DISUSUN OLEH:
MOKH. WAHYU KHAMDANI
PENGELOLA KEUANGAN
KELOMPOK 1
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI
2021
LEMBAR PENGESAHAN JUDUL
LAPORAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL
GOLONGAN II ANGKATAN IX
DISUSUN OLEH :
DI
MENTOR COACH
ii
LEMBAR PERSETUJUAN RANCANGAN SEMINAR
LAPORAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL
GOLONGAN II ANGKATAN IX
DISUSUN OLEH :
DI
MENTOR COACH
iii
LEMBAR PERSETUJUAN SEMINAR AKTUALISASI
LAPORAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL
GOLONGAN II ANGKATAN IX
DISUSUN OLEH :
DI
MENTOR COACH
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nya sehingga laporan rancangan aktualisasi ini dapat disusun dengan baik.
Laporan ini berjudul “Penyusunan Aplikasi Pengelolaan Pemeliharaan BMN Pada Unit Kerja
Balai Diklat Industri Makassar” yang merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk
menyelesaikan pelatihan dasar CPNS Golongan II Angkatan IX Tahun 2021 Kementerian
Perindustrian.
Proses penyusunan laporan aktualisasi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak. Maka dari itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
a. Bapak Irwan Syakari, S.Si.T. M.Si selaku mentor penulis yang telah memberikan
bimbingan kepada penulis selama menyelesaikan laporan rancangan aktualisasi ini.
b. Bapak Vynno Premana Kusuma, S.E, M.M selaku coach penulis yang telah
membimbing penulis dalam pembuatan laporan rancangan aktualisasi ini.
c. Bapak dan Ibu Widyaiswara yang telah memberikan bimbingan selama proses
pelatihan dasar CPNS.
d. Bapak dan Ibu panitia pelatihan dasar CPNS yang telah memfasilitasi segala kegiatan
dengan baik.
e. Rekan-rekan pelatihan dasar CPNS Angkatan IX selaku teman seperjuangan penulis
selama proses pelatihan.
f. Semua pihak yang sudah membantu dalam penyelesaian laporan rancangan aktualisasi
ini.
Penulis sangat sadar bahwa laporan aktualisasi ini masih jauh dari sempurna. Namun
terlepas dari kekurangan tersebut, penulis berharap dapat diterapkan dalam pelaksanaan
kegiatan aktualisasi di unit kerja.
Penulis
v
DAFTAR ISI
vi
BAB V ANALISIS ............................................................................................................... 41
5.1. Realisasi Kegiatan dan Perbandingan Terhadap Rancangan .................................... 41
BAB VI PENUTUP .............................................................................................................. 47
6.1. Kesimpulan ............................................................................................................. 47
6.2. Rencana Tindak Lanjut ........................................................................................... 47
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 48
LAMPIRAN ......................................................................................................................... 49
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR TABEL
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
pegawai perlu ditetapkan untuk dokumentasi administrasi BMN sebagai bentuk
akuntabilitas pengelolaan aset negara. Pegawai yang menerima barang memiliki
kewajiban untuk memelihara dan mengamankan aset tersebut sesuai dengan prosedur
yang berlaku.
Namun dalam pelaksanaanya, belum terdapat dokumentasi yang memadai yang
terkait pelaksanaan penggunaan Barang Milik Negara. Hal ini disebabkan tidak adanya
SOP yang mengatur proses kegiatan ini. Dokumentasi wajib dipenuhi sebagai bentuk
pengamanan terhadap aset negara yang digunakan oleh pegawai. Tidak adanya
dokumentasi yang memadai mengakibatkan kegiatan tidak dapat
dipertanggungjawabkan dengan baik, serta proses pengawasan terhadap aset menjadi
tidak berjalan. Hal ini dapat menimbulkan resiko seperti identifikasi kerusakan aset
menjadi terhambat, hingga tidak kembalinya barang yang diserahkan penggunannya
kepada pegawai akibat tidak ada dokumen serta SOP yang mengatur kegiatan
penggunaan Barang Milik Negara.
Selain itu, kegiatan pemeliharaan Barang Milik Negara seringkali tidak
terdokumentasi dengan baik. Dalam pelaksanaan pemeliharaan berdasarkan SOP yang
ada saat ini, pengelola ruangan perlu untuk melaporkan kegiatan pemeliharaan rutin
terhadap aset terkait kegiatan kebersihan ruangan maupun perawatan rutin yang
dilakukan terhadap pada aset yang dimiliki BDI Makassar. Namun, belum tersedianya
sarana pelaporan yang memadai mengakibatkan kegiatan pelaporan menjadi terhambat.
Hal ini dapat mengakibatkan identifikasi permasalahan yang terjadi menjadi sulit dan
penanganan terhadap permasalahan aset menjadi terhambat oleh alur pelaporan sehingga
kegiatan pemeliharaan tidak terawasi dengan baik.
Poin penting lain adalah dokumen berkaitan dengan pemeliharaan aset belum
terdigitalisasi. Pengamanan aset dilakukan baik dalam bentuk pengamanan fisik serta
pengamanan administrasi. Dokumen pemeliharaan seperti laporan kebersihan ruangan,
checklist perawatan peralatan, dan laporan kerusakan saat ini hanya tersedia dalam
bentuk cetak. Digitalisasi dokumen penting untuk dilakukan, sebagai wujud pengamanan
administrasi kegiatan pemeliharaan aset, serta memudahkan kebutuhan permintaan
dokumen, baik oleh petugas pengelola ruangan hingga kebutuhan auditor.
2
Berdasarkan isu yang dijelaskan di atas,penulis menyadari bahwa pengawasan
terhadap pemeliharan BMN saat ini belum memadai sehingga disusunlah laporan
aktualisasi ini dengan judul “PENYUSUNAN APLIKASI PENGELOLAAN
PEMELIHARAAN BMN PADA UNIT KERJA BALAI DIKLAT INDUSTRI
MAKASSAR”. Laporan aktualisasi ini diharapkan dapat mengatasi isu tersebut
sehingga pelayanan Balai Diklat Industri Makassar menjadi lebih baik lagi.
Keterkaitan dengan
No Kondisi Sekarang Kondisi yang Diharapkan Peran
dan Kedudukan ASN
1 Pencatatan barang Dengan memanfaatkan aplikasi - Manajemen ASN
persediaan di gudang penunjang pencatatan barang - Whole of Government
belum efektif persediaan di gudang akan - Pelayanan Publik
menjadi efektif
2 Belum ada aplikasi Dengan memanfaatkan - Manajemen ASN
pengelolaan teknologi informasi kegiatan - Whole of Government
pemeliharaan aset pengelolaan pemeliharaan aset - Pelayanan Publik
dapat dilaksanakan dengan
lebih baik
3 Belum adanya Terdapat pengaturan dan - Manajemen ASN
keteraturan dalam pedoman dalam pengelolaan
pengelolaan BMN BMN
3
Penjelasan lebih lanjut dari beberapa isu yang telah disebutkan dalam Tabel 1.1
yang dikaitkan pada Peran dan Kedudukan ASN antara lain:
a. Pencatatan barang persediaan di gudang belum efektif
Kegiatan pengelolaan barang persediaan di gudang masih belum efektif.
