Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN KISTA DUKTUS TRIGOLOSUS

1. Pengertian

kista yang terbentuk dari duktus tiroglosus yang menetap sepanjang alur
penurunan kelenjar tiroid. Kista duktus trigolosus adalah suatu pada leher, kondisi ini
terjadi akibat tertinggalnya sel kelenjar gondok (tiroid) pada jalur pembentukannya saat
masa perkembangan di dalam rahim. (Healthline.2017.Thyroglssal Duct Cyst Columbia
University).

Kista duktus tiroglosus merupakan kista yang terbentuk dari duktus tiroglosus
yang menetap sepanjang alur penurunan kelenjar tiroid, yaitu dari foramen sekum
sampai kelenjar tiroid bagian superior di depan trakea.( Cohen JI. Massa Jinak Leher
2008).

Kista duktus tirogolosus adalah salah satu masa kongenitif tersering yang
ditemukan pada midline leher. Kista ini terbentuk akibat kegagalan involusi dari duktus
tiroglossus. Pada proses perkembangannya kelenjar tiroid turun ke tempatnya yang
seharusnya melalui suatu duktus bernama tiroglossus. Normalnya, duktus ini akan
berinvolusi Patensi dari duktus ini menimbulkan potensi besar terbentuknya kista duktus
tiroglossus. (biasanya usia kurang dari 30tahun kemunculannya diasosiasikan dengan
infeksi saluran pernapasan atas. Massa yang muncul dapat berlokasi mulai dari batas
bawah tulang thyroid sampai setinggi kista yang muncul biasanya tidak menimbulkan
gejala apapun pembesarannya namun pada beberapa kasus dapat menimbulkan gangguan
tiroid. Kista ini juga dapat terinfeksi dan menimbulkan abses dan reaksi radang.
Tatalaksana penyakit kongenital ini adalah reseksi bedah.(nama peneliti Bina Rupa
Aksara, 20012).

2. Etiologi
Kista ini terbentuk akibat kegagalan involusi dari duktus tiroglossus. Pada proses
perkembangannya, kelenjar tiroid turun ke tempatnya yang seharusnya melalui suatu
duktus bernama tiroglossus. Munculnya kista di leher pada penyakit ini baru terbentuk
bertahun-tahun setelahnya (biasanya usia kurang dari 30 tahun). Biasanya
kemunculannya diasosiasikan dengan infeksi saluran pernapasan atas. Massa yang
muncul dapat berlokasi mulai dari batas bawah tulang thyroid sampai setinggi tiroid.
Kista ini juga dapat terinfeksi dan menimbulkan abses dan reaksi radang. Tatalaksana
penyakit kongenital ini adalah reseksi bedah.

3. Manifestasi klinik
Keluhan yang sering terjadi adalah adanya benjolan di garis tengah leher, dapat
di atas atau di bawah tulang hioid. Benjolan membesar dan tidak menimbulkan rasa
tertekan di tempat timbulnya kista. Konsistensi massa teraba kistik, berbatas tegas,
bulat, mudah digerakkan, tidak nyeri, warna sama dengan kulit sekitarnya dan bergerak
saat menelan atau menjulurkan lidah. Diameter kista berkisar antara 2-4 cm, kadang-
kadang lebih besar. Kebanyakan kasus kista duktus tiroglosus tidak diperhatikan dan
tidak didiagnosa sampai umur dewasa. Duktus yang paten ini bisa menetap selama
beberapa tahun atau lebih sehingga terjadi sesuatu stimulus yang bisa mengakibatan
pembesaran kista.
Kista duktus atau sinus ini bisa mengakibatan penghasilan sekresi oral yang
berlebihan dimana kondisi ini bisa menyebabkan kista menjadi terinfeksi. Bila
terinfeksi, benjolan akan terasa nyeri dan menjadi lebih besar. Pasien mengeluh kulit di
atasnya berwarna merah, disfagia, disfonia, draining sinus, sesak terutamanya apabila
kista bertambah besar. Kista duktus tiroglosus yang terinfeksi bisa presentasi seperti
infeksi saluran nafas atas (ISPA). Obstruksi jalan pernafasan bisa terjadi terutamanya
pada kista intralingual yang berdekatan dengan jalan pernafasan.

