Anda di halaman 1dari 20

15

PENDAHULUAN

Kode etik di susun oleh organisasi profesi sehingga


masing-masing profesi memiliki kode etik tersendiri. Misalnya
kode etik akuntan, dokter, guru, pustakawan, pengacara dan
pelanggaran kode etik tidak diadili oleh pengadilan karena
melanggar kode etik tidak selalu berarti melanggar hukum.
Bila seorang dokter di anggap melanggar kode etik tersebut,
maka dia akan di periksa oleh majelis kode etik kedokteran
indonesia bukannya oleh pengadilan. Ketaatan tenaga
profesional terhadap kode etik merupakan ketaatan naluriah
yang telah bersatu dengan pikiran, jiwa, dan perilaku tenaga
professional.

2.1. KONSEP DASAR ETIKA PROFESIONAL

Sikap
Etika
Cara
Berfikir Jasa
Etika
Profesional
Keahlian
Profesional
Keilmuan
 Definisi Etika

Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Bentuk


tunggal kata ‘etika’ yaitu ethos sedangkan bentuk jamaknya
yaitu ta etha. Ethos mempunyai banyak arti yaitu : tempat

Bahan Ajar Auditing – 1 (Bab 2)


(Andi Rustam – Andi Arif – Muhammad Adil)
16

tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan/adat,


akhlak,watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Sedangkan arti ta
etha yaitu adat kebiasaan.
Menurut Brooks (2007), etika adalah cabang dari
filsafat yang menyelidiki penilaian normatif tentang apakah
perilaku ini benar atau apa yang seharusnya dilakukan.
Kebutuhan akan etika muncul dari keinginan untuk
menghindari permasalahan – permasalahan di dunia nyata.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Etika adalah sikap atau
perilaku individu seseorang dalam melakukan suatu aktivitas
disekitar

 Definisi Profesional

Menurut Kusnanto , Profesional adalah seseorang yang


memiliki kompetensi dala suatu pekerjaan tertentu DARYL
KOEH Profesional adalah orang yang memberikan pelayanan
kepada klien, LISA ANGGRAENY mendefinisikan Profesional
merupakan suatu tuntutan bagi seseorang yang sedang
mengemban amanahnya agar mendapatkan proses dan hasil
yang optimal, sedangkan menurut BUDY PURNAWANTO,
Profesional merupakan bagian dari proses, fokus kepada
output, dan berorientasi ke customer.
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
profesional adalah suatu seseorang yang memiliki keahlian
dan pengetahuan tertentu dalam melakukan pekerjaan di
bidangnya dengan mendapatkan hasil yang optimal.

 Definisi Etika Profesional

Etika profesi menurut keiser dalam ( Suhrawardi Lubis,


1994) adalah sikap hidup berupa keadilan untuk memberikan
pelayanan professional terhadap masyarakat dengan penuh

Bahan Ajar Auditing – 1 (Bab 2)


(Andi Rustam – Andi Arif – Muhammad Adil)
17

ketertiban dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka


melaksanakan tugas berupa kewajiban terhadap masyarakat.

2.2. KONSEP DASAR KODE ETIK PROFESI

Secara Umum Kode Etik Profesi adalah Panduan dan


aturan bagi seluruh anggota dalam menjalankan tugasnya
sehingga dapat memenuhi tanggung jawabnya dengan
standar profesionalisme tertinggi, mencapai tingkat kinerja
tertingi, dengan orientasi pada kepentingan publik
Kode etik profesi adalah sistem norma, nilai dan aturan
professsional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang
benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi
professional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar
atau salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang
harus dihindari. Tujuan kode etik yaitu agar professional
memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau
nasabahnya. Dengan adanya kode etik akan melindungi
perbuatan yang tidak professional.

2.3. PENTINGNYA KODE ETIK PROFESIONAL

2.3.1. Tujuan Kode Etik dibuat

Ada beberapa alasan mengapa kode etik perlu untuk


dibuat. Beberapa alasan tersebut adalah (Adams., dkk, dalam
Ludigdo, 2007) :
1) Kode etik merupakan suatu cara untuk memperbaiki iklim
organisasional sehingga individu-individu dapat
berperilaku secara etis.

