Anda di halaman 1dari 10

MATA KULIAH PENGOLAHAN LIMBAH CAIR B

TUGAS :
MEMBUAT MAKALAH PENGOLAHAN KOTORAN MANUSIA HEMAT TEMPAT

Dosen pengampu:
SUPARMI, SPd, MSi

NAMA :
SOFIAH
NIM. PO71331220069

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI


PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN
SANITASI LINGKUNGAN
TAHUN 2022/2023
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB I

1.1 Pendahuluan 1

1.2 Rumusan Masalah 2

1.3 Tujuan 2

BAB II

2.1 Pengertian Jamban 3

2.2 Syarat Jamban Sehat 3

2.3 Jenis Jamban 4

2.4 Tujuan Membuat Jamban 4

2.5 Keunggulan Pengunaan Drum Plastik Sebagai Bahan Pembuatan Septitank 4

2.6 Alat dan Bahan Pembuatan Septitank 5

2.7 Metode dan Tahapan Kegiatan 5

BAB III

3.1 Kesimpulan 6

3.2 Saran 6

DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu, Tanpa
pertolongannya tentunya kami tidak akan sanggup menyelesaikan makalah ini dengan
baik salawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda kita nabi
Muhammad SAW yang kita nanti nantikan syafaatnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehatnya,
baik, itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah mata kuliah Pengolahan Limbah Cair B dengan judul
“Pengolahan Kotoran Manusia Hemat Tempat”

Penulis tentunya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu penulis
mengharapkan saran dan kritik.

Jambi, 2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jamban adalah suatu bangunan yang digunakan untuk membuang dan


mengumpulkan kotoran manusia dalam suatu tempat tertentu, sehingga kotoran tersebut
dalam suatu tempat tertentu tidak menjadi penyebab penyakit dan mengotori lingkungan
pemukiman (Depkes RI, 1995).

Jamban keluarga didefinisikan suatu bangunan yang dipergunakan untuk


membuang tinja/kotoran manusia bagi keluarga, lazimnya disebut kakus. Penyediaan
sarana pembuangan kotoran manusia atau tinja (kakus/jamban) adalah bagian dari
usaha sanitasi yang cukup penting peranannya, khususnya dalam usaha pencegahan
penularan penyakit saluran pencernaan. Ditinjau dari sudut kesehatan lingkungan, maka
pembuangan kotoran yang tidak saniter akan dapat mencemari lingkungan, terutama
dalam mencemari tanah dan sumber air (Soeparman dan Suparmin, 2002).

Kabupaten Lampung Timur merupakan salah satu kabupaten di Provinsi


Lampung yang mempunyai luas lebih kurang 5.325,03 km²,terdiri dari 24 kecamatan
dan 264 desa/kelurahan.Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Timur
Nomor 10 tahun 2010 tentang RPJPD Kabupaten Lampung Timur Tahun 2005-2025,
salah satu Misi pembangunan Kabupaten Lampung Timur adalah
“Mengoptimalkan Sumberdaya Alam Daerah Berbasiskan pada Keberlanjutan dan
Kelestarian LingkunganHidup”. Misi ini dimaksudkan untuk mengoptimalkan
pengelolaan SDA (lahan, air, hutan dan mineral) secara kelanjutan dengan tetap
memperhatikan kelestarian lingkungan hidup. Sejalan dengan misi tersebut maka
penting sekali budaya hidup bersih serta pencegahan pencemaran lingkungan.

Dusun Bumi Agung Desa Bumiharjo merupakan salah satu desa yang
berada di Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur. Dari survei lokasi
awal menunjukkan bahwa beberapa masyarakat di desa tersebut belum memiliki
sarana sanitasi yang baik. Kebiasaan masyarakat membuang tinja di halaman
kosong belakang rumah pada jamban tradisional masih dilakukan. Selain polusi udara
akibat bau dari kotoran tinja, BABS juga dapat mencemari air sumur yang biasa di
konsumsi oleh warga.

