Anda di halaman 1dari 3

TAFSIR SURAT AN-NASHR

Tafsir surat An Nasr ini bukanlah tafsir baru. Kami berusaha mensarikan dari Tafsir Ibnu
Katsir, Tafsir Fi Zhilalil Quran, Tafsir Al Azhar, Tafsir Al Munir dan Tafsir Al Misbah.
Agar ringkas dan mudah dipahami.

Surat An Nasr ayat 1

‫ِإ َذا َجا َء َنصْ ُر هَّللا ِ َو ْال َف ْت ُح‬

“Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan”.

Kata nashr (‫ )نصر‬artinya adalah kemenangan atau pertolongan dalam mengatasi lawan.


Kata nashrullah (‫ )نصر هللا‬menunjukkan bahwa kemenangan itu dinisbatkan kepada Allah
karena sumbernya dari Dia semata. Kata ini juga menunjukkan bahwa kemenangan ini
bukan sembarang kemenangan.

Sedangkan kata al fath (‫ )الفتح‬berasal dari kata fataha (‫ )فتح‬yang berarti membuka. Kata ini
kemudian bermakna kemenangan karena kemenangan adalah terbukanya sebuah jalan
atau wilayah yang tadinya tertutup dan dihalangi.

Ibnu Katsir menjelaskan, seluruh ulama sepakat bahwa al fath yang dimaksud dalam ayat ini
adalah pembebasan kota Makkah (fathu Makkah). Saat itu, suku-suku bangsa Arab
menunda masuk Islam karena menunggu pembebasan kota Makkah. Mereka meyakini, jika
Muhammad bisa kembali ke Makkah dan mengalahkan kaumnya, ia benar-benar seorang
Nabi.

Sayyid Qutb mendukung pendapat bahwa surat ini turun sebelum Fathu Makkah. Karena
ayat ini mengisyaratkan kemenangan yang akan terjadi. Dalam Tafsir Fi Zhilalil Qur’an, ia
mengkompromikan dzahiriyah nash dengan hadits Ummu Salamah. Bahwa ayat ini turun
mengabarkan berita gembira pembebasan kota Makkah. Setelah pembebasan kota Makkah,
Rasulullah tahu bahwa beliau akan wafat sehingga memanggil Fatimah untuk
memberitahukan dekatnya ajal tersebut.

Sejalan dengan pendapat Sayyid Qutb tersebut, ayat ini sekaligus merupakan bukti
kebenaran Al Quran. Sebab apa yang dikabarkan Al Quran kemudian benar-benar terjadi.
Makkah benar-benar dibebaskan.

Redaksi dalam ayat ini juga menunjukkan bahwa pertologan Allah dan kemenangan ini
didatangkan Allah. Bukan kewenangan manusia. Rasulullah dan para sahabat tidak bisa
menentukan hasil perjuangan mereka. Namun Allah-lah yang mendatangkan pertolongan
dan kemenangan.

Surat An Nasr ayat 2

‫ِين هَّللا ِ َأ ْف َواجً ا‬ َ ‫َو َرَأيْتَ ال َّن‬


َ ُ‫اس َي ْد ُخل‬
ِ ‫ون فِي د‬
“dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong”.

Kata raaita (‫ )رأيت‬bisa berarti melihat dengan mata kepala dan bisa juga bermakna
mengetahui. Dan Rasulullah memang melihat secara langsung penduduk Makkah
berduyun-duyun masuk Islam dan beliau mendapatkan berita bahwa penduduk jazirah Arab
juga berbondong-bondong masuk Islam.

Setelah Fathu Makkah, penduduk Makkah berbondong-bondong masuk Islam. Sebagiannya


langsung di hadapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Orang-orang Arab di luar Makkah dan Madinah juga berbondong-bondong masuk Islam.
Selama ini mereka menunggu apakah Rasulullah bisa membebaskan Makkah setelah
sekian lama ‘diusir’ dari tanah kelahiran yang di dalamnya ada Baitullah.

Surat An Nasr ayat 3

َ ‫ِّك َواسْ َت ْغفِرْ هُ ِإ َّن ُه َك‬


‫ان َت َّوابًا‬ َ ‫َف َسبِّحْ ِب َحمْ ِد َرب‬

“maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya.


Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat”.

Kata sabbih (‫ )سبّح‬berasal dari kata sabaha (‫ )سبح‬yang artinya berenang. Yakni seorang yang
menjauh dari posisinya. Sehingga maknanya, menjauhkan Allah dari segala kekurangan.
Mensucikan Allah dari segala kekurangan.

Kata tawwaba (‫ )توابا‬berasal dari kata yang terbentuk dari tiga huruf ta’ (‫)ت‬, wauw (‫)و‬


dan ba’ (‫ )ب‬yang maknanya adalah kembali. Yakni kembalinya seseorang ke posisinya
semula. Taubat adalah kembalinya seorang hamba ke posisinya di hadapan Allah. Jika
pelaku tawwab adalah Allah, maka artinya Dia menerima taubat hamba-Nya.

Inilah taujih Rabbani saat datang pertolongan Allah dan kemenangan dari-Nya. Rasulullah


diperintahkan untuk bertasbih, bertahmid dan beristighfar. Orang-orang beriman tidak boleh
sombong dan euforia atas kemenangan ini. Tapi harus menyadari bahwa kemenangan itu
datangnya dari Allah. Karenanya harus mendekatkan diri kepada-Nya, mensucikan-Nya,
bersyukur kepada-Nya dan memohon ampunan.

Sayyid Qutb menjelaskan, bertasbih dan bertahmid atas karunia Allah yang telah
menjadikan mereka sebagai pemegang amanat untuk melaksanakan dakwah-Nya dan
menjaga agama-Nya. Beristighfar dari rasa bangga dan sombong yang kadang-kadang
menyelinap ke dalam jiwa saat kemenangan tiba. Juga beristighfar atas perasaan dan sikap
yang boleh jadi menyertai saat perjuangan panjang dan sekian lama menantikan datangnya
kemenangan.

Ibnu Katsir menjelaskan, Rasulullah tak hanya bertasbih dan beristighfar. Bahkan pada hari
fathu Makkah, beliau mengerjakan sholat dhuha delapan rakaat. Sebagian ulama
berpendapat, disunnahkan mencontoh Rasulullah mengerjakan sholat delapan rakaat ketika
mendapatkan kemenangan atas suatu negeri. Sholat itu disebut juga sholat al fath. Sa’ad
bin Abi Waqash ketika menaklukkan kota-kota di Persia juga melakukan sholat itu.

Rasulullah mensyukuri nikmat pengampunan Allah ini dengan pengampunan kepada


seluruh penduduk Makkah. Beliau memaafkan mereka meskipun dulunya menyakiti
Rasulullah. Saat sebagian sahabat berseru “haadza yaumul malhamah” (ini adalah hari
pertempuran pembalasan), Rasulullah menegur dengan bersabda “haadza yaumul
marhamah” (ini adalah hari kasih sayang).
Saat penduduk Makkah ketakutan akan dibalas Rasulullah, ternyata beliau memaafkan
mereka semua. “Siapa yang masuk Masjidil Haram, ia aman. Siapa yang masuk rumahnya
masing-masing, ia aman. Siapa yang masuk rumah Abu Sufyan, ia aman.”

Penutup

Surat An Nasr mengandung kabar gembira, arahan dan isyarat masa depan. Kabar gembira
bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menolong Rasulullah dan memberinya
kemenangan. Orang-orang pun akan berbondong-bondong masuk Islam setelah
kemenangan itu.

Surat ini sekaligus memberi arahan, ketika datang pertolongan Allah dan kemenangan
tersebut, hendaklah Rasulullah menghadapkan diri kepada Allah dengan bertasbih,
bertahmid dan beristighfar.

Yang tidak banyak diketahui, surat ini juga memberikan isyarat akan tibanya ajal Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam. Beliau akan wafat, sehingga sahabat yang tahu seperti Abu
Bakar dan Fatimah menangis karenanya.

Demikian Surat An Nasr mulai dari terjemahan, asbabun nuzul, hingga tafsir. Semoga
semakin menguatkan harapan kita mendapatkan pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Wallahu a’lam bish shawab. 

Anda mungkin juga menyukai