PE IAKSANAAN t* t *, PE M E RT NTAH
Ttf,il,f l;:J,
Abstrdct
This essoy discusses how fiscal policy ond tronsporency of fiscol monogement were implemented, to control
mocroeconomic balance and to prevent lopses ond inefficiency of using limited resources. The writer roised the
question whether the imptementotion was in line with internotional rules directed by IMF os wel! os lndonesio's
nationol lows ond further regulations. tt is underlined here thot the country hos two fiscol policy priorities to
overcome the probtems of budget deficit ond mocroeconomic instability. The writer argues thot olthough the
government hos been ottempted to improve fiscal tronsporency, some weaknesses exist, such os the problems with
OJK, production shoring, mdnogement of PNBP, and JPSK.
Abstrak
Tulisan ini menganalisis bagaimana keb'rjakan fiskal dan bagaimana pelaksanaan transparansi pengelolaan fiskalyang
dilakukan oleh pemerintah. Apakah pelaksanaan tersebut telah sesuai dengan aturan internasional terutama IMF
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. Dari studi literatur yang dilakukan diperoleh
kesimpulan bahwa keb'rjakan fiskal Indonesia mempunyai dua prioritas. Prioritas pertama adalah mengatasi defisit
anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) dan prioritas kedua adalah mengatasi masalah stabilitas ekonomi
makro. Meskipun pemerintah telah berupaya untuk meningkatkan transparansi fiskal melalui perbaikan rancangan
dan implementasi peraturan, sistem dan prosedur akuntansi serta administrasi, namun masih terdapat beberapa
kelemahan seperti yang terjadi pada Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Production Sharing pada kontrak-kontrak kerja
Migas, pengelolaan PNBP, dan pengaturan Jaring Pengaman Sistem Keuangan (JPSK).
Pengaruh kebijakan fiskal Yang dikelola. Keuangan negara harus dikelola secara
signifikan terhadap perekonomian tertib, ekonomis, efisien, efektif, transparan,
dikemukakan oleh Keynes. Sebelum Keynes, dan bertanggung jawab serta dikelola oleh
operasi keuangan pemerintah dipandang tidak orang-orang yang kompeten dan profesional.
memiliki pengaruh yang besar terhadap tingkat Selain itu pengelolaan keuangan negara juga
penyerapan tenaga kerja dan permintaan harus dilaksanakan secara tertib dan taat pada
agregat. Peran pemerintah pada saat itu hanya peraturan perundang-undangan. Semua
sebatas merelokasi sumber daya finansial dari pejabat negara/daerah yang diberi mandat
sektor swasta ke pemerintah. Pandangan ini di mengelola keuangan negara bertanggung
antaranya dikemukakan oleh Say's Law bahwa jawab agar seluruh keuangan negara yang ada
dafam kondisi full employment, setiap dalam penguasaannya dilaksanakan sesuai
tambahan pengeluaran pemerintah akan dengan aturan.2 Oleh karena itu diperlukan
menyebabkan penurunan pengeluaran swasta orang-orang yang kompeten dan profesional
(crowd-outl dalam jumlah yang sama dan untuk mengelolanya.
pengeluaran tersebut tidak akan mengubah Salah satu undang-undang yang
pendapatan agregat. Pandangan tersebut dikeluarkan dafam rangka reformasi tersebut
kemudian diubah oleh Keynes dan sejak saat itu adalah Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003
ekonom mulai menekankan dampak makro tentang Keuangan Negara, undang-undang ini
atas pengeluaran dan pajak pemerintah. telah menimbulkan perubahan besar terhadap
Keynes menekankan bahwa kenaikan pengaturan, pengelolaan serta
pengeluaran pemerintah tidak hanya pertanggungjawaban keuanga n nega ra. Dengan
memindahkan sumber daya dari sektor swasta diberlakukannya undang-undang ini,
ke pemerintah. Selain Keynes juga itu, diharapkan para pengelola keuangan negara
mengemukakan adanya dampak berganda dapat menjalankan fungsi pengelolaan dan
(mu ttipt i e r effectl da ri pe ngelua ra n tersebut. 1 menyampaikan pertanggunjawaban atas
Tuntutan masyarakat untuk melakukan pengelolaan keuangan negara dengan baik dan
reformasi sistem sosial, politik, dan ekonomi akurat. Adapun pengertian dari keuangan
guna mewujudkan demokrasi telah mengubah negara menurut Undang-Undang Nomor t7
sistem dan struktur pemerintahan lndonesia. tahun 2003 tentang Keuangan Negara
Sementara itu, tuntutan untuk mengikis KKN menyatakan bahwa semua hak dan kewajiban
memerlukan peningkatan transparansi fiskal negara yang dapat di nilai dengan uang, serta
atau pengelolaan maupun pertanggungjawa ban segala sesuatu yang dapat dinilai dengan
keuangan negara. Transparansi fiskal barang yang dapat dijadikan milik negara yang
merupakan komponen utama dari upaya berkaitan dengan pelaksanaan hak dan
penciptaan cleon government dan good kewajiban tersebut. Akan tetapi pada
governonce. kenyataannya keberadaan undang-undang ini
Pengelolaan keuangan negara tidak mampu merubah secara total sistem
merupakan bagian terpenting dalam kebijakan pengelolaan keuangan negara. Hasil
fiskal. Reformasi di bidang keuangan negara pemeriksaan BPK masih menemukan berbagai
ditandai dengan lahirnya berbagai undang- kesalahaan baik yang disengaja maupun tidak
undang yang menyangkut keuangan negara. dalam hal pengelolaan keuangan negara.
