Kesimpulan : angka kematian pasien kritis dengan Acute Kidney Injury (AKI) yang
membutuhkan Renal Replacement Therapy (RRT) umumnya lebih dari 50%. Angka
tersebut tidak banyak berubah meskipun terapi sulih fungsi ginjal terus berkembang.
Sejumlah data penelitian pada manusia dan hewan dalam dua dekade terakhir
menunjukkan bahwa AKI berhubungan dengan beragam efek pada organ jauh. Data
tersebut menjelaskan mengapa angka kematian pada AKI tetap tinggi. Tulisan ini
membahas tentang sekuele pulmoner pada AKI dengan fokus pada mekanisme
terjadinya edema paru akibat komplikasi umum AKI (contoh: kelebihan volume
cairan, asidosis) dan akibat komplikasi yang lebih kompleks (contoh: inflamasi
sistemik). Tulisan ini juga membahas tentang kerumitan tatalaksana volume cairan
pada pasien dengan AKI dan cedera paru serta menggali data klinis dan dasar ilmiah
tentang mediator cedera paru setelah terjadinya AKI. Strategi tatalaksana dan terapi
yang efektif dapat ditentukan bila sudah dicapai pemahaman yang baik mengenai
beberapa efek AKI pada tubuh.
kata kunci : Komplikasi cedera ginjal akut, pembahasan mengenai ginjal-paru, cedera
ginjal akut
Kematian akibat AKI tetap tinggi meskipun RRT berkembang pesat. Angka
kematian pasien dengan AKI di rumah sakit dilaporkan sebanyak 9%-28%, dan
kematian terkait AKI di rumah sakit di Amerika Serkat meningkat dua kali lipat pada
2001-2011. Kematian akibat AKI berat lebih tinggi, meningkat dari 28% menjadi
30% pada AKI yang membutuhkan RRT, dan bahkan lebih tinggi pada AKI di
intensive care unit (ICU), biasanya melebihi 50% dengan atau tanpa RRT.
AKI memang diketahui menimbulkan efek yang tidak baik, namun kombinasi
AKI dan gagal napas dapat lebih mematikan. Gagal napas umum terjadi pada pasien
AKI dan 70%-85% pasien AKI di ICU membutuhkan ventilasi mekanis. Kebutuhan
akan ventilator merupakan faktor risiko independen untuk kematian pada pasien
dengan AKI. Suatu penelitian menunjukkan bahwa gagal napas meningkatkan angka
kematian AKI dua kali lipat. Kombinasi AKI dengan gagal napas menimbulkan
prognosis yang lebih buruk dibandingkan dengan gagal organ lain. Penelitian dari
Veterans Affairs/National Institutes of Health Acute Renal Failure Trial Network
(ATN) yang dilakukan pada 1000 orang pasien AKI dengan RRT menunjukkan
bahwa hipoksemia (kebutuhan akan fraksi oksigen >60%) pada awal RRT dan
ventilasi mekanis adalah dua faktor, dari total 21 variabel, dengan nilai prediksi
mortalitas paling kuat. AKI yang menyertai gagal napas dihubungkan dengan waktu
ventilator, weaning dan perawatan ICU yang lebih lama. AKI adalah faktor risiko
meningkatnya mortalitas pada pasien gagal napas.
Hubungan antara cedera ginjal dan paru mungkin bersifat dua arah karena
ventilasi mekanik juga merupakan faktor risiko terjadinya AKI. Tinjauan terhadap 31
studi observasi memperkirakan bahwa ventilasi mekanis meningkatkan risiko AKI
tiga kali lipat pada pasien ICU. Risiko tersebut paling mungkin berhubungan
langsung dengan ventilasi mekanis dibandingkan dengan disfungsi napas, karena
risiko AKI didapatkan lebih tinggi pada pasien dengan ventilator dibandingkan
pasien tanpa ventilasi invasif. Efek hemodinamik pada aliran darah ginjal dan
inflamasi akibat barotrauma yang ditimbulkan ventilator diperkirakan menjadi
mediator peningkatan risiko AKI. Beberapa hasil penilitian pada hewan mendukung
kemungkinan adanya peran mediator inflamasi pada AKI akibat ventilator, namun
penelitian pada manusia menunjukkan bahwa pasien non-ARDS mempunyai risiko
yang sama atau lebih tinggi dibandingkan dengan pasien ARDS. Kesimpulan dari
penelitian tersebut adalah efek hemodinamik mungkin lebih berperan dalam
menimbulkan AKI dibandingkan barotrauma.
AKI pada manusia dikaitkan dengan peningkatan kadar IL6, IL8 dan tumor necrosis
factor (TNF) serum. Peningkatan IL6 dan IL8 lebih awal dihubungkan dengan
berkembangnya AKI dan waktu ventilator memanjang. IL6 diketahui dapat
memprediksi AKI pada pasien dengan sepsis berat. AKI juga dikaitkan dengan
peningkatan IL6 dan IL8 pada pasien ICU dewasa, dan dapat memprediksi risiko
kematian yang lebih besar.
IL6 didapatkan menjadi mediator cedera paru pada model hewan, yang ditandai
dengan infiltrasi netrofil, peningkatan produksi kemokin netrofil dan kebocoran
kapiler. Efek ini secara spesifik disebabkan oleh IL6 dalam sirkulasi, bukan dari
paru. Sumber utama IL6 sirkulasi pada hewan penelitian dengan AKI-induced ALI
diperkirakan berasal dari ginjal yang cedera, dan memang messenger RNA dan
ekspresi protein IL6 ginjal dipicu oleh iskemia dan AKI nefrotoksik. Klirens IL6
oleh ginjal, juga seperti protein kecil lain, dimediasi oleh metabolisme oleh sel
tubulus proksimal dan dihambat oleh cedera tubular namun tidak oleh azotemia.
Penelitian lain juga menemukan jalur sinyal IL6 sebagai mediator ALI paska AKI
iskemik.
IL8 adalah sitokin dan kemokin netrofil yang juga berperan penting dalam
perkembangan cedera paru akibat AKI. Kadar IL8 serum dan paru meningkat pada
AKI, dan pada model hewan dengan cedera paru AKI-induced, penuruna IL8
menyebabkan berkurangnya infiltrasi dan aktivitas netrofil paru serta menurunkan
permeabilitas paru. Para peneliti berhasil menunjukkan bahwa IL6 bekerja dengan
mengaktifkan chemokine C-X-C motif ligand 1 (CXCL1), suatu analog fungsional
IL8 manusia pada tikus, pada sel endotel untuk memicu akumulasi netrofil. Tikus
yang diberi antibodi anti- CXCL1 atau mengalami defisiensi reseptor CXCL1 (C-X-
C
motif chemokine receptor 2), AKI atau nefroktomi bilateral, mempunyai infiltrasi
netrofil yang lebih rendah dibandingkan kontrol.
Sitokin ketiga yang diketahui memediasi cedera paru paska nefroktomi bilateral atau
iskemik-reperfusi ginjal adalah protein grup B1 bermobilitas tinggi, yang bekerja via
dan tergantung pada reseptornya, Toll-like receptor 4.
Mediator inflamasi lain yang juga meningkat dalam paru atau cairan alveoli paska
AKI iskemik diantaranya molekul adhesi seperti intercellular adhesion molecule 1,
kemokin lain seperti macrophage inflammatory protein 2 dan cytokine-induced
neutrophil chemoattractant 2, reseptor kemokin seperti C-X-C motif chemokine
receptor 2, dan signaling complex nuclear factor-kB.