belum berfungsi maksimal Makanan tambahan mengandung zat
warna dan pengawet, Makanan tambahan bisa menimbulkan alergi. Proses Menyusui yaitu
Ketika Bayi Mengisap payudara, stimulasi puting mengakibatkan produksi ASI dan
payudara mengeluarkan atau mengalirkan ASI Mengisap dan memerah ASI sangat penting
bagi penyediaan ASI yang baik Bila bayi tidak menyusu, maka ASI yg diproduksi akan
lebih sedikit, karena ASI dalam payudara menghambat produksi ASI.
Pelepasan/mengalirnya ASI (refleks ejeksi) dapat dipengaruhi emosi ibu (takut, cemas, rasa
sakit, rasa rikuh, malu), Kelenjar Montgomery mengeluarkan cairan seperti minyak yg
berfungsi membersihkan dan melumasi putting, ASI awal mengandung lebih banyak air dan
memuaskan dahaga bayi, ASI akhir mengandung lebih banyak lemak dan menghilangkan
rasa lapar. Pelekatan yang baik 4 Tanda Pelekatan Baik: Mulut terbuka lebar, Dagu
menyentuh payudara, Areola bagian atas lebih banyak terlihat dibanding yang bawah, Bibir
bawah bayi melebar keluar (dower).
Pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI)
Energi ASI:
 Usia 0-6 bulan: ASI memberikan SELURUH kebutuhan anak.
 Usia 6-12 bulan: ASI memberikan SETENGAH kebutuhan anak.
 Usia 12-24 bulan : ASI memberikan SEPERTIGA kebutuhan anak.
Saat bayi berusia 6 bulan, ASI saja tidak lagi mencukupi untuk memenuhi kebutuhan
gizinya, oleh karena itu makanan lain harus diberikan bersama dengan ASI (MP-ASI)
Hal- hal yang dipertimbangkan dalam pemberian MP-ASI yaitu Usia Frekuensi, Jumlah,
Tekstur, Variasi, Pemberian Makan Aktif/ Responsif, dan Kebersihan. Saat tepat umur 6
bulan Mulai Berikan makanan tambahan ketika anak berusia tepat 6 bulan. Frekuensi per
hari : 2 sd 3 kali makan ditambah ASI. Jumlah: mulai 2 sd 3 sendok makan. Mulai dengan
pengenalan rasa dan secara perlahan ditingkatkan jumlahnya. Tekstur : Bubur Kental. Cara
Memperkenalkan MP-ASI diawali dengan Pengenalan jenis, tektur, frekuensi dan jumlah
harus bertahap. Mencoba makanan pertama kali : bubur tepung beras yang diperkaya zat
besi, tambahkan ASI. Buah pisang yang disendoki. Berikan makanan 1-2 sdt sesudah bayi
minum ASI. Bila bayi menolak makanan baru, makan makanan diberikan sebelum ASI.
Setiap jenis makanan diperkenalkan satu per satu dan pemberian diulang selama 2 hari agar
bayi dapat mengenal rasa, aroma, jenis makanan. Mengenalkan makanan baru tidak cukup
hanya 1-2 kali tetapi bisa sampai 10-15 kali sebelum dinyatakan memang tidak suka pada
makanan tersebut. Selanjutnya jumlah makanan ditambah bertahap sampai jumlah yang
sesuai atau yang dapat dihabiskan bayi. Makanan hewani sangat penting bagi bayi. Masak
sampai matang, haluskan dan lumatkan. Bila mungkin, gunakan ASI utk memasak bubur,
bukan air.
Beberapa Hal dalam Penyediaan Bahan Makanan MP-ASI yang harus diperhatikan
Untuk memenuhi zat besi (fe) setelah usia 6 bulan, maka pilihan utama adalah memilih dan
menggunakan bahan makanan zat besi. Mengenalkan beras terlebih dahulu. Gandum dan
campuran serealia lainnya yang mengandung gluten sebaiknya ditunda hingga usia 8 bulan.
Telur dapat diberikan sebelum usia 1 tahun (tidak ada cukup bukti penundaan telur diatas 1
tahun dapat menghindarkan reaksi alergi. Tidak ada urutan tertentu tentang jenis/bahan
makanan yang diberikan terlebih dahulu kepada bayi.
Usia 6 sampai 9 bulan Frekuensi per hari: 2 – 3 kali makan ditambah ASI dan 1- 2 kali
selingan. Jumlah per kali makan: 2 sd 3 sendok makan penuh setiap kali makan. Tingkatkan
secara perlahan sampai ½ (setengah) mangkuk berukuran 250 ml. Tekstur: bubur cukup
kental (tdk mudah jatuh saat dituangkan/makanan keluarga yang dilumatkan). Usia 9 sampai
12 bulan, Frekuensi per hari: 3 – 4 kali makan ditambah ASI dan 1 – 2 kali makanan
selingan. Jumlah/Banyaknya tiap kali makan: ½ sampai ¾ mangkuk berukuran 250 ml.
Tekstur: Makanan keluarga yang dicincang/dicacah. Makanan dengan potongan kecil yang
dapat dipegang. Makanan yang diiris-iris. Usia 12 sampai 24 bulan, Frekuensi per hari: 3 – 4
kali makan ditambah ASI dan 1 – 2 kali makanan selingan Jumlah/Banyaknya tiap kali
makan: ¾ sampai 1 mangkuk ukuran 250 ml. Tekstur: Makanan yang diiris-iris. Makanan
keluarga. Makanan anak kurang dari 24 bulan yang tidak diberi asi, Frekuensi : sama dengan
anak yang diberi ASI, tambahkan 1-2 kali makan ekstra dan 1 – 2 kali makanan selingan,
Jumlah/Banyaknya: sama dengan anak yang diberi ASI menurut kelompok usia, Tekstur:
sama dengan anak yang diberi ASI menurut kelompok usia, Variasi makanan : sama dengan
anak yang diberi ASI dengan penambahan 1 – 2 gelas susu per hari dan 2-3 kali cairan
tambahan terutama di daerah dengan udara panas.
Tanda lapar yaitu riang/antusias waktu didudukkan di kursi makannya, gerakan
menghisap/mengecapkan bibir, membuka mulut ketika melihat sendok/makanan,
memasukkan tangan ke dalam mulut, menangis atau rewel karena ingin makan,
mencondongkan tubuh ke arah makanan atau berusaha menjangkaunya. Tanda kenyang
yaitu memalingkan muka atau menutup mulut ketika melihat sendok berisi makanan,
menutup mulut dengan tangannya, rewel atau menangis karena terus diberi makan tertidur.