1.2 Rumusan Masalah

1. Perilaku kebiasaan melakukan BABS (Buang Air Besar Sembarangan).


2. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang perilaku hidup sehat
3. Kurangnya Pengetahuan masyarakat tentang pemanfaatan drum plastik bekas
untuk pembuatan septictank murah dan ekonomis.
4. Kurangnya Keterampilan masyarakat dalam pembuatan septictank murah dan
ekonomis.
5. Minimnya Penyuluhan serta edukasi tentang sarana sanitasi yang sesuai
standar keseha
1.3 Tujuan

1. Pengetahuan masyarakat menjadi bertambah tentang pemanfaat akan drum


plastik bekas untuk pembuatan septictank.
2. Keterampilan masyarakat menjadi meningkat dengan adanya
praktek/demonstrasi serta pelatihan pembuatan septictank dari drum plastik
bekas
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Jamban

Jamban adalah suatu bangunan yang digunakan untuk membuang dan


mengumpulkan kotoran manusia dalam suatu tempat tertentu, sehingga kotoran tersebut
dalam suatu tempat tertentu tidak menjadi penyebab penyakit dan mengotori lingkungan
pemukiman (Depkes RI, 1995).

Jamban keluarga didefinisikan suatu bangunan yang dipergunakan untuk


membuang tinja/kotoran manusia bagi keluarga, lazimnya disebut kakus. Penyediaan
sarana pembuangan kotoran manusia atau tinja (kakus/jamban) adalah bagian dari
usaha sanitasi yang cukup penting peranannya, khususnya dalam usaha pencegahan
penularan penyakit saluran pencernaan. Ditinjau dari sudut kesehatan lingkungan, maka
pembuangan kotoran yang tidak saniter akan dapat mencemari lingkungan, terutama
dalam mencemari tanah dan sumber air (Soeparman dan Suparmin, 2002).

2.2 Syarat Jamban Sehat

1. Tidak mencemari sumber air minum (untuk ini dibuat lubang penampungan
kotoran paling sedikit berjarak 10 meter dari sumber air).
2. Tidak berbau dan tinja tidak dapat dijamah oleh serangga maupun tikus.
3. Air seni, air pembersih dan penggelontoran tidak mencemari tanah disekitarnya.
4. Mudah dibersihkan, aman digunakan dan harus terbuat dari bahan-bahan yang
kuat dan tahan lama.
5. Dilengkapi dinding dan atap pelindung, dinding kedap air dan berwarna terang.
6. Luas ruangan cukup.
7. Ventilasi cukup baik.
8. Tersedia air dan alat pembersih.
9. Cukup penerangan.

2.3 Jenis Jamban

1. Jamban cubluk (pit privy) adalah jamban yang tempat penampungan tinjanya
dibangun dibawah tempat pijakan atau dibawah bangunan jamban. Jenis jamban
ini, kotoran langsung masuk ke jamban dan tidak terlalu dalam karena akan
mengotori air tanah, kedalamannya sekitar 1,5-3 meter (Mashuri, 1994).
2. Jamban empang (overhung Latrine) adalah jamban yang dibangun diatas
empang, sungai ataupun rawa. Jamban model ini ada yang kotorannya tersebar
begitu saja, yang biasanya dipakai untuk makanan ikan, ayam.
3. Jamban kimia (chemical toilet) adalah model jamban yang dibangun ditempat-
tempat rekreasi, pada transportasi seperti kereta api dan pesawat terbang dan
lain-lain. Pada model ini, tinja disenfeksi dengan zat-zat kimia seperti caustic soda
dan pembersihnya dipakai kertas tisue (toilet paper). Jamban kimia ada dua
macam, yaitu: (a) Tipe lemari (commode type) Pada tipe ini terbagi lagi menjadi
ruang-ruang kecil, seperti pada lemari. (b) Tipe tangki (tank type) Pada tipe ini
tidak terdapat pembagian ruangan atau dengan kata lain hanya terdiri dari satu
ruang.
4. Jamban leher angsa (angsa trine) adalah jamban leher lubang closet berbentuk
lengkungan, dengan demikian air akan terisi gunanya sebagai sumbat sehingga
dapat mencegah bau busuk serta masuknya binatang-binatang kecil. Jamban
model ini adalah model terbaik yang dianjurkan dalam kesehatan lingkungan
(Warsito, 1996).

