Anda di halaman 1dari 6

MODUL 4

Karakteristik dan Rangkaian-Rangkaian Transistor

Sarah Salsabila (118110053)


Asisten: Nama Lengkap Asisten
Tanggal Percobaan: 20/11/2023
FI2103-Elektronika Dasar
Laboratorium Fisika Instrumentasi - ITERA

Abstrak Common-Emitter memberikan dasar yang kuat


untuk merancang dan memahami berbagai
Abstrak Pada praktikum ini dilakukan percobaan tentang
aplikasi penguat dalam elektronika.
karakteristik dan rangkaian-rangkaian transistor.
Transistor adalah komponen elektronika yang terdiri dari 3 Dengan demikian, pemahaman tentang cara kerja
kaki yaitu: basis (B), kolektor (C), dan emitor (E). transistor sebagai switch dan karakterisasi
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui prinsip kerja penguat dalam konfigurasi Common-Emitter
transistor BJT dan FET sebagai saklar serta mengetahui tidak hanya membantu praktikan memahami
karakterisasi penguat dengan konfigurasi Common-Emitter. dasar-dasar elektronika, tetapi juga membekali
Praktikum dilakukan sebanyak 3 kali percobaan mengikuti praktikan dengan pengetahuan yang diperlukan
panduan dari modul. Praktikum ini berusaha untuk untuk merancang dan menganalisis rangkaian
membuktikan transistor MOSFET dapat diguanakan listrik yang lebih kompleks.
sebagai saklar, kemudian karakterisasi BJT, serta
percobaan penguat common-emitter yang mana menghasilkan
gelombang sinusoidal di ketiga percobaan.
2. STUDI PUSTAKA
Kata kunci: MOSFET, BJT, Penguat Common-
Emitter . 2.1 TRANSISTOR
Transistor adalah komponen elektronika yang
tersusun dari bahan semikonduktor yang
1. PENDAHULUAN memiliki 3 kaki yaitu : basis (B), kolektor (C) dan
emitor (E). Berdasarkan susunan semikonduktor
Pada tahun 1951, William Schockley menemukan
yang membentuknya, transistor dibedakan
transistor persimpangan pertama, perangkat
menjadi dua tipe, yaitu transistor PNP dan
semikonduktor yang dapat memperkuat
transistor NPN.
(memperbesar) elektronik elektronik seperti sinyal
radio dan televisi. Transistor ini memiliki Untuk membedakan transistor PNP dan NPN
menyebabkan banyak penemuan semikonduktor dapat dari arah panah pada kaki emitornya. Pada
lainnya, termasuk sirkuit terpadu (IC), perangkat transistor PNP anak panah mengarah ke dalam
kecil yang berisi ribuan transistor miniatur. dan pada transistor NPN arah panahnya
Karena IC, komputer modern dan keajaiban mengarah keluar [4].
elektronik lainnya menjadi mungkin [1].
2.2 BJT
Pada praktikum ini, tujuan pertama adalah
mengeksplorasi secara mendalam cara kerja Pada dasarnya ada dua jenis penggunaan BJT,
transistor BJT dan FET sebagai switch. Transistor yaitu switching dan penguatan. Ketika transistor
berperan sebagai saklar elektronik yang dapat bias untuk mengoperasikan daerah cutoff atau
mengontrol aliran arus antara dua terminalnya. saturasi maka itu akan berfungsi sebagai aplikasi
Pemahaman yang baik tentang cara kerja switching. Ketika daerah cut-off, transistor akan
transistor sebagai saklar penting untuk aplikasi bertindak sebagai switching terbuka, dan ketika
kontrol dalam rangkaian listrik, seperti dalam saturasi wilayah, itu akan bertindak sebagai
rangkaian digital. Praktikum ini juga bertujuan switching tertutup. Trans-konduktansi dan
untuk mengetahui karakterisasi penguat dengan resistansi keluaran BJT lebih tinggi dari MOSFET,
konfigurasi Common-Emitter pada transistor BJT. sehingga digunakan untuk merancang di banyak
Konfigurasi ini merupakan salah satu konfigurasi sirkuit diskrit. Dalam hal aplikasi frekuensi tinggi,
umum dalam penguat transistor BJT yang BJT juga memberikan kesesuaian. Itulah alasan
memiliki keunggulan tertentu. Pemahaman BJT digunakan dalam sistem nirkabel untuk
tentang karakteristik penguat dalam konfigurasi frekuensi radio. BJT juga digunakan dalam fotosel
1
Laporan Praktikum - Laboratorium Fisika Instrumentasi – ITERA
kedekatan logam. Mode kerja BJT juga
diklasifikasikan dalam tiga istilah, yaitu mode
common base, mode common emitter, dan mode
common collector. BJT diklasifikasikan dalam dua
sub kelas berdasarkan aliran kerjanya. Pertama
adalah transistor NPN dan kedua adalah
transistor PNP. Simbol rangkaian transistor NPN
dan PNP ditunjukkan pada gambar 24 dan 25. Arti
NPN dan PNP secara umum adalah 'Negatif-
Positif-Negatif, dan 'Positif-Negatif-Positif' [2].

