ABSTRAK
Komunikasi eWOM sebagai media promosi
kuliner telah berkembang pesat di Instagram,
dengan followers food Instagrammer yang aktif
menjadi opinion seeker dan pembentuk fenomena
itu sendiri. Selain menjadi alat promosi paling
mutakhir eWOM kuliner di Instagram telah
membentuk sebuah kultur konsumtif. Penelitian
ini untuk melihat bagaimana followers food
Instagrammer mampu berperan aktif dalam
pembentukan eWOM kuliner dan kultur konsumtif
di Instagram. Penelitian ini menggunakan etnografi
virtual, yang fokus pada analisis objek media yang
diambil dari tiga followers aktif food Instagrammer
professional. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa eWOM kuliner di Instagram selain
membentuk sebuah identitas baru juga menjadi
alat promosi yang efektif berbanding dengan
PEMBENTUKAN penggunaan media lainnya. eWOM kuliner di
instagram juga yang mampu membentuk kultur
KULTUR KONSUMTIF konsumtif masyarakat millennial di era digital.
Kata kunci : eWOM, kuliner, etnografi virtual,
MELALUI eWOM kultur konsumtif.
KULINER DI
PENDAHULUAN
INSTAGRAM Berubahnya periode dari zaman media
cetak ke media yang lebih interaktif telah
melahirkan paradigma baru dalam komunikasi
ABSTRACT
pemasaran, yaitu sebuah fenomena menarik
Communication eWOM as culinary promotion
yaitu komunikasi electronic word of mouth atau
media has grown rapidly in Instagram, with Food
Instagrammer followers who actively become
eWOM. Hal yang menjadi highlight penting
opinion seeker and the shaper of the phenomenon dalam kajian terkait eWOM dalam social media
itself. In addition to being the most up-to-date ini istilah User Generated Content atau UGC, di
eWOM culinary promotional tool in Instagram mana para pengguna dalam waktu bersamaan
has formed a consumptive culture. This research berlaku sebagai produser pada satu sisi dan
is to see how followers food Instagrammer able sebagai konsumen dari konten yang dihasilkan di
to play an active role in forming culinary eWOM
ruang online pada lain sisi (Fuchs, Gane dan Beer,
and consumptive culture in Instagram. This study
uses virtual ethnography, which focuses on media
dalam Nasrullah, 2016: 32).
object analysis taken from three active followers of Fenomena eWOM sendiri berasal dari
Instagrammer professional food. The results of this berkembangnya salah satu komponen penting
study indicate that culinary eWOM in Instagram promosi dari marketing communication mix yakni
besides establishing a new identity becomes an Word of Mouth (WOM). Word of mouth telah
effective promotional tool rather than the use of diketahui memiliki pengaruh yang besar dalam
other media. eWOM culinary in instagram is able dunia marketing yang membuat kajian ilmu
to form millennial consumer culture in the digital
pemasaran akhirnya sangat mempercayai bahwa
era.
Keywords: eWOM, culinary, virtual WOM memiliki pengaruh yang sangat luar
ethnography, consumptive culture. biasa pada perilaku customer. Jo Brown (2007:
4) dalam penelitiannya mengatakan bahwa
42
70
Jurnal Komunikator
KOMUNIKATOR
teori komunikasi
Pada kasus Lapindo, konvensional
pemerintah mempercayai
dan pihak- penting
dalam dalam
suatudunia
film kuliner.
yang berasalBergström
dari T dan
jika WOM
pihak terkait memiliki pengaruh
saling lempar yang sangat
tanggung jawabluar Bäckman,
fenomena L, (2013) mengatakan
yang tampaknya bahwa
tidak gambar
tergantung
biasa dalam
untuk perubahanbeberapa
menyelesaikan perilaku, persoalan
terutama dalam lebih cepat
pada adadiproses oleh otak
atau tidaknya 60.000 kali lebih
kebebasan
pencarian informasi
ekonomi, sosial dankonsumen,
kemanusiaan evaluasi dan
dari kasus cepat dari sebuah
masyarakat. teks, membuat
Fenomena gambar
ini berakar terlihat
dari
keputusan dalam membeli.
tersebut. sempurna
keinginanmerupakan gratifikasi instan
untuk merefleksikan yang
kondisi
Salah satu faktor yang membuat eWOM ditawarkan
masyarakat.oleh budaya social media.
PERAN FILM SEBAGAI
semakin berkembang di IndonesiaMEDIA
adalah Uniknya eWOM kuliner di Instagram
karena penggunaLINGKUNGAN
SOSIALISASI internet di Indonesia telah telah menjadikan
Dalam melihatpromosi makanan
dan mengkaji isiyang
media,
mencapai 63 juta
Proses komunikasi orangmassa
dengan persentase
pada intinya95 ialah “sebelumnya”
banyak dalam
penelitian bentuk
telah konvensional
dilakukan dengan
% -nyapenyampaian
proses digunakan untuk pesanmengakses social media
dari komuikator beralih dalam bentuk
menggunakan berbagai digital. Selainteoritis.
perspektif itu Instagram
(diambilkomunikan.
kepada dari sumber Kementerian
Teori komunikasiKomunikasi
massa juga telah
Gans berhasil
(1979) membentuk
dan Gitlin (1980)sebuah trend baru
dan Informatika
“merupakan salah Republik Indonesia,
satu proses 2017). yang
komunikasi yaitu “food Instagramming”,
mengelompokan pendekatan sebuahini istilah
ke dalam berbagi
Karena kekuatan
berlangsung padasocial mediamasyarakat
peringkat inilah yang menjadi
luas, konten kuliner
beberapa kategori,via Instagram.
yaitu: Trend ini juga
medium
yang (fasilitator) online
identifikasinya yang menguatkan
ditentukan oleh ciri khas berhasil melahirkan seorang Food Instagrammer
1. Isi media merefleksikan realitas sosial
hubungan antar
institusional. Pesanpengguna sekaligus
merupakan sebagai
suatu produk professional
dengan atausedikitfoodish
atauyang
tanpa berperan
distorsi.sebagai
sebuah
dan ikatan sosial
komoditi yang (Van Djik, 2013).
mempunyai nilai tukar, pengguna aktif Instagram dalam menciptakan
Pendekatan “mirror” ini beranggapan bahwa
Salah satu
hubungan budayadan
pengirim yangpenerima
sedang menjadi
lebih apa yang
konten yangdisiarkan
kreatif danmedia
menarik.merupakan
trend di Instagram
banyak satu arah”. dewasa
(DenisiniMcQuail:
adalah Food 33). Film refleksi akurat tentang kenyataan
Di Daerah Istimewa Yogyakarta sendiri, sosial
Culture. Foodsalah
merupakan Culture satusendiri lahir dikarenakan
dari media massa, film kepada
bahwa audiens.
