Anda di halaman 1dari 194

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Media massa, sering kali disebut sebagai pilar keempat demokrasi. Eksistensinya

tidak berada di dalam struktur pemerintahan, tetapi sumbangsih dan pengaruhnya

dalam dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara sangat signifikan.

Sebagai alat untuk menyampaikan informasi, penilaian, atau gambaran umum

tentang banyak hal, media massa mempunyai kemampuan untuk berperan sebagai

lembaga yang dapat membentuk opini publik. Namun, media massa juga terkadang

dapat berkembang menjadi kelompok penekan atas suatu ide atau gagasan, dan

bahkan suatu kepentingan.

Sehubungan dengan hal tersebut, sebenarnya media massa berada pada posisi

yang mendua, dalam pengertian bahwa ia dapat memberikan pengaruh-pengaruh

"positif" maupun "negatif" kepada khalayak. Lewat produk-produk jurnalistiknya

yang terus-menerus disebarkan dan ditampilkan, media massa secara tidak langsung

membentuk pemahaman dan kesadaran di kepala khalayak mengenai suatu hal atau

peristiwa.

Dalam mengkritik atau menilai suatu hal atau peristiwa, media selalu
2

mengusung slogan "berpihak kepada kebenaran" atas segala sesuatu yang

disampaikannya ke ranah publik. Ironisnya, realitas yang terjadi di lapangan melihat

media massa tidak sepenuhnya objektif. Sebagian dari mereka ada yang memiliki

tujuan tertentu dalam mengkritik atau menilai suatu peristiwa.

Kebebasan media massa di era reformasi ini, seharusnya membuat media massa

menjadi semakin dewasa, surat kabar khususnya seharusnya semakin objektif dalam

menilai, serta mengkritik berbagai persoalan yang berkembang di masyarakat tanpa

pandang bulu karena hal tersebut mengacu pada idealisme dari media massa itu

sendiri.

Dalam menilai serta mengkritik berbagai persoalan aktual yang terjadi di

masyarakat, surat kabar menggunakan kolom khusus untuk menyampaikan

gagasannya yakni melalui kolom tajuk rencana. Pada kolom tersebut, segala gagasan,

kritik dan penilaian media digulirkan secara bebas dalam praktik penggunaan

bahasanya, bahkan terkadang menggunakan bahasa yang mematikan.

Tajuk rencana merupakan pikiran sebuah lembaga opini publik, menyajikan

fakta dan opini yang menafsirkan berita-berita penting dan memengaruhi pendapat

umum. Tajuk rencana merupakan tulisan dalam surat kabar berisi pandangan

redaksi terhadap peristiwa yang sedang menjadi pembicaraan pada saat surat kabar

itu diterbitkan.

Dalam tajuk rencana diungkapkan adanya informasi atau masalah aktual,

penegasan pentingnya masalah, opini redaksi tentang masalah tersebut, kritik dan

saran atas permasalahan, dan harapan redaksi akan peran serta pembaca. Tajuk
3

rencana juga menyajikan opini yang cenderung menggunakan bahasa mengkritik

yang bertujuan mengevaluasi suatu berita.

Tajuk rencana merupakan roh bagi sebuah surat kabar. Pada tajuk rencana

terdapat, pandangan, penilaian, pikiran, dan kritik media terhadap beragam peristiwa

dikonstruksi untuk menghasilkan sebuah titik pandang dan setelah itu ditampilkan ke

tengah-tengah publik. Pada tajuk rencana, ideologi suatu media ditampilkan secara

samar-samar dan terus dilestarikan untuk mempengaruhi pikiran khalayak.

Karakter atau identitas sebuah surat kabar terletak pada tajuk rencana. Oleh

karena itu, untuk mengetahui identitas dari sebuah surat kabar tersebut, perlu

dilakukannya penelitian secara mendalam. Sehingga akan terlihat, apakah media itu

didirikan untuk kepentingan publik, atau sebaliknya untuk kepentingan penguasa.

Kemudian, apakah yang disajikan oleh media itu bersifat netral, atau berpihak kepada

pihak-pihak tertentu.

Analisis wacana khususnya tajuk rencana dalam hal ini adalah sebagai upaya

untuk mengetahui maksud tersembunyi dari penulis yang mengemukakan suatu

pernyataan. Pengungkapan maksud tersebut dengan memosisikan diri sebagai penulis

dengan mengikuti struktur makna dari si penulis.

Di dalam sebuah tajuk rencana, pemikiran-pemikiran yang terkait dengan isu

yang berkembang, dipikirkan secara matang sehingga ada pandangan yang

disampaikan oleh redaktur dari surat kabar yang bersangkutan dan tajuk rencana

dapat menjadi wacana yang utuh dan layak untuk dianalisis.

Sehubungan dengan analisis wacana tajuk rencana, Teun A. van Dijk telah
4

mengembangkan teori analisis wacana. Menurut Teun A. van Dijk penelitian wacana

tidak hanya terbatas pada teks atau wacana semata, tetapi juga bagaimana suatu

teks/wacana diproduksi. Kelebihan analisis wacana model van Djik adalah penelitian

wacana tidak semata-mata dengan menganalisis teks/wacana saja, tetapi juga melihat

bagaimana struktur sosial, dominasi dan kelompok kekuasaan yang ada dalam

masyarakat dan bagaimana kognisi/pikiran serta kesadaran yang membentuk dan

berpengaruh terhadap teks/wacana tertentu (Eriyanto, 2009: 224).

Wacana oleh van Dijk dikatakan memiliki tiga dimensi, yaitu: teks, kognisi

sosial, dan konteks (analisis sosial). Inti analisisnya adalah bagaimana

menggabungkan ketiga dimensi wacana tersebut ke dalam satu kesatuan analisis

(Darma, 2014: 124). Pada tataran teks van Dijk memanfaatkan dan menganalisis

linguistik tentang kosakata, kalimat, preposisi, dan paragraf untuk menjelaskan dan

memaknai suatu teks wacana. Tataran kognisi sosial, bagaimana menganalisis proses

produksi suatu teks yang melibatkan pikiran atau kognisi dari individu dari wartawan

sebagai penyaji berita. Pada tataran ketiga mempelajari bangun wacana yang

berkembang dalam suatu masyarakat akan suatu masalah.

Berdasarkan pengamatan tajuk rencana surat kabar lokal yang ada di Sulawesi

Tenggara, Kendari Pos dipilih sebagai objek penelitian karena keberadaan surat

kabar tersebut telah lama dipercaya oleh masyarakat sehingga menjadi suatu

media cetak terkemuka di Sulawesi Tenggara yang memiliki reputasi yang

baik dalam tajuk rencananya. Selain itu, Kendari Pos mudah diperoleh di mana

saja, dan dikelola oleh manajemen yang profesional sehingga dari segi mutu
5

cukup memadai. Dalam penelitian nantinya diharapkan dapat menghasilkan

analisis yang objektif terhadap media yang dimaksud.

Pada penelitian ini, peneliti memfokuskan untuk menganalisis teks tajuk

rencana serta pemberitaan media lain terkait megaproyek di Sulawesi Tenggara pada

tahun 2019. Sejak dilantik pada tanggal 5 September 2018 untuk periode kedua,

Gubernur Ali Mazi telah menyampaikan komitmennya untuk membangun Sulawesi

Tenggara. Ada tiga megaproyek di Sulawesi Tenggara pada tahun 2019 yang mulai

digarap. Ketiganya yakni, pembangunan jalan penghubung Kendari-Toronipa

sepanjang 13 km dan lebar 40 meter, pembangunan rumah sakit jantung berlokasi di

eks Rumah Sakit Provinsi serta pembangunan gedung perpustakaan daerah modern

berlokasi di eks Taman Budaya.

Dikutip dari laman Lembaga Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Provinsi

Sulawesi Tenggara, dari tiga mega proyek itu, proyek pembangunan jalan Kendari-

Toronipa menyedot anggaran cukup besar Rp 153,1 miliar dari total anggaran

keseluruhan Rp 500 miliar. Disusul pembangunan rumah sakit jantung Rp 96,6 miliar

dari total anggaran Rp 300 miliar serta mega proyek gedung perpustakaan daerah

modern senilai Rp 28,5 miliar. Ketiga proyek yang dananya bersumber dari Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) (Lenterasultra.com di akses 5 November

2021 pukul 17.13, https://lenterasultra.com/blog/2019/07/28/mega-proyek-gubernur-

ali-mazi-sedot-apbd-ratusan-miliar/).

Saat acara ekspos tiga tahun kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur

Sultra 2018-2023, Ali Mazi tetap menetapkan tiga megaproyek tersebut sebagai
6

program unggulan yang harus terus dijalankan dengan baik walaupun berada dalam

kondisi pandemi.

Hal ini sesuai dengan visi pembangunan daerah terwujudnya Sultra yang maju

dan bermartabat. Pertama Sultra berbudaya dan beriman, kedua Sultra cerdas, ketiga

Sultra sehat, keempat Sultra produktif, dan kelima Sultra peduli kepemimpinan, yang

diupayakan dengan konsep strategi pendekatan, gerakan akselerasi pembangunan

daratan dan lautan (Garbarata),”.

Terkait hal tersebut Gubernur Sulawesi Tenggara, Ali Mazi dan Wakil

Gubernur Lukman Abunawas, memaparkan tiga mega proyek infrastruktur

unggulannya yaitu pembangunan Perpustakaan Modern bertaraf internasional, Rumah

Sakit Jantung dan Pembuluh Darah, serta jalan wisata Kendari-Toronipa.

Untuk pembangunan perpustakaan,bertujuan meningkatkan taraf literasi

masyarakat Sultra, khususnya di Kota Kendari yang merupakan tempat berdirinya

perpustakaan. Progres pembangunan fisik perpustakaan tujuh lantai di Jalan Sao-

Sao,Kecamatan Kadia, Kota Kendari ini telah mencapai 100%. Yang tersisa adalah

penataan internal dan landscape yang saat ini sedang dalam proses pengerjaan.

Adapun rumah sakit jantung dan pembuluh darah yang dibangun di atas lahan

bekas rumah sakit provinsi, bertujuan menjadi solusi bagi orang yang menderita

gangguan jantung dan pembuluh darah. Dengan hadirnya rumah sakit tersebut dapat

meningkatkan taraf kesehatan bagi rakyat Sultra. Pembangunan rumah sakit ini

diketahui sudah berjalan lebih dari dua tahun sejak peletakan batu pertama yang

dimulai pada 29 Agustus 2019. Rencananya proyek rumah sakit 17 lantai ini akan
7

menjadi rumah sakit jantung pertama di kawasan timur Indonesia.

Kemudian untuk pembangunan jalan wisata Kendari-Toronipa saat ini telah

memasuki pembangunan tahap kedua,dan dan masyarakat berharap dapat selesai

sesuai target.

Ketiga megaproyek tersebut menyita perhatian masyarakat luas dan menuai pro

dan kontra. Dari pimpinan DPRD Sultra misalnya, Ketua DPRD Abdurrahman Saleh

menyatakan setuju terhadap ketiga megaproyek Gubernur karena sesuai dengan

amanah dari Perda No 9 Tahun 2019, dimana hal tersebut  menjadi rencana jangka

menengah Daerah Sultra tahun 2018-2023. Di pihak lain Wakil Ketua DPRD Sultra,

Muh. Endang menyoroti anggaran megaproyek Gubernur. Tiga megaproyek yang

menelan anggaran triliunan rupiah dari hasil pinjaman daerah sebesar Rp

1.195.000.000.000. Menurutnya, angka ini cukup besar dan diprediksi boros, sehingga

perlu ada evaluasi. Sorotan juga muncul dari kalangan akademisi, Dosen Ilmu

Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Kendari (UMK), Andi Awaluddin Ma’ruf

mengatakan, dalam perspektif kebijakan seharusnya Ali Mazi mengutamakan lebih

dulu janji politiknya yang dikemas dalam visi “Menuju Sultra Emas”, sehingga

anggarannya bisa diarahkan pada visi tersebut. Dari kalangan mahasiswa, Hasanuddin,

yang tergabung dalam Aliansi Pemuda dan Pelajar (AP2) Sulawesi Tenggara (Sultra)

yang melakukan aksi unjukrasa di gedung Sekretariat DPRD Sultra yang salah satu

tuntutannya, meminta Gubernur Ali Mazi segera melakukan perbaikan jalan rusak di

poros Raha (Kabupaten Muna) – Lakapera (Buton Tengah) ketimbang mengurus

megaproyeknya. Masyarakat di Muna khususnya di Kecamatan Parigi dan Kabawo,


8

sudah lama merasakan penderitaan yang cukup lama saat melewati jalan rusak di dua

kecamatan, yakni di Desa Bea dan Wakumoro dengan kondisi yang sangat

memprihatinkan, hingga menjelang akhir tahun 2021, belum juga dilakukan perbaikan.

Di pihak lain, staf khusus Presiden RI bidang inovasi dan milenial, Gracia Josaphat

Jobel Mambrasar terlontar pujian usai menyaksikan maha karya duet Aman dan akan

melaporkan progres pembangunan seluruh program prioritas dan program

pembangunan lainnya ini kepada Presiden Joko Widodo dalam rapat khusus yang

diagendakan setiap pekan di Istana Negara. Menurutnya, Presiden Jokowi akan

mendukung sepenuhnya visi besar dan terukur seperti ini.

Dari beberapa hal terkait megaproyek di Sulawesi Tenggara pada tahun 2019

yang telah dipaparkan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai

megaproyek ini.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan di atas, maka rumusan

masalah penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah struktur teks dan strategi wacana yang dipakai Kendari Pos

dalam tajuk rencana pada pemberitaan megaproyek di Sulawesi Tenggara

pada tahun 2019?

2. Bagaimanakah proses produksi teks Kendari Pos dalam tajuk rencana

pada pemberitaan megaproyek di Sulawesi Tenggara pada tahun 2019 yang

melibatkan kognisi individu wartawan?


9

3. Bagaimanakah wacana yang berkembang dalam masyarakat, proses

produksi dan reproduksi terkait tajuk rencana pemberitaan megaproyek di

Sulawesi Tenggara pada tahun 2019?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana struktur teks dan strategi wacana yang

dipakai Kendari Pos dalam tajuk rencana pada pemberitaan megaproyek

di Sulawesi Tenggara pada tahun 2019.

2. Untuk mengetahui bagaimana proses produksi teks Kendari Pos dalam

tajuk rencana pada pemberitaan megaproyek di Sulawesi Tenggara pada

tahun 2019 yang melibatkan kognisi individu wartawan.

3. Untuk mengetahui bagaimana wacana yang berkembang dalam

masyarakat, proses produksi dan reproduksi terkait tajuk rencana

pemberitaan megaproyek di Sulawesi Tenggara pada tahun 2019.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah

referensi bagi ilmu pengetahuan. Semoga penelitian ini dapat berguna sebagai

sumber informasi dan tinjauan pustaka bagi penelitian selanjutnya, terutama

penelitian pada bidang analisis wacana kritis.


10

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat penelitian bagi peneliti

Hasil penelitian ini dapat menambah dan memperluas pengetahuan

peneliti tentang analisis tajuk rencana surat kabar lokal dalam

pemberitaan megaproyek di Sulawesi Tenggara pada tahun 2019.

b. Manfaat bagi pembaca

Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan

tentang analisis tajuk rencana surat kabar lokal dalam pemberitaan

megaproyek di Sulawesi Tenggara pada tahun 2019.

c. Manfaat penelitian bagi peneliti yang akan datang

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan dan perbandingan

tentang analisis tajuk rencana surat kabar lokal dalam pemberitaan

megaproyek di Sulawesi Tenggara pada tahun 2019.

E. Definisi Istilah

1. Wacana

Terdapat tiga hal sentral dalam kaitannya dengan pengertian wacana,

yaitu teks, konteks, dan wacana. Teks adalah semua bentuk bahasa, bukan

hanya kata-kata yang tercetak di lembar kertas, tetapi juga semua jenis

ekspresi komunikasi, ucapan, musik gambar, efek suara, citra, dan

sebagainya. Konteks memasukkan semua situasi dan hal yang berada di luar
11

teks dan mempengaruhi pemakaian bahasa, seperti partisipan dalam bahasa,

situasi dimanah teks tersebut diproduksi. Wacana di sini dimaknai sebagai

teks dan konteks secara bersama-sama.

2. Tajuk Rencana

Tajuk rencana merupakan pernyataan mengenai fakta dan opini secara

singkat, logis, dan menarik ditinjau dari segi penulisan dan bertujuan untuk

mempengaruhi pendapat atau memberikan interpretasi terhadap suatu berita

yang menonjol sebegitu rupa sehingga kebanyakan pembaca surat kabar akan

menyimak pentingnya arti berita yang ditujukan.

3. Surat Kabar Lokal

Surat kabar memiliki makna yang sama dengan koran. Koran berarti

lembaran-lembaran kertas bertuliskan berita, terbit setiap hari atau secara

periodik. Sementara lokal artinya berlaku di satu tempat atau daerah tertentu.

Dari kedua pengertian itu, dapat diambil kesimpulan bahwa surat kabar lokal

merupakan koran yang hanya tersebar di wilayah tertentu saja secara lokal.

Dalam penelitian ini, penulis memilih Kendari Pos sebagai surat kabar lokal

di Sulawesi Tenggara.

4. Pemberitaan

Pemberitaan memiliki pengertian proses, cara, perbuatan

memberitakan. Pemberitaan merupakan .kegiatan melaporkan atau


12

memberitakan segala bentuk informasi kepada khalayak. Dalam hal ini,

pemberitaan mencakup semua berita-berita yang berkaitan dengan

megaproyek di Sulawesi Tenggara pada tahun 2019.

5. Megaproyek di Sulawesi Tenggara pada tahun 2019

Megaproyek di Sulawesi Tenggara pada tahun 2019 adalah beberapa

proyek besar yang diprogramkan oleh Gubernur Sulawesi Tenggara diperiode

kedua. Proyek besar tersebut adalah Rumah Sakit Jantung Nasional, Jalan

Wisata Kendari-Toronipa, dan Perpustakaan bertaraf internasional.


13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.Landasan Teori

1. Teori Konstruksi Sosial

Berawal dari sebuah asumsi bahwa apakah pengetahuan itu bebas dari

nilai atau tidak, dan apakah sebuah teks merupakan suatu ruang yang hampa atau

tidak, maka memunculkan sebuah pertanyaan, apakah ada konstruksi sosial di

balik pengetahuan dan di balik sebuah teks.

Konstruksi sosial memiliki arti yang luas dalam ilmu sosial. Hal ini biasanya

dihubungkan pada pengaruh sosial dalam pengalaman hidup individu. Asumsi

dasarnya pada realitas adalah konstruksi sosial. Konstruksi sosial memiliki

beberapa kekuatan. Pertama, peran sentral bahasa memberikan mekanisme

konkret, dimana budaya mempengaruhi pikiran dan tingkah laku individu. Kedua,

konstruksi sosial dapat mewakili kompleksitas dalam satu budaya tunggal, hal ini

tidak mengasumsikan keseragaman. Ketiga, hal ini bersifat konsisten dengan

masyarakat dan waktu.

Konstruksi sosial merupakan sebuah pandangan kepada kita bahwa semua

nilai, ideologi, dan institusi sosial adalah buatan manusia. Diperlukan waktu untuk

memahami dan menghargai implikasi penuh dari pernyataan ini. Sebagai contoh,
14

dimasa lampau dianggap bahwa bumi adalah pusat jagat raya yang dikelilingi

planet-planet. Galileo berpendapat lain dan menempatkan matahari sebagai pusat

jagat raya dan bumi bersama planet- planet lain berevolusi mengelilingi matahari.

Pendapat ini bertentangan dengan pandangan yang dianut umum dan karenanya ia

dianggap gila dan malah dimasukkan ke dalam penjara. Diperlukan waktu panjang

sebelum sistem heliosentris diterima umum.

Konstruksi sosial adalah sebuah pernyataan keyakinan dan juga sebuah sudut

pandang bahwa kandungan dari kesadaran, dan cara berhubungan dengan orang

lain itu diajarkan oleh kebudayaan dan masyarakat.

Tercakup di dalamnya pandangan bahwa semua kuantitas metafisik riil dan

abstrak yang dianggap sebagai suatu kepastian itu dipelajari dari orang lain

disekitar kita.( R. Ngangi, 2011: 1).

Sejalan dengan pemikiran tersebut dengan berpikir dialektis, Peter L.

Berger memandang masyarakat sebagai produk manusia dan manusia sebagai

produk masyarakat. Pemikiran Berger ini berimplikasi pada kenyataan objektif

dan kenyataan subjektif, serta proses dialektis dari objektivasi, eksternalisasi,

dan internalisasi.

a. Objektivasi

Objektivasi adalah kemampuan manusia memanifestokan diri dalam

produk-produk kegiatan manusia yang tersedia, baik bagi produsen-

produsennya maupun orang lain. Salah satu contoh dari objektivasi yang sangat
15

penting adalah signifikansi, yakni pembuatan tanda-tanda oleh manusia, yang

kemudian tanda-tanda tersebut dikelompokkan dalam sebuah sistem, seperti

bahasa.

b. Eksternalisasi
Eksternalisasi adalah penyesuaian diri dengan dunia sosio-kultural sebagai

produk manusia. Berbeda dengan manusia, binatang lahir ke dunia lebih

kurang sudah ditentukan sepenuhnya oleh instinktualnya. Dengan itulah,

binatang terspesialisasi dan diarahkan pada suatu lingkungan yang khas

spesiesnya.

c. Internalisasi
Internalisasi adalah terbentuknya kemampuan dirinya sendiri seperti

kenyataan hidup yang dihadapi manusia sehari-hari adalah kenyataan yang

tertib dan tertata, termasuk sudah diobjektifikasi. Artinya, sudah dibentuk oleh

suatu tatanan objek-objek yang sudah diberi nama sebagai objek-objek sejak

sebelum manusia penerus generasi lahir. Maka terjadilah proses pemaknaan yang

subjektif dengan mana dunia akal-sehat intersubjektif itu terbentuk. (Berger dan

Luckmann, 1990: 20).

