Anda di halaman 1dari 37

PERKEMBANGAN SOSIOEMOSIONAL

DAN KONTEKS SOSIAL


PERKEMBANGAN SOSIOEMOSIONAL DAN KONTEKS
SOSIAL

Teori Ekologi Teori Perkembangan 1. TEORI


KONTEMPORER
Bronfenbrenner Rentang Hidup Erikson

2. Konteks Sosial Rekan


Keluarga Sekolah
Perkembangan Sebaya

Perkembangan Mengatasi 3. Perkembangan


Diri Moral Stress
sosioemosional
1. TEORI KONTEMPORER
Teori Ekologi Teori Perkembangan
Rentang Hidup Erikson
Bronfenbrenner
TEORI KONTEMPORER
Teori ini dipilih untuk cara komprehensif yang digunakan untuk
mengatasi konteks sosial dimana anak-anak berkembang
(Bronfenbrenner) dan perubahan besar dalam perkembangan
sosioemosional anak (Erikson)

1. Teori Ekologi Bronfenbrenner (Urie Bronfenbrenner


1917-2005)
Berfokus pada konteks sosial dimana anak-anak hidup dan orang-orang
yang memengaruhi perkembangan mereka.
Lima sistem lingkungan teori ekologi Bronfenbrenner:
a. Mycrosystem
Pengaturan individu menghabiskan waktu yang cukup lama dan
memiliki interaksi langsung dengan orang tua, guru, dan rekan sebaya.
b. Mesosystem
Hubungan antara microsystem, seperti hubungan antara
pengalaman keluarga dengan pengalaman sekolah dan antara keluarga
dengan rekan sebaya.
c. Exosystem
Terjadi ketika pengalaman diseting lain (dimana murid tidak
berperan aktif) memengaruhi pengalaman murid dalam konteks mereka
sendiri.
d. Macrosystem
Melibatkan budaya yang cukup luas mencakup peran etnis dan
faktor sosial ekonomi dalam perkembangan anak
e. Chronosystem
Kondisi sosio-historis (berhubungan dengan masa lalu)
perkembangan siswa.
2. Teori Perkembangan Tentang Hidup Erikson
Menyajikan pandangan perkembangan kehidupan masyarakat
secara bertahap. Delapan tahapan perkembangan manusia:
Tahapan Erikson Periode Perkembangan
Kepercayaan vs ketidakpercayaan Bayi (tahun pertama)
Otonomi vs malu dan ragu Bayi (1-3 tahun)
Inisiatif vs rasa bersalah Anak usia dini (usia prasekolah 3-5
tahun)
Industri vs inferioritas Tengah dan akhir masa kanak-kanak (6
tahun – pubertas)

Identitas vs kebingungan Masa remaja (10-20 tahun)


Keintiman vs isolasi Awal dewasa (20-30 tahun)
Pembangkitan vs stagnasi Dewasa tengah (40-50 tahun)
Integritas vs putus asa Masa dewasa akhir (60 dan seterusnya)
EVALUASI TEORI BRONFENBRENNER DAN ERIKSON

TEORI BRONFENBRENNER TEORI ERIKSON


• Kritik terhadap teori Bronfenbrenner • Konsep identitasnya sangat membantu
adalah bahwa hal tersebut memberikan dalam memahami remaja yang
terlalu sedikit perhatian pada faktor menjelang dewasa dan mahasiswa
biologis dan kognitif dalam namun tahapannya terlalu kaku.
perkembangan anak dan tidak Banyak penelitian telah dilakukan
mengatasi perubahan perkembangan namun,ruang lingkup keseluruhan
langkah demi langkah yang menjadi teorinya belum didokumentasikan
fokus dari teori,seperti Piaget dan secara ilmiah.
Erikson.
2. KONTEKS SOSIAL
PERKEMBANGAN

Keluarga Rekan Sebaya Sekolah


KELUARGA

• Dalam setiap keluarga, orang tua memiliki peran penting dalam


mendukung dan mendorong prestasi akademik anak dan sikapnya
terhadap sekolah (Eipstein, 2009).
• Pengamatan pada pengaruh orang tua terhadap sekolah dan prestasi
anak berfokus dalam hal sebagai berikut:
1. Gaya Pengasuhan
Bentuk utama menurut Baumrind:

Pengasuhan
Membatasi dan menghukum.
Otoriter
Mendorong anak untuk lebih
Pengasuhan mandiri dengan memberi
Otoritatif kebebasan, namun masih dalam
batasan dan kontrol orang tua.

