Anda di halaman 1dari 24

PENGAMALAN DAN PENERAPAN

BUTIR-BUTIR PANCASILA SILA KELIMA


DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI,
BERBANGSA, DAN BERNEGARA
Dosen Pengampu : Luthfiana Zahriani, SH, M.H.

DISUSUN OLEH :
1. AYSSYAH SYFA AZZAHRA (222111073)
2. FERI NURWAHYUDI (222111074)
3. WAHYU MUTIA NANDIKA (222111075)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH FAKULTAS SYARIAH


UIN RADEN MAS SAID SURAKARTA
2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat, taufik
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca
dalam memahami butir-butir Pancasila sila kelima.

Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat kemampuan yang kami miliki.
Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terimakasih yang


tak terhingga kepada pihak pihak yang membantu menyelesaikan makalah ini.

Akhirnya kami berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada
mereka yang memberikan bantuan dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai
ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................2

DAFTAR ISI...................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................4

A. Latar Belakang..........................................................................................4
B. Rumusan Masalah....................................................................................5
C. Tujuan Umum...........................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................6

A. Makna, Lambang, dan Nilai-Nilai Sila ke-Lima....................................6


B. Penerapan Sila ke-Lima Dalam Kehidupan Sehari-Hari......................14
C. Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Pada Sila ke-Lima………………..17
D. Etika Pancasila Sila ke-Lima....................................................................20

BAB III PENUTUP.........................................................................................21

A. Kesimpulan................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................24

3
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
A. Pengertian Pancasila
Istilah “Pancasila” telah dikenal di Indonesia sejak zaman majapahit pada abad
XIV, yaitu terdapat dalam buku negara kertagama karangan empu pra panca, dan
dalam buku sutasoma karangan Empu Tantular. Tetapi secara meluas baru dikenal
oleh bangsa Indonesia sejak tanggal 1 Juni 1945, yaitu pada waktu Ir. Soekarno
mengusulkan Pancasila sebagai dasar negara dalam sidang badan penyelidik usaha-
usaha persiapan kemerdekaan Indonesia. Oleh karena pengertiannya berbeda-beda,
maka ada baiknya kita lihat dulu arti Pancasila ini, baik dari segi etimologi maupun
segi terminology.
Pancasila sebagai falsafah negara lahir dari pemikiran founding fathers yang
rumusannya bertujuan untuk mencapai cita-cita bangsa. Namun, dilihat dari
kenyataannya, bangsa Indonesia belum bisa meraih cita-cita ini terutama di bagian
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, sebagaimana yang tercantum pada sila
ke-lima. Keadilan sosial memiliki unsur untuk dikembangkan kepada citacita luhur
yang memiliki maksud bahwa semua orang sama dihadapan hukum. Perlakuan sama
Penerapan Filosofi Sila Kelima Guna Mewujudkan Cita-Cita Bangsa Nila Aulia
Khairunnisa, ISSN: 2338 4638 Volume 2 Nomor 2d (2018) dihadapan hukum ini
merupakan suatu penegakan dan keadilan dalam hukum yang harus diwujudkan demi
mencapai tujuan dari sila ke-lima. Indonesia sebagai negara hukum harus memiliki
pemerintahan yang berdasarkan hukum, karena negara atau pemerintahan mempunyai
tanggung jawab untuk kesejahteraan masyarakatnya. Menurut Nurcholish Madjid
dalam bukunya (Indonesia Kita) menyatakan, bahwa dampak negatif dari
melemahnya kesadaran arah dan tujuan hidup bernegara yaitu kepada penegakan dan
keadilan hukumnya. Proses kepercayaan masyarakat terhadap penegakan hukum
semakin banyak menghilang lantaran suap-menyuap yang beroperasi di kalangan
aparat hukum itu sendiri (Madjid, 2004:123). Padahal patut disadari, penegakan
hukum merupakan suatu tahapan dimana peraturan atau pun kebijakan hukum

4
dilaksanakan secara kongkret di dalam kehidupan masyarakat sehari-hari (Yunus,
2012:68)1
B. Sejarah Lahirnya Pancasila
Sejarah lahirnya Pancasila berawal dari pemberian janji kemerdekaan kepada
bangsa Indonesia oleh perdana Menteri jepang saat itu, yaitu Kuniaki Koiso pada
tanggal 7 September 1944. Dari janji tersebut, pemerintah jepang kemudian
membentuk apa yang disebut dengan Dokuritsu Junbi Cosakai atau dalam istilah
Indonesia sering disebut BPUPKI, yaitu pada tanggal 29 April 1945 dan pada tanggal
1 Maret 1945 BPUPKI diresmikan oleh pemerintah jepang dan diketuai oleh Dr.
Radjiman Wedyodiningrat. Pembentukan BPUPKI bertujuan menjalankan tugas
menyelidiki hal-hal yang berkaitan dengan usaha pembentukan Indonesia merdeka
yang berhubungan dengan segi politik, ekonomi, hukum serta tata pemerintahan.

2. Rumusan Masalah
A. Apa makna, lambang, dan nilai-nilai sila ke-lima ?
B. Bagaimana penerapan sila ke-lima dalam kehidupan sehari-hari ?
C. Bagaimana implementasi nilai-nilai pancasila pada sila ke-lima ?
D. Bagaimana etika Pancasila sila ke-lima ?

