net/publication/272944397
Studi Karakteristik Levitasi Magnet Pada Dua Rol Tembaga yang Berputar
Dengan Model Kereta Maglev Sebagai Pengembangan Industri Transportasi
Masa Depan
CITATIONS READS
0 1,697
2 authors:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Special Issue “Consistent Computational Approaches for Wind Energy Applications“ View project
Optimization of SMES and TCSC using particle swarm optimization for oscillation mitigation in a multi machines power system View project
All content following this page was uploaded by Galih Bangga on 13 December 2020.
Abstrak
Pada makalah ini akan dibahas mengenai study karakteristik levitasi magnet pada dua rol tembaga yang
berputar sebagai pemodelan kereta maglev dengan metode numerik. Disini akan dibahas mengenai
bagaimanakah pengaruh kecepatan putaran motor, massa model kereta maglev, gap antara dua rol tembaga yang
digunakan serta diameter roll tembaga itu sendiri sebagai variabel bebas. Dengan metode numerik dilakukan
analisa agar didapatkan parameter yang optimal pada model kereta maglev ini. Didapatkan perbandingan antara
kecepatan putaran, massa beban, gap serta diameter rol yang disajikan dalam secara grafik dan dapat digunakan
sebagai referensi pemodelan kereta maglev. Dengan diketahuinya parameter yang sesuai, maka dapat digunakan
sebagai dasar dalam desain kereta maglev sebagai industri yang potensial pada sistem transportasi masa depan.
Gambar 1 menjelaskan mengenai hasil lokal. Dimana energi efektif dari sistem dapat
eksperimen semi analitis yang dilakukan mengenai dirumuskan :
ketinggian levitasi magnet terhadap dimensi dari
model kereta berdasarkan untuk magnetisasi magnet ()) = *+ + || (2)
yang seragam (garis kontinu) yang biasa disebut dimana m adalah massa levitron, g adalah pecepatan
dipolar dan magnetisasi magnet multipolar (garis gravitasi serta z adalah ketinggian levitasi.
putus-putus). Dari penelitian Profijt didaapatkan
perbandingan optimum antara diameter dengan
ketebalan magnet yang optimum untuk dilevitasikan
di atas Highly Oriented Pyrolytic Graphite (H.B.
Profijt et al., 2009).
Paper ini membahas bagaimana magnet yang
melayang di atas dua roll tembaga yang berputar,
prinsip kerja dari penelitian ini mirip seperti cara
kerja mainan anak-anak yg disebut levitron. Prinsip
utama yang digunakan untuk levitasi ini disebut
“Adiabatic approximation” (S. Gov et al., 1999).
Pada saat benda dilevitasikan, titik momen magnetk
yang ada akan antiparalel dengan magnetisasi dari
landasan untuk mensuplai gaya tolak magnet yang
akan melawan gaya gravitasi.
Saat berlevitasi, levitron mengalami osilasi
lateral yang pelan (Ω ≅ 1 ) dibandingkan
persesinya ( Ω !!"#$ ~5 ). Kemudian, itupun
lebih kecil dibandingkan spin nya (Ω!"$ ~25 ).
Berdasarkan keaadaan ini, spin terjadi di daerah
Gambar 2 : levitasi magnet pada levitron di dekat titik
sekitar medan magnet lokal H (Adiabatic keseimbangan
approximation). Secara rata-rata momen titik
magnetik µ antiparalel dengan garis medan magnet
2. Levitasi Model Kereta Maglev
Pada paper ini, model penelitian yang dilakukan mirip dengan cara kerja levitron. Hanya saja pada
penelitian ini, bukan benda yang melayang yang berputar, melainkan lintasan atau landasan yang berupa roll
yang terbuat dari tembaga.
Karena kemiripannya, maka persamaan yang dikembangkan untuk menganalisa sistem ini dapat
menggunakan pendekatan seperti levitron. Ditentukan bahwa titik keseimbangan ada pada sumbu simetri,
dimana H sejajar g ./.