Reformasi juga telah mendorong masyarakat Dalam rangka menciptakan pengelolaan
untuk mengetahui tentang bagaimana keuanga negara yang baik sangat dibutuhkan
keuangan negara dan keuangan daerah transparansi. Dengan adanya transparansi,
maka pihak-pihak yang berkepentingan akan
'Ndari Surjaningsih dkk, "Dampak Kebijakan Fiskal Terhadap Output
dan Inflasi", Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, April 2012, hal. 'www.lot.so.id/ne
diakses tanggal 11 Juli 2014.
747
Venti Eko Sotya Peloksonaan Tronsporansi""
3 n
ldhar Yahya. "Akuntabilitas dan Transparansi Pengelolaan Keuangan
Penny K.L., "Membumikan Transparansi dan Akuntabilitas Kinerja
Sektor Publik: Tantangan Berdemokrasi ke Depan", Grasindo, Jakarta, Daerah", Jurnal Sistem Teknik Industri Volume 7, No. 4 Oktober 2005,
2014, hal.7. hal.28.
L48 Kajion Vol. 79 No. 2 Juni 2074
sRosyetti TSadono
dan Eriyati, "Pengaruh Defisit Anggaran Terhadap Inflasidi Sukirno, "Pengantar Teori Mikro Ekonomi", pT. Salemba
Indonesia Tahun 1981-2010", Empat, Jakarta, 2003.
htto://eiournal.unri.ac.idlindex.pho/JElarticle/vied825/818. tBramantyo
diakes Djohanputro, "Prinsip-Prinsip Ekonomi Makro, penerbit
April 2014. PPM", Jakarta, 2008, hal. 105-106.
thtto://www.fiskal.kemenkeu.qo.id tDirk
J. Walfson, "Public Finance and Development Strategy',, The John
view.aso?id=20100706145340385736232. diunduh 14 Juli 2014. Hopkins University Press, Baltimore, 1979, hal. 5.
149
Venti Eko Satyo Pelaksonaon Tronsporonsi....
employment) dengan harga yang stabil. Dari ekonomi yang cepat. Beberapa aspek terkait
ketiga fungsi tersebut, fungsi stabilisasi yang dengan tujuan ini adalah:ls
ditujukan untuk meminimalisir volatilitas 1) Mobilisosi sumber daya. Negara
atau fluktuasi dalam perekonomian, berkembang dicirikan dengan tingkat
merupakan esensi utama kebijakan APBN. pendapatan dan investasi yang rendah.
Denganperan stabilisasinya, kebijakan fiskal Lingkaran (vicious circle) ini bisa diputus
dipandang sebagai salah satu alat yang terutama melalui mobilisasi sumber daya
efektif untukmemperkecil siklus bisnis.13 untuk investasi yang cepaU
2) Akselerasi pertumbuhon ekonomi.
