Generator sinyal
Osiloskop
Multimeter
Kabel-kabel
Osiloskop
Testing dimulai pada untuk melihat kurva yang diinginkan Rangkaian common source pada gambar 3.2.2 dirangkai.
dengan nilai tracing sesuai dengan modul Osiloskop digunakan untuk melihat sinyal pada input dan
output transistor
Kurva ID vs VDS dan ID vs VGS diamati dan dilakukan analisis Nilai penguatan AV ditentukan (Vo/Vi). Setelah itu,
lebih mendalam pada data yang diperoleh amplitudoe generator sinyal dinaikkan hingga
terbentuk distorsi pada gelombang output
Setelah mendapatkan data, dengan nilai RD yang akan Setelah itu, resistor pada source diganti
digunakan pada praktikum, garis beban dibuat pada grafik I D dengan sumber arus
vs VDS untuk menentukan tempat titik Q. Lalu, akan dicari
nilai parameter ID dan gm dengan rumus yang terdapat pada
modul
Gambar 3.1.1 Diagram Percobaan Karakteristik Lalu dilakukan variasi dengan menggunakan
FET konfigurasi awal dengan beban bernilai 5kΩ
dan sumber arus dengan beban 5kΩ
Resistor variabel diatur sampai amplitudo Gambar 3.3.4 Pengukuran Resistansi Output
sinyal input menjadi setengah dari sinyal Penguat Common Source
input tanpa resistor variabel
RD
Dari hasil kurva ID vs VDS yang diperoleh, dapat VGS = 1.857 V gm = 0.00102
terlihat beberapa daerah kerja dari MOSFET. Saat ID = 0.51mA
awal keadaan baru naik, maka itulah daerah kerja
trioda. Namun, ketika nilai tegangan sudah Vt = 1V
mendatar, maka itu merupakan daerah saturasi.
Daerah cut-off adalah ketika nilai ID bernilai nol, 10kΩ VDS = 4.5 V K = 0.000644
yang artinya tidak ada arus yang mengalir. Untuk VGS = 1.857 V gm = 0.001103
berada dalam daerah triod, maka nilai VDS harus
lebih kecil dari nilai tegangan overdrive nya (V OV). ID = 0.473mA
Dan jika berada dalam daerah saturasi, maka Vt = 1V
tegangan VDS harus lebih besar sama dengan VOV.
Hasil ini sudah sesuai dengan referensi. Dari perhitungan tersebut, maka dapat diperoleh
titik kerja Q MOSFET sesuai dengan yang
Untuk permodelan tersebut, biasanya diasumsikan Kedua konfigurasi tersebut secara teoritis
bahwa nilai Rin adalah tak hingga, supaya arus di seharusnya menghasilkan nilai penguatan yang
gate bernilai nol. Lalu untuk mencari nilai sama (tetapi tergantung dari kondisi komponen
penguatan Av nya adalah dengan pembagi yang digunakan). Jika menggunakan rumus
tegangan antara 1/gm dengan RL. Di sini RL
diasumsikan bernilai tak hingga, oleh karena itu,
pada kondisi ideal konfigurasi common drain akan
memiliki penguatan sebesar unity. Konfigurasi
Maka, seharusnya untuk nilai RL = 10kΩ dan gm =
common drain juga sering disebut sebagai source
0.00112, maka didapatkan Av sebesar 0.91 V/V.
follower karena penguatan unity mengindikasikan
nilai teoritis ini sudah sesuai dengan teorinya,
bahwa tegangan pada terminal source akan
bahwa mendekati unity. Namun, hasil konkrit yang
mengikuti tegangan pada input.
didapatkan adalah sekitar 0.85 V/V. praktikan
menduga hal ini diakibatkan karena kondisi
Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 1
0
komponen yang tidak ideal. Dan juga, pada Konfigurasi common source sebetulnya paling
praktikum kali ini praktikan mendapatkan kendala digemari untuk digunakan sebagai penguat. Nilai
yang cukup berarti karena osiloskop yang penguatan common source bernilai negatif karena
kondisinya dapat dibilang sudah tidak baik lagi. referensi node yang digunakan untuk menghitung
Supaya dapat menghasilkan gambar sinyal yang penguatan adalah terhadap ground. Namun,
baik, bagian atas osiloskop harus ditekan terlebih konfigurasi ini memiliki keterbatasan untuk
dahulu, ataupun kabel pada channel dua harus digunakan sebagai penguat pada frekuensi yang
dipegang supaya dapat memberikan hasil yang lumayan tinggi. Resistansi input akan berbanding
baik. terbalik dengan nilai Rvar, dan resistansi output
akan berbanding lurus dengan Rvar. Pada
Tabel 4.4.1 Resistansi Input dan Output Simulasi
konfigurasi ini juga, nilai penguatan Av hanya
CD
bergantung pada resistansi output dan beban.
