2.3 FET
Semua transistor efek medan (FET) memiliki tiga
perangkat semikonduktor, yang disebut sumber
(S), saluran pembuangan (D), dan gerbang (G).
Tidak ada kontak fisik antara sumber dan saluran
pembuangan, tetapi jalur arus, yang disebut
saluran konduksi, terbentuk antara sumber dan
saluran pembuangan. Tegangan gerbang-ke-
sumber (Vgs) akan menghidupkan (atau
mematikan) perangkat, karena perangkat tipe FET
dapat berfungsi sebagai sakelar hidup/mati.
Kekuatan medan listrik, yang berfungsi sebagai Gambar 1. Diagram alir percobaan MOSFET sebagai
mekanisme kontrol, dikaitkan dengan tegangan saklar
yang diterapkan ke gerbang. Itu aliran arus
ditentukan oleh gerakan aktual pembawa untuk Prosedur percobaan karakterisasi BJT dapat dilihat
lebih tepatnya, dari elektron untuk saluran tipe-n pada diagram alir berikut.
atau lubang untuk saluran tipe-p. Untuk FET tipe-
n, tegangan gerbang yang diterapkan akan
menyebabkan elektron melewati saluran dari
sumber ke saluran pembuangan. Jika tegangan
positif diterapkan ke gerbang FET tipe-n, sebuah
saluran dibuat dan efek muatan pada konduktansi
melintasi saluran meningkat sesuai dengan itu.
Sebaliknya, jika tegangan gerbang negatif
diterapkan, saluran tipe-n akan terjepit. Untuk
FET tipe-p, yang terjadi adalah sebaliknya, karena
tegangan gerbang positif (negatif) akan
mematikan (on) perangkat transistor [3].
3. METODOLOGI
Praktikum modul 4 Elektronika Dasar yang
berjudul “Karakteristik dan Rangkaian-Rangkaian
Transistor” dilaksanakan pada hari Senin, 20 Gambar 2. Diagram alir percobaan karakterisasi BJT
November 2023 pukul 15..30 - 17.10 WIB di
Laboratorium Instrumentasi lantai 3. Adapun Prosedur percobaan transistor sebagai penguat
peralatan yang digunakan selama praktikum ialah (common-emutter) dapat dilihat pada diagram alir
diantaranya sumber tegangan DC, multimeter, berikut.
osiloskop, signal generator, resistor 220 Ω, resistor
variabel 10 kΩ, transistor 2N3904, transistor
IRF540 (/IN7002), kabel jumper, breadboard.
2
Laporan Praktikum - Laboratorium Fisika Instrumentasi – ITERA
3,6 0,046
3,7 0,045
3,8 0,045
3,9 0,043
4,0 0,041
4,86 0,2
Gambar 3. Diagram alir percobaan penguat Common-
Emitter
4,65 0,4
3
Laporan Praktikum - Laboratorium Fisika Instrumentasi – ITERA
0,51 4,4
0,36 4,6
0,13 4,8
0,10 5,0
Besaran Nilai Besaran Nilai Grafik 1. Kurva VDS terhadap VGS pada percobaan 1
MOSFET sebaai saklar
R1 1 kΩ VCE 5
R2 330 Ω f 500 Hz
R4 220 Ω
C1 47 μF
4
Laporan Praktikum - Laboratorium Fisika Instrumentasi – ITERA
Pada percobaan yang telah dilakukan, transistor digunakan untuk penguatan sinyal AC, akan
MOSFET dapat digunakan sebagai saklar. Syarat tetapi pada percobaan yang dilakukan bentuk
agar transistor bekerja sebagai saklar adalah sinyal yang dihasilkan tidak terjadi beda fasa
daerah kerja trasnistor harus berada pada daerah secara signifikan, dan phase yang ditunjukkan
tersumbat (cut-off) dan juga saturasi (on). pada osiloskop bernilai 0.000° untuk ketiga
Transistor bekerja sebagai saklar mempunyai dua percobaan tersebut.
keadaan kerja yakni keadaan on atau keadaan
kerja penuh (saturasi) dan keadaan off atau
keadaan tidak bekerja sama sekali (cut off). Pada
5. KESIMPULAN
praktikum yang telah dilakukan, transistor bekerja
sebagai saklar pada saat nilai VGS sebesar 5 V atau Beberapa yang dapat disimpulkan dari praktikum
ketika VDS dalam rentang 0 V sampai 2 V. kali ini ialah:
Selanjutnya, setelah VDS melampaui 2.5 V sampai
a. Transistor MOSFET dapat digunakan sebagai
4.0 V, transistor mulai berfungsi dalam keadaan
saklar
off. Transistor sebagai MOSFET yang digunakan
sebagai saklar tidak sepenuhnya dapat dianggap b. Berdasarkan data yang diperoleh pada
sebagai saklar ideal, karena dalam percobaan percobaan 2 yaitu karakterisasi BJT, plot
tersebut terdapat adanya waktu penundaan kurva yang ditunjukkan hubungan antara IC
selama transisi. terhadap VCE, menunjukkan grafik yang
berbentuk linear, yang mana berpengaruh
Berdasarkan data yang diperoleh pada percobaan
pada penentuan titik kerja transistor, yang
2 yaitu karakterisasi BJT (Bipolar Junction
dapat dicapai pada titik potong kurva
Transistor), plot kurva yang ditunjukkan
tersebut.
hubungan antara IC terhadap VCE, menunjukkan
grafik yang berbentuk linear. Artinya, semakin c. Resistor R1 dan R2 pada percobaan penguat
tinggi kenaikan VCE maka arus IC yang dihasilkan common-emitter digunakan untuk membentuk
semakin menurun, dan perubahan nilai tersebut pembagi tegangan pada basis transistor.
bersifat stabil. Hubungan linear ini berpengaruh d. Pada percobaan 3 atau percobaan penguat
pada penentuan titik kerja transistor, yang dapat common emitter, bentuk sinyal yang
dicapai pada titik potong kurva tersebut. Titik dihasilkan selama ketiga percobaan tersebut
kerja dapat diartikan sebagai titik dimana berbentuk sinusoidal dan tidak terjadi beda
transistor bekerja secara optimal. Titik kerja dapat fasa.
ditentukan pada saat berada ditengah wilayah
operasional linear.
Pada percobaan 2 yaitu karakterisasi BJT, DAFTAR PUSTAKA
digunakan transistor R1 dan R2, yang mana besar
nilai resistor R1 ialah 1 kΩ dan resistor R2 sebesar [1] A. Malvino and D. B. Bates, "Electronic
330 Ω. Resistor yang digunakan yaitu resistor R1 dan Principles," McGraw-Hill Education, New
R2 dapat digunakan untuk mencari nilai tegangan York, 2016.
pada basis atau VBB yang mana nilai VBB tersebut [2] A. Kandpal and V. Ramola, "Basic
dapat digunakan untuk menentukan nilai VE, Introduction to VLSI Technology with
maupun nilai VC yang mana nilai tersebut dapat Processing Steps for Bipolar Junction
digunakan untuk menentukan nilai besar Transistors: A Review."
penguatannya. Resistor tersebut digunakan untuk
membentuk pembagi tegangan pada basis [3] J. Park et al., "Applications of field-effect
transistor. Kombinasi dari R1 dan R2 membentuk transistor (FET)-type biosensors," Applied
pembagi tegangan yang memberikan tegangan Science and Convergence Technology, vol. 23,
basis yang sesuai untuk menentukan titik kerja no. 2, pp. 61-71, 2014.
transistor. Penentuan titik kerja ini sangat penting [4] T. Darmana and T. Koerniawan,
untuk memastikan transistor beroperasi pada "Perancangan Rangkaian Penguat Daya
kondisi linier dan stabil, sehingga dapat Dengan Transistor," Jurnal Sutet, vol. 7, no. 2,
merespons sinyal input dengan baik. 2017.
Pada percobaan 3 atau percobaan penguat
common emitter, bentuk sinyal yang dihasilkan
selama ketiga percobaan tersebut berbentuk
sinusoidal, dan umumnya bentuknya mirip satu
sama lain. Penguat Common Emitter biasanya
5
Laporan Praktikum - Laboratorium Fisika Instrumentasi – ITERA
LAMPIRAN
6
Laporan Praktikum - Laboratorium Fisika Instrumentasi – ITERA