b. Tujuan Kebijakan Fiskal Disamping untuk memobilisasi
Kebijakan fiskal bertujuan untuk sumbersumber daya yang lebih banyak
mempengaruhi sisi permintaan agregat suatu untuk investasi, pemerintah harus
perekonomian dalam jangka pendek. Selain itu, mengarahkan sumber daya tersebut ke
kebijakan ini dapat pula mempengaruhi sisi saluran dimana hasil (yield) yang lebih
penawaran yang sifatnya lebih berjangka tinggi dan barang-barang yang dihasilkan
panjang, melalui peningkatan kapasitas dapat diterima dengan baik oleh
perekonomian. Dalam pengelolaan stabilitas masyarakat;
makroekonomi, kebijakan fiskal akan 3) Peningkoton kesempatan kerja. Insentif
berinteraksi dengan kebijakan fiskal, dalam bentuk potongan pajak (tax-
moneter.laTujuan kebijakan Fiskal untuk rebates) dan konsesi, dapat digunakan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara untuk mendorong pertumbuhan industri
optimal yaitu dengan cara: yang mempunyai potensi tinggi untuk
Mencegah pengangguran penciptaan lapangan kerja;
Stabilitas harga 4) Minimisosi ketimpangon (inequolities)
Untuk mendorong investasi sosial secara pendapatan don kekayoan. Instrumen
optimal fiskal dapat digunakan untuk
Meningkatkan stabilitas ekonomi ditengah memperbaiki distribusi pendapatan yang
ketidakstabilan internasional membantu kelompok miskin melalui
Untuk meningkatkan dan meredistribusikan peningkatan belanja sosial;
Pendapatan Nasional 5) Stobilitas harga (price stability). Instrumen
fiskal juga dapat digunakan untuk
Tujuan kebijakan fiskal cenderung mengontrol tendensi inflasi dan deflasi
berbeda antara negara maju dan negara dalam perekonomian. Apabila terjadi
berkembang. Di negara-negara maju, deflasi (atau resesi), pemerintah bisa
peranan kebijakan fiskal umumnya untuk menggunakan kebijakan fiskal yang
mempertahankan full employment dan ekspansif untuk memperbaiki kondisi
menstabilisasi pertumbuhan ekonomi. perekonomian. Langkah ini dapat
Sebaliknya di negara-negara berkembang, dilakukan dengan mengurangi pajak atau
kebijakan fiskal digunakan untuk menciptakan melalui peningkatan belanja, yang akan
suatu lingkungan yang baik bagi pertumbuhan mendorong peningkatan belanja
masyarakat.
l3Republik
lndonesia, "Nota Keuangan dan Rancangan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara tahun Anggaran 2013,,, Jakarta, 2012,
h. r-5.
la
Ndari Surjaningsih dkk., "Dampak Kebijakan Fiskal Terhadap Output
Dan Inflasi", Buletin Ekonomi Moneter dan perbankan, April 2012, h. 13
Muhammad Afdi Nizar, '?rah Kebijakan Fiskal pemerintah lndonesia,
391. 2000 - 2009", Tesis, Universitas Indonesia, Jakarta, Juni 201e h. 1g-19.
L51
Venti Eka Sotyo Peloksonoon Tronsparonsi.'..
menyeluruh di
berbagai bidang dengan Penyusunan dan penetapan program
menekankan pencapaian daYa saing dan kegiatan prioritas tahun 2013 tersebut
2s
kompetitif perekonomian berlandaskan mempertimbangkan berbagai hal, yaitu:
keunggulan sumber daya alam dan sumber 1) keterkaitan antarwilayah dari segi
daya manusia berkualitas serta kemampuan sosial,ekonomi, budaya, dan politik sebagai
iptek yang terus meningkat. perwujudan wawasan nusantara dalam
4) RPJM ke-4 (2O2O-2A251 ditujukan untuk kerangkaNegara Kesatuan Republik
mewujudkan masyarakat lndonesia yang Indonesia;
mandiri, maju, adil, dan makmur melalui 2l kinerja pembangunan dan isu strategis di
percepatan pembangunan di berbagai setiap wilayah;
bidang dengan menekankan terbangunnya 3) tujuan dan sasaran pembangunan setiap
struktur perekonomian Yang kokoh wilayah sesuai dengan tujuan dan sasaran
berlandaskan keunggulan kompetitif di RPJPN 2OO5-2A25 dan RPJMN 2O1O-20L4;
berbagai wilayah yang didukung oleh SDM 4) rencana tata ruang wilayah pulau dan pola
berkualitas dan berdaya saing. pemanfaatan ruang yang optimal;
5) pelaksanaan MP3EI; dan
2. Kebijakan Fiskal 2013 6) pelaksanaan program percepatan
Berdasarkan keinginan mencapai visi pengurangan kemiskinan, yaitu: (a) program
RPJMN 20LC-2OL4, Yaitu "TerwujudnYa bantuan sosial berbasis keluarga (klaster 1),
Indonesia yang Sejahtera, Demokratis, dan (b) program pemberdayaan masyarakat
Berkeadilan", dan dengan melihat capaian hasil (klaster 2), (c) program pemberdayaan
kinerja dan perkiraan hasil kinerja tahun 20L2, usaha kecil dan mikro (klaster 3), dan (d)
potensi yang dimiliki, serta memperhitungkan program pro rakyat (klaster 4).