Bagi Berger, kenyataan sosial sehari-hari merupakan konstruksi sosial

buatan masyarakat. Dalam perjalanan sejarahnya, dari masa silam ke masa kini,

ditata dan diterima, untuk melegitimasi konstruksi sosial yang sudah ada dan

memberikan makna pada berbagai bidang pengalaman individu sehari-hari. Ini


16

menjelaskan, bahwa dunia manusia sebenarnya ditandai oleh keterbukaan, dan

perilakunya hanya sedikit saja yang ditentukan oleh naluri. Ia dengan sadar

membentuk perilakunya, memaksakan suatu tertib pada pengalamannya. Hal ini

berlangsung secara terus-menerus, dengan kesadaran intensionalnya selalu terarah

dan dipengaruhi oleh objek yang berada di luarnya, hingga relasinya dengan

masyarakatnya dan segala pranatanya, bersinggungan secara dialektis.

Dalam kaitannya dengan konstruksi sosial seperti yang digunakan, penulis

berasumsi bahwa ideologi seseorang terbentuk melalui proses konstruksi yang

cukup panjang. Tidak hanya eksternalisasi, namun juga objektivasi dan

internalisasi. Dalam hal ini peneliti percaya bahwa ideologi yang tercermin dalam

suatu karya, sebagai realitas simbolik, dapat diperoleh melalui interaksi dengan

lingkungan sekitar atau masyarakat sebagai realitas empiris.

Menurut Bungin, istilah konstruksi sosial atau realitas menjadi terkenal

sejak dipernalkan pertama sekali oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckmannn

melalui buku mereka berjudul: The Social Construction of Reality, a Treatise in the

Sociological of Knowledge (1996). Dua ilmuan sosiologi itu menggambarkan

proses sosial melalui tindakan dan interaksinya, yang mana individu menciptakan

secara terus menerus suatu realitas yang dimiliki dan dialami bersama secara

subjektif.

Asal mula konstruksi sosial dari filsafat konstruktivisme, yang dimulai dari

gagasan-gagasan konstruktif kognitif. Menurut von Glasersfeld, pengertian

konstruktif kognitif muncul pada abad ini. Dalam tulisan Mark Baldwin yang
17

secara luas diperdalam dan disebarkan oleh Jean Piaget. Namun apabila ditelusuri,

sebenarnya gagasan-gagasan pokok konstruktivisme sebenarnya telah dimulai oleh

Giambatissa Vico, seorang epistimolog dari Italia. Menurut Giambatissa Vico,

pada akhirnya ia menjadi cikal bakal konstruktivisme.

Menurut Bungin, Peter L. Berger dan Thomas Luckmann menjelaskan

konstruksi sosial atas realitas terjadi secara simultan melalui tiga tahap, yakni

eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi. Tiga proses ini terjadi di

antaraindividu satu dengan individu lainnya dalam masyarakat.

Substansi teori dan pendekatan konstruksi sosial atas realitas Berger dan

Luckmann adalah proses simultan yang terjadi secara alamiah melalui bahasa

dalam kehidupan sehari-hari pada sebuah komunitas primer dan semi-sekunder.

Basis sosial teori dan pendekatan ini ialah masyarakat transisi-modern di

Amerika pada sekitar tahun 1960-an, di mana media massa belum menjadi sebuah

fenomena yang menarik untuk dibicarakan. Dengan demikian, teori konstruksi

sosial atas realitas Peter L. Berger dan Thomas Luckmann tidak memasukkan

media massa sebagai variabel atau fenomena yang berpengaruh dalam konstruksi

sosial atas realitas.

Pada kenyatannya konstruksi sosial atas realitas berlangsung lamban,

membutuhkan waktu yang lama, bersifat spasial, dan berlangsung secara hierarkis-

vertikal, di mana konstruksi sosial berlangsung dari pimpinan kepada bawahannya,

pimpinan kepada massanya, kyai kepada santrinya, guru kepada muridnya, orang

tua kepada anaknya, dan sebagainya.


18

Oleh sejumlah pakar sosiologi, konstruksi sosial atas realitas tersebut

hampir tidak bisa dipisahkan dalam jajaran teori-teori komunikasi massa. Dalam

perkembangannya, ilmu komunikasi massa sebagai bagian dari ilmu komunikasi

telah mengalami kemajuan yang sedemikian pesat hingga saat ini. Gagasan awal

Aristoteles, yaitu (a) komunikator, (b) pesan, dan (c) penerima, telah diperpanjang

pula oleh gagasan Harold Dwight Lasswell menjadi: (1) who, (b) say what, (c) in

with what channel, (d) to whom, (e) whith, effect.

Model komunikasi ini sarat dengan asumsi yang intinya yaitu; jika

komunikator menentukan gagasan atau pesan, kemudian diarahkan kepada

khalayak (audiens) pilihannya melalui saluran atau keluar hasil yang diinginkan.

Dari komunikator kepada khalayak hanya ada satu jalan, dengan arus satu arah

pula. Ini adalah paradigma lama yang bertumpu pada konsepsi linier yang

menggambarkan proses komunikasi secara sederhana seolah berjalan menurut garis

lurus, seperti: (a) komunikator menciptakan pesan, (b) untuk diteruskan kepada

komunikan, (c) yang akan meluncur lewat saluran, (d) dan akhirnya melahirkan

gagasan sesuai dengan harapan komunikator.

Bagi kalangan masyarakat tertentu khususnya tokoh, pemuka masyarakat,

media massa merupakan insfrastruktur kekuasaan (power). Adapun kebijakan

perundang-undangan, peraturan, dan lainnya, merupakan refleksi dari keterlibatan

kalangan “dominant class”.

Di lain pihak, kalangan masyarakat (subordinate class) menghadapkan

media massa sebagai alat kontrol sosial dan perubahan. Dengan demikian jelas
19

sekali bahwa media massa dihadapkan suatu dilema, yakni menghadapi berbagai

benturan kepentingan.

Kelangsungan hidup media massa jelas tergantung pada bagaimana

memelihara keseimbangan diantara berbagai kepentingan tersebut. Misalnya,

apabila yang diutamakan hanya kepentingan “dominant class”, maka media massa

tersebut akan lalu di pasaran, dalam arti banyak khalayaknya.

Di lain pihak, apabila hanya mementingkan kepentingan dan kebutuhan

khalayak, sementara kebutuhan “dominant class” diabaikan, maka bisa jadi media

massa tersebut akan dikenakan tindakan hukum. Sementara itu, faktor manusia

mulai diakui dengan lahirnya komunikasi umpan balik atau komunikasi yang

memperhatikan khalayak, yang kemudian lebih populer dengan istilah komunikasi.

Pada proses panjang perjalanan teori-teori ilmu komunikasi massa

selanjutnya, pada akhirnya sejumlah sosiolog mulai memformulakan sebuah model

teori yang disebut dengan teori konstruksi sosial yang sering terjadi dalam media

massa, sebagaimana yang dikemukakan oleh Peter L. Berger dan Thomas

Luckmannn.

Jika kita telaah terdapat beberapa asumsi dasar dari Teori Konstruksi Sosial

Berger dan Luckmannn. Adapun asumsi-asumsinya tersebut adalah:

1. Realitas merupakan hasil ciptaan manusia kreatif melalui kekuataan konstruksi

sosial terhadap dunia sosial di sekelilingnya.

2. Hubungan antara pemikiran manusia dan konteks sosial tempat pemikiran itu

timbul, bersifat berkembang dan dilembagakan.


20

3. Kehidupan masyarakat itu dikonstruksi secara terus menerus.

4. Membedakan antara realitas dengan pengetahuan. Realitas diartikan sebagai

kualitas yang terdapat di dalam kenyataan yang diakui sebagai memiliki

keberadaan (being) yang tidak bergantung kepada kehendak kita sendiri.

Sementara pengetahuan didefinisikan sebagai kepastian bahwa realitas-realitas itu

nyata dan memiliki karakteristik yang spesifik.

Frans M. Parera (Berger dan Luckmannn, 1990: xx) menjelaskan, tugas

pokok sosiologi pengetahuan adalah menjelaskan dialektika antara diri (self)

dengan dunia sosiokultural. Dialektika ini berlangsung dalam proses dengan tiga

“moment” simultan. Pertama, eksternalisasi (penyesuaian diri) dengan dunia

sosiokultural sebagai produk manusia. Kedua, obyektivasi, yaitu interaksi sosial

yang terjadi dalam dunia intersubyektif yang dilembagakan atau mengalami proses

institusionalisasi. Sedangkan ketiga, internalisasi, yaitu proses di mana individu

mengidentifikasikan dirinya dengan lembaga-lembaga sosial atau organisasi sosial

tempat individu menjadi anggotanya.

Parera menambahkan bahwa tiga momentum dialektika itu memunculkan

suatu proses konstruksi sosial yang dilihat dari segi asal mulanya merupakan hasil

ciptaan manusia, yaitu buatan interaksi intersubjektif.

Tahap Menyiapkan Materi Konstruksi

Menyiapkan materi konstruksi sosial media massa adalah tugasredaksi

media massa, tugas itu didistribusikan pada desk editor yang ada di setiap media
21

massa. Masing-masing media memiliki desk yang berbeda-beda sesuai dengan

kebutuhan dan visi suatu media, Isu- isu penting setiap hari menjadi fokus media

massa, terutama yang berhubungan tiga hal, yaitu kedudukan (tahta), harta, dan

perempuan.

Fokus pada kedudukan termasuk juga adalah persoalan jabatan, pejabat, dan

kinerja birokrasi dan layanan publik. Sedang kan yang berhubungan dengan harta

menyangkut persoalan kekayaan, kemewahan materi, termasuk juga adalah

persoalan korupsi dan sebagainya. Masalah perempuan menyangkut aurat, wanita

cantik dan segala macam aktivitas mereka, terutama yang berhubungan dengan

kekuasaan dan harta.

Selain tiga hal itu ada juga fokus-fokus lain, seperti informasi yang sifatnya

menyentuh perasaan banyak orang, yaitu persoalan-persoalan sensivitas,

sensualitas, maupun kengerian. Sensivitas menyangkut persoalan-persoalan sensitif

di masyarakat, seperti isu-isu yang meresahkan masyarakat atau agama tertentu.

Sensualitas, yaitu yang berhubungan dengan seks, aurat, syahwat, maupun aktivitas

yang berhubungan dengan objek-objek itu, sampai dengan masalah-masalah

pornomedia.

Ada tiga hal penting dalam penyiapan materi konstruksi sosial:

1. Keberpihakan media massa kepada kapitalisme. Sebagaimana diketahui,

saat ini hampir tidak ada lagi media massa yang tidak dimiliki oleh kapitalis.

Dalam arti, media massa digunakan oleh kekuatan-kekuatan kapital untuk

menjadikan media massa sebagai mesin penciptaan uang dan pelibatgandaan


22

modal. Dengan demikian, media massa tidak bedanya dengan supermarket, pabrik

kertas, pabrik uranium, dan sebagainya. Semua elemen media massa, termasuk

orang-orang media massa berpikir untuk melayani kapitalisnya, ideologi mereka

adalah membuat media massa yang laku di masyarakat.

