Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Ushul Fikih pada
Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam
Semester 3
Kelompok 8 :
EGHA SAHYANI 02181110
RIZKA NAVISA 02181112
Bermanfaat
Tidak
bermanfaat
KATA PENGANTAR
ْيح اَل ر ن م حْ اَل ر سْ
Segala puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT sebab kerena limpahan
Penyayang.
Selanjutnya dengan rendah hati kami memohon kritik dan saran dari pembaca
apabila terdapat hal yang ganjil, agar selanjutnya dapat kami revisi kembali.
Karena kami menyadari bahwa kesempurnaan hanya milik sang Pencipta yaitu
pihak yang telah mendukung serta membatu kami selama proses menyelesaikan
makalah hingga rampungnya makalah ini.
yang telah kami buat ini mampu memberikan manfaat kepada setiap pembacanya.
Dan bernilai ibadah disisi Allah SWT. Wallahul Muaffieq Ila Aqwamith Thariq .
Kelompok 8
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………...…………..i
DAFTAR ISI…………………………………………………………….………..ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………...1
A. Latar Belakang…………………………………………………………….1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………2
C. Tujuan Penulisan………………………………………………….……….2
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………..……..3
A. Istihsan………………………………………………………….…………3
B. Maslahah Mursalah...……………………………………………...………8
C. Sad Al-Zari’ah……………………………………………………………15
A. Simpulan…………………………………………………………………23
B. Saran …………………………………………………………………….23
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..24
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumber fiqh adalah dalil-dalil yang dijadikan oleh syariat sebagai hujjah
dalam pengambilan hukum. Dalil-dalil ini sebagian disepakati oleh ulama sebagai
sumber hukum, seperti Al Quran, Sunnah dan Ijma. Sebagian besar ulama juga
diketahui bahwa semua dalil-dalil yang ada bersumber dan berdasarkan dari satu
sumber; Al Quran. Karena Imam Syafi'i mengatakan,"Sesungguhnya hukum-
hukum Islam tidak diambil kecuali dari nash Al Quran atau makna yang
terkandung dalam nash." Menurutnya, tidak ada hukum selain dari nash atau
kandungan darinya. Meski, Imam Syafii membatasi maksudnya "kandungan
nash" hanya dengan qiyas saja. Sementara ahli fiqh lainnya memperluas
perlu dipecahkan dan semuanya itu harus dikembalikan kepada al-Qur’an dan
hadits dalam pemecahannya, tapi seiring berkembangnya waktu banyak
makalah ini kami akan sedikit mengupas metode yang digunakan untuk
menyingkap dan menjelaskan hukum dalam berbagai kasus yang tidak ada nash
(ayat atau haditsnya) yaitu melalui metode istihsan, maslahah al-mursalah dan
istishab, qiyas, ijma’ , dan lain-lain. Tapi dalam makalah ini kami hanya akan
C. Tujuan Penulisan