4. Praktik Pembuatan MP-ASI


Praktik pembuatan MP-ASI dipandu Oleh Nadlirotul Mahmudah. Pada kegiatan ini
peserta workshop PMBA dibagi menjadi 4 kelompok, dimana masing-masing kelompok
membuat MP-ASI untuk anak usia 6 bulan pertama, 6-9 bulan, 9-12 bulan, dan ditas 12
bulan. Dari kegiatan ini diharapkan ibu kader bisa membedakan porsi, tekstur, dan
konsistensi makanan yang diberikan oleh ibu balita kepada balitanya.

5. Diskusi Tanya Jawab


Pada diskusi tanya jawab ini dipandu oleh Roudlotul Fitria, A.Md.Gz. Sesi ini dibagi atas
2 cermin, 1 cermin mencakup 3 pertanyaan dan pertanyaan akan langsung dijawab oleh
pemateri. Salah satu pertanyaan kader tentang materi PMBA yang menanyakan solusi bagi
anak yang tidak memiliki nafsu makan. Selanjutnya pemateri menjawab bahwa anak tidak
memiliki nafsu makan disebabkan karena anak bosan dengan makanan yang dihidangkan
atau karena anak sedang memiliki masalah pada kesehatannya. Solusinya yang pertama
adalah memberikan menu makanan yang variatif dan terus berikan dorongan pada anak agar
bisa mengonsumsi makanan yang sudah disediakan.

6. Penutup
Acara ditutup dengan mengulas secara singkat materi yang telah disampaikan.
Diharapkan para kader posyandu bisa memberikan informasi dan materi yang diterima
kepada masyarakat sehingga bisa diterapkan pada kesehariannya. Apabila semua masyarakat
mampu menerapkan maka dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara luas.