RESISTANSI RESISTANSI
RANGKAIAN Konfigurasi common gate karena memiliki
INPUT (Ω) OUTPUT (Ω)
resistansi input yang rendah, maka aplikasinya pun
COMMON DRAIN 47K 80 terbatas. Salah satu aplikasinya adalah untuk
memberikan penguatan terhadap sinyal
COMMON DRAIN
berfrekuensi tinggi yang berasal dari sumber
DENGAN SUMBER 150K 70
berresistansi rendah. Resistansi input common gate
ARUS adalah relatif rendah, dan resistansi outputnya
COMMON DRAIN idealnya mendekati beban.
63K 43
DENGAN RL 5K
Konfigurasikonfigurasi common drain merupakan
COMMON DRAIN
penguat yang memiliki resistansi input sangat
DENGAN SUMBER 180K 49
tinggi (bernilai tak hingga pada kondisi ideal) dan
ARUS DAN RL 5K resistansi output yang relative rendah, serta nilai
Dari hasil simulasi, dapat terlihat jelas bahwa nilai Av yang bernilai mendekati satu. Oleh karena itu,
resistansi input pada konfigurasi common drain common drain efektif untuk diimplementasikan
cukup besar, sehingga sesuai dengan referensi. sebagai penguat tingkat akhir yang yang berfungsi
Begitu juga dengan nilai resistansi outputnya yang untuk mengumpulkan keseluruhan penguatan
relatif kecil, didapatkan bahwa nilai resistansi dengan resistansi output yang rendah, tanpa harus
outputnya masih berada pada orde puluhan. kehilangan banyak daya.
Penguat konfigurasi common drain sendiri Distorsi pada rangkaian dapat terjadi karena
merupakan penguat yang memiliki resistansi input beberapa factor. Yang pertama adalah karena
sangat tinggi (bernilai tak hingga pada kondisi penguatan mungkin terjadi tidak pada keseluruhan
ideal) dan resistansi output yang relative rendah, siklus sinyal sehingga terdapat level bias yang
serta nilai Av yang bernilai mendekati satu. Oleh keliru, sinyal input terlalu besar yang menyebabkan
karena itu, common drain efektif untuk transistor menjadi terbatasi dari supply tegangan,
diimplementasikan sebagai penguat tingkat akhir dan mungkin karena penguatan sudah tidak linear
yang yang berfungsi untuk mengumpulkan untuk range input tersebut. Tegangan output yang
keseluruhan penguatan dengan resistansi output ter-clipped-off atau terdistorsi bisa jadi karena
yang rendah, tanpa harus kehilangan banyak daya. peletakan titik kerja Q yang terlalu rendah atau
terlalu tinggi, dan juga karena mungkin tegangan
5. KESIMPULAN input yang terlalu tinggi dapat men-overdrive
tegangan output itu sendiri.[2]
Percobaan kali ini dapat memberikan hasil yang
sesuai dengan yang seharusnya, walaupun terdapat Pada percobana kali ini, konfigurasi MOSFET yang
perbedaan antara nilai riil dan nilai perhitungan baik untuk digunakan adalah konfigurasi common
teoritis. source karena dapat digunakan untuk resistansi
input dan resistansi output yang beragam.
Karakteristik MOSFET seperti daerah kerja pada
region triode, saturasi, dan cut-off dapat ditinjau DAFTAR PUSTAKA
dari kurva ID vs VGS dan ID vs VDS. Dari sini dapat
ditentukna titik kerja Q sesuai yang diinginkan. [1] Mervin T. Hutabarat, Petunjuk Praktikum
Pencarian nilai parameter gm juga dapat dilakukan Elektronika EL2205, Sekolah Teknik Elektro
dengan dua metode yang berbeda, namun dapat dan Informatika, Institut Teknologi Bandung,
menghasilkan hasil yang tidak terlalu berbeda jauh, 2018.
hanya pendekatannya saja yang berbeda.