Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRATIKUM TANAMAN JAGUNG MANIS

(Zea Mays)

OLEH :

YOAN FRIMANSYAH
204210161

LAPORAN PRATIKUM

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas akhir pratikum

Teknologi Produksi Tanaman Hortikuktura

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2022

1
LAPORAN PRATIKUM TANAMAN JAGUNG MANIS

(Zea Mays)

Nama : Yoan Frimansyah

NPM : 204210161

Kelas :B

Program Studi : Agribisnis

Menyetujui

Dosen Pembimbing Asisten Dosen

Dr. Ir. T. Edi Sabli, M.Si Hot Maruli Tua

2
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan inayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan pratikum

yang berjudul tata cara penanaman tanaman jagung (zea mays).

Terima kasih saya ucapkan kepada Bapak Dr. Ir. T. Edi Sabli, M.Si selaku

dosen pembimbing mata kuliah Teknologi Produksi Tanaman Pangan yang telah

membantu kami baik secara moral maupun materi. Terima kasih saya ucapkan

kepada asisten dosen bang Hot Maruli Tua yang telah mengarahkan bagaimana tata

cara penanaman dan perawatan tanaman jagung dari penanaman hingga panen

jagung . Terima kasih juga saya ucapkan kepada teman-teman seperjuangan yang

telah mendukung kami sehingga kami bisa menyelesaikan tugas ini tepat waktu.

Saya menyadari, bahwa laporan pratikum jagung yang saya buat ini masih

jauh dari kata sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh

karena itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua

pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa

mendatang. Semoga laporan Pratikum tanaman jagung ini bisa menambah

wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan

ilmu pengetahuan.

Pekanbaru,23 Juni 2022

Penulis

3
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................2
KATA PENGANTAR.............................................................................................3
DAFTAR TABEL....................................................................................................5
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................6
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................7
1.1.Latar Belakang.......................................................................................7
1.2.Rumusan Masalah..................................................................................8
1.3.Tujuan Penulisan....................................................................................8
1.4.Manfaat Penulisan..................................................................................9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................10
2.1.Sejarah Jagung.....................................................................................10
2.2.Taksonomi Dan Morfologi...................................................................12
2.3.Syarat Tumbuh.....................................................................................14
BAB III BAHAN DAN METODE........................................................................16
3.1.Tempat Dan Waktu..............................................................................16
3.2.Alat Dan Bahan....................................................................................16
3.3.Tata Pelaksanaan Pratikum..................................................................17
3.4.Parameter Pengamatan.........................................................................17
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................19
4.1.Tinggi Tanaman...................................................................................19
4.2.Umur Berbunga....................................................................................19
4.3.Umur Panen..........................................................................................20
4.4.Jumlah Tongkol....................................................................................20
4.5.Panjang Tongkol..................................................................................20
BAB V PENUTUP.................................................................................................21
5.1.Kesimpulan..........................................................................................21
5.2.Saran.....................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................22
BIOGRAFI............................................................................................................25

4
DAFTAR TABEL
Tabel.1.Tinggi Tanaman........................................................................................19
Tabel.2.Umur Berbunga.........................................................................................19
Tabel.3.Umur Panen...............................................................................................20
Tabel.4.Jumlah Tongkol.........................................................................................20
Tabel.5.Panjang Tongkol.......................................................................................20

5
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran.1.deskripsi tanaman jagung...................................................................23

6
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Jagung merupakan tanaman serealia yang paling produktif di dunia, sesuai


ditanam di wilayah bersuhu tinggi, dan pematangan tongkol ditentukan oleh
akumulasi panas yang diperoleh tanaman. Luas pertanaman jagung di seluruh dunia
lebih dari 100 juta ha, menyebar di 70 negara, termasuk 53 negara berkembang.
Penyebaran tanaman jagung sangat luas karena mampu beradaptasi dengan baik
pada berbagai lingkungan. Jagung tumbuh baik di wilayah tropis hingga 50° LU
dan 50° LS, dari dataran rendah sampai ketinggian 3.000 m di atas permukaan laut
(dpl), dengan curah hujan tinggi, sedang, hingga rendah sekitar 500 mm per tahun
(Dowswell et al. 1996). Pusat produksi jagung di dunia tersebar di negara tropis dan
subtropis.

Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang
terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika
Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika
Serikat. Penduduk beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa
Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai pangan pokok. Selain sebagai sumber
karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan maupun
tongkolnya), diambil minyaknya (dari biji), dibuat tepung (dari biji, dikenal dengan
istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri (dari tepung biji dan
tepung tongkolnya).

Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang dipakai sebagai bahan baku
pembuatan furfural. Jagung yang telah direkayasa genetika juga sekarang ditanam
sebagai penghasil bahan farmasi. Banyak pendapat dan teori mengenai asal
tanaman jagung, tetapi secara umum para ahli sependapat bahwa jagung berasal
dari Amerika Tengah atau Amerika Selatan. Jagung secara historis terkait erat
dengan suku Indian, yang telah menjadikan jagung sebagai bahan makanan sejak
10.000 tahun yang lalu (Iriany et all, 2011).

7
Namun demikian berdasarkan bukti genetik, antropologi, dan arkeologi
diketahui bahwa daerah asal jagung adalah Amerika Tengah (Meksiko bagian
Selatan). Budidaya jagung telah dilakukan di daerah ini 10.000 tahun yang lalu, lalu
teknologi ini dibawa ke Amerika Selatan (Ekuador) sekitar 7000 tahun yang h
penduduk asli setempat, masuk gen-gen dari subspesies lain, terutama Zea mays
ssp. mexicana. Istilah teosinte sebenarnya digunakan untuk menggambarkan semua
spesies dalam genus Zea, kecuali Zea mays ssp. mays. Proses domestikasi
menjadikan jagung merupakan satu-satunya spesies tumbuhan yang tidak dapat
hidup secara liar di alam. Hingga kini dikenal 50.000 varietas jagung, baik ras lokal
maupun kultivar (Anonim, 2011).

Tanaman jagung tumbuh optimal pada tanah yang gembur, drainase baik,
dengan kelembaban tanah cukup, dan akan layu bila kelembaban tanah kurang dari
40% kapasitas lapang, atau bila batangnya terendam air. Pada dataran rendah, umur
jagung berkisar antara 3-4 bulan, tetapi di dataran tinggi di atas 1000 m dpl berumur
4-5 bulan. Umur panen jagung sangat dipengaruhi oleh suhu, setiap kenaikan tinggi
tempat 50 m dari permukaan laut, umur panen jagung akan mundur satu hari (Hyene
1987).

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang tersebut, Maka rumusan masalah dalam

Laporan ini adalah:

1. Bagaimana sejarah tanaman jagung ?


2. Apa taksonomi tanaman jagung morfologi tanaman jagung ?
3. Bagaimana syarat tumbuh tanaman jagung
1.3.Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan laporan ini adalah bertujuan untuk memahami bagaimana tata
cara dalam penanaman jagung (zey mays) dan juga dapat memahami bagaimana
cara merawat tanaman jagung dari benih sampai hingga panen.

8
1.4.Manfaat Penulisan

Manfaat penulisan laporan ini agar pembaca bahwa dapat bagaimana cara
penanaman tanaman jagung (zey mays) yang baik dan benar. Dan bagi mahasiswa
sebagai menambah ilmu dalam pengelolaan tanaman jagung (zey mays).

9
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sejarah Tanaman Jagung

Banyak pendapat dan teori mengenai asal tanaman jagung, tetapi secara
umum para ahli sependapat bahwa jagung berasal dari Amerika Tengah atau
Amerika Selatan. Jagung secara historis terkait erat dengan suku Indian, yang telah
menjadikan jagung sebagai bahan makanan sejak 10.000 tahun yang lalu.berikut
beberapa teori mengatakan tentang sejarah tanaman jagung.