Trenggalek, 25 Oktober 2022


Notulis

(Roudlotul Fitria, A.Md.Gz)


NOTULA HARI II

Hari, Tanggal : Rabu, 26 Oktober 2022


Waktu : 08.00 - selesai
Kegiatan : Workshop PMBA (Pemberian Makanan Bayi dan Anak) pada Kader
Tempat : Aula Puskesmas Watulimo Lt. II
Peserta : 22 Kader Posyandu
Susunan Acara :

No Materi Jadwal Pemateri


1 Pembukaan 08.00-08.30 dr. Moro Prastyo
2 Materi Pengantar 08.30-09.00 Badarudin, A.Md.Gz
3 Materi PMBA (Pemberian 09.00-10.30 Andris Christian H.W S.Gz
Makanan Bayi dan Anak)
4 Praktik Pembuatan MP-ASI 10.30-12.00 Nadlirotul Mahmudah
A.Md.Gz
5 Diskusi Tanya Jawab 12.00-13.00 Roudlotul Fitria A.Md.Gz
6 Penutupan 13.00-13.30 Badarudin, A.Md.Gz

1. Pembukaan
Acara dibuka oleh Kepala Puskesmas Watulimo dengan mengupas kejadian stunting
yang berada di posyandu wilayah kerja Puskesmas Watulimo. Dengan banyaknya kasus
stunting yang terjadi di wilayah kerja puskesmas maka kita sebagai petugas kesehatan dan
kader posyandu harus memberikan edukasi tentang pola asuh terutama pola makan balita.
Dengan begitu kejadian stunting di wilayah kerja puskesmas watulimo bisa ditekan.
Diharapkan dengan adanya kegiatan workshop pmba ini bisa dijadikan sebagai landasan
dalam memberikan edukasi terhadap ibu-ibu balita di posyandu masing”

2. Materi Pengantar
Disampaikan oleh Badarudin, A.Md.Gz dengan menyampaikan masalah-masalah gizi
yang terjadi di wilayah puskesmas Watulimo. Kurangnya Capaian ASI eksklusif, rendahnya
D/S, dan tingginya kasus berat badan kurang merupakan masalah yang sering kali muncul
setiap tahunnya sehingga diharapkan peran aktif kader dalam mamantau balita-balita di
posyandu nya masing-masing. Diperlukan kreativitas serta inovasi pada kader posyandu
yang mampu memberikan dampak positif dan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya.
Sehingga tercapai masyarakat yang sehat dan berdaya guna.

