Jawaban PPH OP Brevet C Essay - Andyra Salma Rahmatika

Anda mungkin juga menyukai

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 2

Nama : Andyra Salma Rahmatika

1. Berikut ini 5 contoh kondisi Penghasilan Istri digabung dengan Penghasilan Suami
dalam perhitunga Pajak Tahunan:
- Suami Kerja, Istri Kerja di 1 Pemberi Kerja, tidak dipotong PPH 21. Tidak ada
hubungan usaha dan PEK-BEB suami, NPWP Istri sama dengan Suami.
- Suami Kerja, Istri Kerja di 1 Pemberi Kerja, sudah dipotong PPH 21. Ada hubungan
usaha dan PEK-BEB suami, NPWP Istri sama dengan Suami.
- Suami Kerja, Istri Kerja di 1 Pemberi Kerja, sudah dipotong PPH 21. Tidak ada
hubungan usaha dan PEK-BEB suami, NPWP Istri beda dengan Suami.
- Suami Kerja, Istri Kerja di 2 Pemberi Kerja, sudah dipotong PPH 21. Ada hubungan
usaha dan PEK-BEB suami, NPWP Istri sama dengan Suami.
- Suami Kerja, Istri Usaha dan Omzet tahun lalu >4,8 Milyar

2. Terkait PP 23 Tahun 2018:


a. WP OP dapat menikmati pengenaan PPh Final 0,5% sampai akhir tahun pajak
2024
b. Jika penghasilan dengan peredaran bruto lebih dari 4,8 Milyar dalam 1 tahun
pajak;
WP OP memilih untuk dikenai PPh tarif Pasal 17 ayat 1a; dan
WP OP telah melewati jangka waktu pengenaan PPh Final 0,5% yaitu 7 tahun pajak.
c. Perhitungan PPh 25 menjadi 0,75% x Peredaran Bruto bulanan untuk WP OP
Pengusaha Tertentu dan untuk WP OP Selain Pengusaha Tertentu:
- Tarif 5% — Penghasilan sampai Rp50 juta per tahun.
- Tarif 15% — Penghasilan >Rp50 juta-Rp250 juta per tahun.
- Tarif 25% — Penghasilan >Rp250 juta-Rp500 juta per tahun.
- Tarif 30% — Penghasilan >Rp500 juta per tahun.

3. A. Dibagikan sebelum 2 November 2021,


untuk Dividen yang dibagikan ke WP OP, bila tidak di investasi ke DN sesuai PMK
18/2021 maka Dividen sebesar 99% itu dikenakan objek pajak dengan tarif PPh 4
ayat 2 (Final) 10% x jumlah dividen.
Apabila di investasikan sesuai PMK 18/2021, Dividen yang menjadi objek pajak
adalah sejumlah kurang dari nilai yang diinvestasikan.

Untuk Pemengan saham Badan dengan Dividen sebesar 1%, dianggap sebagai
bukan objek pajak sesuai PMK 18/2021.

B. Dibagikan setelah 2 November 2021


untuk Dividen yang dibagikan ke WP OP, bila tidak di investasi ke DN sesuai PMK
18/2021 maka Dividen sebesar 99% itu dikenakan objek pajak dengan tarif PPh 4
ayat 2 (Final) 10% x jumlah dividen.
Apabila di investasikan sesuai PMK 18/2021, Dividen yang menjadi objek pajak
adalah sejumlah kurang dari nilai yang diinvestasikan.
Untuk Pemengan saham Badan dengan Dividen sebesar 1%, dianggap sebagai
bukan objek pajak sesuai PMK 18/2021.

Perlakuannya sama, kecuali pembagian Dividen dilakukan sebelum 02 November


2020.

4. Karena permohonan Mr. Delpiero disetujui oleh KPP, maka Mr. Delpiero dapat
dikenakan pajak penghasilan hanya atas penghasilan yang bersumber dari Indonesia
terhitung sejak 02 Januari 2021 sampai dengan 31 Desember 2024.

Atas penghasilan bunga obligasi dari Italia, Mr. Delpiero tidak dapat memanfaatkan
P3B Indonesia dan Italia sejak diterbitkannya surat persetujuan atas permohonan
pengenaan PPh hanya atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dari Indonesia.
Apabila Mr. Delpiero memanfaatkan P3B atas penghasilan bunga tersebut di tahun
2021, Mr. Delpiero dikenai PPh atas penghasilan yang bersumber dari Indonesia dan
luar Indonesia untuk Tahun Pajak 2021.

5. Perlakuan:
a. Biaya PPh Pasal 21 Karyawan Ditanggung Perusahaan tidak dapat dibiayakan
secara fiskal.
b. Pemberian Natura/ Kenikmatan bagi Karyawan selain yang dikecualikan dalam
UU No. 36/2008 maka harus dikoreksi fiskal.
c. Biaya Promosi harus dibuatkan Dafnom dan dilampirkan dalam SPT Tahunan PPh
atau sudah dipotput, yang dapat dibiayakan secara fiskal.
d. Biaya Entertaiment yang benar-benar dikeluarkan dan ada hubungannya dengan
kegiatan usaha wajib pajak serta dibuatkan Dafnom dan dilampirkan dalam SPT
Tahunan PPh dapat dibiayakan secara fiskal.
e. Biaya Sumbangan yang diberikan kepada lembaga resmi yang ditunjuk
pemerintah dapat dibiayakan secara fiskal kecuali yang disebutkan dalam Pasal
9(1) UU PPh.

Anda mungkin juga menyukai