Gambar 3 : Pemodelan vektor pada sistem levitasi magnet permanen di atas dua roll tembaga yang berputar
Berdasarkan pendekatan menurut levitron, maka dapat digunakan pemodelan matematika sebagai berikut,
dimana medan magnet pada bahan H diuraikan dalam fungsi ρ dan z
2 2 2
(0,.) = − 4(5 +55 )0
6 + 7 + 5 + 55 8 3 − 4 3 9: ./ (3)
3 3 3
dimana , 5 dan 55 adalah medan magnet vertikal yang merupakan turunan pertama dan kedua sepanjang
arah sumbu z secara berturut-turut pada posisi seimbang dimana H akan sejajar percepatan gravitasi g ./.
Energi potensial pada magnet yang melayang sebagai model kereta maglev ini adalah penjumlahan dari
energi interaksi antara dipol magnet dengan medan magnet itu sendiri ditambah dengan energi potensial gravitasi
yang dipengaruhi oleh gaya berat dari model kereta maglev ini.
( = −2; . (0,.) + *+ (4)
dimana pada energi potensial akibat interaksi momen dipol magnet dengan medan magnet pada persamaan di
atas muncul angka 2, hal ini dikarenakan ada dua roll tembaga, sehingga akan ada dua potensial magnetik akibat
dua rol tersebut.
Persamaan gerak untuk sistem tersebut sebagai berikut dimana < = 0 + . adalah
*<= = 2>(; . ) − *+./ (5)
Pada analisa mengenai massa magnet yang Konstanta C disini akan secara langsung
dilevitasikan daat menggunakan persamaan 4 dan 5. mempengaruhi ketinggian levitasi karena
Dimana pada keadaan stasioner persamaan 6 juga berdasarkan persamaan 4 levitasi akan sangat
akan valid, sehingga massa magnet akan berbanding dipengaruhi oleh Hdan µ.
terbalik dengan ketinggian levitasi. Hal ini sudah
jelas terlihat, karena dengan bertambahnya massa
magnet yang dilevitasikan, gaya berat yang harus
dilawan oleh gaya diamagnetik magnet akan
6 DAFTAR PUSTAKA
HU
5 S. Earnshaw. (1842). Trans. Cambridge Philos. Soc.,
7, 97.
Kee-Bong Choi. (2003), Stabilization of one
4 degree-of-freedom control type levitation table
with permanent magnet repulsive forces,
Mechatronics, 13, 587–603.
3 W. Braunbek. (1939) , Z. Phys, 112 753.
B.R.F. Kendall, M.F. Vollero, L.D. Hinkle, J. Vac.
Sci. (1987) , Technol. A, 5, 2458.
2
I.F. Lyuksyutov, D.G. Naugle, K.D.D. Rathnayaka.
(2004) , A.P.L., 85, 1817.
1 H. Chetouani, V. Haguet, C. Jeandey, C. Pigot, A.
Walther, N.M. Dempsey, F. Chatelain, B.
Delinchant, G. Reyne. (2007), IEEE
0 Transducers Eurosensors, 715.
0 100 200 300 400 H.B. Profijt, C.Pigot, G.Reyne, R.M.Grechishkin,
O.Cugat. (2009), Stable diamagnetic self-
Gambar 6 : Grafik kecenderungan pengaruh kecepatan putaran rol levitation of a micro-magnet by improvement of
tembaga terhadap ketinggian levitasi its magnetic gradients, Journal of Magnetism
and Magnetic Materials, 321, 259–262.
R. Pelrine, Am. Sci. (2004), 92, 428.
S. Gov, S. Shtrikman, H. Thomas. (1999), On the
4. Kesimpulan
dynamical stability of the hovering magnetic
Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan top, Physica D, 126, 214–224.
bahawa besarnya perbandingan antara diameter rol
tembaga dengan gap dan kecepatan putaran rol
tembaga akan sebanding dengan ketinggian levitasi
sampai pada frekuensi natural ketinggian levitasi
akan cenderung konstan. Hal sebaliknya terjadi pada
parameter massa magnet yang dilevitasikan, dengan
bertambahnya massa magnet, ketinggian levitasi
akan semakin kecil dengan medan magnet yang
sama.