3. Materi PMBA (Pemberian Makanan Bayi dan Anak)


Disampaikan oleh Badarudin, A.Md.Gz Standar emas pemberian makan bayi dan anak
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) segera setelah lahir, dilanjutkan dengan rawat gabung,
Memberikan hanya air susu ibu saja sejak lahir sampai bayi berumur 6 bulan, Memberikan
makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) mulai umur 6 bulan, Menyusui dilanjutkan
sampai anak berumur 24 bulan atau lebih. Inisiasi Menyusu Dini Merupakan Keajaiban
Karunia Tuhan IMD menghangatkan bayi, IMD memberikan perlindungan alamiah bagi
bayi, IMD membentuk kekebalan tubuh, IMD mengurangi pendarahan pasca persalinan.
ASI eksklusif harus diberikan selama 6 bulan pertama karena Mengandung zat gizi yang
menjamin tumbuh kembang bayi sampai umur 6 bulan, Bayi <6 bulan enzim pencernaannya
belum sempurna, Ginjal belum berfungsi maksimal Makanan tambahan mengandung zat
warna dan pengawet, Makanan tambahan bisa menimbulkan alergi. Proses Menyusui yaitu
Ketika Bayi Mengisap payudara, stimulasi puting mengakibatkan produksi ASI dan
payudara mengeluarkan atau mengalirkan ASI Mengisap dan memerah ASI sangat penting
bagi penyediaan ASI yang baik Bila bayi tidak menyusu, maka ASI yg diproduksi akan
lebih sedikit, karena ASI dalam payudara menghambat produksi ASI.
Pelepasan/mengalirnya ASI (refleks ejeksi) dapat dipengaruhi emosi ibu (takut, cemas, rasa
sakit, rasa rikuh, malu), Kelenjar Montgomery mengeluarkan cairan seperti minyak yg
berfungsi membersihkan dan melumasi putting, ASI awal mengandung lebih banyak air dan
memuaskan dahaga bayi, ASI akhir mengandung lebih banyak lemak dan menghilangkan
rasa lapar. Pelekatan yang baik 4 Tanda Pelekatan Baik: Mulut terbuka lebar, Dagu
menyentuh payudara, Areola bagian atas lebih banyak terlihat dibanding yang bawah, Bibir
bawah bayi melebar keluar (dower).
Pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI)
Energi ASI:
 Usia 0-6 bulan: ASI memberikan SELURUH kebutuhan anak.
 Usia 6-12 bulan: ASI memberikan SETENGAH kebutuhan anak.
 Usia 12-24 bulan : ASI memberikan SEPERTIGA kebutuhan anak.
Saat bayi berusia 6 bulan, ASI saja tidak lagi mencukupi untuk memenuhi kebutuhan
gizinya, oleh karena itu makanan lain harus diberikan bersama dengan ASI (MP-ASI)
Hal- hal yang dipertimbangkan dalam pemberian MP-ASI yaitu Usia Frekuensi, Jumlah,
Tekstur, Variasi, Pemberian Makan Aktif/ Responsif, dan Kebersihan. Saat tepat umur 6
bulan Mulai Berikan makanan tambahan ketika anak berusia tepat 6 bulan. Frekuensi per
hari : 2 sd 3 kali makan ditambah ASI. Jumlah: mulai 2 sd 3 sendok makan. Mulai dengan
pengenalan rasa dan secara perlahan ditingkatkan jumlahnya. Tekstur : Bubur Kental. Cara
Memperkenalkan MP-ASI diawali dengan Pengenalan jenis, tektur, frekuensi dan jumlah
harus bertahap. Mencoba makanan pertama kali : bubur tepung beras yang diperkaya zat
besi, tambahkan ASI. Buah pisang yang disendoki. Berikan makanan 1-2 sdt sesudah bayi
minum ASI. Bila bayi menolak makanan baru, makan makanan diberikan sebelum ASI.
Setiap jenis makanan diperkenalkan satu per satu dan pemberian diulang selama 2 hari agar
bayi dapat mengenal rasa, aroma, jenis makanan. Mengenalkan makanan baru tidak cukup
hanya 1-2 kali tetapi bisa sampai 10-15 kali sebelum dinyatakan memang tidak suka pada
makanan tersebut. Selanjutnya jumlah makanan ditambah bertahap sampai jumlah yang
sesuai atau yang dapat dihabiskan bayi. Makanan hewani sangat penting bagi bayi. Masak
sampai matang, haluskan dan lumatkan. Bila mungkin, gunakan ASI utk memasak bubur,
bukan air.
Beberapa Hal dalam Penyediaan Bahan Makanan MP-ASI yang harus diperhatikan
Untuk memenuhi zat besi (fe) setelah usia 6 bulan, maka pilihan utama adalah memilih dan
menggunakan bahan makanan zat besi. Mengenalkan beras terlebih dahulu. Gandum dan
campuran serealia lainnya yang mengandung gluten sebaiknya ditunda hingga usia 8 bulan.
Telur dapat diberikan sebelum usia 1 tahun (tidak ada cukup bukti penundaan telur diatas 1
tahun dapat menghindarkan reaksi alergi. Tidak ada urutan tertentu tentang jenis/bahan
makanan yang diberikan terlebih dahulu kepada bayi.
Usia 6 sampai 9 bulan Frekuensi per hari: 2 – 3 kali makan ditambah ASI dan 1- 2 kali
selingan. Jumlah per kali makan: 2 sd 3 sendok makan penuh setiap kali makan. Tingkatkan
secara perlahan sampai ½ (setengah) mangkuk berukuran 250 ml. Tekstur: bubur cukup
kental (tdk mudah jatuh saat dituangkan/makanan keluarga yang dilumatkan). Usia 9 sampai
12 bulan, Frekuensi per hari: 3 – 4 kali makan ditambah ASI dan 1 – 2 kali makanan
selingan. Jumlah/Banyaknya tiap kali makan: ½ sampai ¾ mangkuk berukuran 250 ml.
Tekstur: Makanan keluarga yang dicincang/dicacah. Makanan dengan potongan kecil yang
dapat dipegang. Makanan yang diiris-iris. Usia 12 sampai 24 bulan, Frekuensi per hari: 3 – 4
kali makan ditambah ASI dan 1 – 2 kali makanan selingan Jumlah/Banyaknya tiap kali
makan: ¾ sampai 1 mangkuk ukuran 250 ml. Tekstur: Makanan yang diiris-iris. Makanan
keluarga. Makanan anak kurang dari 24 bulan yang tidak diberi asi, Frekuensi : sama dengan
anak yang diberi ASI, tambahkan 1-2 kali makan ekstra dan 1 – 2 kali makanan selingan,
Jumlah/Banyaknya: sama dengan anak yang diberi ASI menurut kelompok usia, Tekstur:
sama dengan anak yang diberi ASI menurut kelompok usia, Variasi makanan : sama dengan
anak yang diberi ASI dengan penambahan 1 – 2 gelas susu per hari dan 2-3 kali cairan
tambahan terutama di daerah dengan udara panas.
Tanda lapar yaitu riang/antusias waktu didudukkan di kursi makannya, gerakan
menghisap/mengecapkan bibir, membuka mulut ketika melihat sendok/makanan,
memasukkan tangan ke dalam mulut, menangis atau rewel karena ingin makan,
mencondongkan tubuh ke arah makanan atau berusaha menjangkaunya. Tanda kenyang
yaitu memalingkan muka atau menutup mulut ketika melihat sendok berisi makanan,
menutup mulut dengan tangannya, rewel atau menangis karena terus diberi makan tertidur.

