Anda di halaman 1dari 22

745

Venti Eka Sotyo Peloksanaan Transporonsi....

PE IAKSANAAN t* t *, PE M E RT NTAH
Ttf,il,f l;:J,

TH E I MPLEM ENTATION OF GOVE RNMENr, S HSCAL TRANSPARENCY 2073

Venti Eka Satya')

Naskah diterima 20 Juni 2OL4, direvisi 4 Juli 2OL4,


disetujui 18 Juli 2014

Abstrdct
This essoy discusses how fiscal policy ond tronsporency of fiscol monogement were implemented, to control
mocroeconomic balance and to prevent lopses ond inefficiency of using limited resources. The writer roised the
question whether the imptementotion was in line with internotional rules directed by IMF os wel! os lndonesio's
nationol lows ond further regulations. tt is underlined here thot the country hos two fiscol policy priorities to
overcome the probtems of budget deficit ond mocroeconomic instability. The writer argues thot olthough the
government hos been ottempted to improve fiscal tronsporency, some weaknesses exist, such os the problems with
OJK, production shoring, mdnogement of PNBP, and JPSK.

Keywords: Fiscal policy, fiscoltransparency, OJK, PNBP, IMF

Abstrak
Tulisan ini menganalisis bagaimana keb'rjakan fiskal dan bagaimana pelaksanaan transparansi pengelolaan fiskalyang
dilakukan oleh pemerintah. Apakah pelaksanaan tersebut telah sesuai dengan aturan internasional terutama IMF
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. Dari studi literatur yang dilakukan diperoleh
kesimpulan bahwa keb'rjakan fiskal Indonesia mempunyai dua prioritas. Prioritas pertama adalah mengatasi defisit
anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) dan prioritas kedua adalah mengatasi masalah stabilitas ekonomi
makro. Meskipun pemerintah telah berupaya untuk meningkatkan transparansi fiskal melalui perbaikan rancangan
dan implementasi peraturan, sistem dan prosedur akuntansi serta administrasi, namun masih terdapat beberapa
kelemahan seperti yang terjadi pada Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Production Sharing pada kontrak-kontrak kerja
Migas, pengelolaan PNBP, dan pengaturan Jaring Pengaman Sistem Keuangan (JPSK).

Kata kunci: KebUakan fiskal, transparansi fiskal, OJK, PNBP, IMF

I. PENDAHULUAN moneter yang sepenuhnya adalah tanggung


jawab Bank Indonesia. Sinergi antara kedua
A. Latar Belakang kebijakan tersebut sangat penting karena akan
Secara garis besar kebijakan menciptakan suatu stabilitas ekonomi untuk
makroekonomi dapat dibedakan menjadi mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan.
kebijakan fiskal dan kebijakan moneter. Seperti Kebijakan fiskal merupakan salah satu
juga ekonomi, dapat dibagi menjadi dua sektor, kebijakan untuk mengendalikan keseimbangan
yakni sektor riil
dan sektor moneter. makroekonomi. Kebijakan fiskal bertujuan
Pertumbuhan dan
stabilitas sektor rill untuk mempengaruhi sisi permintaan agregat
dipengaruhi oleh pemerintah lewat kebijakan suatu perekonomian dalam jangka pendek.
fiskal dan di lndonesia kebijakan ini adalah Selain itu,
kebijakan ini
dapat pula
tanggung jawab Menteri Keuangan. Sedangkan mempengaruhi sisi penawaran yang sifatnya
pertumbuhan dan stabilitas sektor moneter lebih jangka panjang, melalui peningkatan
dipengaruhi oleh pemerintah lewat kebijakan kapasitas perekonomian. Dalam pengelolaan
stabilitas makroekonomi, kebijakan fiskal akan
rlembaga: Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan Informasi (P3Dl) berinteraksi dengan kebijakan moneter.
Sekretariat Jenderal DPR Rl. Alamat: Gedung Nusantara | 1t,2, jln. Jend.
Gatot Subroto, Senayan, Jakarta, LO27O. Alamat e-moil:
ventieka@y7mail,com.
746 Kajian Vol. 19 No. 2 Juni2014

Pengaruh kebijakan fiskal Yang dikelola. Keuangan negara harus dikelola secara
signifikan terhadap perekonomian tertib, ekonomis, efisien, efektif, transparan,
dikemukakan oleh Keynes. Sebelum Keynes, dan bertanggung jawab serta dikelola oleh
operasi keuangan pemerintah dipandang tidak orang-orang yang kompeten dan profesional.
memiliki pengaruh yang besar terhadap tingkat Selain itu pengelolaan keuangan negara juga
penyerapan tenaga kerja dan permintaan harus dilaksanakan secara tertib dan taat pada
agregat. Peran pemerintah pada saat itu hanya peraturan perundang-undangan. Semua
sebatas merelokasi sumber daya finansial dari pejabat negara/daerah yang diberi mandat
sektor swasta ke pemerintah. Pandangan ini di mengelola keuangan negara bertanggung
antaranya dikemukakan oleh Say's Law bahwa jawab agar seluruh keuangan negara yang ada
dafam kondisi full employment, setiap dalam penguasaannya dilaksanakan sesuai
tambahan pengeluaran pemerintah akan dengan aturan.2 Oleh karena itu diperlukan
menyebabkan penurunan pengeluaran swasta orang-orang yang kompeten dan profesional
(crowd-outl dalam jumlah yang sama dan untuk mengelolanya.
pengeluaran tersebut tidak akan mengubah Salah satu undang-undang yang
pendapatan agregat. Pandangan tersebut dikeluarkan dafam rangka reformasi tersebut
kemudian diubah oleh Keynes dan sejak saat itu adalah Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003
ekonom mulai menekankan dampak makro tentang Keuangan Negara, undang-undang ini
atas pengeluaran dan pajak pemerintah. telah menimbulkan perubahan besar terhadap
Keynes menekankan bahwa kenaikan pengaturan, pengelolaan serta
pengeluaran pemerintah tidak hanya pertanggungjawaban keuanga n nega ra. Dengan
memindahkan sumber daya dari sektor swasta diberlakukannya undang-undang ini,
ke pemerintah. Selain Keynes juga itu, diharapkan para pengelola keuangan negara
mengemukakan adanya dampak berganda dapat menjalankan fungsi pengelolaan dan
(mu ttipt i e r effectl da ri pe ngelua ra n tersebut. 1 menyampaikan pertanggunjawaban atas
Tuntutan masyarakat untuk melakukan pengelolaan keuangan negara dengan baik dan
reformasi sistem sosial, politik, dan ekonomi akurat. Adapun pengertian dari keuangan
guna mewujudkan demokrasi telah mengubah negara menurut Undang-Undang Nomor t7
sistem dan struktur pemerintahan lndonesia. tahun 2003 tentang Keuangan Negara
Sementara itu, tuntutan untuk mengikis KKN menyatakan bahwa semua hak dan kewajiban
memerlukan peningkatan transparansi fiskal negara yang dapat di nilai dengan uang, serta
atau pengelolaan maupun pertanggungjawa ban segala sesuatu yang dapat dinilai dengan
keuangan negara. Transparansi fiskal barang yang dapat dijadikan milik negara yang
merupakan komponen utama dari upaya berkaitan dengan pelaksanaan hak dan
penciptaan cleon government dan good kewajiban tersebut. Akan tetapi pada
governonce. kenyataannya keberadaan undang-undang ini
Pengelolaan keuangan negara tidak mampu merubah secara total sistem
merupakan bagian terpenting dalam kebijakan pengelolaan keuangan negara. Hasil
fiskal. Reformasi di bidang keuangan negara pemeriksaan BPK masih menemukan berbagai
ditandai dengan lahirnya berbagai undang- kesalahaan baik yang disengaja maupun tidak
undang yang menyangkut keuangan negara. dalam hal pengelolaan keuangan negara.
Reformasi juga telah mendorong masyarakat Dalam rangka menciptakan pengelolaan
untuk mengetahui tentang bagaimana keuanga negara yang baik sangat dibutuhkan
keuangan negara dan keuangan daerah transparansi. Dengan adanya transparansi,
maka pihak-pihak yang berkepentingan akan
'Ndari Surjaningsih dkk, "Dampak Kebijakan Fiskal Terhadap Output
dan Inflasi", Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, April 2012, hal. 'www.lot.so.id/ne
diakses tanggal 11 Juli 2014.
747
Venti Eko Sotya Peloksonaan Tronsporansi""

berkesempatan mengakses informasi mengenai selaku Kepala Pemerintahan mengatur dan


pelaksanaan pengelolaan fiskal yang mencakup menyelenggarakan sistem pengadilan intern di
juga keuangan negara. Transparansi informasi lingkungan pemerintahan secara menyeluruh'
ini akan memungkinkan pihak-pihak tersebut Akuntabilitas dapat hidup dan berkembang
untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja dalam suasana yang transparan dan demokratis
pemerintah dalam mengelolaan keuangan serta adanya kebebasan dalam mengemukakan
negara. pendapat. Oleh karena itu, pemerintah harus
betul-betul menyadari bahwa pemerintahan
B. Perumusan Masalah dan pelayanan kepada masyarakat adalah hal
Manfaat Pengukuran kinerja dalam yang tidak dapat dipisahkan dari publik.
mendukung pelaksanaan kepemerintahan yang Setiap warga negara berhak
baik (good governonce), salah satunya adalah mengetahui (right to knowl untuk setiap
untuk mencegah penyimpangan administrasi aktivitas penyelenggaraan pemerintahan yang
publik. Transparansi dan akuntabilitas adalah dilakukan oleh setiap pejabat negara, baik
alat yang amPuh untuk mencegah pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
penrTimpangan anggaran dan
pemborosan Dengan adanya transparansi maka diharapkan
penggunaan sumber daya yang semakin langka. setiap warga negara dapat berperan aktif
Bagi pemerintah sendiri, tuntutan terhadap dalam melakukan pengawasan atas jalannya
pelaporan kinerja kepada publik ini akan pemerintahan.a
menjadi pendorong bagi peningkatan kapasitas Transparansi dalam pengelolaan fiskal
kinerja pemerintah. Hal ini dimungkinkan kalau telah menjadi isu yang mendunia, terbukti dari
data dan informasi kinerja digunakan untuk tingginya perhatian IMF terhadap praktek
menjadi dasar dariberbagai keputusan publik transparansi pengelolaan fiskal ini. Sejak tahun
yang dilakukan pemerintah seperti alokasi 2006 IMF telah mengeluarkan pedoman dan
anggaran yang lebih efisien dan efektif, strategi praktik-praktiktransparansi fiskal yang baik,
kebijakan yang lebih tepat, inovasi proses sebagaimana termuat dalam Panduan
pemerintahan, ataupun membangun insentif- Manual Transparansi Fiskal (Monual on
disintensif yang memotivasi pekerja. Pada Fiscol Tronsparency). Dan IMF juga secara rutin
prinsipnya, baik output, outcome, dan dampak melakukan monitoring terhadap Indonesia
dari setiap kebijakan/program yang dijalankan berkenaan dengan pelaksanaan transparansi
adalah penting dan perlu disampaikan secara fiskal. Terkait dengan hal tersebut, penulis
transparan dan akuntabel kepada publik, serta tertarik untuk mengetahui dan menganalisa
kepada pihak parlemen untuk menjalankan bagaimana kebijakan fiskal yang dilakukan oleh
fungsi pada proses penganggaran maupun pemerintah serta bagaimana pelaksanaan
pengawasan. Data/informasi kinerja yang tepat transparansi pengelolaan fiskal yang dilakukan
dan betul-betul menggambarkan kondisi sesuai oleh pemerintah. Apakah pelasanaan tersebut
merupakan bahan dasar penting dalam setiap telah sesuai dengan aturan internasional
pengambilan keputusan publik levidence-bosed terutama IMF dan peraturan perundang-
pu bti c d eci sion m a ki n g).3 undangan yang berlaku di lndonesia.
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor
1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara C. Tujuan Penulisan
Pasal 58 ayat (1) dinyatakan bahwa dalam Secara umum tujuan dari penulisan
rangka meningkatkan kinerja, transparansi, dan artikel ini adalah untuk mengetahui kebijakan-
akuntabilitas pengelolaan keuangan, Presiden kebijakan fiskal yang dikeluarkan oleh

