Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH COMPACT HEAT

EXCHANGER
(PENUKAR KALOR KOMPAK)

Disusun Oleh :
Nama : Riyanto
NIM/Kelas : K2514055/ A
Prodi : Pendidikan Teknik Mesin

PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas limpahan
rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah Compact Heat Exchanger
(Penukar Kalor Kompak). Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata
kuliah Perpindahan Panas.
Dalam kesempatan ini, tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bp Danar Susilo Wijayanto S.T., M. Eng selaku dosen mata kuliah
Perpindahan Panas.

2. Orang tua kami yang telah membantu secara material dan doa.

3. Rekan satu kelompok yang telah membantu dalam penyusunan


makalah ini.

4. Teman-teman yang memberikan saran dan bantuan dalam penyusunan


makalah ini sehingga kami dapat menyelesaikannya dengan sebaik–
baiknya.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari kata
sempurna, baik dari segi penyusunan, pembahasan ataupun penulisannya,
sehingga kami membutuhkan kritik dan saran yang sifatnya membangun,
khususnya dari dosen mata kuliah teori pemesinan guna menjadi acuan dalam
bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik dimasa yang akan datang. Semoga
makalah ini dapat memberikan informasi dan bermanfaat untuk kita dalam
mengembangkan wawasan dan meningkatkan ilmu pengetahuan.

Surakarta, Desember 2015

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................................... 2
C. Tujuan........................................................................................................ 2
BAB II. KAJIAN TEORI
A. Pengertian Heat Exchanger....................................................................... 3
B. Pegertian Compact Heat Exchanger.......................................................... 4
C. Jenis-Jenis Compact Heat Exchanger........................................................ 7
D. Keuntungan dan Kekurangan Compact Heat Exchanger.......................... 11
E. Aplikasi Compact Heat Exchanger........................................................... 12
F. Soal-Soal dan Pembahasan........................................................................ 16
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................ 18
B. Saran.......................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 19

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Alat penukar panas atau Heat Exchanger (HE) adalah alat yang
digunakan untuk memindahkan panas dari sistem ke sistem lain tanpa
perpindahan massa dan bisa berfungsi sebagai pemanas maupun sebagai
pendingin. Biasanya, medium pemanas dipakai adalah air yang dipanaskan
sebagai fluida panas dan air biasa sebagai air pendingin (cooling water).
Penukar panas dirancang sebisa mungkin agar perpindahan panas antar fluida
dapat berlangsung secara efisien. Pertukaran panas terjadi karena adanya
kontak, baik antara fluida terdapat dinding yang memisahkannya maupun
keduanya bercampur langsung (direct contact).

Penukar panas sangat luas dipakai dalam industri seperti kilang


minyak, pabrik kimia maupun petrokimia, industri gas alam, refrigerasi,
pembangkit listrik. Alat penukar kalor terdiri dari berbagai macam dan seiring
meningkatnya kesadaran pemanfaatan sumber daya energi yang efektif,
meminimalkan biaya operasional dan pemeliharaan telah menyebabkan
perkembangan alat penukar kalor yang efisien seperti alat penukar kalor
kompak.

Compact Heat Exchanger atau alat penukar kalor kompak sudah


banyak digunakan dalam industri maupun dalam kehidupan sehari-hari,
bebebarapa contoh penggunannya adalah kondensor dan evaporator pada
sistem refrigerasi dan tata udara, pendingin oli pada pesawat udara, radiator
pada mesin-mesin otomotif dan lain-lain. Oleh karena itu pada makalah ini
akan dibahas mengenai pengertian penukar kalor kompak, jenis-jenis, cara
kerja dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari dan industri.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Heat Exchanger?
2. Apa yang dimaksud dengan Compact Heat Exchanger?
3. Apa saja jenis-jenis Compact Heat Exchanger?
4. Apa kekurangan dan kelebihan Compact Heat Exchanger?
5. Bagaimana pengaplikasian Compact Heat Exchanger dalam industri
maupun dalam kehidupan sehari-hari?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian Heat Exchanger
2. Mengetahui pengertian Compact Heat Exchanger
3. Mengetahui jenis-jenis dari Compact Heat Exchanger
4. Mengetahui kekurangan dan kelebihan Compact Heat Exchanger
5. Mengetahui pengaplikasian Compact Heat Exchanger dalam industri
maupun dalam kehidupan sehari-hari