4. Praktik Pembuatan MP-ASI


Praktik pembuatan MP-ASI dipandu Oleh Nadlirotul Mahmudah. Pada kegiatan ini
peserta workshop PMBA dibagi menjadi 4 kelompok, dimana masing-masing kelompok
membuat MP-ASI untuk anak usia 6 bulan pertama, 6-9 bulan, 9-12 bulan, dan ditas 12
bulan. Dari kegiatan ini diharapkan ibu kader bisa membedakan porsi, tekstur, dan
konsistensi makanan yang diberikan oleh ibu balita kepada balitanya.

5. Diskusi Tanya Jawab


Pada diskusi tanya jawab ini dipandu oleh Nadlirotul Mahmudah, A.Md.Gz. Sesi ini
dibagi atas 2 cermin, 1 cermin mencakup 3 pertanyaan dan pertanyaan akan langsung
dijawab oleh pemateri. Salah satu pertanyaan kader tentang materi PMBA yang menanyakan
tentang penyimpanan ASI yang efektif dan berapa jam ASI aman dikonsumsi setelah
dikeluarkan dari lemari es. Pemateri menjawab yaitu maksimal ASI di konsumsi saat di suhu
ruang yaitu kurang lebih 2 jam dan saat di simpan di freezer bisa di simpan kurang lebih 2
bulan.

6. Penutup
Acara ditutup dengan mengulas secara singkat materi yang telah disampaikan.
Diharapkan para kader posyandu bisa memberikan informasi dan materi yang diterima
kepada masyarakat sehingga bisa diterapkan pada kesehariannya. Apabila semua masyarakat
mampu menerapkan maka dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara luas.

Trenggalek, 26 Oktober 2022


Notulis

(Roudlotul Fitria, A.Md.Gz)


NOTULA

Hari, Tanggal : Rabu, 20 April 2022


Waktu : 08.00 - selesai
Kegiatan : Sosialisasi Evaluasi Bulan Timbang pada Kader tahun 2022
Tempat : Aula Puskesmas Watulimo Lt. II
Peserta : 20 Kader Posyandu
Susunan Acara :

No Materi Jadwal Pemateri


1 Pembukaan 08.00-09.00 Badarudin, A.Md. Gz
2 penyampaian materi penimbangan dan 09.00-10.00 Badarudin, A.Md. Gz
pengukuran balita di posyandu
3 penyampaian hasil bulan timbang 10.00-11.00 Nadlirotul Mahmudah
februari A.Md.Gz
4 Diskusi dan Evaluasi 11.00-12.30 Nadlirotul Mahmudah
A.Md.Gz
5 Penutupan 12.30-13.00 Nadlirotul Mahmudah,
A.Md. Gz

1. Pembukaan
Acara dibuka oleh Koordinator Bidang Gizi Puskesmas Watulimo. Pembukaan
diawali dengan mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang mana telah
memberikan kesehatan dan kelancaran pada ibu-ibu kader dalam melakukan penimbangan
secara rutin setiap bulannya. Kegiatan ini sebaiknya terus ditingkatkan dan selalu
memberikan inovasi sehingga masalah gizi bisa ditekan.