2.3 FET
Semua transistor efek medan (FET) memiliki tiga
perangkat semikonduktor, yang disebut sumber
(S), saluran pembuangan (D), dan gerbang (G).
Tidak ada kontak fisik antara sumber dan saluran
pembuangan, tetapi jalur arus, yang disebut
saluran konduksi, terbentuk antara sumber dan
saluran pembuangan. Tegangan gerbang-ke-
sumber (Vgs) akan menghidupkan (atau
mematikan) perangkat, karena perangkat tipe FET
dapat berfungsi sebagai sakelar hidup/mati.
Kekuatan medan listrik, yang berfungsi sebagai Gambar 1. Diagram alir percobaan MOSFET sebagai
mekanisme kontrol, dikaitkan dengan tegangan saklar
yang diterapkan ke gerbang. Itu aliran arus
ditentukan oleh gerakan aktual pembawa untuk Prosedur percobaan karakterisasi BJT dapat dilihat
lebih tepatnya, dari elektron untuk saluran tipe-n pada diagram alir berikut.
atau lubang untuk saluran tipe-p. Untuk FET tipe-
n, tegangan gerbang yang diterapkan akan
menyebabkan elektron melewati saluran dari
sumber ke saluran pembuangan. Jika tegangan
positif diterapkan ke gerbang FET tipe-n, sebuah
saluran dibuat dan efek muatan pada konduktansi
melintasi saluran meningkat sesuai dengan itu.
Sebaliknya, jika tegangan gerbang negatif
diterapkan, saluran tipe-n akan terjepit. Untuk
FET tipe-p, yang terjadi adalah sebaliknya, karena
tegangan gerbang positif (negatif) akan
mematikan (on) perangkat transistor [3].

3. METODOLOGI
Praktikum modul 4 Elektronika Dasar yang
berjudul “Karakteristik dan Rangkaian-Rangkaian
Transistor” dilaksanakan pada hari Senin, 20 Gambar 2. Diagram alir percobaan karakterisasi BJT
November 2023 pukul 15..30 - 17.10 WIB di
Laboratorium Instrumentasi lantai 3. Adapun Prosedur percobaan transistor sebagai penguat
peralatan yang digunakan selama praktikum ialah (common-emutter) dapat dilihat pada diagram alir
diantaranya sumber tegangan DC, multimeter, berikut.
osiloskop, signal generator, resistor 220 Ω, resistor
variabel 10 kΩ, transistor 2N3904, transistor
IRF540 (/IN7002), kabel jumper, breadboard.

Prosedur percobaan MOSFET sebagai saklar


dapat dilihat pada diagram alir berikut.

2
Laporan Praktikum - Laboratorium Fisika Instrumentasi – ITERA
3,6 0,046

3,7 0,045

3,8 0,045

3,9 0,043

4,0 0,041

Tabel 2. Data VDS terhadap VGS pada percobaan penguat


Common Emitter

IC (mA) VCE (V)

4,86 0,2
Gambar 3. Diagram alir percobaan penguat Common-
Emitter
4,65 0,4

4. HASIL DAN ANALISIS 4,45 0,6


Tabel 1. Data VDS terhadap VGS pada percobaan MOSFET
sebagai saklar 4,24 0,8
VDS (V) VGS (V)
4,02 1,0
0 5
3,84 1,2
0,5 5
3,63 1,4
1 5
3,40 1,6
1,5 5
3,31 1,8
2 5
3,00 2,0
2,5 4,42
2,81 2,2
2,6 0,32
2,61 2,4
2,7 0,48
2,41 2,6
2,8 0,0479
2,19 2,8
2,9 0,0255
1,97 3,0
3,0 0,013
1,31 3,2
3,1 0,010
1,59 3,4
3,2 0,078
1,38 3,6
3,3 0,060
1,18 3,8
3,4 0,058
0,97 4,0
3,5 0,058
0,72 4,2

3
Laporan Praktikum - Laboratorium Fisika Instrumentasi – ITERA
0,51 4,4

0,36 4,6

0,13 4,8

0,10 5,0

Tabel 3. Data Percobaan penguat Common Emitter

Besaran Nilai Besaran Nilai Grafik 1. Kurva VDS terhadap VGS pada percobaan 1
MOSFET sebaai saklar
R1 1 kΩ VCE 5

R2 330 Ω f 500 Hz

R4 220 Ω

C1 47 μF

Tabel 4. Foto sinyal penguat common-emitter

Tegangan (V) Gambar

R3 = 1,3 Ω Grafik 2. Kurva IC terhadap VBE pada percobaab 2


katakterisasi BJT
VCE = 5 V
VBE = 0,7 V Pada awalnya, saat VDS = 0 V, transistor berada
VO = 3,191 V dalam kondisi cut-off, yang berarti tidak ada arus
yang mengalir antara sumber dan drain, dan nilai
Vi = 300m Vpp
VGS yang ditunjukkan bernilai 5 V yang mana
Av = menunjukkan bahwa transistor berada dalam
kondisi mati atau off. Saat VDS dinaikkan secara
R3 = 330 Ω perlahan dari 0 V hingga 2 V, transistor bernilai
VCE = 5 V tetap yaitu sebesar 5 V, dalam wilayan ini arus IDS
dinaikkan secara linier dengan VDS, dan VGS masih
VBE = 0,7 V cukup besar yaitu bernilai 5 V, sehingga transistor
VO = 1,185 V tetap dalam keadaan aktif. Ketika VDS terus
dinaikkan melampaui 2 V, mencapai 2.5 V,
Vi = 300m Vpp
transistor berada dalam wilayah saturasi karena
Av = VDS mencapai nilai puncaknya, setelah VDS
mencapai 2.6 V dengan kenaikan selang 0.1 V
R3 = 720 Ω pada VDS hingga 4.0 V, VGS secara drastis menurun
VCE = 5 V dari 5 V, 4.42 V, menjadi 0.32 V, dan seterusnya
hingga dalam satuan mili yaitu 4.1 mV pada saat
VBE = 0,7 V VDS 4.0 V. Penurunkan drastis dalam nilai VGS
VO = 4,15 V disebabkan oleh adanya kemungkinan
karakteristik khusus dari transistor atau mungkin
Vi = 0,3 V terdapat perubahan keadaan dalam perangkat
Av = yang menyebabkan penurunan VGS yang tajam,
hal tersebut dapat berkaitan dengan faktor
eksternal seperti suhu, atau karakteristik spesifik
dari resistor yang digunakan.

4
Laporan Praktikum - Laboratorium Fisika Instrumentasi – ITERA
Pada percobaan yang telah dilakukan, transistor digunakan untuk penguatan sinyal AC, akan
MOSFET dapat digunakan sebagai saklar. Syarat tetapi pada percobaan yang dilakukan bentuk
agar transistor bekerja sebagai saklar adalah sinyal yang dihasilkan tidak terjadi beda fasa
daerah kerja trasnistor harus berada pada daerah secara signifikan, dan phase yang ditunjukkan
tersumbat (cut-off) dan juga saturasi (on). pada osiloskop bernilai 0.000° untuk ketiga
Transistor bekerja sebagai saklar mempunyai dua percobaan tersebut.
keadaan kerja yakni keadaan on atau keadaan
kerja penuh (saturasi) dan keadaan off atau
keadaan tidak bekerja sama sekali (cut off). Pada
5. KESIMPULAN
praktikum yang telah dilakukan, transistor bekerja
sebagai saklar pada saat nilai VGS sebesar 5 V atau Beberapa yang dapat disimpulkan dari praktikum
ketika VDS dalam rentang 0 V sampai 2 V. kali ini ialah:
Selanjutnya, setelah VDS melampaui 2.5 V sampai
a. Transistor MOSFET dapat digunakan sebagai
4.0 V, transistor mulai berfungsi dalam keadaan
saklar
off. Transistor sebagai MOSFET yang digunakan
sebagai saklar tidak sepenuhnya dapat dianggap b. Berdasarkan data yang diperoleh pada
sebagai saklar ideal, karena dalam percobaan percobaan 2 yaitu karakterisasi BJT, plot
tersebut terdapat adanya waktu penundaan kurva yang ditunjukkan hubungan antara IC
selama transisi. terhadap VCE, menunjukkan grafik yang
berbentuk linear, yang mana berpengaruh
Berdasarkan data yang diperoleh pada percobaan
pada penentuan titik kerja transistor, yang
2 yaitu karakterisasi BJT (Bipolar Junction
dapat dicapai pada titik potong kurva
Transistor), plot kurva yang ditunjukkan
tersebut.
hubungan antara IC terhadap VCE, menunjukkan
grafik yang berbentuk linear. Artinya, semakin c. Resistor R1 dan R2 pada percobaan penguat
tinggi kenaikan VCE maka arus IC yang dihasilkan common-emitter digunakan untuk membentuk
semakin menurun, dan perubahan nilai tersebut pembagi tegangan pada basis transistor.
bersifat stabil. Hubungan linear ini berpengaruh d. Pada percobaan 3 atau percobaan penguat
pada penentuan titik kerja transistor, yang dapat common emitter, bentuk sinyal yang
dicapai pada titik potong kurva tersebut. Titik dihasilkan selama ketiga percobaan tersebut
kerja dapat diartikan sebagai titik dimana berbentuk sinusoidal dan tidak terjadi beda
transistor bekerja secara optimal. Titik kerja dapat fasa.
ditentukan pada saat berada ditengah wilayah
operasional linear.
Pada percobaan 2 yaitu karakterisasi BJT, DAFTAR PUSTAKA
digunakan transistor R1 dan R2, yang mana besar
nilai resistor R1 ialah 1 kΩ dan resistor R2 sebesar [1] A. Malvino and D. B. Bates, "Electronic
330 Ω. Resistor yang digunakan yaitu resistor R1 dan Principles," McGraw-Hill Education, New
R2 dapat digunakan untuk mencari nilai tegangan York, 2016.
pada basis atau VBB yang mana nilai VBB tersebut [2] A. Kandpal and V. Ramola, "Basic
dapat digunakan untuk menentukan nilai VE, Introduction to VLSI Technology with
maupun nilai VC yang mana nilai tersebut dapat Processing Steps for Bipolar Junction
digunakan untuk menentukan nilai besar Transistors: A Review."
penguatannya. Resistor tersebut digunakan untuk
membentuk pembagi tegangan pada basis [3] J. Park et al., "Applications of field-effect
transistor. Kombinasi dari R1 dan R2 membentuk transistor (FET)-type biosensors," Applied
pembagi tegangan yang memberikan tegangan Science and Convergence Technology, vol. 23,
basis yang sesuai untuk menentukan titik kerja no. 2, pp. 61-71, 2014.
transistor. Penentuan titik kerja ini sangat penting [4] T. Darmana and T. Koerniawan,
untuk memastikan transistor beroperasi pada "Perancangan Rangkaian Penguat Daya
kondisi linier dan stabil, sehingga dapat Dengan Transistor," Jurnal Sutet, vol. 7, no. 2,
merespons sinyal input dengan baik. 2017.
Pada percobaan 3 atau percobaan penguat
common emitter, bentuk sinyal yang dihasilkan
selama ketiga percobaan tersebut berbentuk
sinusoidal, dan umumnya bentuknya mirip satu
sama lain. Penguat Common Emitter biasanya
5
Laporan Praktikum - Laboratorium Fisika Instrumentasi – ITERA
LAMPIRAN

Gambar 4. Percobaan 1 Rangkaian MOSFET sebagai


saklar

Gambar 5. Percobaan 2 Rangkaian penguat Common-


Emitter

Gambar 6. Percobaan 3 Rangkaian penguat Common-


Emitter

6
Laporan Praktikum - Laboratorium Fisika Instrumentasi – ITERA

Anda mungkin juga menyukai