tingkat Pendekatan
pertumbuhan UMKM “null di effects”,
Derah
Visual looking Culture yang terjadi di Instagram.
berperan sebagai sarana komunikasi yang juga beranggapan bahwa isi
Istimewa Yogyakarta meningkat 10% pertahun.media
Menurut Irvine
digunakan untuk (2016) visual looking
penyebaran culture
hiburan, menggambarkan
Hingga akhir Desember kenyataan, namunDinas
2015 kemarin,
menyajikan cerita, peristiwa,
adalah sebuah budaya baru dalam penelitianmusik, drama dan Koperasi dan UKM DIY mencatathasil
kenyataan di sini merupakan total jumlah
sajian UMKMkompromi
sebanyak antara yang yang
137.267 menjual dimanainformasi
porsi
media,teknis lainnya
komunikasi dankepada masyarakat.
informasi dalam dunia
Karakteristik film sebagai usaha bisnis ke media dan yang membeli.
terbesarnya dipegang oleh UMKM perdagangan Realitas
postmodern dengan fokus pada penggunaan
pertunjukan kompromi
pangan, kemudian ini kemudian
disusul olehmenjadi
perdagangan bagian
media sebagaidalam pasar sebenarnya
lintas pengalaman berbagi belum
konten
mampu mencakup segenap permasalahannya. refleksi atas realitas di luar dan
non pangan dan sektor lainnya (Kutipan diambil menjadi
visual yang membentuk budaya visual itu sendiri,
Dalam
sehinggasejarahnya
Instagramfilm mempunyai
menjadi tiga elemen
sebuah platform daribagian
artikeldari
Dianrealitas media itu sendiri.
B, www.HarianJogja.com/
besar diantaranya: 2. Isi media dipengaruhi
akses 26 Desember). Peningkatann oleh sosialisasi
jumlahdan
yang memiliki andil yang sangat besar dalam
1. Pemanfaatan filmsecara
sebagai alat propaganda. UMKMsikap ini
para pekerja
tentu saja media.
berbandingPendekatan
lurus dengan
pertukaran informasi visual.
Film ialah sebagai upaya pencapaian tujuan “communicator centered” ia mengatakan
persaingan promosi sehingga sebagai usaha kecil
Tidak hanya popular sebagai social media
nasional dan masyarakat. Hal ini bahwa
mikro dan faktor
menengah psikologis
di bidangpekerja media
kuliner, para
yang memiliki fitur lengkap dalam satuberkaitan
platform. (seperti profesionalisme, sikap politik, dan
entrepreneur membutuhkan sebuah alat untuk
Instagram juga menawarkan visual looking bagifilm
dengan pandangan yang menilai bahwa
lainnya) membuat mereka memproduksi
memiliki jangkauan, menginformasikan, mempromosikan, serta
penggunanya dan berhasilrealism, pengaruh
membangun sebuah realitas sosial dimana terdapat norma
emosional, dan popularitas. Bauran menjual produk kuliner yang mereka miliki,
budaya pop baru yaitu visual looking culture. ikatan sosial, ide,
pengembangan kehadiran eWOM di atau
socialperilaku yang
media khususnya
Mengutip apa yang unsur pesan dengan
disampaikan hiburan
Widiantanto “berbeda” diasingkan. Sosialisasi ini
sebenarnya sudah lama diterapkan dalam Instagram telah memudahkan para entrepreneur
(2016) bahwa peningkatan Instagram yang berhubungan erat dengan latarbelakang
kesusastraan dan drama (teater) namun menginformasikan produk kuliner yang mereka
luar biasa ini dapat terlihat dari pengguna yang dimiliki oleh pelaku media.
unsur film jauh lebih sempurna miliki dengan lebih efesien, efektif danDalam hal
tentu saja
Instagram yang berhasil mengalahkan Twitter ini pelaku yang dimaksudkan ialah para
dibandingkan dengan teater dari segi murah.
yang penggunanya stagnan di angka 300 juta pembuat film eWOM
baik produser,
jangkauan penonton tanpa harus Terbentuknya kulinerkameramen,
di Instagram
pengguna pada tahun 2015. penata cahaya, penata artistik, penulis
kehilangan kredibilitasnya. ini tidak hanya dibentuk oleh seorang Food
Populernya Instagram sebagai platform naskah, editing, terutama sutradara yang
2. Munculnya beberapa aliran film Instagrammer sebagai opinion leader, namun juga
sederhana yang menawarkan tampilan visual mempunyai kewenangan penuh atas suatu
diantaranya drama, dokumenter, tidak lepas dari peran masyarakat millenial yang
sebagai fungsi utama aplikasinya mampu karya film. Instagram sebagai sebuah tempat
dokudrama dan lain-lain. menggunakan
menjaring jutaan konsumen potensial dengan 3. Isi media
untuk berbagidipengaruhi oleh rutinitas
gaya hidup, bisnis, mencitrakan isi
3. Memunculkan aliran dokumentasi sosial.
sangat cepat dan mudah, serta juga karena media. Pendekatan ini menyatakan
diri, membangun relasi, hingga akhirnya bahwa
Di samping itu, terdapat unsur-unsur
tampilan
ideologi visual
danmenjadi
propaganda komponen yang paling
yang terselubung isi media dipengaruhi
membangun oleh bagaimana para
hubungan berkesinambungan
271
4
Vol. 9RNo.
OTA2KDesmber
INUMOK 2017
lanruJ
antara foodirInstagrammer.
ad lasareb gnSehingga ay mlif utkarena aus malad berfungsi
-kahipsecaranad honline.
atniremep ,odnipaL susak adaP
faktor
gnutnUGC agret kjugalah adit aypengguna
nkapmat gInstagram nay anemoyang nef Penelitian
bawaj gnuini ggbermaksud
nat rapmel untuk gnilas menjelaskan
tiakret kahip
mengikuti Food nasabInstagrammer
ebek aynkaddan it uapebisnis
ta ada adap fenomena nalakomunikasi
osrep apareeWOM beb nakikuliner aseleyneyang m kutnu
kuliner iratelah
d rakmampu areb inimembentuk
anemoneF .sebuah takarayrealitas
sam berkembang
susak iraddinInstagram
aaisunamedengan k nad laobjek isos ,imonoke
baru di isidunia
dnok nmaya. akiskel ferem kutnu nanigniek penelitian tiga orang pengguna Instagram .tuaktif.