2. Penyampaian Materi Penimbangan Dan Pengukuran Balita Di Posyandu


Tujuan penilaian pertumbuhan adalah untuk menentukan :
1. Apakah anak tumbuh secara normal,
2. Apakah anak mempunyai masalah pertumbuhan,
3. Apakah anak ada kecenderungan mempunyai masalah pertumbuhan yang perlu ditangani
Kegiatan pemantauan pertumbuhan balita di posyandu dimulai dari meja 1 adalah
pendaftaran, meja 2 penimbangan balita, meja 3 pengisian KMS, meja 4 penyuluhan, meja 5
pelayanan oleh petugas. Jenis-jenis alat ukur berat badan balita, usia 0-23 bulan
menggunakan baby scale, usia 24-59 bulan dacin. Langkah penimbangan dacin ada 9. Jenis
alat ukur tinggi/ panjang badan balita usia 0-23 bulan menggunakan length board, usia 24-59
bulan menggunakan microtoise. Koreksi panjang/tinggi badan: jika anak kurang dari 2 tahun
diukur berdiri maka panjangnya ditambah 0,7 cm, jika anak usia 2 tahun atau lebih diukur
terlentang maka tingginya dikurangi 0,7 cm. Kesalahan penimbangan dan pengukuran :
1. Pada waktu penimbangan berat badan, timbangan belum di titik nol, dacin belum dalam
keadaan seimbang dan dacin tidak berdiri tegak lurus.
2. Kesalahan pada peralatan. Peralatan yang digunakan untuk mengukur berat badan adalah
dacin dengan kapasitas 25 kg dan ketelitiannya 0,1 cm
3. Kesalahan yang disebabkan oleh tenaga pengukur. Kesalahan ini dapat terjadi karena
petugas pengumpul data kurang hati-hati atau belum mendapat pelatihan yang memadai

3. Penyampaian Hasil Bulan Timbang


Hasil bulan timbang disampaikan oleh Nadlirotul Mahmudah. pada kegiatan bulan
timbang yang dilaksanakan pada bulan Agustus ditemukan masalah gizi dengan hasil
sebagai berikut:
a. Berat Badan Kurang: 6,78%
b. Bawah garis merah : 0,93%
c. Balita Pendek : 8,11%
d. Sangat Pendek : 0,39%
e. Gizi Kurang : 3,35%
f. Gizi buruk : 0,15%
Dari hasil tersebut dapat dilihat desa tertinggi yang mengalami masalah gizi
sesuai kategori adalah sebagai berikut:
a. Berat Badan Kurang : Karanggandu sebanyak 48 balita (10%)
b. Bawah Garis Merah : Prigi sebanyak 6 balita (1,4%)
c. Pendek : Tasikmadu sebanyak 54 balita (8,9%)
d. Sangat Pendek : Tasikmadu sebanyak 3 balita (0,5%)
e. Gizi Kurang : Prigi sebanyak 20 balita (4,6%)
f. Gizi Buruk : Sawahan sebanyak 2 balita (0,8%)
Masalah gizi muncul karena berbagai faktor, salah satu kemungkinan terjadi
masalah gizi karena adanya kesalahan pengukuran atau pencatatan kader. Oleh karena itu
dibutuhkan validasi agar meminimalisir terjadinya kesalahan tersebut.
4. Diskusi dan Evaluasi
Diskusi dan evaluasi di pandu oleh Nadlirotul Mahmudah, A.Md.Gz. pada diskusi
kali ini membicarakan tentang pelaporan posyandu yang harus dikumpulkan kader, dan di
sepakati bahwa pengumpulan laporan maksimal tanggal 15 dan paling lambat tanggal 20
setiap bulannya. Diharapkan semua kader mampu melaksanakan pelaporan secara lengkap
dan tepat sehingga tidak lagi terjadi kesalahan dalam menentukan diagnosis masalah gizi
serta interverensinya. Diharapkan semua kader mampu melaksanakan tugas dan melakuan
rotasi pada pelaksanaan kegiatan posyandu, supaya semua kader memiliki pengalaman
dalam setiap meja. Kelengkapan data balita seperti tanggal lahir, alamat, dan nama orang tua
harap selalu di isi dan dilengkapi.

5. Penutupan
Acara ditutup oleh Nadlirotul Mahmudah, A.Md.Gz dan mengingatkan kembali
tupoksi tugas sebagai kader posyandu, diharapkan semua kader posyandu tetap melakukan
kegiatan posyandu sesuai dengan protokol kesehatan dan apabila balita tidak datang maka
ibu balita bisa melakukan penimbangan secara mandiri dan melakukan pelaporan kepada
kader secara pribadi sehingga capaian D/S bisa lebih meningkat dan masalah gizi dapat
ditemukan secara cepat.

Trenggalek, 20 April 2022


Notulis

(Ratih Fitria H. P, A.Md.Kep)


Dokumentasi Kegiatan
Sosialisasi Evaluasi Bulan Timbang
Rabu, 20 April 2022

Anda mungkin juga menyukai