3 n
ldhar Yahya. "Akuntabilitas dan Transparansi Pengelolaan Keuangan
Penny K.L., "Membumikan Transparansi dan Akuntabilitas Kinerja
Sektor Publik: Tantangan Berdemokrasi ke Depan", Grasindo, Jakarta, Daerah", Jurnal Sistem Teknik Industri Volume 7, No. 4 Oktober 2005,
2014, hal.7. hal.28.
L48 Kajion Vol. 79 No. 2 Juni 2074

pemerintah dan dilaksanakan oleh pemerintah pemerintah adalah sebagai stabilisator,


Indonesia. khususnya mengenai: fasilitator, stimulator dan regulator, sedangkan
1. Kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan pelaku ekonomi diserahkan kepada swasta.
penerimaan negara, pengeluaran negara, Kebijakan fiskal adalah langkah-langkah
serta pengelolaan aset negara yang pemerintah untuk membuat perubahan-
dilakukan oleh pemerintah. perubahan dalam sistem pajak atau dalam
2. Transparansi informasi mengenai perbelanjaannya dengan maksud untuk
pelaksanaan kebijakan fiskal yang dilakukan mengatasi masalahmasalah ekonomi yang
oleh pemerintah. Bentuk-bentuk dihadapi.T Selain kebijakan fiskal, pemerintah
transparansi dan media-media atau alat- juga dapat mengambil kebijakan lain, yang
alat yang digunakan untuk oleh pemerintah disebut kebijakan moneter. Kebijakan fiskal
dalam menyampaikan informasi tersebut adalah kebijakan pemerintah yang berkaitan
kepada publik. dengan pengaturan kenerja ekonomi melalui
mekanisme penerimaan dan pengeluaran
D. Kerangka Pemikiran pemerintah. Kebijakan Fiskal terwujud dalam
APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja
1. Kebijakan Fiskal Negara). Dalam dokumen APBN dapat dilihat
Pada dasarnya, kebijakan fiskal berapa pendapatan pemerintah, dari mana saja
merupakan kebijakan stabilisasi yang dipelopori pendapatan tersebut, komposisi pendapatan,
oleh kaum Keynesian. Kebijakan fiskal adalah penduduk mana atau siapa yang terkena beban
suatu kebijakan ekonomi dalam rangka tinggi dan beban rendah dari total pendapatan
mengarahkan kondisi perekonomian untuk pemerintah, untuk apa saja pendapatan
menjadi lebih baik dengan jalan mengubah pemerintah, sektor mana yang mendapatkan
penerimaan dan pengeluaran pemerintah.s alokasi pengeluaran tinggi dan mana yang
Kebijakan fiskal (Fiscol Policyl adalah kebijakan rendah dan sebagainya.s
pemerintah dengan menggunakan belanja Sesungguhnya kebijakan fiskal
negara dan perpajakan dalam rangka mencakup semua tindakan atau usaha untuk
menstabilkan perekonomian. Adapun tujuan meningkatkan kesejahteraan umum melalui
kebijakan fiskal adalah: Untuk meningkatkan pengawasan pemerintah terhadap sumber-
produksi nasional (PDB) dan pertumbuhan sumber ekonomi dengan menggunakan
ekonomi, untuk memperluas lapangan kerja penerimaan dan pengeluaran pemerintah,
dan mengurangi pengangguran dan untuk mobilisasi sumberdaya, dan penentuan harga
menstabilkan harga-harga barang, khususnya barang dan jasa dari perusahaan-perusahaan.s
mengatasi inflasi.6 Agar kinerja ekonomi dapat Dasar pemikiran dalam kebijakan fiskal
terjaga stabilitas dan sustainabiltasnya, harus ialah bahwa pemerintah tidak dapat disamakan
ada pihak yang mengaturnya. Dalam kerangka dengan individu dalam pengaruh dari tindakan
ekonomi makro yang harus berperan dalam masing-masing terhadap masyarakat sebagai
mengendalikan perekonomian suatu negara keseluruhan. Umumnya para individu akan
adalah pemerintah melalui kewenangan- mengurangi pengeluaran apabila penerimaanya
kewenangan yang dimilikinya, baik itu berupa meneurun, sedangkan pemerintah tidak harus
intervensi maupun pembuatan kebijakan- berbuat demikian, karena apabila pemerintah
kebijakan. Meskipun pada prinsipnya tugas mengurangi pengeluarannya, maka tindakan ini

sRosyetti TSadono
dan Eriyati, "Pengaruh Defisit Anggaran Terhadap Inflasidi Sukirno, "Pengantar Teori Mikro Ekonomi", pT. Salemba
Indonesia Tahun 1981-2010", Empat, Jakarta, 2003.
htto://eiournal.unri.ac.idlindex.pho/JElarticle/vied825/818. tBramantyo
diakes Djohanputro, "Prinsip-Prinsip Ekonomi Makro, penerbit
April 2014. PPM", Jakarta, 2008, hal. 105-106.
thtto://www.fiskal.kemenkeu.qo.id tDirk
J. Walfson, "Public Finance and Development Strategy',, The John
view.aso?id=20100706145340385736232. diunduh 14 Juli 2014. Hopkins University Press, Baltimore, 1979, hal. 5.
149
Venti Eko Satyo Pelaksonaon Tronsporonsi....

justru akan lebih menyusahkan atau ekonomi yang berkelanjutan. Dalam


memperberat jalannya perekonomian karena penerapan fungsi ini kebijakan fiskal
menurunnya peneluaran pemerintah akan berperan aktif mengalokasikan atau
berarti menurunnya pendapatan masyarakat mengatur faktor-faktor produksi yang sudah
sebagai objek pajak dan selanjutnya justru ada di masyarakat secara lebih maksimal.
memperkecil penerimaan pemerintah lagi. Di Dan jika faktor ekonomi tersebut dapat
samping itu juga disadari bahwa dalam masa dikelola dengan baik maka dapat membantu
depresi banyak dana masyarakat (swasta) yang pemenuhan kebutuhan rakyat disamping
menganggur, sehingga peningkatan dalam juga memberikan dampak positif terhadap
pengeluaran pemerintah tidak akan perekonomian secara luas.
mengurangi investasi sektor swasta lewat Fungsi distribusi. Fungsi distribusi
10
kenaikan tingkat bunga. menyangkut sarana distribusi kemakmuran,
'' Dalam perkembangannya, kebijakan mengurangi kesenjangan dan mewujudkan
fiskal dapat dibedakan menjadi empat macam keadilan ekonomi dan pembangunan. Untuk
atas dasar yaitu:11 Pembiayaan Fungsional, mencapai fungsi ini, penerapan kebijakan
Pengelolaan anggaran, Stabilisasi anggaran fiskal dapat dimulai dari sistem yang
otomatis, Anggaran belanja seimbang mengatur pembagian dan pemerataan hasil
(kebijakan anggaran belanja defisit untuk pendapatan negara. Hal ini tentunya
mengatasi depresi dan pengangguran. Bila menjadi faktor yang sangat penting
terjadi inflasi maka kebijakan anggaran surplus mengingat tidak jarang pendistribusian
dilakukan). pendapatan negara tidak benar-benar
sampai dengan baik hingga ke rakyat
a. Fungsi Kebiiakan Fiskal banyak.
Fungsi kebiiakan fiskal pada dasarnya Fungsi stabilisasi. Fungsi stabilisasi esensinya
adalah penjabaran dari kebijakan fiskal itu adalah untuk mendorong terwujudnya
sendiri. Seperti yang telah diketahui, kebijakan stabilitas fundamental perekonomian. Pada
fiskal adalah kebijakan yang dikeluarkan oleh fungsi stabilitas beberapa faktor yang dijaga
pemerintah berupa langkah-langkah di sektor agar tetap stabil yaitu harga barang
keuangan negara. Langkah-langkah tersebut kebutuhan pokok, pertumbuhan ekonomi
dilakukan dengan cara mengubah atau dan kesempatan kerja yang memadai. Ketiga
menaikturunkan pendapatan dan pembiayaan faktor tersebut merupakan hal yang harus
negara. Tujuannya untuk menyesuaikan dengan diperhatikan untuk memenuhi fungsi
keadaan ekonomi yang sedang berlangsung. stabilitas dari kebijakan fiskal.
Dengan kata lain secara umum, tujuan dari APBN harus didesain sesuai dengan fungsi
kebijakan fiskal adalah untuk menyesuaikan tersebut, dalam upaya mendukung
keadaan ekonomi pada sebuah negara dan penciptaan akselerasi pertumbuhan
penyelesaian masalah-masalah ekonomi yang ekonomi yang tinggi dan berkualitas. Fungsi
dihadapi negara tersebut.12 alokasi berkaitan dengan intervensi
Fungsi kebijakan fiskal memiliki fungsi- Pemerintah terhadap perekonomian dalam
fungsi sebagai berikut: mengalokasikan sumber daya ekonominya.
- Fungsi alokasi. Fungsi alokasi mengandung Fungsi distribusi berkaitan dengan
esensi mendorong terciptanya efisiensi pendistribusian barang-barang yang
perekonomian dan stimulasi pertumbuhan diproduksi oleh masyarakat, sedangkan
fungsi stabilisasi berkaitan dengan upaya
to
M. Suparmoko, "Keuangan Negara Dalam Teori dan Praktik", Edisi menjaga stabilitas dan akselerasi kinerja
Keenam, BPFE, Jogakarta, 2013, hal. 295. ekonomi, sehingga perekonomian tetap
"tbid, hal. 296-300.
tthttp://www.fiskal.c pada kesempatan kerja penuh (full
adalah$.U8e8-bFKoGM, diakses Juli 2014.
150 Kojian Vol. 79 No. 2 Juni 2074

