Anda di halaman 1dari 5

TUGAS KETIGA

MATA KULIAH HUKUM WARIS PERDATA

Dosen: Dr. Felicitas Sri Marniati, S.H., SpN., M.Kn.

OLEH:
ALDA AULIA HIDAYATI ARSYAD
2021010461033

Program Studi Magister Kenotariatan


UNIVERSITAS JAYABAYA
Jl. Pulomas Selatan Kav. 23 Jakarta Timur
2021
SOAL

Tuan Peter meninggal dunia, dan meninggalkan seorang istri Nyonya Astrid dan 3 orang
anaknya Tuan Berto, Nyonya Cecil, dan Tuan Dicky.

Tuan Peter menikah dengan Nyonya Astrid tanpa perjanjian kawin, harta yang dibawa dalam
perkawinan Tuan Peter Sebesar Rp50juta dan harta yang diperoleh dalam perkawinan sebesar
Rp200jt.

Sebelum meninggal almarhum Tuan Peter membuat wasiat untuk memberikan 1/3 harta
peninggalannya (erfstelling) kepada kakaknya seorang janda yaitu Nyonya Ester.

Ny. ESTER

Ny. ASTRID
Alm.PETER

BERTO CECIL DICKY


1. Berapa besar Harta Peninggalan almarhum Tuan Peter? Sebutkan Pasal-pasal yang
mendasarinya?
 Pasal 849 KUH Perdata berbunyi adanya harta kekayaan yang ditinggalkan disebut warisan
atau harta peninggalan.
1. Harta Bawaan dalam perkawinan sebesar: Rp50.000.000 (lima puluh juta rupiah) (Pasal
35 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan berbunyi “Harta
bawaan dari masing- masing suami atau istri dan harta benda yang diperoleh masing-
masing sebagai hadiah atau warisan ,adalah dibawah penguasaan masing- masing
sepanjang pihak tidak menentukan lain.”)
2. Harta yang diperoleh dalam perkawinan: Rp200.000.000 (dua ratus juta rupiah) (Pasal 35
ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan berbunyi “Harta
benda yang diperoleh selama perkawinan menjadi harta bersama.”)
Besar harta peninggalan almarhum Tuan Peter adalah Rp250.000.000 (dua ratus lima puluh
juta rupiah).

2. Siapa saja ahli waris almarhum Tuan Peter? Sebutkan Pasal-pasal yang mendasarinya?
 Pasal 227, pasal 852 ayat (1) dan (2) KUHPerdata, pasal 852a KUHPerdata, pasal 836 jo
pasal 2 KUHPerdata: Adanya Ahli Waris (Golongan I)
 Pasal 832 KUHPerdata berbunyi Menurut Undang-Undang, yang berhak menjadi ahli waris
ialah keluarga sedarah, baik yang sah menurut undang – undang maupun yang diluar
perkawinan, dan suami atau istri hidup terlama, menurut peraturan-peraturan berikut ini. Bila
keluarga sedarah dan suami atau istri yang hidup terlama tidak ada maka semua harta
peninggalan menjadi milik negara, yang wajib melunasi utang-utang orang yang meninggal
tersebut, sejauh harta peninggalan mencukupi untuk itu.
 Pasal 852 ayat (1) dan (2): Mewaris berdasarkan undang-undang disebut juga mewaris ab-
intestato. Mewaris karena kedudukan sendiri, artinya ahli waris tampil mewaris secara
langsung dari pewaris kepala demi kepala (sama rata), atau mewarisi “uit eigen hoofed”.
 Pasal 842 KUHPerdata: Penggantian dalam garis lurus kebawah yang sah berlangsung terus
tanpa ada akhirnya.
1. Nyonya Astrid : Istri/Janda Pewaris
2. Tuan Berto : Anak laki-laki kandung
3. Nyonya Cecil : Anak Perempuan kandung
4. Tuan Dicky : Anak laki-laki kandung
 Pengangkatan ahli waris (erfstelling): Nyonya Ester (Kakak kandung alm.Tuan Peter Seorang
Janda). Erfstelling merupakan pengangkatan seorang atau lebih sebagai ahli waris, baik untuk
sebagian maupun seluruhnya dari harta peninggalan.
 Menurut Pasal 876 KUHPerdata, segala ketetapan dengan wasiat mengenai harta peninggalan
adalah untuk diambil secara umum atau alasan hak khusus. Dalam kasus ini, sebelum
meninggal almarhum Tuan Peter membuat wasiat untuk memberikan 1/3 harta
peninggalannya (erfstelling) kepada kakaknya seorang janda yaitu Nyonya Ester.