2. Keberpihakan semu kepada masyarakat. Bentuk dari keberpihakan ini

adalah dalam bentuk empati, simpati dan berbagai partisipasi kepada masyarakat,

namun ujung-ujungnya adala juga untuk "menjual berita" dan menaikan rating

untuk kepentingan kapitalis. Kasus yang dapat dilihat dari keberpihakan seperti ini

adalah umpamanya, pemberitaan MetroTV tentang tsunami yang melanda Aceh,

Nias, dan sekitarnya dalam kemasan beritla "Indonesia Menangis" dan

semacamnya yang terus-menerus diekspose bahkan sampai pada sisi yang telah

meninggalkan hak-hak sumber berita. Begitu pula fenomena reality show set

macam bedah rumah (RCTI), rezeki nomplok (ANTV) dan sebagainya, acara

semacam API, KDI dan Indonesian Idol, yang mengekspos kesedihan dan air mata,

semacam acara derap hukum (SCTV), kriminal dan sebagainya, berbagai sinetron

yang mengumbar empati, simpati, maupun kontroversi.

3. Keberpihakan kepada kepentingan umum. Bentuk keberpihakan kepada

kepentingan umum dalam arti sesungguhnya sebenarnya adalah visi setiap media

massa, namun akhir-akhir ini visi tersebut tak pernah menunjukkan jati dirinya,

namun slogan-slogan tentang visi ini tetap terdengar.13

Jadi, dalam menyiapkan materi konstruksi, media massa memosisikan diri

pada tiga hal tersebut di atas, namun pada umumnya keberpihakan kepada
23

kepentingan kapitalis menjadi sangat dominan mengingat media massa adalah

mesin produksi kapitalis yang mau ataupun tidak harus menghasilkan keuntungan.

Dengan demikian, apabila keberpihakan media massa pada masyarakat, maka

sudah tentu keberpihakan itu harus menghasilkan uang untuk kantung kapitalis

pula.

Tidak jarang dalam menyiapkan sebuah materi pemberitaan, terjadi

pertukaran kepentingan di antara pihak-pihak yang berkepentingan, seperti pihak-

pihak yang berkepentingan dengan sebuah pemberitaan, membeli halaman-

halaman tertentu atau jam-jam siaran tertentu dengan imbalan pertukaran, bukan

saja uang dan materi lain, akan tetapi bisa jadi sebuah blow up terhadap pencitraan

terhadap pihak-pihak yang membeli pemberitaan itu.

Pada kasus iklan, contoh-contoh pertukaran lebih jelas, karena sistem

pertukarannya juga jelas. Namun karena alasan etika dan kepentingan berbagai

pihak, maka aturan pertukaran itu sengaja disamarkan agar semua pihak akan

terlindungi.

Tahap Sebaran Konstruksi

Sebaran konstruksi media massa dilakukan melalui strategi media massa.

Konsep konkret strategi sebaran media massa masing-masing media berbeda,

namun prinsip utamanya adalah real-time. Media elektronik memiliki konsep real-

time yang berbeda dengan media cetak. Karena sifat-sifatnya yang langsung (live),

maka yang dimaksud dengan real-time oleh media elektronik adalah seketika
24

disiarkan, seketika itu juga pemberitaan sampai ke pemirsa atau pendengar.

Namun bagi varian-varian media cetak, yang dimaksud dengan real-time

terdiri dari beberapa konsep hari, minggu atau bulan, seperti terbitan harian,

terbitan mingguan atau terbitan beberapa mingguan, atau bulanan. Walaupun

media cetak memiliki konsep real-time yang sifatnya tertunda, namun konsep

aktualitas menjadi pertimbangan utama sehingga pembaca merasa tepat waktu

memperoleh berita tersebut. Selain media elektronik dan media cetak, sebaran

konstruksi juga dapat menggunakan varian media lain, seperti media luar ruang,

media langsung, dan media lainnya.

Pada umumnya, sebaran konstruksi sosial media massa menggunakan

model satu arah, di mana media menyodorkan informasi sementara konsumen

media tidak memiliki pilihan lain kecuali mengonsumsi informasi itu. Model satu

arah ini terutama terjadi pada media cetak. Sedangkan media elektronik khususnya

radio, bisa dilakukan dua arah, walaupun agenda setting konstruksi masih

didominasi oleh media.

Tahap pembentukan konstruksi

a. Tahap pembentukan konstruksi realitas

Tahap berikut setelah sebaran konstruksi, di mana pemberitaan telah sampai

pada pembaca dan pemirsanya, yaitu terjadi pembentukan konstruksi di masyarakat

melalui tiga tahap yang berlangsung. Pertama, konstruksi realitas pembenaran

sebagai suatu bentuk konstruksi media massa yang terbentuk di masyarakat yang
25

cenderung membenarkan apa saja yang ada (tersaji) di media massa sebagai suatu

realitas kebenaran.

Kedua, kesediaan dikonstruksi oleh media massa, yaitu sikap generik dari

tahap pertama. Bahwa pilihan orang untuk menjadi pembaca dan pemirsa media

massa adalah karena pilihannya untuk bersedia pikiran-pikirannya dikonstruksi

oleh media massa. Ketiga, menjadikan konsumsi media massa sebagai pilihan

konsumtif, di mana seseorang secara habit tergantung pada media massa. Media

massa adalah bagian kebiasaan hidup yang tak bisa dilepaskan.

b. Tahap pembentukan konstruksi citra

Konstruksi citra yang dimaksud bisa berupa bagaimana konstruksi citra

pada sebuah pemberitaan ataupun bagaimana konstruksi citra pada sebuah iklan.

Konstruksi citra pada sebuah pemberitaan biasanya disiapkan oleh orang-orang

yang bertugas di dalam redaksi media massa, mulai dari wartawan, editor, dan

pimpinan redaksi. Sedangkan konstruksi citra pada sebuah iklan biasanya

disiapkan oleh para pembuat iklan, misalnya copywriter.

Pembentukan konstruksi citra ialah bangunan yang diinginkan oleh tahap-

tahap konstruksi. Di mana bangunan konstruksi citra yang dibangun oleh media

massa ini terbentuk dalam dua model, yakni model good news dan model bad

news. Model good news adalah sebuah konstruksi yang cenderung mengkonstruksi

suatu pemberitaan sebagai pemberitaan yang baik. Sedangkan model bad news

adalah sebuah konstruksi yang cenderung mengkonstruksi kejelekan atau memberi


26

citra buruk pada objek pemberitaan.

c. Tahap konfirmasi

Konfirmasi adalah tahapan ketika media massa maupun pembaca dan

pemirsa memberi argumentasi dan akunbilitas terhadap pilihannya untuk terlibat

dalam tahap pembentukan konstruksi. Bagi media, tahapan ini perlu sebagai bagian

untuk memberi argumentasi terhadap alasan-alasannya konstruksi sosial.

Sedangkan bagi pemirsa dan pembaca, tahapan ini juga sebagai bagian untuk

menjelaskan mengapa ia terlibat dan bersedia hadir dalam proses konstruksi sosial.

Asal usul konstruksi sosial dari filsafat konstruktivisme yang dimulai dari

gagasan-gagasan konstruktif kognitif. Menurut Von Glaserfeld, pengertian

konstruktif kognitif muncul pada abad ini dalam tulisan Mark Baldwin yang

secara luas diperdalam dan disebarkan oleh Jean Piaget. Namun, apabila ditelusuri,

sebenarnya gagasan-gagasan pokok konstruktivisme sebenarnya telah dimulai oleh

Giambatissta Vico, seorang epistemolog dari Italia, ia adalah cikal bakal

konstruktivisme.

Dalam aliran filsafat, gagasan konstruktivisme telah muncul sejak Socrates

menemukan jiwa dalam tubuh manusia, sejak Plato menemukan akal budi dan ide.

Gagasan tersebut semakin lebih konkret lagi setelah Aristoteles mengenalkan

istilah, informasi, relasi, individu, substansi, materi, esensi, dan sebagainya.

Ia mengatakan bahwa, manusia adalah makhluk sosial, setiap pernyataan

harus dibuktikan kebenarannya, bahwa kunci pengetahuan adalah logika dan dasar

pengetahuan adalah fakta. Aristoteles pulalah yang telah memperkenalkan


27

ucapannya „Cogoto, ergo sum ‟saya berfikir karena itu saya ada‟. Kata- kata

Aristoteles yang terkenal itu menjadi dasar yang kuat bagi perkembangan gagasan-

gagasan konstruktivisme sampai saat ini.

Berger dan Luckmann mulai menjelaskan realitas sosial dengan

memisahkan pemahaman kenyataan dan pengetahuan. Realitas diartikan sebagai

kualitas yang terdapat di dalam realitas-realitas yang diakui sebagai memiliki

keberadaan yang tidak tergantung kepada kehendak kita sendiri. Pengetahuan

didefinisikan sebagai kepastian bahwa realitas-realitas itu nyata dan memiliki

karakteristik yang spesifik.

Berger dan Luckmann mengatakan terjadi dialektika antara indivdu

menciptakan masyarakat dan masyarakat menciptakan individu. Proses dialektika

ini terjadi melalui eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi. Proses dialektis

tersebut mempunyai tiga tahapan; Berger menyebutnya sebagai momen. Ada tiga

tahap peristiwa.

Pertama, eksternalisasi, yaitu usaha pencurahan atau ekspresi diri manusia

ke dalam dunia, baik dalam kegiatan mental maupun fisik. Ini sudah menjadi sifat

dasar dari manusia, ia akan selalu mencurahkan diri ke tempat dimana ia berada.

Manusia tidak dapat kita mengerti sebagai ketertutupan yang lepas dari dunia

luarnya. Manusia berusaha menangkap dirinya, dalam proses inilah dihasilkan

suatu dunia dengan kata lain, manusia menemukan dirinya sendiri dalam suatu

dunia.

Kedua, objektivasi, yaitu hasil yang telah dicapai baik mental maupun fisik
28

dari kegiatan eksternalisasi manusia tersebut. Hasil dari eksternalisasi kebudayaan

itu misalnya, manusia menciptakan alat demi kemudahan hidupnya atau

kebudayaan non-materil dalam bentuk bahasa. Baik alat tadi maupun bahasa

adalah kegiatan ekternalisasi manusia ketika berhadapan dengan dunia, ia adalah

hasil dari kegiatan manusia. Setelah dihasilkan, baik benda atau bahasa sebagai

produk eksternalisasi tersebut menjadi realitas yang objektif.

Bahkan ia dapat menghadapi manusia sebagai penghasil dari produk

kebudayaan. Kebudayaan yang telah berstatus sebagai realitas objektif, ada di luar

kesadaran manusia, ada “di sana” bagi setiap orang. Realitas objektif itu berbeda

dengan kenyataan subjektif perorangan. Ia menjadi kenyataan empiris yang bisa

dialami oleh setiap orang.

Ketiga, internalisasi. Proses internalisasi lebih merupakan penyerapan

kembali dunia objektif ke dalam kesadaran sedemikian rupa sehingga subjektif

individu dipengaruhi oleh struktur dunia sosial. Berbagai macam unsur dari dunia

yang telah terobjektifkan tersebut akan ditangkap sebagai gejala realitas diluar

kesadarannya, sekaligus sebagai gejala internal bagi kesadaran. Melalui

internalisasi, manusia menjadi hasil dari masyarakat.

Menurut Berger, realitas itu tidak dibentuk secara ilmiah, tidak juga sesuatu

yang diturunkan oleh Tuhan. Tetapi sebaliknya, ia dibentuk dan dikonstruksi.

Dengan pemahaman semacam ini, realitas berwajah ganda/plural.