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Pengertian Heat Exchanger

2
Panas adalah salah satu bentuk energi yang dapat dipindahkan dari
suatu tempat ke tempat lain, tetapi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan
sama sekali. Dalam suatu proses, panas dapat mengakibatkan terjadinya
kenaikan suhu suatu zat dan atau perubahan tekanan, reaksi kimia dan
kelistrikan. Perpindahan panas adalah perpindahan energi karena adanya
perbedaan temperatur. Ada tiga bentuk mekanisme perpindahan panas yang
diketahui, yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi.

Alat penukar panas adalah suatu peralatan dimana terjadi perpindahan


panas antara fluida yang bertemperatur tinggi ke fluida yang bertemperatur
lebih rendah. Perpindahan panas antar fluida tersebut dapat terjadi secara
langsung maupun tidak langsung.
Perpindahan panas secara langsung terjadi apabila ada dua fluida atau
lebih bercampur secara langsung tanpa adanya pembatas didalam suatu bejana
ataupun ruangan tertentu. Sedangkan perpindahan panas secara tidak langsung
terjadi apabila ada dua fluida atau lebih berada didalam suatu bejana atau
ruangan tertentu dan tidak bercampur secara langsung, tetapi ada media
perantara yng memisahkan antara fluida tersebut.

Pada sistem sirkulasi air pendingin, besarnya panas yang dipindahkan


dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :
1) Perbedaan Temperatur

3
Panas berpindah dari fluida yang bertemperatur tinggi ke fluida yang
bertemperatur rendah. Semakin besar beda temperatur antara fluida dingin
dan panas maka semakin besar pula panas yang dipindahkan.
2) Koefisien Perpindahan panas
Usaha untuk meningkatkan koefisien perpindahan panas adalah dengan
mengubah bentuk sirip, posisi dan arah aliran udara. Semakin besar
koefisien pepindahan panas maka semain besar panas yang dipindahkan.
3) Luas Permukaan Perpindahan Panas
Semakin luas permukaan perpindahan panas maka panas yang
dipindahkan semakin besar.

B. Pengertian Compact Heat Exchanger


Alat penukar panas kompak (Compact Heat Exchanger) merupakan
alat penukar panas yang memiliki bidang perpindahan panas dengan kerapatan
tinggi. Kerapatan tinggi yang dimaksud adalah rasio antara luas permukaan
bidang yang mengalami perpindahan panas terhadap volume alat penukar
kalor.
Rasio luas permukaan perpindahan panas dari penukar panas kompak
untuk volumenya disebut daerah kepadatan β . Sebuah penukar panas dengan
β = 700 m2/m3( atau 200 ft2/ft3) diklasifikasikan sebagai kompak . Contoh
penukar panas kompak adalah radiator mobil ( 1000 m2/m3) , kaca keramik
turbin gas penukar panas ( 6000 m2/m3) , regenerator dari mesin Stirling
(15.000 m2/m3) , dan paru-paru manusia ( 20.000 m2/m3).

