Anda di halaman 1dari 5

Mata Kuliah.

: Pengantar Pendidikan Untuk Anak Berkebutuhan Khusus


Dosen Pengampu. : Dr. Yusuf Hidayat, M.Si/Cucu Widaty, M.Pd.
Nama Mahasiswa. : Lisa Maulidia

Jenis Peserta Didik


No. Penyesuaian
Berkebutuhan Khusus
1 Disabilitas Netra Dalam kegiatan belajar mengajar, peserta didik disabilitas
netra memerlukan berbagai standar laman yang aksesibel
dalam penggunaan teknologi, aplikasi, dan peralatan
berbasis teknologi baik dalam sistem pendaftaran,
administrasi, proses belajar mengajar, maupun evaluasi.
Salah satu teknologi yang dimaksud adalah teknologi
pembaca layar yang terintegrasi dengan berbagai program
teknologi lainnya. Peserta didik disabilitas netra juga
memerlukan penyediaan denah timbul/maket yang
menggambarkan lingkungan fisik sekolah/kampus
lembaga pendidikan. Penyediaan akses ini termasuk
pendampingan saat melakukan orientasi mobilitas di
lingkungan sekolah atau kampus.
2 Disabilitas Rungu/Tuli Dalam kegiatan belajar mengajar, peserta didik disabilitas
rungu memerlukan penyesuaian pilihan cara
berkomunikasi, mengakses informasi dan instruksi dalam
proses pembelajaran, serta evaluasi menggunakan cara
yang sesuai dengan pilihan masing-masing peserta. Salah
satu ketersediaan akses yang juga sangat diutamakan bagi
peserta didik disabilitas rungu adalah pendampingan di
kelas, baik oleh juru bahasa isyarat maupun juru catat jika
pendidik tidak dapat berkomunikasi menggunakan bahasa
isyarat. Dalam proses belajar mengajar bahasa asing,
peserta didik disabilitas rungu memerlukan modifikasi
tugas dan evaluasi pelajaran yang dikonversi dalam bentuk
tugas tertulis.
3 Disabilitas Grahita Pengelompokan murid yang memungkinkan murid dapat
berinteraksi, bekerja sama, dan bekerja selaku anggota
kelompok dan tidak menjadi anggota tetap dalam
kelompok tertentu. Kedudukan murid dalam kelompok
sesuai dengan minat, dan kemampuan belajar yang hampir
sama.
• Pengaturan lingkungan belajar yang
memungkinkan murid melakukan kegiatan yang
beraneka ragam, dapat berpindah tempat sesuai
dengan kebutuhan murid tersebut, serta adanya
keseimbangan antara bagian yang sunyi dan gaduh
dalam pekerjaan di kelas. Adanya petunjuk
tentang penggunaan tiap bagian, adanya
pengaturan agar memudahkan bantuan dari orang
yang dibutuhkan. Posisi tempat duduk (kursi &
meja) dapat berubah-ubah, ukuran barang dan tata
letaknya hendaknya dapat dijangkau oleh murid
sehingga memungkinkan murid dapat mengatur
sendiri kebutuhan belajarnya.
• Mengadakan pusat belajar (learning centre)
Pusat belajar ini dibentuk pada sudut-sudut
ruangan kelas, misalnya sudut bahasa, sudut IPA,
berhitung. Pembagian seperti ini, memungkinkan
anak belajar sesuai dengan pilihannya sendiri. Di
pusat belajar itu tersedia pelajaran yang akan
dilakukan, tersedianya tujuan Pembelajaran
Khusus sehingga mengarahkan kegiatan belajar
yang lebih banyak bernuansa aplikasi, seperti
mengisi, mengatur, menyusun, mengumpulkan,
memisahkan, mengklasifikasi, menggunting,
membuat bagan, menyetel, mendengarkan,
mengobservasi. Selain itu, pada tiap pusat belajar
tersedia bahan yang dapat dipilih dan digunakan
oleh anak itu sendiri. Melalui strategi ini anak akan
maju sesuai dengan irama belajarnya sendiri
dengan tidak terlepas dari interaksi sosial.
4 Lambat Belajar Secara umum anak lamban belajar dapat mengikuti
pembelajaran di kelas, adapun beberapa penyesuaian dan
kebutuhan belajar masih perlu untuk dipenuhi sehingga
anak lamban belajar dapat belajar secara optimal.
Beberapa kebutuhan dan penyesuaian belajar yang dapat
dipenuhi adalah sebagai berikut:
• Membangun kepercayaan diri anak untuk belajar.
• Memahami kelemahan utama dalam belajar yang
dialami oleh anak seperti kemampuan konsentrasi,
kemampuan mengungkapkan
informasi dll.
• Memberikan waktu tambahan belajar untuk anak.
• Menyediakan sumber belajar tambahan untuk
anak, seperti lembar kerja khusus, infografis,
materi yang tersedia secara daring dll.
• Melakukan pengulangan terhadap materi yang
diajarkan.
• Membangun hubungan yang baik dengan anak.
• Memvariasikan metode pengajaran
5 Kesulitan Belajar Spesifik Berikut hal-hal yang harus dilakukan guru dalam
menangani di dalam kelas;
Perkenalkan alfabet secara bertahap dan berurut.