Berikut tanda dan gejala pada kista duktus tiroglosus:


 Terdapat benjolan kenyal di bagian leher depan di antara jakun dengan
dagu.
 Kista akan ikut bergerak saat menelan atau saat lidah dijulurkan.
 Jika terinfeksi maka benjolan akan bengkak, merah dan nyeri.
 Dapat ditemukan lubang dekat kista yang mengeluarkan cairan.
 Dapat ditemukan suara serak, kesulitan bernapas, atau sulit menelan.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi
Terdapat duateori yang dapat menyebabkan terjadinya kista duktus tiroglosus yaitu
infeksi tenggorokberulang akan merangsang sisa epitel traktus sehingga mengalami
degenerasi kistik dansumbatan duktus tiroglosus akan mengakibatkan terjadinya
penumpukan sekretsehingga membentuk kista. Teori lain mengatakan mengingat duktus
tiroglosus terletakdi antara beberapa kelenjar limfe di leher, jika sering terjadi
peradangan, maka epitelduktus juga ikut meradang, sehingga terbentuklah kista. Bila
terinfeksi, benjolan akanterasa nyeri. Pasien mengeluh nyeri saat menelan dan kulit di
atasnya berwarna merah dan rasa tidak nyaman di perut bagian atas terutama jika
kistanya sangat besar.
5. Pemriksaan diaknostik
biasanya dapat dibuat dari anamnesis dan pemeriksaan fisik dan leher secara
menyeluruh. Jika kelenjar tidak dapat diraba, USG, tiroid scan atau CT scan dapat
membantu. Penatalaksanaan kista duktus tiroglosus bervariasi, dari drainase, aspirasi
perkutan, eksisi sederhana, reseksi dan injeksi dengan bahan sklerotik, eksisi dengan
mengambil korpus hioid dan kista beserta duktus-duktusnya sampai kepada teknik
Sistrunk.
6. Jenis gangguan yang dialami pasien kista duktus tiroglosus
 Kesulitan menelan
 Nyeri ketika menelan
 Nyeri leher
7. Pengkajian data pasien

IDENTITAS PASIEN
Nama lengkap: sofia
Tanggal lahir: 24 september 2013
Umur: 9 Th
Jenis kelamin: perempuan
Agama: Kristen perotestan
Pendidikan: SD
Alamat: Jl.bangau 1Aspen
Keluhan utama
Ada benjolan disebelah lida dan mendadak sebelah kanan
Riwayat Perjalanan Penyakit

Pasien datang dengan keluhan merasa ada benjolan di sebela lida dan mmendadak
sebelah kanan. Benjolan disadari sejak ± 2 bulan terakir dan semakin hari semakin
membesar. Awal benjolan hanya membuat bentuk jakun pasien menjadi lebih besar lalu
pasien sempat mengeluh radang di tenggorokannya dan nyerimenelan.

Riwayat Penyakit Dahulu

Tidak ada riwayat peyakit dahulu

Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada

Riwayat Kebiasaan Pribadl,

riwayat alergi

Pemeriksaan Fisik 

Keadaan umum: tampak sakit sedang (tidak tampak sianosis, tidak tampak sesak napas,
pasien dalam ke adaan baik.