tantangan dan permasalahan yang sedang dan
akan dihadapi, tema RKP tahun 2013 Dengan mengacu dan berpedoman
ditetapkan sebagai berikut: "Memperkuat pada tema RKP 2013 dan kapasitas sumber
Perekonomian Domestik Bagi Peningkatan dan daya yang dimiliki, fokus dari kegiatan 11
Perluasan Kesejahteraan Rakyat". Untuk prioritas nasional dan 3 prioritas lainnya dalam
mendukung pencapaian tema tersebut, dalam RKP tersebut ditekankan pada penanganan
RKP 2013 ditetapkan 11 prioritas nasionaldan 3 beberapa isu strategis yang meliputi 4 (empat)
prioritas lainnya, yang terdiri atas: {1) hal pokok, yaitu: (L) peningkatan daya saing; (2)
Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola; (21 peningkatan daya tahan ekonomi; (3)
Pendidikan; (3) Kesehatan; (4) Penanggulangan peningkatan dan perluasan kesejahteraan
Kemiskinan; (5)
Ketahanan Pangan; (6) rakyat; serta (4) pemantapan stabilitas sosial
f nfrastruktur; (7) tklim Investasi dan lklim politik.
Usaha; (8) Energi; (9) Lingkungan Hidup dan lsu strategis terkait dengan peningkatan
Pengelolaan Bencana; (10) Daerah Tertinggal, daya saing meliputi: (a) peningkatan iklim
Terdepan, Terluar, dan Pasca-Konflik; (11) investasi dan usaha (eose of doing businessl; lbl
Kebudayaan, Kreativitas, dan Inovasi Teknologi; percepatan pembangunan infrastruktur untuk
(12) Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan keterhubungan dalam negeri {domestic
lainnya; (13) Bidang Perekonomian lainnya; dan connectivity); (c) peningkatan pembangunan
(14) Bidane Kesejahteraan Rakyat lainnya.2a industri di berbagai koridor ekonomi; dan (d)
penciptaan kesempatan kerja, khususnya
tenaga kerja muda. lsu strategis terkait dengan
peningkatan daya tahan ekonomi meliputi: (a)
2aPresiden
Republik Indonesia, "Rencana Pembangunan Jangka peningkatan ketahanan pangan menuju
Menengah Nasional (RPJMN) 2Ot0-2O14', Kementerian Perencanaan
Pembangunan Nasional/8adan Perencanaan Pembangunan
Nasional(BAPENAS), Jakarta, 2010. "tbid.
156 Kojion Vol. 79 No. 2 Juni 2014
pencapaian surplus beras 10 juta ton pada kurang produktif dan meningkatkan belanja
tahun 2OL4; dan (b) peningkatan rasio infrastruktur untuk memacupertumbuhan; (c)
elektrifikasi dan konversi energi. menjaga defisit anggaran pada batas aman (di
Selanjutnya, isu-isu terkait dengan bawah 3 persen terhadapPDB); dan (d)
peningkatan dan perluasan kesejahteraan menurunkan rasio utang terhadap PDB dalam
rakyat, antara lain: (a) peningkatan batas yang terkendali.