Penukar panas kompak umumnya digunakan pada penukar panas dari


gas ke gas dan gas ke cair (atau cair ke gas ) untuk melawan koefisien
perpindahan panas yang rendah terkait dengan aliran gas dengan peningkatan

4
luas permukaan. Penukar kalor kompak yang menggunakan udara sebagai
fluida kerjanya membutuhkan luas permukaan yang lebih besar dari pada alat
penukar kalor kompak yang menggunakan cairan sebagai fluida kerjanya.
Peningkatan luas permukaan dapat dilakukan dengan menaikkan kerapatan
permukaan perpindahan panasnya (β). Jenis konstruksi dasar yang digunakan
dalam desain sebuah penukar kompak adalah ;
1) Menambahkan luas permukaan alat penukar dengan menggunakan
sirip pada satu atau lebih sisi-sisinya,
2) Pembangkit panasnya menggunakan diameter hidrolik permukaan
yang kecil, dan
3) Pipa pada alat penukar memiliki diameter yang kecil.
Beberapa yang patut dipertimbangkan adalah biaya, tekanan dan
temperatur pada saat pengoperasian, pengotoran, kontaminasi fluida, dan
pertimbangan produksi. Jenis yang umum digunakan pada alat penukar
dengan permukaan yang ditambahkan adalah jenis pelat-sirip dan pipa-
sirip.
Fin (sirip) merupakan ciri khusus dari compact heat exchanger. Pada
umumnya fluida cair mengalir sepanjang pipa dan gas mengalir pada celah diantara
fin. Salah satu hal penting yang perlu diperhatikan dalam heat exchanger adalah
perpindahan panasnya pada sisi udara. Untuk mendapatkan efisiensi fin yang tinggi
perlu diperhatikan bahan dan geometri dari fin tersebut. Bentuk fin yang umum
digunakan adalah plain (datar) dan wavy (bergelombang), sebagaimana yang
ditunjukkan pada gambar berikut.

Beberapa konfigurasi sirip dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

5
Keterangan:
(a) Sirip longitudinal (memanjang) dengan profil siku-empat
(b) Tabung silinder dengan sirip berprofil siku-empat
(c) Sirip longitudinal dengan profil trapezoida
(d) Sirip longitudinal dengan profil parabola
(e) Tabung silinder dengan sirip radial berprofil siku-empat
(f) Tabung silinder dengan sirip radial berprofil kerucut terpotong
(g) Duri berbentuk silinder
(h) Duri berbentuk kerucut terpotong
(i) Duri berbentuk parabola

C. Jenis-Jenis Compact Heat Exchanger


Alat penukar panas kompak dibedakan menjadi 2 jenis yaitu jenis pelat
sirip (plate fin) dan pipa sirip (finned tube).
1. Plate Fin Heat Exchanger
Plate fin heat exchanger adalah salah satu bentuk penukar panas
kompak yang terdiri dari blok lapisan sirip bergelombang dan pelat
pemisah. Pada alat penukar kalor jenis plat sirip, sirip sirip diapit oleh
pelat secara paralel seperti yang ditunjukkan pada gambar, terkadang sirip
ini digabungkan dengan pipa yang bentuknya telah disesuaikan.
Sirip tersebut dilekatkan pada pelat dengan cara mematri, solder,
mengelem, las, dan ekstrusi. Yang tergolong dalam pelat-sirip adalah :
a) Sirip lurus dan sederhana, misalnya sirip segitiga sederhana dan
segiempat.
b) Sirip sederhana namun bergelombak (berombak), dan

6
c) Sirip bercelah, misalnya offset strip, louver, sirip berlubang, dan sirip pin.

Dengan memvariasikan variabel geometris dasar untuk setiap jenis


permukaan plat-sirip, adalah mungkin untuk memperoleh berbagai
permukaan geometris spesifik. Walaupun pada umumnya kerapatan sirip
antara 120-700 sirip/m, namun aplikasinya memungkinkan hingga 2100
sirip/m. Ketebalan sirip pada umumnya antara 0,05-0,25 mm. Ketinggian
(puncak) sirip antara 2-20 mm. Sebuah alat penukar kalor pelat sirip
dengan luas permukaan perpindahan panas 1300 m2 tiap meter kubiknya
mampu ditempati sirip dengan kerapatan 600 sirip/m.