Kesadaran:kompos mentis

Frekuensi nadi:83x/menit (kuat angkat, regular, adekuat)

Frekuensi napas: 22x/menit (regular)


Suhu: 36,8 C (axilla)

Kepala: normocephalia

Mata: normal

THT: telinga: lapang/lapang

hidung: secret

tenggorokan: tidak hiper

emisMulut: dalam

Kelenjar getah bening: tidak ada pembesaran KGB

Leher : teraba masa, diameter 4 cm, bentuk bulat, tepi rata, mobile, konsistensi kenyal,
tidak nyeri.batas normal

inspeksi: pergerakan dinding dada simetris palpasi: vocal fremitus simetris kanan dan
kiri perkusi: bunyi napas dasar vesikuler, ronkhi (-), wheezing (-),

Abdomen: inspeksi: perut tampat datar

palpasi: supel, nyeri tekan (-)

perkusi: timpani, nyeri ketok (-)

auskultasi: bising usus (+) 8x/menit

Ekstremitas: superior

sinistra: dalam batas normal, tremor halus (+)

superior dextra: dalam batas normal

inferior sinistra: dalam batas normal

inferior dextra: dalam batas normal

Integumen: dalam batas normal


PEMERIKSAAN PENUNJANG

a.Pemeriksaan laboratorium

tanggal,2 agustus 2022

JENIS PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN


AntigenSARS-Cov-2 NEGATIF NEGATIF

Hasil Pemeriksaan

 Hasil negatif tidak meyingkirkan kemungkinana terinfeksi SARS,CoV 2


Sehingga masi beresiko menurunkan ke orang lain
 Hasil negatif dapat terjadi pada kondisi kuatitas antigen pada sepasimen dibawa
level deteksi alat.

10.Rencana keperawatan

Menurut buku SLKL(Setanda Luar keperawatan Indonesia )

Dan buku SIKI(Setandar intervensi keperawatan indonesia )

TANGGA N DIAKNOSA TUJUAN INTER VENSI RASIONAL


L O KEPERAWATA KERITERIA
N SETANDAR

15/08/ 1. Ada ben jalon Selama,melakuk Bina Menimbulkan


2022 diba wah an tindakan hubungansaling rasasalingper
lidah Dan pembedahan percaya antaraklien caya
mendadak diharapkan dengan perawat terhadap klien.
sebelah kanan Pasien tidak lagi
mrasakan ada Obesevasi TTV dan Merupakan data
benjolan dibawa Tingkatkan utama, untuk
lida dan sebelah intakecairan menentukan
kanan. intervensi
Berikan obat selanjutnya
Dengan yangakan dilakukan
dokter oleh perawat.
Pasang infus,
berikan obat Untuk menurunkan
injeksi,antibiotik, gejala penyakit.
antiinflamasi. Membantu dalam
Berkolaborasi pemenuhankebutuh
denganlaboratoriu an cairanklien.
m,
cekLab Meningkatkancairan
berupa :Darah tubuh dan
Lengkap(DL), mempercepat
efekobat.
11.DAFTAR PUSTAKA

1. Ballenger JJ. Penyakit Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala dan Leher. Edisi 13. Jilid 1.
AlihBahasa: Staf Pengajar Bag. THT FKUI. Jakarta: Bina Rupa Aksara, 2006; 295-6,
381-
2. Cohen JI. Massa Jinak Leher. Dalam Boies. Buku Ajar Penyakit THT. Edisi 6, Alih
Bahasa:Wijaya C. Jakarta : EGC, 2008; 415-2
3. Sobol M. Benign Tumors. Dalam : Comprehensive Management of Head and Neck
Tumors.Vol. 2. Thawley S, Panje WR. Philadelphia : WB Saunders Co, 2005; 1362-69.
4. Montgomery WW. Surgery of the Upper Respiratory System. 2nd ed. Vol. II.
Philadelphia:Lea & Febiger, 2005; 88
5. Colman BH. Disease of Nose, Throat and Ear and Head and Neck, A Handbook for
Studentsand Practitioners. 14th ed. Singapore: ELBS, 2006; 183
LAPORAN PENDAHULAN

DUKTUS TIROGLOSUS
DISUSUN OLEH:AN

NAMA:NIKOLAUS BOLI LOLONRI

NIM:202014201078

PERODI:ILMUKEPERAWATAN

Anda mungkin juga menyukai