pembangunan sumber daya manusia; dan (b)
percepatan pengurangan kemiskinan melalui 3. Penyusunan Anggaran 2013
sinergi klaster 1 sampai dengan klaster 4. RAPBN (Rancangan Anggaran
Sementara itu, isu-isu strategis terkait Pendapatan dan Belanja Negara) 2013 disusun
pemantapan stabilitas sosial dan politik antara sebagai pelaksanaan amanat pasal 23 ayat (1),
lain: (a) antisipasi persiapan tahapan ayat (2), dan ayat (3) UUD 1945 Amandemen
pelaksanaan Pemilu 2OL4; (b) perbaikan kinerja keempat. Mengacu pada UU No. 17 Tahun
birokrasi dan pemberantasan korupsi; serta (c) 2003 tentang Keuangan Negara, penyususnan
pencapaian pembangunan minimum essential RAPBN 2013 dilakukan dengan berpedoman
force (MEF). Seluruh isu strategis tersebut pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah
selanjutnya dicerminkan di
dalam arah Nasional (RPJMN) tahun 2OL0-2014, Rencana
kebijakan fiskaldan postur RAPBN 20t3. Kerja PEmerintah (RKP) tahun 20L3, serta
Kebijakan fiskal ditahun 2013 diarahkan Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-pokok
untuk "Mendorong P€rtumbuhan Ekonomi Kebijakan Fiskal tahun 2OI3,sebagaimana telah
yang Berkelanjutan melalu Upaya Penyehatan disepakati dengan DPR. Proses dan mekanisme
Fiskal. Arah kebijakan fiskal tersebut penyiapan, penyusunan, dan pembahasan
menekankan pentingnya mendorong stimulus RAPBN Tahun 20L3,juga dilakukan berdasarkan
fiskan yang berkesinambungan. Keseimbangan UU $o. 27 Tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD
antara kedua sasaran ini akan selalu melandasi dan DPRD.
kebijakan fiskal sekarang dan di waktu-waktu Dalam penyusunan RAPBN, basis
mendatang. Upaya untuk menjaga kesehatan perhitungan yang digunakan adalah Asumsi
dan kesinambungan fiskal tersebut, akan dasar Ekonomimakro. Asumsi dasar ekonomi
ditempuh melalui dua strategi pokok, yaitu makro mencakup variabel-variabel yang dinilai
mengendalikan defisist anggaran pada tingkat memiliki dampaksignifikan terhadap postur
yang aman dan menurunkan risiko utang APBN. Meskipun asumsi dasar tersebut hanya
terhadap PDB dalam batas vang monageble.26 sebagai ancar-ancar dalam menghitung postur
Substansi dari tema arah kebijakan APBN, namun dalam kondisi tertentu, asumsi
fiskal tersebut menekankanpentingnya dasar tersebutdapat menjadi target yang harus
mengupayakan terwujudnya kondisi fiskal yang dapat dicapai. Berkaitan dengan itu, menjaga
sehat dalam rangka mendorongterjaganya stabilitasekonomi makro menjadi keharusan
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. dalam rangka mengamankan pelaksanaan
Adapun strategi untuk menjagakesinambungan APBN.
fiskal ditempuh melalui 4 (empat) hal pokok, , Asumsi dasar ekonomi makro 20L3
yaitu: (a) optimalisasipendapatan negara tersebut disusun dengan memperhatikan
dengan tetap menjaga iklim investasi, perkembanganhingga saat ini dan prospeknya
keberlanjutan dunia usaha, dankelestarian ke depan. Dengan modal kinerja ekonomi
lingkungan hidup; (b) meningkatkan kualitas Indonesia dalamlima tahun terakhir yang cukup
belanja negara melalui efisiensibelanja yang menggembirakan, prospek kondisi ekonomi
makro Indonesiake depan diperkirakan
26 berpotensi membaik.Perkembangan realisasi
Kementerian Keuangan Republik Indonesia, 'tAPBN 2013
Mendorong Petumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan melalui Upaya asumsi dasar ekonomi makro 2007-201L dan
Penyehatan Fiskal", Keterangan Pers, Jakarta 2012.
757
Venti Eka Sotyo Pelaksonoan Tronsporan9""
makro, penetapan berbagai besaran postur Peniapatan dan Befanja Negara tahun Anggaran 20t3", Jakarta, 20L2i,
triliun, dan pembiayaan luar negeri (neto) 7. Kejelasan peran dan tanggung jawab yang
sebesar negatif RP19,5 triliun. meliputi Lingkup Pemerintah dan Kerangka
Pengelolaan Fiskal.
