Anda di halaman 1dari 8

ARTIKEL

SEJARAH INDONESIA MASA KOLONIAL

(KEBIJAKAN EKONOMI LIBERAL)

Dosen pengampu: Ismail S.pd, M.pd

DISUSUN OLEH :

ANDI TALHA (A31121056)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

UNIVRSITAS TADULAKO

2022
KEBIJAKAN EKONOMI LIBERAL.

LATAR BELAKANG

Masa demokrasi liberal ditandai dengan diberlakunya UUDS 1950 pasca pengakuan
kedaulatan. Berlakunya UUDS 1950 kemudian mengubah tatanan pemerintah Indonesia system
ekonomi pun kemudian tergeser kearah system politik dan ekonomi liberal. Masa ini disebut
masa liberal, karena dalam politik manapun system ekonominya menggunakan prinsip-prinsip
liberal. Perekonomian di serahkan kepada dasar teori-teori klasik yang menyatakan laissez faire
laissez passer. Padahal pengusaha pribumi masih lemah, dan belum bisa bersaing dengan
pengusaha non pribumi terutama pengusaha Cina. Pada akhirnya system ini hanya memperburuk
kondisi perekonomia Indonesia yang baru merdeka

Pembangunan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada hakikatnya adalah


pembangunan ekonomi baru. Yang perlu dilakukan adalah mengubah struktur ekonomi
umumnya dari ekonomi colonial ke ekonomi nasional. Bangsa Indonesia harusnya ditumbuhkan
kelas pengusaha, karena pengusaha bangsa Indonesia yang pada umumnya bermodal lemah. Dan
akhirnya diberi kesempatan untuk membangun ekonomi nasional. Hendaknya pemerintah
membantu dan membimbing para pengusaha itu, dengan membantu pemberia kredit karena
pengusaha Indonesia tidak memiliki modal. Sehingga bangsa Indonesia akan dapat berkembang
maju dan tujuan mengubah struktur ekonomi kolonial di bidang perdagangan akan tercapai

Pemikiran ekonomi pada 1950-an merupakan upaya mengembangkan struktur


perekonomian kolonial menjadi perekonomian nasional.hambatan yang dihadapi adalah sudah
berkarya system perekonomian kolonial yang cukup lama. Upaya membangkitkan perekonomian
sudah dimulai kabinet pertama di era demokrasi parlementer, kabinet nastir. Perhatian terhadap
perkembangan dan pembangunan ekonomi dicurahkan oleh semitrodjojohadikusumo. Ia
berpendapat bahwa pembangunan ekonomi indonesia pada hakekatnya adalah pembangunan
ekonomi baru. Oleh karena itu, bangsa indonesia harus segera mungkin menumbuhkan kelas
pengusaha pribumi, serta pemerintah hendaknya membantu dan membimbing para pengusaha
tersebut dengan bimbingan konret dan bantuan pemberian kredit.

Gagasan soetomo dituangkan dalam program kabinet nastir dalam wujud pencanangan
rencana urgensi perekonomian (RUP) disebut juga plan soemitro. Program ini antara lain
mencadangkan inport barang-barang tertentu bagi kelompok bisnis pribumi, serta membuka
kesempatan bagi para pedangang pribumi membangun bisnis modal dibawah perlindungan
pemerintah. Sayangnya, penyelewenganlain dalam pelaksanaan politik benteng yaitu
mendaftarkan perusahaan milik keturunan cina dengan menggunakan nama asli pribumi.
Perusahaan dan kerja sama ini bernama “ali baba”, ali mewakili pribumi dan baba mewakili cina.

Usaha lain untuk meningkatkan pengusaha pribumi melakukan melalui “gerakan asat”
yaitu, memberikan perlindungan khusus bagi warga Negara indonesia asli dan warga keturunan
cina pada khususnya, pernyataan pemerintah pada oktober 1956 bahwa pemerintah akan
memberikan lisensi khusus pada pengusaha pribumi. Pada tanggal 20 maret 1950, menteri
keuangan, syarifudin prawiranegara.mengambil kebijakan memotong uang dengan
memberlakukan nilai setengahnya untuk mata uang yang mempunyai nominal Rp.2,50 keatas.
Kebijakan ini dikenal dengan istilah gunting syarifudin.

PENDAHULUAN

A. SISTEM EKONOMI LIBERAL

Sejak negara Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945,


maka sistem ekonomi Indonesia yang digunakan terus berkembang dari masa ke masa.
Perkembangan sistem ekonomi Indonesia, yaitu dimulai dari paska kemerdekaan, masa
demokrasi terpimpin, masa orde baru dan masa reformasi yang sampai saat itu masih digunakan
dalam sistem perekonomian Indonesia.