employment) dengan harga yang stabil. Dari ekonomi yang cepat. Beberapa aspek terkait
ketiga fungsi tersebut, fungsi stabilisasi yang dengan tujuan ini adalah:ls
ditujukan untuk meminimalisir volatilitas 1) Mobilisosi sumber daya. Negara
atau fluktuasi dalam perekonomian, berkembang dicirikan dengan tingkat
merupakan esensi utama kebijakan APBN. pendapatan dan investasi yang rendah.
Denganperan stabilisasinya, kebijakan fiskal Lingkaran (vicious circle) ini bisa diputus
dipandang sebagai salah satu alat yang terutama melalui mobilisasi sumber daya
efektif untukmemperkecil siklus bisnis.13 untuk investasi yang cepaU
2) Akselerasi pertumbuhon ekonomi.
b. Tujuan Kebijakan Fiskal Disamping untuk memobilisasi
Kebijakan fiskal bertujuan untuk sumbersumber daya yang lebih banyak
mempengaruhi sisi permintaan agregat suatu untuk investasi, pemerintah harus
perekonomian dalam jangka pendek. Selain itu, mengarahkan sumber daya tersebut ke
kebijakan ini dapat pula mempengaruhi sisi saluran dimana hasil (yield) yang lebih
penawaran yang sifatnya lebih berjangka tinggi dan barang-barang yang dihasilkan
panjang, melalui peningkatan kapasitas dapat diterima dengan baik oleh
perekonomian. Dalam pengelolaan stabilitas masyarakat;
makroekonomi, kebijakan fiskal akan 3) Peningkoton kesempatan kerja. Insentif
berinteraksi dengan kebijakan fiskal, dalam bentuk potongan pajak (tax-
moneter.laTujuan kebijakan Fiskal untuk rebates) dan konsesi, dapat digunakan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara untuk mendorong pertumbuhan industri
optimal yaitu dengan cara: yang mempunyai potensi tinggi untuk
Mencegah pengangguran penciptaan lapangan kerja;
Stabilitas harga 4) Minimisosi ketimpangon (inequolities)
Untuk mendorong investasi sosial secara pendapatan don kekayoan. Instrumen
optimal fiskal dapat digunakan untuk
Meningkatkan stabilitas ekonomi ditengah memperbaiki distribusi pendapatan yang
ketidakstabilan internasional membantu kelompok miskin melalui
Untuk meningkatkan dan meredistribusikan peningkatan belanja sosial;
Pendapatan Nasional 5) Stobilitas harga (price stability). Instrumen
fiskal juga dapat digunakan untuk
Tujuan kebijakan fiskal cenderung mengontrol tendensi inflasi dan deflasi
berbeda antara negara maju dan negara dalam perekonomian. Apabila terjadi
berkembang. Di negara-negara maju, deflasi (atau resesi), pemerintah bisa
peranan kebijakan fiskal umumnya untuk menggunakan kebijakan fiskal yang
mempertahankan full employment dan ekspansif untuk memperbaiki kondisi
menstabilisasi pertumbuhan ekonomi. perekonomian. Langkah ini dapat
Sebaliknya di negara-negara berkembang, dilakukan dengan mengurangi pajak atau
kebijakan fiskal digunakan untuk menciptakan melalui peningkatan belanja, yang akan
suatu lingkungan yang baik bagi pertumbuhan mendorong peningkatan belanja
masyarakat.

l3Republik
lndonesia, "Nota Keuangan dan Rancangan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara tahun Anggaran 2013,,, Jakarta, 2012,
h. r-5.
la
Ndari Surjaningsih dkk., "Dampak Kebijakan Fiskal Terhadap Output
Dan Inflasi", Buletin Ekonomi Moneter dan perbankan, April 2012, h. 13
Muhammad Afdi Nizar, '?rah Kebijakan Fiskal pemerintah lndonesia,
391. 2000 - 2009", Tesis, Universitas Indonesia, Jakarta, Juni 201e h. 1g-19.
L51
Venti Eka Sotyo Peloksonoon Tronsparonsi.'..

c. Mekanisme Kebiiakan Fiskal pendapatan atau (1-c) adalah tabungan (5),


Tujuan kebijakan fiskal adalah untuk seperti di persamaan (3). Persamaan (4) adalah
mempengaruhi jalannya perekonomian yaitu pendapatan bersih setelah dikurangi pajak;
dengan cara memperbesar dan memperkecil persamaan (5) mencerminkan pendapatan
pengeluaran komsumsi pemerintah (G), jumlah pemerintah dari pajak yang ditentukan selain
transfer pemerintah (Tr), dan jumlah pajak (Tx) oleh tingkat pendapatan (dari wajib pajak), juga
yang diterima pemerintah sehingga dapat oleh besarnya tarif pajak (t); persamaan (6)
mempengaruhi tingkat pendapatan nasional (Y) adalah investasi yang sifatnya otonom;
dan tingkat kesempatan kerja (N). persamaan (7) adalah pengeluaran pemerintah
Mekanisme kerja dari pengaruh dari yang juga sifatnya berdiri sendiri, tidak
kebijakan fiskal terhadap ekonomi akan mudah ditentukan oleh model (ekonomi), tetapi oleh
dipahami di dalam konteks ekonomi makro kebijakan fiskal, dan dua persamaan terakhir
dengan bantuan sebuah modal ekonomi mencerminkan keseimbangan ekonomi
tertutup (tanpa hubungan ekonomi luar negeri) domestik tertutup, yakni pada saat dana
yang sederhana dari Keynes yang terdiri atas tabungan sama seperti dana yang dibutuhkan
sejumlah persamaan, seperti berikut ini,'" untuk investasi di dalam negeri (persamaan (8))
dan jumlah pemasukan pajak sama dengan
Y=C+l+G (1) jumlah pengeluaran pemerintah (persamaan
C=cYd+Ca (21 (e)).
S=s.yd;s=11-c) (3)
Yd=Y-T (4) besar daripada penerimaan (G>T), maka APBN
T=tY (s) dalam kondisi defisit, sebaliknya jika
l=la (6) pendapatan melebihi pengeluaran (G<T), APBN
G=Ga (71 mengalami surplus. Apabila APBN defisit,
S=l (8) pemerintah hanya punya dua pilihan untuk
T=G (e) membiayai saldo negatif tersebut, yaitu didanai
ofeh Bank Indonesia lewat printing money Vang
Di mana persamaan (1) adalah definisi berarti jumlah uang yang beredar di
pendapatan nasional. Pada saat permintaan masyarakat meningkat atau lewat pinjaman,
agregat (AD) sama dengan penawaran agregat baik dari dalam negeri, misalnya dengan
atau produksi (AS) atau pada saat ekonomi menerbitkan obligasi atau dari luar negeri (cara
domestik tertutup seimbang, nilai dari yang kedua ini berarti ekonomi tidak lagi
pendapatan nasional (GDP) sama dengan nilai tertutup). Karena opsi pertama tersebut sangat
total dari konsumsi swasta, pembentukan berisiko terhadap peningkatan laju inflasi, maka
modal tetap bruto atau investasi (l), dan biasanya opsi kedua yang dipilih.
pengeluaran pemerintah (G). Persamaan (2)
menggambarkan fungsi konsumsi, yang mana kebijakan itu sendiri, sedangkan efek jangka
nilai konsumsi ditentukan oleh pendapatan panjang adalah efek awal ditambah efek-efek
bersih setelah dikurangi pajak (Yd) dan selanjutnya atau disebut efek pengali
konsumsi otonom (Ca), yakni bagian dari (multiplierl dari kebijakan tersebut. Misalnya,
konsumsi yang ditentukan di luar model atau pemerintah mengurangi subsidi BBM, yang
tidak dipengaruhi oleh tingkat atau perubahan merupakan salah satu komponen dari
pendapatan. Koefisien c (suatu persentase) pengeluaran rutin APBN. Maka efek awalnya
menandakan bahwa tidak semua pendapatan adalah: G..l,) YO (lihat persamaan (1)).
digunakan untuk konsumsi. Artinya, sisa dari Sedangkan efek jangka panjangnya adalah
cU) YU (persamaan (1)), ceteris paribus
tthtto'//www.slides variabel-variabel lainnya konstan, )Yd O IAT
diakses Juli 2014.
752 Kajian Vol. 19 No. 2 Juni 2014

)c..1, (persamaan (2)) )Y


= 0 (persamaan (a))
(lnternational Monetary Fund) atau Dana
..1, (persamaan (1)) (perubahan Y tahap Moneter Internasional. lMF dan Kelompok
kedua)) dan seterusnya melalui jalur yang Bank Dunia yang terrmasuk Korporasi
sama beberapa kali (Y, Yd, dan C mengalami Pembiayaan lnternasional (lnternotionol
penurunan beberapa kali) hingga akhirnya efek Finance Corporotion-lFC) dan Asosiasi
dari pengurangan G menjadi nol (Y, Yd dan C Pembangunan lnternasional (lnternotional
tidak lagi menurun). Berarti dalam efek jangka Development Association-lDA) saling
panjang, Y mengalami perubahan beberapa kali melengkapi pekerjaan masing-masing.
walaupun G hanya sekali berubah: AY (1), AY Sementara perhatian IMF terutama pada
(21,............,AY (n). Perubahan total dari Y bisa kinerja ekonomi makro, dan pada kebijakan
dihitung lewat efek income multiplier dari makro ekonomi dan sekor keuangan, Bank
perubahan G, atau: 6y = {1/[1-c(1-t)]] X AG. Dunia terutama menangani pembangunan
Jika ekonomi sedang lesu, Yang jangka panjang dan isu-isu pengurangan
dicerminkan oleh laju pertumbuhan PDB yang kemiskinan. IMF melakukan monitoring secara
menurun atau
negatif, maka pemerintah teratur dan memberikan nasehat terkait
berkewajiban sesuai fungsinya memberi dengan kebjakan ekonomi makro negara-
insentif atau dorongan agar pertumbuhan negara anggotanya.
kembali positif atau meningkat. Untuk tujuan Elemen pokok transparansi fiskal itu
tersebut, pemerintah kebijakan fiskal punya berupa integritas ataupun kebenaran laporan
dua opsi: menaikkan pengeluaran (AG>O) keuangan negara. Dalam pergaulan dunia
atau/dan mengurangi tarif pajak pendapatan internasional, standar akuntansi sektor negara
(At<0) jika sistem pajak pendapatan yang disusun oleh the Public Sector Committee of the
berlaku adalah seperti di persamaan (5). lni lnternationol Federotion of Accountants
yang dimaksud dengan kebijakan fiskal (IFACPSC). Sementara itu, organisasi
ekspansif. Sebaliknya, kebijakan fiskal internasional lembaga tinggi yang melakukan
kontraktif adalah mengurangi pengeluaran pemeriksaan atau audit keuangan negara
((AG<0) atau meningkatkan pendapatan pajak (INTOSAI - the lnternotionol Orgonizotion of
lewat menaikkan tarif pajak ((At>0). Supreme Audit lnstitutions) telah menyusun
standar pemeriksaan keuangan negara. Standar
2, Transparansi Fiskal yand disusun oleh kedua organisasi
Transparansi fiskal adalah bagian dari internasional, serta standar yang disusun oleh
manajemen fiskal yang merupakan bagian Dana Moneter Internasional (lMF), dianggap
penting dari good governonce. Dengan the best practices yang menjadi acuan dunia.18
transparansi fiskal maka akan membuka Menurut IMF definisi transparansi fiskaf
kesempatan untuk pembuat kebijakan dan adalah:1e transparansi fiskal melingkupi
masyarakan untuk memperoleh informasi yang keterbukaan terhadap publik mengenai hal-hal
lebih baik sehingga bisa memperdebatkan yang berkenaan dengan masa lalu, masa
rancangan dan kebijakan-kebijakan yang sekarang dan masa depan aktifitas fiskal
dihasilkan, membangun akuntabilitasi untuk pemerintah, dan mengenai struktur dan fungsi
diimplementasikan.lT pemerintah yang menentukan kebijakan
Selama ini yang menjadi tolok ukur fiskafdan outcome. Transparansi tersebut akan
dalam pelaksanaan transparansi fiskaf di menumbuhkan pedebatan public yang
Indonesia adalah Manual on Fiscal terinformasikan dengan baik, demi kredibilitas
Transparency yang terbitkan oleh IMF
fBPK Rl, "BPK dan Transparansi Fiskal", Makalah untuk Rapat
Koordinasi Nasional Pimpinan FPPP (Fraksi Partai Persatuan
17
Karolis Granikas, "Fiscal Transparency and Open Government Data, Pembangunan) DPR-RI, DPRD Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pimpinan
European Public Sector Information (EPSI) Platform'r, ePSl platform DPR0 Provinsi/Kabupaten/Kota, Jakarta, Selasa, 18 Juli 2006.
sopcit.
Topic Report No. 2013/11, November 2013, h. 6.
753
Venti Eka Satya Pelaksonaon Transporonsi""

dan akuntabilitas pemerintahan yang lebih serta praktek-praktek dalam pelaksanaan


baik. transparansi kebijakan dan pengelolaan fiskal.
Definisi Yang lebih terPerinci Artikel ini diawali dengan paparan
disampaikan oleh George Kopits dan Jon Craig mengenai kebijakan fiskal dan teori yang
yaitu: Transparansi fiskal didefinisikan sebagai menjelaskan pentingnya transparansi fiskal.
keterbukaan terhadap public akan fungsi-fungsi Selanjutnya penulis memaparkan mengenai
dan struktur-struktur pemerintah, kebijakan kebijakan fiskal pemerintah lndonesia di tahun
yang akan dilakukan, akun-akun sektor publik, 20t3. Selanjutnya penulis paparkan mengenai
dan proyeksi-proyeksi. Hal ini
mencakup pedoman transparansi fiskal yang dijadikan
kesiapan aksesi nformasi untuk dapat sebagai landasan dalam melakukan
diandalkan, menyeluruh, tepat waktu, dapat transparansi fiskal negara. Atas dasar pedoman
dipahami, dan secara internasional dapat kebijakan fiskal baik bersifat nasional maupun
dikomparasikan terhadap aktifitas pemerintah internasional, penulis menganalisa praktek
sehingga pihak yang berkepentingan dan pasar tranparansi fiskal yang dilakukan oleh
keuangan dapat secara akurat mengakses posisi pemerintah.
keuangan pemerintah serta cosf and benefit
pemerintah yang sebenarnya, termasuk III. PEMBAHASAN
implikasi sosial dan ekonominya baik untuk
masa kini maupun yang akan datang.2o A. Kebijakan Fiskal Pemerintah
Transparansi meruPakan Proses Lingkup pemerintah dalam pengelolaan
demokrasi yang esensial di mana setiap warga dan pengambilan kebijakan fiskal telah diatur
negara dapat melihat secara terbuka dan jelas dalam UUD 1945 dan peraturan perundang-
atas aktivitas dari pemerintah mereka daripada undangan lainnya, yaitu pengaturan terkait
membiarkan aktivitas tersebut dirahasiakan' struktur dan fungsi pemerintah, pemisahan
Jiwa dari sistem ini adalah kemampuan dari antara peran eksekutif, legislatif dan
setiap warga negara untuk memperoleh yudikatil serta hubungan pemerintah
informasi melalui akuntabilitas pejabat dengan sektor publik lain, demikian pula

pemerintah atas kegiatan yang


mereka upaya terus-menerus untuk
takukan.2l menyempurnakan kerangka hukum, aturan
dan administrasi pengelolaan fiskal yang
E. Metode Penulisan jelas dan terbuka. Pemerintah telah mengatur
Tulisan ini merupakan studi literatur dan berkomitmen terhadap proses anggaran
yang memusatkan perhatian pada data dan yang terbuka, keterbukaan informasi fiskal
informasi yang berkaitan dengan transparansi kepada publik dan integritas data laporan
kebijakan dan pengelolaan fiskal di Indonesia. fiskal.
Penulis memaparkan hasil penelitian, analisa, Secara historis, kebijakan fiskal sudah
data dan informasi yang berkenaan dengan diterapkan di Indonesia sejak masa
kebijakan fiskal pemerintah, serta bagaimana kemerdekaan sekitar tahun 1945. Tentu, model
pelaksanaan transparansi terhadap informasi dan"formula kebijakan fiskal yang ada pada
kebijakan dan pengelolaan fiskalnya. Dari data masa itu sangat berbeda dengan kondisi
dan informasi tersebut selanjutnya penulis sekarang. Pasalnya, perumusan dan formulasi
memaparkan mengenai kebijakan fiskal negara, kebijakan fiskal pada suatu masa sangat
dipengaruhi oleh kondisi ekonomi saat itu baik
dalam dimensi global maupun domestik dan
2oKopits,
George and Jon Craig 'Transparency in Government
Operations," IMF Occasional Paper 158, (Washington: International
Monetary Fund). 1998, P.1.
2lKatz
and Ellen, "Transparancy in Government-How American citizens
lnfluence Public Policy", Journal of Accountancy, Juni 2004, p. L-2
t54 Kojian Vol. 79 No. 2 Juni 2074

diwarnai dengan karakteristik pemerintahan Kementerian Perencanaan Pembangunan


yang berkuasa di saat itu.22 Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan
Sebelum tahun 1930-an, pengeluaran Nasional (BAPENAS) dan dipublikasikan dalam
pemerintah hanya dianggap sebagai alat untuk bentuk buku fisik maupun elektronik. RPJP yang
membiaya kegiatan-kegiatan pemerintah dan berjingka waktu 20 tahunmerupakan pedoman
dinilai berdasarkan atas manfaat langsung yang bagi rencana pembangungan jangka menengah
dapat ditimbulkannya tanpa melihat dan pendek. Visi, Misi, dan Program Presiden
pengaruhnya terhadap pendapatan nasional. dalam RPJPN dijabarkan dalam RPJMN. RPJMN
Sebaliknya pajak juga hanya dianggap sebagai memuat strategi pembangunana nasional,
sumber pembiayaan pengeluaran negara dan kebijakan umum, program
belum diketahui pengaruhnya terhadap kementerian/lembaga dan lintas
pnedapatan nasional. Akbatnya dalam masa kementerian/lembaga, kewilayahan dan lintas
depresi, pengeluaran pemerintah harus turut kewilayahan, serta kerangka ekonomi makro
dikurangi. Hal inijustru berakibat pada semakin yang mencakup gambaran perekonomian
rendahnya pendapatan nasional serta semakin secara menyeluruh termasuk arah kebijakan
lesunya perekonomian. Kalau timbul deflasi fiskal dalam rencana kerja yang berupa
atau infalsi, kebijakan yang dipercayai untuk kerangka regulasi dan kerangka pendanaan
menanggulanginya adalah kebijakan moneter yang bersifat indikatif.
lewat Bank Sentral dan bukan keb'rjakan fiskal.23 . Berdasarkan kondisi bangsa Indonesia
Di Indonesia, kebijakan fiskal saat ini, tantangan yang dihadapi dalam 20
mempunyai dua prioritas. Prioritas pertama tahunan mendatang dengan
adalah mengatasi defisit anggaran pendapatan memperhitungkan modal dasar yang dimiliki
dan belanja negara (APBN) dan masalah- oleh bangsa Indonesia, dan amanat
masalah APBN lainnya. Defisit APBN terjadi pembangunan yang tercantum dalam
apabila penerimaan pemerintah lebih kecil Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
daripada pengeluarannya.Prioritas kedua Republik Indonesia Tahun L945, maka Visi
adalah mengatasi masalah stabilitas ekonomi Pembangunan Nasional tahun 2005-2025
makro, yang terkait dengan antara lain adalah: Indonesia Yang Mandiri, Maju, Adil Dan
pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, Makmur Adapun tahapan skala prioritas utama
kesempatan kerja, dan neraca pembayaran. dan strategi RPJM secara ringkas adalah
sebagai berikut:
1. Pedoman dan Kerangka Kebijakan Fiskal ke-l (2005-2009) diarahkan untuk
1) RPJM
menata kembali dan membangun
Pemerintah telah melakukan publikasi lndonesia di segala bidang yang ditujukan
program atau kebijakan yang terkait dengan untuk menciptakan Indonesia yang aman
pedoman kerangka kebijakan fiskal melalui dan damai, yang adil dan demokratis, dan
berbagai media, baik cetak maupun elektronik. yang tingkat kesejahteraanrakyatnya
Yang menjadi pedoman bagi penyusunan meningkat.
kebijakan fiskal di Indonesian adalah rencana 2) RPJM ke-2 (2010-20L4) ditujukan untuk
pembangunan jangka panjang yang tertuang lebih memantapkan penataan kembali
dalam Rencana Pembangungan Jangka Panjang Indonesia di
segala bidang dengan
dan Menengah (RPJPN/RPJMN). Rencana- menekankan pada upaya peningkatan
rencana tersebut merupakan program presiden kualitas sumber daya manusia termasuk
dan wakil presiden yang disusun oleh pengembangan kemampuan iptek serta
penguatan daya saing perekonomian.
"Sri Adiningsih, "Koordinasi dan Interaksi Kebijakan Fiskat- 3) RPJM ke-3 (2015-2019) ditujukan untuk
Moneter:Tantangan ke Depan", Penerbit Kanisius, Jakarta, 2012, h. 365.
" John F Due, Goluemment Finance", Richard D. lrwin lnc., lebih memantapkan pembangunan secara
Homewood, lllionos i959. p. 536-537.
755
Venti Ekd Sotya Peloksanaon Tronsparansi.'..