Postur lengkaP RAPBN 20L3 dan a. Lingkup Pemerintah
perkembangan APBN dari tahun ke tahun dapat Posisi pemerintah sebagai salah satu
dilihat pada nota keuangan RAPBN yang telah unsur sektor publik seharusnya secara
dipublikansikan dan dapat diakses melalui jelas terpisah dengan sektor publik
internet secara bebas. Hal ini merupakan salah lain seperti lembaga legislatif, lembaga
satu penerapan keterbukaan informasi dalam yudikatif, bank sentral, dan
rangka mewujudkan transparansi dalam sebagainya. Selain itu, peran dalam
pengelolaan fiskal. pengelolaan dan pengambilan
kebijakan harus dapat diketahui secara
B. Pedoman dalam Pelaksanaan Transparansi jelas.
Fiskal Unsur-unsur penting dalam
Pelaksanaan praktik-praktik yang baik
' pelaksanaan transparansi fiskal pada
dalam transparansi fiskal haruslah didasarkan pembahasan ini meliputilnformasi fiskal
pada pedoman yang baku dan diakui secara seharusnya disajikan dengan cara
secara nasional bahkan internasional. Dengan yang memudahkan analisa kebijakan
demikian keterbatasan dalam memperoleh dan meningkatkan akuntabilitas.: (1)
informasi fiskal yang lengkap dan dapat struktur dan fungsi pemerintah; (2)
dipertanggungjawabkan tidak ditemukan lagi. peran lembaga eksekutif, legislatif,
Informasi fiskal yang tertutup dan sulit diakses dan yudikatif; (3) tanggung jawab
oleh publik maupun pihak-pihak yang berbagai tingkatan dalam pemerintah;
berkepentingan dapat menimbulkan kesulitan (4) hubungan pemerintah dengan
dalam menarik kesimpulan atas pencapaian sektor publik lain; dan (5)
tujuan yang dipengaruhi oleh suatu kebijakan keterlibatan pemerintah dalam sektor
fiskal. swasta.
Pedoman pelaksanaan praktik-praktik b. Kerangka Kerja Pengelolaan Fiskal
tranparansi fiskal yang baik mengacu pada , Kerangka hukum, aturan, dan
Code of 6ood Proctices on Fiscol administrasi yang jelas dan terbuka
Tronsporency vang dikeluarkan oleh IMF pada seharusnya ada dalam pengelolaan
Tahun 2007. Kriteria transparansi fiskal fiskal Pedoman transparansi fiskal
mengacu pada Monuol on Fiscol meliputi lima hal yaitu: (1) hukum,
Tronsporency yang dikeluarkan IMF pada peraturan, dan prosedur administrasi
Tahun 2007 yang terdiri dari 45 kriteria. Unsur- yang komprehensif; (2) pengumpulan
unsur transparansi fiskal berdasarkan pendapatan; (3) pendapat masyarakat
pedoman tersebut meliputi: (L) kejelasan dalam proses perubahan hukum dan
peran dan tanggung jawab pemerintah; (2) peraturan; (41 pengaturan perjanjian;
proses anggaran yang terbuka; (3) dan (5) pengelolaan aset dan utang.
ketersediaan informasi bagi publik; serta (4) Proses Anggaran yang Terbuka. Unsur
keyakinan atas integritas.2e Unsur-unsur transparansi fiskal kedua ini meliputi: (1)
trasnparansi fiskal tersebut adalah sebagai proses persiapan anggaran; dan (2)
berikut: pelaksanaan, monitoring, dan pelaporan
anggaran.
a. Persiapan Anggaran
Persiapan anggaran harus mengikuti
2e
lnternational Monetary Fund, "Manual on Fiscal Transparency", USA:
jadwal yang telah ditetapkan dan
Washington DC,2n7.
159
Venti Eka Satya Pelaksonoan Tronsporonsi""
kepada publik dan integritas data laporan kriteria transparansi fiskal untuk Tahun 2013
fiskal. Pemerintah telah berupaya untuk mengalami peningkatan untuk delapan sub
meningkatkan transparansi fiskal melalui sub kriteria. Satu kriteria yang belum
perbaikan rancangan dan implementasi terpenuhi pada Tahun 2OL2 rneningkat
peraturan, sistem dan prosedur akuntansi menjadi belum sepenuhnya terpenuhi pada
serta administrasi. Tahun 2OL3 yaitu Laporan Tujuan Program
Dibandingkan Tahun sebelumnYa, Anggaran. Tujuh sub sub kriteria yang belum
dalam LKPP Tahun 2013, Pemerintah telah sepenuhnya terpenuhi pada Tahun 2OL2
menindaklanjuti rekomendasi BPK terkait meningkat menjadi sudah terpenuhipada
perlunya penetapan perlakuan pencatatan Tahun 20t3, yaitu: L) tanggung jawab
akuntansi atas penyelesaian pekerjaan fisik berbagai tingkatan dalam pemerintahan; 2l
dan pembayarannya pada akhir tahun, kerangka jangka menengah anggaran; 3)
penetapan mekanisme penyusutan aset tetap risiko dan keberlanjutan fiskal; 4l risiko
dan masa manfaat aset tetap, memperbaiki fiskal, biaya pajak, kewajiban kontinjen,
tata cara Pelaksanaan APBN, dan danaktivitas kuasi fiskal; 5) aturan pengadaan;
menerapkan kembali kebijakan reword ond 6) administrasi pendapatan nasional; dan 7)
punishment dalam pelaksanaan anggaran' badan audit nasional.
