Anda di halaman 1dari 21

Oleh:

Dina Rachma
SMP Darul Ilmi Depok-Jawa Barat

Sumber gambar:
https://m.ayojakarta.com/read/2019/10/17/6018/ini-saran-hotel-untuk-tamu-negara-di-sekitar-gedung-mpr
MODUL AJAR
( Pertemuan ke-1)
Nama Dina Rachma Jenjang/Kelas SMP/9 PKN.D.YAS.9.11

Asal Sekolah : SMP Darul Ilmi

Mapel : PPKn

Alokasi
120 Menit
Jumlah Peserta didik
32
Waktu
1 X Pertemuan

Profil
Moda
Tatap Muka
Pelajar
Bergotong royong
Pembelajaran
Pancasila

Fase D Elemen NKRI

Tujuan
Peserta didik menjelaskan, menyajikan laporan, dan mendukung pelaksanaan
Pembelajaran
sistem penyelenggaraan pemerintahan Indonesia.

Konsep
Prinsip kedaulatan dalam sistem penyelenggaraan negara Indonesia
Utama

Deskripsi
a. Peserta didik membaca referensi tentang konsep dan prinsip kedaulatan
Umum
dalam sistem penyelenggaraan negara Indonesia.
Pembelajaran
b. Peserta didik menyimak tayangan video
c. Peserta didik berkelompok sebanyak 4 kelompok, setiap kelompok
membahas topik yang berbeda.
d. Peserta didik menuangkan hasil diskusinya pada kertas manila dan dihias
agar tampilannya lebih rapi dan menarik.
e. Kertas manila ditempel pada dinding kelas, dan anggota setiap kelompok
saling berkunjung. Peserta didik yang datang berkunjung memberikan
komentar pada sajian laporan kelompok yang dikunjunginya.
f. Peserta didik secara bergiliran mempresentasikan hasil kerja
kelompoknya. g. Guru memberikan penguatan.

Materi Ajar,
Materi:
alat, dan
bahan
Prinsip kedaulatan dalam Sistem Pemerintahan Indonesia
a. Makna Kedaulatan
b. Sifat Kedaulatan
c. Teori Kedaulatan
d. Prinsip kedaulatan dalam sistem penyelenggaraan negara Indonesia

Alat dan bahan:


a. Kertas manila
b. Spidol
c. Penggaris
d. Isolatif
e. Kertas kecil sejenis post it

Sarana
• Ruang kelas dengan pengaturan tempat duduk berkelompok
Prasarana
• Papan tulis

MODUL AJAR
(Pertemuan ke-1)
1. Informasi Umum Modul Ajar

Nama Penyusun : Dina Rachma


(SMP Darul Ilmi Depok-Jawa Barat)
Jenjang : SMP
Kelas : IX
Alokasi Waktu : 120 menit (3 Jam Pelajaran/ 1 kali pertemuan)
Tahun : 2021
2. Tujuan Pembelajaran

Fase : Fase D
Elemen : NKRI
Tujuan pemerintahan Indonesia.
Pembelajaran a. Menguraikan makna kedaulatan
b. Merinci sifat-sifat kedaulatan
Indikator Capaian Tujuan c. Membandingkan teori-teori kedaulatan
Pembelajaran d. Menjelaskan prinsip kedaulatan dalam sistem
: 9.11
penyelenggaraan negara Indonesia
Peserta didik menjelaskan, menyajikan laporan, dan
e. Menyajikan laporan tentang makna, sifat, teori dan
mendukung pelaksanaan sistem penyelenggaraan bentuk kedaulatan
Konsep Utama Prinsip kedaulatan dalam sistem penyelenggaraan negara Indonesia Pertanyaan
Inti Bagaimana prinsip kedaulatan dalam sistem penyelenggaraan negara Indonesia?
Keterampilan yang perlu dimiliki perbandingan Keterampilan untuk menyajikan
Keterampilan untuk menjelaskan dan melakukan

3. Profil Pelajar Pancasila yang Berkaitan

Bergotong royong
4. Sarana dan Prasarana

a. Ruang kelas dengan pengaturan tempat duduk berkelompok


b. Papan tulis
5. Target Peserta didik

Peserta didik reguler/tipikal


6. Jumlah Peserta didik

Maksimum 32 peserta didik


7. Ketersediaan materi

a. Pengayaan untuk peserta didik CIBI atau yang berpencapaian tinggi : YA/TIDAK b.
Alternatif penjelasan, metode, atau aktivitas, untuk peserta didik yang sulit memahami
konsep : YA/TIDAK

8. Moda pembelajaran

a. Tatap muka
b. PJJ Daring
c. PJJ Luring
d. Paduan antara tatap muka dan PJJ (blended learning)
9. Asesmen
Kriteria untuk mengukur ketercapaian Tujuan Pembelajaran
a. Asessmen individu
b. Asesmen kelompok
c. Keduanya
Jenis asesmen:
a. Performa
b. Tertulis : Berbentuk tes esai
10. Kegiatan Pembelajaran Utama

Pengaturan peserta didik : a.Individu a. Diskusi


b.Berpasangan
b. Presentasi c. Demonstrasi d. Project
c.Berkelompok (>2 orang)
Metode : e. Eksperimen
f. Eksplorasi

g. Permainan

h. Ceramah

i. Kunjungan lapangan

j. Simulasi
11. Materi Ajar, Alat dan Bahan

a. Materi atau Sumber Pembelajaran yang Utama

Prinsip Kedaulatan
dalam Sistem Penyelenggaraan Negara Indonesia

1. Kedaulatan berasal dari bahasa Arab yaitu daulah yang artinya kekuasaan tertinggi.
Pengertian kedaulatan itu sendiri adalah kekuasaan yang tertinggi untuk membuat undang
undang dan melaksanakan dengan semua cara yang tersedia.
2. Makna kedaulatan, kedaulatan ke dalam dan kedaulatan ke luar
a. Kedaulatan berarti kekuasaan tertinggi dalam sebuah negara
b. Kedaulatan ke dalam berarti bahwa bangsa yang merdeka memiliki kekuasaan untuk
menyusun pemerintahan sendiri menurut kehendak bangsanya sendiri pula, serta
kekuasaan untuk mengelola wilayahnya yang mengandung sumber daya alam baik di
darat, laut, udara, untuk kemakmuran rakyatnya.
c. Kedaulatan ke luar berarti mempunyai kekuasaan untuk berhubungan dan bekerja sama
dengan bangsa lain
3. Sifat-sifat kedaulatan
a. Asli, artinya kekuasaan tidak berasal dari kekuasaan lain yang lebih tinggi b.
Permanen, artinya, kekuasaan itu tetap ada sepanjang negara tetap berdiri walaupun
pemerintah sudah berganti.
c. Tunggal, artinya, kekuasaan itu merupakan satu-satunya dalam negara dan tidak dibagi
bagikan kepada badan-badan lain
d. Tidak terbatas, artinya, kekuasaan itu tidak dibatasi oleh kekuasaan lain.
4. Teori-teori kedaulatan
a. Teori Kedaulatan Tuhan
Teori Kedaulatan Tuhan merupakan teori kedaulatan yang pertama dalam sejarah,
mengajarkan bahwa Negara dan pemerintah mendapat kekuasaan tertinggi dari Tuhan
sebagai asal segala sesuatu (Causa Prima).
b. Teori Kedaulatan Raja
Teori Kedaulatan Raja yang mengangggap bahwa raja bertanggung jawab terhadap
dirinya sendiri. Kekuasaan raja berada di atas konstitusi. Ia bahkan tidak perlu menaati
hukum moral agama, justru karena statusnya sebagai representasi atau wakil Tuhan di
dunia, maka pada saat itu kekuasaan raja berupa tirani bagi rakyatnya
c. Teori Kedaulatan Negara
Teori Kedaulatan Negara menyatakan kekuasaan tertinggi terletak pada Negara. Sumber
kedaulatan adalah Negara, yang merupakan lembaga tertinggi kehidupan suatu bangsa.
Kedaulatan timbul bersamaan dengan berdirinya suatu Negara Laporan hasil telaah
tentang hakikat dan teori kedaulatan dengan penuh rasa tanggung jawab melalui kerja
sama dalam kelompok.
d. Teori Kedaulatan hukum
Teori Kedaulatan Hukum menyatakan kekuasaan pemerintah berasal dari hukum yang
berlaku. Hukumlah (tertulis maupun tidak tertulis) yang membimbing kekuasaan
pemerintah. Kekuasaan hukum merupakan kekuasaan tertinggi dalam Negara, hukum
bersumber dari rasa keadilan dan kesadaran hukum.
e. Teori Kedaulatan Rakyat
Teori ini memandang bahwa rakyat merupakan kesatuan yang dibentuk oleh suatu
perjanjian masyarakat. Rakyat sebagai pemegang kekuasaan tertinggi mendelegasikan
kekuasaanya tersebut kepada penguasa yang dipilih diantara mereka dalam suatu
mekanisme pemilihan yang jujur dan adil.
5. Prinsip Kedaulatan dalam Sistem penyelenggaraan negara Indonesia
Pembukaan UUD 1945 memberikan prinsip kedaulatan yang dinyatakan dengan jelas
dalam kalimat “Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat”. Oleh karena itu,
bentuk kedaulatan rakyat tercermin jelas bagi dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945.
BAB I
BENTUK DAN KEDAULATAN
Pasal 1
(1) Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik. (2)
Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang- Undang
Dasar.***)
(3) Negara Indonesia adalah negara hukum. ***)

BAB II
MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT
Pasal 2
(1) Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan
anggota Dewan Perwakilan Daerah yang dipilih melalui pemilihan umum dan diatur lebih
lanjut dengan undang-undang.****)

Pasal 6A
(1) Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat.***).

BAB VII
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
Pasal 19
(1) Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dipilih melalui pemilihan umum. **)
(2) Susunan Dewan Perwakilan Rakyat diatur dengan undang-undang. **)

b. Alat dan Bahan yang Diperlukan

1. Kertas manila

2. Spidol

3. Penggaris

4. Isolatif

5. Kertas kecil sejenis post it


c. Perkiraan Biaya
(* Perkiraan biaya untuk masing-masing wilayah silakan sesuaikan dengan kondisi wilayah
setempat)
Kertas manila 4 lembar X Rp2.500,- = Rp10.000,-
Spidol berwarna 1 Pak = Rp15.000,-
Isolatif = Rp5.000,-
Penggaris 4 buah x Rp3.000,- = Rp12.000
Lem = Rp4.000,-
Kertas post it = Rp4.000

Total biaya = Rp50.000,-


Biaya dibebankan kepada peserta didik secara berkelompok.
12. Persiapan Pembelajaran

a. Mencari video pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan pelajari.
b. Menyiapkan instrumen penilaian.
c. Menyiapkan format untuk penilaian.
13. Proses Kegiatan Belajar

Kegiatan

❖ Pendahuluan/Kegiatan Awal (10 Menit)

a. Salam pembuka, dan berdoa.


b. Memeriksa kebersihan kelas, memeriksa kebersihan dan kerapian peserta didik,
memeriksa kehadiran peserta didik.
c. Menyanyikan salah satu lagu wajib nasional, atau permainan, atau yel-yel, atau
bentuk motivasi lainnya.
d. Apersepsi dengan tanya jawab, misalnya apakah yang kalian ketahui tentang
kedaulatan? Bagaimana prinsip kedaulatan yang dianut Indonesia?
e. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan langkah kegiatan pembelajaran.

❖ Kegiatan Inti (100 Menit)

a. Peserta didik membentuk 4 kelompok yang heterogen dalam hal jenis kelamin dan
heterogen dalam hal kemapuan tinggi, sedang, rendah.
b. Guru mengajak peserta didik menyimak tayangan video dari Link Youtube:

https://www.youtube.com/watch?v=vCNAQNgzthE tentang prinsip kedaulatan


negara.
c. Guru mengingatkan peserta didik untuk menghargai hasil karya orang lain dengan
like dan subscribe pada Youtube yang telah di tonton, sebagai bentuk terima kasih
kepada pembuat konten karena telah menyediakan konten yang bermanfaat.
d. Guru menanyakan ruang lingkup apa saja yang ada dalam prinsip kedaulatan negara.
e. Setiap kelompok harus mampu menyebutkan minimal 2 ruang lingkup bentuk
kedaulatan yang ada dalam video Youtube tersebut.
f. Guru mempersilakan peserta didik untuk membaca materi tentang prinsip kedaulatan
kedaulatan negara, dengan fokus utama pada pengertian, sifat, makna kedaulatan ke
dalam dan ke luar, teori-teori kedaulatan, serta prinsip kedaulatan dalam sistem
penyelenggaraan negara Indonesia.
g. Hal-hal penting yang terdapat dalam bacaan agar diberi tanda supaya menjadi
perhatian, atau ditandai untuk dijadikan pertanyaan.
h. Peserta didik mengajukan pertanyaan dari daftar yang berhasil disusunya.
i. Peserta didik lain mencoba menjawab pertanyaan yang diajuka. j. Peserta
didik menyimak penjelasan singkat dari guru
k. Peserta didik melaksanakan diskusi kelompok. Setiap kelompok mendapat tugas
untuk membahas topik yang berbeda-beda:
Kelompok 1: Pengertian dan makna kedaulatan.
Kelompok 2: Sifat-sifat kedaulatan.
Kelompok 3: Teori-teori kedaulatan.
Kelompok 4: Prinsip kedaulatan dalam sistem penyelenggaraan negara Indonesia. l.
Khusus untuk pembahasan teori-teori kedaulatan agar peserta didik membuat
perbadingan diantara berbagai teori tersebut dan dituangkan ke dalam bentuk tabel. m.
Peserta didik membuat laporannya pada kertas manila, dihias secara kreatif agar
tampilannya lebih menarik, dan ditempel/dipamerkan di dinding kelas. n. Anggota
kelompok saling berkunjung ke tempat pameran, dan memberikan komentarnya dengan
menulis pada kertas post it dan menempelkan pada objek pameran.
o. Setiap kelompok menyampaikan presentasi hasil diskusi kelompoknya, dan peserta
didik pada kelompok lain memberikan tanggapan atau mengajukan pertanyaan.

p. Guru memberikan apresiasi kepada peserta didik yang aktif dalam kegiatan
kelompok, dan apresiasi kepada kelompok dengan hasil terbaik.
q. Guru memberikan penguatan terhadap materi yang telah dipelajari
r. Peserta didik diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan jika ada materi
pembelajaran yang belum dipahami.
❖ Kegiatan Penutup (10 Menit)

a. Guru membimbing peserta didik menyimpulkan materi


pembelajaran b. Peserta didik mengerjakan tes tertulis.
c. Sambil peserta didik mengerjakan tes tertulis guru melakukan refleksi pembelajaran
pada diri guru sendiri, dengan membuat catatan pada jurnal harian.
d. Guru mengajak peserta didik untuk merefleksi kegiatan pembelajaran. e. Guru
menjelaskan rencana pembelajaran selanjutnya dan menugaskan peserta didik
membaca materi tentang prinsip-prinsip dan perkembangan sistem penyelenggaraan
pemerintahan Indonesia.
f. Guru mengajak peserta didik menyanyikan salah satu lagu daerah
g. Pembelajaran diakhiri dengan bersama-sama berdoa dan memberi salam kepada
guru.

14. Refleksi Guru

a. Apakah kegiatan pembelajaran terlaksana sesuai rencana?


b. Apakah peserta didik dapat mengikuti kegiatan pembelajaran ini dengan baik?
c. Apa kelebihan yang dimiliki dari kegiatan pembelajaran ini?
d. Apa yang harus diperbaiki dari kegiatan pembelajaran?
15. Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran dan Asesmennya

a. Kompetensi yang dinilai


1) Kompetensi yang menunjukkan sikap bergotong royong, menghargai, disiplin. 2)
Kompetensi pengetahuan untuk menjelaskan prinsip kedaulatan dalam sistem
penyelenggaraan negara Indonesia.
3) Kompetensi keterampilan: Kemampuan kerja dalam kelompok serta kemampuan
menyampaikan gagasan dengan tepat
b. Bagaimana Asesmen dilakukan
1) Penilaian sikap dilakukan dengan teknik observasi/ mengamati sikap peserta didik dalam
kegiatan pembelajaran.
2) Penilaian pengetahuan melalui tes tertulis
3) Penilaian keterampilan melalui kinerja di dalam kegiatan kelompok
c. Kriteria Penilaian
1. Penilaian Sikap
No. Nama Kriteria Sikap Rata-Rata
Nilai
Gotong Royong Menghargai Disiplin

Pedoman Penskoran:
4 = sangat baik
3 = baik
2 = cukup
1 = kurang
❖ Peserta didik dinyatakan tuntas jika memiliki nilai sikap minimal Baik (3)
(*Kriteria ketuntasan ini silakan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing
masing)
2. Penilaian Pengetahuan
Bila jawaban sangat sempurna diberi skor 4
Bila jawaban sempurna diberi skor 3
Bila jawaban kurang sempurna diberi skor 2
Bila jawaban tidak sempurna diberi skor 1
Jumlah perolehan skor
Nilai = x Nilai ideal (misalnya 100) Jumlah skor maksimum
❖ Peserta didik dinyatakan tuntas jika memiliki nilai pengetahuan minimal 75
(*Kriteria ketuntasan ini silakan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing
masing)
3. Penilaian Keterampilan
No. Nama Kriteria Keterampilan Rata-Rata
Nilai
Penguasaan Keaktifan Kreatifitas
Materi

Pedoman Penskoran:
4 = sangat baik
3 = baik
2 = cukup
1 = kurang
❖ Peserta didik dinyatakan tuntas jika memiliki nilai keterampilan minimal Baik (3)
(*Kriteria ketuntasan ini silakan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing
masing)

16. Refleksi Peserta didik

Pertanyaan refleksi untuk peserta didik


a. Apakah pengalaman baru yang kalian dapatkan dari pembelajaran ini?
b. Sebutkan bagian kegiatan pembelajaran yang paling kalian senangi? Mengapa?
c. Sebutkan bagian kegiatan pembelajaran tidak kalian senangi? Mengapa?

17. Daftar Pustaka

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2018. Pendidikan


Kewarganegaraan SMP/MTs Kelas IX. Kemdikbud, Jakarta.
Rudi. 2013. Mencari Bentuk Kedaulatan dalam UUD Tahun 1945, Fiat Justisia Jurnal Ilmu
Hukum Volume 7 No. 3, Sept-Des 2013, ISSN 1978-5186
https://www.google.com/search?q=gambar+para+tokoh+teori+kedaulatan&safe=strict&client=fir
efox-b
d&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=2ahUKEwj88fDZqf7sAhXbdn0KHQWrBnQQ_A
UoAnoECAwQBA&biw=1252&bih=548#imgrc=mpoxZa1DS61MEM diunduh pada 12
Nopember 2020 jam 15.30 WIB
https://www.youtube.com/watch?v=vCNAQNgzthE
18. Lembar Kerja Peserta didik

Lampiran 1
19. Bahan Bacaan Peserta didik

Lampiran 2
20. Bahan Bacaan Guru

Lampiran 3
21. .Materi Pengayaan untuk Peserta didik yang Tuntas Belajar

Alternatif bentuk pengayaan adalah sebagai berikut :


a. Peserta didik membantu peserta didik lain yang belum tuntas dengan pembelajaran tutor
sebaya.
b. Guru memberikan tugas untuk mempelajari lebih lanjut tentang konsep utama dari
berbagai sumber dan mencatat hal-hal penting, serta menyajikan dalam bentuk laporan
tertulis atau membacakan di depan kelas.

22. Materi untuk Peserta didik dengan Hambatan Belajar

Alternatif program remedial antara lain:


a. Mengulang konsep utama di luar jam tatap muka bagi peserta didik yang belum tuntas.
b. Memberikan penugasan kepada peserta didik yang belum tuntas.
c. Memberikan kesempatan untuk tes perbaikan.

Catatan:

Tujuan Pembelajaran 9.11 ini akan dilanjutkan pada pertemuan ke-2 dan ke-3 untuk
menuntaskan seluruh materinya.

Lampiran 1

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK


(Prinsip Kedaulatan dalam Sistem Penyelenggaraan Negara Indonesia)
Nama :
Kelas :
Materi Pokok :
Tanggal :

1. Jelaskan tentang beberapa konsep dibawah ini. Silakan tuangkan jawaban kalian pada
kolom berikut ini!

Konsep Penjelasan

Kedaulatan …………………………………………………………………………
…...
…………………………………………………………………………
…...
…………………………………………………………………………
…...
…………………………………………………………………………
…...

Sifat-sifat …………………………………………………………………………
kedaulatan …...
…………………………………………………………………………
…...
…………………………………………………………………………
…...
…………………………………………………………………………
…...

Makna …………………………………………………………………………
kedaulat …...
an ke …………………………………………………………………………
dalam …...
…………………………………………………………………………
…...
…………………………………………………………………………
…...

Makna …………………………………………………………………………
kedaulat …...
an ke …………………………………………………………………………
luar …...
…………………………………………………………………………
…...
…………………………………………………………………………
…...

2. Buatlah perbandingan antara berbagai teori kedaulatan. Tuangkan jawaban kalian pada
tabel di bawah ini!

Teori Inti isi teori Tokoh Pelopor Negara/


Tokoh
Penganut

Teori
Kedaulat
an
Tuhan

Teori
Kedaulat
an Raja

Teori
Kedaulat
an
Negara

Teori
Kedaulat
an
Hukum

Teori
Kedaulat
an
Rakyat

3. Jelaskan tentang prinsip kedaulatan dalam sistem penyelenggaran negara


Indonesia!

……………………………………………………………………………………………
…...
……………………………………………………………………………………………
…...
……………………………………………………………………………………………
…...
……………………………………………………………………………………………
…...
……………………………………………………………………………………………
…...
……………………………………………………………………………………………
…...
JAWABAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
(Prinsip Kedaulatan dalam Sistem Penyelenggaraan Negara Indonesia)

1. Penjelasan konsep
Konsep Penjelasan

Kedaulatan Kedaulatan berasal dari bahasa Arab yaitu daulah yang


artinya kekuasaan tertinggi. Pengertian kedaulatan itu
sendiri adalah kekuasaan yang tertinggi untuk membuat
undang-undang dan melaksanakan dengan semua cara yang
tersedia.

Sifat-sifat a. Asli, artinya kekuasaan tidak berasal dari kekuasaan lain


kedaulatan yang lebih tinggi
b. Permanen, artinya, kekuasaan itu tetap ada sepanjang negara
tetap berdiri walaupun pemerintah sudah berganti. c. Tunggal,
artinya, kekuasaan itu merupakan satu-satunya dalam negara
dan tidak dibagi bagikan kepada badan badan lain
d. Tidak terbatas, artinya, kekuasaan itu tidak dibatasi oleh
kekuasaan lain.

Makna Kedaulatan ke dalam berarti bahwa bangsa yang merdeka


kedaulatan ke memiliki kekuasaan untuk menyusun pemerintahan sendiri
dalam menurut kehendak bangsanya sendiri pula, serta kekuasaan
untuk mengelola wilayahnya yang mengandung sumber daya
alam baik di darat, laut, udara, untuk kemakmuran rakyatnya.

Makna Kedaulatan ke luar berarti mempunyai kekuasaan untuk


kedaulatan ke berhubungan dan bekerja sama dengan bangsa lain
luar

2. Perbandingan teori kedaulatan.


Teori Inti isi teori Tokoh Pelopor Negara/Tokoh
Penganut

Teori Teori ini mengajarkan bahwa 1. Augustinus 1. Mesir kuno


Kedaulat Negara dan pemerintah 2. Thomas 2. Kekaisaran Jepang
an mendapat kekuasaan tertinggi Aquina 3. F. 3. Raja-raja Jawa
Tuhan dari Tuhan sebagai asal segala Hegel Hindu
sesuatu (Causa Prima). 4. F. J. Stahl
Teori Teori Kedaulatan Raja yang 1. Niccolo Raja Louis XIV dari
Kedaulat mengangggap bahwa raja Machiavelli Prancis dengan
an Raja bertanggung jawab terhadap 2. Thomas Hobbes semboyan “ l’ettat
dirinya sendiri. Kekuasaan C’st Moi”
raja berada di atas konstitusi.
Ia bahkan tidak perlu menaati
hukum moral agama, justru
karena statusnya sebagai
representasi atau wakil Tuhan
di dunia

Teori Teori Kedaulatan Negara 1. Jean Bodin Adolf Hitler dari


Kedaulat menyatakan kekuasaan 2. F. Hegel Jerman
an tertinggi terletak pada 3. G. Jellinek
Negara Negara. Sumber kedaulatan 4. Paul Laband
adalah Negara, yang
merupakan lembaga tertinggi
kehidupan suatu bangsa

Teori kekuasaan pemerintah berasal 1. Hugo de Belanda dan beberapa


Kedaulat dari hukum yang berlaku. Groot 2. negara maju di Eropa
an Hukumlah (tertulis maupun Krabbe
Hukum tidak tertulis) yang 3. Immanuel
membimbing kekuasaan Kant 4. Leon
pemerintah. Duguit

Teori Teori ini memandang bahwa 1. Montesquieu Indonesia, Amerika,


Kedaulatan rakyat merupakan kesatuan 2. J.J. Rousseau Prancis

Rakyat yang dibentuk oleh suatu 3. John Locke


perjanjian masyarakat. Rakyat
sebagai pemegang kekuasaan
tertinggi mendelegasikan
kekuasaanya tersebut kepada
penguasa yang dipilih diantara
mereka dalam suatu
mekanisme pemilihan yang
jujur dan adil.

3. Prinsip kedaulatan dalam sistem penyelenggaraan negara Indonesia


Berikut adalah prinsip kedaulatan dalam sistem penyelenggaraan negara Indonesia: •
Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD (Pasal 1 ayat (2)
UUD NRI Tahun 1945 Pasal 1 ayat).
• Negara Indonesia adalah negara hukum (Pasal 1 ayat (3) UUD NRI Tahun 1945) •
MPP terdiri atas anggota DPR dan DPD yang dipilih dalam pemilihan umum (Pasal 2
ayat (1)UUD NRI Tahun 1945 Pasal 2 ayat).
• Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat
(Pasal 6A ayat (1) UUD NRI Tahun 1945).
• Anggota DPR dipilih melalui pemilihan umum (Pasal 19 ayat (1) UUD NRI Tahun
1945).

Lampiran 2

Kedaulatan

Kedaulatan, bahasa Latinnya supremus, bahasa Inggrisnya sovereignty, bahasa


Italianya disebut sovranita yang berarti tertinggi. Kedaulatan dalam bahasa Arab daulah,
daulat yang artinya kekuasaan. Kedaulatan dari berbagai bahasa itu dapat diartikan sebagai
wewenang satu kesatuan politik.
Kedaulatan adalah konsep mengenai kekuasaan tertinggi dalam negara. Kedaulatan
menurut Jack H. Nagel sebagaimana dikutip Jimly Asshiddiqie mempunyai dua arti penting
meliputi lingkup kekuasaan dan jangkauan kekuasaan. Lingkup kedaulatan mencakup
aktivitas atau kegiatan dalam fungsi kedaulatan, sedangkan jangkauan kedaulatan berkaitan
dengan siapa yang menjadi subyek dan pemegang kedaulatan.
Konsep kedaulatan dalam alam pikiran modern pertama kali dikemukakan oleh Jean
Bodin. Selanjutnya, konsep ini terus berkembang dan tercatat beberapa nama penting
disinggung setiap kali berbicara tentang Kedaulatan, yaitu Thomas Hobbes, George Jellinek,
John Locke dan Jean Jacques Rousseau. Konsep tersebut dikembangkan sebagai reaksi atas
kekuasaan yang terlalu besar dari kaum penguasa negara dan gereja, khusus pada abad
pertengahan di Eropa.
Kedaulatan menurut Jean Bodin mempunyai 3 sifat pokok yaitu
1. Absolute atau Absolut. Artinya kedaulatan tersebut tidak ada terbatas, sebab apabila
terbatas maka sifat tertinggi akan lenyap.
2. Indivisible atau tidak terbagi. artinya kedaulatan itu tidak berasal dari kekuasaan lain yang
lebih tinggi dan hanya satu-satunya kekuasaan yang tertinggi;
3. Permanent atau Abadi. Permanen artinya kedaulatan yang tetap ada selama negara itu
masih berdiri;
Jimly Asshidiq menyimpulkan bahwa kedaulatan adalah sebagai kekuasaan yang tertinggi
dalam suatu negara atau kesatuan yang tidak terletak dibawah kekuasaaan lain. Di Indonesia,
perdebatan mengenai gagasan kedaulatan rakyat sudah mengemuka jauh sebelum
penyusunan UUD 1945. Baik Soekarno melalui majalah Fikiran Ra’jat dan Soeloeh
Indonesia Moeda, maupun Hatta melalui majalah Daoelat Ra’jat sudah mengemukakan
gagasan kedaulatan rakyat yang meliputi demokrasi politik dan demokrasi ekonomi. Pada
perkembangannya, prinsip kedaulatan rakyat inilah yang kemudian melahirkan konsep
demokrasi yang menempatkan rakyat sebagai pemegang kedaulatan. Dengan berkembangnya
negara dan dunia, prinsip kedaulatan rakyat ini kemudian terwujud dalam sistem demokrasi
perwakilan.
Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim mengemukakan, rakyatlah yang dianggap
sebagai pemilik dan pemegang kekuasaan tertinggi dalam suatu negara.6 Sebagai pemilik dan
pemegang kekuasaan, rakyat menentukan corak dan cara pemerintahan diselenggarakan, serta
menentukan tujuan yang hendak dicapai negara.7 Dalam UUD 1945, kedaulatan rakyat
dilaksanakan melalui sistem perwakilan (representation). Jimly Asshidiqie menyatakan
bahwa kedaulatan rakyat dengan sistem perwakilan atau demokrasi biasa juga disebut sistem
demokrasi perwakilan (representative democracy) atau demokrasi tidak langsung
Sementara itu Hatta yang mempunyai pandangan bahwa kedaulatan rakyat berarti
bahwa kekuasaan untuk mengatur pemerintahan dan negara ada pada rakyat, rakyat yang
berdaulat, berkuasa untuk menentukan cara bagaimana ia harus diperintah. Tetapi putusan
rakyat yang menjadi peraturan pemerintah bagi orang semuanya ialah keputusan yang
ditetapkan dengan cara mufakat dalam suatu perundingan yang teratur bentuk dan jalannya.

Sumber:
Rudi. Mencari Bentuk Kedaulatan dalam UUD Tahun 1945, Fiat Justisia Jurnal Ilmu Hukum
Volume 7 No. 3, Sept-Des 2013, ISSN 1978-5186
Lampiran 3

Teori Kedaulatan

Teori kedaulatan pada umumnya terbagi menjadi 5 teori besar yaitu teori kedaulatan
tuhan, teori kedaulatan raja, teori kedaulatan negara, teori kedaulatan rakyat, dan teori
kedaulatan hukum. Dalam bagian ini akan diuraikan satu persatu teori-teori tersebut untuk
keperluan analisis terhadap UUD 1945.
1. Teori Kedaulatan Tuhan
Teori ini berkembang pada abad XV atau abad pertengahan di mana pada saat itu
muncul dua organisasi kekuasaan yaitu organisasi kekuasaan Negara yang dipimpin oleh
Raja, dan organisasi kekuasaan gereja yang dipimpin oleh Paus. Kedua organisasi ini
memiliki ideologi yang sungguh berbeda akan tetapi kedua organisasi ini percaya dan
mengakui bahwa kekuasaan tertinggi berada di tangan Tuhan. Hanya saja yang menjadi
pokok permasalahannya adalah siapa yang menjadi wakil Tuhan di dunia. Oleh sebab itu
kedua organisasi ini saling memegang teguh masing-masing ideologi mereka yang mana
dari organisasi kekuasaan Negara memandang bahwa yang menjadi wakil Tuhan di dunia
adalah Raja sedangkan dari organisasi kekuasaan gereja berasumsi bahwa yang menjadi
wakil Tuhan adalah Paus. Hal ini terlihat jelas betapa bertolak belakangnya kedua
organisasi kekuasaan tersebut.
Salah satu tokoh dari kedaulatan tuhan adalah Thomas Aquinas yang terkenal lewat
karyanya Summa Theologia. Thomas Aquinas dalam karyanya menyatakan bahwa
meskipun kedaulatan tidak terikat oleh daya paksa hukum, tetapi kedaulatan tunduk pada
hukum tuhan dan hukum alam dengan sanksi yang dipaksakan oleh Tuhan.
2. Teori Kedaulatan Raja
Ajaran kedaulatan raja beranggapan bahwa rajalah yang memegang kekuasaan
tertinggi negara. Pandangan ini muncul terutama setelah periode sekularisasi negara dan
hukum di Eropa. Raja dalam hal ini bahkan dianggap sebagai pemimpin suci yang dipilih
termasuk sebagai pemegang kedaulatan untuk menciptakan hukum dan sekaligus
melaksanakannya.
Padmo Wahjono menyatakan kedaulatan raja dalam hal ini dapat digabungkan
dengan teori pembenaran negara yang menimbulkan kekuasaan mutlak pada raja.
Misalnya, teori-teori kekuasaan jasmani atau teori-teori perjanjian dari pada Thomas
Hobbe, ajaran ini sampai pada puncaknya pada ajaran yang berslogan “i’etat cest moi”.
Jika ajaran kedaulatan raja pada mulanya dapat diterima oleh rakyat maka lama
kelamaan ia ditolak bahkan dibenci oleh karena sifat raja yang sewenang-wenang. Rakyat
tidak dapat tempat perlindungan lagi dari raja dan disana sini rakyat mulai sadar bahwa
keadaan semacam itu tidak dapat dipertahankan lagi. Sejak itu mulailah muncul ajaran ajaran
baru yang memberi jaminan kepada rakyat yang sewajarnya. Diantaranya adalah ajaran dari
monarchomachen hendak membatasi kekuasaan raja. Baru kemudian muncul ajaran
kedaulatan rakyat dari Rousseau yang disusul dengan pemberontakan rakyat. 3. Teori
Kedaulatan Negara.
Teori ini berawal dari tindakan Raja yang merasa berkuasa untuk menetapkan agama
yang harus di anut oleh rakyatnya, karena Raja berasumsi bahwa ia tidak bertanggung
jawab kepada selain Tuhan. Sehingga rakyat yang tadinya berasumsi sama dengan Raja
yaitu hukum yang harus di taati adalah hukum Tuhan, sekarang justru berganti haluan
yaitu bahwa negaralah yang harus ditaati. Negaralah satu-satunya yang berwenang
menciptakan dan menetapkan hukum. Di luar Negara tidak ada satu orang pun yang
berwenang menetapkan hukum. Dan dari sinilah awal dari teori kedaulatan Negara, di
mana Negara adalah satu-satunya sumber hukum yang memiliki kekuasaan tertinggi atau
kedaulatan. Tokoh dari paham Kedaulatan Negara adalah Jellinek, Jean Bodin, dan
Thomas Hobbes.
Menurut Jellinek, hukum adalah penjelmaan kehendak negara, jadi hukum
diciptakan oleh negara, dengan demikian satu-satunya sumber hukum adalah negara.
Masih menurut Jellinek, adat kebiasaan dapat menjadi hukum, apabila negara telah
menetapkan sebagai hukum. Thomas Hobbes dalam mengemukakan teorinya berangkat
dari perjanjian antar individu untuk melahirkan suatu negara. Perjanjian antar individu
yang terkenal dengan teori kontrak negara ini yang membedakan pandangan antara
Hobbes dengan Bodin. Dalam perjanjian itu, para individu yang selalu bertikai itu
menyerahkan semua hak mereka kepada negara. Ini berarti perjanjian yang dilakukan
bukan antara individu dengan negara, sebab negara adalah buah dari perjanjian itu, dan
tidak mempunyai kewajiban apapun terhadap para individu. Paham ini melahirkan
absolutisme negara, dan absolutisme negara ini diperkuat dengan teori kontrak negara
tersebut. Hobbes bukan tidak menyadari jika absolutisme ini dapat saja disalahgunakan
oleh penguasa. Untuk itu ia menyatakan penguasa masih mempunyai kewajiban untuk
bertanggung jawab kepada Tuhan, karena kekuasaan yang diperolehnya berasal dari
Tuhan, bukan dari masyarakat. Landasan moral inilah satu-satunya pembatas yang dapat
menghindarkan negara dari kesewenang-wenangan.16
4. Teori Kedaulatan Rakyat
Teori kedaulatan rakyat bertolak dari persepsi bahwa sesungguhnya rakyatlah yang
memegang kekuasaan tertinggi dalam negara bukan penguasa. Tokoh–tokoh teori
kedaulatan rakyat adalah John Locke, Montesquie, dan Jean Jacque Rosseau. Teori
kedaulatan rakyat lahir sebagai reaksi dari teori kedaulatan raja dan teori kedaulatan
negara yang melahirkan absolutisme karena penguasa cenderung mempertahankan dan
memperluas kekuasaannya.
Kekuasaan negara dalam konteks teori kedaulatan negara tidaklah tak terbatas.
Kekuasaan yang dimiliki negara datang dari para individu yang membuat perjanjian, bukan
dari Tuhan seperti teori Hobbes. Jika Hobbes berpendapat bahwa individu-individu
senantiasa bertikai, Locke sebaliknya mengatakan bahwa manusia itu pada awalnya hidup
dalam kedamaian. Situasi ini baru berubah setelah manusia mulai diperdayai oleh materi,
termasuk masalah tanah. Untuk melindungi hak milik inilah yang membuat para individu
bersepakat mendirikan negara. Hak milik ini meliputi pula hak-hak asasi manusia yang
paling utama, seperti hak untuk hidup dan kebebasan. Para individu yang mengadakan
perjanjian tersebut kemudian menyerahkan hak-haknya kepada negara, dan sebagai
konsekuensinya, pembatasan kekuasaan negara harus dicantumkan dalam suatu naskah
dasar perjanjian masyarakat yang sering disebut sebagai legez fundamentalis. Legez
fundamentalis ini yang kemudian berkembang pengertiannya menjadi konstitusi.
Sementara itu, Jean Jacques Rousseau merupakan ahli hukum tata negara yang
menentang keras absolutisme negara. Menurutnya:
In the ideal social collectivity, the opinions, interests, and preferences of individuals
are amalgamated into the "general will," which is the only legitimate sovereign
authority-legitimate because it contains, and transcends, the wills of the individual
members. In such a regime, laws that are in accordance with the general will are
not coercive, and they are never unjust, for no one can coerce or be unjust to one
self.
Setiap individu memiliki kehendaknya sendiri, tetapi di sisi lain juga ada
kepentingan para individu untuk menjaga hubungan sosial. Hal terakhir ini disebut
kehendak umum atau general will (volonte generale). Tugas negara adalah menjalankan
kehendak umum dari rakyat itu. Ini berarti kehendak rakyat identik dengan kehendak
negara. Rakyat yang memiliki negara, bukan penguasa. Rakyatlah pemilik kedaulatan.
Selain volonte generale terdapat pula volonte de tous yang menurut Rosseau hanya
dipergunakan oleh rakyat seluruhnya sekali saja waktu Negara hendak dibentuk melalui
perjanjian masyarakat. Maksud volunte de tous ini untuk memberikan dasar agar supaya
Negara dapat berdiri abadi, karena ini merupakan kebulatan kehendak, dan jika Negara itu
sudah berdiri, pernyataan setuju tidak bisa ditarik kembali. Untuk selanjutnya volunte de
tous ini sudah tidak dipakai lagi, karena jika setiap keputusan harus dilakukan dengan
suara bulat, maka roda pemerintahan tidak dapat berjalan.
Meskipun demikian, Rosseau tidak menyetujui jika penyerahan kewenangan rakyat
pada penguasa atau negara adalah wujud dari penyerahan hak dan kebebasan belaka.
Kontrak sosial bermakna penyerahan untuk mewujudkan kebebasan itu sendiri. Kontrak
sosial menghidupkan tatanan pemerintahan dan struktur kenegaraan yang teratur sekaligus
menepis kegundahan filosofis yang mendera rakyat di era state of nature.
5. Teori Kedaulatan Hukum
Teori ini menyatakan bahwa yang memiliki kekuasaan tertinggi dalam suatu negara
ialah hukum, karena itu baik raja, penguasa, dan rakyat serta negara sendiri tunduk
terhadap hukum. Hugo Krabbe sebagai salah seorang ahli yang mempelopori aliran ini
berpendapat bahwa negara sudah seharusnya negara hukum (rechstaat) dan setiap
tindakan negara harus didasarkan pada hukum atau harus dapat dipertanggungjawabkan
pada hukum.
Menurut Krabbe yang menjadi sumber hukum adalah rasa hukum, yang terdapat di
masyarakat. Rasa hukum ini dalam bentuknya masih sederhana atau primitif, dan dalam
bentuknya yang telah maju disebut kesadaran hukum Kalau diperhatikan lebih jauh ke
belakang, konsep kedaulatan yang didasarkan pada hukum ini adalah suatu reaksi atas
prinsip ajaran teori kedaulatan negara.

Sumber:
Rudi. Mencari Bentuk Kedaulatan dalam UUD Tahun 1945, Fiat Justisia Jurnal Ilmu Hukum
Volume 7 No. 3, Sept-Des 2013, ISSN 1978-5186

Anda mungkin juga menyukai