Konservasi Koleksi Tinggalan Kolonial Di Pulau Morotai (Maluku Utara)
Konservasi Koleksi Tinggalan Kolonial Di Pulau Morotai (Maluku Utara)
Abstrak : Konservasi Koleksi Tinggalan Kolonial di Pulau Morotai dilakukan oleh BPCB Ternate sebagai
instansi pelestarian cagar Budaya. Pelestarian dimaksudkan untuk menjaga keterawatan benda yang
memiliki nilai penng karena merupakan salah satu buk sejarah Perang Dunia II. Tahap pertama dalam
melakukan konservasi adalah pendokumentasian koleksi sebelum di konservasi, selama proses konservasi,
dan setelah konservasi. Koleksi peninggalan kolonial yang dikonservasi melipu koleksi berbahan gelas,
logam, porselen, dan lainnya. Bahan yang digunakan untuk konservasi koleksi yang berbahan gelas
adalah cuka, kerikil, dan sabun serta air. Sedangkan bahan yang digunakan untuk konservasi jenis logam
terutama perunggu dan kuningan adalah campuran antara jeruk nipis dan soda kue (sodium bikarbonat)
yang dipastakan. Untuk koleksi berbahan besi digunakan asam sitrat dengan konsentrasi 5%. Apabila
Asam sitrat dak dijumpai dapat digan dengan menggunakan air jeruk nipis (pH 4-5) karena di dalam
jeruk juga mengandung asam sitrat. Adapun bahan yang digunakan untuk pelapisan logam adalah minyak
singer. Dalam melakukan konservasi porselen digunakan air hangat yang diberi sabun sedangkan untuk
koleksi yang ada keraknya dikonservasi dengan menggunakan pasta yaitu campuran soda kue (sodium
bikarbonat) dengan air jeruk.
Metode penyimpanan sementara koleksi peninggalan kolonial di Morotai yang sudah selesai
dikonservasi dan yang akan dipamerkan di Museum Perang Dunia II dilakukan dengan cara membungkus
seap koleksi dengan ssue dan kertas koran. Setelah di bungkus kemudian diikat agar dak terkena
kotoran/debu, selanjutnya dimasukkan dalam container box. Untuk menyerap kelembaban di dalam
container box ditabahkan kapur tulis.
Berbagai macam koleksi peninggalan kolonial Perang dunia II dapat dilakukan konservasi dengan
menggunakan bahan yang mudah di peroleh dipasaran seper jeruk nipis, soda kue (sodium bikarbonat),
cuka, sabun, dan kerikil. Untuk koleksi jenis logam seper perunggu, kuningan, dan uang koin serta koleksi
porselen yang berkerak dapat menggunakan jeruk nipis dan soda kue yang telah dipastakan. Pasta dari
bahan jeruk nipis dan soda kue terbuk efekf untuk membersihkan korosi yang ada pada koleksi logam.
Adapun koleksi berbahan gelas/botol yang berkerak dapat dikonservasi dengan menggunakan cuka,
kerikil, sabun serta air. Formula tersebut terbuk efekf mengangkat endapan kerak yang menempel
dalam botol.
Kata kunci : Morotai, Koleksi Peninggalan Kolonial PD II, Konservasi
Abstract : Conservaon of Collecon from Colonial Period In Morotai Island was conducted by Cultural
Property Preservaon Office of Ternate. The conservaon was aimed to preserve the state of conservaon
of objects that have significant value, because they are historical remains of World War II. First stage
consists of documentaon of collecon before conservaon, includes glass, metal, and porcelain objects.
Materials used for glass object are vinegar, gravel, soap and water. Materials used for metal object,
especially bronze and brass, are paste mixture of lemon and baking soda (sodium bicarbonate). For iron,
citric acid 5% concentraon is used. If citric acid is rare, it could be replace by lemon water (pH 4-5),
because lemon contains citric acid. Material used for metal coang is singer oil. In the conservaon of
porcelain, warm water mixed with soap is used, while the crust is eliminated by paste of baking soda
(sodium bicarbonate) and lemon water.
Temporary storage is done by wrapping each collecon with ssue and newsprint, before the
collecon is shown in World War II Museum. Aer the wrapping, each collecon was ed then put into
container box, in order to avoid dust. Chalk is put inside the box to absorb humidity.
Collecon from World War II period can be conserved by easy access commercial product such
as lemon, baking soda (sodium bicarbonate), vinegar, soap, and gravel. For metal object such as bronze,
bass, and coin as well as crusted porcelain, lemon and baking soda paste could be used. Paste made from
lemon and baking soda is proven to be effecve in cleaning corrosion in metal object. Meanwhile, crusted
71
Jurnal Konservasi Cagar Budaya Borobudur, Volume 7, Nomor 2, Desember 2013, Hal 71-81
glass/bole can be conserved using vinegar, gravel, soap, and water. The formula is proven to be effecve
in removing crust scking into bole.
