Contoh Proposal KB
Contoh Proposal KB
Disusun Oleh:
Nama Peneliti : 1. Elda Juliana Jelita
2. Marysa Rizkya Ramadhani
Jenjang : Madrasah Aliyah
Sekolah merupakan hal yang sangat penting bagi manusia. Sekolah disebut penting
karena sekolah merupakan tempat dimana manusia dapat mempelajari ilmu yang tidak
bisa didapatkan secara instan. Namun, kenapa masih ada orang yang kurang berwawasan
di sekitar kita? Hal ini dapat saja terjadi karena sistem pendidikan dan lingkungan
sekolah di Indonesia yang kurang baik, terutama pada tingkat SMP.
Pada tingkat Sekolah Menengah Pertama atau sering disebut dengan nama SMP
kerap kali terjadi kasus bullying. Nyatanya pada jenjang pendidikan SMP ini, kasus
kekerasan fisik dan bullying telah mencapai 22% (Listyarti, 2019). Hal ini tentu saja
sangat miris. Karena, di usia mereka yang masih sangat belia, mereka sudah melakukan
tindakan kekerasan fisik dan bullying.
Kasus kekerasan fisik dan bullying pada tingkat SMP yang terjadi ini menyebabkan
efek yang sangat buruk pada perkembangan anak di Indonesia. Hal ini dikarenakan di
usia mereka yang masih muda, tentu saja mereka masih mencari jati diri mereka.
Sehingga, sebagian anak korban bullying ini malah menjadi pribadi yang buruk. Banyak
diantara mereka menjadi orang yang bersifat pemurung, pendiam, bahkan pemarah. Hal
ini juga dapat menyebabkan trauma yang mendalam bagi anak-anak korban bullying.
Beberapa upaya telah dilakukan untuk mengatasi kasus kekerasan fisik dan
bullying pada tingkat SMP ini. Diantaranya adalah dengan cara mengembangkan budaya
relasi atau pertemanan yang positif, membantu teman yang menjadi korban bullying, dan
menerima dan menghargai setiap perbedaan . Namun hal ini masih saja tidak
diperdulikan oleh mereka yang melakukan bullying. Sehingga kita harus memberikan
sesuatu yang lebih menarik lagi. Salah satunya dengan cara memberikan informasi
terhadap bahaya bullying dengan menggunakan media komik mengenai bahaya bullying.
Media pembelajaran dapat meningkatkan minat belajar siswa sehingga dapat
membantu siswa dalam proses belajar mengajar, sehingga siswa dapat dengan mudah
memahami dan mengolah informasi yang diberikan oleh guru. Hal tersebut membuktikan
bahwa media pembelajaran dapat memberi dampak yang sangat besar dalam proses
belajar mengajar.
Salah satu cara yang efektif adalah dengan menggunakan media komik sebagai
media pembelajaraan. Karena, media komik sangatlah menarik untuk dijadikan sebagai
media pembelajaran. Di usia mereka yang masih belia, buku pembelajaran yang hanya
berupa tulisan tentu saja dapat membuat mereka bosan dan jenuh, namun dengan media
pembelajaran komik, tentu saja mereka tidak mudah bosan dan jenuh pada saat membaca
komik tentang bahaya bullying tersebut. Karena, pada komik terdapat gambar-gambar
yang tentunya disukai oleh anak-anak seumuran mereka.
Hal inilah yang membuat penulis tertarik membuat penelitian dengan judul
“Pengembangan Media Komik tema Bullying pada tingkat SMP”.
𝑣 = √2𝑔ℎ1
dimana 𝑣: kecepatan, dan
ℎ1: tinggi bejana di atas lubang pancuran (Doddy, 2021)
Instalasi komponen unit distribusi air pada fluida dapat dilakukan dengan 2
cara, yaitu pemanfaatan gravitasi dan pompa. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan pompa untuk aliran dari dari satu tangki ke tangki yang lain melalui
pipa PVC.
2.1.2 Magnet
𝐵 = 𝜇𝑠𝐻
dimana 𝐵: induksi magnetik,
𝜇𝑠: intensitas magnet, dan
𝐻: permeabilitas (Halliday & Resnick, 1997).
Filtrasi partikel logam berat dengan magnet permanen terhadap Merkuri
sangat sulit dilakukan. Ini disebabkan karena Hg yang juga disebut cairan silver
adalah satu-satunya logam yang berwujud cair pada suhu ruangan. Hg bersifat
diamagnetik, yaitu bahan yang tidak dapat ditarik oleh magnet. Hingga saat ini,
hanya karbon aktif dengan penambahan magnetit, yaitu Fe3O4 yang dapat
mengikat logam jenis ini. Karbon aktif diartikan sebagai zat karbon yang
berwarna hitam dan mempunyai porositas yang tinggi, mempunyai daya adsorpsi
yang besar terhadap zat-zat berbahaya (Said, 2010). Penambahan senyawa
magnetit (Fe3O4) ke dalam karbon aktif mampu membuat material memiliki sifat
magnet dan mengatasi permasalahan pengumpulan karbon aktif yang tersebar.
Setiap aktivitas kehidupan makhluk hidup tidak lepas dari penggunaan air.