7
Plate fin terbuat dari material yang bervariasi. Material pembuatan
jenis plat fin ini adalah aluminium, stainless steel, corrosion, dan besi
paduan tahan panas. Batas suhu plate fin tergantung pada bahan material
yaitu pada alumunium temperatur kriogenik mencapai 100° C dan untuk
stainless steel mencapai suhu 500° C. Bahan alumunium ini mampu
menerima tekanan hingga 100 bar sedangkan untuk stainless steel mampu
menerima tekanan sebesar 90 bar. Kebanyakan Plat fin terbuat dari
alumunium karena memiliki kerapatan yang rendah, konduktivitas thermal
tinggi dan kekuatan tinggi pada temperatur rendah.
Plate Fin Heat Exchanger menerima dua atau lebih aliran, yang
mungkin mengalir dalam arah paralel atau tegak lurus satu sama lain.
Ketika arah arus sejajar, fluida dapat mengalir pada aliran yang sama atau
berlawanan. Plate fin heat exchanger ini digunakan pada 3 konfigurasi
yaitu cross flow, counter flow dan cross-counter flow.
Pada penukar panas cross flow biasanya hanya dua aliran yang
ditangani, sehingga menghilangkan keperluan distribusi. Kepala tangki

8
terletak di keempat sisi inti penukar panas, sehingga membuat jenis ini
sederhana dan murah. Aplikasi yang umum yaitu radiator mobil dan
beberapa penukar panas pesawat.

2. Finned Tube Heat Exchanger


Pada alat penukar kalor jenis pipa sirip pada umumnya
menggunakan pipa berpenampang lingkaran dan persegi panjang.
Beberapa jenis sirip yang digunakan pada pipa sirip yaitu :
a) Sirip kontinyu pada susunan pipa yang terbagi lagi dalam sirip
sederhana dan sirip bergelombang
b) Sirip normal pada pipa tunggal disebut juga sebagai pipa tunggal
bersirip
c) Sirip longitudinal pada pipa tunggal
Khusus untuk sirip kontinyu, ciri-ciri untuk jenis ini adalah
memeliki kerapatan sirip antara 300-600 sirip/m, ketebalan sirip
antara 0,1-0,25 mm, panjang alir sirip antara 25-250 mm, kerapatan
penukar panas pipa-sirip 725 m2/m3 pada 400 sirip/m.

9
Penukar panas pipa bersirip banyak digunakan dalam sistem
pendingin, serta aplikasi lain yang membutuhkan pertukaran panas antara
dua fluida.
Perpindahan panas dari sirip
Menurut Murray (1938) dan Gardner (1945) (asumsi Murray-
Gardner) perpindahan panas dari sirip dapat diasumsikan sebagai berikut :

 aliran panas dan suhu di sirip tetap konstan dengan waktu

10
 bahan sirip adalah homogen, konduktivitas termal adalah sama di
semua arah, dan itu tetap konstan
 perpindahan panas konvektif di permukaan sirip adalah konstan dan
seragam atas seluruh permukaan sirip
 suhu medium di sekitar sirip adalah seragam
 ketebalan sirip kecil, jika dibandingkan dengan tinggi dan panjangnya,
sehingga suhu seluruh ketebalan dan perpindahan panas sirip dari tepi
sirip mungkin terabaikan
 suhu di dasar sirip adalah seragam
 tidak ada resistansi kontak dimana pangkal sirip bergabung dengan
permukaan utama
 tidak ada sumber panas dalam sirip itu sendiri
 panas yang ditransfer melalui ujung sirip yang diabaikan dibandingkan
dengan panas yang menghilang disebut permukaan lateral
 perpindahan panas ke atau dari sirip sebanding dengan kelebihan suhu
antara sirip dan medium sekitarnya
 perpindahan panas radiasi dari dan ke sirip diabaikan

D. Keuntungan dan Kekurangan Compact Heat Exchanger


Beberapa keuntungan dari penggunaan penukar kalor kompak
(Compact Heat Exchanger) adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan efisiensi energi
2. Rendah biaya dan lebih ringan
3. Multi-stream dan multi-pass konfigurasi
4. Kontrol suhu ketat dan mampu menahan tekanan tinggi
5. Hemat energi
6. Permukaan perpindahan panas yang lebih luas
Sedangkan kekurangan dari penukar kalor kompak adalah :
1. Terbatas pada temperatur dan tekanan tertentu
2. Sirip-sirip dapat tersumbatdan sulit untuk membersihkannya
3. Sulit untuk memperbaiki
E. Aplikasi Compact Heat Exchanger
Compact Heat Exchanger atau alat penukar kalor kompak sudah
banyak digunakan dalam industri maupun dalam kehidupan sehari-hari, salah
satu pengaplikasiannya yaitu pada radiator mobil.

11
Radiator adalah alat penukar panas kompak yang menggunakan cairan
dan gas sebagai fluida kerjanya yang secara luas digunakan pada kendaraan
otomotif. Dalam radiator aliran fluida panas (air) besilangan tegak lurus
dengan arah aliran fluida dingin (udara) dan kedua fluida tersebut tidak
bercampur. Kedua fluida tersebut hanya mengalir sekali dalam saluran
penukar panas atau biasa disebut single pass. Bagian utama radiator adalah inti
radiator yang berupa sirip-sirio dan berkas pipa yang disusun diantaranya
sirip-sirip tersebut. Fluida yang masuk kedalam radiator berupa fluida panas
yang mengalir kedalam inti radiator yang terdiri dari tabung-tabung yang
mempunyai sirip-sirip pendingin radiator.
Didalam inti radiator fluida panas mengalami perpindahan panas
secara tidak langsung dengan fluida dingin. Fluida panas akan mengalami
penurunan suhu sehingga fluida yang keluar dari rdiator berupa fluida dingin.
Menurut bentuk intinya radiator dapat dibagi menjadi 3 jenis :
1. Inti radiator tipe plat
2. Inti radiator tipe curogated (lekukan)
3. Inti radiator tipe SR ( single row)
Disamping menurut bentuk intinya , radiator juga dibedakan menurut
arah aliran airnya yaitu :
1. Radiator dengan arah aliran ke bawah yaitu radiator dengan pipa-pipa air
tersusun vertikal
2. Radiator dengan arah aliran melintang yaitu radiator dengan pipa-pipa air
tersusun horizontal.
Pada proses sirkulasi dan pendinginan terdapat komponen-komponen
pembantu agar proses tersebut dapat berjalan dengan baik. Komponen-
komponen pembantu tersebut antara lain kipas pendingin, pompa air, selag
karet, thermostat, dan tutup radiator.
1) Tutup Radiator

12
Tutup radiator berfungsi untuk menjaga tekanan di dalam inti
radiator. Tutup radiator dilengkapi dengan relief valve dan vacuum
valve. Bila volume cairan pendingin (air) bertambah akibat naiknya
temperatur, maka tekanan juga akan bertambah dan relief valve akan
membuka dan membebaskan kelebihan tekanan melalui overflow pipe.
Bila temperatur cairan pendingin (air) berkurang saat temperaturnya
turun maka terjadi kevakuman didalam radiator sehingga pada kondisi
ini vakum valve akan membuka secara otomatis untuk menghisap
udara agar tekanan dalam radiator sama dengan tekanan atmosfir.

2) Tangki Atas
Tangki atas radiator berperan sebagai penampung air sebelum
masuk kedalam pipa-pipa radiator, tangki radiator ini terbuat dari
kuningan atau plastik.

3) Tangki Bawah
Tangki bawah radiator berfungsi sebagai penampung cairan
pendingin (air) yang telah melalui inti radiator. Material tangki bawah
ini sama dengan material tangki atas.

4) Inti Radiator
Inti radiator merupakan bagian yang paling banyak mengambil

13
peran sebagai penukar kalor. Pada bagian ini cairan pendingin (air)
yang telah mengalami kenaikan temparatur pasca keluar dari water
jacket akan masuk kedalam pipa, dan secara konveksi akan
memindahkan panasnya ke dinding pipa. Selanjutnya panas yang
diserap oleh dinding pipa akan dipindahkan lagi secara konduksi
kepada sirip, dan dengan bantuan kipas (fan), udara didorong dengan
arah menyilang yang bertujuan untuk melepas kalor yang ada pada
sirip ke lingkungan secara konveksi. Adapun inti radiator terbagi
dengan 2 bagian, yaitu pipa (tube) radiator dan sirip (fin).

5) Pipa (tube) radiator


Pipa pada inti radiator menjadi salah satu elemen penting
dalam menjalankan fungsi penukaran kalor pada radiator. Pipa radiator
selain fungsi utamanya sebagai elemen untuk menyalurkan air panas
dari tangki atas ke tangki bawah juga berperan sebagai elemen untuk
memperluas bidang yang akan mengalami perpindahan kalor sehingga
laju perpindahan panasnya akan meningkat. Seperti yang ditampilkan
pada gambar, pada umumnya jenis pipa berdasarkan bentuk
penampangnya yang digunakan untuk radiator atau compact heat
exchangers terbagi dua, yaitu pipa tabung (circular tube) dan pipa rata
(flat tube), namun tidak tertutup kemungkinan untuk pengembangan
bentuk pipa yang lain.

14
6) Sirip (fin)
Salah satu cara untuk meningkatkan laju perpindahan panas
adalah dengan cara memperluas bidang yang mengalami konveksi. Ini
dapat dilakukan dengan menggunakan sirip agar dindingnya lebih luas
terhadap fluida lingkungan. Konduktivitas termal material sirip
memiliki dampak besar terhadap distribusi temperatur di sepanjang
sirip dan oleh karena itu laju perpindahan panasnya juga dapat
ditingkatkan.

F. Soal-Soal dan Pembahasan


1. Apa yang anda ketahui tentang Compact Heat Exchanger (Penukar Kalor
Kompak) ?
2. Sebutkan jenis-jenis compact heat exchanger!
3. Sebutkan beberapa jenis sirip yang digunakan pada plate fin dan tube fin
heat exchanger !
4. Sebutkan Keuntugan dan kekurangan dari penggunaan compact heat
exchanger !
5. Sebutkan macam-macam alat yang mengaplikasikan compact heat
exchanger !

15
Jawab:
1. Alat penukar panas kompak (Compact Heat Exchanger) merupakan alat
penukar panas yang memiliki bidang perpindahan panas dengan kerapatan
tinggi. Kerapatan tinggi yang dimaksud adalah rasio antara luas
permukaan bidang yang mengalami perpindahan panas terhadap volume
alat penukar kalor.
2. Alat penukar panas kompak dibedakan menjadi 2 jenis yaitu jenis pelat
sirip (plate fin heat exchanger) dan pipa sirip (finned tube heat exchanger).
3. Jenis sirip yang digunakan pada Plate fin Heat Exchanger yaitu:
a) Sirip lurus dan sederhana, misalnya sirip segitiga sederhana dan
segiempat.
b) Sirip sederhana namun bergelombak (berombak), dan
c) Sirip bercelah, misalnya offset strip, louver, sirip berlubang, dan sirip
pin.
Jenis sirip yang digunakan pada tipe Finned Tube Heat Exchanger
yaitu :
a) Sirip kontinyu pada susunan pipa yang terbagi lagi dalam sirip
sederhana dan sirip bergelombang
b) Sirip normal pada pipa tunggal disebut juga sebagai pipa tunggal
bersirip
c) Sirip longitudinal pada pipa tunggal
4. Beberapa keuntungan dari penggunaan penukar kalor kompak (Compact
Heat Exchanger) adalah sebagai berikut:
a) Meningkatkan efisiensi energi
b) Rendah biaya dan lebih ringan
c) Multi-stream dan multi-pass konfigurasi
d) Kontrol suhu ketat dan mampu menahan tekanan tinggi
e) Hemat energi
f) Permukaan perpindahan panas yang lebih luas
Sedangkan kekurangan dari penukar kalor kompak adalah :
a) Terbatas pada temperatur dan tekanan tertentu
b) Sirip-sirip dapat tersumbatdan sulit untuk membersihkannya
c) Sulit untuk memperbaiki
5. Contoh pengaplikasian penukar panas kompak adalah radiator mobil, kaca
keramik turbin gas penukar panas, regenerator dari mesin Stirling, paru-
paru manusia, air conditioning system, dan lain-lain.

16
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Alat penukar panas adalah suatu peralatan dimana terjadi
perpindahan panas antara fluida yang bertemperatur tinggi ke fluida yang
bertemperatur lebih rendah. Perpindahan panas antar fluida tersebut dapat
terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Alat penukar panas terdiri
dari bebarapa maca, salah satunya yaitu compact heat exchanger atau
penukar panas kompak. Alat penukar panas kompak (Compact Heat
Exchanger) merupakan alat penukar panas yang memiliki bidang
perpindahan panas dengan kerapatan tinggi. Fin (sirip) merupakan ciri
khusus dari compact heat exchanger. Penukar panas kompak terdiri dari dua
jenis yaitu Plate Fin Heat Exchanger dan Finned Tube Heat Exchanger
yang memiliki bentuk dan kelebihan masing-masing.
Penukar panas kompak penerapannya sudah banyak dijumpai
dalam industri maupun dalam kehidupan sehari-hari. Contoh
pengaplikasian penukar panas kompak adalah radiator mobil, kaca

17
keramik turbin gas penukar panas, regenerator dari mesin Stirling, paru-
paru manusia, air conditioning system, dan lain-lain.

B. SARAN
Penukar kalor kompak yang menggunakan udara sebagai fluida
kerjanya membutuhkan luas permukaan yang lebih besar dari pada alat
penukar kalor kompak yang menggunakan cairan sebagai fluida kerjanya.
Oleh karena itu perlu adanya peningkatan luas permukaan. Peningkatan luas
permukaan dapat dilakukan dengan menaikkan kerapatan permukaan
perpindahan panasnya (β), sehingga diperlukan adanya desain sebuah penukar
kompak yaitu menambahkan luas permukaan alat penukar dengan
menggunakan sirip pada satu atau lebih sisi-sisinya, pembangkit panasnya
menggunakan diameter hidrolik permukaan yang kecil, dan pipa pada alat
penukar memiliki diameter yang kecil.
DAFTAR PUSTAKA

http://cdn.intechopen.com/pdfs/30772.pdf
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-12453-2199100028-Chapter1.pdf
http://ethesis.nitrkl.ac.in/297/1/DESIGN_OF_COMPACT_PLATE_FIN_HEAT_E
XCHANGER2.pdf
https://eprints.uns.ac.id/17343/3/BAB_II.pdf
http://oto.teknik.ummgl.ac.id/wp-content/uploads/2013/06/Perpindahan-Panas-
pada-Sirip-Fin.ppt
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30023/3/Chapter%20II.pdf
http://web.iitd.ac.in/~prabal/MEL242/(29)-Heat-exchanger-part-1.pdf
http://www.academia.edu/8315459/TUGAS_PERPINDAHAN_PANAS_MAKAL
AH_HEAT_EXCHANGER_ALAT_PENUKAR_PANAS
http://www.alfalaval.com/globalassets/documents/industries/chemicals/petrochem
icals/editorial_compact_heat_exchanger_ppi00324en.pdf
http://www.slideshare.net/mobile/adlinilda/compact-heat-exchangers

18

Anda mungkin juga menyukai