Pada masa pemerintahan Orde Lama tahun 1945-1950, Indonesia tidak sepenuhnya
mengadaptasi sistem ekonomi kapitalisme, namun juga memadukannya dengan nasionalisme
ekonomi. Keadaan sistem ekonomi indonesia pada masa awal kemerdekaan amat buruk.
Buruknya perekonomian Indonesia selama Orde Lama di sebabkan oleh hancurnya infastruktur
ekonomi fisik maupun nonfisik selama penduduk jepang. Sistem ekonomi liberal adalah adalah
suatu sistem ekonomi yang menghendaki kebebasan yang seluas-luasnya bagi setiap individu
untuk melakukan tindakan ekonomi tanpa campur tangan dari pemerintah. Suatu kondisi dimana
pemerintah benar-benar lepas tangan dalam pengambilan keputusan ekonomi dalam istilah
ekonomi disebut laissez-faire. Negara-negara yang menganut sistem ekonomi liberal adalah
Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Belgia, Irlandia, Swiss, Kanada, dan Indonesia yang pernah
menganut sistem ekonomi liberal pada tahun 1950-an.

1. Ciri-ciri ekonomi liberal.


 Diakuinya kebebasan pihak swasta/masyarakat untuk melakukan tindakan
ekonomi.
 Diakuinya kebebasan memiliki barang modal (barang capital).
 Dalam melakukan tindakan ekonomi di landasi semangat untuk mencari
keuntungan diri.
2. Kebaikan sistem ekonomi liberal
 Adanya persaingan sehingga mendorong kemajuan usaha.
 Campur tangan pemerintah dalam bidang ekonomi kecil sehingga mendorong
kesempatan lebih luas bagi pihak swasta.
 Produksi didasarkan pada pemerintah pasar atau kebutuhan masyarakat.
 Pengakuan hak milik oleh Negara mendorong semangat usaha masyarakat.
 Keburukan sistem ekonomi liberal.

B. SISTEM KABINET PADA MASA PEREKONOMIAN DEMOKRASI LIBERAL


1. Kabinet Nasir

Dalam program kabinet Nasir ( September 1950- April 1951) ketika itu ia menjabat
sebagai mentri perdagangan. Program ini di kenal dengan sebutan program benteng. Gerakan
benteng yang telah dimulai pada bulan april 1950. Selama tiga tahun (1950-1953) lebih kurang
700 perusahaan bangsa Indonesia mendapat kredit bantuan dari program benteng ini.Program
pemerintah ini pada hakikatnya adalah kebijakan untuk melindungi pengusaha-pengusaha
pribumi. Namun, usaha ini tidak berhasil mencapai tujuannya.

Dalam program kabinet Nasir ( September 1950- April 1951) ketika itu ia menjabat
sebagai mentri perdagangan. Program ini di kenal dengan sebutan program benteng. Gerakan
benteng yang telah dimulai pada bulan april 1950. Selama tiga tahun (1950-1953) lebih kurang
700 perusahaan bangsa Indonesia mendapat kredit bantuan dari program benteng ini.Program
pemerintah ini pada hakikatnya adalah kebijakan untuk melindungi pengusaha-pengusaha
pribumi. Namun, usaha ini tidak berhasil mencapai tujuannya.

2. Kabinet Sukiman.

Pengusahan Indonesia ternyata lamban menjadi dewasa, bahkan ada yang


menyalahgunakan maksud pemerintah ini dengan mencari keuntungan secara cepat. Bantuan
kredit ini ternyata tidak efektif sehingga program pemerintah tidak berhasil. Padahal, pemerintah
menambah beban keuangannya sehingga menjadi salah satu sumber defisit. Kabinet sukiman
yang memegang pemerintahan selama 10 bulan sejak april 1951 sampai februari 1952 beusaha
membatasi krisis moneter. Salah satu usaha yang ditempuh ialah melakukan nasionalisasi
terhadap De Javasche Bank.Nasionalisasi De Javasche Bank menjadi Bank Indonesia pada 15
Desember 1951 lewat UU no.24 th 1951 dengan fungsi sebagai bank sentral dan bank sirkulasi.