Setiap orang bisa mempunyai konstruksi yang berbeda-beda atas suatu

realitas. Setiap orang yang mempunyai pengalaman, preferensi, pendidikan


29

tertentu, dan lingkungan pergaulan atau sosial tertentu akan menafsirkan realitas

sosial itu dengan konstruksinya masing-masing (Santoso,2016: 31-39)

Dalam kehidupan sehari-hari, Berger dan Luckmann mengatakan manusia

menggunakan dasar-dasar pengetahuan sehari-hari; objektivasi dari proses

subjektif dimana dunia akal sehat intersubjektif itu dibentuk.

Gagasan Konstruksi sosial telah dikoreksi oleh gagasan dekonstruksi yang

melakukan interpretasi terhadap teks, wacana, dan pengetahuan masyarakat.

Gagasan ini dimulai dari Derrida (1978) yang terkenal dengan gagasan-gagasan

deconturuction. Gagasan ini kemudian melahirkan tesis-tesis keterkaitan antara

kepentingan, dan metode penafsiran atas realitas sosial.

Kepentingan tertentu selalu mengarahkan kepada pemilihan metode

penafsiran. Derrida (1978) kemudian menjelaskan bahwa interpretasi yang

digunakan individu terhadap realitas sosial bersifat sewenang-wenang.

Gagasan Derrida itu sejalan dengan Habermas (1972), bahwa terdapat

hubungan strategis antara pengetahuan manusia dengan kepentingan walau tidak

dapat disangkal bahwa yang terjadi juga bisa sebaliknya bahwa pengetahuan

adalah produk kepentingan.

Menurut Berger dan Luckmann pengetahuan yang dimaksud adalah realitas

sosial masyarakat. Realitas sosial tersebut adalah pengetahuan yang bersifat

keseharian yang hidup dan berkembang dimasyarakat, seperti konsep, kesadaran

umum, wacana public, sebagai hasil konstruksi sosial (Bungin, 2017: 23-24).
30

2. Wacana

a. Pengertian Wacana

Wacana adalah istilah yang sering dipakai oleh masyarakat dewasa ini.

Terdapat sejumlah pengertian tentang istilah wacana. Kata wacana banyak

digunakan oleh berbagai bidang ilmu pengetahuan mulai dari ilmu bahasa,

psikologi, sosiologi, politik, komunikasi, sastra, dan sebagainya (Badara, 2012:16).

Dalam bidang sosiologi, wacana menunjuk terutama dalam hubungan

konteks sosial dari pemakaian bahasa. Dalam bidang linguistik, wacana adalah unit

bahasa yang lebih besar daripada kalimat.

Terdapat tiga hal sentral dalam kaitannya dengan pengertian wacana, yaitu

teks, konteks, dan wacana. Eriyanto (2001) kemudian menjelaskan ketiga makna

tersebut sebagai berikut. Teks adalah semua bentuk bahasa, bukan hanya kata-kata

yang tercetak di lembar kertas, tetapi juga semua jenis ekspresi komunikasi,

ucapan, musik gambar, efek suara, citra, dan sebagainya. Konteks memasukkan

semua situasi dan hal yang berada di luar teks dan mempengaruhi pemakaian

bahasa, seperti partisipan dalam bahasa, situasi di mana teks tersebut diproduksi.

Wacana di sini dimaknai sebagai teks dan konteks secara bersama-sama.

Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa teks memiliki peranan yang

signifikan dalam pembentukan wacana. Menurut Hamad, benar bahwa unsur utama

dalam konstruksi realitas adalah bahasa (teks). Dia mengutip dari Giles dan

Wiemann bahwa bahasa (teks) mampu menentukan konteks, karena lewat bahasa

seseorang mencoba memengaruhi orang lain (menunjukkan kekuasaannya) melalui


31

pemilihan kata yang secara efektif mampu memanipulasi konteks.

Melalui analisis wacana tidak hanya mengetahui bagaimana isi teks berita,

tetapi juga bagaimana pesan itu disampaikan. Dengan melihat bagaimana

bangunan struktur kebahasaan tersebut, analisis wacana lebih bisa melihat

makna yang tersembunyi dari suatu teks (Sobur, 2004: 68).

b. Konsep Utama Analisis Wacana Kritis

Analisis wacana termasuk dalam kategori paradigma kritis. Studi wacana

kritis merupakan suatu perspektif, suatu pengambilan posisi atau sikap di dalam

disiplin studi wacana yang melibatkan berbagai disiplin ilmu: analisis wacana,

psikologi, sejarah, ilmu-ilmu sosial, atau linguistik. Maka berbagai disiplin ilmu

pengetahuan itu diperlukan untuk membantu menganalisis, membuat deskripsi dan

memberi kerangka teori yang berperan untuk mengkritisi ketidakadilan atau

diskriminasi atas dasar gender, etnis, kelas, agama, atau bahasa. Dengan

pendekatan multidisipliner itu, studi wacana kritis berambisi mendemistikasi

ideologi dan kepentingan yang sudah dibekukan di dalam bahasa atau wacana

(Haryatmoko, 2016:77).

Analisis wacana dalam pandangan kritis menekankan pada konstelasi

kekuatan yang terjadi pada proses produksi dan reproduksi makna. Individu tidak

dianggap sebagai subjek yang netral yang dapat menafsirkan secara bebas

sesuai dengan pikirannya, karena sangat berhubungan dan dipengaruhi oleh

kekuatan sosial yang ada dalam masyarakat (Badara, 2012:20).


32

Analisis wacana kritis adalah analisis bahasa dalam penggunaannya dengan

menggunakan paradigma bahasa kritis, dan sering dipandang sebagai oposisi

analisis wacana deskriptif yang memandang wacana sebagai fenomena teks bahasa

semata-mata.

Dua di antara sejumlah ranting aliran analisis wacana kritis yang

belakangan sangat dikenal adalah buah karya Norman Fairclough dan Teun A. van

Dijk. Dibanding sejumlah karya lain, buah pikiran van Dijk dinilai lebih jernih

dalam merinci struktur, komponen dan unsur-unsur wacana. Model yang

digunakan oleh peneliti dari teori analisis wacana adalah model Teun A. van Dijk.

Menurut Teun A. van Dijk penelitian wacana tidak hanya terbatas pada teks atau

wacana semata, tetapi juga bagaimana suatu teks/wacana diproduksi. Kelebihan

analisis wacana model van Djik adalah penelitian wacana tidak semata-mata

dengan menganalisis teks/wacana saja, tetapi juga melihat bagaimana struktur

sosial, dominasi dan kelompok kekuasaan yang ada dalam masyarakat dan

bagaimana kognisi/pikiran serta kesadaran yang membentuk dan berpengaruh

terhadap teks/wacana tertentu.

c. Analisis Wacana Model Teun A. van Dijk

Dalam buku “Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media” karangan

Eriyanto, di dalamnya terdapat tokoh-tokoh yang mengembangkan analisis wacana.

Tokoh-tokoh yang terkenal dan dikemukakan oleh Eriyanto tersebut, di antaranya

Roger Fowler dkk (1979), Norman Fairclough (1998) yaitu mengenai wacana
33

tentang ideologi, Sara Mills (1992) yang menitikberatkan perhatian kepada wacana

mengenai feminisme, Theo van Leeuwen (1986) adalah analisis yang

diperuntukkan untuk mendeteksi dan meneliti bagaimana suatu kelompok atau

seseorang dimarginalkan posisinya dalam suatu wacana. Dari banyaknya tokoh

yang mengembangkan analisis wacana, model van Dijk yang paling sering dipakai

dalam berbagai penelitian teks media. Meski penelitian-penelitian wacana yang

sering diteliti oleh van Dijk adalah mengenai rasialisme namun tidak menutup

kemungkinan terhadap objek penelitian atau teks berita lainnya untuk diteliti.

Sama halnya, seperti objek penelitian terhadap teks tajuk rencana pemberitaan

megaproyek di Sulawesi Tenggara pada tahun 2019.

Studi wacana Van Dijk berasal dari analisis linguistik kritis. Merambah kepada

ilmu sosial lainnya, seperti analisis semiotik kritis, bahasa, wacana, komunikasi,

dan ilmu sosial lainnya. Meski awalnya berasal dari bahasan wacana linguistik, tapi

tidak menutup kesempatan kepada ilmu sosial lainnya untuk diteliti.

Van Dijk sendiri menyatakan dalam buku karangannya, Critical Discourse

Analysis (CDA) bahwa ia lebih menyukai untuk berbicara mengenai Critical

Discourse Studies (CDS) karena batasannya lebih umum, tidak hanya meliputi

analisis kritis tapi juga teori kritis seperti penerapan kritis.

Van Dijk juga memfokuskan kajiannya pada peranan strategis wacana dalam

proses distribusi dan reproduksi pengaruh hegemoni atau kekuasaan tertentu. Salah

satu elemen penting dalam proses analisa terhadap relasi kekuasaan atau hegemoni

dengan wacana adalah pola-pola akses terhadap wacana publik yang tertuju pada
34

kelompok-kelompok masyarakat. Secara teoritis relasi antara suatu hegemoni

dengan wacana bisa terlihat dengan jelas, maka kita membutuhkan hubungan

kognitif dari bentuk-bentuk masyarakat, ilmu pengetahuan, ideologi dan

beragam representasi sosial lain yang terkait dengan pola pikir sosial, hal ini juga

mengaitkan individu dengan masyarakat, serta struktur sosial mikro dengan makro.

Menurut van Dijk, analisis wacana memiliki tujuan ganda: sebuah teoritis

sistematis dan deskriptif yaitu struktur dan strategi di berbagai tingkatan dan

wacana lisan tertulis, dilihat baik sebagai objek tekstual dan sebagai bentuk praktik

sosial budaya, antar tindakan dan hubungan. Sifat teks ini berbicara dengan yang

relevan pada struktur kognitif, sosial, budaya, dan sejarah konteks. Singkatnya,

studi analisis teks dalam konteks. Momentum penting dari pendekatan tersebut

terletak pada fokus khusus yang terkait pada isu sosial-politik, dan terutama

membuat eksplisit cara penyalahgunaan kekuasaan kelompok dominan dan

mengakibatkan ketidaksetaraan, legitimasi, ditantang dengan wacana.

Model yang dipakai van Dijk ini kerap disebut sebagai “kognisi sosial.” Istilah

ini sebenarnya diadopsi dari pendekatan lapangan psikologi sosial, terutama untuk

menjelaskan struktur dan proses terbentuknya teks.

Wacana digambarkan mempunyai tiga dimensi yaitu teks, kognisi sosial dan

konteks sosial. Inti analisis van Dijk adalah menggabungkan ketiga dimensi

tersebut dalam satu kesatuan analisis. Dalam dimensi teks yang diteliti adalah

bagaimana struktur teks dan strategi wacana yang dipakai untuk menegaskan suatu

tema tertentu. Pada level kognisi sosial dipelajari proses produksi teks berita yang
35

melibatkan kognisi individu penulis. Sementara itu aspek konteks sosial

mempelajari bangunan wacana yang berkembang dalam masyarakat mengenai

suatu masalah (Eriyanto, 2001: 224). Dapat digambarkan seperti di bawah ini:

Gambar 1.

Diagram Model Analisis van Dijk

Teks

Kognisi Sosial
Konteks Sosial

Sumber : Eriyanto, 2001:225

Sedangkan skema penelitian dan metode yang biasa dilakukan dalam

kerangka van Dijk adalah sebagai berikut:


36

Tabel 1.

