Anda di halaman 1dari 7

FORMAT LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKTRONIKA 1


MODUL 2

Teknik Elektro (Kelas A) Asisten: 1. Sendi Novian

2. Richo Dwi Saputra

Selasa, 25 Oktober 2022

………………………

Hari, Tanggal Pengumpulan

……………………….

Nama Kelompok
Basis

Khoirul Erfanudin (04211039)

Program Studi Teknik Elektro


Institut Teknologi Kalimantan
2022
KARAKTERISTIK, RANGKAIAN BIAS, DAN PENGUAT TRANSISTOR BJT
KHOIRUL ERFANUDIN
04211039/25 OKTOBER 2022
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI DAN PROSES
INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
BALIKPAPAN

ABSTRAK

Percobaan karakteristik, rangkaian bias, dan penguat transistor bjt telah dilakukan. Hasil
praktikum ini secara umum memberikan pemahaman kepada praktikan tentang karakteristik
dari transistor BJT NPN yang berbeda-beda. Pemberian bias pada BJT Menetapkan nilai
VBE yang tetap, Menetapkan nilai IB yang tetap. Untuk menentukan penguatan teoritis-
nya,terlebih dahulu akan kita hitung resistansi inputdan outputnya.

Kata kunci: Karakteristik transistor BJT, Transistor sebagai saklar, Penguat arus AC,
Distorsi, Rangkaian Umpan Balik Negative, Respon Frekuensi, Transistor BJT.
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Transistor merupakan komponen yang banyak digunakan untuk membuat suatu penguat.
Pada percobaan ini, digunakan transistor BJT (Bipolar Junction Transistor). Transistor ini
memiliki 2 buah junction semikonduktor, oleh karena itu disebut sebagai bipolar. Namun,
transistor memiliki karakteristik yang sangat unik. Setiap transistor dapat memiliki β yang
berbeda-beda meskipun merupakan transistor dengan tipe yang sama dan diproduksi pada
tempat yang sama.
Dilakukan percobaan tersebut yaitu untuk memahami karakteristik dan titik kerja transistor
BJT. Dan untuk mengetahui penguatan dan respon frekuensi rangkaian penguat transistor BJT.
1.2 Tujuan
Tujuan melakukan praktikum yaitu:
1. Memahami karakteristik dan titik kerja transistor BJT.
2. Mengetahui penguatan dan respon frekuensi rangkaian penguat transistor BJT.

1.3 Dasar Teori


Transistor BJT adalah komponen semi konduktor yang dibuat dengan tiga terminal / kaki
semikonduktor. Terminal basis dan emitor memiliki tegangan listrik minimal antara 0,5 samapi
0,7 volt untuk bisa membuat arus listrik mengalir melalui kaki emitor ke basis atau konentor ke
basis.Secara teknis, transistor BJT merupakan komponen aktif dengan tiga terminal terbuat dari
bahan semi konduktor yang berbeda sehingga dapat bertindak sebagai isolator atau konduktor
dengan menggunakan tegangan dan sinyal yang kecil.
Perbedaan antara transistor pnp dan npn yaitu, pada transistor PNP, saat basis-nya
diberikan muatan negatif (-) emitor akan mengalirkan muatan arus ke kolektor. Sementara pada
transistor NPN, saat basis-nya bermuatan positif maka kolektor akan mengalirkan muatan arus
ke emitor. Pada transistor PNP, tegangan positif akan selalu tersambung dengan kaki emitor
dan tegangan negatif akan tersambung dengan kaki kolektor. Sementara pada transistor NPN,
tegangan positif akan selalu tersambung dengan kaki kolektor dan tegangan negatif akan
tersambung dengan kaki emitor. Bila prinsip tersebut tidak dijalankan, maka transistor tidak
akan bisa beroperasi. Saat dengan kondisi aktif transistor PNP akan mengeluarkan arus positif
pada kaki kolektor. Sementara transistor NPN akan mengeluarkan arus negatif pada kaki
kolektor sewaktu dalam kondisi aktif.
BJT (Bipolar Junction Transistor) adalah suatu devais nonlinear terbuatdari bahan
semikonduktor dengan 3 terminal yaitu Basis B, kolektor Cdan emiter E yang tersusun dari
semikonduktor tipe-n dan tipe-p.Dikenal ada dua tipe transistor, yaitu: NPN dan PNP.
Transistormerupakan salah satu divais yang dikontrol oleh arus. Untuk BJT Emiter jauh lebih
banyak di doped (diberi pengotoran)dibandingkan dengan Basis. Selanjutnya ketebalan antara
emiter dengankolektor merupakan faktor yang penting Untuk ketebalan d yang kecil dipakai
terutama untuk operasi pada frekuensi tinggi (misalnyauntuk switch frekuensi tinggi).
Terdapat beberapa model yang digunakan untuk melakukan analisis AC pada rangkaian
transistor. Yang paling umum digunakan adalah: 1. Model T (Model Ebers-Moll), 2. Model π.
Model T sering disebut model Ebers-Moll, Sejauh sinyal AC kecil yang digunakan, dioda
emiter masih berlaku sebagai resistansi re dan dioda kolektor sebagai sumber arus ic. Tidak
memperhitungkan impedansi dalam pada inpus basis. Model π saat sinyal input AC
dihubungkan dengan penguat transistor, terdapat tegangan basis –emiter AC vbe pada dioda
emiter. Model π mendefinisikan dan memperhitungkan adanya impedansi input.
Transistor BJT pada umumnya sering digunakan untuk memperkuat arus. Ini membuat
transistor BJT berguna sebagai saklar atau amplifier. Transistor BJT memiliki aplikasi yang
luas dalam perangkat elektronik, seperti ponsel, televisi, pemancar radio, dan kontrol industri.

