Anda di halaman 1dari 20

BAB IV

HASIL & PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Implementasi model project based learning dalam proses pembelajaran kimia

khusunya pada materi korosi dalam penelitian ini dilakukan dalam dua siklus

dengan menggunakan tahapan penelitian tindakan kelas berdasarkan teori

Hopkins dimana setiap siklus penelitian terdiri dari beberapa tahap antara lain

tahap observasi awal, perencanaan, pelaksanaan observasi dan refleksi. Focus

dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa

yang dilihat pada tiga aspek yakni kriteria afekti, psikomotorik dan kognitif.

Adapun hasil dalam penelitian ini dideskripsikan sebagai berikut:

1. Hasil Observasi Pra Sikus

a) Observasi Afektif Siswa

Observasi afektif siswa tahap pra siklus difokuskan pada beberapa

indictor antara lain : (1) Perhatian siswa dalam mendengarkan

penjelasan guru serta saat berdiskusi dengan anggota kelompok (2)

Kesungguhan siswa saat merancang alur projek bersama anggota

kelompok (3) Keaktifan siswa saat berdiskusi maupun saat

memaparkan rancangan projek (4) Tanggung jawab siswa dalam

menyelesaikan projek kelompok (5). Kolaborasi sesama anggota

kelompok dalam menyelesaikan projek.


Tabel 4.1
Gambaran Aktivitas Pra Siklus
Kriteria Kriteria

Jumlah
Siswa
No Indikator Baik Kurang
Jum % Jum %
Perhatian atau konsentrasi
1 36 11 25 25 69
belajar
Kesungguhan merancang alur
2 36 15 42 21 58
projek
3 Bekerjasama dalam kelompok 36 8 22 28 78
4 Keaktifan 36 6 17 30 83
5 Kolaborasi anggota kelompok 36 12 33 24 67
Rata – Rata 29% 71%

Hasil observasi pra siklus dimana peneliti belum memberikan tindakan

penelitian dalam hal ini implementasi model project based learning

diketahui bahwa sikap atau afektif siswa tergolong sangat rendah

sebagaimana yang diuraikan dalam table tersebut di atas dimana

kriteria baik hanya mencapai 29% sedangkan 71% siswa masih

memperoleh kriteria afektif yang tergolong kurang. Rendahnya hasil

belajar siswa pada aspek afektif ini diakibatkan oleh beberapa factor

antara lain model pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam

proses pembelajaran masih bersifat konvensional atau berbasis

ceramah padahal materi kimia yang umumnya bersifat praktikum

membutuhkan keterlibatan siswa secara langsung dalam melakukan uji

coba secara langsung terhadap konten materi yang dipelajari.


b) Hasil Observasi Kriteria Psikomotorik Pra Siklus

Observasi psikomotorik siswa tahap pra siklus difokuskan pada

beberapa keterampilan dasar antara lain: (1) Terampil dalam

demonstrasi alat dan bahan (2) Terampil menggunakan alat bantu

dalam praktik (3) Terampil menyelesaikan masalah dalam praktik (4)

Terampil memaparkan hasil praktik (5) Terampil membuat

kesimpulan. Hasil observasi kriteria psikomotorik siswa kelas XII

MIA - 4 SMAN 1 Nubatukan dalam pembelajaran kimia pada fase pra

siklus dipaparkan dalam table di bawah ini

Tabel 4.2.
Observasi Psikomotorik Siswa Pra Siklus
Tidak
Terampil
Siswa

N
Jml

Indikator terampil
o
Jml % Jml %
Terampil dalam demonstrasi
1 36 14 38,9 22 61,1
alat dan bahan
Terampil menggunakan alat
2 36 11 30,6 25 69,4
bantu dalam praktik
Terampil menyelesaikan
3 36 11 30,6 25 69,4
masalah dalam praktik
Terampil memaparkan
4 36 9 25,0 27 75,0
hasil praktik
Terampil membuat
5 36 13 36,1 23 63,9
kesimpulan
Rata – Rata 32,2 67,8
Aspek psikomotorik atau keterampilan siswa pada tahap pra siklus