Elemen Wacana van Dijk

STRUKTUR METODE
Sumbesum
Teks
ber :Sumbs
Menganalisis bagaimana strategi wacana
umber :
yang digunakan untuk menggambarkan
Eriyanto,
seseorang atau peristiwa tertentu.
Critical linguistic
2001:275
Bagaimana strategi tekstual yang

dipakai untuk memarjinalkan suatu

kelompok, gagasan atau peristiwa

tertentu
3. Kerangka Analisis van Dijk
Kognisi Sosial
a. Dimensi Teks
Menganalisis bagaimana kognisi penulis
van Dijk membuat kerangka analisis wacana yang dapat digunakan, untuk
dalam memahami seseorang atau Wawancara mendalam
melihat suatu wacana yang terdiri dari berbagai tingkatan atau struktur dari teks.
peristiwa tertentu yang akan ditulis
Van Dijk membaginya kepada tiga tingkatan, yaitu.
Konteks Sosial
Tabel 2.
Struktur
Menganalisis bagaimana wacana yang Teks Van Studi
Dijk pustaka, penelusuran
Struktur Makro
Makna global dari suatu teks
berkembang dalam masyarakat, yang dapat diamati
proses dari dan
sejarah, topikwawancara
atau tema
yang diangkat oleh suatu teks
produksi dan reproduksi Superstruktur
seseorang
Kerangka suatu teks: bagaimana struktur dan elemen wacana itu disusun
dalam teks secara utuh, seperti bagian pendahuluan, isi, penutup, dan
atau
kesimpulan
peristiwa digambarkan Struktur Mikro
Makna lokal dari suatu teks yang dapat diamati dari pilihan kata, kalimat,
dan gaya yang dipakai oleh suatu teks
37

Sumber : Eriyanto, 2001:227

Sedangkan struktur atau elemen yang dikemukakan oleh van Dijk dapat

digambarkan sebagai berikut :

Tabel 3.

Elemen Wacana Teks van Dijk

Struktur Hal yang diamati Elemen

Wacana

TEMATIK Topik
38

Tema atau topik yang

Struktur Makro

dikedepankan dalam suatu berita

SKEMATIK Skema atau Alur

Superstruktur Bagaimana bagian dan urutan

berita diskemakan dalam teks

berita utuh

SEMANTIK Latar, Detail,

Makna yang ingin ditekankan Maksud,

Struktur Mikro dalam teks berita. Misal, dengan Praanggapan,

memberi detail pada satu sisi Nominalisasi

atau membuat eksplisit satu sisi

dan mengurangi sisi lain

SINTAKSIS Bentuk kalimat,

Struktur Mikro Bagaimana kalimat (bentuk, Koherensi, Kata

susunan) yang dipilih ganti

STILISTIK Leksikon

Struktur Mikro Bagaimana pilihan kata yang

dipakai dalam teks berita

RETORIS Grafis, Metafora,

Struktur Mikro Bagaimana dan dengan cara ekspresi

penekanan dilakukan
39

Sumber : Eriyanto, 2001:228

Berbagai elemen tersebut merupakan satu kesatuan, saling berhubungan dan

mendukung satu sama lainnya. Untuk memperoleh gambaran dari elemen-elemen

yang harus diamati tersebut, berikut adalah penjelasan singkatnya, yaitu:

1) Tematik (Tema atau Topik)

Elemen ini menunjuk kepada gambaran umum dari teks, disebut juga

sebagai gagasan inti atau ringkasan. Topik menggambarkan apa yang ingin

diungkapkan oleh wartawan dalam pemberitaannya. Topik menunjukkan

konsep yang dominan, sentral, dan yang paling penting dalam sebuah berita.

2) Skematik (Skema atau Alur)

Teks umumnya mempunyai skema atau alur dari pendahuluan sampai

akhir. Alur menunjukkan bagian-bagian dalam teks yang disusun dan diurutkan

hingga membentuk kesatuan arti. Menurut van Dijk, makna yang terpenting dari

skematik adalah strategi wartawan untuk mendukung topik tertentu yang ingin

disampaikan dengan urutan tertentu.

3) Semantik (Latar, Detail, Maksud, Praanggapan, Nominalisasi)

Semantik dalam skema van Dijk dikategorikan sebagai makna lokal,

yakni makna yang muncul dari hubungan antarkalimat, hubungan antar


40

proposisi, yang membangun makna tertentu dari suatu teks. Analisis wacana

memusatkan perhatian pada dimensi teks, seperti makna yang eksplisit maupun

implisit (Sobur, 2006: 78).

Latar teks merupakan elemen yang berguna untuk membongkar apa

maksud yang ingin disampaikan oleh wartawan. Latar peristiwa itu dipakai

untuk menyediakan dasar hendak ke mana makna teks itu dibawa.

Elemen detail berhubungan dengan kontrol informasi dari yang ingin

ditampilkan oleh wartawan. Detail ini adalah strategi dari wartawan untuk

menampilkan bagian mana yang harus diungkapkan secara detail lengkap dan

panjang, dan bagian mana yang diuraikan dengan detail sedikit.

Detail hampir mirip dengan elemen maksud, kalau detail itu

mengekspresikan secara implisit sedangkan maksud yaitu secara eksplisit atau

jelas atas maksud pengungkapan informasi dari wartawan. Kalau praanggapan

merupakan pernyataan yang digunakan untuk mendukung makna dari suatu teks.

Dengan cara menampilkan narasumber yang dapat memberikan premis yang

dipercaya kebenarannya.

4) Sintaksis (Bentuk kalimat, Koherensi, Kata Ganti)

Ramlan (Pateda 1994:85) mengatakan, “Sintaksis ialah bagian atau cabang

dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan

frase…”

Hal yang akan diamati dari elemen sintaksis adalah bagaimana pendapat

disampaikan oleh komunikator dalam suatu teks. Elemennya antara lain: bentuk
41

kalimat, koherensi, dan kata ganti.

a. Bentuk kalimat

Elemen ini berhubungan dengan bagaimana kalimat yang dibentuk,

apakah kalimat aktif atau kalimat pasif. Bentuk kalimat ini bukan hanya

persoalan teknis kebenaran tata bahasa, tetapi menentukan makna yang

dibentuk oleh susunan kalimat

b. Koherensi

Elemen ini merupakan jalinan atau pertalian antar proposisi atau kalimat

dalam teks. Dua buah kalimat fakta yang berbeda dan tidak berhubungan

sekalipun, dapat menjadi berhubungan ketika komunikator menghubungkannya

dengan menggunakan koherensi.

c. Kata Ganti

Elemen ini merupakan strategi untuk memanipulasi bahasa dengan

menciptakan suatu komunitas imajinatif. Kata ganti merupakan alat yang

dipakai untuk menunjukkan di mana posisi seseorang dalam wacana.

5) Leksikon

Elemen ini menandakan bagaimana seseorang melakukan pemilihan kata

atas berbagai kemungkinan kata yang tersedia. Seperti kata “meninggal‟ yang

memiliki kata lain seperti wafat, mati, dan lain-lain.

6) Retoris (Grafis, Metafora, Ekspresi)


42

Retoris ini mempunyai daya persuasif, dan berhubungan dengan

bagaimana pesan ini ingin disampaikan kepada khalayak. Grafis, penggunaan

kata-kata yang metafora, serta ekspresi dalam teks tertulis adalah untuk

menyakinkan kepada pembaca atas peristiwa yang dikonstruksi oleh wartawan.

b. Dimensi Kognisi Sosial

Dalam kerangka analisis wacana van Dijk, perhatian bukan hanya

pada teks, tetapi juga pada proses produksi teks tersebut. Yaitu perlu

adanya penelitian mengenai kognisi sosial : kesadaran mental penulis

yang membentuk teks tersebut. Pendekatan ini berdasarkan pada asumsi,

bahwa teks tidak mempunyai makna, tetapi makna itu diberikan oleh

pemakai bahasa dalam hal ini penulis sebagai representasi darinya (Sobur,

2001: 74).

c. Dimensi Konteks Sosial

Dalam pandangan ini, van Dijk menyatakan bahwa wacana yang

terdapat dalam sebuah teks adalah bagian dari wacana yang berkembang

dalam masyarakat. Sehingga untuk meneliti teks tersebut, perlu

mengetahui bagaimana wacana tersebut diproduksi dalam masyarakat

(Eriyanto, 2011: 271).

4. Berita

Kata “Berita” sendiri berasal dari bahasa Sangsekerta, vrit (artinya ada
43

atau terjadi) atau vritta (artinya kejadian atau peristiwa). Sedangkan kamus besar

bahasa Indonesia menyebutkan, berita adalah “laporan mengenai kejadian atau

peristiwa yang hangat”.

Paul De Massener dalam buku Here‟s The News: Unesco Associate

menyatakan, news atau berita adalah sebuah informasi yang penting dan menarik

perhatian serta minat khalayak pendengar. Charnley dan James M. Neal

menuturkan, berita adalah laporan tentang suatu peristiwa, opini, kecenderungan,

situasi, kondisi, interpretasi yang penting, menarik, masih baru dan harus

secepatnya disampaikan kepada khalayak (Sumadiria, 2005: 64).

Berita dapat didefinisikan sebagai peristiwa yang dilaporkan. Segala yang

didapat di lapangan dan sedang dipersiapkan untuk dilaporkan, belum dapat

disebut berita. Wartawan yang menonton dan menyaksikan peristiwa, belum tentu

telah menemukan peristiwa. Wartawan harus bisa menemukan peristiwa setelah

memahami proses atau jalan cerita, yaitu harus tahu Apa (what) yang terjadi,

Siapa (who) yang terlibat, Bagaimana kejadian itu terjadi (how), Kapan (when)

terjadi, Di mana (where) peristiwa itu terjadi, dan Mengapa (why) sampai terjadi.

Keenam hal tersebut merupakan unsur berita (Setiati, 2005: 18)

Menurut Eriyanto, berita adalah hasil akhir dari proses kompleks dengan

menyortir (memilah-milah) dan menentukan peristiwa dan tema-tema tertentu

(Eriyanto, 2011: 102). Sebuah peristiwa baru dianggap berita jika memiliki

keunikan, jarang terjadi, dan menarik perhatian khalayak. Ungkapan terkenal dari

Charles A. Dana (1996), “When a dog bites a man is not news, but when a man
44

bites a dog that is news”, merupakan kata-kata yang populer di dunia jurnalistik

ketika menggambarkan pengertian berita (Fachruddin, 2011: 46).

Secara ringkas dapat dikatakan bahwa berita adalah jalan cerita tentang

peristiwa. Ini berarti bahwa suatu berita setidaknya mengandung dua hal, yaitu

peristiwa dan jalan ceritanya. Jalan cerita tanpa peristiwa atau peristiwa tanpa

jalan cerita tidak dapat disebut berita (Teba, 2005: 55).

Setelah merujuk kepada beberapa definisi tersebut, maka dapat

didefinisikan berita sebagai berikut; Berita adalah laporan tercepat mengenai fakta

atau ide terbaru yang benar, menarik dan atau penting bagi sebagian besar

khalayak, melalui media berkala seperti surat kabar, radio, televisi, atau media

online internet (Sumadiria, 2005: 65)

Untuk membuat berita, paling tidak harus memenuhi dua syarat, yaitu :

1. Faktanya tidak boleh diputar sedemikian rupa sehingga kebenaran

tinggal sebagian saja.