Kebutuhan permintaan barang persediaan pegawai masih dicatat secara manual dan
dalam pelaksanaan pencatatan kartu barang membutuhkan waktu lama dan
seringkali menghambat proses pelaporan baik pelaporan BMN maupun pelaporan
akuntabilitas instansi seperti PIPK dan SPIP. Bukti isu sebagai berikut :
7
selaku pengguna barang dan seluruh pegawai yang memanfaatkan penggunaan
BMN. Bukti isu sebagai berikut:
8
1.3 Perumusan dan Penetapan Isu
Untuk menentukan isu yang berkualitas, digunakan alat bantu penetapan kriteria
kualitas isu, yakni menggunakan analisis APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan,
Kelayakan). Aktual (A), artinya benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan
dalam masyarakat atau yang diperkirakan akan terjadi dalam waktu dekat. Problematik
(P), artinya isu yang memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga perlu dicarikan
segera solusinya. Kekhalayakan (K), artinya isu yang secara langsung menyangkut hajat
hidup orang banyak. Kelayakan (L), artinya isu yang masuk akal dan realistis serta
relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya. Analisis APKL terhadap
masing-masing isu ditunjukkan pada Tabel 1.2 berikut ini.
Tabel 1. 2. Analisis APKL terhadap Isu
Skala Total
No Identifikasi Isu
A P K L
Pencatatan barang persediaan di gudang belum
1. 4 5 4 4 17
efektif
Belum ada aplikasi pengelolaan pemeliharaan
2. 5 5 4 4 18
aset
9
b. Problematik : Pencatatan sebagian alur persediaan saat ini belum terakomodir
suatu sistem informasi, sehingga hal ini menghambat kegiatan pelaporan
keuangan serta dokumen pendukungnya. Pembuatan aplikasi menjadi cukup
rumit dikarenakan perlu memenuhi kebutuhan ragam dokumen pencatatan (5).
c. Kekhalayakan : Kegiatan pencatatan persediaan mempengaruhi kegiatan
pelaporan keuangan mulai dari operator BMN hingga operator SAI sehingga
keterlambatan laporan persediaan dapat mengakibatkan laporan keuangan
secara menyeluruh menjadi terlambat. (4).
d. Kelayakan : Isu ini layak diangkat karena mempengaruhi kualitas pelaporan
keuangan dan pelaporan akuntabilitas instansi (4).
2. Isu belum ada aplikasi pengawasan pengelolaan pemeliharaan aset
a. Aktual : Belum ada SOP yang mengatur terkait Barang Milik Negara yang
diserahkan kepada pegawai. Hal ini mengakibatkan pengawasan terhadap aset
tersebut tidak terlaksana dengan baik. Resiko tidak kembalinya aset tersebut
juga dapat terjadi akibat tidak adanya dokumentasi kegiatan. Selain itu, sarana
pelaporan kerusakan aset saat ini masih melalui lisan maupun pesan singkat
dan form yang tersedia seringkali tidak terdokumentasi dengan baik.
Pengawasan pada kegiatan pemeliharaan tidak terlaksana dengan baik serta
identifikasi kondisi aset menjadi sulit (5).
b. Problematik : Kegiatan pengelolaan pemeliharaan BMN menjadi tidak optimal
dikarenakan mekanisme pengawasan yang minim serta belum ada pengaturan
yang memadai khususnya untuk aset yang diserahkan penggunaannya kepada
pegawai. (5).
c. Kekhalayakan : Seluruh pegawai terlibat dalam pemeliharaan BMN serta
pengawasan dilakukan oleh operator BMN dan Kepala Sub Bagian Tata Usaha.
Perlu adanya sarana aplikasi agar laporan permasalahan aset dapat segera
ditindak lanjuti. Selain itu, SOP terhadap BMN yang diserahkan
penggunaannya kepada pegawai perlu segera dibuat untuk meningkatkan
pengawasan pada aset tersebut (4).
10
d. Kelayakan : Isu ini layak diangkat untuk dicari solusinya, dikarenakan
kebutuhan terkait pemeliharaan dan pengawasan aset untuk pengamanan BMN
melibatkan seluruh pegawai Balai Diklat Industri Makassar(4).
3. Isu belum adanya keteraturan dalam pengelolaan BMN
a. Aktual : Belum adanya keteraturan dalam pengelolaan BMN, sehingga
operator BMN tidak memiliki panduan terkait pengelolaan BMN yang
seharusnya (4).
b. Problematik : Isu tidak terlalu problematik, sebab masih tersedia Peraturan
Menteri Keuangan serta arahan dari eselon 1 terkait pengelolaan BMN (2).
c. Kekhalayakan : Isu ini melibatkan operator BMN utamanya, serta pegawai
lain untuk mendukung pengelolaan BMN seperti pengelola ruangan dan
operator SAI (3).
d. Kelayakan : Isu ini layak diangkat menjadi isu, dikarenakan keteraturan
pengelolaan akan membantu operator BMN dalam melaksanakan administrasi.
Selanjutnya dilakukan analisis USG (Urgency, Seriousness, Growth) terhadap 2
isu dengan nilai terbesar berdasarkan analisa APKL untuk menentukan isu utama yang
akan diselesaikan. Kriteria urgency menunjukkan seberapa mendesak suatu isu harus
dibahas, dianalisis, dan ditindaklanjuti. Seriousness artinya seberapa serius suatu isu
harus dibahas, dikaitkan dengan akibat yang akan ditimbulkan. Sedangkan growth
menunjukkan seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak
ditangani segera dan dikhawatirkan akan menimbulkan permasalahan lain.
Analisis USG terhadap masing-masing isu ditunjukkan pada Tabel 1.3 berikut ini.