3. Tujuan Umum
A. Mengetahui makna, lambang, dan nilai-nilai sila ke-lima.
B. Mengetahui penerapan sila ke-lima dalam kehidupan sehari-hari.
C. Mengetahui implementasi nilai-nilai Pancasila pada sila ke-lima.
D. Mengetahui etika Pancasila sila ke-lima.

1
Prof. H. A. M. Effendy, S.H., Filsafah Negara Pancasila
5
BAB II
PEMBAHASAN

1. Makna, Lambang dan Nilai-nilai Sila Ke-lima

2
Masyarakat yang merasa dapat diperlakukan adil merupakan salah satu
bentuk dari negara yang mampu menerapkan keadilan bagi masyarakatnya. Biasanya
negara yang melakukan hal tersebut dapat menjaga keseimbangan antara hak dan
kewajiban warga negaranya. Oleh karena itu, warga negaranya akan hidup aman,
damai, dan sejahtera.

Untuk mewujudkan harapan sebagai bangsa dan negara yang adil, maka
dibutuhkan dasar negara yang kuat sehingga dapat menopang semua harapan
cerminan bangsa dan negara. Sama halnya dengan Indonesia yang menjadikan
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Dengan dibentuknya Pancasila, maka
kehidupan bangsa dan negara dapat berjalan dengan semestinya

Seperti yang kita tahu bahwa banyak sekali harapan dan cerminan-cerminan
bangsa dan negara Indonesia. Maka dari itu, hadirlah Pancasila dalam kehidupan
bangsa dan negara Indonesia supaya semua harapan-harapan Indonesia bisa terwujud.
Selain itu, setiap cerminan-cerminan dari Pancasila akan membentuk karakter bangsa
Indonesia di kancah dunia. Singkatnya, Pancasila merupakan inti dari harapan-
harapan dan cerminan-cerminan Indonesia.

Salah satu harapan dan cerminan bangsa Indonesia yang terkandung di dalam
Pancasila adalah adanya suatu keadilan sosial bagi bangsa Indonesia. Keadilan sosial
ini terdapat di sila ke-5 Pancasila. Bukan hanya itu, sila ke-5 juga memiliki nilai-nilai
yang sangat bermanfaat jika sering digunakan dalam kehidupan bermasyarakat.

a. Pengertian Sila Ke-5

2
Pengamat Hukum di UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta

6
3
Rasanya sudah menjadi hal yang umum kalau masyarakat Indonesia sangat
ingin merasakan kesejahteraan yang merata. Kesejahteraan yang merata bisa membuat
rasa bahagia pada setiap anggota masyarakat. Dari rasa bahagia ini akan muncul
keinginan setiap anggota masyarakat untuk saling menjaga kerukunan dan
ketentraman.

Supaya masyarakat Indonesia merasakan kesejahteraan yang merata, maka


setiap bangsa Indonesia perlu melakukan sikap dan perilaku adil. Bukan hanya bangsa
saja, tetapi negara Indonesia ikut berperan untuk menerapkan sikap dan perilaku adil
pada sistem pemerintahannya. Maka dari itu, keadilan sosial ini sudah seharusnya
dilakukan dengan sistematis.

Dengan demikian, sila ke-5 sangat menggambarkan harapan Indonesia supaya


bangsa dan negara bisa menerapkan keadilan sosial. Untuk mewujudkan keadilan
sosial sangat dibutuhkan kerja sama antara bangsa dan negara (pemerintah). Kerja
sama antara bangsa dan negara bisa dikatakan sebagai salah satu wujud dari “gotong
royong” yang sudah ada sejak Indonesia dijajah. Cita-cita bangsa Indonesia ialah
pencapaian masyarakat adil dan makmur. Keadilan sosial berarti keadilan yang
berlaku dalam masyarakat disegala bidang kehidupan dan lapisan masyarakat seperti
halnya dalam politik, hukum, ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan sosial–budaya.

Keadilan sosial mengandung arti tercapainya keseimbangan antara kehidupan


pribadi dan masyarakat. Kehidupan yang dimaksud adalah kehidupan jasmani dan
rohani. Makna pacasila kelima berarti mengembangkan perbuatan luhur dengan cara
kekeluargaan dan gotong royong, selalu bersikap adil. Selain itu masyarakat harus
seimbang antara hak dan kewajiban dengan juga menghormati hak-hak orang lain.
Hakikat makna sila ke-5 terdapat pada pembukaan UUD 1945 pada alenia kedua
yang berbunyi “Dan perjuangan kebangsaan Indonesia telah sampailah kepada saat
yang berbahagia dengan selamat setausa menghantarkan rakyat Indonesia ke depan
pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berkedaulat,
adil, dan makmur”.

3
Prof. Dr. Teguh Prasetyo, SH. & M.Si., Arie Purnomosidi, SH., MH., Membangun
Hukum Berdasarkan Pancasila, Bandung 2016

7
Dalam sila ke 5, terkandung nilai-nilai yang merupakan tujuan negara sebagai
tujuan dalam hidup bersama, maka di dalam sila kelima tersebut terkandung nilai
keadilan yang harus terwujud dalam kehidupan bersama. Keadilan tersebut didasari
dan dijiwai oleh hakikat keadilan kemanusiaan yaitu keadilan dalam hubungan
manusia dengan dirinya sendiri, manusia dengan manusia lain, manusia dengan
masyarakat, bangsa dan negaranya serta hubungan manusia dengan Tuhannya.