menyeluruh di
berbagai bidang dengan Penyusunan dan penetapan program
menekankan pencapaian daYa saing dan kegiatan prioritas tahun 2013 tersebut
2s
kompetitif perekonomian berlandaskan mempertimbangkan berbagai hal, yaitu:
keunggulan sumber daya alam dan sumber 1) keterkaitan antarwilayah dari segi
daya manusia berkualitas serta kemampuan sosial,ekonomi, budaya, dan politik sebagai
iptek yang terus meningkat. perwujudan wawasan nusantara dalam
4) RPJM ke-4 (2O2O-2A251 ditujukan untuk kerangkaNegara Kesatuan Republik
mewujudkan masyarakat lndonesia yang Indonesia;
mandiri, maju, adil, dan makmur melalui 2l kinerja pembangunan dan isu strategis di
percepatan pembangunan di berbagai setiap wilayah;
bidang dengan menekankan terbangunnya 3) tujuan dan sasaran pembangunan setiap
struktur perekonomian Yang kokoh wilayah sesuai dengan tujuan dan sasaran
berlandaskan keunggulan kompetitif di RPJPN 2OO5-2A25 dan RPJMN 2O1O-20L4;
berbagai wilayah yang didukung oleh SDM 4) rencana tata ruang wilayah pulau dan pola
berkualitas dan berdaya saing. pemanfaatan ruang yang optimal;
5) pelaksanaan MP3EI; dan
2. Kebijakan Fiskal 2013 6) pelaksanaan program percepatan
Berdasarkan keinginan mencapai visi pengurangan kemiskinan, yaitu: (a) program
RPJMN 20LC-2OL4, Yaitu "TerwujudnYa bantuan sosial berbasis keluarga (klaster 1),
Indonesia yang Sejahtera, Demokratis, dan (b) program pemberdayaan masyarakat
Berkeadilan", dan dengan melihat capaian hasil (klaster 2), (c) program pemberdayaan
kinerja dan perkiraan hasil kinerja tahun 20L2, usaha kecil dan mikro (klaster 3), dan (d)
potensi yang dimiliki, serta memperhitungkan program pro rakyat (klaster 4).
tantangan dan permasalahan yang sedang dan
akan dihadapi, tema RKP tahun 2013 Dengan mengacu dan berpedoman
ditetapkan sebagai berikut: "Memperkuat pada tema RKP 2013 dan kapasitas sumber
Perekonomian Domestik Bagi Peningkatan dan daya yang dimiliki, fokus dari kegiatan 11
Perluasan Kesejahteraan Rakyat". Untuk prioritas nasional dan 3 prioritas lainnya dalam
mendukung pencapaian tema tersebut, dalam RKP tersebut ditekankan pada penanganan
RKP 2013 ditetapkan 11 prioritas nasionaldan 3 beberapa isu strategis yang meliputi 4 (empat)
prioritas lainnya, yang terdiri atas: {1) hal pokok, yaitu: (L) peningkatan daya saing; (2)
Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola; (21 peningkatan daya tahan ekonomi; (3)
Pendidikan; (3) Kesehatan; (4) Penanggulangan peningkatan dan perluasan kesejahteraan
Kemiskinan; (5)
Ketahanan Pangan; (6) rakyat; serta (4) pemantapan stabilitas sosial
f nfrastruktur; (7) tklim Investasi dan lklim politik.
Usaha; (8) Energi; (9) Lingkungan Hidup dan lsu strategis terkait dengan peningkatan
Pengelolaan Bencana; (10) Daerah Tertinggal, daya saing meliputi: (a) peningkatan iklim
Terdepan, Terluar, dan Pasca-Konflik; (11) investasi dan usaha (eose of doing businessl; lbl
Kebudayaan, Kreativitas, dan Inovasi Teknologi; percepatan pembangunan infrastruktur untuk
(12) Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan keterhubungan dalam negeri {domestic
lainnya; (13) Bidang Perekonomian lainnya; dan connectivity); (c) peningkatan pembangunan
(14) Bidane Kesejahteraan Rakyat lainnya.2a industri di berbagai koridor ekonomi; dan (d)
penciptaan kesempatan kerja, khususnya
tenaga kerja muda. lsu strategis terkait dengan
peningkatan daya tahan ekonomi meliputi: (a)
2aPresiden
Republik Indonesia, "Rencana Pembangunan Jangka peningkatan ketahanan pangan menuju
Menengah Nasional (RPJMN) 2Ot0-2O14', Kementerian Perencanaan
Pembangunan Nasional/8adan Perencanaan Pembangunan
Nasional(BAPENAS), Jakarta, 2010. "tbid.
156 Kojion Vol. 79 No. 2 Juni 2014

pencapaian surplus beras 10 juta ton pada kurang produktif dan meningkatkan belanja
tahun 2OL4; dan (b) peningkatan rasio infrastruktur untuk memacupertumbuhan; (c)
elektrifikasi dan konversi energi. menjaga defisit anggaran pada batas aman (di
Selanjutnya, isu-isu terkait dengan bawah 3 persen terhadapPDB); dan (d)
peningkatan dan perluasan kesejahteraan menurunkan rasio utang terhadap PDB dalam
rakyat, antara lain: (a) peningkatan batas yang terkendali.
pembangunan sumber daya manusia; dan (b)
percepatan pengurangan kemiskinan melalui 3. Penyusunan Anggaran 2013
sinergi klaster 1 sampai dengan klaster 4. RAPBN (Rancangan Anggaran
Sementara itu, isu-isu strategis terkait Pendapatan dan Belanja Negara) 2013 disusun
pemantapan stabilitas sosial dan politik antara sebagai pelaksanaan amanat pasal 23 ayat (1),
lain: (a) antisipasi persiapan tahapan ayat (2), dan ayat (3) UUD 1945 Amandemen
pelaksanaan Pemilu 2OL4; (b) perbaikan kinerja keempat. Mengacu pada UU No. 17 Tahun
birokrasi dan pemberantasan korupsi; serta (c) 2003 tentang Keuangan Negara, penyususnan
pencapaian pembangunan minimum essential RAPBN 2013 dilakukan dengan berpedoman
force (MEF). Seluruh isu strategis tersebut pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah
selanjutnya dicerminkan di
dalam arah Nasional (RPJMN) tahun 2OL0-2014, Rencana
kebijakan fiskaldan postur RAPBN 20t3. Kerja PEmerintah (RKP) tahun 20L3, serta
Kebijakan fiskal ditahun 2013 diarahkan Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-pokok
untuk "Mendorong P€rtumbuhan Ekonomi Kebijakan Fiskal tahun 2OI3,sebagaimana telah
yang Berkelanjutan melalu Upaya Penyehatan disepakati dengan DPR. Proses dan mekanisme
Fiskal. Arah kebijakan fiskal tersebut penyiapan, penyusunan, dan pembahasan
menekankan pentingnya mendorong stimulus RAPBN Tahun 20L3,juga dilakukan berdasarkan
fiskan yang berkesinambungan. Keseimbangan UU $o. 27 Tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD
antara kedua sasaran ini akan selalu melandasi dan DPRD.
kebijakan fiskal sekarang dan di waktu-waktu Dalam penyusunan RAPBN, basis
mendatang. Upaya untuk menjaga kesehatan perhitungan yang digunakan adalah Asumsi
dan kesinambungan fiskal tersebut, akan dasar Ekonomimakro. Asumsi dasar ekonomi
ditempuh melalui dua strategi pokok, yaitu makro mencakup variabel-variabel yang dinilai
mengendalikan defisist anggaran pada tingkat memiliki dampaksignifikan terhadap postur
yang aman dan menurunkan risiko utang APBN. Meskipun asumsi dasar tersebut hanya
terhadap PDB dalam batas vang monageble.26 sebagai ancar-ancar dalam menghitung postur
Substansi dari tema arah kebijakan APBN, namun dalam kondisi tertentu, asumsi
fiskal tersebut menekankanpentingnya dasar tersebutdapat menjadi target yang harus
mengupayakan terwujudnya kondisi fiskal yang dapat dicapai. Berkaitan dengan itu, menjaga
sehat dalam rangka mendorongterjaganya stabilitasekonomi makro menjadi keharusan
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. dalam rangka mengamankan pelaksanaan
Adapun strategi untuk menjagakesinambungan APBN.
fiskal ditempuh melalui 4 (empat) hal pokok, , Asumsi dasar ekonomi makro 20L3
yaitu: (a) optimalisasipendapatan negara tersebut disusun dengan memperhatikan
dengan tetap menjaga iklim investasi, perkembanganhingga saat ini dan prospeknya
keberlanjutan dunia usaha, dankelestarian ke depan. Dengan modal kinerja ekonomi
lingkungan hidup; (b) meningkatkan kualitas Indonesia dalamlima tahun terakhir yang cukup
belanja negara melalui efisiensibelanja yang menggembirakan, prospek kondisi ekonomi
makro Indonesiake depan diperkirakan
26 berpotensi membaik.Perkembangan realisasi
Kementerian Keuangan Republik Indonesia, 'tAPBN 2013
Mendorong Petumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan melalui Upaya asumsi dasar ekonomi makro 2007-201L dan
Penyehatan Fiskal", Keterangan Pers, Jakarta 2012.
757
Venti Eka Sotyo Pelaksonoan Tronsporan9""

proyeksinya di tahun 2OL2-20t3 disajikan kebutuhan untuk PenYelenggaraan


pemerintahan yang baik, kebijakan yang akan
dalam Tabel 1.
Tabel 1 Asumsi Dasar Ekonomi Makro, 2OO7-2Otg
2007 2008 2009 20t 20tL 2012 20t3
lndikator Ekonomi
0
Real. Real Real Real Real APBN Outlook RAPBN
< 613 6,0 4,6 6,2 6,5 6,5 6,3-5,5 6,8
Pertumbuhan Ekonomi
(/"1
6,6 IL,L 2,8 7,O 3,9 6,8 4,8 4,9
Inflasi (%)
9.140 9.69 10 9.08 8.77 9.00 9.250 9.300
NilaiTukar (RP/USS)
1 401 7 9 0
8,0 9,3 7,5 6,6 4,8 5,0 3,9 5,0
Suku Bunga SPN 3 Bular
(o/ol
LLL, 105, 110,0 100,0
Harga MinYak ICF 72,3 97,0 6L,6 79,4
(t ISS/barel) 5 0
(ribu 87L, 944, 953, 898, 930, 900,0, 900,0
Lifting MinYak 904,0
0 0 9 5 0
barel/hari)
(mboepd)- 1.360,0
Lifting Gas

Sumber:Kementerian Keuangan, 2012' dilakukan ke depan, serta perkembangan


realisasi APBN pada periode-periode
Secara umum kebijakan fiskal tahun sebelumnya.2T
2013 masih bersifat ekspansif untuk meniaga Kebijakan anggaran ekspansif yang
momentum pertumbuhan dengan tetap ditempuh Pemerintah hingga penetapan
mengendalikan defisit dalam batas aman' APBNP tahun2012 tersebut masih akan
Kebijakan tersebut diwujudkan melalui: (1) diteruskan untuk tahun 2OL3. Berdasarkan arah
Kebijakan pendapatan negara; (2) Kebiiakan dan strategi kebijakan fiskal, postur RAPBN
betanja negara; dan(3) Kebijakan pembiayaan' 2OL3 akan meliputi pokok-pokok besaran
Pelaksanaan kebijakan-kebiiakan tersebut sebagai berikut:28
dilaksanakan dan dikelola secara efisen dan a. Pendapatan negara direncanakan mencapai
produktif sehingga tidak hanya akan Rp1.507,7 triliun, terdiri atas penerimaan
memberikan kontribusi yang optimal perpajakan Rp1.178,9 triliun, PNBP Rp324,3
kesinambungan fiskal, tetapi juga berdampak triliun, dan penerimaan hibah Rp4,5 triliun'
pada peningkatan daya saing perekonomian b. Belanja negara direncanakan sebesar
domestik. Selanjutnya, hal tersebut diharapkan RpL.557,9 triliun, terdiri atas belanja
dapat mendukung tujuan pembangunan pemerintah pusat Rp1.139,0 triliun dan
nasional untuk meningkatkan kesejahteraan transfer ke daerah Rp518,9 triliun.
seluruh rakyat Indonesia. c. Defisit anggaran diperkirakan sebesar
Postur RAPBN tahun 2013 disusun Rp150,2 triliun (1,62 persen terhadap PDB)'
dengan kaidah ekonomi publik dalam rangka d. Pembiayaan defisit RAPBN 20t3
optimalisasi sumber sumber penerimaan direncanakan berasal dari sumber-sumber
negara disertai dengan pelaksanaan efisiensi pembiayaan dalam negeri sebesar Rp169,6
dan efektivitas di bidang belanja negara dan
ketersediaan pembiayaan anggaran. Selain
mempertimbangkan asumsi dasar ekonomi 2TRepublik Indonesia, "Nota Kjeuangan dan Rancangan Anggaran

makro, penetapan berbagai besaran postur Peniapatan dan Befanja Negara tahun Anggaran 20t3", Jakarta, 20L2i,