Keywords: Morotai, Collecon from World War II Colonial Period, Conservaon
72
Wahyuni, Konservasi Koleksi Tinggalan Kolonial di Pulau Morotai
kecil dari obyek yang diolesi dengan singer setelah obyek benar-benar
pasta untuk melihat keefekfannya. kering dan bersih dari korosi.
Hal ini dilakukan untuk menentukan 3) Obyek Porselen
apakah periode penempelan yang - Dilakukan pencampuran jeruk nipis
lebih lama dibutuhkan atau dak. dengan soda kue hingga berbentuk
Pada perunggu yang terlihat cerah pasta;
dan terang, dilakukan pembilasan - Pengolesan pada obyek yang berkerak
dengan menggunakan air hangat, dengan menggunakan pasta;
perunggu yang masih terdapat - Pada obyek yang telah diolesi pasta
korosi dibiarkan campuran dilakukan penggosokan dengan
pasta lebih lama lagi sehingga menggunakan sikat halus;
pembersihan yang opmal benar- - Dilakukan pembilasan pada obyek
benar tercapai; dengan menggunakan air bersih;
- Tahapan akhir dilakukan pelapisan - Tahap akhir dilakukan pengeringan pada
pada obyek dengan menggunakan obyek dengan menggunakan hairdryer
minyak singer setelah obyek atau pengeringan langsung dengan terik
benar-benar kering dan bersih dari matahari.
korosi. 5. Metode penyimpanan
b. Besi Metode penyimpanan merupakan tahapan
- Dilakukan pelarutan 50 gr asam yang sangat penng dilakukan setelah koleksi dilakukan
sitrat dalam 1 liter air; pembersihan.
- Pada objek dilakukan perendaman Metode penyimpanan yang dilakukan dalam
dalam larutan asam sitrat hingga kegiatan ini bersifat sementara sebelum koleksi
satu malam; dipamerkan dalam museum Perang Dunia II. Tujuan
- Pembersihan dengan menggunakan dari penyimpanan koleksi adalah menjaga agar
sikat; koleksi yang telah dibersihkan terhindar dari debu.
- Pembilasan pada obyek yang telah Hal ini dikarenakan tempat penyimpanan koleksi
dibersihkan dengan menggunakan (museum mini) lantai langsung berhubungan dengan
air; tanah. Adapun cara penyimpanan yang dilakukan
- Obyek dikeringkan dengan adalah dengan membungkus seap koleksi dengan
menggunakan hairdryer atau menggunakan kertas ssue dan kertas koran. Koleksi
pengeringan langsung di bawah dimasukkan dalam boks kontainer yang didalamnya
terik sinar matahari; terdapat kapur tulis untuk menyerap kelembaban.
- Tahap akhir dilakukan pelapisan
pada obyek dengan menggunakan BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
minyak singer setelah obyek
benar-benar kering dan bersih dari A. Permasalahan kerusakan koleksi dan cara
korosi.
penanganannya
c. Aluminium
Museum mini menyimpan berbagai jenis koleksi
- Dilakukan pencampuran jeruk
yang cukup beragam, namun yang paling dominan
nipis dengan soda kue (sodium
adalah koleksi berbahan logam. Hasil inventarisasi yang
bikarbonat) hingga berbentuk
dilakukan BPCB Ternate, menunjukkan bahwa koleksi
pasta;
jenis peluru merupakan koleksi yang paling banyak
- Pengolesan pada obyek
diantara koleksi yang lain (botol gelas dan koleksi dari
yang terdapat korosi dengan
porselen).
menggunakan pasta;
a. Koleksi Berbahan Gelas
- Pada obyek yang diolesi pasta
Koleksi obyek berbahan gelas yang dibersihkan
dilakukan penggosokan dengan
berjumlah 18 buah, yang kesemuanya berbentuk
menggunakan sikat halus;
botol dengan ukuran beragam serta mempunyai
- Pembilasan pada obyek dengan
fungsi yang beragam, baik berupa botol minuman,
menggunakan air sampai bersih;
botol nta dan lain sebagainya.