2. Berita harus menceritakan segala aspek secara lengkap. Dalam

menulis berita dikenal “satu masalah dalam satu berita”, artinya, suatu

berita harus dikupas dari satu masalah saja dan bukan banyak masalah

karena akan menimbulkan kesukaran penafsiran, yang menyebabkan berita

menjadi tidak sempurna.

5. Tajuk Rencana

Tajuk rencana , ada juga yang menyebutnya sebagai “Catatan


45

Redaksi”, atau “Editorial”. Sebelum ada istilah tajuk rencana , koran-

koran kuno menamakan opini penerbit ini sebagai “Induk karangan” yang

menerjemahkan bahasa Belanda “Hoofd Artikel”. Di Inggris, tajuk

rencana adalah “Leader News”. Penulisnya disebut sebagai “Leader

Writer”. Menurut Lyle Spencer, tajuk rencana merupakan pernyataan

mengenai fakta dan opini secara singkat, logis, dan menarik ditinjau dari

segi penulisan dan bertujuan untuk mempengaruhi pendapat atau

memberikan interpretasi terhadap suatu berita yang menonjol sebegitu rupa

sehingga kebanyakan pembaca surat kabar akan menyimak pentingnya

arti berita yang ditajukan tadi (Djuroto, 2002: 47)

Tajuk rencana ditulis secara panjang, untuk memberikan

kesempatan kepada penulisnya memasukkan analisis dan menguraikan

permasalahan yang ingin diungkapkannya. Karena tajuk rencana

mempunyai kebebasan dalam menguraikan masalah, maka ada beberapa

penerbitan media massa, khususnya surat kabar dan majalah. Jenis tajuk

rencana antara lain:

a. Meramalkan. Penulis tajuk rencana jenis ini, bisa memasukkan

imajinasinya, untuk memprediksi atau meramalkan kejadian-

kejadian yang akan datang berdasarkan informasi yang

melatarbelakangi ditulisnya tajuk rencana.

b. Memaparkan. Penulisan tajuk rencana bisa digunakan untuk

memaparkan kembali berita atau peristiwa yang kurang jelas dalam


46

pemuatan penerbitannya. Di sini, penulis tajuk bisa berfungsi sebagai

pemandu dalam memperjelas informasi pemberitaannya.

c. Mengungkapkan. Selain bersandar pada informasi pemberitaan

penerbitannya, penulis tajuk rencana bisa mengangkat permasalahan

yang dihadapi oleh masyarakat sebagai sumber informasinya.

Penulis tajuk seperti ini harus mempunyai kepekaan dalam

menjaring aspirasi masyarakat. Bahasa tajuk rencana harus

menggunakan bahasa yang lebih arif, tidak vulgar, diberikan dalam

konteks memberikan masukan dan memberikan jalan keluar (Djuroto,

2002: 78).

6. Media Massa

Media Massa adalah, “sarana penyampai pesan yang berhubungan

langsung dengan masyarakat luas, misal radio, televisi, surat kabar dan

film” (Kridalaksana, 1984 :59). Pengertian yang senada juga diungkapkan

Gamble dalam buku Abdul Muis juga memberikan pengertian yang senada

tentang media massa, “Media massa adalah bagian komunikasi antar

manusia dalam arti media merupakan saluran atau sarana untuk

memperluas dan memperjauh jangkauan proses penyampaian pesan antara

manusia (Muis, 1996: 12).

Onong Uchjana Effendy berpendapat, dalam perkembangannya media

massa mempunyai dua pengertian, yakni media massa dalam pengertian luas
47

dan sempit. Media massa dalam pengertian luas meliputi segala penerbitan,

bahkan termasuk media massa elektronik, radio dan televisi. Sedangkan

media massa dalam pengertian sempit hanya terbatas dalam media cetak,

yakni surat kabar, majalah dan buletin kantor berita (Effendy, 2001:146)

7. Surat Kabar

Surat Kabar dalam pengertian yang harfiah, yakni surat yang berisi

kabar atau berita (Junaedhie, 1995: 13). Bisa juga Surat Kabar merupakan,

terbitan berkala yang memuat berita, risalah, karangan, iklan dan lain-lain

(Kridalaksana, 1984: 95). Surat kabar atau koran dapat juga diartikan sebagai

lembaran-lembaran kertas bertuliskan kabar (berita) dan sebagainya, terbagi

dalam kolom-kolom, terbit setiap hari atau periodik.

Pengertian yang senada diungkapkan pula oleh Y,S Gunadi dan

Djony Herfan, surat kabar merupakan alat komunikasi massa yang

memuat berita-berita, artikel-artikel, ulasan-ulasan, informasi yang

menyangkut bidang politik, ekonomi, sosial budaya maupun pertahanan

dan keamanan” (Gunadi, 1998: 83).

8. Fungsi Sosial Media

Ada lima fungsi sosial media massa dalam masyarakat

1. Informasi

 Menyediakan informasi tentang peristiwa dan kondisi dalam


48

masyarakat dan dunia.

 Menunjukkan hubungan kekuasaan.

 Memudahkan inovasi, adaptasi, dan kemajuan.

2. Korelasi

 Menjelaskan, menafsirkan, mengomentari makna peristiwa

dan informasi.

 Menunjang otoritas dan norma-norma yang mapan.

 Melakukan sosialisasi

 Mengkoordinasi beberapa kegiatan

 Membentuk kesepakatan

 Menentukan urutan prioritas dan memberikan status relatif.

3. Kesinambungan

 Mengekspresikan budaya dominan dan mengakui keberadaan

kebudayaan khusus serta perkembangan budaya baru.

 Meningkatkan dan melestarikan nilai-nilai.

4. Hiburan

 Menyediakan hiburan, pengalihan perhatian dan sarana relaksasi

 Meredakan ketegangan sosial.

5. Mobilisasi

 Mengampanyekan tujuan masyarakat dalam bidang politik, perang,


49

pembangunan ekonomi, dan kadang kala dalam bidang agama.

(McQuail, 1996:70)

9. Fungsi Media Massa

Fungsi adalah suatu tugas khusus yang dibebankan pada sesuatu.

Fungsi media massa adalah tugas khusus yang dibebankan pada media

massa. Tugas itu tidak dibebankan pada selain media massa. Dalam

berbagai wacana tentang fungsi media massa, disebutkan ada 4 fungsi,

yaitu :

1. Fungsi mendidik : Yaitu media massa harus memberikan

kontribusi kepada masyarakat untuk mendidik, agar masyarakat tahu

dan lebih tahu tentang segala sesuatu agar tidak mudah terjerumus

dalam hal- hal yang tidak diinginkan.

2. Fungsi penyalur informasi : Yaitu media massa harus memberikan

informasi yang tajam, akurat atas informasi yang diperoleh baik itu

mengenai politik, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan maupun

semua konsep yang harus diperoleh oleh masyarakat pada umumnya

dan khususnya.

3. Fungsi menghibur : Yaitu media massa harus memberikan hiburan-

hiburan yang bermutu demi meningkatkan kualitas sumber daya

manusia, karena masyarakat butuh hiburan untuk memberikan

kenyamanan dalam mendapatkan informasi dan pendidikan.


50

4. Fungsi mempengaruhi : Yaitu dapat mempengaruhi masyarakat tanpa

menjerumuskan, dalam arti memberikan informasi persuasif yang

berdasarkan kenyataan tanpa ada tujuan yang tidak diinginkan

(Hibban, 2006).

Dengan demikian, fungsi media massa sesungguhnya hanya satu

fungsi namun dipilah-pilah menjadi empat fungsi; dengan kata lain fungsi

media massa adalah four in one function artinya harus terikat satu sama lain.

B. Penelitian Terdahulu

Ada banyak riset tentang Analisis Wacana Kritis media. Meski begitu,

penulis belum menemukan riset ilmiah soal bagaimana Teori Analisis Wacana

Kritis membedah seputar pemberitaan mengenai Megaproyek di Sulawesi

Tenggara pada tahun 2019. Berikut beberapa Tesis yang membahas tentang

kajian Analisis Wacana Kritis.

Pertama, penelitian Abdul Wahab dengan judul “Analisis Wacana

Kritis pada Pemberitaan kumparan.com dan ArrahmahNews.com tentang

Penolakan Pengajian Khalid Basalamah di Sidoarjo, Jawa Timur,”. ditulis pada

tahun 2019 di Program Studi Pasca Sarjana Komunikasi dan Penyiaran Islam

Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Hidayatullah

Jakarta. Tujuan penelitian ini yakni: Pertama, menganalisis teori Wacana Kritis

pada pemberitaan kasus penolakan pengajian Khalid Basalamah di Sidoarjo,

Jawa Timur pada media online kumparan.com dan ArrahmahNews.com.


51

Kedua, menganalisis unsur-unsur analisis struktur teks, analisis kognisi sosial,

dan analisis sosial pada pemberitaan kasus penolakan pengajian Khalid

Basalamah di Sidoarjo, Jawa Timur pada media online kumparan.com dan

ArrahmahNews.com.

Jenis penelitian yang digunakan dalam tesis ini ada 2, yaitu penelitian

kepustakaan, dan penelitian lapangan. Sedangkan teori yang digunakan dalam

tesis ini, yaitu teori analisis wacana kritis model Teun A. van Dijk.

Hasil dari penelitian ini, menunjukkan bahwa dalam menganalisis

berita di kumparan.com dan ArrahmahNews.com tentang penolakan pengajian

Khalid Basalamah di Sidoarjo, Jawa Timur. Dalam pandangan analisis wacana

kritis model Van Dijk, terbagi ke dalam tiga unsur, yaitu: pertama, analisis

struktur teks (konteks), dalam struktur teks ini terdapat perbedaan makna judul

berita yang diangkat oleh kumparan.com dan ArrahmahNews.com. Kedua,

analisis kognisi sosial, yang mana skema yang berperan dalam pemberitaan di

kumparan.com ialah skema peristiwa, sedangkan skema yang berperan dalam

pemberitaan di ArrahmahNews.com adalah skema peristiwa dan skema media

massa. Ketiga, analisis konteks sosial ialah pada analisis ini terbagi lagi ke

dalam dua unsur yaitu praktik kekuasaan dan akses memengaruhi wacana.

Kedua, penelitian Nopita Desiana dengan judul “Analisis Wacana

Kritis Pemberitaan Kasus Hukum dalam Majalah Tempo Edisi Juli 2012”

ditulis pada tahun 2013 di Program Studi Pasca Sarjana Pendidikan Bahasa

Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bengkulu.


52

Dalam tesis tersebut di atas jelas membahas bagaimana menelisik dan

membedah lebih lanjut bagaimana bentuk ideologi hukum pada pemberitaan

kasus hukum dalam majalah Tempo edisi Juli 2012.

Ketiga, jurnal Segara Widya Jurnal Penelitian dari I Nyoman Payuyasa

yang berjudul “Analisis Wacana Kritis Model van Dijk Dalam Program Acara

Mata Najwa di Metro TV” yang ditulis pada tahun 2017 di Program Studi

Televisi dan Film, Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia

Denpasar, Bali.21 Dalam Jurnal I Nyoman Payuyasa ini menjelaskan tentang

pendekatan analisa wacana kritis dalam acara televisi “Mata Najwa episode

Babak Final Pilkada Jakarta.” Ada tiga bentuk kajian yang dijabarkan yaitu

mendeskripsikan analisis struktur makro, super struktur, dan struktur mikro

dalam program acara Mata Najwa episode Babak-Final Pilkada Jakarta.