BAB 2
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

2.1 Hasil Percobaan


Berisi hasil data percobaan yang telah dilakukan. Sebelum tabel dibuat, praktikan harus
membuat kalimat pembuka terlebih dahulu.

2.2 Perhitungan
Diawali kalimat pembuka seperti “Setelah diperoleh data, kemudian dilakukan
perhitungan dengan diketahui data sebagai berikut” kemudian berikan contoh
perhitungannya. Penulisan diketahui ditulis di ujung margin sebelah kiri. Praktikan tidak
perlu lagi menulis ulang persamaan. Persamaan yang digunakan dalam perhitungan harus
tertera pada dasar teori, dan sample data yang diambil harus berbeda dengan setiap anggota
kelompok yang lain (jika kondisi data yang diperoleh memungkinkan untuk berbeda setiap
anggota kelompoknya). Pada perhitungan, praktikan cukup mengutip dari persamaan dan
data yang sudah ada.

Contoh :
Persamaan 2.5 : a =
Data kedua pada tabel 4.1 : F = 10 N dan m = 2 kg
Maka dapat ditulis :
Setelah diperoleh data, kemudian dilakukan perhitungan dengan diketahui data sebagai
berikut Diketahui :
F = 10 N
m = 2 kg
Dengan menggunakan persamaan (2.5) dan dengan menggunakan data kedua pada tabel 4.1,
maka perhitungan percepatan benda akan diperoleh sebagai berikut

a = 5m/s2

Dengan menggunakan cara yang sama, maka diperoleh tabel perhitungan sebagai berikut........

2.3 Pembahasan dan Perhitungan


Pembahasan dibuat minimal 1,5 halaman, dibuat beberapa paragraf dan dibuat
sewajarnya.
Konten yang harus ada pada pembahasan diantaranya :
 Judul percobaan, tujuan percobaan, dan prinsip percobaan (jelaskan secara detail)
 Fungsi alat dan bahan yang digunakan
 Penjelasan proses saat praktikum dilakukan (jelaskan secara detail)
 Menjawab tujuan (silahkan jelaskan apakah percobaan anda menjawab tujuan atau
tidak, berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan. Jika menggunakan grafik,
maka silahkan membuat grafik di excel dan print, kemudian tempel ke laporan.
Format grafik sama dengan format gambar yang telah dijelaskan pada aturan
penulisan gambar Bab 2) Contoh:

Gambar 4. 2 Grafik Hubungan Antara Suhu Dengan Radiasi


 Hasil percobaan yang didapat bagaimana, sesuai atau tidak dengan teori, jelaskan.
BAB 3
KESIMPULAN

Diawali kalimat pembuka. Kemudian, kesimpulan ditulis dalam bentuk poin.


Kesimpulan harus menjawab tujuan dan mencantumkan hasil yang diperoleh dari percobaan
yang telah dilakukan. Jumlah kesimpulan sama dengan tujuan.
DAFTAR PUSTAKA

Berisi sumber atau referensi buku yang digunakan praktikan dalam membuat Dasar
Teori.

CATATAN:
 Daftar Pustaka dibuat urut abjad
 Nama pengarang pertama apabila terdiri lebih dari 1 kata, maka kata
paling belakang ditulis terlebih dahulu
 Apabila 1 buku literatur tidak muat dalam 1 baris untuk ditulis pada daftar
pustaka, maka ditulis lebih dari 1 baris. Dengan ketentuan baris kedua dan
selanjutnya menjorok kekanan sebanyak 5 huruf dari baris pertama.
 Harap mensinkronisasi indeks dan daftar pustaka
 Minimal literatur dari 2 buku B.inggris dan 1 buku B.indonesia.
 Boleh menggunakan diktat kuliah (diktat ITK atau diktat dari universitas lainnya)
namun diluar dari persayaratan minimal literatur yang telah ditentukan.
LAMPIRAN

Lampiran berisi foto dokumentasi grafik percobaan pada osiloskop dan laporan
sementara

Anda mungkin juga menyukai