Krisis moneter yang dihadapi pemerintah ialah defisit anggaran belanja pada tahun 1952
sebanyak tiga miliar rupiah, ditambah dengan sisa defisit anggaran tahun sebelumnya 1,7 miliar
rupiah. Meskipun dilanda krisis moneter mentri keuangan masih memberikan perhatian kepada
para pengusaha dan pedagang nasional golongan ekonomi bantuan pinjaman uang. Dengan
memberikan bantuan tersebut diharapkan para pengusaha yang merupakan produsen dapat
menghemat devisa dengan mengurangi volume import

3. Kabinet ali Sastroamijoyo.

Kabinet ali lebih mengutamakan kebijakan indonesianisasi, yaitu mendorong tumbuh dan
berkembangnya pengusaha-pengusaha swasta nasional pribumi dalam usaha merombak ekonomi
Kolonial menjadi ekonomi nasional. Langkah yang diambil antara lain mewajibkan perusahaan
asing memberian pelatihan dan tanggung jawab kepada tenaga bangsa Indonesia agar dapat
menduduki jabatan staf, mendirikan perusahan Negara, menyediakan kredit dan lisensi bagi
usaha swasta nasional, agar mampu bersaing dengan perusahan asing yang ada. Kebijakan
pemerintah dibidang perekonomian Terutama mengenai lesensi istimewa yang menimbulkan
perdebatan di parlemen.

Sistem ekonomi Ali-Baba (kabinet Ali Sastroamijoyo I) yang diprakarsai Mr Iskak


Cokrohadisuryo, yaitu penggalangan kerjasama antara pengusaha cina dan pengusaha
pribumi.Pengusaha non-pribumi diwajibkan memberikan latihan-latihan pada pengusaha
pribumi, dan pemerintah menyediakan kredit dan lisensi bagi usaha-usaha swasta
nasional.Program ini tidak berjalan dengan baik, karena pengusaha pribumi kurang
berpengalaman, sehingga hanya dijadikan alat untuk mendapatkan bantuan kredit dari
pemerintah.

C. KONDISI PEREKONOMIAN PADA MASA DEMOKRASI LIBERAL

Kondisi ekonomi Indonesia pada masa liberal masih sangat buruk. Hal ini disebabkan oleh hal-
hal sebagai berikut antara lain :

1. Setelah pengakuan kedaulatan dari belanda pada tanggal 27 desember 1949, bangsa
Indonesia menanggung beban ekonomi dan keuangan seperti yang telah ditetapkan
dalam hasil-hasil KMB. Beban tersebut berupa uang luar negeri sebesar 1,5 triliun
rupiah dan utang dalam Negara sejumlah 2,8 triliun rupiah.
2. Politik keuangan pemerintah Indonesia tidak dibuat di Indonesia melainkan dirancang
di Belanda.
3. Pemerintah belanda tidak mewariskan ahli-ahli yang cakap untuk mengubah system
ekonomi colonial menjadi system ekonomi nasional.
4. Tidak stabilnya situasi politik dalam Negara mengakibatkan pengerluaran pemerintah
untuk operasi-operasi keamanan semakin meningkat.
5. Defisit yang harusnya ditanggung oleh pemerintah RI pada waktu itu sebesar 5,1
miliar.

D. USAHA UNTUK MEMPERBAIKI PEREKONOMIAN

Beberapa upaya untuk memperbaiki perekonomian pada masa demokrasi liberal adalah sebagai
berikut :

1. Gunting Syafruddin, adalah kebijakan pemotongan nilai mata uang(sanering).tindakan


keuangan ini dilakukan pada tanggal 20 maret 1950 dengan cara memotong semua uang
yang bernilai Rp. 2,50 ke atas sehingga nilainya setengahnya. Kebijakan ini dilakukan
oleh Mentri Keuangan Syafruddin Prawiranegara pada masa pemerintahan RIS.
2. Program Benteng (Benteng Group), pembangunan ekonomi Indonesia perlu di
tumbuhkan struktur ekonomi colonial menjadi struktur nasional.pengusaha pribumi
masih lemah dalam modal maka hendaknya pemerintah berperan dalam membantu dan
memberi bimbingan yang konkret.
3. Pembatalan sepihak atas hasil-hasil Konferensi Meja Bundar (KMB), termasuk
pembubaran Uni Indonesia-Belanda. Akibatnya, banyak pengusaha Belanda yang
menjual perusahaannya, sedangkan pengusaha-pengusaha pribumi belum bisa mengambil
alih perusahaanperusahaan tersebut. Pembatalan sepihak atas hasil-hasil Konferensi Meja
Bundar (KMB), termasuk pembubaran Uni Indonesia-Belanda. Akibatnya, banyak
pengusaha Belanda yang menjual perusahaannya, sedangkan pengusaha-pengusaha
pribumi belum bisa mengambil alih perusahaanperusahaan tersebut.
4. System ekonomi Ali-Baba, pertumbuhan dan perkembangn pengusaha nasional pribumi
dalam rangka merombak ekonomi kolonial menjadi ekonomi nasional. Pembatalan
sepihak atas hasil-hasil Konferensi Meja Bundar, termasuk pembubaran Uni Indonesia
Belanda. Akibatnya banyak pengusaha Belanda yang menjual perusahaannya sedangkan
pengusaha-pengusaha pribumi belum bisa mengambil alih perusahaanperusahaan
tersebut.
5. Persetujuan finansial ekonomi (fincek), perjanjian hubungan fincek dengan Indonesia-
belanda.
6. Rencana pembangunan lima tahun (RPLT), adanya ketegangan antara pusat dan daerah
sehingga banyak daerah yang melaksanakan kebijakan ekonominya masing-masing.
7. Musyawarah Nasional Pembangunan, Masa kabinet Juanda terjadi ketegangan hubungan
antara pusat dan daerah. Masalah tersebut untuk sementara waktu dapat teratasi dengan
Musayawaraah Nasional Pembangunan (Munap). Tujuan diadakan Munap adalah untuk
mengubah rencana pembangunan agar dapat dihasilkan rencana pembangunan yang
menyeluruh untuk jangka panjang.
E. PEREKONOMIAN MASA DEMOKRASI LIBERAL DENGAN HUBUNGAN
INTERNASIONAL.