besret
Oleh karena itu, peneliti tertarik .tapada
karaysam Pengguna aktif tersebut dengan nama akun
bagaimana mengeksplorasi pembentukan AIDEM @rizkamamalia,
@berliando.hanif, IAGABES MLdan IF N @AREP
,aidem
fenomena eWOMisi ijakkuliner
gnem ndi adInstagram
tahilem mdari alaD veraveraayu. N Tiga
AGakun NUKiniGtelah NIL Imengikuti
SASILAIS tiga
OS
sudut npandang
agned nafollowers kukalidfoodgram.
halet naitFollowerilenep kaynab orang food Instagrammer
halai aynitni adap assam isakinumok sesorP berbeda selama lebih
. s i t i r o e t f i t k e
foodgram adalah kelompok yang memegangp s r e p i a g a b r e b n akanuggnem darirsatu
otaktahun.
iumok Food irad nInstagrammer
asep naiapmayang ynepdiikuti
sesorp
peran penting dalam )089penyebaran
1( niltiG naeWOM d )9791( snaG ini aadalah Food Instagrammer
ssam isakinumok iroeT .nakinumok adapek Professional
m
kuliner. a l a d e k i n i n a t a k e d n e p n a kopmolegnem dengan
gnay isajumlah
kinumopengikutk sesorpakun utas h>20.000
alas nakaorang, purem“
:utiay ,irogetak aparebeb yaitu,sa@jogjafood,
ul takaraysam @streetfoodstories,
takgnirep adap gndan usgn@ alreb
l a
METODE PENELITIANi s o s s a t i l a er n a kiskel ferem aidem isI .1 gilamakanjogja
sahk iric heloyang nakutelah tnetimelakukan
d aynisakififood tnedi gnay
.isrotsid apnat uata tikides nagned Instagramming
kudorp utauslebih nakadari puredua m ntahun
aseP .ldan anoisutitsni
Penelitian ini menggunakan pendekatan
awhab napaggnareb ini ”rorrim“ natakedneP tergabung
,rakut dalam ialin iakomunitas
ynupmemfood gnayInstagrammer
itidomok nad
etnografi virtual dengan delapan dari sebelas
nakapurem aidem nakraisid gnay apa satu-satunyahibel di amYogyakarta.
i r e n e p n a d m ir i g ne p n a g n u b u h
teknik pengambilan data menurut (Boellstroff:
laisos naataynek gnatnet taruka iskel fer mliF .)33 :liauQcM sineD( .”har a utas kaynab
2012) yang terdiri dari observasi online, interview
,”stceffe llun“ natakedneP .sneidua adapek PEMBAHASAN
mlif ,assam aidem irad utas halas nakapurem
online, capturing chatlogs, capturing screenshoot,
aidem isi awhab napaggnareb aguj gnay isakineWOM umok ankuliner aras iagabdi es narepreb
data collection in other context, historical and 1. Komunikasi
numan ,naataynek nakrabmaggnem ,narubih narabeynep kutnu nakanugid
archival research, virtual artifacts dan quantitative
lisah nakapurem inis id naataynek
Instagram
data, nadKomunikasi
amard ,kisueWOM m ,awitsmenurut irep ,atirThurauec nakijaynem
isamrofni llevel
dengan aujneanalisis
m gnaymikro aratnyakni
a imorfokus pmok .takaraysam atodaany pekpositive
aynniaor l snegative
inket naijas
kepada sobjek atilaeR media.ileb(Nasrullah,
mem gnay n2016). ad aidEtnografi
em ek (2004) adalah“refers
virtual
naigadalahab idajpendekatan
nem naidum etnografi
ek ini imyang orpmok statement made by potential, actual, andeformer
s i n s i b a h a s u i a g a b e s m l i f k i t s i r tkaraK
dilakukan muleabout
b aynraaproduct
nebes raorsaapcompany malad navia kuthe
jnutrep
idajnem nad raul id satilaer satsosial
untuk melihat fenomena a iskedan l fer customer
atau kultur pengguna di ruang
.iridnes uti aidem satilaer irad naigab siber. (Hine, internet”. Komunikasi eWOM sendiri telahpmam
.a y n n a h a las am r e p p a n e g es p u k a c n em u
2000: nemele agit iaynmemberikan upmem mlifefek aynhyang arajes malaD
nad63-66).
i s a s i l a i s o s h e lo i h u r a g n e p i d a i d e m i s I . 2 memungkinkan
:aynaratnaid raseb
Sedangkan
natakeduntuk neP .aikeabsahan
dem ajrekesubjek p arap pakis berbeda terhadap perspektif informasi daripada
.adnagaporp tala iagabes mlif nataafnameP .1
penelitian nakdalam atagneetnografim ai ”derevirtualtnec rotHineacinum (2000)
moc“ perspektif sosial, hal ini dikarenakan orang
naujut naiapacnep ayapu iagabes halai mliF
menuturkan bahwa keabsahan
aidem ajrekep sigolokisp rotkaf awhab ini menyangkut orang akan melakukan eWOM berdasarakan
natiakreb ini laH .takaraysam nad lanoisan
identitas
nad ,kitindividuilop pakyang is ,emmenjadi
silanoisesubyek forp itrepes( informasi seperti kalimat, foto, dan angka-
mlif awhab ialinem gnay nagnadnap nagned
penelitian.
iskudorpmem akerem taubmem )adalam
Sehingga subjek penelitian ynnial angka yang ditampilkan di internet seperti
huragnep ,msilaer ,nauakgnaj ikilimem
etnografi amvirtualron tapharus adretreal anadan midbukan laisos subjek
satilaer WOM (Janghyun, 2015). Sedangkan menurut
naruaB .satiralupop nad ,lanoisome
virtual, yang gnayartinya ukalireidentitas
p uata ,ed online
i ,laisdanos noffline
ataki Lopez (2015) mengungkapkan bahwa beberapa
narubih nagned nasep rusnu nagnabmegnep
yang dimiliki ini issubjek
asilaisosama. S .nak gnisaid ”adebreb“ penelitian juga menunjukkan bahwa “consumer
malad nakparetid amal hadus aynranebes
Dikarenakan
gnakalebratetnografi al nagnedvirtual tare namerujuk
gnubuhrpada eb often prefer recommendation from other consumer
numan )retaet( amard nad naartsasusek
pengaruh
lah malaDdan .aidatauem u realitas
kalep hyang elo imuncul
kilimid dari gnay over professional anrreviews
upmes by hibcritics”.