2.4 Tujuan Membuat Jamban

1. Menjaga lingkungan bersih,sehat,dan bersih.


2. Tidak mencemari sumber air disekitarnya.
3. Tidak mengundang datangnya berbagai penyakit.
2.5 Keunggulan Pengunaan Drum Plastik Sebagai Bahan Pembuatan Septi Tank

1. Drum plastik lebih awet/permanen karena tahan terhadap larutan kimia


2. Drum plastik kedap air/anti bocor
3. Drum plastik mudah didapat
4. Drum plastik harganya murah
5. Mudah dikerjakan
6. Dapat dibuat berbagai bentuk menyesuaikan dengan kondisi lahan
7. Pasangan batu bata dapat menjadi lebih hemat
2.6 Alat dan Bahan Pembuatan Septitank

1. Drum plastic bekas yang mempunyai spesifikasi warna biru, tebal, berkapasitas
200 liter sampai 225 liter dengan berat kosong 60 kg. Tutup drum plastik bekas
di buka/dilepas sebab nantinya akan diganti dengan penutup dari cor beton
2. Pipa untuk di sambung dengan drum plastic
3. Lem pipa
4. Bor untuk melubangi drum plastic
2.7 Metode dan Tahapan Kegiatan
1. Sosialisasi
Metode ceramah dengan sosialisi ini dilakukan oleh tim pengabdi yang
dibantu mahasiswa.Kami mempersiapkan semua perlengkapan yang dibutuhkan
untuk sosialisasi. Sosialisasi diberikan kepada warga masyarakat dengan
bantuan audio visual,tujuannya supaya lebih menarik sebab bisa menampilkan
materi dalam bentuk gambar,foto,diagram,table,dan lain sebagainya.
2. Pelatihan
Dalam pelatihan demonstrasi yang dilakukan oleh tim pengabdi
yang dibantu dengan mahasiswa, warga masyarakat di ajak untuk mencermati
segala tahapan yang dilakukan. Langkah-langkah dalam melakukan
demonstrasi adalah:
a. Menjelaskan desain septictank dan desain resapan
b. Persiapan alat yang digunakan dalam
pembuatan septictank
c. Persiapan bahan-bahan yang digunakan dalam
pembuatan septictank
d. Persiapan sumur galian untuk septictank
e. Persiapan galian resapan
f. Memperagakan/mempraktekkan bersama masyarakat pembuatan
septictank dan resapan sesuai desain gambar yang telah dipersiapkan
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Setelah kegiatan pengabdian ini, ada beberapa kesimpulan yang telah
didapat adalah Pengetahuan masyarakat menjadi bertambah tentang pemanfaat
akan drum plastik bekas untuk pembuatan septictank. Keterampilan masyarakat
menjadi meningkat dengan adanya praktek/demonstrasi serta pelatihan
pembuatan septictank dari drum plastik bekas. Terjangkauoleh masyarakat, sebab
biaya yang dikeluarkan sangat murah untuk jenis septictank dari drum plastik bekas
ini. Lingkungan tidak lagi tercemari oleh BABS, masyarakat dapat menerapkan
perilaku hidup sehat.

3.2 Saran

Sangat di harapkan kepada pemerintah agar sanitasi dapat merata di seluruh


pelosok Indonesia,agar semua warga Indonesia mendapat kesetaraan kesehatan yang
merata.
DAFTAR PUSTAKA

Badan Standardisasi Nasional. (2002).


Tata Cara Perencanaan Sumur Resapan Air Hujan
untuk Lahan Pekarangan. SNI-03-2453-2002.
Jakarta: BSN.

Daryanto. (2004).Masalah Pencemaran. Bandung :Tarsito. Bandung: Tarsito.

Indramaya E.A.& Purnama,I.L.S.2013.Rancangan Sumur Resapan Air Hujan


Sebagai Salah Satu UsahKonservasi Air Tanah di Perumahan Dayu Baru
Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakart. jurnal Bumi Indonesia,II (3), 47-54.

Masykur. (2015).Pemanfaatan Drum Plastik Bekas Sebagai Bahan Pembuatan


Septictank. Jurnal TAPAK, 5 (1), November, 55-60

Kandun, I. N. (2006). Pemberantasan Penyakit Menular Ed 17.Jakarta: Info Medika.

Anda mungkin juga menyukai