3. Hitung bagian masing-masing ahli waris dan sebutkan Pasal-pasal yang mendasarinya.
 Harta Peninggalan
Harta Bawaan Rp50.000.000
Harta Bersama Rp200.000.000 x ½ = Rp100.000.000
Total keseluruhan harta = Rp150.000.000

 Pasal 920 dan 921 KUHPerdata


Laksanakan Wasiat 1/3 x Rp150.000.000 = Rp50.000.000
Sisa dari pembagian wasiat + Harta bawaan pewaris (Rp50.000.000 + Rp50.000.000) =
Rp100.000.000
Sisanya untuk Nyonya Astrid, Berto, Cecil, Dicky = ¼ x Rp100.000.000 = Rp25.000.000

Berto, Cecil, Dicky memperoleh : 3xRp25.000.000 = Rp75.000.000


LPB=LPC=LPD Terlanggar karena bagiannya lebih kecil daripada bagian yang diwasiatkan
yaitu Rp50.000.000

Bagian untuk LPB=LPC=LPD Seharusnya Rp150.000.000 x ¾ = Rp112.500.000 dimana


totalnya masing-masing mendapatkan Rp37.500.000 bukan Rp25.000.000.

Berdasarkan pasal 920 bagian wasiat atau hibah yang merugikan LP (Legitime Portie) boleh
dikurangi untuk menutupi kekurangan bagian LP (Legitime Portie). Sehingga dari Rp25juta
untuk mencapai Rp37.5jt masih ada kekurangan sebesar Rp12.5jt yang akan diambil dari
wasiat atau hibah Nyonya Ester.
Rp50.000.000 – Rp37.500.000 = Rp12.500.000

 Jadi Wasiat mendapatkan Rp12.500.000


Astrid = Rp25.000.000
Berto = Rp25.000.000 + Rp12.500.000 = Rp37.500.000
Cecil = Rp25.000.000 + Rp12.500.000 = Rp37.500.000
Dicky = Rp25.000.000 +vRp12.500.000 = Rp37.500.000

Sehingga total wasiat Astrid, Berto, Cecil, Dicky = Rp150.000.000 sudah sesuai dengan total
harta warisan yang ditinggalkan.

Dasar Hukum :
Pasal 920 KUH Perdata Pemberian-pemberian atau hibah baik antara yang masih hidup
maupun dengan surat wasiat ,yang merugikan Legiteme portie, boleh dikurangi pada waktu
terbukanya warisan itu,tetapi hanya atas tuntutan Legitimaris dan para ahi waris mereka atau
pengganti mereka .Namun demikian, para legitimaris tidak boleh menikmati apapun dan
pengurangan itu atas kerugian mereka yang berpiutang kepada pewaris.

Pasal 921 KUH Perdata Untuk menentukan besarnya Legitime portie, pertama- tama
hendaknya dijumlahkan semua harta yang ada pada waktusi pemberi atau pewaris meninggal
dunia, kemudian ditambahkan jumlah barang-barang yang telah dihibahkan semasa ia masih
hidup, dinilai menurut keadaan pada waktu meninggalnya si penghibah diakhirnya; setelah
dikurangkan utang-utang dan seluruh harta peninggalan itu, dihitunglah dan seluruh harta itu
berapa bagian warisan yang dapat mereka tuntut ,sebanding dengan derajat para legitimaris,
dan dari bagian- bagian itu dipotong apa yang telah mereka terima dan yang meninggal, pun
sekiranya mereka bebaskan dari perhitungan kembali.

Anda mungkin juga menyukai