el huajJadi, mlifpada rusnu
cyberspace,
arap haFoot lai n(2006)
akduskmenyatakan
amid gnay ukbahwa alep ini dasarnyaigeWOM es irad retaet nagned nakgnidnyang
memiliki karakteristik abid
perlunya
,nemarberbagai emak ,reperspektif sudorp kiadalam b mlifmelihat
taubmep sama dengan suWOM
rah apntradisional,
at notnonenamun p nauakgnaj
realitassisocial
lunepcyber ,kitsseperti
itra ataparadigma
nep ,ayahakritis, c atanep yang membedakannya .aynsadalah
atilibidsifat
erk npenerima
agnalihek
yaitugnsebuah
ay aradmetode artus am baru
aturdalam
et ,gnimelihat
tide ,haksan dan lingkungan mlif narila aparebeb aykarena
yang telah berubah nlucnuM . 2
realitas
utausdi sadunia
ta hunvirtual ep nagdan naneyang wek terjadi
iaynupdi mem konsekuensi,rinternet dan media
etnemukod ,amard aynaratnaid sosial.
media baru. Pendekatan atau metode baruy rak . m l i f a Penerima eWOM bukan .nial-nsemata-mata
ial nad amard satu
ukod
isi satinitubisa
ini diharapkan r hemelihat
lo ihurabagaimana
gnepid aidmedia em isI . 3 orang,
.laisos isatnemukod narila naklucnumedan
melainkan terdiri dari banyak orang M .3
a w h a b n a k a t a y n e m
sosial memproduksi nilai, makna yang muncul,i n i n a t a k e d n eP . a idem lembaga. rusMenyadur
nu-rusnu tdari apadkonseptual
ret ,uti gniyang pmasmodeliD
arapdan
relasi anam polaiaghingga
ab helobagaimana
ihuragnephal id atersebut
idem isi eWOM
gnubulmenurutesret gna(Tuunainen,
y adnagaporp2012: nad 5-6) igoloedi
42
72
Jurnal Komunikator
KOMUNIKATOR
Pada kasus Lapindo, pemerintah dan pihak- dalam suatu film yang berasal dari
pihak terkait saling lempar tanggung jawab fenomena yang tampaknya tidak tergantung
untuk menyelesaikan beberapa persoalan pada ada atau tidaknya kebebasan
ekonomi, sosial dan kemanusiaan dari kasus masyarakat. Fenomena ini berakar dari
tersebut. keinginan untuk merefleksikan kondisi
masyarakat.
PERAN FILM SEBAGAI
Gambar 1. MEDIA
Model konseptual eWOM menurut Tuunainen (2012)
PadaDari hasilLapindo,
kasus pengumpulan data, peneliti
pemerintah dan pihak- dalam suatu film yang berasal dari
menemukan
pihak terkaitakun
saling@berliando.hanif
lempar tanggungyang jawab fenomena yang tampaknya tidak tergantung
telah lebih
untuk satu tahun mengikuti
menyelesaikan akun @
beberapa persoalan pada ada atau tidaknya kebebasan
jogjafood untuk
ekonomi, sosial menuntaskan
dan kemanusiaan rasa penasaran
dari kasus masyarakat. Fenomena ini berakar dari
terhadap informasi kuliner. Sedangkan akun
tersebut. keinginan untuk merefleksikan kondisi
@veraveraayu yang juga telah mengikuti @ masyarakat.
PERAN FILMselama
gilamakanjogja SEBAGAI MEDIA
lebih dari satu tahun
lewat “stalking” diLINGKUNGAN
SOSIALISASI Instagram. Lain halnya Dalam melihat dan mengkaji isi media,
dengan @rizkamamalia
Proses komunikasi massa yang mengikuti
pada intinyaakunialah banyak penelitian telah dilakukan dengan
@streetfoodstories
proses penyampaian lebih daridari
pesan setahun hanya
komuikator menggunakan berbagai perspektif teoritis.
untuk bernostalgia
kepada komunikan. dengan
Teori tempat kuliner
komunikasi yang
massa Gans (1979) dan Gitlin (1980)
dibagikan. salah satu proses komunikasi yang
“merupakan mengelompokan pendekatan ini ke dalam
Disinilah para
berlangsung padafoodgram
peringkatmampu memberikan
masyarakat luas, beberapa kategori, yaitu:
informasi
yang yang spesifik
identifikasinya terkait sebuah
ditentukan olehproduk
ciri khas 1. Isi media merefleksikan realitas sosial
kuliner dikarenakan
institusional. mereka memiliki
Pesan merupakan suatuinformasi
produk dengan sedikit atau tanpa distorsi.
kuliner
dan yang masih
komoditi yang“first hand material”.
mempunyai nilai tukar, Pendekatan “mirror” ini beranggapan bahwa
Gambar 2 cara
apa yang followersmedia
disiarkan menghilangkan
merupakan skeptisme
Di Instagram
hubungan penggunanya
pengirim dapat mencari
dan penerima lebih
informasisatu
banyak yang mereka
arah”. butuhkan
(Denis hanya
McQuail: dengan
33). Film refleksi akurat tentang
Untuk mengurangi kenyataan
skeptisme, sosial
@berliando.
mengetik di salah
merupakan kolomsatuexplore
dariuntuk
mediamencari
massa, film kepada
hanif audiens.
pengikut Pendekatan
@jogjafood, “null effects”,
@veraayuveraayu
kiriman terpopuler, orang, tag, atau lokasi
berperan sebagai sarana komunikasi yang juga beranggapan bahwa isi
pengikut @gilamakanjogja, dan @rizkamamaliamedia
populer. Seperti
digunakan untuk yang telah dilakukan
penyebaran hiburan,akun @ menggambarkan
pengikut kenyataan,
@streetfoodstories secaranamun
kompak
menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama dan kenyataan di sini merupakan
menyatakan bahwa mereka tidak ragu lagi hasil
verayuverayau saat mengikuti akun foodgram @
sajian teknis lainnya kepada masyarakat. kompromi
terhadap antara
informasi yangyang menjual
foodgram informasi
berikan,
gilamakanjogja.
Karakteristik ke media dan yang membeli. Realitas
Salah satu carafilm sebagai usaha
“sederhana” untukbisnis
langsung malah akun @veraayuverayu pada gambar
pertunjukan dalam pasar sebenarnya belum kompromi ini kemudian menjadi bagian
terlibat adalah dengan memberikan komentar diatas, langsung membuktikan informasi kuliner
mampu mencakup segenap permasalahannya. refleksi atas realitas di luar dan menjadi
di kolom komentar foodgram, seperti yang tersebut beberapa hari kemudian setelah akun @
Dalam sejarahnya film mempunyai tiga elemen bagian dari realitas media itu sendiri.
dilakukan @rizkamamalia yang menawarkan gilamakanjogja membagikan kiriman tersebut.
besar diantaranya: 2. Isi media dipengaruhi oleh sosialisasi dan
temannya untuk ‘kembali’ ketempat yang sama
1. Pemanfaatan Kesetaraan
sikap para dalam
pekerjalevelmedia.
sosial dan gender
Pendekatan
karena makanan film yangsebagai alat propaganda.
dijual “benar-benar enak”.