1. Keadilan

Keadilan berasal dari pokok kata adil yang berarti memperlakukan dan
memberikan sebagai rasa wajib sesuatu hal yang telah menjadi haknya, bai
terhadap diri sendiri, sesama manusiaa maupun terhadap tuhan. Adil dalam sila
keadilan sosial ini adalah khusus dalam artian adil terhadap sesame yang dijiwai
oleh adil terhadap diri sendiri serta adil terhadap tuhan. Keadilan dalam sila
kelima, diartikan sifat-sifat dan keadaan yang sesuai dengan hakikat adil untuk
mengakui hak sesama,

2. Sosial

Istilah sosial berasal dari kata "socius" (bahasa latin) yang berarti kawan atau
teman. Dalam bahasa latin ada suatu istilah "homo homini socius", yang artinya
manusia satu adalah teman manusia yang lain, manusia memandang manusia
lain sebagai teman.

3. Keadilan Sosial

Meliputi 3 hal yaitu :

1. Keadilan legalis.

Contoh: warga negara taat membayar pajak, mematuhi peraturan berlalu lintas di
jalan raya, dll.

2.Keadilan distributive.

Contoh: tersedianya fasilitas pendidikan untuk rakyat, jalan raya untuk


transportasi umum termasuk untuk penyandang cacat & lanjut usia, dll.
8
3.Keadilan komutatif.

Contoh: saling hormat-menghormati antar-sesama manusia toleransi dalam


pendapat dan keyakinan, saling bekerja sama dll.

4. Seluruh Rakyat Indonesia, ialah sekelompok manusia yang menjadi warga


negara Indonesia, baik berbangsa Indonesia asli maupun keturunan asing,
demikian juga baik yang berada dalam wilayah Republik Indonesia maupun
warga negara Indonesia yang berada di negara lain.

5. Bangsa, Adalah suatu kelompok manusia yang dianggap memiliki identitas


bersama, dan mempunyai kesamaan bahasa, agama, ideologi, budaya, dan/atau
sejarah. Umumnya dianggap memiliki asal-usul keturunan yang sama. Konsep
bahwa semua manusia dibagi menjadi kelompok-kelompok bangsa ini
merupakan salah satu doktrin paling berpengaruh dalam sejarah. Doktrin ini
merupakan doktrin etika dan filsafat, dan merupakan awal dari ideologi
nasionalisme.

6. Negara, adalah suatu wilayah di permukaan bumi yang kekuasaannya baik


politik, militer, ekonomi, sosial maupun budayanya diatur oleh pemerintahan.
Negara merupakan suatu wilayah yang memiliki suatu sistem atau aturan yang
berlaku bagi semua individu di dalam suatu wilayah, dan berdiri secara
independent. Syarat primer sebuah negara ; Memiliki rakyat, Memiliki wilayah,
Memiliki pemerintahan yang berdaulat. Syarat sekundernya adalah mendapat
pengakuan dari negara lain.

b. Lambang Sila Ke-5

9
 Padi
4
Indonesia sangat dikenal dengan sebutan negara agraris. Oleh karena itu, Indonesia
memiliki banyak petani terutama petani tanaman padi. Padi adalah tanaman yang
menghasilkan beras atau salah satu bahan pokok Indonesia. Dengan kata lain, makanan
utama masyarakat Indonesia adalah beras yang berasal dari padi.

Padi yang berwarna kuning merupakan tanda bahwa tumbuhan padi sudah siap
dipanen. Padi yang berhasil dipanen membuat petani bahagia karena bisa mendapatkan
penghasilan dari hasil panen tersebut.

Dengan demikian, padi pada lambang sila ke-5 bermakna “pangan” yang dapat
memberikan kesejahteraan bagi masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, sudah
semestinya bangsa Indonesia menjaga kualitas padi supaya makanan pokok Indonesia
bisa terpenuhi.

Kapas
Lambang di sila ke-5 berikutnya adalah kapas. Kapas itu sendiri merupakan bahan
utama dalam pembuatan pakaian atau sandang. Jika tidak ada kapas mungkin saja tidak
akan muncul yang namanya pakaian. Pakaian berfungsi untuk melindungi tubuh dari
4
https://bobo.grid.id/amp/082712579/arti-dan-makna-lambang-sila-kelima-pancasila-
padi-dan-kapas?page=2

10
sinar matahari, debu, dan sebagainya. Oleh karena itu, lambang sila ke-5 berfungsi
untuk menjaga rakyat Indonesia supaya bisa memperoleh kehidupan yang sejahtera.

Lambang kapas ini memiliki dua warna yang berbeda, yaitu warna putih dan warna
hijau. Warna putih dapat dikatakan sebagai lambang dari kedamaian, ketenangan, dan
kerukunan. Sementara itu, warna hijau bermakna kesegaran, kesuburan, dan kehidupan.

Warna putih merupakan cerminan dari bangsa Indonesia yang sangat suka dengan
kerukunan walaupun dengan latar belakang individu yang berbeda. Sedangkan warna
hijau merupakan cerminan bahwa tanah air Indonesia sangat subur sehingga banyak
sekali tumbuhan-tumbuhan yang bisa dijadikan sebagai pembangunan Indonesia.

Jadi, secara sederhana padi dan kapas yang merupakan lambang dari sila ke-5
memiliki makna kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Rakyat yang
sejahtera akan memudahkan pembangunan bangsa dan negara Indonesia.

5
Tiap-tiap simbol memiliki makna yang mencerminkan nilai yang terkandung dalam
sila. Makna simbol sila kelima Pancasila yaitu hal yang merupakan cerminan
kandungan nilai dari sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Nilai yang
terkandung dalam sila kelima Pancasila adalah keadilan sosial.

Sila kelima Pancasila mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk berperan aktif sesuai
kemampuan dan kedudukan masing-masing untuk terwujudnya kesejahteraan umum.
Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia dilambangkan dengan padi dan
kapas.

Padi dan kapas adalah simbol kebutuhan dasar manusia berupa pangan dan sandang.
Padi adalah tanaman yang menghasilkan beras untuk makanan pokok orang Indonesia,
sedangkan kapas sebagai bahan untuk pakaian. Tercukupinya pangan dan sandang
merupakan syarat utama dalam mencapai kemakmuran, sesuai tujuan dari sila kelima
Pancasila. Negara Republik Indonesia akan menjamin kebutuhan pokok seluruh rakyat
Indonesia dengan adil tanpa adanya perbedaan perlakuan. Simbol padi dan kapas juga

memiliki makna kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, yang merupakan
5
https://m.liputan6.com/hot/read/4717760/makna-sila-ke-5-pancasila-wujud-cita-cita-dan-
tujuan-bangsa-indonesia
11
tujuan pembangunan nasional. Dengan terciptanya keadilan sosial, maka kesenjangan
yang ada di masyarakat akan berkurang, dan kesejahteraan dapat dirasakan secara
merata.

Sila kelima Pancasila memiliki simbol padi dan kapas sebagai kebutuhan dasar
masyarakat. Makna simbol sila kelima Pancasila yaitu kesejahteraan. Kesejahteraan
yang adil dan merata merupakan tujuan utama dari sila kelima Pancasila.

c. Nilai-Nilai Pancasila Sila Ke-5

6
1) Kesadaran dan Kepekaan Sosial

Kesadaran dan kepekaan sosial membuat setiap individu akan sadar bahwa masih
banyak orang-orang disekelilingnya yang membutuhkan bantuan kita. Dengan
kesadaran dan kepekaan sosial, maka hati kita akan tergerak untuk membantu orang
lain yang sedang kesulitan. Terbantunya orang lain yang sedang dalam keadaan sulit
merupakan tanda bahwa kamu berperan dalam mensejahterakan masyarakat.

Oleh karena itu kesadaran dan kepekaan sosial dapat dikatakan sebagai salah satu
nilai di sila ke-5. Hal ini dikarenakan adanya sila ke-5 membuat hati rakyat Indonesia
tergerak untuk saling tolong menolong. Dari sifat tolong menolong ini akan muncul
rasa bahagia, baik dari si penolong atau dari orang yang ditolong.

2) Sikap dan Perilaku Adil

Sikap dan perilaku adil ini merupakan salah satu nilai dari sila ke-5 yang sangat
bermanfaat untuk setiap individu terutama dalam kehidupan masyarakat dan keluarga.
Kedua lingkungan tersebut sangat membutuhkan sikap dan perilaku adil dari setiap
individu, mengapa begitu? Karena dengan menanamkan sikap dan perilaku adil, maka
keseimbangan lingkungan masyarakat dan keluarga akan tetap terjaga.

Untuk dapat menerapkan sikap dan perilaku adil memang sangat tidak mudah
sehingga dibutuhkan kesabaran dan keseriusan dalam melakukannya. Bahkan, sebisa
mungkin nilai sikap dan perilaku adil semestinya diajarkan sejak masih anak-anak. Hal

6
https://kumparan.com/berita-terkini/makna-simbol-sila-kelima-pancasila-sebagai-
dasar-negara-indonesia-1z85QVgCmId

12
ini dikarenakan ketika anak-anak daya ingatnya masih sangat kuat sehingga mudah
dikarenakan ketika anak-anak daya ingatnya masih sangat kuat sehingga mudah
menerima informasi. Sikap dan perilaku adil yang diajarkan kepada anak-anak bisa
melalui orang tua atau guru di sekolah. Alangkah baiknya orang tua dan guru sama-
sama mengajarkan sikap dan perilaku adil.

3) Ketentraman Masyarakat

Nilai sila ke-5 berikutnya adalah ketentraman masyarakat. Masyarakat yang tentram
adalah dambaan dari setiap individu terutama masyarakat Indonesia, mulai dari anak-
anak hingga para orang tua. Ketentraman masyarakat akan memunculkan kesejahteraan
dalam bermasyarakat.dapat dikatakan sebagai nilai sila ke-5.

Ketentraman dalam bermasyarakat merupakan tanda bahwa lingkungan masyarakat


tersebut masyarakatnya saling menghargai dan menghormati. Ketika masyarakat sudah
bisa saling menghargai dan menghormati, maka masyarakat di lingkungan tersebut
tidak akan saling mengganggu.

Jadi, apakah kamu memiliki lingkungan masyarakat yang tidak tentram? Jika belum,
sebaiknya kamu memulainya dari diri sendiri terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan
supaya orang lain tergerak keinginannya untuk menjaga suatu lingkungan.

4) Memperjuangkan Keadilan

Setelah sebelumnya nilai sila ke-5 berupa sikap dan perilaku yang adil, kini sila ke-5
juga memiliki nilai berupa keadilan yang harus terus diperjuangkan, walaupun sulit.
Keadilan yang diperjuangkan menggambarkan bahwa rakyat Indonesia sangatlah kuat
dan pantang menyerah. Dengan memperjuangkan keadilan, maka kesejahteraan
masyarakat bisa meningkat sehingga pembangunan nasional berjalan dengan maksimal.

