0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
14 tayangan5 halaman
Ada 7 jenis penyesuaian yang dibutuhkan peserta didik berkebutuhan khusus dalam proses pembelajaran, yaitu: (1) peserta didik netra membutuhkan teknologi pembaca layar dan maket timbul lingkungan sekolah, (2) peserta didik tuli membutuhkan juru bahasa isyarat dan juru catat, (3) peserta didik grahita membutuhkan pengelompokan fleksibel dan pusat belajar, (4) peserta didik lamban belajar memb
Ada 7 jenis penyesuaian yang dibutuhkan peserta didik berkebutuhan khusus dalam proses pembelajaran, yaitu: (1) peserta didik netra membutuhkan teknologi pembaca layar dan maket timbul lingkungan sekolah, (2) peserta didik tuli membutuhkan juru bahasa isyarat dan juru catat, (3) peserta didik grahita membutuhkan pengelompokan fleksibel dan pusat belajar, (4) peserta didik lamban belajar memb
Ada 7 jenis penyesuaian yang dibutuhkan peserta didik berkebutuhan khusus dalam proses pembelajaran, yaitu: (1) peserta didik netra membutuhkan teknologi pembaca layar dan maket timbul lingkungan sekolah, (2) peserta didik tuli membutuhkan juru bahasa isyarat dan juru catat, (3) peserta didik grahita membutuhkan pengelompokan fleksibel dan pusat belajar, (4) peserta didik lamban belajar memb
: Pengantar Pendidikan Untuk Anak Berkebutuhan Khusus
Dosen Pengampu. : Dr. Yusuf Hidayat, M.Si/Cucu Widaty, M.Pd. Nama Mahasiswa. : Lisa Maulidia
Jenis Peserta Didik
No. Penyesuaian Berkebutuhan Khusus 1 Disabilitas Netra Dalam kegiatan belajar mengajar, peserta didik disabilitas netra memerlukan berbagai standar laman yang aksesibel dalam penggunaan teknologi, aplikasi, dan peralatan berbasis teknologi baik dalam sistem pendaftaran, administrasi, proses belajar mengajar, maupun evaluasi. Salah satu teknologi yang dimaksud adalah teknologi pembaca layar yang terintegrasi dengan berbagai program teknologi lainnya. Peserta didik disabilitas netra juga memerlukan penyediaan denah timbul/maket yang menggambarkan lingkungan fisik sekolah/kampus lembaga pendidikan. Penyediaan akses ini termasuk pendampingan saat melakukan orientasi mobilitas di lingkungan sekolah atau kampus. 2 Disabilitas Rungu/Tuli Dalam kegiatan belajar mengajar, peserta didik disabilitas rungu memerlukan penyesuaian pilihan cara berkomunikasi, mengakses informasi dan instruksi dalam proses pembelajaran, serta evaluasi menggunakan cara yang sesuai dengan pilihan masing-masing peserta. Salah satu ketersediaan akses yang juga sangat diutamakan bagi peserta didik disabilitas rungu adalah pendampingan di kelas, baik oleh juru bahasa isyarat maupun juru catat jika pendidik tidak dapat berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat. Dalam proses belajar mengajar bahasa asing, peserta didik disabilitas rungu memerlukan modifikasi tugas dan evaluasi pelajaran yang dikonversi dalam bentuk tugas tertulis. 3 Disabilitas Grahita Pengelompokan murid yang memungkinkan murid dapat berinteraksi, bekerja sama, dan bekerja selaku anggota kelompok dan tidak menjadi anggota tetap dalam kelompok tertentu. Kedudukan murid dalam kelompok sesuai dengan minat, dan kemampuan belajar yang hampir sama. • Pengaturan lingkungan belajar yang memungkinkan murid melakukan kegiatan yang beraneka ragam, dapat berpindah tempat sesuai dengan kebutuhan murid tersebut, serta adanya keseimbangan antara bagian yang sunyi dan gaduh dalam pekerjaan di kelas. Adanya petunjuk tentang penggunaan tiap bagian, adanya pengaturan agar memudahkan bantuan dari orang yang dibutuhkan. Posisi tempat duduk (kursi & meja) dapat berubah-ubah, ukuran barang dan tata letaknya hendaknya dapat dijangkau oleh murid sehingga memungkinkan murid dapat mengatur sendiri kebutuhan belajarnya. • Mengadakan pusat belajar (learning centre) Pusat belajar ini dibentuk pada sudut-sudut ruangan kelas, misalnya sudut bahasa, sudut IPA, berhitung. Pembagian seperti ini, memungkinkan anak belajar sesuai dengan pilihannya sendiri. Di pusat belajar itu tersedia pelajaran yang akan dilakukan, tersedianya tujuan Pembelajaran Khusus sehingga mengarahkan kegiatan belajar yang lebih banyak bernuansa aplikasi, seperti mengisi, mengatur, menyusun, mengumpulkan, memisahkan, mengklasifikasi, menggunting, membuat bagan, menyetel, mendengarkan, mengobservasi. Selain itu, pada tiap pusat belajar tersedia bahan yang dapat dipilih dan digunakan oleh anak itu sendiri. Melalui strategi ini anak akan maju sesuai dengan irama belajarnya sendiri dengan tidak terlepas dari interaksi sosial. 4 Lambat Belajar Secara umum anak lamban belajar dapat mengikuti pembelajaran di kelas, adapun beberapa penyesuaian dan kebutuhan belajar masih perlu untuk dipenuhi sehingga anak lamban belajar dapat belajar secara optimal. Beberapa kebutuhan dan penyesuaian belajar yang dapat dipenuhi adalah sebagai berikut: • Membangun kepercayaan diri anak untuk belajar. • Memahami kelemahan utama dalam belajar yang dialami oleh anak seperti kemampuan konsentrasi, kemampuan mengungkapkan informasi dll. • Memberikan waktu tambahan belajar untuk anak. • Menyediakan sumber belajar tambahan untuk anak, seperti lembar kerja khusus, infografis, materi yang tersedia secara daring dll. • Melakukan pengulangan terhadap materi yang diajarkan. • Membangun hubungan yang baik dengan anak. • Memvariasikan metode pengajaran 5 Kesulitan Belajar Spesifik Berikut hal-hal yang harus dilakukan guru dalam menangani di dalam kelas; Perkenalkan alfabet secara bertahap dan berurut.
• Alfabet diperkenalkan menggunakan huruf-huruf
tiga dimensi seperti berbahan kayu atau plastik, sehingga anak dapat melihat huruf, mengambilnya, merasakannya dengan mata terbuka atau tertutup dan mengucapkan bunyinya. • ABK perlu tahu bahwa huruf /i/ muncul sebelum /k/, Alfabet dapat dibagi ke dalam beberapa kelompok, yang membuat mudah anak mengingat di kelompok mana huruf tersebut berada.
• Mengajarkan untuk menyortir dan mencocokkan
huruf kapital, huruf kecil, bentuk cetak, dan tulisan tangan huruf; melatih keterampilan. • sequencing dengan huruf dan bentuk-bentuk terpotong; dan melatih menempatkan tiap huruf dalam alfabet dalam hubungannya denganhuruf lain. 6 Disabilitas Fisik Contoh sarana dan prasarana atau aksesibilitas untuk anak dengan disabilitas fisik dan motorik adalah kursi roda, tongkat kruk (crutch), tangga landai (ram), serta pegangan rambat (handrail) untuk di tempat-tempat penting seperti kamar mandi. Lebih lanjut sekurang- kurangnya tujuh aspek yang perlu dikembangkan pada diri masing-masing anak tunadaksa melalui pendidikan, yaitu:
• Pengembangan intelektual dan akademik
• Membantu perkembangan fisik • Meningkatkan perkembangan emosi dan penerimaan diri anak • Mematangkan aspek sosial • Mematangkan moral dan spiritual • Meningkatkan ekspresi diri • Mempersiapkan masa depan anak 7 Gangguan Psikososial Kebutuhan pembelajaran bagi anak disabilitas perilaku dan emosi atau gangguan psikososial yang harus diperhatikan oleh guru antara lain adalah:
• Mengetahui strategi pencegahan dan intervensi
bagi individu yang beresiko mengalami disabilitas emosi dan perilaku. • Menggunakan variasi teknik yang tidak kaku dan keras untuk mengontrol tingkah laku target dan menjaga atensi dalam pembelajaran. • Menjaga rutinitas pembelajaran dengan konsisten, dan terampil dalam problem solving dan mengatasi konflik.