RAPBN tahun 2Ot3 juga memperhatikan


h.1-7 - 1-8,
"tbid, h. 7-8.
158 Kojian Vol. 19 No. 2 Juni 2014

triliun, dan pembiayaan luar negeri (neto) 7. Kejelasan peran dan tanggung jawab yang
sebesar negatif RP19,5 triliun. meliputi Lingkup Pemerintah dan Kerangka
Pengelolaan Fiskal.
Postur lengkaP RAPBN 20L3 dan a. Lingkup Pemerintah
perkembangan APBN dari tahun ke tahun dapat Posisi pemerintah sebagai salah satu
dilihat pada nota keuangan RAPBN yang telah unsur sektor publik seharusnya secara
dipublikansikan dan dapat diakses melalui jelas terpisah dengan sektor publik
internet secara bebas. Hal ini merupakan salah lain seperti lembaga legislatif, lembaga
satu penerapan keterbukaan informasi dalam yudikatif, bank sentral, dan
rangka mewujudkan transparansi dalam sebagainya. Selain itu, peran dalam
pengelolaan fiskal. pengelolaan dan pengambilan
kebijakan harus dapat diketahui secara
B. Pedoman dalam Pelaksanaan Transparansi jelas.
Fiskal Unsur-unsur penting dalam
Pelaksanaan praktik-praktik yang baik
' pelaksanaan transparansi fiskal pada
dalam transparansi fiskal haruslah didasarkan pembahasan ini meliputilnformasi fiskal
pada pedoman yang baku dan diakui secara seharusnya disajikan dengan cara
secara nasional bahkan internasional. Dengan yang memudahkan analisa kebijakan
demikian keterbatasan dalam memperoleh dan meningkatkan akuntabilitas.: (1)
informasi fiskal yang lengkap dan dapat struktur dan fungsi pemerintah; (2)
dipertanggungjawabkan tidak ditemukan lagi. peran lembaga eksekutif, legislatif,
Informasi fiskal yang tertutup dan sulit diakses dan yudikatif; (3) tanggung jawab
oleh publik maupun pihak-pihak yang berbagai tingkatan dalam pemerintah;
berkepentingan dapat menimbulkan kesulitan (4) hubungan pemerintah dengan
dalam menarik kesimpulan atas pencapaian sektor publik lain; dan (5)
tujuan yang dipengaruhi oleh suatu kebijakan keterlibatan pemerintah dalam sektor
fiskal. swasta.
Pedoman pelaksanaan praktik-praktik b. Kerangka Kerja Pengelolaan Fiskal
tranparansi fiskal yang baik mengacu pada , Kerangka hukum, aturan, dan
Code of 6ood Proctices on Fiscol administrasi yang jelas dan terbuka
Tronsporency vang dikeluarkan oleh IMF pada seharusnya ada dalam pengelolaan
Tahun 2007. Kriteria transparansi fiskal fiskal Pedoman transparansi fiskal
mengacu pada Monuol on Fiscol meliputi lima hal yaitu: (1) hukum,
Tronsporency yang dikeluarkan IMF pada peraturan, dan prosedur administrasi
Tahun 2007 yang terdiri dari 45 kriteria. Unsur- yang komprehensif; (2) pengumpulan
unsur transparansi fiskal berdasarkan pendapatan; (3) pendapat masyarakat
pedoman tersebut meliputi: (L) kejelasan dalam proses perubahan hukum dan
peran dan tanggung jawab pemerintah; (2) peraturan; (41 pengaturan perjanjian;
proses anggaran yang terbuka; (3) dan (5) pengelolaan aset dan utang.
ketersediaan informasi bagi publik; serta (4) Proses Anggaran yang Terbuka. Unsur
keyakinan atas integritas.2e Unsur-unsur transparansi fiskal kedua ini meliputi: (1)
trasnparansi fiskal tersebut adalah sebagai proses persiapan anggaran; dan (2)
berikut: pelaksanaan, monitoring, dan pelaporan
anggaran.
a. Persiapan Anggaran
Persiapan anggaran harus mengikuti
2e
lnternational Monetary Fund, "Manual on Fiscal Transparency", USA:
jadwal yang telah ditetapkan dan
Washington DC,2n7.
159
Venti Eka Satya Pelaksonoan Tronsporonsi""

didasarkan data makroekonomi yang perusahaan negara. (7) Laporan jangka


memadai dan tujuan kebijakan fiskal' panjang.
Proses ini meliPuti: (1) kalender b. Penyajian lnformasi
anggaran; (21 kerangka jangka lnformasi fiskal seharusnya disajikan
menengah anggaran; (3) pengaruh alat dengan cara yang memudahkan analisa
ukur anggaran; (4) risiko dan kebijakan dan meningkatkan
keberlanjutan fiskal; dan (5) koordinasi akuntabilitas. Dalam kaitannya dengan
antara kegiatan yang dianggarkan dan di hal tersebut, maka praktek-praktek yang
luar anggaran. baik berikut harus diikuti dalam
b. Prosedur Pelaksanaan, Monitoring, dan mewujudkan suatu transparansi fiskal
PelaPoran Anggaran yang baik sePerti: (1) Panduan
Harus ada prosedur yang jelas dalam masyarakat. (2) Kriteria pelaporan. (3)
pelaksanaan, monitoring, dan pelaporan Indikator fiskal. (4) Laporan tujuan
anggaran. Prosedur tersebut meliputi: program ang8aran.
(1) sistem akuntansi; (21 laPoran c. Ketepatan Publikasi. Pemerintah harus
interim; (3) anggaran tambahan; dan mempunyai komitmen untuk
(4) penyajian laporan keuangan yang mempublikasikan informasi fiskal secara
telah diaudit kePada Parlemen. tepat waktu. Hal tersebut meliputi: (1)
kewajiban hukum untuk
3. Ketersediaan Informasi Bagi Publik. mempublikasikan data secara tepat
Ketersediaan informasi bagi publik waktu, dan (2) Penerbitan kalendar
meliputi: (1) persyaratan informasi yang atau jadwal.
komprehensif atas kegiatan fiskal; dan (2)
Penyajian Informasi. (3)
Ketepatan 4. Keyakinan atas Integritas. Unsur
publikasi. transparansi fiskal keempat ini meliputi:
a. Ketersediaan Informasi Yang (1) standar kualitas data; (2) pengawasan
Komprehensif atas Kegiatan Fiskal dan internal aktivitas fiskal; dan (3)

Tujuan Pemerintah LingkuP pemeriksaan informasi fiskal oleh pihak


dokumentasi anggaran. independen.
Publik seharusnya dapat memperoleh a. Standar Kualitas Data
informasi komPrehensif tentang Suatu data fiskal seharusnya dapat
kegiatan fiskal pemerintah baik yang memenuhi suatu standar kualitas data
terjadi di masa yang lalu, sekarang dan yang dapat diterima.Pedoman terkait
yang diproyeksikan di masa yang akan standar kualitas data meliputi: (1) data
datang dan informasi komprehensif anggaran termutakhir; l2l standar
tentang risiko fiskal utama. akuntansi; dan (3) konsistensi data
Dalam kaitannya dengan hal tersebut, dan rekonsiliasi.
maka praktek-praktek yang baik berikut b. Pengawasan Kegiatan Fiskal
harus diikuti dalam mewujudkan suatu Kegiatan fiskal harus memiliki
transparansi fiskal yang baik seperti: (1). pengawasan dan pengamanan internal
Lingkup dokumentasi anggaran. (21 yang efektif yang meliPuti: (1)
Informasi kinerja fiskal masa lalu, saat standar etika; (21 Prosedur
ini, dan masa depan. (3) Risiko fiskal, kepegawaian; (3) aturan Pengadaan;
biaya pajak, kewajiban kontinjen, dan (4) pembelian dan penjualan aset; (5)
aktivitas kuasi fiskal. (4) ldentifikasi sistem audit internal; dan (5)

sumber penerimaan. (5) Utang dan aset administrasi pendapatan nasional.


keuangan. (6) Pemerintah daerah dan c. Pemeriksaan Informasi Fiskal.
160 Kajian Vol. 19 No. 2 Juni 2074