Beberapa permasalahan yang muncul dalam Hasil reviu terhadaP Pelaksanaan
pemeriksaan Tahun 201.2, masih ditemukan transparansi fiskal pada Tahun 20tz
dalam pemeriksaan Tahun 2013 terkait menunjukkan dari 45 sub sub kriteria yang
pemungutan dan PelaPoran PNBP, ditetapkan, 2L sub sub kriteria sudah
penggunaan mata anggaran yang salah terpenuhi, 23 sub sub kriteria belum
(Belanja Modal, Belanja Barang dan Belanja sepenuhnya terpenuhi, dan satu sub sub
Bantuan Sosial), dan penatausahaan Aset kriteria belum terpenuhi. Sedangkan pada
Tetap.31 Tahun 20L3, 29 sub sub kriteria sudah
Opini yang diberikan BPK atas Laporan terpenuhi, 16 sub sub kriteria belum
Keuangan Pemerintah Pusat mauPun sepenuhnya terPenuhi'
Kementerian dan Lembaga merupakan salah
satu tolok ukur penilaian transparansi
pengelolaan fiskal Pemerintah.
Pemerintah
telah berusaha D. Reviu Terhadap Transparansi Fiskal Tahun
meningkatkan pemenuhan kriteria transparansi 2013
fiskal yang dikeluarkan oleh lMF. Jika Pada tahun 20L3, Pemerintah telah
dibandingkan dengan Tahun 20L2, pemenuhan berupaya untuk meningkatkan transparansi
fiskal melalui perbaikan rancangan dan
implementasi peraturan, sistem dan prosedur
tt BPK Rl atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat tahun
'[HP
akuntansi serta administrasi yang pada tahun-
BPK Rl,
2013: l-aporan Hasil Reviu atas Pelaksanaan Transparansi Fiskal tahun
2013", Jakarta, 2013, h. 1-2
L62 Kajion Vol. 79 No. 2 Juni 2074
baik. Namun demikian masih terdapat Publik, Peraturan Komisi lnformasi Nomor 1
beberapa kelemahan seperti yang terjadi pada Tahun 2013 tentang Prosedur Penyelesaian
Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Production Sengketa Informasi Publik dan Peraturan
Shoring pada kontrak-kontrak kerja Migas, Menteri Dalam Negeri Nomor 35 Tahun 20LO
pengelolaan PNBP, dan pengaturan Jaring tentang Pedoman Pengelolaan Pelayanan
Pengaman Sistem Keuangan (JPSK). lnformasi dan Dokumentasi di Lingkungan
Sejauh mana pelaksanaan kriteria Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah
transparansi Proses Anggaran Yang Terbuka, Daerah.
dapat dilihat dari pelaksanaan persiapan Adapun yang perlu menjadi perhatian
anggaran, prosedur pelaksanaan serta pemerintah dalam hal ini adalah berkenaan
monitoring dan pelaporan anggaran. Secara dengan penyajian integrasi posisi fiskal
umum, proses anggaran yang terbuka telah nasibnal (gabungan Pemerintah Pusat dan
diatur oleh Pemerintah Pusat. Usulan Pemerintah Daerah) dan informasi fiskal
tambahan anggaran selama Tahun fiskaf mengenai kegiatan di luar anggaran untuk
sudah disajikan kepada legislatif dengan cara penerimaan hibah langsung. Masalah lain yang
yang konsisten dengan penyajian anggaran juga perlu dilakukan adalah pengintegrasian
sebelumnya. pelaporan realisasi anggaran Laporan Kinerja Pemerintah Pusat secara
semesteran dan Tahunan telah dilakukan keseluruhan dan disandingkan dengan LKPP,
secara tepat waktu. Sampai dengan Tahun dan peraturan untuk menjembatani
20L3, Pemerintah telah menerapkan berbagai permasalahan tersebut baru dikeluarkan pada
sistem akuntansi. Walaupun demikian masih Tahun 20t4.
