Disusun oleh:
Pembimbing:
dr. Erfira, Sp.M
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan referat yang berjudul konjungtivitis
vernal ini. Sholawat serta salam kami curahkan kepada Nabi Muhammad SAW,
semoga kelak mendapatkan syafaatnya di hari akhir.
Makalah referat ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas dalam
kepaniteraan klinik di stase Mata RSUP Fatmawati. Dalam kesempatan ini kami
mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam
penyusunan dan penyelesaian makalah ini, terutama kepada:
1. dr. Erfira, Sp.M selaku pembimbing referat yang telah memberikan
bimbingan, pengetahuan, serta saran sehingga makalah ini dapat
diselesaikan dengan baik.
2. Seluruh konsulen dan staff stase Mata RSUP Fatmawati.
3. Teman-teman ko-asistensi kepaniteraan klinik Mata.
Penulis menyadari bahwa makalah referat ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak. Semoga makalah referat ini dapat
bermanfaat khususnya bagi kami yang sedang menempuh kepaniteraan
klinik ilmu penyakit dalam dan bagi para peserta didik selanjutnya.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................................3
BAB I PENDA HULUAN...............................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................5
2.1 Anatomi dan Histologi Konjungtiva.....................................................................5
2.2 Konjungtivitis.........................................................................................................6
2.3 Konjungtivitis Vernal.............................................................................................7
2.3.1 Epidemiologi....................................................................................................7
2.3.2 Klasifikasi.........................................................................................................8
2.3.3 Etiologi dan Patogenesis..................................................................................8
2.3.4 Menifestasi Klinis............................................................................................9
2.3.5 Diagnosis........................................................................................................10
2.3.6 Tatalaksana....................................................................................................11
2.3.7 Diagnosis banding..........................................................................................12
2.3.8 Komplikasi.....................................................................................................12
2.3.9 prognosis........................................................................................................12
BAB III KESIMPULAN...............................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................14
3
BAB I
PENDA HULUAN
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
Secara histologis lapisan konjungtiva terdiri dari epithel konjungtiva dan
stroma. Epitel konjungtiva terbagi menjadi ephitel superfisial yang mengandung
sel goblet yang meproduksi mucin dan epithel basal didekat limbus yang
mengandung pigmen. Dibawah epithel terdapat stroma konjungtiva. Stroma terdiri
atas lapisan adenoid yang mengandung jaringan limfoid dan lapisan fibrosa yang
mengandung jaringan ikat padat (tarsus) serta jaringan yang lain. Pada tepi atas
tarsus terdapat kelenjar Krause yang merupakan kelenjar air mata.1
Konjungtiva berfungsi menghasilkan air mata dan mensuplai oksigen pada
kornea, serta berfungsi sebagai pertahanan spesifik. Konjungtiva selalu dibasahi
oleh air mata yang saluran sekresinya bermuara di foorniks atas. Air mata yang
merupakan bagian dari tearfilm ini akan mengalir dipermukaan belakang kelopak
mata dan dengan kedipan mata, air mata akan terus mengalir membasahi
konjungtiva dan kornea sehingga konjungtiva dan kornea selalu basah dan untuk
selanjutnya air mata mengalir keluar melalui saluran lakrimali
2.2 Konjungtivitis
Radang konjungtiva (konjungtivitis) adalah penyakit mata paling umum di
Dunia. Penyakit ini bervariasi mulai dari hiperemia ringan dengan mata berair
sampai konjungtivitis berat dengan banyak secret purulent kental.1 Gejala utama
konjungtivitis antara lain rasa seperti kemasukan benda asing, sakit sekitar mata,
bengkak, dan gatal. Berdasarkan perjalanannya konjungtivitis dibedakan menjadi
konjungtivitis akut, subakut, subkronis, dan kronis. Berdasarkan sifat eksudatnya
dibedakan menjadi mucus, serosa, purulent, dan hemoragis. Berdasarkan
penyebabnya dibedakan menajdi infeksi, alergi, dll.4
6
Klasifikasi konjungtivitis berdasarkan etiologi, gejala dan tanda
2.3.1 Epidemiologi
Konjungtivitis vernal mengenai anak-anak serta dewasa muda,(antara 3-25
tahun) dan lebih sering pada anak laki-laki, umur rata-rata 7 tahun dan cenderung
berkurang setelah usia 10 tahun.2,3 Prevalensi konjungtivitis vernal tinggi pada
wilayah panas dan kering, pada daerah beriklim sedang penyakit ini jarang
ditemukan, dan hampir tidak ada di daerah dingin. Konjungtivitis tipe limbal
banyak terjadi di negara afrika tengah dan selatan. Sedangkan tipe palpebral
banyak terjadi di Eropa dan Amerika. 1,5
7
2.3.2 Klasifikasi
Konjungtivitis vernal dapat dibagi menjadi beberapa tipe, yaitu:2,6
8
Gambar 3. Pathogenesis konjungtivitis alergi
9
Gambar 4. Trantas dot (tanda panah) pada limbus kornea pada konjungtivitis
vernal
2.3.5 Diagnosis
Untuk menegakkan diagnosis dapat dilakukan anamnesis, pemeriksaan
klinis, dan pemeriksaan penunjang. Pada anamnesis, ditanyakan terkait gejala.
Keluhan utama pasien adalah mata terasa gatal terus menerus, sering berair, rasa
terbakar dan seperti ada benda asing di mata. Serta ditanyakan riwayat atopi.
Pemeriksaan klinis palpebra pada penyakit awal-ringan didapatkan konjungtiva
hiperemis, dan hipertrofi papiler. Makropapil (< 1 mm) berbentuk polygonal datar
(gambaran cobble stone) dengan focal inflammatory infiltrates atau makropapil
dengan diffuse infiltrates. Makropapil dapat berprogesi menjadi giant papillae (>1
mm). Pemeriksaan pada limbus didapatkan trantas dot. Pada pemeriksaan
penunjang seperti kerakan konjungtiva didapatkan eosinophil yang berlimpah.6
10
Gambar 6. Giant papillae pada palpebra superior pada konjungtivitis vernal
2.3.6 Tatalaksana
Umumnya konjungtivitis vernal bersifat self-limiting yaitu dapat sembuh
sendiri. Tujuan penatalaksanaan konjungtivitis vernal yaitu untuk mengatasi
gejala dan menghindari efek iatrogenic dari obat yang diberikan. Penatalaksanaan
konjungtivitis vernal meliputi:1,3,6
11
3. Terapi sistemik
Oral antihistamin. Misalnya loratadin, bermanfaat untuk
menambah efektivitas pengobatan topikal.
4. kompres dingin/kompres es (vasokonstriktor) bermanfaat mengurangi
keluhan pada pasien, tidur atau bekerja di ruang sejuk ber-AC membuat
pasien nyaman.
2.3.7 Diagnosis banding
Diagnosis banding konjungtivitis vernal adalah:
12
BAB III
KESIMPULAN
13
DAFTAR PUSTAKA
14
15