 Teori Asal Asia

Tanaman jagung yang ada di wilayah Asia diduga berasal dari Himalaya. Hal
ini ditandai oleh ditemukannya tanaman keturunan jali (jagung jali, Coix spp.)
dengan famili Andropogoneae. Kedua spesies ini mempunyai lima pasang
kromosom. Namun teori ini tidak mendapat banyak dukungan.

 Teori Asal Andean

Tanaman jagung berasal dari dataran tinggi Andean Peru, Bolivia, dan Ekuador.
Hal ini didukung oleh hipotesis bahwa jagung berasal dari Amerika Selatan dan
jagung Andean mempunyai keragaman genetik yang luas, terutama di dataran
tinggi Peru. Kelemahan teori ini adalah tidak ditemukan kerabat liar jagung seperti
teosinte di dataran tinggi tersebut. Mangelsdorf seorang ahli biologi evolusi yang
mengkhususkan perhatian pada tanaman jagung menampik hipotesis ini.

 Teori Asal Meksiko

Banyak ilmuwan percaya bahwa jagung berasal dari Meksiko, karena jagung dan
spesies liar jagung (teosinte) sejak lama ditemukan di daerah tersebut, dan masih
ada di habitat asli hingga sekarang. Hal ini juga didukung oleh ditemukannya fosil
tepung sari dan tongkol jagung dalam gua, dan kedua spesies mempunyai
keragaman genetik yang luas. Teosinte dipercaya sebagai nenek moyang
(progenitor) tanaman jagung.

10
Jagung telah dibudidayakan di Amerika Tengah (Meksiko bagian selatan)
sekitar 8.000-10.000 tahun yang lalu. Dari penggalian ditemukan fosil tongkol
jagung dengan ukuran kecil, yang diperkirakan usianya mencapai sekitar 7.000
tahun. Menurut pendapat beberapa ahli botani, teosinte (Zea mays sp. Parviglumis)
sebagai nenek moyang tanaman jagung, merupakan tumbuhan liar yang berasal dari
lembah Sungai Balsas, lembah di Meksiko Selatan. Bukti genetik, antropologi, dan
arkeologi menunjukkan bahwa daerah asal jagung adalah Amerika Tengah dan dari
daerah ini jagung tersebar dan ditanam di seluruh dunia.

Proses domestikasi teosinte telah berlangsung paling tidak 7.000 tahun yang
lalu oleh penduduk asli Indian, dibarengi oleh terjadinya mutasi alami dan
persilangan antarsubspesies, sehingga masuk gen-gen dari subspesies lain, di
antaranya dari Zea mays sp. Mexicana. Karena adanya proses persilangan alamiah
tersebut menjadikan jagung tidak lagi dapat hidup secara liar di habitat hutan,
karena memerlukan sinar matahari penuh. Hingga kini diperkirakan terdapat 50.000
varietas jagung, baik varietas lokal maupun varietas unggul hasil pemuliaan. Sifat
tanaman jagung yang menyerbuk silang memungkinkan terjadinya perubahan
komposisi genetik secara dinamis. Varietas lokal terbentuk melalui proses isolasi
genotipe yang mengalami aklimatisasi dan adaptasi terhadap agroklimat spesifik.

Di Indonesia sendiri, jagung mulai ditemukan sekitar abad ke-16. Jagung


diperkenalkan kepada masyarakat Asia Tenggara, termasuk Indonesia oleh bangsa
Portugis. Hingga kini ada sekitar 50.000 kultivar jagung, baik yang terbentuk secara
alami ataupun dirakit melalui pemuliaan tanaman. Namun sebagai tanaman
musiman, siklus hidup jagung terbilang pendek, antara 80 sampai 150 hari.