tergolong masih sangat rendah. Hal ini diketahui dari rata – rata dari

lima indicator yang ditentukan, prosentasi siswa yang dinyatakan

terampil hanya sebesar 32,2% dan yang memperoleh kriteria tidak

terampil sebesar 67,8% dari total 36 siswa yang menjadi subjek dalam

penelitian.
2. Hasil Pelaksanaan Tindakan Penelitian Siklus I & II

Setelah mengetahui hasil observasi pada tahap pra siklus dimana hasil

kriteria afektif siswa yang tergolong rendah mendorong peneliti untuk

menerapkan model pembelajaran project based learning pada fase

penelitian siklus I & II. Adapun hasil pelaksanaan penelitian pada setiap

siklus dalam penelitian ini dipaparkan sebagai berikut:

a) Hasil Penelitian Siklus I

1) Hasil Observasi Afektif Siklus I

Observasi afektif siswa tahap pra siklus difokuskan pada beberapa

indictor antara lain: (1) Perhatian siswa dalam mendengarkan

penjelasan guru serta saat berdiskusi dengan anggota kelompok (2)

Kesungguhan siswa saat merancang alur projek bersama anggota

kelompok (3) Keaktifan siswa saat berdiskusi maupun saat

memaparkan rancangan projek (4) Tanggung jawab siswa dalam

menyelesaikan projek kelompok (5). Kolaborasi sesama anggota

kelompok dalam menyelesaikan projek. Adapun hasil observasi

afektif siswa siklus I dipaparkan pada table sebagai berikut:

Tabel 4.2
Hasil Observasi Kriteria Afektif Siswa Siklus I
Krit Baik Kriteria
Jumlah
Siswa

N
Indikator Sik I Kurang Sik I
o
Jum % Jum %
Perhatian atau konsentrasi
1 36 18 50 18 50
belajar
Kesungguhan merancang
2 36 21 58 15 42
alur projek
Bekerjasama dalam
3 36 14 39 22 61
kelompok
4 Keaktifan 36 16 44 20 56
5 Kolaborasi anggota 36 19 53 17 47
kelompok
Rata – Rata 49% 51%

Data pada table di atas menunjukan bahwa kriteria afektif siswa

selama proses pembelajaran kimia pada materi korosi melalui

implementasi model project based learning masih didominasi oleh

kriteria afektif siswa yang rendah yakni mencapai 51% sedangkan

yang meperoleh kriteria afektif baik hanya mencapai 49%.

Rendahnya kriteria afektif siswa pada siklus I merupakan akibat

dari ketidakbiasaan peserta didik dalam bekerja secara mandiri

maupun dalam bentuk kelompok melalui model project. Hal ini

juga merupakan akibat kurangnya pendampingan yang dilakukan

oleh guru selaku peneliti selama proses pembelajaran berlangsung.

2) Hasil Observasi Psikomotorik Siswa Siklus I

Fase pelaksanaan siklus I didahului dengan perencanaan penelitian

yang mengacu pada langkah – langkah pelaksanaaan pembelajaran

menggunakan model project based learning. Kriteria psikomotorik

siswa yang diobservasi selama proses pembelajaran kimia pada

materi korosi antara lain. 1) Terampil dalam menyusun alur project

(2) Terampil menggunakan alat bantu dalam praktik (3) Terampil

menyelesaikan masalah (4) Terampil memaparkan hasil projek (5)

Terampil membuat kesimpulan hasil projek. Adapun hasil

observasi psikomotorik siswa dalam penelitian ini dipaparkan

dalam table di bawah ini.


Tabel 4.3
Hasil Observasi Psikomotorik Siswa Siklus I
Siklus I

Jml Siswa
N Tidak
Indikator Terampil
o terampil
Jml % Jml %
Terampil dalam menyusun
1 36 22 61 14 39
alur project
Terampil menggunakan alat
2 36 20 56 16 44
bantu dalam praktik
Terampil menyelesaikan
3 36 19 53 17 47
masalah dalam praktik
Terampil memaparkan hasil
4 36 17 47 19 53
projek
Terampil membuat
5 36 20 56 16 44
kesimpulan hasil projek
Rata – Rata 54,4 45,6

Kondisi psikomorik siswa dalam proses pembelajaran siswa

kelas XII MIA 4 SMAN 1 Nubatukan dalam proses pembelajaran

siklus I sedikit mengalami peningkatan dari kondisi pra siklus

namun peningkatan tersebut tidak mencapai kriteria keberhasilan

minimal yang telah ditetapkan sehingga peneliti berkolaborasi

bersama rekan sejawat yang menjadi observator dalam penelitian

melakukan identifikasi penyebab dan memperbaiki pada siklus II

Pada siklus I, rata – rata prosentase siswa masih berada pada

kriteria kurang karena hanya mencapai 54,4%. Keterampilan siswa

yang rendah pada siklus terlihat pada lima indicator yang

diobservasi yakni pada indicator 1, Siswa yang mampu terampil

dalam menyusun alur project hanya berjumlah 22 siswa atau 61%,

indicator 2, siswa yang mampu menggunakan alat bantu berupa

bahan – bahan pembanding seperti besi dan aluminium untuk


mengetahui proses korosi hanya sejumlah 20 siswa atau 56%,

Indikator 3, siswa yang terampil menyelesaikan masalah dalam

praktik hanya sejumlah 19 siswa atau 53%, Indikator 4, siswa yang

terampil memaparkan hasil project hanya mencapai 17 orang atau

47% dan pada indicator 5, terdapat 20 siswa atau sebesar 56%

siswa yang mampu membuat kesimpulan.

Rendahnya keterampilan siswa dalam melaksanakan

pembelajaran berbasis projek pada siklus I mendorong peneliti

bersama rekan sejawat untuk melakukan refleksi secara mendalam

untuk mengetahui factor penyebab. Melalui proses refleksi

ditemukan beberapa factor penyebab rendahnya keterampilan

siswa antara lain, (1) siswa belum terbiasa bekerja secara mandiri

sehingga guru perlu melakukan pendampingan saat pelaksanaan

projek masing – masing kelompok, (2) sebagian besar siswa tidak

memiliki persiapan peralatan dalam melaksanakan uji coba proses

korosi seperti potongan besi, cat dan peralatan lain sehingg guru

perlu membantu menyediakan. (3) Sebagaian siswa belum

berpartisipasi secara aktif sehingga guru perlu memberikan

dorongan atau nasihat.

3) Hasil Evaluasi Kognitif Siswa Siklus I

Salah satu aspek yang menjadi focus dalam penelitian ini adalah

untuk mengetahui kondisi kognitif atau daya serap materi melalui

implementasi model project based learning. Upaya untuk


mengetahui hasil belajar siswa pada aspek kognitif atau

penguasaan materi dalam penelitian ini dilakukan melalui tes

sumatif dengan jumlah soal tes sebanyak 20 nomor. Jenis soal yang

dijadikan tes berbentuk pilihan ganda dengan komposisi mudah

sebanyak 6 nomor, sedang sebanyak 8 nomor dan jenis soal sulit

sebanyak 6 nomor soal. Adapun hasil evaluasi kognitif siswa pada

siklus I dipaparkan melalui table di bawah ini.

Tabel 4.4
Hasil Evaluasi Kognitif Siswa Siklus I
NO Ketuntasan
NAMA SISWA Skor NPS
URT Ya Tdk
1 Anastasia Plasida Date Ola 100 80 √  
2 Angela Marice Bengang Mukin 100 62   √
3 Arnoldus Folgenzo Olla Mitten 100 80 √  
4 Benediktus Sutrisno Lawe Touor 100 76 √  
5 Bernardinus Manggeli Karwayu 100 76 √  
6 Clareisa Cristin Making 100 70   √
7 Dominikus Fitrianus Toda 100 78 √  
8 Dominikus Savio Beda Pareta 100 60   √
9 Edeltrudis Tuto Semuki 100 78 √  
10 Elisabet Duna 100 60   √
11 Elisabeth Martah Peni Kwuta 100 60   √
12 Faizur Rahman Hanif Alhamidy 100 60   √
13 Frisilavika Yuliana 100 58   √
14 Gres A Tada Lajar 100 82 √  
15 Hendrik Devan 100 80 √  
16 Maria Mariyati Lonika Boni 100 80  √  
17 Maria Prada Punang 100 76 √  
18 Namira Indar Asyifa 100 78 √   
19 NOER SYAFIKAH 100 60 √ √
20 Nuratika Dato 100 58   √
21 Nurfatenia Ose Orongen 100 76 √  
22 Paulina Febritadea Weoseke 100 60   √
23 Petrus Agam Soares 100 80 √  
24 Pontianus Wua Namang 100 76 √  
NO Ketuntasan
NAMA SISWA Skor NPS
URT Ya Tdk
25 Ramsia Baha 100 76 √  
26 Rizki Iliya Safitri 100 60   √
27 Rosa Euprasia Pude 100 80  √  
28 Samsia Aggriyanti Ruing 100 80 √  
29 TG. Fadil Muhammad Nor 100 70   √
30 Theresia Nogo 100 80 √  
31 Verlica Noni Wijaya 100 76 √  
32 Veronika Yuliani Peni Keraf 100 78 √  
33 Vinsensia Albinia P. Kobun 100 76 √  
34 Virginia Febrianty Niga 100 66 √ √
35 Yohanes Paulus Sengaji Witak 100 58 √ √
36 Yuliana Maga Bidomaking 100 78 √ √
Total Nilai 2582    
Nilai Rata – Rata 71.7    
Jumlah Siswa Tuntas   22  
Jumlah Siswa Tidak Tuntas     14
Ketuntasan Klasikal 61.1
Kategori Rendah