terdapat beberapa permasalahan dan Terkait dengan pelaksanaan
penganggaran dan pertanggungjawaban transparansi fiskal berkenaan dengan
belanja, seperti yangterjadi bapa dana Bansos. Keyakinan atas Integritas meliputi reviu
Berkaitan dengan Ketersediaan terhadap standar kualitas data, pengawasan
Informasi bagi Publik, secara umum pemerintah aktivitas fiskal, dan pemeriksaan informasi
telah menyediakan informasi fiskal fiskal. diatur dalam peraturan perundang-
kepadabpublik. UU Nomor 1.4 tahun 2008 undangan yang menjamin independensi dan
tentang Keterbukaan lnformasi Publik (KlP) integritas.Standar akuntansi telah ditetapkan
mengatur tentang informasi yang menjadi hak oleh Pemerintah dan pemeriksaan telah
warga negara dan terbukanya akses bagi diatur dalam peraturan perundang-undangan
masyarakat untuk mendapatkan informasi dari yang menjamin independensi dan integritas.
pemerintah. Dengan keterbukaan informasi Dalam hal pemeriksaan penerimaan negara,
publik yang diberlakukan pada bulan Mei Pemerintah dhi. Menteri Keuangan telah
763
Venti Eka Satya Pelaksonoan Tronsparansi""
memberikanijin kepada Dirjen Pajak untuk tingkat inflasi, kesempatan kerja, dan neraca
memberikan akses kepada BPK untuk pembayaran. Yang menjadi pedoman bagi
.
tahun L945. Sebelum tahun 1930-an, Transparency yang dikeluarkan IMF pada
pengeluaran pemerintah hanya dianggap Tahun 2007. Secara umum Pemerintah telah
sebagai alat untuk membiaya kegiatan-kegiatan memenuhi unsur Kejelasan Peran Dan
pemerintah dan dinilai berdasarkan atas Tanggung Jawab terutama dari sisi lingkup
manfaat langsung yang dapat ditimbulkannya Pemerintah. Peran dan tanggung jawab
tanpa melihat pengaruhnya terhadap Pemerintah Pusat telah diatur dalam
pendapatan nasional. Sebaliknya pajak juga peraturan perundang-undangan tentang tugas
hanya dianggap sebagai sumber pembiayaan pokok dan fungsi Pemerintah, lembaga
pengeluaran negara dan belum diketahui legislatil dan lembaga yudikatif. Peran dan
pengaruhnya terhadap pendapatan nasional. tanggung jawab Pemerintah Pusat dan
Akbatnya dalam masa depresi, pengeluaran Pemerintah Daerah telah diatur secara tegas
pemerintah harus turut dikurangi. Hal ini dalam peraturan perundang-undangan
mengakibatkan semakin rendahnya terkait. Selain itu, Pemerintah juga telah
pendapatan dan perekonomian nasional. Kalau memiliki kerangka kerja pengelolaan fiskal yang
timbul deflasi atau infalsi, kebijakan yang cukup baik. Namun demikian masih terdapat
dipercayai untuk menanggulanginya adalah beberapa kelemahan seperti yang terjadi pada
kebijakan moneter lewat Bank Sentral dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Production
bukan kebijakan fiskal. Sharing pada kontrak-kontrak kerja Migas,
Kebijakan fiskal mempunyai dua pengelolaan PNBP, dan pengaturan Jaring
prioritas. Prioritas pertama adalah mengatasi Pengaman Sistem Keuangan (JPSK). Selain itu
defisit anggaran pendapatan dan belanja keterbukaan dalam sektor pajak juga masih
negara (APBN) dan masalah-masalah APBN dianggap kurang memadai bahkan untuk
lainnya. Prioritas kedua adalah mengatasi lembaga yang telah diamanahi oleh undang-
masalah stabilitas ekonomi makro, yang terkait undang untuk memeriksa keuangan negara
dengan antara lain pertumbuhan ekonomi, seperti BPK.
L64 Kojian Vol. 19 No. 2 Juni 2014