Oleh sebab itu, sebagai rakyat Indonesia yang baik jangan pernah bosan untuk
memperjuangkan keadilan sosial. Semakin sering kita merasa bosan ketika
memperjuangkan keadilan, kesejahteraan rakyat Indonesia menjadi tidak merata.
Sehingga sesama rakyat Indonesia bisa memunculkan kecemburuan sosial.
Kecemburuan sosial yang terus dibiarkan bisa memunculkan sebuah konflik

5) Hak dan Kewajiban

13
Sila ke-5 sangat erat kaitannya dengan keadilan. Keadilan yang ada di dalam sila ke-5
selalu berhubungan dengan hak dan kewajiban. Untuk memperoleh keadilan sosial
yang baik, maka sebagai rakyat Indonesia sebaiknya menjaga kestabilan hak dan
kewajiban, baik dari setiap individu atau negara. Hak dan kewajiban yang tidak stabil
merupakan salah satu tanda bahwa keadilan sosial sedang tidak baik-baik saja.

Maka dari itu, hak dan kewajiban merupakan bagian dari nilai sila ke-5 yang harus
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menjalankan hak dan kewajiban kita
sebagai rakyat Indonesia, maka keadilan sosial akan berjalan dengan baik. Sehingga
sesama rakyat Indonesia bisa saling peka dalam pembangunan nasional.

2. Penerapan Sila Ke-lima dalam Kehidupan Sehari-hari.

7
Dari kelima sila dalam Pancasila, sila ke-5 yang berbunyi “Keadilan Sosial
Bagi Seluruh Rakyat Indonesia” dalam praktiknya memberikan arti yang cukup
penting dalam kehidupan bersosial di Indonesia. Termasuk dalam rumah atau
keluarga, sekolah, atau lingkungan masyarakat yang lebih luas. Berikut ini contoh
sikap yang sesuai dengan sila ke-5 Pancasila :

A. 8Di Sekolah
1. Saling menghormati hak masing-masing teman, guru dan warga lingkungan sekolah.
2. Melaksanakan kewajiban di sekolah dengan tanggung jawab.
3. Melaksanakan gotong royong membersihkan lingkungan sekolah.
4. Inisiatif memberikan bantuan apabila ada teman, guru atau warga lingkungan
sekolah yang kesusahan.
5. Selalu bersikap adil dengan semua teman, guru atau warga lingkungan sekolah. 
6. Bekerja sama demi menciptakan suasana kelas yang nyaman dan kondusif. 
7. Tidak melakukan perbuatan-perbuatan negatif yang mencoreng nama sekolah.

7
https://www.slideshare.net/23031973/refleksi-filosofis-sila-kelima-dalam-
kehidupan-berbangsa-bernegara

8
21 Contoh Pengamalan Sila ke-5 Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari dan di
Sekolah

14
8. Saling menghargai karya teman sekolah.
9. Menghindari sikap sombong di lingkungan sekolah.
10. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan/atau merugikan
kepentingan sekolah.

B. Di Rumah
1. Saling menghargai sesama anggota keluarga
2. Bertanggung jawab atas hak dan kewajiban masing-masing anggota keluarga
3. Tidak membeda-bedakan terhadap sesama anggota keluarga
4. Tidak memikirkan kepentingan sendiri
5. Tidak mengembangkan sikap ingin menang sendiri
6. Senantiasa Gotong Royong saat melakukan pekerjaan rumah bersama
keluarga. Dalam praktiknya, kita harus melakukan pekerjaan rumah dengan
keluarga secara adil. Di dalam rumah, pada hakikatnya tidak ada atasan
bawahan, atau orang yang berhak. Baik anak-anak, orang tua, adik, kakak,
memiliki perannya masing-masing dalam aktivitas di rumah.
Misalnya, saat membersihkan lingkungan rumah bersama saudara, ibu,
saudara perempuan, dan kerabat lainnya perlu saling membantu. Tujuan
gotong royong ini adalah selain mempermudah dan mempercepat pekerjaan
rumah selesai, juga membuat keeratan dalam hubungan keluarga agar lebih
harmonis dengan peran dan posisi yang adil di dalam rumah.
7. Bekerja sama untuk memecahkan masalah keluarga. Dalam keluarga, kita
harus bekerja sama untuk memecahkan masalah keluarga. Tentu saja, ketika
kita bekerja sama, masalah yang kita hadapi lebih mudah untuk dipecahkan
dan diselesaikan. Masalah juga bisa muncul dalam keluarga, untuk
menyelesaikannya tentu tidak bisa dilakukan oleh satu orang saja. Namun
perlu didiskusikan dan dikomunikasikan dalam satu keluarga tersebut.
8. Saling membantu dengan keluarga lain. Sebagai bagian dari keluarga, kita
perlu saling membantu dengan keluarga lain. Bantulah keluarga-keluarga
kalian untuk meringankan baik masalah rumah maupun tugas-tugas umum.
Kebersamaan dan rasa persatuan antar keluarga pun semakin erat. Pada
hakikatnya nilai kekeluargaan ini perlu dibangun dalam bermasyarakat dan
berbangsa.

15
9. Memberikan hak dan tanggung jawab yang sama kepada setiap keluarga.
Dalam rumah atau keluarga, setiap anggotanya memiliki peran dan posisinya
masing-masing. Maka hak, kewajiban, dan tanggungjawab juga perlu
ditegaskan meski dalam keluarga kecil sekalipun.
10. Jangan mendiskriminasi keluarga. Kita tidak boleh membeda-bedakan satu
sama lain dalam keluarga kita. Setiap keluarga memiliki hak dan kewajiban
yang harus dipenuhi.