Pengasuhan Orang tua tidak terlalu peduli


Pengabaian urusan anak-anak.

Pengasuhan Orang tua memberi kebebasan


Memanjakan kepada anak dengan memberi
sedikit pembatasan.
2. Pengasuhan Bersama
Orang tua saling mendukung untuk bersama-sama
membesarkan anak mereka.
3. Keluarga yang Berubah dalam Masyarakat yang Berubah
Hal ini meliputi keluarga yang kedua orang tuanya bekerja
di luar rumah dan anak dalam keluarga cerai.
a) Orang tua bekerja
Orang tua yang memiliki kondisi kerja yang buruk, seperti
kerja lembur, jam kerja panjang, dan stress pekerjaan cenderung
lebih mudah marah di rumah dan menyebabkan kurangnya
pengasuhan yang efektif terhadap anak daripada mereka yang
bekerja dalam kondisi kerja yang lebih baik.
b) Anak dari Keluarga Cerai

-Anak-anak dari keluarga cerai memiliki penyesuaian yang


lebih buruk dibanding teman-teman mereka yang berasal dari
keluarga utuh (Amato & Dorius, 2011).

-Adanya sistem pendukung (teman, saudara), hubungan


positif antara orang tua, kemampuan untuk memenuhi
kebutuhan, dan pembelajaran sekolah yang berkualitas
membantu anak menyesuaikan diri dengan keadaan stress
perceraian (Huurre, Junkkari, & Aro, 2006).
REKAN SEBAYA

Salah satu fungsi dari kelompok rekan sebaya adalah untuk


menyediakan sumber informasi dan perbandingan mengenai dunia di luar
keluarga.
❑Lima jenis Status Rekan Sebaya menurut ahli pengembangan (Asher &
McDonald, 2009).
Memberikan bantuan, mendengarkan
dengan cermat, merasa bahagia,
bertindak seperti diri sendiri,
Anak Populer menunjukkan antusiasme dan
kepedulian terhadap sesama, serta
percaya diri tanpa terlihat sombong.
Menerima nominasi positif lebih banyak.

Anak Rata- Menerima jumlah rata-rata dari kedua


rata nominasi positif dan negatif.
Jarang dinominasikan sebagai
Anak
sahabat, namun bukan berarti tidak
Terabaikan
disukai oleh sesamanya.

Jarang dinominasikan sebagai


Anak yang
sahabat dan sering tidak disukai oleh
Ditolak
teman-temannya.

Sering dinominasikan sebagai


Anak
sahabat maupun sebagai teman
Kontroversial
yang tidak disukai.
❑Persahabatan

-Persahabatan memengaruhi sikap anak terhadap


sekolah dan seberapa sukses ia di kelas (Thompson &
Goodman, 2009).

-Memiliki teman-teman yang berorientasi secara


akademis , terampil sosial, dan mendukung adalah
keuntungan dalam sebuah hubungan pertemanan.

-Namun, bergaul dengan teman-teman yang nakal


akan berpengaruh buruk dan merupakan kerugian
bagi diri sendiri.
SEKOLAH

• Di sekolah anak-anak menghabiskan waktu bertahun-tahun sebagai


anggota masyarakat yang memberikan pengaruh besar pada
perkembangan sosioemosional mereka.

1. Sekolah Mengubah Konteks Pembangunan Sosial


Konteks sosial bervariasi dari tahun ketahun antara lain anak usia
dini, sekolah dasar dan remaja (Minuchin & Shapiro, 1983)
Berinteraksi dengan guru
dan rekan sebaya secara
Anak Usia Dini
berpasangan atau
berkelompok.

Anak Sekolah Berinteraksi dengan


Dasar kelompok sebaya dan mulai
menjalin persahabatan.