- Dilakukan pelapisan pada obyek
Hasil dari observasi ngkat keterawatan koleksi
dengan menggunakan minyak
74
Wahyuni, Konservasi Koleksi Tinggalan Kolonial di Pulau Morotai
Foto 1. Endapan pada koleksi berbahan gelas Foto 3. Koleksi botol gelas setelah dibersihkan
75
Jurnal Konservasi Cagar Budaya Borobudur, Volume 7, Nomor 2, Desember 2013, Hal 71-81
76
Wahyuni, Konservasi Koleksi Tinggalan Kolonial di Pulau Morotai
elektrolit lainnya, dimana udara atau elektrolit 3. Koleksi berbahan dasar aluminium.
akan mengalami reduksi, sehingga proses korosi Hasil observasi menunjukkan bahwa koleksi
merupakan proses elektrokimia. logam berbahan aluminium dalam kondisi yang
Korosi juga dapat terjadi oleh air yang lebih tahan daripada koleksi berbahan logam
mengandung garam, karena logam akan bereaksi lainnya. Tingkat keterawatan objek ini masih cukup
secara elektrokimia dalam larutan garam baik dibandingkan objek-objek yang lain.
(elektrolit). Jenis koleksi yang berbahan logam aluminium
Penghilangan korosi pada besi dilakukan dengan memiliki ngkat kerusakan yang berbeda. Tidak
cara perendaman dengan menggunakan larutan semua jenis koleksi mengalami korosi keka
jeruk nipis dengan pH 4-5. Waktu perendaman ditemukan. Untuk perlakuan cukup dilap dengan
dilakukan berdasarkan ngkat ketebalan korosi. menggunakan air bersih.
Dalam jeruk nipis mengandung asam sitrat Koleksi yang mengalami korosi berwarna
yang bersifat mampu mengkelat logam. Sehingga hitam dilakukan pembersihan menggunakan pasta
karat yang menempel pada logam besi mampu campuran antara soda kue dan jeruk nipis.
diikat dengan gugus karboksil dari asam sitrat.
Foto 11. Perendaman koleksi dalam larutan air jeruk pH Foto 14. Koleksi tempat minum yang terbuat dari
4-5 aluminium
Foto 12. Koleksi setelah dibersihkan dengan perendaman Foto 15. Koleksi berbahan aluminium yang masih cukup
dalam larutan air jeruk bagus kondisinya
77
Jurnal Konservasi Cagar Budaya Borobudur, Volume 7, Nomor 2, Desember 2013, Hal 71-81
Foto 16. Koleksi tempat minum yang terbuat dari aluminium Foto 19. Koleksi cangkir setelah dibersihkan
setelah dibersihkan
Foto 18. Koleksi cangkir yang terbuat dari porselin Foto 21. Name Tag berbahan tembaga yang telah mengalami
korosi
78
Wahyuni, Konservasi Koleksi Tinggalan Kolonial di Pulau Morotai
Foto 22. Koleksi sendok, garpu yang telah mengalami korosi Foto 25. Name Tag setelah dibersihkan
B. Penyimpanan
Hal penng yang harus dilakukan setelah
proses pembersihan selesai adalah penyimpanan.
Penyimpanan ini bertujuan untuk menjaga keterawatan
koleksi yang telah dibersihkan agar benar-benar terjaga
dari debu, kelembaban, dan cuaca.
Penyimpanan koleksi yang ada di Museum Mini
ini dilakukan secara sederhana. Hal ini dikarenakan
belum ada tempat penyimpanan yang memadai. Cara
Foto 24. Name Tag setelah dibersihkan penyimpanan sementara yang dilakukan sebelum
koleksi dipindahkan ke Museum Perang Dunia II adalah
dengan cara membungkus koleksi menggunakan kertas
ssue, kemudian dibungkus lagi dengan kertas koran,
selanjutnya dimasukkan ke dalam container box.
79
Jurnal Konservasi Cagar Budaya Borobudur, Volume 7, Nomor 2, Desember 2013, Hal 71-81
Daar Pustaka
Sadirin, H.R.1979. Beberapa Metodologi Konservasi ______.1997. “Teknologi Konservasi Benda Cagar
Benda-benda Purbakala. Magelang : Budaya”. Seminar Pemugaran dan
Laboratorium Konservasi Borobudur. Konservasi Benda Cagar Budaya Tingkat
Direktorat. Jakarta : Direktorat Jenderal
______. 1996. Pedoman Dasar-dasar Konservasi Kebudayaan.
Benda-benda Purbakala. Magelang :
Proyek Konservasi Candi Borobudur. Suhardi, Nahar Cahyandaru, Sudibyo, 2008, Konservasi
Keramik, Balai Konservasi Peninggalan
Borobudur, Magelang.
80
Wahyuni, Konservasi Koleksi Tinggalan Kolonial di Pulau Morotai
81