11
2.2. Taksonomi dan Morfologi Jagung

Dalam sistematika tanaman, jagung termasuk:

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Sub Divisio : Angiospermae

Kelas : Monocotyledoneae

Ordo : Graminae

Genus : Zea

Species : Zea mays L

Hampir semua bagian dari tanaman jagung memiliki nilai ekonomis. Beberapa
bagian tanaman yang dapat dimanfaatkan diantaranya, batang dan daun muda untuk
pakan ternak, batang dan daun tua (setelah panen) untuk pupuk hijau / kompos,
batang dan daun kering sebagai kayu bakar, buah jagung muda untuk sayuran,
perkedel, bakwan dan berbagai macam olahan makanan lainnya (Purwono dan
Hartono, 2007 Dalam Kurniawan, 2017).

1. Batang

Batang tanaman jagung tidak bercabang dan kaku. Bentuk batangnya silinder
dan terdiri atas beberapa ruas serta buku ruas. Adapun tingginya tergantung varietas
dan tempat penanaman, umumnya berkisar 60 – 250 cm (Paeru dan Dewi, 2017).

2. Daun

Paeru dan Dewi, (2017) mengatakan bahwa tanaman jagung memiliki daun
yang panjang dan lebarnya agak seragam. Lembar daun berselang-seling dan
berbentuk seperti rumput. Tulang daun terlihat jelas dengan bentuk termasuk tulang
daun sejajar. Tanaman jagung memiliki jumlah daun 8 – 48 helai. Daun tanaman
jagung terdiri atas 3 bagian, yaitu bagian kelopak daun, lidah daun, serta helai daun.
Kelopak daun umumnya membungkus batang. Antara kelopak daun dengan helaian

12
daun terdapat lidah daun yang memiliki bulu dan berlemak yang disebut ligula yang
memiliki fungsi untuk mencegah air untuk masuk kedalam kelopak daun dan
batang.

3. Bunga

Bunga jagung juga termasuk bunga tidak lengkap karena tidak memiliki
petal dan sepal. Alat kelamin jantan dan betinanya juga berada pada bunga yang
berbeda sehingga disebut bunga tidak sempurna. Bunga jantan terdapat di ujung
batang. Adapun bunga betina terdapat di ketiak daun ke -6 atau ke -8 dari bunga
jantan (Paeru dan Dewi, 2017).

Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari suku Poaceae, yang
disebut floret. Dua floret diabatsi oleh sepasang glumae (gluma). Bunga jantan
tumbuh dibagian pucuk tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence). Serbuk
sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol,
yang tumbuh dari buku di antara batang dan pelepah daun. Umumnya satu tanaman
hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah
betina.

4. Tongkol dan Biji

Tanaman jagung mampu menghasilkan satu atau beberapa tongkol.


Tongkol jagung muncul dari buku ruas yang berupa tunas yang kemudian
berkembang menjadi tongkol jagung. Pada satu tongkol terdapat 200 – 400 biji
jagung yang tersusun rapi yang memiliki bentuk pipih dengan permukaan biji
jagung cembung atau cekung serta dasarnya memiliki bentuk yang runcing. Biji
jagung memiliki 3 bagian terpenting yaitu perikarp, endosperma dan embrio (Paeru
dan Dewi, 2017).

Budiman, (2013) mangatakan bahwa pada biji jagung terdiri atas empat
bagian utama, yaitu: kulit luar (perikarp) (5 %), lembaga (12 %), endosperma (82
%) dan tudung biji (tin cap) (1 %). Kulit luar merupakan bagian yang banyak
mengandung serat kasar atau karobohidrat yang tidak larut (non pati), lilin dan
beberapa mineral. Lembaga banyak mengandung minyak. Total kandungan minyak
dari setiap biji jagung adalah 4 %. Sedangkan tudung biji dan endosperm banyak

13
mengandung apti. Pati dalam tudung biji adalah pati yang bebas sedangkan pati
pada endosperm terikat kuat dengan matriks protein (gluten).