Film ialah sebagai upaya pencapaian tujuan “communicator centered” ia mengatakan
Namun dari artefak virtual yang peneliti
nasional dan masyarakat. Hal ini berkaitan bahwa faktor
kumpulkan, dapatpsikologis pekerja
dilihat bahwa media
pengikut
dengan pandangan yang menilai bahwa film dari foodgram yang ikut berpartisipasi dalamdan
(seperti profesionalisme, sikap politik,
memiliki jangkauan, realism, pengaruh lainnya)inimembuat
penelitian lebih banyak mereka memproduksi
perempuan, dari
emosional, dan popularitas. Bauran realitas sosial dimana terdapat
akun @jogjafood peneliti melihat pengikut @ norma
pengembangan unsur pesan dengan hiburan ikatan62%
jogjafood sosial, ide,
(saat 13atau perilaku
Februari yang
2017) adalah
sebenarnya sudah lama diterapkan dalam “berbeda” diasingkan. Sosialisasi
perempuan, sedangkan akun @streetfoodstories ini
kesusastraan dan drama (teater) namun berhubungan
memiliki pengikuterat yangdengan latarbelakang
sama jumlahnya yaitu
unsur film jauh lebih sempurna yang dimiliki oleh
62% di dominasi oleh perempuan.pelaku media. Dalam hal
dibandingkan dengan teater dari segi ini pelakusosial
Di media yang setiap
dimaksudkan ialah setara,
orang adalah para
jangkauan penonton tanpa harus pembuat film baik produser,
@berlinado.hanif pengikut @jogjafood mengakuikameramen,
kehilangan kredibilitasnya. penata
bahwa cahaya,
dirinya penatamelakukan
‘seringkali’ artistik, penulis
tagging
2. Munculnya beberapa aliran film baik itu pada teman-temannyasutradara
naskah, editing, terutama maupun yang
diantaranya drama, dokumenter, mempunyai
pacarnya sendirikewenangan
dengan tujuan penuh atas suatu
memberitahu
dokudrama dan lain-lain. karya film.
dan mengajak mereka berkunjung ketempat
3. Memunculkan aliran dokumentasi sosial. 3. Isi media
makan dipengaruhi
tersebut. Sedangkan oleh rutinitas isi
@rizkamamalia
Di samping itu, terdapat unsur-unsur pengikut @streetfoodstoriesjuga seringkalibahwa
media. Pendekatan ini menyatakan
Gambar 1 followers menyarankan pengguna lainnya
ideologi dan propaganda yang terselubung isi mediatagging
melakukan dipengaruhi
kepada oleh bagaimana para
kawan-kawannya
275
4
Vol. 9RNo.
OTA2KDesmber
INUMOK 2017
lanruJ
berujung
Pada kasuspada kesukaan
Lapindo, followersdan
pemerintah terhadap
pihak- pengetahuan
dalam suatu kepada pengguna
film yang berasalInstagram
dari
produkterkait
pihak kuliner tersebut.
saling lempar Loyalitas
tanggung juga
jawab lainnya, khsususnya
fenomena followers terkait
yang tampaknya produk
tidak tergantung
terbentuk
untuk lewat eWOM
menyelesaikan yang dibentuk
beberapa persoalanoleh kuliner
padabaru maupun
ada atau lama,kebebasan
tidaknya sehingga followers
foodgram seperti
ekonomi, sosial dan review positif tentang
kemanusiaan produk
dari kasus foodgram dapatFenomena
masyarakat. mengetahui inikeberadaan
berakar dari
kuliner tertentu. Semakin banyak komentar
tersebut. produk tersebut
keinginan ataupun
untuk dapat menjadi
merefleksikan kondisi
positif terkait suatu produk kuliner, maka pengingat jika produk tersebut ada. Dari
masyarakat.
PERAN FILM SEBAGAI
akan memunculkan MEDIA
banyak “calon pelanggan” observasi peneliti, hal inilah yang dilakukan
baru yang diharapkan
SOSIALISASI dapat meningkatkan
LINGKUNGAN Dalam
oleh melihat
foodgram, danmemberikan
selain mengkaji isiawareness
media,
penjulan sebuah
Proses komunikasi massaproduk. Tentu
padasaja loyalitas
intinya ialah banyak
terhadap penelitian
keberadaan telahsuatu
dilakukan
produk, dengan
tetapi
tidak akan
proses pernah terjadi
penyampaian pesantanpa kepercayaan
dari komuikator menggunakan berbagai perspektif
juga memberikan ‘interest’ seseorang untuk teoritis.
seorangkomunikan.
kepada followers terhadap produk yangmassa
Teori komunikasi Gans (1979)
memiliki dan Gitlin
“desire” walaupun (1980)
belum dalam
foodgram bagikan.
“merupakan salah satu proses komunikasi yang mengelompokan
berbentuk “action”. pendekatan ini ke dalam
Kemudian,pada
berlangsung bukanlah hal yang
peringkat mengherankan
masyarakat luas, beberapa
Sepertikategori, yaitu:
yang diungkapkan @
jika foodgram
yang mampuditentukan
identifikasinya membangunoleh kepercayaan
ciri khas 1. Isi media merefleksikan realitas sosial
veraayuveraayu pengikut @gilamakanjogja
para penggunaPesan
institusional. Instagram serta pemilik
merupakan suatu bisnis.
produk dengan
yang sedikitmencoba
berencana atau tanpa distorsi.
sebuah olahan jus
Dengan
dan kualitas
komoditi fotomempunyai
yang yang “super”, followers
nilai tukar, dari @thefruce yang sebelumnya ‘telah’ bahwa
Pendekatan “mirror” ini beranggapan di
puluhan ribu,
hubungan likes lebih
pengirim dandari 1000, dan
penerima lebih apa yang disiarkan media merupakan
upload akun foodgram @gilamakanjogja. Dari
komentar
banyak yang
satu bisa berdesakan
arah”. (Denis McQuail: di komentar
33). Film refleksi akurat
pengamatan tentang
peneliti, kenyataan
awareness sosialsaja
ini tentu
penuh dengan
merupakan tagging
salah satusatu
darisama
media lain. eWOM
massa, film kepadadengan
dibarengi audiens.caption
Pendekatan
foodgram“nullselaku
effects”,
kuliner sendiri telah mampu membangun
berperan sebagai sarana komunikasi yang juga beranggapan bahwa isi
pembuat pesan yang sangat menarik dan media
sebuah relasiuntuk
digunakan kepercayaan
penyebaran umum, seperti yang
hiburan, menggambarkan
komunikatif, dengankenyataan,
bahasa zaman namun sekarang
menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama dan kenyataan di sini merupakan hasil
diungkapkan akun @veraayuveraayu, pengikut yang lebih interaktif seperti kalimat “kalian
sajian teknis lainnya kepada masyarakat. kompromi antara yang menjual informasi
@gilamakanjogja; udah coba?”
