PENDAHULUAN
Sikap
Etika
Cara
Berfikir Jasa
Etika
Profesional
Keahlian
Profesional
Keilmuan
Definisi Etika
Definisi Profesional
Auditor staff
Auditor staff kerap kali melakukan tugas-tugas audit
yang rinci, namun mereka mempunyai pengalaman yang
sangat terbatas sehingga perlu diselia secara teliti.
Auditor senior
Auditor senior (senior auditor) -disebut juga auditor
penanggungjawab (in charge auditor)- adalah auditor yang
memenuhi syarat untuk memikul tanggung jawab atas
perencanaan dan pelaksanaan audit serta penyusunan
rancangan laporan auditor, yang akan dikaji ulang dan
disetujui oleh manager auditor dan partner.
Manager
Manager pada umumnya tidak berada dikantor klien
untuk melakukan audit secara harian. Manager dapat
bertanggungjawab atas penyeliaan/supervisori dua atau lebih
perikatan audit sekaligus.
Rekan (partner)
Rekan (partner) atau pemilik (owner) adalah orang
yang memiliki kantor akuntan publik. Mereka mengemban
penuh atas kegiatan-kegiatan kantor akuntan publik dan
praktiknya serta memegang peran utama dalam
pengembangan klien.
2. Kepentingan Publik
Dimana publik dari profesi akuntan yang terdiri dari klien,
pemberi kredit, pemerintah, pemberi kerja, pegawai,
investor, dunia bisnis dan keuangan, dan pihak lainnya
bergantung kepada obyektivitas dan integritas akuntan
dalam memelihara berjalannya fungsi bisnis secara tertib.
Kepentingan utama profesi akuntan adalah untuk
membuat pemakai jasa akuntan paham bahwa jasa
akuntan dilakukan dengan tingkat prestasi tertinggi sesuai
dengan persyaratan etika yang diperlukan untuk mencapai
tingkat prestasi tersebut. Dan semua anggota mengikat
dirinya untuk menghormati kepercayaan publik. Atas
kepercayaan yang diberikan publik kepadanya, anggota
harus menunjukkan dedikasi untuk mencapai
profesionalisme yang tinggi.
3. Integritas
Integritas mengharuskan seorang anggota untuk, bersikap
jujur dan berterus terang tanpa harus mengorbankan
rahasia penerima jasa. Pelayanan dan kepercayaan publik
tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan pribadi. Integritas
dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan
perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak menerima
kecurangan atau peniadaan prinsip.
4. Obyektivitas
Obyektivitasnya adalah suatu kualitas yang memberikan
nilai atas jasa yang diberikan anggota. Prinsip obyektivitas
mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur
Bahan Ajar Auditing – 1 (Bab 2)
(Andi Rustam – Andi Arif – Muhammad Adil)
24
6. Kerahasiaan
Setiap Anggota mempunyai kewajiban untuk
menghormati kerahasiaan informasi tentang klien atau
pemberi kerja yang diperoleh melalui jasa profesional yang
diberikannya, anggota bisa saja mengungkapkan
kerahasiaan bila ada hak atau kewajiban professional atau
hukum yang mengungkapkannya. Kewajiban kerahasiaan
berlanjut bahkan setelah hubungan antar anggota dan
klien atau pemberi jasa berakhir.
Bahan Ajar Auditing – 1 (Bab 2)
(Andi Rustam – Andi Arif – Muhammad Adil)
25
7. Perilaku Profesional
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan
reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang
dapat mendiskreditkan profesi. Kewajiban untuk menjauhi
tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi harus
dipenuhi oleh anggota sebagai perwujudan tanggung
jawabnya kepada penerima jasa, pihak ketiga, anggota
yang lain, staf, pemberi kerja dan masyarakat umum.
8. Standar Teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya
sesuai dengan standar teknis dan standar profesional yang
relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-
hati, anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan
penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut
sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas. Standar
teknis dan standar professional yang harus ditaati anggota
adalah standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia. Internasional Federation of Accountants, badan
pengatur, dan pengaturan perundang-undangan yang
relevan.
8 Standar
Teknis
101. Independensi.
1. Besaran Fee
2. Fee Kontinjen
RANGKUMAN
atau salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang
harus dihindari.
Tujuan kode etik yaitu agar professional memberikan
jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasabahnya.
Dengan adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang
tidak professional.
Kode Etik IAI dibagi menjadi empat bagian berikut
yaitu : (1). Prinsip Etika, (2). Aturan Etika, (3). Interpretasi
Aturan Etika, (4). Tanya dan Jawab.
LATIHAN 2