2.3. Syarat Tumbuh Tanaman Jagung

1.Iklim

Pada lahan yang tidak beririgasi, pertumbuhan tanaman ini memerlukan curah
hujan ideal sekitar 85 – 200 mm/bulan dan harus merata. Pada fase pembungaan
dan pengisian biji tanaman jagung perlu mendapatkan cukup air. Sebaiknya jagung
ditanam di awal musim hujan atau menjelang musim kemarau. Dan tanaman jagung
menghendaki suhu antara 21 – 34 derajat C, namun idelanya pada suhu 23 – 27
derajat C. Sedangkan pada proses perkecambahan benih jagung memerlukan suhu
sekitar 30 derajat C (Budiman, 2013).

Tanaman jagung berasal dari daerah tropis, tetapi karena banyak tipe dan variasi
sifat – sifat yang dimilikinya, jagung dapat tumbuh baik pada berbagai iklim. Iklim
yang dikehendaki oleh sebagian besar tanaman jagung adalag daerah – daerah
beriklim sedang hingga daerah beriklim sub tropis atau tropis basah. Jagung dapat
tumbuh di daerah yang terletak antara 00 – 500 lintang utara hingga 00 – 400 lintang
selatan (AAK, 2006).

2. Ketinggian Tempat

Menurut Paeru dan Dewi (2017), tanaman jagung mampu dbudidayakan


pada dataran rendah maupun dataran tinggi. Namun pada umumnya jagung di
Indonesia dibudidayakan di dataran rendah, baik pada lahan tegalan, sawah tadah
hujan maupun sawah irigasi. Dan pada dataran tinggi tanaman jagung mampu
tumbuh pada ketinggian 1.000 – 1.800 m dpl. Budiman (2013) Menambahkan
daerah dengan ketinggian antara 0 – 600 m dpl merupakan ketinggian yang
optimum bagi pertumbuhan tanaman jagung.

3. Jenis Tanah

Paeru dan Dewi (2017), mengatakan bahwa tanaman jagung dapat tumbuh
secara optimum jika ditanam pada lahan yang subur, gembur, dan kaya akan humus
sehingga produktivitas nya pun akan tinggi serta tanaman jagung akan tumbuh

14
secara baik jika keasaman tanah (pH) berkisar antara 5,5 – 7 namun yang paling
baik adalah 6,8. Jenis tanah yang dapat ditanami jagung antara lain: andosol
(berasal dari gunung berapi), latosol, grumosol, tanah berpasir. Pada tanah-tanah
dengan tekstur berat masih dapat ditanami jagung dengan hasil yang baik dengan
pengolahan tanah secara baik. Sedangkan untuk tanah dengan tekstur lempung/liat
(latosol) berdebu adalah yang terbaik untuk pertumbuhan tanaman jagung tersebut
(Budiman, 2013).

15
BAB III

BAHAN DAN METODE

3.1.Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan pertanian di Universitas Islam


Riau disamping gedung B Fakultas Pertanian. Penelitian ini dimulai dari tanggal
2022 sampai tanggal 21 Juni 2022.

3.2.Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang dgunakan dalam pratikum penggunaan NPK dan
POC nassa terhadap tanaman okra sebagai berikut :

Alat :

• Cangkul
• Garu
• Gembur
• Angkong
• Kamera handphone
• Penggaris
• Meteran
• Tali
• Plang nama
• Gelas plastik 200 Ml
• Sprayer

Bahan :

• Benih tanaman jagung


• NPK mutiara 16-16-16
• Pupuk kompos
• Insectisida Decis 100 Ml

16
3.3.Tata Pelaksanaan Pratikum:

 Persiapan dan pembukaan lahan dengan membersihkan tanaman atau gulma


dengan menggunakan ,cangul,garu,dan angkong dan menggunakan meteran
dan tali sebagai langkah awal untuk pembuatan plot.
 Setelah membersihkan lahan tahap selanjutnya mempersiapkan ukuran plot
dengan ukuran 150 x 100 cm untuk panjang dan lebar dan untuk ukuran
drainasenya dengan lebar 20cm unuk setiap antar plot dengan mengunakan
cangkul dan garu.
 Setelah terbentuknya plot lalu pembuatan lubang tanam dengan jarak
tanamnya adalah 50cm dengan membuat 6 lubang tanam dengan
menggunakan pengaris.
 Setelah pembuatan lubang tanam diberikannya pupuk kompos dengan
ukuran 1 gelas plastik 200ml lalu menebar benih jagung dengan 1 biji tiap
lubang tanah yang sudah diberikan pupuk kompos.
 Setelah tanaman mulai cukuo besar lalu diberikan pupuk NPK mutiara 16-
16-16 dengan ukuran 10 gram NPK dengan mengunakan tutup botol
disekitar tanaman jagung yang dengan cara melingkari pada tiap lubang
tanaman jagung.
 Melakukan perawatan dengan penyiraman 2x sehari pada pagi dan sore dan
melakukan penyiraman insectisida decis untuk menghindari serangan hama.
 Lalu pada umur tanamanjagung 60 hari tanaman jagung mulai berbunga
sehingga dalam kurun 1 bulan tanaman jagung sudah berbuah dan siap
dilakukannya pemanenan jagung.

3.4. Parameter Pengamatan

1. Tinggi Tanaman (cm)

Pengamatan tingi tanaman dilakukan 4 kali yaitu setelah tanaman berumur 7


HST, 14 HST, 21 HST dan 28 HST, pengukuran dilakukan dengan mengunakan
pengaris dan kamera handphone sebagai dokumentasi. Pengukuran tinggi tanaman
dilakukan sampai memasuki masa generatif. Data yang diambil tinggi tanaman ada

17
6 sampel untuk pengukuran tinggi tanaman jagung. Data hasil pengamatan
dianalisis secara tabel.

2. Umur Berbunga

Pengamatan umur berbunga dilakukan cara menghitung hari dari hari


penanaman sampai tanaman telah muncul bunga. Bunga jagung yang dihitung
adalah bunga kelamin jantan yang berada diujung batang jagung. Bunga jantan
disebut dengan staminate. Perhitungan dilakukan 6 sampel sebagai perhitungan
data. Data yang dihitung akan dianalisis dalam bentuk tabel.

3. Umur Panen

Pengamatan umur panen dilakukan dengan melihat di sekitar batang pisang


menampakan pucuk atau bakal buah pada batang jagung yang berada di antara
batang dengan daun jagung. Sampel yang digunakan dalam perhitungan umur
panen ada 6 sampel dan hitung hari demi hari hingga buah jagung siap dipanen.
Lalu data akan dianalisis dalam bentuk tabel.

4. Jumlah tongkol

Pengamatan jumlah tongkol dilakukan dengan cara memetik berapa tongkol


atau buah jagung yang sudah bisa dipanen dengan kriteria panen adalah kelobot
mulai mengering dengan ditandai adanya lapisan hitam pada biji bagian lembaga,
biji kering, keras,dan mengkilat, apabila ditekan tidak membekas. Pada pengukuran
jumlah tongkol jagung menggunakan 6 sampel sebagai pengumpulan data. Lalu
data akan dianalisi dalam bentuk tabel.

5. Panjang tongkol

Pengamatan panjang tongkol dilakukan dengan cara mengukur dengan


mengunakan pengaris dari tongkol atau buah jagung yang sudah dipanen lalu
pengukuran akan ditulis. Pada pengukuran panjang tongkol menggunakan 6 sampel
sebagai pengumpulan data. Lalu data akan dianalisis dalam bentuk tabel.