Bahan Ajar Auditing – 1 (Bab 2)


(Andi Rustam – Andi Arif – Muhammad Adil)
18

2) Kontrol etis diperlukan karena sistem legal dan pasar tidak


cukup mampu mengarahkan perilaku organisasi untuk
mempertimbangkan dampak moral dalam setiap
keputusan bisnisnya.
3) Perusahaan memerlukan kode etik untuk menentukan
status bisnis sebagai sebuah profesi, dimana kode etik
merupakan salah satu penandanya.
4) Kode etik dapat juga dipandang sebagai upaya
menginstitusionalisasikan moral dan nilai-nilai pendiri
perusahaan, sehingga kode etik tersebut menjadi bagian
dari budaya perusahaan dan membantu sosialisasi individu
baru dalam memasuki budaya tersebut.

Nilai profesional dapat disebut juga dengan istilah asas


etis.(Chung, 1981 mengemukakan empat asas etis, yaitu :

o Menghargai harkat dan martabat


o Peduli dan bertanggung jawab
o Integritas dalam hubungan
o Tanggung jawab terhadap masyarakat.

2.3.2. Tujuan Kode Etik

Menurut Charted Acountand Of Indonesia (IAI),


akuntan dalam menjalankan profesinya harus disertai dan
harus selalu menaati kode etik profesi akuntansi. Tujuan dari
kode etik tersebut adalah:

1. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.


2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para
anggota.
3. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi
4. Untuk meningkatkan mutu profesi.
5. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi
Bahan Ajar Auditing – 1 (Bab 2)
(Andi Rustam – Andi Arif – Muhammad Adil)
19

6. Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.


7. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin
erat.
8. Menentukan baku standar

2.3.3. Perlunya Etika Profesional Bagi Organisasi Profesi

Dasar pemikiran dalam penyusunan etika profesional


setiap profesi adalah kebutuhan atas profesi tersebut
terhadap mutu jasa yang diserahkan oleh profesi, terlepas dari
anggota profesi yang menyerahkan jasa tersebut. Setiap
profesi yang menyediakan jasanya kepada masyarakat
memang memerlukan kepercayaan dari masyarakat yang
dilayaninya. Kepercayaan masyarakat terhadap mutu audit
akan menjadi lebih tinggi jika profesi akuntansi publik
menerapkan standar mutu yang tinggi terhadap pelaksanaan
pekerjaan audit yang dilakukan oleh anggota profesi tersebut.

2.4. AKUNTAN PUBLIK DAN AUDITOR INDENPENDEN

Menurut Mulyadi (2017), akuntan publik adalah


akuntan yang berpraktek dalam KAP yang menyediakan
berbagai jasa yang telah diatur berdasarkan standar
profesional akuntan publik. Sedangkan auditor adalah
seseorang yang melakukan penugasan audit atas laporan
keuangan historis yang menyediakan jasa audit atas dasar
standar audit yang tercantum dalam standar profesional
akuntan publik

Bahan Ajar Auditing – 1 (Bab 2)


(Andi Rustam – Andi Arif – Muhammad Adil)
20

2.5. KEGIATAN DAN SKTRUKTUR KANTOR AKUNTAN


PUBLIK

Akuntan publik terdaftar (certified public accountant


firm) dibangun dengan struktur organisasional (Simamora:
2002) serupa yang terditi atas :

 Auditor staff
Auditor staff kerap kali melakukan tugas-tugas audit
yang rinci, namun mereka mempunyai pengalaman yang
sangat terbatas sehingga perlu diselia secara teliti.

 Auditor senior
Auditor senior (senior auditor) -disebut juga auditor
penanggungjawab (in charge auditor)- adalah auditor yang
memenuhi syarat untuk memikul tanggung jawab atas
perencanaan dan pelaksanaan audit serta penyusunan
rancangan laporan auditor, yang akan dikaji ulang dan
disetujui oleh manager auditor dan partner.

Bahan Ajar Auditing – 1 (Bab 2)


(Andi Rustam – Andi Arif – Muhammad Adil)
21

 Manager
Manager pada umumnya tidak berada dikantor klien
untuk melakukan audit secara harian. Manager dapat
bertanggungjawab atas penyeliaan/supervisori dua atau lebih
perikatan audit sekaligus.