Pada masa perekonomian demokrasi liberal banyak masalah masalah dalam ekonomi
Indonesia.Sehingga hubungan internasional pada maa cabinet nasir adanya depresi dari amerika
dan eropa sehingga harga ekspor bahan mentah mengalami kemerosotan.Sedangkan pada tahun
1951 penerimaan pemerintah mulai berkurang disebabkan oleh menurunnya volume
perdagangan internasional.Terjadinya instabilitas tidak semata-mata terletak pada perluasan
program tapi di pengaruhi oleh dua faktor.Hal ini akibat dari politik kolonial belanda.Karena
pemerintah belanda tidak mewariskan ahli yang cukup sehingga mengubah system ekonomi dari
ekonomi kolonial ke ekonomi nasional tidak manghasilkan perubahan yang drastis.

Kabinet ali II menghadapi kesulitan adalah korban anti-cina di masyarakat dan adanya
kekacawan daerah. Permasalahan baru tentang nasib modal pengusaha belanda di
Indonesia.Banyak pengusaha belanda yang menjual perusahannya kepada orang cina karena
merekalah yang kuat ekonominya.Pada masa pemerintahan cabinet burhanudin harahap
dikirimkan masalah finensial-ekonomi antara pihak Indonesia dengan pihak belanda, hubungan
Indonesia-belanda didasarkan atas hubungan bilateral. Sejak masa demokrasi liberal, Indonesia
aktif dalam menggalang solidaritas dan kerja sama antar bangsa seperti konferensi Asia Afrika,
koferensi LONDON Deklarasi Djuanda.

KESIMPULAN.

Kebijakan ekonomi Indonesia pada masa ini merupakan upaya untuk menggantikan
struktur perekonomian kolonial menjadi perekonomian nasional. Di dalam sistem perekonomian
Indonesia pada masa demokrasi liberal, banyak sekali pengaruh buruknya bagi perekonomian
Indonesia, namun berbagai upayapun juga dilakukan untuk memperbaikinya. Bercermin dari
sejarah ini, Indonesia haruslah menjadi negara yang lebih baik lagi.

Pada masa pemerintahan Orde Lama tahun 1945-1950, Indonesia tidak sepenuhnya
mengadaptasi sistem ekonomi kapitalisme, namun juga memadukannya dengan nasionalisme
ekonomi. Keadaan sistem ekonomi indonesia pada masa awal kemerdekaan amat buruk.
Buruknya perekonomian Indonesia selama Orde Lama di sebabkan oleh hancurnya infastruktur
ekonomi fisik maupun nonfisik selama penduduk jepang. Sistem ekonomi liberal adalah adalah
suatu sistem ekonomi yang menghendaki kebebasan yang seluas-luasnya bagi setiap individu
untuk melakukan tindakan ekonomi tanpa campur tangan dari pemerintah. Suatu kondisi dimana
pemerintah benar-benar lepas tangan dalam pengambilan keputusan ekonomi dalam istilah
ekonomi disebut laissez-faire. Negara-negara yang menganut sistem ekonomi liberal adalah
Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Belgia, Irlandia, Swiss, Kanada, dan Indonesia yang pernah
menganut sistem ekonomi liberal pada tahun 1950-an.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurakman, dkk. 2015. Sejarah Indonesia. Jakarta: Kemdikbud

Herimanto. 2009. Sejarah 3: Pembelajaran Sejarah Interaktif. Solo: Platinum PT tiga Serangkai
Pustaka Mandiri..

Anda mungkin juga menyukai