Tabel 1. 3. Analisis USG terhadap Isu
Skala Total
No. Identifikasi Isu
Urgency Seriousness Growth Skor
Pencatatan barang persediaan di
1. 4 3 4 11
gudang belum efektif
Belum ada aplikasi pengelolaan
2. 5 5 4 14
pemeliharaan aset
11
Keterangan : 1 = sangat rendah
2 = rendah
3 = cukup
4 = tinggi
5 = sangat tinggi
1. Isu pengelolaan barang persediaan di gudang belum efektif
a. Urgency : Isu ini penting dan perlu segera dicarikan solusinya. Hal ini
dikarenakan pencatatan persediaan dilakukan rutin dan jumlah transaksi harian
cukup banyak. Selain itu, penyelesaian isu dengan segera akan mencegah
keterlambatan proses pelaporan keuangan
b. Seriousness : Isu ini dapat memberikan dampak bagi pelaporan keuangan
instansi. Hal ini dikarenakan laporan barang persediaan merupakan awal dari
proses penyusunan laporan keuangan, serta pemenuhan alur pencatatan berupa
form ISO dan kartu persediaan diperlukan untuk laporan akuntabilitas instansi.
c. Growth : Kegiatan pencatatan persediaan mempengaruhi kegiatan pelaporan
keuangan mulai dari operator BMN hingga operator SAI. Laporan jumlah
persediaan juga memudahkan majemen dalam pengambilan keputusan terkait
kebutuhan persediaan. Selain itu, bukti dukung untuk laporan akuntabilitas
satker dibutuhkan oleh pegawai tim PIPK, SPIP, dan ZI. Jika isu ini tidak
segera ditangani, maka dapat mempengaruhi indeks penilaian laporan keuangan
dan laporan akuntabilitas satker.
2. Isu belum ada aplikasi pengawasan pengelolaan pemeliharaan aset
a. Urgency : Isu ini penting dan perlu segera dicarikan solusinya sebab BMN
yang terdapat pada Balai Diklat Industri Makassar wajib dipelihara dengan
baik. Perlu segera dibuatkan SOP untuk meningkatkan pengawasan pada aset
yang diserahkan penggunaannya kepada pegawai, serta sarana pelaporan
kegiatan pemeliharaan aset untuk mengoptimalkan pengawasan aset tersebut
b. Seriousness : Kegiatan pengelolaan pemeliharaan dan pengawasan BMN dapat
berdampak serius apabila diperlukan penanganan segera terkait pemeliharaan
BMN seperti resiko penurunan nilai aset tidak wajar, kerusakan aset yang tidak
segera ditangani, hingga resiko hilangnya aset negara.
12
c. Growth : Kegiatan pengelolaan pemeliharaan dan pengawasan BMN yang
tidak segera ditemukan solusi dapat menghambat proses identifikasi
permasalahan aset dan penanganan pemeliharaan BMN serta pengawasan
terhadap barang sulit untuk dilakukan tanpa adanya pengaturan dan saran yang
memadai.
Berdasarkan analisa USG, dapat diidentifikasi bahwa isu Belum ada aplikasi
pengelolaan pemeliharaan aset memiliki skor tertinggi dan menjadi masalah yang perlu
diselesaikan secepatnya. Hal ini dikarenakan isu tersebut sangat penting mengingat
Barang Milik Negara yang terdapat pada Balai Diklat Industri Makassar cukup banyak
dan bernilai tinggi, sehingga pengawasan terhadap pemeliharaan aset dapat
mengakibatkan kerugian negara. Dengan demikian, pada laporan ini ditetapkan isu
utama yakni “Belum ada aplikasi pengelolaan pemeliharaan aset”.
Selanjutnya, berdasarkan isu utama yang terpilih dilakukan analisis dengan
fishbone diagram untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan isu utama terjadi.
Dalam analisis dengan fishbone diagram diperoleh akar permasalahan yang
dikelompokkan ke dalam 4 (empat) macam kategori yakni meliputi:
1. Method
Pelaksanaan pemeliharaan dan pengawasan BMN seharusnya mengikuti aturan
SOP yang berlaku, dimana terdapat kelengkapan dokumen ISO yang perlu
dilengkapi oleh pengelola ruangan terkait dengan pelaksanaan pemeliharaan dan
pengawasan BMN. Dokumen ini antara lain dokumen checklist pemantauan
ruangan dan dokumen pelaporan kerusakan. Namun, dokumen-dokumen tersebut
belum dicatat dan dilaporkan dengan baik dan tepat waktu. Hal ini dikarenakan
prosedur yang tersedia belum sepenuhnya diterapkan serta belum ada sarana yang
memudahkan kegiatan pelaporan.
2. Systems
Dalam melaksanakan tugasnya, pegawai dapat menggunakan sarana prasarana
yang tersedia guna menunjang tugas pokok dan kinerjanya. Namun dalam
pelaksanaannya, belum terdapat mekanisme terkait penggunaan aset kepada
pegawai. Hal ini dapat menghambat kegiatan penggunaan barang. Selain itu, tanpa
adanya SOP maka pengawasan terhadap penggunaan barang tersebut menjadi sulit
13
dilakukan dan dapat menimbulkan resiko hingga hilangnya barang apabila tidak
ada dokumentasi yang baik.
Selain itu, seluruh dokumen ISO terkait pemeliharaan dan pengawasan BMN di
BDI Makassar masih menggunakan kertas serta pencatatan bersifat manual.
Penggunaan sistem seperti ini tentu tidak efektif untuk digunakan karena akan
berakibat pada pemborosan sumber daya, serta pemantauan terhadap aset menjadi
sulit. Selain itu, dokumen kertas yang telah terisi belum terdokumentasi dengan
baik. Sehingga menyulitkan pengadministrasian BMN saat membutuhkan
dokumen tersebut.
3. Manpower
Meskipun telah ada SOP yang mengatur tugas setiap pengelola ruangan yang
disesuaikan dengan kondisi ruangan tersebut, tentu masih terdapat keterbatasan
yang dimiliki oleh pengelola ruangan untuk mengawasi kondisi aset di ruangan
tersebut. Seperti saat ada pelaksanaan diklat di BDI Makassar, ruangan asrama
akan penuh digunakan oleh peserta, sehingga pengelola ruangan terbatas dalam
melakukan pemeriksaan rutin, sehingga apabila terjadi permasalahan pada aset di
ruangan tersebut tidak bisa segera ditangani. Selain itu, pengelola workshop belum
memiliki pedoman untuk mengelola alat-alat workshop yang memerlukan
perawatan tersendiri. Hal ini perlu disusun untuk memastikan alat workshop dapat
tetap terkendali, meskipun sedang tidak terdapat pelaksanaan diklat di BDI
Makassar.
Selain itu, penggunaan aplikasi belum pernah diterapkan dalam pengelolaan
aset BMN, sehingga perlu penyesuaian agar penerapan digitalisasi dapat
dilaksanakan dengan baik.
4. Material
Saat ini, SOP terkait pemeliharaan aset baru mencakup aset yang berada di
masing-masing ruangan, sedangkan saat ini belum ada SOP terhadap aset yang
penggunaannya diserahkan kepada pegawai. Sehingga pengawasan terhadap
pemeliharaan aset-aset tersebut tidak dapat dilaksanakan sesuai standar.