 Rekan (partner)
Rekan (partner) atau pemilik (owner) adalah orang
yang memiliki kantor akuntan publik. Mereka mengemban
penuh atas kegiatan-kegiatan kantor akuntan publik dan
praktiknya serta memegang peran utama dalam
pengembangan klien.

2.6. RERANGKA KODE ETIK IAI

Kode Etik IAI dibagi menjadi empat bagian berikut


yaitu : (1). Prinsip Etika, (2). Aturan Etika, (3). Interpretasi
Aturan Etika, (4). Tanya dan Jawab

Bahan Ajar Auditing – 1 (Bab 2)


(Andi Rustam – Andi Arif – Muhammad Adil)
22

Prinsip Etika memberikan kerangka dasar bagi Aturan Etika,


yang mengatur pelaksanaan pemberian jasa profesional oleh
anggota. Prinsip Etika disahkan oleh Kongres dan berlaku bagi
seluruh anggota, sedangkan Aturan Etika disahkan oleh Rapat
Anggota Himpunan dan hanya mengikat anggota Himpunan
yang bersangkutan. Interpretasi Aturan Etika merupakan
interpretasi yang dikeluarkan oleh Badan yang dibentuk oleh
Himpunan setelah memperhatikan tanggapan dari anggota,
dan pihak-pihak berkepentingan lainnya, sebagai panduan
dalam penerapan Aturan Etika, tanpa dimaksudkan untuk
membatasi lingkup dan penerapannya. Pernyataan Etika
Profesi yang berlaku saat ini dapat dipakai sebagai Interpretasi
dan atau Aturan Etika sampai dikeluarkannya aturan dan
interpretasi baru untuk menggantikannya.

2.7. PRINSIP ETIKA AKUNTAN PUBLIK

Ada 8 prinsip etika dalam akuntan publik adalah


sebagai berikut :

1. Tanggung Jawab profesi


Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai
profesional, setiap anggota harus senantiasa
menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam
semua kegiatan yang dilakukannya. Anggota juga harus
selalu bertanggungjawab untuk bekerja sama dengan

Bahan Ajar Auditing – 1 (Bab 2)


(Andi Rustam – Andi Arif – Muhammad Adil)
23

sesama anggota untuk mengembangkan profesi


akuntansi, memelihara kepercayaan masyarakat dan
menjalankan tanggung jawab profesi dalam mengatur
dirinya sendiri. Usaha kolektif semua anggota diperlukan
untuk memelihara dan meningkatkan tradisi profesi.

2. Kepentingan Publik
Dimana publik dari profesi akuntan yang terdiri dari klien,
pemberi kredit, pemerintah, pemberi kerja, pegawai,
investor, dunia bisnis dan keuangan, dan pihak lainnya
bergantung kepada obyektivitas dan integritas akuntan
dalam memelihara berjalannya fungsi bisnis secara tertib.
Kepentingan utama profesi akuntan adalah untuk
membuat pemakai jasa akuntan paham bahwa jasa
akuntan dilakukan dengan tingkat prestasi tertinggi sesuai
dengan persyaratan etika yang diperlukan untuk mencapai
tingkat prestasi tersebut. Dan semua anggota mengikat
dirinya untuk menghormati kepercayaan publik. Atas
kepercayaan yang diberikan publik kepadanya, anggota
harus menunjukkan dedikasi untuk mencapai
profesionalisme yang tinggi.

3. Integritas
Integritas mengharuskan seorang anggota untuk, bersikap
jujur dan berterus terang tanpa harus mengorbankan
rahasia penerima jasa. Pelayanan dan kepercayaan publik
tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan pribadi. Integritas
dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan
perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak menerima
kecurangan atau peniadaan prinsip.