Karakteristik ke media dan yang membeli. Realitas
“menurut akufilm tu, sebagai
itu beneranusahafakta
bisnis yang
disebutin,dalam
pertunjukan apalagipasar waktu post yangbelum
sebenarnya makaroni kompromi ini kemudian menjadi bagian
ngehemencakup
mampu itu, beberapa hari permasalahannya.
segenap kemudian aku refleksi atas realitas di luar dan menjadi
Dalam sejarahnya film mempunyaitertawa),
beli jugak kak akhirnya (emoji tiga elemen bagian dari realitas media itu sendiri.
selanjutnya
besar diantaranya: sih pengen nyobain yang 2. Isi media dipengaruhi oleh sosialisasi dan
kaya jus itu kak, kalo nggak salah sih sikap para pekerja media. Pendekatan
1. Pemanfaatan film sebagai alat propaganda.
nama akunnya @thefource kak” (sumber: “communicator centered” ia mengatakan
Film ialah sebagai
wawancara onlineupaya18 Maret pencapaian
2017) tujuan
nasional dan masyarakat. Hal ini berkaitan bahwa faktor psikologis pekerja media
dengan (seperti profesionalisme, sikap politik, dan
Senadapandangan yang menilai bahwa
dengan @veraveraayu, akunfilm
memiliki jangkauan, realism, pengaruh lainnya) membuat mereka memproduksi
@rizkamamalia bahwa, walaupun “menyadari”
emosional, dan popularitas. Bauran realitas sosial dimana terdapat norma
kadang informasi kuliner tidak sesuai dengan
pengembangan unsur pesan dengan hiburan ikatan sosial, ide, atau perilaku yang
ekspektasi yang diinginkan ia mengaku tetap Gambar 4. followers melakukan “action”
sebenarnya sudah lama diterapkan dalam “berbeda” diasingkan. Sosialisasi ini
“percaya” pada akun foodgram @streetfoodstories,
kesusastraan danrekomendasi
drama (teater) namun berhubungan erat dengan latarbelakang
malah ia melakukan kepada yang dimiliki oleh pelaku media. Dalam hal
unsur film jauh lebih sempurna
koleganya untuk mencicipi makanan tersebut ini pelaku yang dimaksudkan ialah para
jikadibandingkan
berkunjung kedengan teater dari segi
Jogja. Kepercayaan ini juga pembuat film baik produser, kameramen,
jangkauan penonton tanpa
dirasakan oleh followers akun @gilamakanjogja,harus
kehilangan kredibilitasnya. penata cahaya, penata artistik, penulis
@veraayuveraayu yang mengaku sudah tidak naskah, editing, terutama sutradara yang
2. Munculnya beberapa
ragu lagi akan informasi yang aliran film foodgram.
diberikan
diantaranya drama, dokumenter, mempunyai kewenangan penuh atas suatu
Tentang Awareness
dokudrama dandan Purchase decision
lain-lain. karya film.
Salah satu unsur
3. Memunculkan mengapa
aliran eWOMsosial.
dokumentasi mampu 3. Isi media dipengaruhi oleh rutinitas isi
menjadi elemen promosi yang luar biasa
Di samping itu, terdapat unsur-unsur media. Pendekatan ini menyatakan bahwa
ideologi dankemampuannya
propaganda yang terselubung isi media
Gambar dipengaruhi
5 Kalimat interaktifoleh bagaimana
@jogjafood para
di caption
adalah karena memberikan
277
4
Vol. 9RNo.
OTA2KDesmber
INUMOK 2017
lanruJ
PadaKultur
kasuspencarian informasi terhadap
Lapindo, pemerintah dan pihak- Kesetaraan
dalam suatuterbentuk karena dari
film yang berasal interaktifitas
informasi
pihak spesifik
terkait salingtelah
lemparmemunculkan
tanggung jawab aktifitas yang disuguhkan
fenomena yangInstagram
tampaknyatentu tidaksaja
tergantung
yang menurut
untuk hasil penelitian
menyelesaikan beberapa peneliti
persoalan “melanggengkan”
pada ada atau tidaknya bagaimana masyarakat
kebebasan
masuk kedalam
ekonomi, budaya
sosial dan konsumtif.dari
kemanusiaan Dari food
kasus konsumtif
masyarakat.di era media baru
Fenomena inisaling
berakar dari
Instagramming sudah menjadi hal “lumrah”
tersebut. menyokong
keinginansatu untuk sama lain, karenakondisi
merefleksikan merasa
seseorang jika lapar atau bingung ingin makan bahwa media baru juga menawarkan sebuah
masyarakat.
PERAN
dimana akan FILM SEBAGAI
membuka akunMEDIA
foodgram untuk gaya hidup baru. Dimana menurut Ayun
mendapatkan infomasi
SOSIALISASI LINGKUNGANyang tepat, spesifik, Dalambahwa
(2014)) melihatgaya dan mengkaji
hidup dapatisidilihat
media,
danProses
akurat. komunikasi massayang
Konsumerisme padaterbentuk
intinya ialahdi banyak
sebagai penelitian
suatu bentuk telahtingkah
dilakukanlakudengan
atau
Instagram
proses ini memang
penyampaian telah
pesan membentuk
dari komuikator gaya menggunakan berbagai perspektif
kegiatan untuk “mengekspresikan” diri teoritis.