Data pada tabel di atas menunjukan bahwa terdapat

peningkatan signifikan kriteria kognitif siswa kelas XII MIA 4

SMAN I Nubatukan setelah mengikuti pembelajaran materi korosi

menggunakan model project based learning dalam tindakan siklus

I & II. Frekuensi ketuntasan klasikal siklus I hanya mencapai

61,1% atau dengan kata lain jumlah siswa yang memperoleh

ketuntasan pada tes siklus sejumlah 22 siswa. Rentang nilai siswa

pada tes siklus I tergolong masih berada pada level bawah sampai

menengah dengan rincian nilai, 40 -<60 sebanyak 5 siswa, 61 – 74

diperoleh 8 siswa dan 75 – 82 sebanyak 23 siswa.


Hasil evaluasi kemampuan kognitif siswa siklus I belum

mencapai kriteria keberhasilan penelitian yang ditetapkan

mengingat rata – rata nilai masih berada di bawah 80 sehingga

peneliti bersama rekan sejawat melakukan langkah refleksi dan

perbaikan pembelajaran pada siklus II dengan memberikan

pendampingan pada beberapa kelompok yang belum aktif

termasuk membantu memberikan materi tambahan berkaitan

dengan konten materi korosi.

4) Refleksi Siklus I

Kegiatan refleksi dilaksanakan setelah peneliti bersama rekan

sejawat melaksanakan tindakan penelitian pada siklus I melalui

beberapa jenis kegiatan yakni observasi aspek afektif,

psikomotorik dan evaluasi aspek kognitif siswa. Hasil yang

diperoleh setelah peneliti menerapkan model pembelajaran project

based learning dalam pembelajaran kimia khususnya pada materi

korosi menunjukan bahwa masing – masing aspek yang menjadi

focus dalam penelitian belum mencapai kriteria keberhasilan

penelitian yang ditetapkan sehingga perlu dilakukan refleksi untuk

mengetahui factor – factor penyebab kemudia ditindaklanjuti

melalui perencanaan ulang dan perbaikan untuk meningkatkan

hasil belajar siswa pada siklus II. Adapun hasil observasi dalam

proses penelitian siklus I antara lain:


a) Peneliti perlu menyediakan LKPD yang berisi ringkasan materi

tentang korosi serta contoh yang dilengkapi dengan gambar

tentang proses korosi untuk membantu pemahaman siswa

b) Peneliti perlu mendesain langkah – langkah project based

learning secara sistematis dilengkapi dengan keterangan agar

peserta didik dapat mengerti alur kerja projet

c) Peneliti perlu membagi anggota kelompok dengan

memperhatikan wilayah domisi serta kemampuan peserta didik

untuk agar memudahkan pada fase pelaksanaan project

d) Peneliti bersama rekan sejawat perlu melakukan pendampingan

secara intens pada fase penyusunan tahapan project di masing –

masing kelompok

e) Hasil Penelitian Siklus II

Pelaksanaan penelitian pada siklus II mengacu pada hasil refleksi

tindakan pada siklus I dimana masih ditemukan beberapa kekurangan

dalam proses pembelajaran kimia khususnya materi korosi melalui

model project based learning. Setelah peneliti bersama rekan sejawat

melakukan tindakan perbaikan pada fase perencanaan dan pelaksanaan

siklus II selanjutnya dilakukan observasi dan evaluasi untuk

mengetahui frekuensi peningkatan hasil belajar siswa kelas XII MIA 4

SMAN 1 Nubatukan dalam –proses pembelajaran kimia materi korosi

menggunakan model project based learning. Adapun hasil penelitian

pada siklus II dipaparkan sebagai berikut:


1) Hasil Observasi Kriteria Afektif Siswa Siklus II

Observasi afektif siswa dalam proses penelitian siklus II pertemuan

pertama dan kedua difokuskan untuk mengetahui dampak

peningkatan perilaku atau sikap siswa dalam mengikuti proses

pembelajaran kimia khususnya pada materi korosi menggunakan

model project based learning. Observasi afektif siswa tahap pra

siklus difokuskan pada beberapa indictor antara lain: (1) Perhatian

siswa dalam mendengarkan penjelasan guru serta saat berdiskusi

dengan anggota kelompok (2) Kesungguhan siswa saat merancang

alur projek bersama anggota kelompok (3) Keaktifan siswa saat

berdiskusi maupun saat memaparkan rancangan projek (4)

Tanggung jawab siswa dalam menyelesaikan projek kelompok (5).

Kolaborasi sesama anggota kelompok dalam menyelesaikan projek.

Adapun hasil observasi afektif siswa siklus II dipaparkan pada table

sebagai berikut

Tabel 4.5
Hasil Kriteria Afektif Siklus II
Kriteria
Krit Baik
Jumlah
Siswa

Kurang Sik
No Indikator Sik 2
2
Jum % Jum %
Perhatian atau konsentrasi
1 36 27 75 9 25
belajar
Kesungguhan merancang alur
2 36 25 69 11 31
projek
3 Bekerjasama dalam kelompok 36 28 78 8 22
4 Keaktifan 36 24 67 12 33
5 Kolaborasi anggota kelompok 36 27 75 9 25
Rata – Rata 73% 27%
Gambaran peningkatan hasil belajar siswa pada aspek afektif dalam

pembelajaran kimia materi korosi menggunakan model

pembelajaran berbasis projek dalam penelitian siklus I & II dapat

dilihat secara spesifik melalui diagram dibawah ini.

Grafik I
Peningkatan Afektif Siswa Siklus I & II

afektif siswa siklus I & II


% Krit Baik Siklus I % Krit Baik Siklus 2
75% 69% 78% 67% 75%%
50% 58% 39% 44% 53% Kr
it
B
ai
n n a n k
tia ha m fa ab
ha gu asa kti J aw Si
r g rj a
Pe n Ke Ke ng kl
su gu
Ke ang us
T
I

Mengacu pada data yang dipaparkan pada table 4.5 & diagram I di

atas menunjukan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa

kelas XII MIA 4 dalam proses pembelajaran kimia materi korosi

menggunakan model project based learning. Peningkatan hasil

belajar siswa pada aspek afektif terlihat secara menyeluruh pada

lima indicator yang digunakan dengan nilai rata – rata kriteria

afektif siswa mencapai 73%. Capaian ini menunjukan bahwa telah

tercapainya kriteria keberhasilan penelitian yang telah ditetapkan

yakni minimal kriteria afektif siswa selama mengikuti proses

pembelajaran mencapai paling rendah 70%


2) Hasil Observasi Kriteria Psikomotorik Siklus II

Kriteria psikomotorik siswa yang diobservasi selama proses

pembelajaran kimia pada materi korosi khususnya pada siklus II

dilaksanakan secara spesifik dengan menyediakan alat bantu praktik

yang dibutuhkan selama melaksanakan projek sedangkan indicator

yang diukur dalam proses antara lain. 1) Terampil dalam menyusun

alur project (2) Terampil menggunakan alat bantu dalam praktik (3)

Terampil menyelesaikan masalah (4) Terampil memaparkan hasil

projek (5) Terampil membuat kesimpulan hasil projek. Adapun

hasil observasi psikomotorik siswa dalam penelitian ini dipaparkan

dalam table di bawah ini.