Menurut KBBI, air diartikan sebagai cairan jernih yang secara kimiawi
mengandung unsur Hidrogen (H) dan Oksigen (O). Berdasarkan PMK No.32
tentang Standar Baku Mutu Kesehatan dan Persyaratan Kesehatan Air
menyebutkan bahwa pameter fisik air untuk keperluan higiene sanitasi untuk
indoor dan outdoor adalah tidak berbau, tidak berasa, kekeruhan bernilai 25 NTU,
suhu udara ±3, warna 50 TCU, dan zat terlarut (total dissolved solid) 1000 mg/l.
Secara biologi, standar baku mutu (kadar maksimum) untuk total coliform adalah
50 CFU/100 ml dan tidak mengandung E.Coli (dalam unit CFU/100 ml).
Sedangkan secara kimia, standar baku mutu dilihat dari parameter dalam unit
mg/l, yaitu pH 6,5 – 8,5, besi 1, Fluorida 1,5, kesadahan 𝐶𝑎𝐶𝑂3 500, Mangan 0,5,
Nitrat 10, Nitrit
1, Sianida 0,1, Deterjen 0,05, Pestisida total 0,1, Merkuri 0,001, Arsen 0,05,
Kadmium 0,005, Kromium (valensi 6) 0,05, Selenium 0,01, Seng 15, Sulfat 400,
Timbal 0,05, Benzene 0,01, dan zat organik (𝐾𝑀𝑁04) 10.
Namun, air sungai kuantan di Kabupaten Kuantan Singingi sangat jauh dari
standar baku tersebut. Hal ini disebabkan oleh limbah rumah tangga dan akibat
adanya aktivitas PETI. Sebuah penelitian mengenai analisis kadar logam Merkuri
(Hg) mendapatkan data kandungan air sungai kuantan yang dilihat dari nilai
beberapa parameter, yaitu pH 6,50, Merkuri (Hg) 0,0316 mg/l (Yulis, 2018).
Sementara hasil serupa juga didapatkan dalam penelitian lain yang menyatakan
bahwa konsentrasi Hg air sungai kuantan sebesar 0,0325 mg/l (Hasibuan, Riani, &
Anwar, 2020). Dari data tersebut dapat terbukti bahwa air sungai kuantan tidak
layak pakai untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kabupaten Kuantan Singingi.
Dibutuhkan upaya intensif agar air dapat kembali memenuhi standar mutu yang
telah ditetapkan.
2.2.2 Bahan Magnetik
Akmal, N., Taer, E., & Sugianto. (2014). Pengaruh Magnetik Fe3O4 pada Serbuk
Karbon Terhadap Tingkat Penyebaran Limbah Logam Fe. JOM FMIPA,
185-192.
Anugrah, P. (2021). Sistem Informasi Pengaduan Masyarakat Terhadap Kawasan
Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Area Kabupaten Kuantan
Singingi (Studi Kasus Kepolisian Resort Kuantan Singingi). Jurnal
Perencanaan, Sains, dan Teknologi, 1.
Doddy, M. (2021). Menguasai IPA (Sistem Kebut Semalam) (2nd ed.). Depok:
CV. Pustaka Gema Media.
Halliday, D., & Resnick, R. (1997). Fundamental of Physics (9th ed.). United
States of America: John Wiley & Sons.
Hasibuan, D. K., Riani, E., & Anwar, S. (2020). Kontaminasi Merkuri (Hg) pada
Air Sungai, Air Sumur, Sedimen, dan Ikan di Sungai Kuantan, Riau.
Journal of Natural Resource and Environmental Management, X(4), 679-
687.
Irvan, Amin, B., & Karnila, R. (2018). Kajian Tingkat Pencemaran Logam Berat
Hg, Cr, Cu, dan Zn di Sekitar Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI)
Sungai Batang Kuantan Kabupaten Kuantan Singingi. Jurnal Ilmu
Pengetahuan, 152-164.
Panut, H. (2004). Dunia IPA Semester Kedua 5B. Yudhistira Ghalia Indonesia.
Permana, A. K. (22 / March / 2019). Hydrological Heritage: Dalam Perspektif
Warisan Geologi. Recollit de http://www.geologi.esdm.go.id
Rahmawanti, N., & Novrian, D. (mei / 2016). Studi Arang Aktif Tempurung
Kelapa dalam Penjernihan Air Sumur Perumahan Baru Daerah Sungai
Andai. Al Ulum Sains dan Teknologi, 1, 84-88.
Said, N. I. (2010). Metode Penghilangan Logam Merkuri di dalam Air Limbah
Industri. Pusat Teknologi Lingkungan, 11-23.
Sartika, D., Astuti, F. P., & Suharyadi, E. (april / 2014). Studi Penurunan Kadar
Logam Fe dan Co pada Limbah Cair dengan Sistem Purifikasi Berbasis
Adsorben Nanopartikel Magnetik Fe3O4. Jurnal Fisika Indonesia, XVIII,
16-19.
Sevligi, I., Dilmac, O. F., & Simsek, B. (2021). An Environmentally Sustainable
Way for Effective Water Purification by Adsorptive Red Mud
Cementitious Composite Cubes Modified with Bentonite and Actived
Carbon. Separation and Purification Technology, 1-12.
Yulis, P. A. (2018). Analisis Kadar Logam Merkuri (Hg) dan pH Air Sungai
Kuantan Terdampak Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI). Jurnal
Pendidikan Kimia, II(1), 28-36.
LAMPIRAN
Gambar 1 Gambar 2
Gambar 3 Gambar 4