8 Autis Autisme merupakan gangguan perkembangan dan
pertumbuhan yang dialami seseorang terkait sistem saraf yang memengaruhi komunikasi dan interaksi. Dulu, belum banyak orang yang memahami apa itu autisme, sehingga berdampak buruk terhadap penyandang autisme itu sendiri. Mulai dari jadi bahan bercandaan, dipermalukan, sampai diasingkan. Padahal, autisme bukanlah suatu penyakit menular yang harus dijauhi. Oleh sebab itu, stop bertanya apakah autisme bisa sembuh. Ingat, autisme bukanlah suatu penyakit yang memerlukan obat-obatan untuk bisa sehat kembali. Autisme lebih menekankan pada pelatihan maupun terapi untuk membentuk orang dengan autisme bisa bertahan hidup secara mandiri. Berikut ini merupakan cara mudah kita untuk bisa memahami dan mengajari seseorang dengan autisme secara efektif melalui rangkaian kegiatan yang mampu melatih fokusnya. ak dengan autisme tidak bisa diberikan buku saat belajar. Kamu harus menggunakan media belajar lain yang bisa menarik perhatiannya. Ciptakan rasa penasaran yang akan membangkitkan respons sensoriknya, misalnya dengan menggunakan laptop atau komputer. Hal ini mengingat kemampuan anak dengan autisme sangat minim saat menulis menggunakan pulpen maupun pensil. Tampilan tulisan yang rapi pada layar laptop meredam risiko kecewa pada anak. Sehingga, hal ini bisa menjadi dorongan agar dirinya lebih semangat mengikuti pelajaran. 9 ADHD Penyesuaian belajar di kelas untuk anak yang ADHD adalah sebagai berikut : • Membuat aturan di kelas yang jelas dan konsisten.
• Mengurangi distraksi di kelas seperti suara bising,
hiasan yang belebihan dll. • Menyediakan feedback secara berkala ketika PDBK menunjukkan perilaku hiperaktif. • Membagi tugas kompleks menjadi tugas sederhana yang tidak memerlukan waktu panjang. • Berikan pujian setiap kali PDBK dapat menyelesaikan tugasnya. • Perlu perhatian ekstra ketika terjadi perubahan jadwal/rutinitas 10 Cerdas Istimewa Berbakat Kebutuhan pembelajaran bagi anak CIBI adalah sebagai Istimewa berikut. Program pengayaan horisontal, meliputi : Pengembangan kemampuan eksplorasi.
• Pengembangan pengayaan dalam arti
memperdalam dan memperluas hal-hal yang ada di luar kurikulum biasa. • Eksekutif intensif dalam arti memberikan kesempatan untuk mengikuti program intensif bidang tertentu yang diminati secara tuntas dan mendalam dalam waktu tertentu.
Program pengayaan vertikal, yaitu:
• Acceleration, percepatan/maju berkelanjutan
dalam mengikuti program yang sesuai dengan kemampuannya, dan jangan dibatasi oleh jumlah waktu, atau tingkatan kelas.Independent study, memberikan seluas-luasnya kepada anak untuk belajar dan menjelajahi sendiri bidang yang diminati. • Mentorship, memadukan antara yang diminati anak gifted dan tallented dengan para ahli yang ada di masyarakat.