Tabel 4.6
Hasil Observasi Kriteria psikomotorik Siklus II
Siklus II
Jml Siswa

N Tidak
Indikator Terampil
o terampil
Jml % Jml %
1 Terampil dalam menyusun alur project 36 29 81 8 22
Terampil menggunakan alat bantu
2 36 31 86 5 14
dalam praktik
Terampil menyelesaikan masalah
3 36 30 83 9 25
dalam praktik
4 Terampil memaparkan hasil projek 36 28 78 13 36
Terampil membuat kesimpulan hasil
5 36 28 78 15 42
projek
Rata – Rata 81,1 27,8

Hasil observasi aspek psikomotorik siswa dalam proses penelitian

siklus II menunjukan adanya peningkatan kemampuan motoric

siswa yang sangat signifikan. Hal ini dapat dilihat pada lima

indicator yang digunakan dalam penelitian sebagaimana yang


disebutkan di atas. Perubahan Setelah dilakukan perbaikan pada

aspek perencanaan dan pelaksanaan tindakan siklus II, diperoleh

peningkatan pada aspek motoric atau keterampilan siswa yang

sangat signifikan dari lima indicator yang diobservasi. Frekuensi

peningkatan keterampilan siswa pada siklus II secara keseluruhan

mencapai 81,1 % atau meningkat sebesar 27% dari siklus I. Adapun

gambaran peningkatan aspek motoric siswa dapat dilihat pada

diagram di bawah ini.

Diagram. II
Aspek psikomotorik Siswa Siklus I & II

Siklus I Siklus II
29 31 30 28 28
22 20 19 17 20

3) Hasil Evaluasi Kriteria Kognitif Siswa Siklus II

Upaya untuk mengetahui hasil belajar siswa pada aspek kognitif

atau penguasaan materi korosi melalui implementasi model project

based learning dalam penelitian ini dilakukan melalui tes sumatif

dengan jumlah soal tes sebanyak 20 nomor. Jenis soal yang

dijadikan tes berbentuk pilihan ganda dengan komposisi mudah

sebanyak 6 nomor, sedang sebanyak 8 nomor dan jenis soal sulit


sebanyak 6 nomor. Tes dilakukan sebanyak dua kali yakni pada

pertemuan kedua II yang merupakan bagian dari perencanaan ulang

terhadap rendahnya hasil belajar siswa siklus I. Beberapa hal yang

menjadi perbaikan atau rekomendasi hasil refleksi siklus I antara

lain, guru lebih banyak melakukan pendampingan secara intens

terhadap proses kerja masing – masing kelompok, menyediakan alat

peraga yang lebih memadai. Adapun gambaran umum kriteria

kognitif siswa dalam pembelajaran kimia materi korosi

menggunakan model project based learning dalam penelitian siklus

II ini dipaparkan pada table di bawah ini.

Tabel 4.5
Hasil Evaluasi Kriteria Kognitif Siklus II
NO Ketuntasan
Sko
UR NAMA SISWA NPS Td
r Ya
T k
1 Anastasia Plasida Date Ola 100 84 √  
2 Angela Marice Bengang Mukin 100 82 √  
3 Arnoldus Folgenzo Olla Mitten 100 80 √  
4 Benediktus Sutrisno Lawe Touor 100 80 √  
5 Bernardinus Manggeli Karwayu 100 82 √  
6 Clareisa Cristin Making 100 82 √  
7 Dominikus Fitrianus Toda 100 84 √  
8 Dominikus Savio Beda Pareta 100 84 √  
9 Edeltrudis Tuto Semuki 100 80 √  
10 Elisabet Duna 100 80 √  
11 Elisabeth Martah Peni Kwuta 100 80 √  
12 Faizur Rahman Hanif Alhamidy 100 82 √  
13 Frisilavika Yuliana 100 82 √  
14 Gres A Tada Lajar 100 82 √  
15 Hendrik Devan 100 80 √  
16 Maria Mariyati Lonika Boni 100 80 √  
17 Maria Prada Punang 100 82 √  
18 Namira Indar Asyifa 100 80 √  
NO Ketuntasan
Sko
UR NAMA SISWA NPS Td
r Ya
T k
19 Noer Syafikah 100 82 √  
20 Nuratika Dato 100 82 √  
21 Nurfatenia Ose Orongen 100 82 √  
22 Paulina Febritadea Weoseke 100 82 √  
23 Petrus Agam Soares 100 80 √  
24 Pontianus Wua Namang 100 78 √  
25 Ramsia Baha 100 80 √  
26 Rizki Iliya Safitri 100 72   √
27 Rosa Euprasia Pude 100 80  √  
28 Samsia Aggriyanti Ruing 100 80 √  
29 TG. Fadil Muhammad Nor 100 72   √
30 Theresia Nogo 100 80 √  
31 Verlica Noni Wijaya 100 82 √  
32 Veronika Yuliani Peni Keraf 100 82 √  
33 Vinsensia Albinia P. Kobun 100 76 √  
34 Virginia Febrianty Niga 100 72 √  
35 Yohanes Paulus Sengaji Witak 100 84 √ √
36 Yuliana Maga Bidomaking 100 78 √  
Total Nilai 2890    
Nilai Rata – Rata 80,3    
Jumlah Siswa Tuntas   33  
Jumlah Siswa Tidak Tuntas     3
Ketuntasan Klasikal 91,7
Kategori Tinggi

Adapun rentangan nilai hasil evaluasi kemampuan kognitif yang

diperoleh siswa kelas XII MIA – 4 SMAN 1 Nubatukan diuraikan

pada table di bawah ini sebagai gambaran umum tentang frekuensi

peningkatan nilai setiap siswa setelah mengikuti proses

pembelajaran dalam tindakan penelitian siklus I & II sebagai berikut


Tabel 4.6. Rentangan Nilai Kognitif Siklus I & II
Frekuensi Sik I Frekuensi Sik II
No Rentang Nilai
Jum % Jum %
1 40 & <60 5 13,89    
2 61 - 74 8 22,22 3 8,33
3 75 - 82 23 63,89 23 63,89
4 83 -91 - - 10 27,78
5 92 - 100 - - - -
Total 36 100,00 36 100,00

Data pada tabel di atas menunjukan bahwa terdapat peningkatan

signifikan kriteria kognitif siswa kelas XII MIA 4 SMAN I

Nubatukan setelah mengikuti pembelajaran materi korosi

menggunakan model project based learning dalam tindakan siklus I

& II. Frekuensi ketuntasan klasikal siklus I hanya mencapai 61,1%

atau dengan kata lain jumlah siswa yang memperoleh ketuntasan

pada tes siklus sejumlah 22 siswa. Rentang nilai siswa pada tes

siklus I tergolong masih berada pada level bawah sampai menengah

dengan rincian nilai, 40 -<60 sebanyak 5 siswa, 61 – 74 diperoleh 8

siswa dan 75 – 82 sebanyak 23 siswa.

Hasil evaluasi kemampuan kognitif siswa siklus I belum

mencapai kriteria keberhasilan penelitian yang ditetapkan

mengingat rata – rata nilai masih berada di bawah 80 sehingga

peneliti bersama rekan sejawat melakukan langkah refleksi dan

perbaikan pembelajaran pada siklus II dengan memberikan

pendampingan pada beberapa kelompok yang belum aktif termasuk


membantu memberikan materi tambahan berkaitan dengan konten

materi korosi.

Langkah perbaikan yang dilakukan oleh peneliti bersama rekan

sejawat pada tindakan siklus II memberikan dampak signifikan

terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada aspek kognitif yang

terlihat melalui meningkatnya frekuensi ketuntasan klasikal yang

mencapai 91,7% atau sebanyak 33 siswa dinyatakan tuntas pada tes

siklus II dengan nilai – rata – rata sebesar 80,3% atau meningkat

10,3 nilai dari siklus I. Peningkatan nilai pada siklus II terlihat lebih

spesifik pada rentangan nilai yang diperoleh yakni 61 – 74 sebanyak

3 siswa 75 – 82 diraih oleh 23 siswa dan 83 -91 diraih oleh 10

siswa.

Sebagai upaya untuk memberikan gambaran secara spesifik

tentang frekuensi peningkatan dari aspek ketuntasan klasikal, nilai

rata – rata serta rentangan nilai siklus I & II maka dipaparkan

diagram sebagai berikut:

Diagram 3
Gambaran Peningkatan Aspek Kognitif Siklus I & II

2890
2582

61.1 91.7
71.7 80.3 Ketuntasan Klasikal

Total Nilai
Siklus I Siklus II

Anda mungkin juga menyukai