BAB I
PENDAHULUAN
melahirkan lebih baik dilakukan langsung setelah persalinan (dengan kondisi ibu
sehat, yaitu biasanya enam jam pasca melahirkan) (Maryunani & Sukaryati,
2011, hlm.91).
Senam nifas sebaiknya dilakukan dalam waktu 24 jam setelah melahirkan,
secara teratur setiap hari. Setelah 6 jam persalinan normal atau 8 jam setelah
operasi sesar, ibu sudah boleh melakukan mobilisasi dini, termasuk senam nifas.
Melakukan senam nifas akan mempengaruhi kebutuhan otot terhadap oksigen
yang mana kebutuhan akan meningkat, berarti memerlukan aliran darah yang
kuat seperti otot rahim. Dengan dilakukan senam nifas akan merangsang
kontraksi rahim, sehingga kontraksi uterus akan semakin baik, pengeluaran lokia
akan lancar yang akan berpengaruh terhadap proses involusi rahim (Sjaharudin,
2006).
Dari hasil penelitian Masruroh (2012), menunjukan bahwa pengaruh
senam nifas dengan penurunan tinggi fundus uteri maka diharapkan pada Institusi
dan petugas kesehatan selama ibu berada di puskesmas. Lalu diberikan buku
panduan melaksanakan senam nifas lanjutan untuk di rumah dan jadwal
pelaksanaan senam yang sesuai dengan ketentuan. Untuk mengefektifkan senam
bisa dilibatkan anggota keluarga yang terdekat sehingga bisa mengingatkan
kepada ibu post partum dalam pelaksanaan senam nifas. Bahadoran (2006)
menyatakan bahwa senam nifas mempengaruhi aspek fisik guna meningkatkan
kualitas hidup ibu post partum. Terdapat pengaruh yang signifikan pada
kelompok ibu yang melakukan latihan fisik terhadap kesejahteraan fisik ibu post
partum. Latihan fisik teratur merupakan faktor penting untuk menjaga kesehata
fisik juga mempertahankan fungsi dan kekuatan otot secara maksimal termasuk
organ reproduksi.
Media pembelajaran dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran
yang pada akhirnya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapai
oleh peserta didik. Peningkatan proses dan hasil belajar merupakan tingkat
berfikir peserta didik atau manusia mengikuti tahap perkembangan yang diawali
dengan berfikir kongkret menuju berfikir abstrak, dari berfikir sederhana menuju
pemikiran yang kompleks (Daryanto, 2010).
Berdasarkan latar belakang diatas, maka perlu dilakukan penelitian
dengan judul “Efektifitas Media Pembelajaran Video Terhadap Keterampilan
4
Melakukan Senam Nifas pada Ibu Nifas di Wilayah kerja Puskesmas Mandala
Rangkasbitung“.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
buku petunjuk, buku teks atau benda lain yang biasanya ada di lapangan. Proses
pembelajaran dapat berlangsung secara mandiri dengan kecepatan masing-masing
dengan adanya media video.
Dapat digunakan dengan waktu yang bersamaan dengan lokasi yang
berbeda dengan cara menempatkan monitor di kelas-kelasdengan media video
dan materi yang sama. Media video dapat menarik perhatian penonton,
menghemat waktu dan dapat diputar berulang kali tanpa merubah isi materi
(Sardiman, 2002).
Menurut Sardiman (2002) kelemahan video adalah menggunakan listrik,
memerlukan peralatan yang mahal dan kompleks,perhatian penonton sulit
dikuasai, partisipasi jarang diperhatikan. Kurang mampu menampilkan detail dari
obyek yang disajikan secara sempurna.
2) Merangsang minat dan perhatian siswa dengan warna dan gambar yang
kongkrit.
3) Program slide mudah direvisi sesuai dengan kebutuhan, karena filmnya
terpisah-pisah.
4) Penyimpanannya mudah karena ukurannya kecil. Urutan gambar (film
bingkai) dapat diubah-ubah sesuai dengan kebutuhan.
5) Isi pelajaran yang sama terdapat dalam gambar-gambar film bingkai dapat
disebarkan dan digunakan tempat secara bersamaan.
6) Gambar pada film bingkai tertentu dapat ditayangkan lebih lama dan
dengan demikian dapat menarikperhatian dan membangun persepsi siswa
yang sama terhadap konsep atau pesan yang ingin disampaikan.
7) Film bingkai dapat ditayangkan pada ruangan masih terang (tidak terlalu
benar-benar gelap). Jika tidak terdapat layar khusus, dinding pun dapat
dijadikan tempat proyeksi gambar.
8) Film bingkai dapat menyajikan gambar dan grafik untuk berbagai bidang
ilmu kepada kelompok atau perorangan dengan usia yang tidak terbatas.
9) Film bingkai dapat digunakan sendiri atau digabung dengan suara /
rekaman. Baik film bingkai bersuara maupun yang tidak, dapat diubah.
10) Film bingkai dapat menyajikan peristiwa masa lalu atau peristiwa di
tempat lain. Di samping itu, dengan film bingkai, objek yang besar,
berbahaya, atau terlalu kecil untuk dilihat dengan mata dapat ditayangkan
dengan jelas.
yang baik dan tidak cepat melelahkan mata. Saya sendiri kadangkala juga
sering menggunakan background berwarna terang dengan teks yang gelap.
4) Untuk pemilihan font disarankan maksimum 2 dalam sebuah slide dan
bahkan dalam keseluruhan presentasi Anda. Mengapa demikian? Semakin
banyak font maka semakin lelah audiens ketika melihatnya. Selain itu font
yang terlalu banyak membuat audiens bingung terhadap konsistensi
presentasi Anda dan hubungan antara slide yang satu dengan slide
berikutnya. Font yang baik untuk presentasi adalah yang tidak
menggunakan banyak hiasan pada ujung hurufnya seperti: Arial, Verdana,
Trebuchet. Font yang menggunakan hiasan dapat digunakan sebagai judul
slide atau teks-teks pendukung yang bukan merupakan body text.
5) Maksimum 7 baris teks
Jika Anda menjelaskan beberapa item dalam format bullet point, pastikan
jumlahnya tidak lebih dari 7 dalam sebuah slide. Mengapa? Jumlah yang
banyak akan membuat font menjadi lebih kecil sehingga sulit dibaca. Selain
itu, bukankah slide digunakan sebagai ringkasan? Karenanya jika ada item
yang lebih dari 7, usahakan dikurangi dan ringkaskan.
6) Gambar, grafik, dan diagram
Dalam presentasi, Anda akan mengandalkan kemampuan presentasi Anda
sendiri dibantu slide presentasi sebagai pendamping. Ada satu kekuatan
yang dimiliki slide yang tidak ada pada presenter paling handal sekalipun
yakni menjelaskan sesuatu dengan gambar. Ya, sebuah gambar yang tepat
dapat mewakili ribuan kata jika harus dijelaskan. Karenanya manfaatkan
dan gunakan gambar, grafik maupun diagram.
Gambar yang dipakai dalam slide harus relevan dengan isinya dan
membantu memahami presentasi dalam konteks yang Anda harapkan.
Jangan malah mengalihkan perhatian audiens ketika mereka bingung
menghubungkan antara maksud gambar yang tampil dengan isi presentasi
Anda.
Penggunaan grafik juga perlu perhatian sendiri. Ada berbagai jenis grafik
mulai dari bar, pie chart, line, dan kombinasinya. Pemilihan jenis grafik
yang benar akan memberikan dampak besar pada kemudahan audiens untuk
mengerti isi presentasi Anda
10
Grafik bar adalah paling umum dan cocok digunakan untuk menjelaskan
pertumbuhan dalam kurun waktu tertentu. Grafik pie cocok untuk
menjelaskan perbandingan proporsi antara beberapa hal yang dibandingkan.
Karena bentuknya seperti kue yang bulat, audiens dengan mudah bisa
membuat asosiasi besar kue untuk membandingkan antara satu hal dengan
lainnya. Grafik line cocok untuk menggambarkan trend perbandingan
beberapa item sekaligus. Untuk penggunaan grafik ini, saya akan coba
mengulasnya secara lebih mendalam.
Adapun diagram akan sangat membantu ketika Anda menjelaskan langkah-
langkah proses kerja dan hubungannya satu sama lain. Manfaakan hal ini
untuk memudahkan audiens memahami bagian yang sulit dari presentasi
7) Gunakan kombinasi warna yang cukup
Keunggulan lainnya dari slide adalah Anda dapat menggunakan berbagai
pilihan warna. Gunakan beberapa warna yang memiliki kontras cukup dan
konsisten dalam slide Anda. Jangan gunakan warna yang berbeda-beda di
setiap slide karena akan sangat mengganggu dan membuat Anda tampil
tidak profesional.
(Dedi, 2011)
2.4 Keterampilan
Keterampilan adalah kemampuan individu untuk melaksanakan tindakan
yang diawali dengan menerima pengalaman belajar tertentu. Keterampilan
menunjukkan perilaku atau perubahan tertentu dengan makna yang terkandung
dalam aktifitas mental atau otak seseorang yang pada dasarnya merupakan tahap
lanjutan dari hasil belajar kognitif (memahami sesuatu) dan hasil belajar afektif
(Sudijono cit Ludfimayanasari 2004). Pengetahuan, sikap, dan ketersedian
fasilitas serta perilaku para petugas kesehatan sebagai fasilitator merupakan
komponen-komponen yang dapat menentukan Keterampilan seseorang
(Notoatmodjo, 2007).
Beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa keterampilan
merupakan kemampuan seseorang dalam bertindak setelah terlebih dahulu
memperoleh pengetahuan dan sikap. Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang
diawali dengan melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu
(Notoatmodjo, 2007).
11
BAB III
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
BAB IV
METODE PENELITIAN
Media Pembelajaran
Video Keterampilan melakukan
senam nifas
1. Umur
2. Paritas
3. Riwayat persalinan
4. Pendidikan
5. Pekerjaan
Tabel 4.1
Definisi Operasional
Kelompok Perlakuan
Pembelajaran dengan media video (O)
Ibu Nifas
Keterampilan melakukan senam nifas
Kelompok Kontrol
Ibu Nifas
Pembelajaran dengan media Slide (X) Keterampilan melakukan senam nifas
b
Purposive Sampling
a. Analisis Data
1) Analisis Univariat
Analisis univariat bertujuan untuk mendapat gambaran distribusi
responden atau variasi dari variabel yang diteliti. Analisa ini digunakan
untuk mendeskripsikan variabel dengan cara membuat tabel distribusi
frekuensi, dan dihitung dengan persentase memakai rumus sebagai
berikut :
x
f = ×100 %
n
Keterangan :
f = frekuensi
x = jumlah yang didapat
n = jumlah populasi.
a. Analisis Bivariat
Analisis bivariat yang dilakukan berupa tabulasi silang antar dua
variabel, yaitu variabel dependen dengan independen.Analisis bivariat
bertujuan melihat ada tidaknya hubungan antara variabel independen dan
variabel dependen seperti yang tampak dalam kerangka konsep.
Analisis data dimaksudkan untuk mengolah dan mengorganisasikan
data, serta menemukan hasil yang dapat dibaca dan diinterpretasikan.
Analisis data yang digunakan adalah T test sample dependent.
Data dianalisis sebelum dan sesudah perlakuan dengan menggunakan
paired T-test untuk mengetahui efektifitas media video terhadap kelompok
perlakuan.
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1.1.2 Paritas
Tabel 5.2
Distribusi frekuensi Jumlah paritas responden
Paritas
Jumlah
Primipara Multipara
Kelompok Video 1 14 15
6,7% 93,3% 100%
Kelompok Slide 7 8 15
46,7% 53,3% 100%
20
Berdasarkan tabel diatas, pada kelompok Video maupun slide paling banyak paritas
dengan multipara yaitu 14(93,3%) dan 8(53,3%).
Riwayat Persalinan
Jumlah
Normal Caesar
Kelompok Video 14 1 15
93,3% 6,7% 100%
Kelompok Slide 13 2 15
86,7% 13,3% 100%
5.1.1.4 Pendidikan
Tabel 5.4
Distribusi frekuensi tingkat pendidikan responden
Riwayat Pendidikan
Jumlah
SD SMP SMA
Kelompok Video 7 6 2 15
46,7% 40% 13,3 100%
Kelompok Slide 5 5 5 15
33,3% 33,3% 33,3% 100%
5.1.1.4 Pekerjaan
Tabel 5.5
Status Pekerjaan
Jumlah
Bekerja Tidak bekerja
Kelompok Video 0 15 15
0% 100% 100%
Kelompok Slide 2 13 15
13,3% 86,7% 100%
Berdasarkan tabel diatas, pada kelompok Video seluruh responden tidak bekerja
sedangkan pada kelompok slide sebagian kecil responden ada yang bekerja 2(13,3%)
Tabel 5.6
Distribusi rata-rata Keterampilan melakukan senam nifas menurut pengukuran
pertama dan kedua di Wilayah kerja Puskesmas Mandala Rangkasbitung.
pengukuran pertama dan kedua adalah 36 dengan standar deviasi 12,1 hasil uji
statistik didapatkan nilai p=0,000, signifikansi masing-masing variabel dan kelompok
yang kurang dari 0,05 (sig. < 0,05), maka dapat disimpulkan ada perbedaan yang
signifikan antara Keterampilan melakukan Senam Nifas pengukuran pertama dengan
yang kedua.
Media Video dapat dinilai lebih efektif dari pada slide dinilai dari besarnya nilai
mean, nilai mean perbedaan antara pre test dan post test kelompok slide adalah 29,4
dan nilai mean perbedaan antara pre test dan post test pada kelompok video adalah
36. Karena nilai mean kelompok video lebih besar maka dapat disimpulkan media
video lebih efektif dari pada media slide.
5.2 Pembahasan
Penelitian dilakukan di Wilayah kerja Puskesman Mandala Rangkasbitung
setelah dilakukan intervensi selama 2 minggu, kedua kelompok baik kelompok
kontrol dan juga kelompok perlakuan menunjukan kenaikan pada nilai post test. nilai
rata-rata pre test pada kelompok slide adalah 53,47 sedangkan nilai rata-rata post test
nya adalah 82,93 dan nilai rata-rata pre test pada kelompok video adalah 52,13
sedangkan nilai post test adalah 88,13.
Kenaikan rata-rata pada kelompok control antara pre dan post test adalah 29,4
sedangkan kenaikan rata-rata pada kelompok perlakuan antara pre dan post test adalah
36. Hal ini menunjukkan hasil pada kelompok media video lebih tinggi dari pada
media slide.
Media promosi kesehatan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan
pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator melalui media
elektronika (TV, komputer, film, Video Film, CD, VCD dan sebagainya) sehingga
sasaran dapat meningkat pengetahuannya dan pada akhirnya diharapkan dapat
merubah perilaku kearah yang lebih baik atau positif terhadap kesehatan.
Secara umum pengetahuan responden dipengaruhi oleh proses belajar dimana
media yang digunakan dalam pembelajaran memberikan efek yang berbeda bagi
responden sesuai dengan pengalaman, sehingga mereka lebih mudah memahaminya.
Pada umumnya pengetahuan dimulai dari pengalaman dan informasi yang
disamapaikan oleh guru, orang tua, teman, buku dan media massa. Penelitian Hamida
(2012) yang menyatakan bahwa media dalam proses pembelajaran akan menyebabkan
23
proses pembelajaran menjadi lebih menarik perhatian sehingga dapat mudah dipahami
dan menyebabkan sasaran tidak cepat bosan.
Media video dapat meningkatkan keterampilan melakukan senam nifas karena
responden mendapatkan pengalaman baru yang mereka dapatkan di dalam video
terutama tentang senam nifas, karena media video mengandalkan pendengaran dan
penglihatan dari sasaran, dimana penggunaan audiovisual melibatkan semua alat
indera, sehingga semakin banyak alat indera yang terlibat untuk menerima dan
mengolah informasi semakin besar kemungkinan isi informasi tersebut dapat di
mengerti dan dipertahankan dalam ingatan dengan efektif gambar yang bergerak dan
efek suara dapat memudahkan sasaran memahami isi informasi sehingga dapat
menambah pengetahuan.
Media video juga lebih fleksibel dalam memberikan penjelasan mengenai
konsep materi dan detail keterampilan tertentu karena video biasanya langsung
menggambarkan informasi melalui ilustrasi. Selain itu media video juga bisa
menghadirkan narasumber yang memang mengerti tentang materi dan keterampilan
tertentu sehingga penjelasan dari narasumber bisa langsung dipahami oleh audiens.
Penjelasan yang disajikan di video lebih berisi dan lengkap disbanding pada Slide
mengingat pada Slide terdapat keterbatasan ruang dan banyaknya gambar yang
membuat teks/tulisan menjadi lebih sedikit. Secara keseluruhan media video bisa
memberikan pengalaman belajar yang lebih baik daripada media Slide .
Hasil penelitian didapat bahwa penggunaan media video lebih efektif diterapkan
pada ibu nifas sebagai media pendidikan kesehatan dibandingkan dengan media slide.
Hal ini disebabkan karena pembelajaran lebih mudah diikuti sesuai instruksi atau
keinginan pelatih.
Media Slide dan media video merupakan salah satu sarana yang dapat
digunakan untuk memperjelas suatu materi dimana kedua media tersebut mempunyai
kelebihan dan kekurangan masing-masing dalam menstimulasi indra responden,
dimana kelebihan dan kekurangan media Slide yaitu dapat digunakan sebagai bahan
diskusi, kemasannya berisi gambar serta tulisan, bila diperlukan dapat di cetak ulang,
dapat disimpan sehingga dapat dibaca berulang-ulang, sedangkan kekurangannya
yaitu dapat menimbulkan kebosanan dan persepsi yang bebeda-beda, jika salah dalam
mendesain maka Slide tidak akan menarik untuk dibaca.
Kelebihan dan kekurangan media video yaitu pesan yang disampaikan cepat dan
mudah di ingat, terdapat gambar serta suara, dapat digunakan untuk kelompok kecil
24
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan
6.1.1 Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa rentang usia responden 19 - 40
tahun. Pada kelompok slide paling banyak responden pada usia 24 tahun yaitu
5 orang.
6.1.2 Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa pada kelompok Video maupun
slide paling banyak paritas dengan multipara yaitu 14(93,3%) dan 8(53,3%).
6.1.3 Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa Riwayat persalinan sebagian
besar melahirkan dengan persalinan normal baik pada kelompok video yaitu
14 (93,3%) maupun kelompok slide yaitu 13(86,7%).
6.1.4 Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa pada kelompok Video paling
banyak pendidikan SD sebesar 7 (46,7%) dan pada kelompok slide terbagi rata
pada pendidikan SD, SMP, SMA sebesar 5(33,3%)
6.1.5 Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa pada kelompok Video seluruh
responden tidak bekerja sedangkan pada kelompok slide sebagian kecil
responden ada yang bekerja 2(13,3%)
6.1.6 Berdasarkan uji perbedaan rata-rata pretest-postest diketahui bahwa terdapat
perbedaan rata-rata antara sebelum dan sesudah penggunaan media Slide dan
video terhadap Keterampilan melakukan Senam Nifas. Rata – rata
Keterampilan melakukan Senam Nifas pada pengukuran pertama penggunaan
media video adalah 52,13 dengan standar deviasi 8,82. Pada pengukuran
kedua didapat rata – rata Keterampilan melakukan Senam Nifas
menggunakan media video adalah 88,13 dengan standar deviasi 7,53. Terlihat
nilai mean perbedaan antara pengukuran pertama dan kedua adalah 36 dengan
standar deviasi 12,1 hasil uji statistik didapatkan nilai p=0,000, signifikansi
masing-masing variabel dan kelompok yang kurang dari 0,05 (sig. < 0,05),
maka dapat disimpulkan ada perbedaan yang signifikan antara Keterampilan
melakukan Senam Nifas pengukuran pertama dengan yang kedua.
6.1.7 Media Video dapat dinilai lebih efektif dari pada slide dinilai dari besarnya
nilai mean, nilai mean perbedaan antara pre test dan post test kelompok slide
adalah 29,4 dan nilai mean perbedaan antara pre test dan post test pada
kelompok video adalah 36.
26
6.2 Saran
6.2.1 Bagi Ibu Nifas
Ibu nifas diharapkan dapat meneruskan dan menyebarluaskan informasi
tentang media pembelajaran senam nifas menggunakan video dan slide kepada
masyarakat lain sesuai kebutuhannya.
6.2.2 Bagi Kepala Puskesmas
6.2.2.1.1 Diharapkan lebih proaktif dalam memberikan pendidikan kesehatan
mengenai senam nifas melalui berbagai media.
6.2.2.1.2 Diharapkan meningkatkan pelayanan kesehatan pada ibu nifas dengan
menyelenggarakan kegiatan senam nifas dan pemenuhan fasilitas senam
nifas.
6.2.2.1.3 Diharapkan dapat membuat jadwal senam nifas rutin agar kegiatan senam
nifas dapat terus berlangsung.