C. Di Masyarakat
1. Peduli terhadap penderitaan yang dialami orang lain.

2. Tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang merugikan pihak umum.


3. Suka melakukan perbuatan dengan tujuan mewujudkan kemajuan dan keadilan
sosial.
4. Suka memberi pertolongan kepada orang lain.
5. Tidak bersifat boros dan bekerja keras.
6. Tidak bergaya hidup mewah.
7. Bersama-sama berusaha mewujudkan lingkungan yang merata dan
berkeadilan sosial.
8. Tidak menggunakan hak milik yang bertentangan dengan atau merugikan
kepentingan umum.
9. Mendirikan koperasi.
10. Membantu teman, saudara, tetangga dan orang lain yang sedang mengalami
bencana alam seperti gempa bumi, tanah longsor dan banjir. Saling membantu
adalah contoh sikap yang sesuai dengan sila ke-5 pancasila yang
mengamalkan nilai “keadilan sosial” karena mereka sedang membutuhkan
pertolongan.
11. Tidak melakukan tindakan yang merugikan kepentingan umum. Itu artinya
kita saling menghargai dengan tidak mengganggu aktivitas atau privasi
seseorang.
12. Senantiasa ikut melakukan Gotong Royong atau berpartisipasi dalam kegiatan
masyarakat seperti membersihkan lingkungan sekitar

16
13. Menghormati hak-hak teman, tetangga, saudara dan orang lain dan tidak
mengganggu hak orang lain. Misalnya, jangan memutar radio dengan keras
saat tetangga kalian sedang sakit.
14. Dalam hal berteman, jangan kesal dan bersikap lah dengan adil. Artinya tidak
diskriminatif dan memperlakukan orang secara setara tanpa membedakan latar
belakang agama, suku, ras, golongan, dan sebagainya.
15. Murah hati untuk membantu mereka yang membutuhkan
16. Mengapresiasi dan menghargai karya orang lain
17. Memelihara sikap yang saling membantu
18. Jangan melakukan apapun yang akan merugikan diri sendiri dan publik secara
luas
19. Bersikaplah adil kepada semua orang, tanpa memandang derajat, posisi, atau
status seseorang
20. Menghargai usaha orang lain
21. Mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi
22. Jangan menghabiskan atau membuang-buang uang untuk membeli barang-
barang yang tidak kamu butuhkan
23. Senantiasa bekerja keras untuk mencapai kemajuan dan keadilan sosial
24. Jangan menggunakan hak pribadi kamu untuk memaksa atau menindas orang
lain
25. Memperhatikan dan menjaga fasilitas umum yang disediakan.

3. Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Sila ke-lima


9
Bagi rakyat Indonesia keadilan adalah hal yang sangat penting, dalam sila
kelima menjelaskan keadilan social merupakan keadilan yang berlaku dalam
masyarakat di segala bidang kehidupan, baik materill maupun spiritual. Masyarakat
Indonesia mendapatkan perlakuan adil dalam berbagai bidang antara lain bidang
ekonomi, hukum, politik, pendidikan, kebudayaan dan sosial. Keadilan sosial
mengandung arti tercapainya keseimbangan antara kehidupan pribadi dan masyarakat.
Kehidupan yang dimaksud adalah kehidupan jasmani dan rohani, maka keadilan itu pun
meliputi keadilan memenuhi tuntutan kehidupan rohani secara 137 seimbang. Haikat
sila kelima terdapat pada pembukaan UUD 1945 pada alenia kedua yang berbunyi

9
Madjid, Nurcholish, Indonesia Kita, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama bekerjasama
dengan Univ. Paramadina dan Perkumpulan Membangun Indonesia
17
“Dan perjuangan kebangsaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia
dengan selamat setausa menghantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang
kemerdekaan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berkedaulat, adil, dan
makmur”. Selanjutnya pada pembahasan kali ini peneliti lebih fokus pada sila kelima,
nilai-nilai yang terkandung didalamnya memiliki arti yang sangat penting dalam
pembelajaran, Menurut Hadi (2016:83) sila kelima ini mangandung nilai kesamaan
derajat maupun kewajiban dan hak, pada dasarnya manusia memiliki hak dan
kewajiban yang sesuai dengan porsinya masing-masing, selain itu masyarakat diberikan
kebebasan mengutarakan pendapatnya. Selanjutnya cinta dan mencintai, manusia
ditakdirkan untuk memiliki suatu rasa selain bisa peka terhadap sesuatu tetapi juga bisa
mengerti bagaimana cara kita bersyukur. Rasa hormat menghormati antar manusia,
keberanian membela kebenaran dan keadilan dengan tetap pada perlindungan hukum,
toleransi dan gotong royong, yang hakekatnya manusia sebagai mahluk yang berbudaya
dan beradab serta harus adil. Sehingga dari beberapa teori diatas dapat disimpulkan
bahwa makna dari nilai-nilai Pancasila adalah sikap saling menghargai dalam hal
kepercayaan, Indonesia memiliki beberapa agama yang patut kita hormati dan hargai,
yang kedua sikap yang berkaitan dengan norma-norma dan keadilan, pada umumnya
keadilan patut ditegakkan dengan baik dan tegas, selanjutnya adalah persatuan
Indonesia, diketahui bahwa indonesia memiliki suku, bahasa, agama, dan adat istiadat,
maka dari itu masyarakat Indonesia harus mampu menjaga rasa persatuan yang baik,
selanjutnya Kerakyataan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan yang berarti kekuasaan tertinggi ditangan rakyat, dan
yang terakhir adalah Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia, rasa hormat
menghormati antar manusia, keberanian membela kebenaran dan keadilan yang
tentunya tetap pada perlindungan hukum.
Butir – Butir Pengamalan Sila Ke-5 Pancasila :
10