14
Selain itu, BDI Makassar saat ini belum memiliki aplikasi pendukung untuk
pengawasan terhadap pemeliharaan aset BMN. Penggunaan aplikasi akan
meningkatkan pengawasan terhadap pemeliharaan aset yang memadai.
15
Gambar 1. 7. Analisis dengan Fishbone Diagram
11
Tabel 1. 4. Penjelasan Fishbone Diagram
12
BAB II
DESKRIPSI LOKUS
13
orang pejabat Eselon IV yakni Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Kepala Seksi Program
dan Kerjasama Diklat dan Kepala Seksi Evaluasi dan Pelaporan.
Pada tahun 2002, melalui Anggaran Biaya Tambahan, Balai Diklat Indag
Makassar mendapat anggaran untuk pembelian tanah seluas 15.000 m2, sehingga
pada tahun berikutnya sampai dengan tahun 2005 dilakukan pembangunan gedung di
Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 17 Makassar dan mulai tanggal 8 Agustus 2005.
Gedung baru tersebut yang digunakan atau ditempati hingga saat ini.
Perubahan organisasi kembali terjadi pada tahun 2006, dimana Balai Diklat
Indag Makassar kembali berubah nama menjadi Balai Diklat Industri Regional VII
Makassar melalui Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 50/M-IND/PER/6/2006
tanggal 29 Juni 2006 dengan wilayah kerja meliputi Pulau Sulawesi, Maluku dan
Maluku Utara dengan susunan organisasi yang sama. Seiring dengan perkembangan
kebutuhan industri, Balai Diklat Industri Makassar kini tidak hanya memposisikan
diri sebagai instansi pelatihan di kawasan Timur Indonesia, tetapi telah melewati
batas regional menjadi Balai Diklat skala Nasional dengan kompetensi khusus dalam
bidang Kakao, Rumput Laut, Rumah Kemasan dan penambahan kompetensi pada
Pengolahan Ikan dimulai pada tahun 2018. Kemudian pada tahun 2021 ini
kompetensi diklat yang dikelola oleh BDI Makassar antara lain bidang Kakao,
Rumput Laut, Rumah Kemasan, Pengolahan Ikan, Pengolahan Ikan Tuna Segar Beku
kemudian dilakukan penambahan yaitu Penyelia Halal dan Pengolahan Kopi
(Barista).
Pengembangan budaya kerja yang positif di BDI Makassar mengacu pada
Peraturan Menteri Perindustrian No. 23/M-IND/PER/2009 tentang Penerapan
Keteraturan, Kerapihan, Kebersihan, Kelestarian, Kedisiplinan (5K) di lingkungan
Departemen Perindustrian sebagai budaya organisasi. Tujuan strategis BDI Makassar
yakni memiliki organisasi, jaringan, serta sistem pendidikan dan pelatihan yang kuat,
tangguh dan berdaya saing yang berbasis spesialisasi dan kompetensi. Sasaran
strategis yang dimaksud diantaranya adalah terwujudnya peningkatan
penyelenggaraan pendidikan pelatihan sumber daya manusia (SDM) industri berbasis
spesialisasi dan kompetensi dan terwujudnya pengelolaan SDM aparatur sesuai
dengan bidang tugas/jabatanya.
14
Dari tujuan dan sasaran yang dijabarkan di atas, maka strategi yang dipilih oleh
BDI Makassar dalam mengembangkan budaya organisasi, pemilihan program kerja
dan pelaksanaan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun,
serta dengan berpegang pada tupoksi yang diatur oleh Permenperin No. 40/M-
IND/PER/5/2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pendidikan dan Pelatihan
Industri, maka strateginya adalah:
a. Strategi penyusunan program Diklat disesuaikan dengan spesialisasi dan
kompetensi kebutuhan industri dan unit-unit daerah;
b. Tingkatkan penyelenggaraan Diklat berbasis kompetensi bagi aparatur dan
SDM industri;
c. Sosialisasikan program Diklat ke unit daerah;
d. Tingkatkan kerjasama Diklat dengan Instansi/ lembaga terkait/ BUMN (swasta)
dan asosiasi.
Selanjutnya arah kebijakan yang dituangkan dalam program dan kegiatan
prioritas dalam kurun waktu 2020–2024 meliputi:
a. Program Peningkatan Kompetensi SDM Aparatur dan Industri, sebagai upaya
peningkatan kualitas SDM Aparatur dan Industri;
b. Program Penguatan Kelembagaan Pelatihan dan Pendidikan, sebagai upaya
pengembangan sistem pelatihan dan pendidikan berbasis spesialisasi dan
kompetensi;
c. Program Pengembangan informasi, sarana dan prasarana, diarahkan untuk
membangun citra dan meningkatkan kualitas pelayanan melalui penyediaan
informasi yang dibutuhkan, penciptaan lingkungan kerja yang kondusif, dan
peningkatan sarana prasarana umum dan pendidikan.
b. Berdasarkan Pangkat/Golongan :
Tabel 2. 2. Jumlah dan komposisi pegawai berdasarkan pangkat/golongan
16
bagi para peserta diklat. Adapun gambar dari sarana dan prasarana dapat dilihat
pada gambar.
R
u
a
n
g
Lab Kemasan Workshop Aneka Olahan
17
2.1.2.3 Pelaksanaan Pelayanan
Sesuai dengan tupoksi dari Balai Diklat Industri Makassar yaitu menjadi
pusat pendidikan dan pelatihan SDM Industri berbasis kompetensi dengan
fokus spesialisasi pada pengembangan industri kakao, rumput laut, pengolahan
ikan, rumah kemasan, barista dan penyelia halal maka pelayanan diklat yang
diberikan untuk pelaku dunia usaha/IKM, sebagai berikut:
- Diklat operator mesin pengolahan kakao berbasis kompetensi,
- Diklat operator mesin pengolahan rumput laut menjadi ATC/Semi
Refined Carrageenan (SRC) berbasis kompetensi,
- Diklat ahli produksi aneka olahan berbasis cokelat,
- Diklat ahli produksi aneka olahan berbasis rumput laut,
- Diklat desain kemasan produk pangan,
- Diklat ahli pengolahan ikan tuna segar beku,
- Diklat ahli produksi aneka olahan berbasis ikan,
- Diklat ahli pengolahan dan penyajian kopi (barista),
- Diklat penyelia halal.
20
d. Pelaksanaan uji kompetensi, sertifikasi dan penempatan tenaga kerja
industri,
e. Penyelenggaraan inkubator bisnis untuk wirausaha industri kecil dan industri
menengah,
f. Pelaksanaan indentifikasi kompetensi sumber daya manusia yang dibutuhkan
dunia usaha industri,
g. Pelaksanaan kerjasama dan pengembangan program pendidikan dan
pelatihan industri,
h. Evaluasi dan pelaporan kegiatan pedidikan dan pelatihan industri, dan
Pelaksanaan urusan tata usaha Balai Diklat Industri.
