Anda di halaman 1dari 2

Flavonoid

Nilai kadar flavonoid pada ekstrak bekatul adalah 132.00 mg Quercetin/g sedikit lebihtinggi daripada
penelitian Farahmandfar et al. (2016). Flavonoid merupakan salah satu jenis dari senyawa fenol yang
jumlahnya paling banyak. Tingginya nilai total fenol pada sampelakan berbanding lurus dengan
tingginya nilai kadar flavonoid. Menurut Ghasemzadeh (2015)senyawa flavonoid yang ada di dalam
ekstrak bekatul meliputi apigenin, katekin, dan quercetindengan konsentrasi antara 1.36 – 2.65
mg/gram.

Dapus :

Farahmandfar R, Asnaashari M and Sayyad R. 2015. Comparison Antioxidant Activity OfTarom Mahali
Rice Bran Extracted From Different Extraction Methods And Its EffectOn Canola Oil Stabilization.
Journal of Food Science Technology 52 (10) : 6385-6394

Ghasemzadeh A, Jaafar H.Z.E, Juraimi A.S, Meigooni A.T, 2015. Comparative Evaluation ofDifferent
Extraction Techniques and Solvents for the Assay of Phytochemicals andAntioxidant Activity of
Hashemi Rice Bran. Molecules Journal 2015, vol. 20, pp. 10822-10838.

Flavonoid mudah mengalami peruraian karena panas, kerja enzim,adanya air dan pH. Flavonoid larut
dalam air, metanol, etanol, butanol, aseton,dimetilsulfoksida, dan dimetilformamid

Flavonoid merupakan kelompok senyawayang biasanya terkandung pada sayur, buah,batang, dan
bunga tanaman. Flavonoid bekerjasebagai antioksidan eksogen dengan kemapuanmenstabilkan
elemen radikal bebas. Hal inidikarenakanstrukturnyayangdapatmendonorkan atom hidrogen pada
radikalbebas. Selain itu, flavonoid juga menghambatenzim yang memproduksi radikal bebas
sepertienzimxanthine oxidase, lipoxygenase,cyclooxigenase, serta menguatkan enzimantioksidan
endogen seperti enzim glutathioneS-transferase.

Kadar flavonoid sari jagung-ekstrak bekatul berbeda nyata (P<0.05) terhadap sarijagung kontrol.
Komponen flavonoid terbesar pada jagung terdapat pada rambut jagung,sedangkan pada biji jagung
muda nilai flavonoid berkisar antara 9.31-14.41 mg CAE/g sampel(Ho et al., 2016). Kadar flavonoid
sari jagung-ekstrak bekatul juga berbeda nyata (P<0.05)terhadap kadar flavonoid sari buah blueberry
dan tomat komersial, dimana sari jagung-ekstrakbekatul memiliki kadar flavonoid yang lebih tinggi.
Menurut Diaconeasa (2015) buah blueberrymemiliki kadar flavonoid sebesar 96 mg/g. Pada
blueberry terdapat beberapa senyawaflavonoid seperti myricetin dan quercetin, akan tetapi
keberadaannya tidak dominan. Senyawafenol yang dominan terdapat pada blueberry adalah
anthocyannin yang juga berperanmembentuk warnya ungu pada buah. Sedangkan tomat bukanlah
sumber flavonoid dimanakandungannya hanya berkisar antara 4-26 mg/g. Senyawa
chalconaringenin merupakansenyawa flavonoid terbesar yang ada dalam tomat dengan, yaitu
sekitar 35-71% dari kadarflavonoid total (Slimestad, 2008). Nilai flavonoid pada sari buah tidak
sebesar nilai pada buahsegarnya dikarenakan telah terjadi proses pengolahan dan penyimpanan
produk dalam waktutertentu yang kemungkinan menyebabkan penurunan flavonoid. Selain itu di
dalam produkjuga ditambahkan air dalam jumlah besar sehingga mengurangi nilai flavonoid yang
ada padaproduk.
Fenol

Salah satu zat yang kuat digunakan sebagai pengawetalami adalah fenol. Fenol memiliki sifat
yangcenderung asam, artinya ia dapat melepaskan ion H+dari gugus hidroksilnya. Senyawa fenol
berfungsisebagai senyawa aktif antibakteri dan antioksidanyang kuat.

Pada gambar 2 dapat dilihat bahwa kadarfenol semakin banyak diperoleh seiring dengan
penambahan waktu dan suhu ekstraksi yangdigunakan. Kadar fenol yang paling banyak
diperoleh pada suhu 70 °C dengan waktu 1 jam. Hal ini disebabkan semakin lama waktu dan
naiknya suhu yang digunakan,maka semakin mudah untuk menarik zat-zat kimia yang
terdapat pada biji kenari tersebut. Suhu sangat berpengaruh dalam menentukan kadar zat
fenol pada saat proses pengeringan biji kenari .Kadar fenol yang paling rendah dapat dilihat
pada biji kenari ifa tamate tanpa kulit ari suhu. Hal ini disebabkan karena sedikitnya waktu
yang digunakan pada saat proses pengeringan, sehingga sulit untuk menembusdinding-
dinding pada biji kenari.

Tambun, R., Limbong, H. P., Pinem, C., & Manurung, E. (2016). Pengaruh ukuran partikel, waktu dan
suhu pada ekstraksi fenol dari lengkuas merah. Jurnal Teknik Kimia USU, 5(4), 53-56.

Anda mungkin juga menyukai