• Alfabet diperkenalkan menggunakan huruf-huruf


tiga dimensi seperti
berbahan kayu atau plastik, sehingga anak dapat
melihat huruf, mengambilnya, merasakannya
dengan mata terbuka atau tertutup dan
mengucapkan bunyinya.
• ABK perlu tahu bahwa huruf /i/ muncul sebelum
/k/, Alfabet dapat dibagi ke dalam beberapa
kelompok, yang membuat mudah anak mengingat
di kelompok mana huruf tersebut berada.

• Mengajarkan untuk menyortir dan mencocokkan


huruf kapital, huruf kecil, bentuk cetak, dan
tulisan tangan huruf; melatih keterampilan.
• sequencing dengan huruf dan bentuk-bentuk
terpotong; dan melatih menempatkan tiap huruf
dalam alfabet dalam hubungannya denganhuruf
lain.
6 Disabilitas Fisik Contoh sarana dan prasarana atau aksesibilitas untuk anak
dengan disabilitas fisik dan motorik adalah kursi roda,
tongkat kruk (crutch), tangga landai (ram), serta pegangan
rambat (handrail) untuk di tempat-tempat
penting seperti kamar mandi. Lebih lanjut sekurang-
kurangnya tujuh aspek yang perlu dikembangkan pada
diri masing-masing anak tunadaksa melalui pendidikan,
yaitu:

• Pengembangan intelektual dan akademik


• Membantu perkembangan fisik
• Meningkatkan perkembangan emosi dan
penerimaan diri anak
• Mematangkan aspek sosial
• Mematangkan moral dan spiritual
• Meningkatkan ekspresi diri
• Mempersiapkan masa depan anak
7 Gangguan Psikososial Kebutuhan pembelajaran bagi anak disabilitas perilaku
dan emosi atau gangguan psikososial yang harus
diperhatikan oleh guru antara lain adalah:

• Mengetahui strategi pencegahan dan intervensi


bagi individu yang beresiko mengalami disabilitas
emosi dan perilaku.
• Menggunakan variasi teknik yang tidak kaku dan
keras untuk mengontrol tingkah laku target dan
menjaga atensi dalam pembelajaran.
• Menjaga rutinitas pembelajaran dengan konsisten,
dan terampil dalam problem solving dan
mengatasi konflik.

8 Autis Autisme merupakan gangguan perkembangan dan


pertumbuhan yang dialami seseorang terkait sistem saraf
yang memengaruhi komunikasi dan interaksi. Dulu, belum
banyak orang yang memahami apa itu autisme, sehingga
berdampak buruk terhadap penyandang autisme itu sendiri.
Mulai dari jadi bahan bercandaan, dipermalukan, sampai
diasingkan. Padahal, autisme bukanlah suatu penyakit
menular yang harus dijauhi. Oleh sebab itu, stop bertanya
apakah autisme bisa sembuh. Ingat, autisme bukanlah
suatu penyakit yang memerlukan obat-obatan untuk bisa
sehat kembali. Autisme lebih menekankan pada pelatihan
maupun terapi untuk membentuk orang dengan autisme
bisa bertahan hidup secara mandiri. Berikut ini merupakan
cara mudah kita untuk bisa memahami dan mengajari
seseorang dengan autisme secara efektif melalui rangkaian
kegiatan yang mampu melatih fokusnya. ak dengan
autisme tidak bisa diberikan buku saat belajar. Kamu harus
menggunakan media belajar lain yang bisa menarik
perhatiannya. Ciptakan rasa penasaran yang akan
membangkitkan respons sensoriknya, misalnya dengan
menggunakan laptop atau komputer. Hal ini mengingat
kemampuan anak dengan autisme sangat minim saat
menulis menggunakan pulpen maupun pensil. Tampilan
tulisan yang rapi pada layar laptop meredam risiko kecewa
pada anak. Sehingga, hal ini bisa menjadi dorongan agar
dirinya lebih semangat mengikuti pelajaran.
9 ADHD Penyesuaian belajar di kelas untuk anak yang ADHD
adalah sebagai berikut :
• Membuat aturan di kelas yang jelas dan konsisten.

• Mengurangi distraksi di kelas seperti suara bising,


hiasan yang belebihan dll.
• Menyediakan feedback secara berkala ketika
PDBK menunjukkan perilaku hiperaktif.
• Membagi tugas kompleks menjadi tugas sederhana
yang tidak memerlukan waktu panjang.
• Berikan pujian setiap kali PDBK dapat
menyelesaikan tugasnya.
• Perlu perhatian ekstra ketika terjadi perubahan
jadwal/rutinitas
10 Cerdas Istimewa Berbakat Kebutuhan pembelajaran bagi anak CIBI adalah sebagai
Istimewa berikut. Program pengayaan horisontal, meliputi :
Pengembangan kemampuan eksplorasi.

• Pengembangan pengayaan dalam arti


memperdalam dan memperluas hal-hal yang ada di
luar kurikulum biasa.
• Eksekutif intensif dalam arti memberikan
kesempatan untuk mengikuti program intensif
bidang tertentu yang diminati secara tuntas dan
mendalam dalam waktu tertentu.

Program pengayaan vertikal, yaitu:

• Acceleration, percepatan/maju berkelanjutan


dalam mengikuti program yang sesuai dengan
kemampuannya, dan jangan dibatasi oleh jumlah
waktu, atau tingkatan kelas.Independent study,
memberikan seluas-luasnya kepada anak untuk
belajar dan menjelajahi sendiri bidang yang
diminati.
• Mentorship, memadukan antara yang diminati anak
gifted dan tallented dengan para ahli yang ada di
masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai