OLEH:
ALDA AULIA HIDAYATI ARSYAD
2021010461033
Jawab:
Contoh:
Suatu waktu terdapat seseorang bernama Yoga berhutang kepada teman-
temannya, yaitu: Yusri, Amin, Maulana, Zaki, Yoshua berjumlah masing-
masing Rp 2 juta rupiah. Yoga berhutang Rp 2 Juta rupiah kepada Yusri,
Amin, Maulana, Zaki, dan Yoshua. Kemudian Yusri melunasi hutang Yoga
kepada Amin sebesar Rp 2 juta, sehingga hutang Yoga kepada Amin telah
lunas. Lalu Yusri disebut menjadi kreditur preferen yaitu kreditur yang
memiliki hak pengambilan pelunasan terlebih dahulu dari pada kreditur lain
dan kreditur preferen itu tagihannya diistimewakan atau didahulukan daripada
tagihan-tagihan kreditur lain. Maka, jumlah hutang Yoga menjadi Yusri
sebesar Rp 4 Juta /Kreditur Preferen, Amin sebesar Rp. 2 juta, Maulana
sebesar Rp. 2 juta, Zaki sebesar Rp. 2 juta, dan Yoshua sebesar Rp. 2 juta.
Contoh:
Indra meminjam uang ke Bank Bukopin cabang Bogor sebesar 5 milyar
rupiah. Dengan jangka waktu 5 tahun Angsurannya sebesar 600 ratus juta
perbulan sudah termasuk dengan jaminan hutangnya Indra menjaminkan
SHM (sertifikat hak milik) No. 77 berikut rumahnya yg terletak di jalan Perintis
Kemerdekaan no 69 Ciomas, Bogor. Dengan sertifikat hak tanggungan dalam
bentuk hipotik dengan nilainya di taksir 7 milyar. Lalu dengan jaminan yang
sama Indra berhutang ke Bank BCA sebesar 1 milyar dan dibuatkan pula
sertifikat hak tanggungan berupa hipotik ke 2 di Bank BCA. Apabila semua
hutang Indra macet, baik di Bank Bukopin maupun di Bank BCA maka
jaminan tersebut berupa tanah dan rumah dalam sertifikat hal milik no 77 atas
nama Indra akan di lelangkan, maka Bank Bukopin adalah sebagai kreditur
preferen, dengan keistimewaannya yaitu mendapat pelunasan terlebih
dahulu. Dan Bank BCA adalah kreditur konkuren yang akan mendapat
pelunasan berikutnya setelah hutang Indra ke Bank Bukopin dibayar dengan
pelelangan jaminan tersebut. Kelebihannya adalah untuk pelunasan hutang
Indra (debitur) ke Bank BCA, jika terdapat sisa maka akan dikembalikan
kepada Indra sebagai si debitur.
c. Pasal 1402 ayat (3):
“Untuk seseorang yang bersama-sama dengan orang lain, diwajibkan
membayar suatu hutang, berkepentingan untuk membayar suatu
hutang,berkepentingan untuk melunasi hutang itu.”
Contoh:
Dimas adalah guru honorer daerah yang sedang membutuhkan uang untuk
membiayai pengobatan anaknya sebesar Rp 100 Juta dan ingin berniat untuk
meminjam uang kepada Pak Jamal sang Ketua RT terkaya di daerahnya.
Melihat hal tersebut, Edo sebagai kakaknya Dimas tergugah untuk membantu
Dimas melunasi hutangnya terhadap Pak Jamal dan pada akhirnya Edo dan
Dimas sama-sama memiliki kepentingan untuk melunasi utang sebesar Rp
100 Juta.
Contoh:
Suatu waktu terdapat seseorang yang bernama Nina yaitu anak tunggal dari
Pak Andrian dan kebetulan menjadi satu-satunya ahli waris dalam
keluarganya. Selang beberapa lama kemudian ayahnya, Pak Andrian,
meninggal dan Nina mendapatkan harta warisan Pak Andrian sebesar Rp 5
Milyar Rupiah. Namun setelah diadakan pembagian perhitungan harta gono-
gini, ternyata Pak Andrian memiliki utang sebesar Rp 1 Milyar. Pada akhirnya,
Nina yaitu sebagai ahli warisnya menjadi Debitur dan akan menggantikan
utang yang di miliki oleh Pak Andrian.