Jawab : Belajar agama islam dapat memberi kita pemahaman tentang bagaimana kita seharusnya menjalani hidup, atau lebih khusus beribadah, selaras dengan petunjuk Allah dan Rasul-Nya. Keutamaan Menuntut Ilmu Agama antara lain adalah : a. Ilmu adalah Warisan Para Nabi b. Menuntut Ilmu Adalah Jalan Menuju Surga c. Allah SWT Akan Meninggikan Derajat d. Allah SWT Ingin Memberi Kebaikan e. Manfaat yang Akan Terus Mengalir Meski Telah Meninggal
2. Jelaskan keteladanan kepemimpinan Rasulullah Salallahu Alaihi Wassalam dalam memimpin
umat! Jawab : Keteladanan kepemimpinan Rasulullah Salallahu Alaihi Wassalam dalam memimpin umat, selain karena dukungan wahyu Allah, didukung juga oleh empat karakter/sifat utama beliau, yaitu: a. Shiddiq (Jujur) Kejujuran adalah sikap utama yang selalu dipegang Rasulullah dalam memimpin. Beliau dikenal luas oleh masyarakat Arab kala itu sebagai sosok yang sangat jujur dan jauh dari dusta. b. Amanah (Dapat Dipercaya) Amanah yang artinya mampu menjalankan sekaligus menjaga kepercayaan yang diembankan di pundak secara profesional. Sikap amanah ini sudah mengakar kuat pada diri Rasulullah semenjak beliau masih berusia sangat belia. Bahkan pada detik-detik terakhir hijrah dari Makkah menuju Madinah, Rasulullah masih berpesan kepada Ali ibnu Abi Thalib untuk mewakili beliau memulangkan kembali semua barang dan harta titipan warga Makkah. c. Tabligh (Menyampaikan) Tabligh yang berarti menyampaikan kebenaran dan berani mengungkap kebathilan. Kepemimpinan Rasulullah ditopang oleh sikap transparansi, keterbukaan, dan selalu menyuarakan kebenaran apa pun risikonya. Sehingga, tak dapat dihindari, sikap terang-terangan beliau dalam menyampaikan kebenaran ini mengundang kemarahan para pemuka kafir Quraisy. d. Fathonah (Cerdas) Fathanah yang artinya cerdas. Kecerdasan dan kemampuan menguasai persoalan sekaligus mengatasi masalah mutlak harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam memberikan arahan, menentukan kebijakan, dan mengambil keputusan selalu mendasarkan pandangan beliau pada ilmu. 3. Jelaskan keutamaan membaca Al Quran! Jawab : Keutamaan Membaca Al-Qur'an, di antaranya: Pertama, Perniagaan yang tidak pernah merugi "Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah (Alquran) dan melaksanakan sholat dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepadanya dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perdagangan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan pahalanya kepada mereka dan menambah karunia-Nya. Sungguh, Allah Mahapengampun, Mahapensyukur." (QS Fathir: 29-30). Kedua, Memperoleh banyak pahala "Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Alquran maka baginya satu pahala, dan satu pahala itu dilipatgandakan menjadi sepuluh pahala. Aku tidak mengatakan alif lam mim itu satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf." (HR At- Tirmidzi). Ketiga, Mendapatkan syafaat pada Hari Kiamat "Bacalah Alquran, sesungguhnya ia pada hari Kiamat akan datang memberi syafaat kepada pembacanya." (HR Muslim). Keempat, Sebagai kebaikan bagi pembacanya "Orang yang mahir membaca Alquran maka dia bersama-sama dengan malaikat yang mulia dan taat, sedangkan yang membaca Alquran dengan terbata-bata dan merasakan kesulitan maka baginya dua pahala." (HR Muslim). Kelima, pencapaian yang lebih baik dari harta dunia "Rasulullah SAW keluar dan kami berada di Shuffah saat itu, lalu beliau bersabda: 'Siapa di antara kalian yang suka setiap hari pergi ke lembah Buth-han atau lembah Aqiq kemudian pulang membawa dua unta yang gemuk tanpa berbuat dosa dan tanpa memutuskan hubungan silaturahim?' Kami menjawab: 'Wahai Rasulullah, kami menginginkan hal tersebut'. Beliau bersabda: 'Tidakkah salah satu di antara kalian pergi ke masjid kemudian mempelajari atau membaca dua ayat dari Kitabullah sebab hal itu lebih baik baginya daripada mendapatkan dua unta, tiga ayat lebih baik daripada tiga unta, empat ayat lebih baik daripada empat unta, dan dari sekian jumlah ayat maka itu lebih baik daripada sekian jumlah unta." (HR Muslim dan Ibnu Hibban).
4. Jelaskan pengertian Hadits dan derajat Hadits!
Jawab : Pengertian Hadits menurut bahasa yaitu sesuatu yang baru, menunjukkan sesuatu yang dekat atau waktu yang singkat. Hadits juga bermakna berita yaitu sesuatu yang diberitakan, diperbincangkan, dan dipindahkan dari seorang kepada orang lain. Sedangkan menurut istilah syara’ hadits ialah hal-hal yang datang dari Rasulullah SAW, baik itu ucapan, perbuatan, atau pengakuan (taqrir). Untuk derajat/kedudukan Hadits sendiri yaitu sebagai penjelas (bayani) sebagai sumber atau dalil kedua setelah Al-Quran dan mempunyai kekuatan untuk ditaati serta mengikat untuk semua umat Islam atau menjalankan fungsi yang menjelaskan hukum Al-Quran, tidak diragukan lagi dan dapat di terima oleh semua pihak, karena memang untuk itulah Nabi di tugaskan Allah SWT.
5. Jelaskan pengertian Ijtihad dan cara menerapkan Ijtihad sesuai syariat!
Jawab : Pengertian Ijtihad adalah pengerahan segenap daya upaya untuk menemukan hukum sesuatu secara rinci, baik itu penelitian dan pemikiran untuk mendapatkan sesuatu yang terdekat pada kitabullah (syara) dan sunnah rasul atau yang lainnya untuk memperoleh nash yang ma’qu (agar maksud dan tujuan umum dari hikmah syariah yang terkenal dengan maslahat). Hal ini diupayakan oleh ulama untuk menjawab segala persoalan yang muncul ketika dalam sumber utama agama Islam tidak ditemukan dalil atau ketentuan hukum yang jelas. Selain itu, ijtihad dilakukan supaya ajaran Islam salih lukulli zaman wal makan.
cara menerapkan Ijtihad sesuai syariat :
i. Pola Bayani (kajian semantik), yaitu kegiatan yang berkaitan dengan kebahasaan, kapan suatu lafal diartikan secara majaz, bagaimana memilih salah satu arti lafal musytarak (ambiguitas), mana ayat yang umum, yang diterangkan (‘am, mubayyan, lex generalis) dan mana pula yang khusus, yang menerangkan (khas}, mubayyin, lex specialis), mana ayat yang qat}’I dan mana yang zanni, kapan sesuatu perintah dianggap untuk wajib dan kapan pula untuk sunat, kapan laranngan itu untuk haram dan kapan pula untuk makruh dan seterusnya. ii. Pola Ta’lili, yaitu semua penalaran yang menjadikan ‘illat (keadaan atau sifat yang menjadi tambatan hukum) sebagai titik tolaknya. iii. Pola Istislahi (pertimbangan kemaslahatan), yaitu mengidentifikasi masalah-masalah yang tidak mempunyai nas khusus sebagai rujukan.