KEPALA
KOORDINATOR KOORDINATOR
KELOMPOK
JABATAN FUNGSIONAL
2.2.Deskripsi Khusus
22
Strategis Balai Diklat Industri Makassar untuk periode tahun 2020-2024 adalah
sebagai berikut:
A. Sasaran Strategis Perspektif Pemangku Kepentingan (Stakeholders)
- Menyelenggarakan Diklat Sistem 3 in 1 Bagi Calon Tenaga Kerja Industri
Rumput Laut, Kakao, Ikan, Kemasan, dan Barista.
- Melaksanakan Monitoring Dan Evaluasi Penyelenggaraan Diklat Sistem 3
in 1 (Pelatihan, Sertifikasi, Dan Penempatan Kerja).
- Menyelenggarakan inkubator bisnis untuk wirausaha industri kecil dan
industri menengah.
B. Sasaran Strategis Perspektif Proses Bisnis Internal
- Menyusun Modul Berbasis Kompetensi
- Relisensi LSP BDI Makassar
- Membentuk TUK Sektor Industri
- Menyelenggarakan Uji Kompetensi Sektor Industri
- Penyusunan Profil BDI Makassar
- Pengelolaan Website
C. Sasaran Strategis Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran Organisasi
- Pemeliharaan kendaraan operasional BDI Makassar
- Pengelolaan listrik, telepon dan jaringan
- Pengelolaan keamanan dan kebersihan
- Operasional dan pimpinan
- Pemeliharaan peralatan kantor dan pendidikan
- Menyusun Dokumen Perencanaan
- Menyusun Laporan Monitoring Dan Evaluasi Program Dan Kegiatan
- Menyusun Administrasi BMN Dan Tata Kelola Arsip
- Menyelenggarakan Administrasi Kepegawaian Dan Manajemen Kinerja
- Membangun/merenovasi Gedung/bangunan Perkantoran
- Melaksanakan Pendidikan Dan Pelatihan Bagi Widyaiswara Dan Instruktur
- Membayarkan gaji dan Tunjangan Pegawai
Sebagai upaya untuk mewujudkan Tujuan, Sasaran dan Strategi yang telah
ditetapkan, BDI Makassar menyusun program dan kegiatan prioritas dalam kurun
23
waktu 2020-2024 dalam Program Pengembangan Industri dan Dukungan
Manajemen Kementerian Perindustrian, sebagai upaya peningkatan kualitas SDM
Industri melalui rencana kerja yang akan dilaksanakan antara lain meliputi:
1. Menyelenggarakan Diklat Sistem 3 in 1 Bagi Calon Tenaga Kerja Industri
Rumput Laut, Kakao, Ikan, Barista, dan Kemasan,
2. Melaksanakan Monitoring Dan Evaluasi Penyelenggaraan Diklat Sistem 3 in 1
(Pelatihan, Sertifikasi, Dan Penempatan Kerja),
3. Menyusun Modul Berbasis Kompetensi,
4. Membentuk Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP),
5. Menyelenggarakan Uji Kompetensi Sektor Industri,
6. Membentuk Tempat Uji Kompetensi (TUK) Sektor Industri,
7. Menyelenggarakan program inkubator bisnis,
8. Menyusun Dokumen Perencanaan,
9. Menyusun Laporan Monitoring Dan Evaluasi Program Dan Kegiatan,
10. Menyusun Administrasi BMN Dan Tata Kelola Arsip,
11. Menyelenggarakan Administrasi Kepegawaian Dan Manajemen Kinerja,
12. Membangun/merenovasi Gedung/bangunan Perkantoran,
13. Menyediakan Peralatan Dan Fasilitas Perkantoran,
14. Menyediakan Peralatan Dan Fasilitas Pendidikan Dan Pelatihan,
15. Menyediakan Perangkat Pengolah Data Dan Komunikasi,
16. Menyelenggarakan Diklat Teknis Industri,
17. Melaksanakan Pendidikan Dan Pelatihan Bagi Widyaiswara Dan Instruktur,
18. Membayarkan Gaji dan Tunjangan Pegawai,
19. Menyelenggarakan Layanan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran,
25
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
26
3.2. Rencana Dan Tahapan Kegiatan
Penjelasan mengenai rencana dan tahapan kegiatan aktualisasi yang terkait dengan substansi mata pelatihan, visi dan
misi organisasi, serta nilai-nilai organisasi disajikan pada Tabel 3.2. berikut:
Tabel 3.2. Rencana dan Tahapan Kegiatan Aktualisasi
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahap Kegiatan Hasil/ Output
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
1 Membuat SOP a. Membaca peraturan SOP dan Akuntabilitas: SOP yang Dengan adanya Komitmen :
dan dokumen berkaitan dengan Dokumen disusun menyajikan pengaturan terhadap merupakan bentuk
terkait aturan penggunaan berkaitan pembagian tugas yang aset yang digunakan tanggung jawab
penggunaan aset aset pegawai dengan sesuai dan dapat kepada pegawai akan dalam meningkatkan
kepada pegawai b. Melakukan diskusi penggunaan dipertanggung jawabkan meningkatkan pengelolan aset pada
dengan aset Nasionalisme: kegiatan pengawasan terhadap instansi
mentor/pimpinan belajar dan berinovasi aset negara dan
c. Menyusun draft SOP untuk instansi merupakan sehingga pengamanan
dan dokumen terkait bentuk nasionalisme aset dapat dilaksanakan
penggunaan aset Etika Publik: melakukan dengan lebih baik.