hidup baru di era masyarakat
kepada komunikan. Teori komunikasi massa modern, yang Gans (1979)
seseorang dan Gitlin
manusia dalam (1980)
menjalani dan
menurut Pratiwi
“merupakan salah(2014) bahwa
satu proses di masyarakat
komunikasi yang mengelompokan
memaknai kehidupan. pendekatan ini ke dalam
konsumsi objek-objek
berlangsung pada peringkat konsumsi dipandang
masyarakat luas, beberapa kategori,
Penjabaran yaitu:
di atas membuktikan betapa
sebagai
yang ekpresi diri atau
identifikasinya eksternalisasi
ditentukan oleh ciripara
khas 1. Isi media merefleksikan
eWOM memiliki kecendrungan realitasdan
sosial
consumer, danPesan
institusional. sekaligus sebagai suatu
merupakan internalisasi
produk dengan sedikit
kemampuan tinggiatau
dalamtanpa distorsi.
menyebarkan
nilai-nilai
dan komoditisosial budaya
yang yang terkandung
mempunyai nilai tukar, promosi kuliner di medium yang luar bahwa
Pendekatan “mirror” ini beranggapan
didalamnya.
hubungan pengirim dan penerima lebih apainteraktif
biasa yang disiarkan media
sekarang. merupakan
Kemudian di
Hal ini
banyak satumembuktikan
arah”. (Denisbahwa McQuail: konsumsi
33). Film sinilah followers yang “terlihat” pasifsosial
refleksi akurat tentang kenyataan dalam
tidak sekedar
merupakan suatu
salah satuproses yang membawa
dari media massa, film kepada audiens. Pendekatan
pembentukan budaya konsumtif di Instagram “null effects”,
komoditas tetapi juga bagaimana konsumsi
berperan sebagai sarana komunikasi yang juga beranggapan
sebenarnya memberikan bahwa isi mediabesar
kontribusi
diberi makna
digunakan untukmelalui penggabungan
penyebaran hiburan,dengan menggambarkan
dalam membentuk budaya kenyataan, namun ini.
konsumtif
menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama kenyataan di sini merupakan hasil
kehidupan banyak orang secara aktif. Jika dan namun followers lebih cenderung pada
sajian kompromi antara yang menjual informasi
dilihatteknis lainnya
dari hasil kepada masyarakat.
penemuan artefak virtual di pemeran pendukung karena, pemeran
Karakteristik film sebagai usaha berperan
bisnis ke media dan yang membeli. Realitas
atas, dapat dilihat jika perempuan utama pemilik bisnis yang berharap
pertunjukan dalam pasar sebenarnya belum kompromi ini kemudian menjadi bagian
aktif dalam pembentukan kultur konsumtif. dengan kolaborasi dengan foodgram dapat
mampu mencakup segenap permasalahannya. refleksi atas realitas di luar dan menjadi
Celia Lurry (dalam Hollows, 2010: 158) meningkatkan penjualan produk kuliner yang
Dalam sejarahnyabahwa film mempunyai bagian dari realitas media itu sendiri.
mengungkapkan perubahantiga elemen
gender mereka miliki.
besar diantaranya: 2. Isi media dipengaruhi oleh sosialisasi dan
membentuk sebuah “perubahan” dalam Kebutuhan “semu” yang dirasakan
1. Pemanfaatan filmkonsumsi,
sebagai alat propaganda. sikap para pekerja media. Pendekatan
siklus produksi dan dan juga followers pada akun foodgram tentu saja di
Film ialah sebagai upaya pencapaian tujuan “communicator centered” ia mengatakan
sebaliknya, dan bahwa pelbagai perubahan konstruk lewat komodifikasi tak kasat mata
bahwa faktor psikologis pekerja media
ini nasional
dipengaruhi dan oleh
masyarakat. Halumur,
kelas, ras, ini berkaitan
dan yang terjadiprofesionalisme,
(seperti di sosial media. sikap Hal ini juga dan
politik,
dengan
seksualitas. pandangan yang menilai bahwa film terjadi karena tuntutan gaya hidup yang
memiliki lainnya) membuat mereka memproduksi
Dari relasijangkauan,
yang dibangunrealism, pengaruh
para followers secara tidak langsung membentuk
realitas sosial dimana terdapat norma kultur
emosional, dan popularitas.
pengguna Instagram satu dengan yang lainnyaBauran baru masyarakat konsumerisme diyang
era
pengembangan ikatan sosial, ide, atau perilaku
sangat jelas terlihatunsurbahwa pesan dengan
pengikut hiburan
foodgram modern ini. Mengutip apa yang
“berbeda” diasingkan. Sosialisasi ini dikatakan
sebenarnya sudah lama diterapkan
juga telah menjadi bagian dari komoditas dalam McLuhan dan Fiore
kesusastraan dan drama (teater) namun berhubungan erat (1968)
denganbahwa “saat ini
latarbelakang
yang ada di Instagram. Perilaku konsumtif ini elektronik dan otomatisasi mengharuskan
yang dimiliki oleh pelaku media. Dalam hal
unsur film jauh lebih sempurna
secara tidak langsung “terselubung” dalam semua orang ‘menyesuaikan
ini pelaku yang dimaksudkan diri’ialah
terhadap
para
dibandingkan dengan teater dari segi
sebuah rekomendasi dari teman, ataupun lingkungan
pembuat global
film baik yang membentang
produser, luas
kameramen,
jangkauan penonton tanpa harus
kolega karena tuntutan sebuah gaya hidup seakan
penatalingkungan ini merupakan
cahaya, penata kota kecil
artistik, penulis
kehilangan kredibilitasnya.
di masyarakat modern yang mewajibkan kediamannya”
naskah, editing, hal ini terjadi sutradara
terutama juga karena yang
2. Munculnya beberapa aliran film
masyarakat di cyberculture setidaknya harus masyarakat konsumer memandang
mempunyai kewenangan penuh atas suatu objek
diantaranya drama, dokumenter,
memiliki interaksi dan berbagi antara konsumsi sebagai sebuah ekspresi diri. Setiap
karya film.
dokudrama dan lain-lain.
kebutuhan dan keinginan “palsu” mereka 3. Isi mediaruang
individu di cyber secara
dipengaruhi tidak langsung
oleh rutinitas isi
3. Memunculkan aliran dokumentasi sosial.
pada kebutuhan pokok hidup yang telah “menyukai” kultur konsumtif
media. Pendekatan yang mereka
ini menyatakan bahwa
Di samping itu, terdapat unsur-unsur
dimanipulasi
ideologi dan konsumerime.
propaganda yang terselubung lakukan secara
isi media tidak sadar
dipengaruhi dikarenakan
oleh bagaimana para
279
4
Vol. 9RNo.