4. Obyektivitas
Obyektivitasnya adalah suatu kualitas yang memberikan
nilai atas jasa yang diberikan anggota. Prinsip obyektivitas
mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur
Bahan Ajar Auditing – 1 (Bab 2)
(Andi Rustam – Andi Arif – Muhammad Adil)
24

secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta


bebas dari benturan kepentingan atau dibawah pengaruh
pihak lain. Anggota dalam praktek publik memberikan jasa
atestasi, perpajakan, serta konsultasi manajemen. Anggota
yang lain menyiapkan laporan keuangan sebagai seorang
bawahan, melakukan jasa audit internal dan bekerja dalam
kapasitas keuangan dan manajemennya di industri,
pendidikan, dan pemerintah. Mereka juga mendidik dan
melatih orang-orang yang ingin masuk kedalam profesi.
Apapun jasa dan kapasitasnya, anggota harus melindungi
integritas pekerjaannya dan memelihara obyektivitas.

5. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional


Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya
dengan berhati-hati, kompetensi dan ketekunan, serta
mempunyai kewajiban untuk mempertahankan
pengetahuan dan ketrampilan. Kompetensi menunjukkan
terdapatnya pencapaian dan pemeliharaan suatu tingkat
pemahaman dan pengetahuan yang memungkinkan
seorang anggota untuk memberikan jasa dengan
kemudahan dan kecerdikan. Dalam hal penugasan
profesional melebihi kompetensi anggota atau
perusahaan, anggota wajib melakukan konsultasi atau
menyerahkan klien kepada pihak lain yang lebih
kompeten.

6. Kerahasiaan
Setiap Anggota mempunyai kewajiban untuk
menghormati kerahasiaan informasi tentang klien atau
pemberi kerja yang diperoleh melalui jasa profesional yang
diberikannya, anggota bisa saja mengungkapkan
kerahasiaan bila ada hak atau kewajiban professional atau
hukum yang mengungkapkannya. Kewajiban kerahasiaan
berlanjut bahkan setelah hubungan antar anggota dan
klien atau pemberi jasa berakhir.
Bahan Ajar Auditing – 1 (Bab 2)
(Andi Rustam – Andi Arif – Muhammad Adil)
25

7. Perilaku Profesional
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan
reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang
dapat mendiskreditkan profesi. Kewajiban untuk menjauhi
tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi harus
dipenuhi oleh anggota sebagai perwujudan tanggung
jawabnya kepada penerima jasa, pihak ketiga, anggota
yang lain, staf, pemberi kerja dan masyarakat umum.

8. Standar Teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya
sesuai dengan standar teknis dan standar profesional yang
relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-
hati, anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan
penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut
sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas. Standar
teknis dan standar professional yang harus ditaati anggota
adalah standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia. Internasional Federation of Accountants, badan
pengatur, dan pengaturan perundang-undangan yang
relevan.

 Contoh Perbandingan Prinsip Etika Suatu Profesi


N Jenis Akuntan / Dosen / Dokter
o Prinsip Auditor Guru
Etika
1 Tanggung - Pertimbangan - Pengajaran - Peraturan
jawab Moral dan - Penelitian umum
Profesional - Pengabdia - Kewajiban
- Bekerjasama Masyarakat Dokter Pada
sesama akuntan Pasien
dalam - Kewajiban
mengembangka Dokter
n profesi Terhadap
- Memelihara Sesama

Bahan Ajar Auditing – 1 (Bab 2)


(Andi Rustam – Andi Arif – Muhammad Adil)
26

kepercayaan kpd Sejawat


Masyarakat
2 Kepentingan - Pelayanan - Pelayanan - Memberikan
Publik Kepada Publik Pendidikan Pelayanan
- Menghormati dengan Medis yang
Kepercayaan Kualitas kompeten
Publik, Tinggi - Rasa Kasih
- Menunjukkan sayang dan
Komitmen penghormat
an atas
martabat
manusia
3 Integritas - Memelihara dan - Perilaku Pasal 7b
Meningkatkan Jujur Seorang
Kepercayaan - Tidak dokter harus
Publik menyembu bersikap jujur
nyikan ilmu dalam
yang berhubungan
dimiliki dengan pasien
- Tulus, dan
- Bertanggu sejawatnya,
ngjawb dan berupaya
- Memegang untuk
Komitmen mengingatkan
sejawatnya
4 Objektivitas - Menjaga - Bertindak - Bersikap adil
Objetivitas objektif terhadap
- Bebas dari dan tidak pasien dan
benturan diskriminas teman
kepentingan i sejawat
5 Kompetensi - Melaksanakan - Mempunyai - Mempunyai
/ Kehati jasa profesional Kompetensi Kompetensi
hatian dengan hati-hati dan dan
- Mempertahanka Pelatihan Pelatihan
n pengetahuan khusus khusus
dan seorang Dokter
keterampilan Dosen - Berhati hati
memeriksa
Pasien
dalam
menjalankan
tugasnya

Bahan Ajar Auditing – 1 (Bab 2)


(Andi Rustam – Andi Arif – Muhammad Adil)
27

6 Kerahasiaan Setiap anggota Pasal 12


harus menghormati “Setiap dokter
kerahasiaan wajib
informasi yang merahasiakan
diperoleh selama segala sesuatu
melakukan jasa yang
profesional dan diketahuinya
tidak boleh tentang
memakai atau seorang
mengungkapkan pasien, bahkan
informasi tersebut juga setelah
tanpa persetujuan

7 Prilaku - Berprilaku yang


Profesional konsisten dgn
reputasi profesi yg
baik
- Menjauhi
tindakan yg dapat
mendiskreditkan
profesi

8 Standar
Teknis

2.8. ATURAN ETIKA KOMPARTEMEN AKUNTAN PUBLIK

isi lengkap Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik adalah


sbb:

100. INDEPENDENSI, INTEGRITAS DAN OBJEKTIVITAS

101. Independensi.

Dalam menjalankan tugasnya anggota KAP harus selalu


mempertahankan sikap mental independen di dalam
memberikan jasa profesional sebagaimana diatur dalam
Standar Profesional Akuntan Publik yang ditetapkan oleh IAI.
Bahan Ajar Auditing – 1 (Bab 2)
(Andi Rustam – Andi Arif – Muhammad Adil)
28

Sikap mental independen tersebut harus meliputi independen


dalam fakta (in facts) maupun dalam penampilan (in
appearance).

102. Integritas dan Objektivitas.

Dalam menjalankan tugasnya anggota KAP harus


mempertahankan integritas dan objektivitas, harus bebas dari
benturan kepentingan (conflict of interest) dan tidak boleh
membiarkan faktor salah saji material (material misstatement)
yang diketahuinya atau mengalihkan (mensubordinasikan)
pertimbangannya kepada pihak lain.

200. STANDAR UMUM DAN PRINSIP AKUNTANSI.

201. Standar Umum.

Anggota KAP harus mematuhi standar berikut ini beserta


interpretasi yang terkait yang dikeluarkan oleh badan
pengatur standar yang ditetapkan IAI:

1. Kompetensi Profesional. Anggota KAP hanya boleh


melakukan pemberian jasa profesional yang secara
layak (reasonable) diharapkan dapat diselesaikan
dengan kompetensi profesional.
2. Kecermatan dan Keseksamaan Profesional. Anggota
KAP wajib melakukan pemberian jasa profesional
dengan kecermatan dan keseksamaan profesional.
3. Perencanaan dan Supervisi. Anggota KAP wajib
merencanakan dan mensupervisi secara memadai
setiap pelaksanaan pemberian jasa profesional.
4. Data Relevan yang Memadai. Anggota KAP wajib
memperoleh data relevan yang memadai untuk
menjadi dasar yang layak bagi kesimpulan atau

Bahan Ajar Auditing – 1 (Bab 2)


(Andi Rustam – Andi Arif – Muhammad Adil)
29

rekomendasi sehubungan dengan pelaksanaan jasa


profesionalnya.

202. Kepatuhan terhadap Standar.

Anggota KAP yang melaksanakan penugasan jasa auditing,


atestasi, review, kompilasi, konsultansi manajemen,
perpajakan atau jasa profesional lainnya, wajib mematuhi
standar yang dikeluarkan oleh badan pengatur standar yang
ditetapkan oleh IAI.

203. Prinsip-Prinsip Akuntansi.

Anggota KAP tidak diperkenankan:

1. menyatakan pendapat atau memberikan penegasan


bahwa laporan keuangan atau data keuangan lain
suatu entitas disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum atau
2. menyatakan bahwa ia tidak menemukan perlunya
modifikasi material yang harus dilakukan terhadap
laporan atau data tersebut agar sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku, apabila laporan tersebut
memuat penyimpangan yang berdampak material
terhadap laporan atau data secara keseluruhan dari
prinsip-prinsip akuntansi yang ditetapkan oleh badan
pengatur standar yang ditetapkan IAI. Dalam keadaan
luar biasa, laporan atau data mungkin memuat
penyimpangan seperti tersebut diatas. Dalam kondisi
tersebut anggota KAP dapat tetap mematuhi
ketentuan dalam butir ini selama anggota KAP dapat
menunjukkan bahwa laporan atau data akan
menyesatkan apabila tidak memuat penyimpangan
seperti itu, dengan cara mengungkapkan

Bahan Ajar Auditing – 1 (Bab 2)


(Andi Rustam – Andi Arif – Muhammad Adil)
30

penyimpangan dan estimasi dampaknya (bila praktis),


serta alasan mengapa kepatuhan atas prinsip akuntansi
yang berlaku umum akan menghasilkan laporan yang
menyesatkan.

300. TANGGUNG JAWAB KEPADA KLIEN

301. Informasi Klien yang Rahasia.

Anggota KAP tidak diperkenankan mengungkapkan informasi


klien yang rahasia, tanpa persetujuan dari klien. Ketentuan ini
tidak dimaksudkan untuk :

1. membebaskan anggota KAP dari kewajiban


profesionalnya sesuai dengan aturan etika kepatuhan
terhadap standar dan prinsip-prinsip akuntansi
2. mempengaruhi kewajiban anggota KAP dengan cara
apapun untuk mematuhi peraturan perundang-
undangan yang berlaku seperti panggilan resmi
penyidikan pejabat pengusut atau melarang kepatuhan
anggota KAP terhadap ketentuan peraturan yang
berlaku
3. melarang review praktik profesional (review mutu)
seorang Anggota sesuai dengan kewenangan IAI atau
4. menghalangi Anggota dari pengajuan pengaduan
keluhan atau pemberian komentar atas penyidikan
yang dilakukan oleh badan yang dibentuk IAI-KAP
dalam rangka penegakan disiplin Anggota.

Anggota yang terlibat dalam penyidikan dan review diatas,


tidak boleh memanfaatkannya untuk keuntungan diri pribadi
mereka atau mengungkapkan informasi klien yang harus
dirahasiakan yang diketahuinya dalam pelaksanaan tugasnya.
Larangan ini tidak boleh membatasi Anggota dalam

Bahan Ajar Auditing – 1 (Bab 2)


(Andi Rustam – Andi Arif – Muhammad Adil)
31

pemberian informasi sehubungan dengan proses penyidikan


atau penegakan disiplin sebagaimana telah diungkapkan
dalam butir (4) di atas atau review praktik profesional (review
mutu) seperti telah disebutkan dalam butir (3) di atas.

302. Fee Profesional.

1. Besaran Fee

Besarnya fee Anggota dapat bervariasi tergantung antara lain


: risiko penugasan, kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat
keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan jasa tersebut,
struktur biaya KAP yang bersangkutan dan pertimbangan
profesional lainnya.

Anggota KAP tidak diperkenankan mendapatkan klien dengan


cara menawarkan fee yang dapat merusak citra profesi.

2. Fee Kontinjen

Fee kontinjen adalah fee yang ditetapkan untuk pelaksanaan


suatu jasa profesional tanpa adanya fee yang akan
dibebankan, kecuali ada temuan atau hasil tertentu dimana
jumlah fee tergantung pada temuan atau hasil tertentu
tersebut. Fee dianggap tidak kontinjen jika ditetapkan oleh
pengadilan atau badan pengatur atau dalam hal perpajakan,
jika dasar penetapan adalah hasil penyelesaian hukum atau
temuan badan pengatur.

Anggota KAP tidak diperkenankan untuk menetapkan fee


kontinjen apabila penetapan tersebut dapat mengurangi
indepedensi.

400. TANGGUNG JAWAB KEPADA REKAN SEPROFESI


Bahan Ajar Auditing – 1 (Bab 2)
(Andi Rustam – Andi Arif – Muhammad Adil)
32

401. Tanggung jawab kepada rekan seprofesi.

Anggota wajib memelihara citra profesi, dengan tidak


melakukan perkataan dan perbuatan yang dapat merusak
reputasi rekan seprofesi.