kepada pegawai diskusi dan dengan etika
berdasarkan ketentuan yang baik
yang berlaku Komitmen Mutu: Inovasi
d. Melakukan evaluasi penyusunan SOP sesuai
dengan mentor dengan kebutuhan dapat
dengan perbaikan dipertanggungjawabkan
yang diperlukan Pelayanan Publik:
pembuatan aplikasi sebagai
bentuk komitmen untuk
27
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahap Kegiatan Hasil/ Output
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
memberikan pelayanan
terbaik dalam memberikan
laporan keuangan yang
andal dan tepat waktu
2 Melakukan a. Mengumpulkan SOP, Akun google Nasionalisme: kegiatan Mengamankan Komitmen :
digitalisasi form ISO, serta drive belajar dan berinovasi dokumen terkait merupakan bentuk
terhadap dokumen yang untuk instansi merupakan pemeliharaan aset, tanggung jawab
dokumen berkaitan dengan bentuk nasionalisme serta memudahkan dalam mengamankan
pemeliharaan pemeliharaan BMN Komitmen Mutu: proses pegawai dalam aset negara
BMN untuk didigitalisasi pembuatan rancangan mengakses dokumen
b. Mempersiapkan ruang aplikasi dilaksanakan yang dibutuhkan
penyimpanan digital dengan baik dan penuh
untuk mengarsipkan tanggung jawab
dokumen Whole of Goverment:
pemeliharaan BMN proses pembuatan aplikasi
melibatkan kerja sama antar
pegawai lintas bidang
Manajemen ASN :
meningkatkan kompetensi
pegawai dalam penggunaan
aplikasi digital
3 Membuat a. Pembuatan rancangan Aplikasi Nasionalisme: kegiatan Penggunaan aplikasi Kerja sama :
Aplikasi aplikasi pemeliharaan belajar dan berinovasi akan meningkatkan Kegiatan dilakukan
pengelolaan b. Melakukan konsultasi BMN untuk instansi merupakan efisiensi dalam dengan bekerja
28
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahap Kegiatan Hasil/ Output
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
pemeliharaan dengan tim IT terkait bentuk nasionalisme pengelolaan barang sesama bersama tim
BMN aplikasi Etika Publik: melakukan milik negara IT instansi
c. Pembuatan aplikasi diskusi dengan etika yang Kreatif dan Inovatif :
pemeliharaan BMN baik dan sopan Membuat aplikasi
d. Melakukan uji coba Komitmen Mutu: yang dapat
dan evaluasi aplikasi memastikan aplikasi meningkatkan
persediaan dapat digunakan efisiensi pekerjaan
dan memenuhi kebutuhan Komitmen :
instansi merupakan bentuk
Whole of Goverment: tanggung jawab
proses pembuatan aplikasi dalam meningkatkan
melibatkan kerja sama antar pengawasan terhadap
pegawai lintas bidang pengelolaan aset pada
Manajemen ASN : instansi
meningkatkan kompetensi
pegawai terkait penggunaan
aplikasi digital
4 Menyusun a. Menyusun kerangka E-Book Nasionalisme: kegiatan Pengadaan E-book Kreatif dan Inovatif :
pedoman pedoman Pedoman belajar dan berinovasi panduan aplikasi akan Menyediakan
penggunaan penggunaan aplikasi penggunaan untuk instansi merupakan memudahkan pegawai panduan penggunaan
Aplikasi b. Mengembangkan aplikasi dan bentuk nasionalisme dalam menggunakan aplikasi yang
pengelolaan kerangka pedoman dokumen Komitmen Mutu: aplikasi pemeliharaan informatif untuk
29
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahap Kegiatan Hasil/ Output
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
pemeliharaan yang disusun cetak memastikan E-book dapat BMN yang akan memudahkan
BMN c. Menyampaikan hasil dipahami dan digunakan diterapkan penggunaan aplikasi
penyusunan oleh seluruh pengguna serta dapat diakses
pedoman kepada aplikasi dengan mudah
mentor Manajemen ASN :
meningkatkan kompetensi
pegawai terkait penggunaan
aplikasi digital
Anti Korupsi :
meningkatkan pengawasan
kegiatan pemeliharaan
melibatkan seluruh pegawai
30
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahap Kegiatan Hasil/ Output
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
pegawai terkait penggunaan
aplikasi digital
Anti Korupsi :
meningkatkan pengawasan
kegiatan pemeliharaan
melibatkan seluruh pegawai
Whole of Goverment:
penerapan aplikasi
pemeliharaan BMN
melibatkan seluruh pegawai
31
3.3. Jadwal Kegiatan Aktualisasi
Berdasarkan rincian kegiatan yang telah dijelaskan pada tabel diatas, berikut ini merupakan timeline sebagai pedoman
pelaksanaan kegiatan supaya dapat terkontrol dengan baik.
Tabel 3. 3. Timeline Kegiatan Aktualisasi
November Desember
No Kegiatan
2 3 4 1 2
1 Membuat SOP dan dokumen terkait penggunaan aset kepada pegawai
32
BAB IV
REALISASI AKTUALISASI
33
terkait aset yang diserahkan penggunaannya kepada pegawai untuk menunjang
pelaksanaan fungsi dan tugasnya. Kegiatan ini terlaksana sesuai dengan perencanaan
aktualisasi. Kegiatan ini terdiri dari 4 tahapan kegiatan yang dilakukan:
a. Membaca peraturan berkaitan dengan aturan penggunaan aset pegawai
b. Melakukan diskusi dengan mentor/pimpinan
c. Menyusun draft SOP dan dokumen terkait penggunaan aset kepada pegawai
berdasarkan ketentuan yang berlaku
d. Melakukan evaluasi dengan mentor dengan perbaikan yang diperlukan
Hasil dari kegiatan ini berupa 2 (dua) SOP yakni SOP Penggunaan Barang
Milik Negara dan SOP Pengembalian Barang Milik Negara. Selain itu, kedua SOP ini
dilengkapi dengan dokumen pendukung diantaranya format surat penunjukkan
penggunaan/pemanfaatan barang milik negara, format berita acara serah terima barang,
dan format berita acara pengembalian barang.
2. Uraian Kegiatan Kedua
34
b. Mempersiapkan ruang penyimpanan digital untuk mengarsipkan dokumen
pemeliharaan BMN
Hasil dari kegiatan ini berupa akun google drive untuk menyimpan dokumen
terkait pemeliharaan BMN. Akun google drive ini akan diintegrasikan dengan aplikasi
pemeliharaan BMN, sehingga pegawai dapat mengunggah bukti kegiatan pemeliharaan
BMN dengan tetap menjaga pembatasan akses terhadap akun google drive tersebut.
3. Uraian Kegiatan Ketiga
35
Gambar 4. Digitalisasi Dokumen Pemeliharaan BMN pada Aplikasi SIPAN
36
pemeliharaan BMN. Dokumen fisik tersebut juga dilengkapi dengan barcode sebagai
pengamanan pada dokumen untuk mencegah resiko pemalsuan dokumen
pemeliharaan. Digitalisasi dokumen juga memudahkan pengarsipan serta pencarian
dokumen apabila dibutuhkan dikemudian hari. Selain itu, informasi terkait SOP yang
terdapat pada BDI Makassar yang berkaitan dengan pemeliharaan BMN juga tersedia
pada aplikasi.