1. Termasuk di dalamnya pembinaan akhlak mulia yang mencerminkan sikap dan


suasana kekeluargaan dan Kerjasama.
2. Bersikap adil terhadap orang lain.
3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4. Menghormati hak orang lain.
5. Suka membantu orang lain.
10
Aminullah. (2016). Implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat.
Jurnal Ilmiah IKIP Mataram, Vol. 3, No. 1: 620-628.
18
6. Tidak ada penggunaan hak milik perusahaan untuk mengintimidasi orang lain.
7. Tidak ada penggunaan hak milik untuk kemewahan atau gaya hidup mewah.
8. Tidak menggunakan hak milik untuk merugikan atau merugikan kepentingan
umum.
9. Senantiasa bekerja keras.
10. Senantiasa menghargai karya orang lain, yang bermanfaat bagi kemajuan dan
kemakmuran Bersama.
11. Senantiasa bekerja untuk mencapai kemajuan dan keadilan sosial.

19
4. Etika Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
11
Cita-cita demokrasi di Indonesia berdasarkan Pancasila adalah terwujudnya
keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia dengan berlandaskan pada nilai-nilai
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan. Soekarno (dalam Latif, 2015:582)
mengemukakan bahwa apabila kita mencintai bangsa Indonesia maka mari kita terima
prinsip kesejahteraan, yang berarti tidak hanya memiliki persamaan di bidang politik
tetapi juga memiliki hak sama di bidang ekonomi sehingga tidak akan ada kemiskinan
di Indonesia merdeka. Menurut Syahrir (dalam Latif, 2015:583), prinsip kesejahteraan
di Indonesia tidak berbasis pada individualism-kapitalisme, tetapi sosialisme Indonesia.
Sosialisme Indonesia bukan sosialisme murni karena selain menjunjung tinggi
persamaan dan kebebasan individu, juga mengedepankan tanggung jawab dan
solidaritas social demi terciptanya keadilan social. Keadilan yang dikehendaki adalah
yang didasarkan pada kemakmuran dan kebahagiaan rakyat.
12
Secara etimologi, kata adil berasal dari Bahasa arab al-adl, yang berarti lurus;
seimbang. Keadilan didefinisikan sebagai memperlakukan setiap orang dengan prinsip
kesetaraan, tanpa deskriminasi dengan semua perbedaan yang ada. Komitmen keadilan
berdasarkan Pancasila membuat negara memiliki beberapa peran dalam mewujudkan
keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia, yaitu :
a. Menciptakan hubungan yang adil pada semua tingkat dalam system
kemasyarakatan.
b. Mengembangkan struktur atau kondisi yang mendukung tersedianya
kesetaraan kesempatan.
c. Memfasilitasi akses informasi, memberikan layanan, dan sumber daya yang
diperlukan.
d. Mendukung partisipasi yang bermakna bagi semua orang dalam mengambil
keputusan (Latif, 2015:285)

11
Candranegara, Ibnu Sina, Fungsi Falsafah Negara Dalam Penerapan Konsep
Negara Hukum, JURNL CITa HUKUM.

12
Yunus, Nur Rohim, Restorasi Budaya Hukum Masyarakat Indonesia, Bogor:
Jurisprudence Press.

20
13
Sila keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan perwujudan yang
paling konkret dari sila-sila Pancasila sehingga diletakkan pada paling kerucut pada
hierarki piramida dari susunan Pancasila. Masing-maisng mengandung nilai-nilai yang
menjadi pedoman berperilaku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara.
Sila-sila Pancasila merupakan satu kesatuan yang sistematis.

BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
14
Pancasila sebagai sebuah dasar dan ideologi bangsa
memiliki makna yang sangat dalam. Dalam setiap butir-butir pancasila memiliki
nilai-nilai yang harus dijadikan sebagai
dasar dan pandangan dalam menapaki kehidupan dan
bermasyarakat di tanah Indonesia. Pancasila dengan nilai-
nilai luhur yang terkandung di dalamnya menjadi basis
utama dari pendidikan moral dan pendidikan karakter dalam
mengarungi keberagaman bangsa Indonesia. Dalam setiap
butir-butir pancasila adalah dasar pendidikan moral.
Perkembangan zaman semakin pesat, bangsa Indonesia pun
dituntut untuk mengikuti perkembangan. Modernisasi tidak
bisa dihindari, akan tetapi moral bangsa Indonesia harus
tetap dipegang erat. Keberagaman, pendidikan moral,
pendidikan karakter, budaya bangsa harus senantiasa
difahami dan dihayati. Perubahan dan modernisasi harus
13
Ani Sulianti, Y.E. (2020). Penerapan nilai-nilai Pancasila dalam lembaga pendidikan. Jurnal
Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 3, No. 1: 54-65.
14
Aprida Pane, M. D. (2017). Belajar dan Pembelajaran. Jurnal Kajian Ilmu-Ilmu Keislaman,
Vol. 03 No. 2: 335-352
21
diikuti dengan peningkatan kualitas moral dengan nilai-nilai luhur Pancasila
Pada implementasi nilai Pancasila pada sila kelima dalam pembelajaran
sebagai berikut:
1. Pada kegiatan di dalam kelas dilakukan diskusi atau pun kerja kelompok;
2. Di sekolah memiliki beberapa kegiatan extrakulikuler untuk mengembangkan
diri pada siswa;
3. Menumbuhkan rasa peduli antar sesama maupun kepada kepala sekolah, guru
dan staf sekolah;
4. Menumbuhkan sikap nasionalisme dengan memperkenalkan produk dalam
negeri, seperti baju batik;
5. Sikap peduli pada lingkungan seperti membuang sampah ditemptnya, menjaga
tanaman sekitar sekolah dan merawatnya. Hal ini ditunjukkan dengan adanya
sekolah yang mendapatkan penghargaan Adiwiyata;
6. Memberikan motivasi belajar kepada siswa;
7. Membangun sikap kedisipinan dengan cara mematuhi aturan yang ada.

15
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia adalah cita – cita
Indonesia merdeka. Demi mewujudkan cita – cita tersebut maka
Negara Kesatuan Republik Indonesia menjadikan keadilan sosial
sebagai salah satu unsur yang menyusun ideologi Negara dalam
Pancasila sebagaimana termaktub dalam sila kelima yang berbunyi,
‘Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia’. Selanjutnya hal
tersebut diatur secara khusus melalui konstitusi Negara dalam UUD
1945 khususnya Pasal 27 – 33.
Secara umum bahwa pengembangan nilai sila keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia dalam mengembangkan sikap keadilan di Desa Pusat Damai
Kecamatan Parindu Kabupaten Sanggau terwujud dalam rutinitas warga dalam
kegiantan pembagian beras untuk warga yang tidak mampu, ronda malam, Gotong-
royong pembuatan jalan, gotong-royong pembuatan jalan ke lahanlahan sawit pribadi
warga, gotong-royong saat ada hajatan atau acara pernikahan yang bertujuan untuk

15
Arifin, Z. (2010). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

22
pengembangan nilai keadilan sosial di Desa Pusat Damai. Kegiatan-kegiatan ini
dapat
meningkatkan rasa kepedulian dan akan menimbulkan sikap keadilan sosial terhadap
sesama anggota masyarakat Desa Pusat Damai, meskipun ada sebagian masyarakat
yang kurang partisipasinya. Selain itu, dari sila keadilan sosial di Desa Pusat Damai
masyarakat yang secara aktif berpartipasi dalam menerapkan sikap yang menjunjung
tinggi nilai-nilai keadilan yang akan menjadi contoh yang positif yang mengikuti
kegiatan kegiatan di desa ini dan menjadi cerminan masyarakat lainnya. Untuk saat
ini sudah ada beberapa masyarakat yang sudah menjadi contoh atau cerminan dari
sikap keadilan. Faktor penunjang nilai keadilan adalah masyarakat saling menghargai
satu sama lain menjunjung tinggi rasa kekeluargaan dan kesadaran akan hak dan
kewajiban dan yang terakhir gunakan musyawarah yang baik antar warga
masyarakat. Faktor penghambat adanya keadilan adalah mengutamakan pekerjaannya
di bandingkan mengikuti kegiatan dalam mewujudkan nilai keadilan dan kurangnya
kesadaran warga tentang keadilan.

23
DAFTAR PUSTAKA

Prof. H. A. M. Effendy, S.H., Filsafah Negara Pancasila


Pengamat Hukum di UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta
Prof. Dr. Teguh Prasetyo, SH. & M.Si., Arie Purnomosidi, SH., MH., Membangun
Hukum Berdasarkan Pancasila, Bandung 2016
21 Contoh Pengamalan Sila ke-5 Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari dan di
Sekolah
https://bobo.grid.id/amp/082712579/arti-dan-makna-lambang-sila-kelima-
pancasila-padi-dan-kapas?page=2
https://m.liputan6.com/hot/read/4717760/makna-sila-ke-5-pancasila-wujud-
cita-cita-dan-tujuan-bangsa-indonesia
https://kumparan.com/berita-terkini/makna-simbol-sila-kelima-pancasila-
sebagai-dasar-negara-indonesia-1z85QVgCmId
https://www.slideshare.net/23031973/refleksi-filosofis-sila-kelima-dalam-
kehidupan-berbangsa-bernegara
Madjid, Nurcholish, Indonesia Kita, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
bekerjasama dengan Univ. Paramadina dan Perkumpulan Membangun Indonesia.
Candranegara, Ibnu Sina, Fungsi Falsafah Negara Dalam Penerapan Konsep
Negara Hukum, JURNL CITa HUKUM.
Yunus, Nur Rohim, Restorasi Budaya Hukum Masyarakat Indonesia, Bogor:
Jurisprudence Press.
Aminullah. (2016). Implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
bermasyarakat. Jurnal Ilmiah IKIP Mataram, Vol. 3, No. 1: 620-628.
Ani Sulianti, Y.E. (2020). Penerapan nilai-nilai Pancasila dalam lembaga
pendidikan. Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 3, No. 1: 54-65.
Aprida Pane, M. D. (2017). Belajar dan Pembelajaran. Jurnal Kajian Ilmu-
Ilmu Keislaman, Vol. 03 No. 2: 335-352.
Arifin, Z. (2010). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

24

Anda mungkin juga menyukai