OTA2KDesmber
INUMOK 2017
lanruJ
Hennigkasus
Pada Thurau,Lapindo,
T. G. (2004).pemerintah
“Electronic worddan
of mouth via
pihak- McLuhan,
dalamMarshall.
suatu Fiore, Quentin.
film yang (1968)dari
berasal “The medium is
consumer
pihak opinion
terkait platforms:
saling what motivates
lempar tanggung consumer
jawabto Unitedtampaknya
the massage” yang
fenomena Kingdom: Penguin
tidakPublisher
tergantung
articulate themselves on the internet?”.
untuk menyelesaikan beberapa persoalan Journal of interacctive Nasrullah,
pada R. (2016).
ada atau“Media sosial,kebebasan
tidaknya perspektif komunikasi,
ekonomi, 18,38-52.
marketing,sosial dan kemanusiaan dari kasus masyarakat. FenomenaBandung:
budaya, dan sosioteknologi”. Simbiosa
ini berakar dari
Hine, C.
tersebut. (2000). “virtual etnography”. Thousand okas, CA: SAGE Rekatama Media.
keinginan untuk merefleksikan kondisi
Publication. Pratiwi. R. M. (2014). “Path sebagai media sosial yang
masyarakat.
Hollows, Joanne.
PERAN FILM (2010). “Feminisme, feminitas,
SEBAGAI MEDIA & budaya membentuk kosnumerisme” dalam Cyberspace and
populer”.Bandung:Jalasutra. 158 culture: melihat
Dalam melihat dinamika budaya konsumerisme,
dan mengkaji isi media,gaya
SOSIALISASI LINGKUNGAN
Irvine, M. (2016, november 20). introducing visual culture, banyak penelitian telah dilakukan Yogyakarta:
hidup, dan identitas dalam dunia cyber. dengan Buku
Proses komunikasi massa pada intinya ialah
ways of looking at all things visual.http://faculty.george. Litera. (2) 25 berbagai perspektif teoritis.
menggunakan
proses penyampaian pesan dari komuikator
town.edu/irvinem/visualarts/into-visualculture.html Gans A.
Piliang. Y. (2003).
(1979) dan“Hipersemiotika:
Gitlin (1980) tafsir cultural studies
kepada komunikan. Teori komunikasi massa
Janghyun, K. Y. (2015). “A study of informational properties of atas matinya makna”.
mengelompokan Bandung: Jalasutra.147-152
pendekatan ini ke dalam
“merupakan salah satu proses komunikasi yang
product related word of mouth on related activitiees: focused Tjiptono, F. (2012).
beberapa kategori, yaitu: Pemasaran Jasa: Prinisp, Penerapan, dan
berlangsung pada peringkat masyarakat luas,
on the online market of Korea”. journal of applied research and
yang identifikasinya ditentukan oleh ciri khas mediaYogyakarta:
Penelitian.
1. Isi penerbit realitas
merefleksikan ANDI. sosial
technology, 4138. Tuunainen, O. P. (2012).
dengan sedikit atau tanpapersonal
“Disclosing data socially-
distorsi.
institusional. Pesan merupakan suatu produk
Jo Brown, A. J. (2007). “Word of mouth communication within an empirical study
Pendekatan on facebook
“mirror” users’ privacy awarness”.
ini beranggapan bahwa
dan komoditi yang mempunyai nilai tukar,
online communities: conceptualizing the online social network”.
hubungan pengirim dan penerima lebih apa yang disiarkan media merupakan 8, 5-6.
journal of information privacy and security, volume.
journal of interactive marketing volume. 21, No.3, Summer, 4. Van refleksi
Djik, J. (2006).
akurat “Thetentang
networking society: social
kenyataan aspects of
sosial
banyak satu arah”. (Denis McQuail: 33). Film
Kementrian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. ne media”. London: Sage__________________(2013).
kepada audiens. Pendekatan “null effects”,
merupakan salah satu dari media massa, film
(2017, januari sabtu). berita kementrian.https://kominfo. The Culture
juga of Connectivity:
beranggapan bahwaA Critical History of Social
isi media
berperan sebagai sarana komunikasi yang
go.id/ Media. UK: Oxford University
menggambarkan kenyataan, namun Press.
digunakan untuk penyebaran hiburan,
Lopez, I. L. (2015). “Is a most helpful eWOM review really helpfull? Widiatanto,
kenyataan Y. H. di (2016,
siniNovember
merupakan 07). Instagram
hasil
menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama dan
the impact of conflicting aggregate valance and consumer’s diserbu 400 juta pengguna, termasuk
kompromi antara yang menjual informasi Indonesiahttp://
sajian teknis lainnya kepada masyarakat.
goals on product attitude”. journal of internet reserach, 828. teknokompas.com
ke media dan yang membeli. Realitas
Karakteristik film sebagai usaha bisnis
pertunjukan dalam pasar sebenarnya belum kompromi ini kemudian menjadi bagian
mampu mencakup segenap permasalahannya. refleksi atas realitas di luar dan menjadi
Dalam sejarahnya film mempunyai tiga elemen bagian dari realitas media itu sendiri.
besar diantaranya: 2. Isi media dipengaruhi oleh sosialisasi dan
1. Pemanfaatan film sebagai alat propaganda. sikap para pekerja media. Pendekatan
Film ialah sebagai upaya pencapaian tujuan “communicator centered” ia mengatakan
nasional dan masyarakat. Hal ini berkaitan bahwa faktor psikologis pekerja media
dengan pandangan yang menilai bahwa film (seperti profesionalisme, sikap politik, dan
memiliki jangkauan, realism, pengaruh lainnya) membuat mereka memproduksi
emosional, dan popularitas. Bauran realitas sosial dimana terdapat norma
pengembangan unsur pesan dengan hiburan ikatan sosial, ide, atau perilaku yang
sebenarnya sudah lama diterapkan dalam “berbeda” diasingkan. Sosialisasi ini
kesusastraan dan drama (teater) namun berhubungan erat dengan latarbelakang
unsur film jauh lebih sempurna yang dimiliki oleh pelaku media. Dalam hal
dibandingkan dengan teater dari segi ini pelaku yang dimaksudkan ialah para
jangkauan penonton tanpa harus pembuat film baik produser, kameramen,
kehilangan kredibilitasnya. penata cahaya, penata artistik, penulis
2. Munculnya beberapa aliran film naskah, editing, terutama sutradara yang
diantaranya drama, dokumenter, mempunyai kewenangan penuh atas suatu
dokudrama dan lain-lain. karya film.
3. Memunculkan aliran dokumentasi sosial. 3. Isi media dipengaruhi oleh rutinitas isi
Di samping itu, terdapat unsur-unsur media. Pendekatan ini menyatakan bahwa
ideologi dan propaganda yang terselubung isi media dipengaruhi oleh bagaimana para