4. Uraian Kegiatan Keempat
37
Gambar 4. 6. Panduan Aplikasi pada menu web
Kegiatan keempat yang dilakukan adalah menyusun pedoman penggunaan
aplikasi pemeliharaan BMN. Kegiatan ini bertujuan untuk membuat sarana yang
memudahkan bagi pegawai dalam melaporkan kegiatan yang berkaitan dengan
pemeliharaan BMN. Kegiatan ini terdiri dari 3 kegiatan yang dilakukan:
a. Menyusun kerangka pedoman penggunaan aplikasi
b. Mengembangkan kerangka pedoman yang disusun
c. Menyampaikan hasil penyusunan pedoman kepada mentor
Hasil dari kegiatan ini berupa aplikasi pemeliharaan BMN yang dapat
digunakan oleh pegawai dengan beberapa fitur diantaranya laporan kebersihan
ruangan, pelaporan kerusakan barang, dan pengajuan penggunaan barang. Selain itu,
terdapat form yang telah didigitalisasi, sehingga memudahkan pegawai yang
membutuhkan form tersebut sewaktu-waktu, serta informasi terkait SOP yang terdapat
pada BDI Makassar yang berkaitan dengan pemeliharaan BMN.
5. Uraian Kegiatan Kelima
38
Gambar 4. 7. Sosialisasi SOP dan Aplikasi Pengelolaan Pemeliharaan BMN
Kegiatan ke lima yang dilakukan adalah Melakukan sosialisasi kepada pegawai
terkait penerapan SOP dan Aplikasi pemeliharaan BMN. Kegiatan ini bertujuan untuk
mensosialisasikan penerapan SOP terkait penggunaan Barang Milik Negara, serta
menosisalisasikan aplikasi pemeliharaan BMN kepada pegawai. Kegiatan ini terdiri
dari 3 kegiatan yang dilakukan :
a. Melakukan sosialisasi penggunaan SOP terkait penggunaan aset
b. Melakukan sosialisasi aplikasi pemeliharaan BMN pada pegawai
c. Menerima evaluasi kegiatan sosialisasi
Hasil dari kegiatan ini berupa dokumentasi kegiatan sosialisasi yang telah
dilakukan. Kegiatan sosialisasi ini diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada
pegawai terkait penerapan SOP terbaru serta penggunaan aplikasi pemeliharaan BMN
yang akan diterapkan pada layanan laporan pemeliharaan aset.
39
3. Tim IT pada Balai Diklat Industri yang memberikan saran dalam tahap
penyusunan aplikasi
4. Para pegawai di Balai Diklat Industri Makassar yang mendukung pelaksanaan
kegiatan aktualisasi
4.3. Faktor Penghambat dan Solusi Realisasi Aktualisasi
1. Keterbatasan dalam pembuatan aplikasi digital. Tahap penyusunan aplikasi
pemeliharaan BMN memberikan tantangan tersediri dikarenakan penulis tidak
memiliki latar belakang pendidikan teknologi informasi. Selain itu, keterbatasan
penggunaan database untuk ruang penyimpanan hosting yang tersedia untuk
penggunaan aplikasi baru. Solusi yang dilakukan adalah menggunakan aplikasi
pihak ketiga untuk memudahkan proses pembuatan aplikasi, serta menggunakan
google drive sebagai pengganti hosting untuk back-end aplikasi sehingga aplikasi
yang baru tetap dapat dijalankan secara online.
2. Terdapat penugasan berkaitan dengan keuangan, terutama pada masa transisi
pengelolaan keuangan satuan kerja Balai Diklat Industri Makassar, dari yang
sebelumnya menggunakan SAI akan bermigrasi menggunakan SAKTI. Solusi yang
dilakukan adalah komitmen pada penerapan waktu untuk penyelesaian aktualisasi.
40
BAB V
ANALISIS
1 Membuat SOP dan dokumen a.Membaca peraturan Akuntabilitas: SOP yang Potensi : Koordinasi dengan pimpinan kerja
terkait penggunaan aset kepada berkaitan dengan aturan disusun menyajikan dalam penyusunan SOP dan dokumen
pegawai penggunaan aset pegawai pembagian tugas yang penggunaan aset kepada pegawai
b.Melakukan diskusi sesuai dan dapat
dengan mentor/pimpinan dipertanggung jawabkan Tantangan dan Hambatan : pelaksanaan
c.Menyusun draft SOP dan Nasionalisme: kegiatan habituasi dilaksanakan ketika bimtek
dokumen terkait belajar dan berinovasi keuangan saat transisi menuju SAKTI
penggunaan aset kepada untuk instansi merupakan sehingga perlu penyesuaian waktu konsultasi
pegawai berdasarkan bentuk nasionalisme
ketentuan yang berlaku Etika Publik: melakukan
d.Melakukan evaluasi diskusi dan dengan etika
41
dengan mentor dengan yang baik
perbaikan yang diperlukan Komitmen Mutu: Inovasi
penyusunan SOP sesuai
dengan kebutuhan dapat
dipertanggungjawabkan
Pelayanan Publik:
pembuatan aplikasi sebagai
bentuk komitmen untuk
memberikan pelayanan
terbaik dalam memberikan
laporan keuangan yang
andal dan tepat waktu
2 Melakukan digitalisasi a.Mengumpulkan SOP, Nasionalisme: kegiatan Potensi : Pengumpulan data yang didigitalisasi
terhadap dokumen form ISO, serta dokumen belajar dan berinovasi akan memudahkan proses pengumpulan dan
pemeliharaan BMN yang berkaitan dengan untuk instansi merupakan pencarian data
pemeliharaan BMN untuk bentuk nasionalisme
didigitalisasi Komitmen Mutu: proses Tantangan dan Hambatan : Terdapat beberapa
b.Mempersiapkan ruang pembuatan rancangan dokumen yang tidak terdokumentasi
penyimpanan digital untuk aplikasi dilaksanakan sebelumnya.
mengarsipkan dokumen dengan baik dan penuh
pemeliharaan BMN tanggung jawab
Whole of Goverment:
proses pembuatan aplikasi
melibatkan kerja sama antar
pegawai lintas bidang
42
Manajemen ASN :
meningkatkan kompetensi
pegawai dalam penggunaan
aplikasi digital
3 Membuat Aplikasi pengelolaan a.Pembuatan rancangan Nasionalisme: kegiatan Potensi : Penggunaan aplikasi dapat
pemeliharaan BMN aplikasi belajar dan berinovasi meningkatkan efisiensi dan efektifitas
b.Melakukan konsultasi untuk instansi merupakan kegiatan pengelolaan pemeliharaan BMN
dengan tim IT terkait bentuk nasionalisme
aplikasi Etika Publik: melakukan Tantangan dan Hambatan : Keterbatasan
c.Pembuatan aplikasi diskusi dengan etika yang penulis yang tidak memiliki pengalaman
pemeliharaan BMN baik dan sopan berkaitan dengan pengembangan aplikasi
d.Melakukan uji coba dan Komitmen Mutu: sebelumnya.
evaluasi aplikasi memastikan aplikasi
persediaan dapat digunakan
dan memenuhi kebutuhan
instansi
Whole of Goverment:
proses pembuatan aplikasi
melibatkan kerja sama antar
pegawai lintas bidang
Manajemen ASN :
meningkatkan kompetensi
pegawai terkait penggunaan
aplikasi digital
4 Menyusun pedoman a.Menyusun kerangka Nasionalisme: kegiatan Potensi : penyusunan pedoman dapat
43
penggunaan Aplikasi pedoman penggunaan belajar dan berinovasi memudahkan penggunaan aplikasi
pengelolaan pemeliharaan aplikasi untuk instansi merupakan
BMN b.Mengembangkan bentuk nasionalisme Tantangan dan Hambatan : Penyusunan
kerangka pedoman yang Komitmen Mutu: pedoman bisa dilakukan jika aplikasi telah
disusun memastikan E-book dapat selesai, sehingga waktu penyusunan terbatas.
c.Menyampaikan hasil dipahami dan digunakan
penyusunan pedoman oleh seluruh pengguna
kepada mentor aplikasi
Manajemen ASN :
meningkatkan kompetensi
pegawai terkait penggunaan
aplikasi digital
Anti Korupsi :
meningkatkan pengawasan
kegiatan pemeliharaan
melibatkan seluruh pegawai
5. Melakukan sosialisasi kepada a.Melakukan sosialisasi Nasionalisme: kegiatan Potensi : Kegiatan sosialisasi penerapan SOP
pegawai terkait penerapan SOP penggunaan SOP terkait belajar dan berinovasi serta aplikasi dapat memberikan pemahaman
dan Aplikasi pengelolaan penggunaan aset untuk instansi merupakan kepada pegawai terkait penerapan sop terbaru
pemeliharaan BMN b.Melakukan sosialisasi bentuk nasionalisme
aplikasi pemeliharaan BMN Komitmen Mutu: Tantangan dan Hambatan : Kegiatan akhir
pada pegawai memastikan SOP serta tahun yang cukup padat, sehingga perlu
penggunaan aplikasi dapat menyesuaikan jadwal sosialisasi.
dipahami oleh seluruh
pegawai
44
Manajemen ASN :
meningkatkan kompetensi
pegawai terkait penggunaan
aplikasi digital
Anti Korupsi :
meningkatkan pengawasan
kegiatan pemeliharaan
melibatkan seluruh pegawai
Whole of Goverment:
penerapan aplikasi
pemeliharaan BMN
melibatkan seluruh pegawai
45
5.2. Realisasi Aktualisasi dan Manfaat Bagi Organisasi
Dengan adanya aplikasi ini, sarana prasarana yang terdapat pada Balai
Diklat Industri Makassar dapat dikelola pemeliharaannya dengan lebih baik,
sehingga peserta IKM dan peserta pelatihan diklat 3 in 1 yang menggunakan
fasilitas dan sarana prasarana di Balai Diklat Industri Makassar dapat
menggunakan dengan maksimal untuk kepentingan pembelajaran.
46
BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Dalam rangka habituasi yang telah dilakukan di Unit Kerja Pusat Balai Diklat
Industri, isu yang diangkat untuk kegiatan aktualisasi ini adalah Belum ada aplikasi
pengelolaan pemeliharaan aset. Ide gagasan pemecahan masalah dari isu tersebut adalah
Penyusunan Aplikasi Pengelolaan Pemeliharaan Bmn. Beberapa kegiatan yang telah
dilaksanakan untuk merealisasikan ide gagasan tersebut antara lain:
A. Membuat SOP dan dokumen terkait penggunaan aset kepada pegawai
B. Melakukan digitalisasi terhadap dokumen pemeliharaan BMN
C. Membuat Aplikasi pengelolaan pemeliharaan BMN
D. Menyusun pedoman penggunaan Aplikasi pengelolaan pemeliharaan BMN
E. Melakukan sosialisasi kepada pegawai terkait penerapan SOP dan Aplikasi
pengelolaan pemeliharaan BMN.
Hasil laporan aktualisasi ini, kiranya dapat bermanfaat bagi unit kerja penulis
khususnya, bagi industri dan bagi masyarakat pada umumnya. Diharapkan pengembangan
aplikasi ini dapat meningkatkan pengawasan terhadap pengelolaan pemeliharaan BMN di
Balai Diklat Industri Makassar, sehingga sarana prasarana yang ada dapat tersedia untuk
digunakan oleh masyarakat khususnya pelaku industri yang mengikuti pelatihan di Balai
Diklat Industri Makassar.
47
DAFTAR PUSTAKA
. 2014. Peraturan Menteri Keuangan No 246 Tahun 2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan
Barang Milik Negara.
. 2014. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI No. 35 Tahun
2012 tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi
Pemerintahan
.2019. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : 76/PMK.06/2019 tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 246/PMK.06/2014
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Golongan II tentang
Akuntabilitas. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Golongan II tentang
Nasionalisme. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Golongan II tentang Anti
Korupsi. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Golongan II tentang
Komitmen Mutu. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Golongan II tentang Etika
Publik. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Golongan II tentang
Habituasi. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Golongan II tentang Whole
of Goverment. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Golongan II tentang
Pelayanan Publik. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Golongan II tentang
Manajemen Aparatur Sipil Negara. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
48
LAMPIRAN
49
Lampiran 1.1 SOP Penggunaan Barang Milik Negara
50
51
Lampiran 1.2. SOP Pengembalian Barang Milik Negara
52
53
Lampiran 1.3. Surat Penunjukan Penggunaan/Pemanfaatan Barang Milik Negara
54
Lampiran 1.4. Berita Acara Serah Terima Barang
55
Lampiran 1.5. Berita Acara Pengembalian Barang
56
Lampiran 1.6. Kartu Peminjaman Barang
57
Lampiran 2.1 Tampilan Google Drive
58
Lampiran 2.2 SOP Pengelolaan Kebersihan
59
60
61
62
63
64
65
Lampiran 2.3. SOP Pemeriksaan Kondisi Sarana dan Prasarana
66
67
68
69
70
71
72
73
Lampiran 3
74
Tampilan Menu Laporan Rutin
75
Tampilan Menu Peraturan Pemeliharaan
76
Tampilan menu Laporan Perawatan Rutin
77
Tampilan menu Laporan Penggunaan Aset
78
Tampilan hasil cetak dokumen melalui aplikasi
79
Lampiran 4
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
Lampiran 5.1 Kegiatan Sosialisasi SOP dan Aplikasi
119
Lampiran 5.2. Daftar Hadir kegiatan sosialisasi
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
BIODATA PENULIS
Email : khamdaniwahyu00@gmail.com
No. Telepon : 082140770822
Pendidikan : 2017 – 2020 D3 Akuntansi Politeknik Keuangan Negara STAN
2014 – 2017 SMAN 4 Malang
2011 – 2014 SMPN 9 Malang
2006 – 2011 SD Laboratorium UM Malang
131