Berinteraksi dengan teman


Anak Remaja sebaya dari latar budaya
yang luas dan kepentingan
yang lebih luas.
2. Pendidikan Masa Kanak-kanak Awal
Ada banyak versi dalam mendidik anak.Namun, banyak
ahli pendidikan yang mendukung pendidikan harus sesuai
dengan perkembangan(Slentz & Krogh, 2001)

a. Pendidikan yang Sesuai dengan Perkembangan


Berdasarkan pada pengetahuan dan perkembangan umum anak-anak
dalam rentang usia dan kesesuaian individual.
b. Pendekatan Montessori
Adalah dimana anak diberikan kebebasan yang cukup dan spontanitas
untuk memilih aktivitas dan guru menunjukkan bagaimana cara
melakukannya.
c. Kontraversi dalam Pendidikan Kanak-kanak Awal
Kontraversi tentang kurikulum apa yang seharusnya dipakai,
menekankan pada pendekatan konstruktivitas yang praktiknya sesuai
dengan perkembangan atau pendekatan pengajaran secara
langsung.
• Berikut adalah beberapa tema pendidikan yang sesuai dengan
perkembangan (Bredekamp & Copple, 1997)

a. Bidang perkembangan fisik, kognitif dan sosioemosional


memiliki hubungan yang erat.
b. Perkembangan terjadi dalam suatu urutan yang teratur
dengan kemampuan, ketrampilan dan pengetahuan yang
telah dipelajari.
c. Variasi individual mencirikan perkembangan anak.
d. Perkembangan dipengaruhi oleh banyak konteks sosial
budaya.
e. Anak-anak sebagai pembelajar yang aktif sehingga harus
didorong untuk membentuk pemahaman tentang dunia
sekelilingnya.
3. Transisi ke Sekolah Dasar
Ketika anak-anak bertransisi ke sekolah dasar, mereka
berinteraksi dan mengembangkan hubungan dengan orang-
orang baru. Sekolah memberi mereka banyak ide untuk
membentuk diri mereka sendiri.

4. Pendidikan Remaja
Persoalan khusus tentang pendidikan remaja:
a. transisi sekolah menengah pertama
b. pendidikan yang efektif untuk remaja muda
c. kualitas sekolah menengah.
Transisi ini menjadi penuh tekanan karena
Transisi Sekolah
transisi ini terjadi bersamaan dengan banyak
Menengah Pertama
perubahan perkembangan lainnya.

• Menggunakan metode belajar yang


dirancang untuk mempersiapkan semua
Sekolah Efektif untuk
siswa untuk mencapai standar yang tinggi.
Remaja Awal
• Memberikan lingkungan sekolah yang aman
dan sehat.

Meningkatkan Program yg paling efektif adalah memberikan


Sekolah Menengah program membaca, pelajaran privat,
Atas konseling dan pelatihan
3. PERKEMBANGAN
SOSIOEMOSIONAL

DIRI PERKEMBANGAN MORAL MENGATASI STRESS


A. DIRI

HARGA PENGEMBANGAN
DIRI IDENTITAS

STATUS IDENTITAS IDENTITAS ETNIS


HARGA DIRI (NILAI DIRI/CITA DIRI)

• Mengacu pada tampilan keseluruhan


individu mengenai dirinya sendiri. ANAK USIA
DINI
Harga diri tinggi dapat berupa tampilan
fisik dan keterampilan. Sedangkan
SEKOLAH
harga diri rendah dapat disebabkan DASAR: KELAS 5
prestasi rendah, depresi, gangguan
nakal, dan kenakalan (Kaplan, 2009).
SEKOLAH MENENGAH:
Faktor lain yang menyebabkan harga KELAS 6-8
diri rendah pada orang dewasa yaitu
kesehatan mental dan fisik yang buruk, SEKOLAH TINGGI:
ekonomi sulit, dan kriminal yang KELAS 9-12
tinggi.
a. Anak Usia Dini • iii) Membantu anak berprestasi
Anak-anak yang terbiasa • iv) Membantu anak
mendapat pujian dengan hasil kerja mengembangkan keterampilan
mereka yang biasa-biasa saja atau mengatasi masalah.
buruk, mungkin akan berakibat
mengalami kesulitan dalam b. Sekolah dasar: kelas 5
persaingan dan kritik. Empat hal Untuk membantu anak
menghindari agar anak tidak meningkatkan harga diri mereka,
rendah diri: sebaiknya jangan menyalahkan
• i) mengidentifikasi penyebab apa yang mereka lakukan sehingga
rendahnya harga diri dan bidang anak tidak pernah merasa putus
kompetensi penting untuk diri asa dengan yang sedang di
sendiri. lakukan dan akan merasa dihargai,
• ii) memberikan dukungan di anggap penting, serta
emosional dan persetujuan sosial merupakan bagian dari kelas itu.
c. Sekolah menengah: kelas 6-8
Seseorang lebih baik menghargai bakat dan minatnya
sendiri agar bangga terhadap karyanya sendiri dan tidak
merasa dirinya gagal seutuhnya.