18
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Tinggi Tanaman

Sampel 7 HST 14 HST 21 HST 28 HST


21/04/2022 30/04/2022 06/05/2022 13/06/2022
Sampel 1 11,5 cm 26 cm 50 cm 63 cm
Sampel 2 9,5 cm 28 cm 55 cm 68 cm
Sampel 3 11 cm 28 cm 48 cm 60 cm
Sampel 4 0 cm 8 cm 24 cm 22 cm
Sampel 5 7 cm 33 cm 50 cm 50 cm
Sampel 6 11,2 cm 31 cm 55 cm 80 cm
Rerata 8,37 25,67 47 57,17

4.2. Umur Berbunga

Sampel Umur Berbunga


Sampel 1 10 mei 2022
Sampel 2 11 mei 2022
Sampel 3 12 mei 2022
Sampel 4 11 mei 2022
Sampel 5 10 mei 2022
Sampel 6 10 mei 2022

19
4.3 Umur Panen

Sampel Umur Panen


Sampel 1 21 Juni 2022
Sampel 2 -
Sampel 3 23 Juni 2022
Sampel 4 -
Sampel 5 23 Juni 2022
Sampel 6 21 Juni 2022

4.4. Jumlah Tongkol

Sampel Jumlah Tongkol


Sampel 1 2
Sampel 2 1
Sampel 3 2
Sampel 4 1
Sampel 5 2
Sampel 6 2
Rerata 5

4.5. Panjang Tongkol

Sampel Panjang Tongkol


Sampel 1 28 cm
Sampel 2 -
Sampel 3 26,5 cm
Sampel 4 -
Sampel 5 29,5 cm
Sampel 6 31 cm
Rerata 19,17

20
BAB V

PENUTUP

5.1.Kesimpulan

Dari hasil pratikum tanaman jagung ini kita mengetahui bahwa dari enam
sampel tersebut kita dapat mengetahui bahwa jagung tersebut menghasilkan buah
jagung diberbeda waktu dan tergantung kondisi dari serangan hama tersebut. Dan
juga dapat mengetahui bagaimana cara melakukan penanaman jagung yang baik.
Dari pengolahan lahan ,pembuatan plot, pengukuran plot, penanaman , pemupukan,
perawatan, hingga pemanenan dan juga daoat mengetahui bagaimana bentuk
kriteria buah jagung saat panen.

5.2.Saran

Penanaman tanaman jagung harus menjaga tanaman dari serangan hama dan
penyakit bisa menggunakan pestisida dan selalu membuang gulma sekitar. Dan juga
melakukan penyiraman yaitu 2 kali sehari pagi dan sore.

21
DAFTAR PUSTAKA

Iriyani. 2012 . tanaman jagung (online:http://balitsereal.litbang.pertanian.go.id.

Diakses pada tanggal 23 juni 2022)

Anominus. 2014 . Sejarah tanaman jagung (online: http://siat.ung.ac.id. Diakses

pada tanggal 23 juni 2022)

kompas. 2017 . Sejarah tanaman jagung di Indonesia(online: https:/ / www.

Kompas .com Diakses pada tanggal 23 juni 2022)

Anominus. 2012 .Taksonomi tanaman jagung (online: http://eprints.mercubuana-

yogya.ac.id.diakses pada tanggal 23 juni 2022)

22
Lampiran 1. Deskripsi tanaman jagung

23
24
BIOGRAFI

Nama : Yoan Frimansyah

NPM : 204210161

Tgl Lahir : 07 November 2001

Tempat lahir : Pekanbaru

Gender : Laki-Laki

G. Darah :B

Fakultas : Pertanian- Universitas Islam Riau

Prodi : Agribisnis

Agama : islam

Alamat : Jl. Durian GG.buntu 1 no. 63,

Kec .Payung Sekaki, Kel .Labuh

Baru timur

Jenjang Pendidikan :

TK : TK Provinsi Riau

SD : SD Negeri 6 Pekanbaru

SMP : SMP Negeri 32 Pekanbaru

SMA : SMA Negeri 2 Pekanbaru

Motto Hidup : Be Better Than You Were Yesterday

Alamat Email : yoanfrimansyah757@student.uir.ac.id

25

Anda mungkin juga menyukai