Tafsir surat An Nasr ini bukanlah tafsir baru. Kami berusaha mensarikan dari Tafsir Ibnu
Katsir, Tafsir Fi Zhilalil Quran, Tafsir Al Azhar, Tafsir Al Munir dan Tafsir Al Misbah.
Agar ringkas dan mudah dipahami.
Sedangkan kata al fath ( )الفتحberasal dari kata fataha ( )فتحyang berarti membuka. Kata ini
kemudian bermakna kemenangan karena kemenangan adalah terbukanya sebuah jalan
atau wilayah yang tadinya tertutup dan dihalangi.
Ibnu Katsir menjelaskan, seluruh ulama sepakat bahwa al fath yang dimaksud dalam ayat ini
adalah pembebasan kota Makkah (fathu Makkah). Saat itu, suku-suku bangsa Arab
menunda masuk Islam karena menunggu pembebasan kota Makkah. Mereka meyakini, jika
Muhammad bisa kembali ke Makkah dan mengalahkan kaumnya, ia benar-benar seorang
Nabi.
Sayyid Qutb mendukung pendapat bahwa surat ini turun sebelum Fathu Makkah. Karena
ayat ini mengisyaratkan kemenangan yang akan terjadi. Dalam Tafsir Fi Zhilalil Qur’an, ia
mengkompromikan dzahiriyah nash dengan hadits Ummu Salamah. Bahwa ayat ini turun
mengabarkan berita gembira pembebasan kota Makkah. Setelah pembebasan kota Makkah,
Rasulullah tahu bahwa beliau akan wafat sehingga memanggil Fatimah untuk
memberitahukan dekatnya ajal tersebut.
Sejalan dengan pendapat Sayyid Qutb tersebut, ayat ini sekaligus merupakan bukti
kebenaran Al Quran. Sebab apa yang dikabarkan Al Quran kemudian benar-benar terjadi.
Makkah benar-benar dibebaskan.
Redaksi dalam ayat ini juga menunjukkan bahwa pertologan Allah dan kemenangan ini
didatangkan Allah. Bukan kewenangan manusia. Rasulullah dan para sahabat tidak bisa
menentukan hasil perjuangan mereka. Namun Allah-lah yang mendatangkan pertolongan
dan kemenangan.
Kata raaita ( )رأيتbisa berarti melihat dengan mata kepala dan bisa juga bermakna
mengetahui. Dan Rasulullah memang melihat secara langsung penduduk Makkah
berduyun-duyun masuk Islam dan beliau mendapatkan berita bahwa penduduk jazirah Arab
juga berbondong-bondong masuk Islam.
Orang-orang Arab di luar Makkah dan Madinah juga berbondong-bondong masuk Islam.
Selama ini mereka menunggu apakah Rasulullah bisa membebaskan Makkah setelah
sekian lama ‘diusir’ dari tanah kelahiran yang di dalamnya ada Baitullah.
Kata sabbih ( )سبّحberasal dari kata sabaha ( )سبحyang artinya berenang. Yakni seorang yang
menjauh dari posisinya. Sehingga maknanya, menjauhkan Allah dari segala kekurangan.
Mensucikan Allah dari segala kekurangan.
Sayyid Qutb menjelaskan, bertasbih dan bertahmid atas karunia Allah yang telah
menjadikan mereka sebagai pemegang amanat untuk melaksanakan dakwah-Nya dan
menjaga agama-Nya. Beristighfar dari rasa bangga dan sombong yang kadang-kadang
menyelinap ke dalam jiwa saat kemenangan tiba. Juga beristighfar atas perasaan dan sikap
yang boleh jadi menyertai saat perjuangan panjang dan sekian lama menantikan datangnya
kemenangan.
Ibnu Katsir menjelaskan, Rasulullah tak hanya bertasbih dan beristighfar. Bahkan pada hari
fathu Makkah, beliau mengerjakan sholat dhuha delapan rakaat. Sebagian ulama
berpendapat, disunnahkan mencontoh Rasulullah mengerjakan sholat delapan rakaat ketika
mendapatkan kemenangan atas suatu negeri. Sholat itu disebut juga sholat al fath. Sa’ad
bin Abi Waqash ketika menaklukkan kota-kota di Persia juga melakukan sholat itu.
Penutup
Surat An Nasr mengandung kabar gembira, arahan dan isyarat masa depan. Kabar gembira
bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menolong Rasulullah dan memberinya
kemenangan. Orang-orang pun akan berbondong-bondong masuk Islam setelah
kemenangan itu.
Surat ini sekaligus memberi arahan, ketika datang pertolongan Allah dan kemenangan
tersebut, hendaklah Rasulullah menghadapkan diri kepada Allah dengan bertasbih,
bertahmid dan beristighfar.
Yang tidak banyak diketahui, surat ini juga memberikan isyarat akan tibanya ajal Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam. Beliau akan wafat, sehingga sahabat yang tahu seperti Abu
Bakar dan Fatimah menangis karenanya.
Demikian Surat An Nasr mulai dari terjemahan, asbabun nuzul, hingga tafsir. Semoga
semakin menguatkan harapan kita mendapatkan pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Wallahu a’lam bish shawab.