lnformasi fiskal seharusnya dapat terhadap sistem keuangan negara yang


diperiksa secara eksternal.Pemeriksaan dipergunakan pada masa Pemerintahan Orde
informasi fiskal meliputi unsur-unsur: Baru. Koreksi pertama adalah dengan
(1) lembaga audit nasional; (2) laporan mengintegrasikan anggaran negara dengan
audit dan mekanisme tindak lanjut; (3) meniadakan pembedaan antara anggaran rutin
penilaian independen atas prakiraan dan anggaran pembangunan yang terpisah di
dan asumsi; dan (4) verifikasi data masa Orde Baru. Kontrol atas APBN kini
independen. sepenuhnya berada di tangan Menteri
Keuangan. Tadinya anggaran pembangunan
Pemerintah telah melakukan upaya dikendalikan oleh Bappenas. Sementara itu,
untuk berkomitmen dalam menyediakan tahun anggaran kini dirubah sesuai dengan
informasi fiskaf kepada publik. Diantaranya tahun kalender dari yang tadinya berakhir
dengan mengeluarkan Undang-undang Nomor tanggal 31 Maret. Administrasi dan
L4 Tahun 2008 tentang Keterbukaan pertanggungjawaban keuangan negara dirubah
Informasi Publik (KlP) mengatur ketentuan secara mendasar. Jenis dan format laporan
tentang informasi yang menjadi hak warga keuangan negara kini memberlakukan sistem
negara dan terbukanya akses bagi pembukuan berpasangan, menggunakan sistem
masyarakat untuk mendapatkan informasi dari akuntansi terpadu yang dikomputerisasi, serta
pemerintah. Dengan keterbukaan informasi menerapkan desentralisasi pelaksanaan
publik yang diberlakukan pada bulan Mei akuntansi secara berjenjang oleh unit-unit
20t0, diharapkan pengawasan masyarakat akuntansi baik di kantor pusat maupun di
terhadap penyelenggaraan negara dan badan daerah. ICW yang digunakan selama Orde Baru
publik lainnya serta segala sesuatu yang merupakan warisan kolonial yang
berakibat pada kepentingan publik bisa menggunakan single entry occount dan bukan
dioptimalkan. Pemerintah juga menetapkan PP sistem pembukuan berpasangan, terpadu, dan
Nomor 61 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan berjenjang. Perubahan mendasar atas struktur
Undang-Undang Nomor L4 Tahun 2008 APBN dan jenis, format serta cara pelaporannya
tentang Keterbukaan Informasi Publik, dimuat dalam ketiga Undang-Undang Keuangan
Peraturan Komisi lnformasi Nomor 1 Tahun Negara tahun 2003-2004.30
2010 tentang Standar Layanan Informasi Lingkup pemerintah dalam pengelolaan
Publik, Peraturan Komisi lnformasi Nomor 2 dan pengambilan kebijakan fiskal telah diatur
Tahun 2010 tentang Prosedur Penyelesain dalam UUD 1945 dan peraturan perundang-
Sengketa Informasi Publik, Peraturan Komisi undangan lainnya, yaitu pengaturan terkait
lnformasi Nomor 1 Tahun 2013 tentang struktur dan fungsi pemerintah, pemisahan
Prosedur Penyelesaian Sengketa lnformasi antara peran eksekutif, legislatif dan
Publik dan Peraturan Menteri Dalam Negeri yudikatil serta hubungan pemerintah
Nomor 35 Tahun 2010 tentang Pedoman dengan sektor publik lain, demikian pula
Pengelolaan Pelayanan Informasi dan upaya terus-menerus untuk
Dokumentasi di Lingkungan Kementerian menyempurnakan kerangka hukum, aturan
Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah. dan administrasi pengelolaan fiskal yang
jelas dan terbuka. Pemerintah telah mengatur
C. Pelaksanaan Transparansi Fiskal dan berkomitmen terhadap proses anggaran
Pemerintah yang terbuka, keterbukaan informasi fiskal
Untuk meningkatkan transparansi dan
akuntabilitas pengelolaan keuangan negara, 'BPK Rl, "Perbaikan Transparansi dan Akuntabilitas pengelolaan
pemerintah dalam era reformasi telah Keuangan Negara dan Daerah di Indonesia, Makalah Keynote speech
Seminar Nasional Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Negara sebagai
melakukan koreksi secara menyeluruh Upaya Pemberantasan Korupsi", Brawijaya Accounting Fair 200e FE
Unbraw, Malang,3 Juni 2W6, h, 2.
167
Venti Eka Sotyo Peloksanoan Transporansi""

kepada publik dan integritas data laporan kriteria transparansi fiskal untuk Tahun 2013
fiskal. Pemerintah telah berupaya untuk mengalami peningkatan untuk delapan sub
meningkatkan transparansi fiskal melalui sub kriteria. Satu kriteria yang belum
perbaikan rancangan dan implementasi terpenuhi pada Tahun 2OL2 rneningkat
peraturan, sistem dan prosedur akuntansi menjadi belum sepenuhnya terpenuhi pada
serta administrasi. Tahun 2OL3 yaitu Laporan Tujuan Program
Dibandingkan Tahun sebelumnYa, Anggaran. Tujuh sub sub kriteria yang belum
dalam LKPP Tahun 2013, Pemerintah telah sepenuhnya terpenuhi pada Tahun 2OL2
menindaklanjuti rekomendasi BPK terkait meningkat menjadi sudah terpenuhipada
perlunya penetapan perlakuan pencatatan Tahun 20t3, yaitu: L) tanggung jawab
akuntansi atas penyelesaian pekerjaan fisik berbagai tingkatan dalam pemerintahan; 2l
dan pembayarannya pada akhir tahun, kerangka jangka menengah anggaran; 3)
penetapan mekanisme penyusutan aset tetap risiko dan keberlanjutan fiskal; 4l risiko
dan masa manfaat aset tetap, memperbaiki fiskal, biaya pajak, kewajiban kontinjen,
tata cara Pelaksanaan APBN, dan danaktivitas kuasi fiskal; 5) aturan pengadaan;
menerapkan kembali kebijakan reword ond 6) administrasi pendapatan nasional; dan 7)
punishment dalam pelaksanaan anggaran' badan audit nasional.
Beberapa permasalahan yang muncul dalam Hasil reviu terhadaP Pelaksanaan
pemeriksaan Tahun 201.2, masih ditemukan transparansi fiskal pada Tahun 20tz
dalam pemeriksaan Tahun 2013 terkait menunjukkan dari 45 sub sub kriteria yang
pemungutan dan PelaPoran PNBP, ditetapkan, 2L sub sub kriteria sudah
penggunaan mata anggaran yang salah terpenuhi, 23 sub sub kriteria belum
(Belanja Modal, Belanja Barang dan Belanja sepenuhnya terpenuhi, dan satu sub sub
Bantuan Sosial), dan penatausahaan Aset kriteria belum terpenuhi. Sedangkan pada
Tetap.31 Tahun 20L3, 29 sub sub kriteria sudah
Opini yang diberikan BPK atas Laporan terpenuhi, 16 sub sub kriteria belum
Keuangan Pemerintah Pusat mauPun sepenuhnya terPenuhi'
Kementerian dan Lembaga merupakan salah
satu tolok ukur penilaian transparansi
pengelolaan fiskal Pemerintah.

Tabel 2. Perkem ni LKPP 2009 20L3


Opini Tahun
2009 2010 20t1. 20t2 20t3
Waj ar Tan pa Pengecqqlqn_lWfCI 42 50 61 62 65
Wajar Dengan Pengecualian (WDP) 24 25 t7 22 19

Tidak Memberikan PendaPat (TMP) 7 2 2 3 2

Tidak Wajar (TW)


Jumlah Entitas PelaPor 73 77 80 87 86
Sumber: BPK Rl, 2013.

Pemerintah
telah berusaha D. Reviu Terhadap Transparansi Fiskal Tahun
meningkatkan pemenuhan kriteria transparansi 2013
fiskal yang dikeluarkan oleh lMF. Jika Pada tahun 20L3, Pemerintah telah
dibandingkan dengan Tahun 20L2, pemenuhan berupaya untuk meningkatkan transparansi
fiskal melalui perbaikan rancangan dan
implementasi peraturan, sistem dan prosedur
tt BPK Rl atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat tahun
'[HP
akuntansi serta administrasi yang pada tahun-
BPK Rl,
2013: l-aporan Hasil Reviu atas Pelaksanaan Transparansi Fiskal tahun
2013", Jakarta, 2013, h. 1-2
L62 Kajion Vol. 79 No. 2 Juni 2074

tahun sebelummnya belum dilakukan. Secara 1OLO, diharapkan pengawasan masyarakat


umum Pemerintah telah memenuhi unsur terhadap penyelenggaraan negara dan badan
Kejelasan Peran Dan Tanggung Jawab terutama publik lainnya serta segala sesuatu yang
dari sisi lingkup Pemerintah. Peran . dan berakibat pada kepentingan publik bisa
tanggung jawab Pemerintah Pusat telah dioptimalkan. Selanjutnya, pemerintah
diatur dalam peraturan perundang-undangan menetapkan PP Nomor 61 Tahun 2010
tentang tugas pokok dan fungsi Pemerintah, tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor
lembaga legislatif, dan lembaga yudikatif. Peran L4 Tahun 2008 tentang Keterbukaan
dan tanggung jawab Pemerintah Pusat dan Informasi Publik, Peraturan Komisi lnformasi
Pemerintah Daerah telah diatur secara tegas Nomor 1. Tahun 201.0 tentang Standar
dalam peraturan perundang-undangan Layanan lnformasi Publik, Peraturan Komisi
terkait. Selain itu, Pemerintah telah memiliki lnformasi Nomor 2 Tahun 2010 tentang
kerangka kerja pengelolaan fiskal yang cukup Prosedur Penyelesain Sengketa nformasi f

baik. Namun demikian masih terdapat Publik, Peraturan Komisi lnformasi Nomor 1
beberapa kelemahan seperti yang terjadi pada Tahun 2013 tentang Prosedur Penyelesaian
Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Production Sengketa Informasi Publik dan Peraturan
Shoring pada kontrak-kontrak kerja Migas, Menteri Dalam Negeri Nomor 35 Tahun 20LO
pengelolaan PNBP, dan pengaturan Jaring tentang Pedoman Pengelolaan Pelayanan
Pengaman Sistem Keuangan (JPSK). lnformasi dan Dokumentasi di Lingkungan
Sejauh mana pelaksanaan kriteria Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah
transparansi Proses Anggaran Yang Terbuka, Daerah.
dapat dilihat dari pelaksanaan persiapan Adapun yang perlu menjadi perhatian
anggaran, prosedur pelaksanaan serta pemerintah dalam hal ini adalah berkenaan
monitoring dan pelaporan anggaran. Secara dengan penyajian integrasi posisi fiskal
umum, proses anggaran yang terbuka telah nasibnal (gabungan Pemerintah Pusat dan
diatur oleh Pemerintah Pusat. Usulan Pemerintah Daerah) dan informasi fiskal
tambahan anggaran selama Tahun fiskaf mengenai kegiatan di luar anggaran untuk
sudah disajikan kepada legislatif dengan cara penerimaan hibah langsung. Masalah lain yang
yang konsisten dengan penyajian anggaran juga perlu dilakukan adalah pengintegrasian
sebelumnya. pelaporan realisasi anggaran Laporan Kinerja Pemerintah Pusat secara
semesteran dan Tahunan telah dilakukan keseluruhan dan disandingkan dengan LKPP,
secara tepat waktu. Sampai dengan Tahun dan peraturan untuk menjembatani
20L3, Pemerintah telah menerapkan berbagai permasalahan tersebut baru dikeluarkan pada
sistem akuntansi. Walaupun demikian masih Tahun 20t4.
terdapat beberapa permasalahan dan Terkait dengan pelaksanaan
penganggaran dan pertanggungjawaban transparansi fiskal berkenaan dengan
belanja, seperti yangterjadi bapa dana Bansos. Keyakinan atas Integritas meliputi reviu
Berkaitan dengan Ketersediaan terhadap standar kualitas data, pengawasan
Informasi bagi Publik, secara umum pemerintah aktivitas fiskal, dan pemeriksaan informasi
telah menyediakan informasi fiskal fiskal. diatur dalam peraturan perundang-
kepadabpublik. UU Nomor 1.4 tahun 2008 undangan yang menjamin independensi dan
tentang Keterbukaan lnformasi Publik (KlP) integritas.Standar akuntansi telah ditetapkan
mengatur tentang informasi yang menjadi hak oleh Pemerintah dan pemeriksaan telah
warga negara dan terbukanya akses bagi diatur dalam peraturan perundang-undangan
masyarakat untuk mendapatkan informasi dari yang menjamin independensi dan integritas.
pemerintah. Dengan keterbukaan informasi Dalam hal pemeriksaan penerimaan negara,
publik yang diberlakukan pada bulan Mei Pemerintah dhi. Menteri Keuangan telah
763
Venti Eka Satya Pelaksonoan Tronsparansi""

memberikanijin kepada Dirjen Pajak untuk tingkat inflasi, kesempatan kerja, dan neraca
memberikan akses kepada BPK untuk pembayaran. Yang menjadi pedoman bagi
.