d. Sekolah tinggi: kelas 9-12


Beberapa remaja sering diberi label "nakal" di
sekolahnya daripada mendapat pujian, padahal sebuah
pujian tidak hanya meningkatkan harga diri untuk
kinerjansiswa di kelas, tetapi memberi mereka izin untuk
sukses dan melakukan dengan baik secara umum.
PENGEMBANGAN IDENTITAS

Erik Erikson (1968) berpendapat bahwa masalah yang paling


penting pada masa remaja adalah pengembangan identitas
pencarian untuk jawaban atas pertanyaan seperti ini: siapa aku?
Apakah hal-hal yang berkaitan dengan saya? Apa yang akan saya
lakukan dengan hidup saya? Biasanya tidak di pertimbangkan selama
masa kanak-kanak, pertanyaan-pertanyaan ini menjadi kekhawatiran
yang hampir universal selama masa sekolah menengah atas dan kuliah
(Coté, 2009).

STATUS IDENTITAS
IDENTITAS ETNIS
a. Status Identitas
James Marcia (1980, 1998), menganalisis konsep identitas Erikson adalah
menyimpulkan bahwa penting untuk membedakan ekplorasi dan komitmen.
Eksplorasi: memeriksa makna identitas. Komitmen: menunjukkan pribadi dalam
identitas dan tinggal dengan apa pun yang identitas siratkan.
Status Identitas
Posisi pada Difusi Identitas Pengambil Moratorium Pencapaian
Pekerjaan dan alihan Identitas Identitas Identitas
Ideologi
Krisis Tidak Ada Tidak Ada Ada Ada
Komitmen Tidak Ada Ada Tidak Ada Ada

• Difusi: individu belum mengalamu krisis atau membuat komitmen


• Pengambilan identitas: individu telah membuat komitmen, tapi belum mengalami
krisis.
• Motorium Identitas: individu berada ditengah-tengah krisis, namun komitmen tidak
ada/samar-samar
• Pencapaian identitas: individu telah mengalami krisis dan komitmen.
b. Identitas Etnis
Aspek abadi dari diri mencakup rasa keanggotaan
kelompok etnis, menjadi satu dengan sikap dan
perasaan yang terkait dengan keanggotaannya.
Konteks langsung dimana pemuda etnis minoritas hidup
memengaruhi perkembangan identitas mereka (Jung &
Syed, 2010; Swanson, 2010). Para peneliti menemukan
bahwa identitas etnis positif terkait dengan hasil positif
bagi remaka etnis minoritas (Umana-Taylor, Gonzales-
Backen, & Guimond, 2009)
B. PERKEMBANGAN MORAL

Ketika anak-anak.mengembangkan rasa diri dan identitas, mereka


juga mengembangkan rasa moralitas.

Domain dari Perkembangna diri


Perkembangan moral seseorang tentang aturan dan konveksi
berinteraksi antara orang-orang. Aturan ini dapat dipelajari dalam tiga
domain:
* Kognitif : cara siswa berfikir mengenai suatu alasan.
* Perilaku : cara siswa berperilaku, pada moralitas mereka.
* Emosional: cara siswa secara moral.
Teori Kohlberg