402. Komunikasi antar akuntan publik.

Anggota wajib berkomunikasi tertulis dengan akuntan publik


pendahulu bila menerima penugasan audit menggantikan
akuntan publik pendahulu atau untuk tahun buku yang sama
ditunjuk akuntan publik lain dengan jenis dan periode serta
tujuan yang berlainan.

Akuntan publik pendahulu wajib menanggapi secara tertulis


permintaan komunikasi dari akuntan pengganti secara
memadai.

403 Perikatan Atestasi

Akuntan publik tidak diperkenankan menerima penugasan


atestasi yang jenis atestasi dan periodenya sama dengan
penugasan akuntan yang lebih dahulu ditunjuk klien, kecuali
apabila penugasan tersebut dilaksanakan untuk memenuhi
ketentuan perundang-undangan atau peraturan yang dibuat
oleh badan yang berwenang.

500. TANGGUNG JAWAB DAN PRAKTIK LAIN

501. Perbuatan dan perkataan yang mendiskreditkan.

Anggota tidak diperkenankan melakukan tindakan dan/atau


mengucapkan perkataan yang mencemarkan profesi.

Bahan Ajar Auditing – 1 (Bab 2)


(Andi Rustam – Andi Arif – Muhammad Adil)
33

502. Iklan, promosi dan kegiatan pemasaran lainnya.

Anggota dalam menjalankan praktik akuntan publik


diperkenankan mencari klien melalui pemasangan iklan,
melakukan promosi pemasaran dan kegiatan pemasaran
lainnya sepanjang tidak merendahkan citra profesi.

503. Komisi dan Fee Referal.


1. Komisi
Komisi adalah imbalan dalam bentuk uang atau barang atau
bentuk lainnya yang diberikan atau diterima kepada/dari
klien/pihak lain untuk memperolah penugasan dari klien/pihak
lain. Anggota KAP tidak diperkenankan untuk
memberikan/menerima komisi apabila pemberian/penerimaan
komisi tersebut dapat mengurangi independensi.
1. Fee Referal (Rujukan).
Fee referal (rujukan) adalah imbalan yang dibayarkan/diterima
kepada/dari sesama penyedia jasa profesional akuntan publik.
Fee referal (rujukan) hanya diperkenankan bagi sesama
profesi.

504. Bentuk Organisasi dan Nama KAP.


Anggota hanya dapat berpraktik akuntan publik dalam bentuk
organisasi yang diizinkan oleh peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan atau yang tidak menyesatkan dan
merendahkan citra profesi.

RANGKUMAN

Kode etik profesi adalah sistem norma, nilai dan aturan


professsional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang
benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi
professional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar

Bahan Ajar Auditing – 1 (Bab 2)


(Andi Rustam – Andi Arif – Muhammad Adil)
34

atau salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang
harus dihindari.
Tujuan kode etik yaitu agar professional memberikan
jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasabahnya.
Dengan adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang
tidak professional.
Kode Etik IAI dibagi menjadi empat bagian berikut
yaitu : (1). Prinsip Etika, (2). Aturan Etika, (3). Interpretasi
Aturan Etika, (4). Tanya dan Jawab.

LATIHAN 2

1. Menurut pendapat anda apa yang dimaksud etika


profesional ?
2. Menurut pendapat anda, mengapa Kode etik sangat
penting diterapkan ?, dan sebutkan contohnya penerapan
kode etik?

SUMBER BACAAN TAMBAHAN


Agoes, Sukrisno. 2004. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) Oleh
Kantor Akuntan Publik Jilid I. Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta

Brooks, Leonard J. 2007. Etika Bisnis & Profesi, Edisi 5.


Penerbit Salemba Empat

Jusup, Al Haryono, 2005, Pengauditan I. Yogyakarta:STIE


YKPN.

Munawir H.S, 1995. Auditing Modern. Yogyakarta:BPFE


Bahan Ajar Auditing – 1 (Bab 2)
(Andi Rustam – Andi Arif – Muhammad Adil)

Anda mungkin juga menyukai