memeriksa berkas pemeriksaan pajak' penyusunan kebijakan fiskal di Indonesian


Kebijakan pemberian akses pemeriksaan adalah rencana pembangunan jangka panjang
kepada BPK telah memenuhi kriteria yang tertuang dalam Rencana Pembangungan
transparansi fiskal' Namun demikian masih Jangka Panjang dan Menengah (RPJPN/RPJMN).
terdapat pencatatan yang tidak sesuai dengan Rencana-rencana tersebut merupakan program
standar, kelemahan pengendalian intern, presiden dan wakil presiden yang disusun oleh
ketidakkonsistenan data akuntansi, rekonsiliasi Kementerian Perencanaan Pembangunan
yang belum berjalan sepenuhnya, standar etika Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan
yang belum terukur pelaksanaannya, prosedur Nasional (BAPENAS) dan dipublikasikan dalam
kepegawaian yang belum sepenuhnya berjalan bentuk buku fisik maupun elektronik.
dengan baik, audit internal yang belum Pemerintah telah beruPaYa untuk
memenuhi standar, serta permasalahan meningkatkan transparansi fiskal melalui
ketidakpatuhan terhadap standar peraturan perbaikan rancangan dan implementasi
perundang-undangan lainnYa. peraturan, sistem dan prosedur akuntansi serta
administrasi. Pedoman pelaksanaan praktik-
III. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI praktik tranparansi fiskal yang baik di lndonesia
mengacu pada Code of Good Proctices on
A. Kesimpulan Fiscal Tronsporency Vangdikeluarkan oleh IMF
Kebijakan fiskal sudah diterapkan di pada Tahun 2007. Kriteria transparansi fiskal
lndonesia sejak masa kemerdekaan sekitar mengacu pada Manual on Fiscal

tahun L945. Sebelum tahun 1930-an, Transparency yang dikeluarkan IMF pada
pengeluaran pemerintah hanya dianggap Tahun 2007. Secara umum Pemerintah telah
sebagai alat untuk membiaya kegiatan-kegiatan memenuhi unsur Kejelasan Peran Dan
pemerintah dan dinilai berdasarkan atas Tanggung Jawab terutama dari sisi lingkup
manfaat langsung yang dapat ditimbulkannya Pemerintah. Peran dan tanggung jawab
tanpa melihat pengaruhnya terhadap Pemerintah Pusat telah diatur dalam
pendapatan nasional. Sebaliknya pajak juga peraturan perundang-undangan tentang tugas
hanya dianggap sebagai sumber pembiayaan pokok dan fungsi Pemerintah, lembaga
pengeluaran negara dan belum diketahui legislatil dan lembaga yudikatif. Peran dan
pengaruhnya terhadap pendapatan nasional. tanggung jawab Pemerintah Pusat dan
Akbatnya dalam masa depresi, pengeluaran Pemerintah Daerah telah diatur secara tegas
pemerintah harus turut dikurangi. Hal ini dalam peraturan perundang-undangan
mengakibatkan semakin rendahnya terkait. Selain itu, Pemerintah juga telah
pendapatan dan perekonomian nasional. Kalau memiliki kerangka kerja pengelolaan fiskal yang
timbul deflasi atau infalsi, kebijakan yang cukup baik. Namun demikian masih terdapat
dipercayai untuk menanggulanginya adalah beberapa kelemahan seperti yang terjadi pada
kebijakan moneter lewat Bank Sentral dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Production
bukan kebijakan fiskal. Sharing pada kontrak-kontrak kerja Migas,
Kebijakan fiskal mempunyai dua pengelolaan PNBP, dan pengaturan Jaring
prioritas. Prioritas pertama adalah mengatasi Pengaman Sistem Keuangan (JPSK). Selain itu
defisit anggaran pendapatan dan belanja keterbukaan dalam sektor pajak juga masih
negara (APBN) dan masalah-masalah APBN dianggap kurang memadai bahkan untuk
lainnya. Prioritas kedua adalah mengatasi lembaga yang telah diamanahi oleh undang-
masalah stabilitas ekonomi makro, yang terkait undang untuk memeriksa keuangan negara
dengan antara lain pertumbuhan ekonomi, seperti BPK.
L64 Kojian Vol. 19 No. 2 Juni 2014

B. Rekomendasi DPR perlu memberikan perhatian serta


Pada tahun 20t3, Pelaksanaan mendorong pemerintah untuk meningkatkan
transparansi kebijakan fiskal pemerintah telah transparansi fiskal sebagaimana diamanatkan
mengalami banyak kemajuan dibandingkan oleh undang-undang dan lMF. Upaya yang
tahun-tahun sebelumnya. Akan tetapi masih dilakukan DPR dapat dilakukan melalui fungsi
ditemukan beberapa permasalahan dalam pengawasan terhadap pelaksanaan undang-
sistem keterbukaan informasi dan akses pihak- undang dan melalui fungsi legislasi, baik
pihak tertentu terhadap beberapa bagian penyusunan undang-undang baru maupun
pelaksanaan fiskal pemerintah yang masih revisi terhadap undang-undang yang telah ada.
relaatif tertutup untuk publik, seperti
pengelolaan pajak. Bahkan untuk lembaga
pemeriksa keuangan negara yang legal seperti
BPK sekalipun. Pemerintah perlu membuka
akses kalaupun tidak untuk umum, setidaknya
kepada pihak-pihak yang secara resmi memiliki
legalitas untuk memperolehnya. Hal ini sangat
perlu dilakukan untuk mencegah timbulnya
penyelewengan dalam pengelolaan fiskal.
755
Venti Eka Sotyd Petoksanoan Transparonsi^"'

DAFTAR PUSTAKA Policy, Journal of Accountancy, Juni


2004.
Buku: Kopits, George and Jon Craig, "Transparency in
Adiningsih, Sri. (2013). Koordinasi don lnteraksi Government Operations," IMF
Kebiiaka n Fiskal-Moneter: Tantongon ke Occasional Paper 158, (Washington:
Depan. Jakarta: Penerbit Kanisius" International Monetary Fund). 1998.
BAPPENAS. (2010). Rencana Pembangunan Muhammad Afdi Nizar, "Arah Kebijakan Fiskal
Jangka Menengoh Nosionol (RPJMN) Pemerintah Indonesia, 2000 2009, -
2010-2014. Kementerian Perencanaan Tesis, Universitas Indonesia, Jakarta,
Pembangunan Nasional/Badan Juni 2010.
Perencanaan Pembangunan Rosyetti dan Eriyati, Pengoruh Defisit Anggaran
Nasional(BAPPENAS)' Jakarta' Terhadap lnflasidi lndonesia Tahun
BPK Rl. (2013). LHP BPK Rl otos Laporon 7987-2070,
Keuangan Pemerintah Pusat tohun http ://eiou rna l. u n ri.ac. idli ndex. ph pl E/
2013: LoPoran Hasil Reviu otos article/view/825/818, diakses April
Pelaksanaan Tronsparonsi Fiskal tahun 20t4.
2013. Jakarta: Badan Pemeriksa Surjaningsih, Ndari dkk, Dompok Kebiiokan
Keuangan. Fiskal Terhadop Output don lnflosi,
Djohanputro, Bramantyo. (2008). Prinsip- Buletin Ekonomi Moneter dan
Prinsip Ekonomi Makro. Jakarta: Perbankan, APril 20t2.
Penerbit PPM. Yahya, ldhar, Akuntobilitas dan Transparonsi
Due, John F. (1959). Government Finonce. Pengelolaan Keuongan Daeroh , Jurnal
lllionis: Richard D. lrwin lnc. Sistem Teknik Industri Volume 7, No. 4
International Monetary Fund. (2007). Manuol Oktober 2006.
on Fiscol Tronspo rency, Washington DC. BPK Rl, BPK don Transporonsi Fiskol, Makalah,
M, Suparmoko. (2013). Keuongan Negora Rapat Koordinasi Nasional Pimpinan
dqlam Teori dan Praktik. Yogyakarta: FPPP (Fraksi Partai Persatuan
BPFE, EdisiKeenam. Pembangunan) DPR-RI, DPRD
Penny, K. L. (20141. Membumikan Tronsparonsi Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pimpinan
dan Akuntabilitas Kinerio Sektor Publik: DPRD Provinsi/Kabupaten/Kota. Jakarta,
Tontongon Berdemokrasi ke DePan. L8 Juli 2A06.
Jakarta: Grasindo. BPK Rl, Perbaikon TronsPoransi don
Sukirno, Sadono. (2003). Pengontar Teori Mikro Akuntobilitos Pengeloloan Keuangan
Ekonomi.Jakarta: PT. Salemba Empat. Negoro don Doeroh lndonesio, di
Waffson, Dirk J. (1.979). Public Finance and Makalah Keynote sPeech Seminar
Development Strotegy. Baltimore: The Nasional Akuntabilitas Pengelolaan
John Hopkins UniversitY Press. Keuangan Negara sebagai UPaYa
Pemberantasan KoruPsi, BrawijaYa
JurnaUMakalah: Accounting Fair 2006, FE Unbraw,
Granikas,Karolis, Fiscol Tronsporency and Open Malang,3 Juni 2006.
Government Data, EuroPeon Public Kementerian Keuangan Republik lndonesia,
Sector tnformotion (EPSI)Plotform, RAPBN 2ll3"Mendorong Petumbuhan
ePSlplatform Topic Report No. 2013/11, Ekonomi yong Berkeloniuton melolui
November 20t3. upaya Penyehatan Fiskol", Keterangan
Katz and Ellen, Tronsporoncy in Government- Pers, Jakarta20L2,
How Americon Citizens lnfluence Public
156 Kojion Vol. 19 No. 2 Juni 2014

Dokumen Resmi: Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia,


Nota Keuangan dan Rancangan Anggaran Keputusan No. 6/PUU-VI/2008 perihal
Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Pengujian Undang-Undang Nomor 51 Tahun
Anggaran 2OL3. 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Buol,
Kabupaten Morowali dan Kabupaten Banggai
lnternet: Kepulauan.
http ://www.fiska l. co. idlbe rita/fiska l- Mahkamah Konstitusi Republik lndonesia,
4/712lfunesi-kebiiakan-fi skal-itu- 2OL2. Putusan Perkara No. 35/pUU -
adalah#.U8e8-bFKpGM, diakses Juli X/20t2 tentang Uji Materi Undang-
20L4. Undang No. 49 Tahun 1999 tentang
keu.eo. id12010/edef-
http ://www.fiska l. keme n Kehutanan.
konten-view. asp?id=
20100706145340385736232. diakses
14 Juli 20L4.
http ://www.slid esh a re. net/xNet8/bab-5-
kebiiakan-fiskal-monetet. diakses Juli
2074.
www.bpk.go.id/news/mensawal-akuntabilitas-
dan-transparansi-pengelolaan-
keuansan-nesara. diakses 11 Juli 20L4.

Anda mungkin juga menyukai