• Lawrence Kohlberg (1976, 1986): perkembangakn moral


merupakan penalaran moral dan terjadi secara bertahap.
Kohlberg menekankan bahwa perubahan mendasar dalam
perkembangan kognitif mempromosikan pemikiran moral yang
lebih maju. Ia juga mengatakan bahwa anak-anak membangun
pikiran moral mereka saat mereka melewati beberapa
tahap,bahwa mereka tidak hanya pasif menerima norma
budaya bagi moralitas. Kohlberg berpendapat bahwa pemikiran
moral seorang anak dapat maju melalui diskusi dengan orang
lain yang nalarnya berada pada tahapan berikutnya yang lebih
tinggi.
BERIKUT TAHAPAN KOHLBERG:
LEVEL 1 LEVEL 2 LEVEL 3
Penalaran Pra-Konvensional Penalaran Konvensional Penalaran Pasca-Konvensional
(Tanpa Internalisasi) (Internalisasi Menengah) (Internalisasi Penuh)
Tahap 1 Tahap 3 Tahap 5
Moralitas Heteronom Harapan Interpersonal saling Kontak Sosial atau Utillitas dan Hak
Individu mengejar minat menguntungkan, hubunga, Individual
mereka, namu membiarkan dan konfirmitas interpersonal. Alasan individu bahwa nilai, hak,
orang lain melakukan hal yg Individu menghargai dan prinsip mendasari atau
sama. Apa yg benar kepercayaan, perhatian, dan melampaui hukum.
mencangkup hal yang sama. loyalitas kepada orang lain
sebagai dasar penilaian moral.
Tahap 2 Tahap 4 Tahap 6
Individualisme, Tujuan, dan Moralitas Sistem Sosial Prinsip Etnis Universal
Pertukaran Penilaian moral merupakan Seseorang telah
Anak patuh karena orang dasar pemahaman dari mengembangkan keputusan
dewasa meminta mereka patuh. permintaan sosial, hukum, moral yang berdasarkan kepada
Seseorang mendasarkan keadilan, dan tugas. HAM. Saat menghadapi dilema
keputusan moral pada antara hukum dan nurani, nurani
ketakutan akan hukuman. seorang individu mengikuti.
EVALUASI TEORI KOHLBERG

Pikiran moral tidak selalu memprediksi perilaku moral. Teori


Kohlberg menempatkan terlalu banyak penekanan pada pemikiran
moral dan tidak pada perilaku moral. Alasan moral kadang dapat
menjadi tempat penampungan bagi perilaku tidak bermoral.
• Mencontek
Siswa mencontek karena mengalami banyak tekanan. Lalu
bagaimana cara mencegahnya? Strategi untuk mengurangi
kecurangan akademikadalah membuat siswa menyadari bahwa
setiap bentuk kecurangan pasti selalu berakibat buruk,memantau
mereka selama ujian,dan menyampaikan kepada mereka pentingnya
menjadi individu yang bermoral dan bertanggung jawab.
• Perilaku Prososial
Belajar untuk berbagi merupakan aspek penting dari
perilaku prososial. Hal penting lainnya yaitu,anak mengalami
rasa syukur,berterimakasih dan apresiasi. Perbedaan gender
juga mengarakterisasi perilaku prososial. Wanita dinilai lebih
prososial dibanding laki-laki (Einsberg & lain,2009).

• Mengatasi Stress
Saat anak-anak bertambah usia, mereka menggunakan
lebih banyak variasi strategi penanggulangan dan strategi
yang lebih kognitif. Guru dapat membimbing siswa dalam
mengembangkan strategi yang efektif untuk mengatasi
peristiwa stress,seperti serangan teroris dan badai, dengan
memberikan jaminan keselamatan dan keamanan,
mendorong anak untuk berbicara dan bercerita tentang
perasaan yang mengganggu mereka, dan membantu mereka
memahami apa yang sedang terjadi.
• Pendidikan Moral

Pendidikan moral merupakan cara terbaik untuk


mengenalkan pemahaman perilaku moral yang baik bagi
siswa. Pendidikan moral itu sendiri dapat dilaksanakan
dengan berbagai macam cara, antara lain :
a. Kurikulum tersembunyi: pendidikan moral yang tercipta
oleh situasi disekitar siswa (lingkungan sekolah).
b. Pendidikan karakter: pendidikan moral yg dilaksanakan
oleh pengajar kepada siswa dengan cara memberitahu
mana yang baik dan benar untuk dilakukan.
c. Klarifikasi nilai: pendekatan pendidikan moral dimana
siswa dituntut untuk mengenali nilai-nilai yg ada didalam
diri sendiri dan orang lain serta menentukan tujuan hidup.
d. Pendidikan moral kognitif: pendidikan yang
menekankan bahwa setiap diri siswa harus memiliki jiwa
adil dan demokrasi.
e. Layanan pembelajaran: bentuk pendidikan moral yang
menekankan pada tanggung jawab social dan
pelayanan pada masyarakat.

Secara keseluruhan, pendidikan ini melibatkan semua


aspek di lingkungan siswa, baik lingkungan, pengajar, dan
siswa itu sendiri.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH
WA S S A L A M U A L L A I K U M WR . WB .

Anda mungkin juga menyukai