Analisis data dalam penelitian ini terdiri dari tiga kegiatan utama, yaitu

pertama reduksi data yang berarti pemilihan data ‘mentah’ dari penelitian yang

diurutkan dengan poin-poin penting. Kedua, yaitu penyajian data yang telah

dipilih dalam reduksi data untuk dapat ditampilkan dalam laporan penelitian.

Dan yang ketiga adalah verifikasi atau penarikan kesimpulan, yaitu kesimpulan

atas penelitian yang diperoleh.

Keempat, Jurnal E-Komunikasi, berjudul “Analisis Wacana Kritis

Program Mata Najwa “Balada Perda” di Metro TV” yang ditulis oleh Christo

Rico Lado, Prodi Ilmu Komunikasi, Universitas Kristen Petra Surabaya.

Pada Jurnal tersebut di atas membahas tentang bagaimana Metro TV


53

mengangkat tema Balada Perda di tengah pemberitaan perda yang

kontroversial. Mata Najwa membahas empat peraturan daerah yang

mengundang pro dan kontra dalam masyarakat yaitu larangan mengangkang

bagi kaum perempuan yang berbonceng motor di daerah Lhokseumawe;

Peraturan nama bayi dengan ciri kedaerahan di Surabaya; inisiatif Bupati

mengajak pejabat daerah ke penjara Bualemo; dan aturan wajib mengaji dan

mematikan televisi di Kampar. Dalam paradigma kritis, penggunaan bahasa

dalam media bersifat sengaja dan memiliki tujuan tertentu.

Dengan mengambil metode analisis wacana kritis model van Dijk, yaitu

perpaduan analisis teks, kognisi sosial, dan konteks, Christo Rico Lado sebagai

peneliti menemukan wacana yang dibangun oleh Mata Najwa meneguhkan

pandangan bahwa perda pasca otonomi daerah mengundang pro dan kontra di

dalam masyarakat.

Kelima, Jurnal Leksikal Vol. 2 No. 2 Agustus 2008, ditulis oleh

Kuntoro dari Universitas Muhammadiyah Purwokerto, dengan judul “Analisis

Wacana Kritis (Teori van Dijk dalam Kajian Teks Media Massa).

Pada Jurnal ini, Kuntoro memaparkan analisis model analisis teks

media massa dengan menggunakan teori analisis wacana model van Dijk yang

meliputi tiga unsur penting, yakni; ideologi, pengetahuan dan wacana. Ideologi

memengaruhi produksi wacana. Tidak ada wacana yang benar-benar netral

atau steril dari ideologi penutur atau pembuatnya.


54

BAB III

METODE PENELITIAN
55

Sebagai karya ilmiah, setiap pembahasan menggunakan metode untuk

menganalisis dan mendeskripsikan suatu masalah. Metode itu sendiri berfungsi

sebagai landasan dalam mengelaborasi suatu masalah, sehingga suatu masalah

dapat diuraikan dan dijelaskan dengan gamblang dan dapat dipahami.

Bogdan dan Taylor yang dikutip Lexy J.Moleong mendefinisikan

metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang

dapat diamati (Moleong, 1997: 3). Penelitian ini menggunakan pendekatan

kualitatif dengan pisau analisis wacana yang dikembangkan oleh Teun A. van

Dijk. Pendekatan kualitatif ini memusatkan perhatian pada prinsip-prinsip umum

yang mendasari perwujudan sebuah makna dari gejala-gejala sosial di dalam

masyarakat (Bungin, 2007: 23)

Sedangkan analisis wacana didefinisikan sebagai suatu upaya

pengungkapan maksud tersembunyi dari sang subjek yang mengemukakan suatu

pernyataan. Metode analisis wacana berbeda dengan analisis isi kualitatif yang

lebih menekankan pada pertanyaan apa (what), analisis wacana lebih melihat

kepada bagaimana (how) dari suatu pesan atau teks komunikasi.

Melalui analisis wacana kita bukan hanya mengetahui bagaimana isi

teks berita, tetapi bagaimana juga pesan itu disampaikan. Lewat kata, frase,

kalimat, metafora macam apa suatu berita disampaikan (Sobur, 2006: 68).
56

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian di Kendari Pos beralamat di Jl. Malik Raya No.50

Kendari-Sulawesi Tenggara. Waktu Penelitian dilaksanakan sejak 8 November

2021 sampai dengan 22 November 2021.

B. Jenis dan Teknik Pengumpulan data

1) Jenis Data

Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif.

Data kualitatif dalam penelitian ini adalah tajuk rencana surat kabar lokal

Kendari Pos dalam pemberitaan megaproyek di Sulawesi Tenggara pada tahun

2019. Tajuk rencana yang diteliti berjumlah tujuh tajuk rencana, jumlah

tersebut disesuaikan dengan pandangan Stempel (1952) dalam Krippendorff

yang mengatakan bahwa enam sampel sudah dapat menghasilkan hasil yang

signifikan dan akurat asalkan digunakan pada surat kabar yang distribusi isinya

serupa (Badara, 2013: 70).

Arikunto (2010:172) mengatakan bahwa sumber data adalah subjek dari

mana data diperoleh. Data adalah informasi yang ditemukan dan dikumpulkan

peneliti langsung berkaitan dengan sumbernya, dan peneliti sebagai

pengumpul data. Surat kabar yang dijadikan sebagai sumber data tajuk rencana

adalah surat kabar lokal Kendari Pos dan beberapa surat kabar lokal lain yang

terkait pemberitaan megaproyek di Sulawesi Tenggara pada tahun 2019.

2) Teknik Pengumpulan Data


57

Menurut Moleong (2012:58) metode pengumpulan data adalah cara atau

strategi untuk mendapatkan data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan.

Teknik pengumpulan data bertujuan untuk memperoleh data dengan cara yang

sesuai dengan penelitian sehingga peneliti akan memperoleh data yang lengkap

baik secara lisan maupun tertulis.

Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan berbagai cara, di

antaranya:

a) Observasi Teks

Observasi atau pengamatan langsung dilakukan kepada teks yang akan

diteliti. Dalam pengertian psikologi, observasi atau disebut dengan pengamatan

meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan

menggunakan seluruh alat indra (Arikunto, 2002:133). Maka kegiatan

observasi ini dilakukan dengan cara mencari dan menghimpun berita tajuk

rencana Kendari Pos dan beberapa surat kabar lokal lain yang terkait

pemberitaan megaproyek di Sulawesi Tenggara pada tahun 2019

b) Wawancara

Wawancara dilakukan sebagai metode pengumpulan data yang

digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari narasumbernya

(Mulyana, 2006: 35). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik

wawancara terstruktur yaitu wawancara yang dilakukan dengan terstruktur atau

tersusun sesuai dengan pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan terlebih

dahulu. Wawancara ini dilakukan sebagai pendukung bagi kognisi sosial dalam
58

analisis wacana van Dijk.

c) Dokumentasi

Dokumentasi, merupakan pengambilan data yang diperoleh melalui

dokumen-dokumen (Usman dkk, 2008:71). Dokumentasi dapat dilakukan

dengan mengumpulkan, membaca dan mempelajari berbagai bentuk data

tertulis yang terdapat di internet sebagai pendukung bagi konteks sosial dalam

analisis wacana van Dijk. Peneliti mengumpulkan data yang berhubungan

dengan analisis wacana tajuk rencana megaproyek di Sulawesi Tenggara pada

tahun 2019.

3) Teknik Analisis Data

Setelah data diperoleh, maka selanjutnya adalah melakukan analisis data.

Setelah diperoleh wacana yang akan dianalisis, maka sebagai rujukan adalah

dengan menggunakan analisis wacana model Teun van Dijk yang terdiri dari

tiga elemen yaitu dimensi teks, kognisi sosial, dan konteks sosial.

Dari beberapa teknik analisis data, peneliti merasa perlu meneliti wacana

dengan menggunakan teknik van Dijk. Karena selain menganalisis dari struktur

teks, analisa ini juga menukik kepada elemen kognisi sosial (mental wartawan

dalam memahami peristiwa) serta konteks sosial (menganalisis wacana yang

berkembang di masyarakat). Teknik ini dirasa cocok dibandingkan dengan

analisis wacana lainnya yang lebih mengarah kepada ideologi yang

dikemukakan oleh Norman Fairclough atau tentang kekuasaan kaum mayoritas


59

kepada kaum minoritas oleh Theo Van Leewen dkk.

Karena dalam penelitian ini, lebih ingin membongkar mengenai

konstruksi realitas dalam dimensi wacana teks berita tersebut, serta dengan

kedua unsur wacana van Dijk lainnya.

Dalam teknik analisis wacana van Dijk ini, terdapat tiga elemen ini yaitu,

pertama, dimensi teks yang terdiri dari struktur makro, yaitu makna global dari

suatu teks yang dapat diamati dati topik atau tema yang diangkat oleh suatu

teks, elemennya adalah tematik. Super struktur, yaitu kerangka suatu teks,

seperti bagian pendahuluan, isi, penutup, dan kesimpulan, elemennya adalah

skematik. Struktur mikro, makna global dari suatu teks yang dapat diamati dari

pilihan kata, kalimat, dan gaya yang dipakai oleh suatu teks, elemennya adalah

semantik, sintaksis, stilistik dan retoris.

Kedua, yaitu kognisi sosial yaitu bagaimana wartawan atau penulis

mengetahui dan memahami peristiwa yang sedang ditulisnya dalam tajuk

rencana. Ketiga, konteks sosial yaitu mengetahui apa yang sedang terjadi di

masyarakat, dan dampak di masyarakat setelah adanya pemberitaan tersebut.

Adapun metode penelitian yang ditempuh adalah metode kualitatif.

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik deskriptif

interpretatif. Metode deskriptif interpretatif, yaitu menelaah secara detail

terhadap data yang telah dikumpulkan dan kemudian dilakukan interpretasi.

Informasi data yang telah terkumpul dianalisis dengan teknik deskriptif

interpretatif yaitu akan dilakukan penafsiran (interpretasi) terhadap objek


60

berdasarkan data yang diperoleh kemudian diambil kesimpulan. Analisis data

merupakan proses mengurai (memecah) sesuatu ke dalam bagian-bagiannya.

Maka dalam penelitian ini, langkah-langkah untuk menganalisis data yaitu

sebagai berikut.

1. Identifikasi Data

Identifikasi data adalah proses pemahaman terhadap hasil penelitian, hasil

identifikasi data dalam penelitian ini adalah usaha untuk menemukan pikiran dan

perasaan (Zuldafriad, 2013: 16). Pada langkah ini data yang diperoleh dicatat

dalam uraian yang terperinci. Data-data yang sudah dicatat tersebut,

kemudian peneliti melakukan penyederhanaan data, yaitu data yang sesuai

dengan teori analisis wacana kritis Teun A. van Dijk.

2. Klasifikasi

Pada langkah ini, data-data yang sudah ditetapkan kemudian disusun

tertentu dan terperinci agar lebih mudah dipahami. Melalui langkah ini, peneliti

mengklasifikasi data berdasarkan teori yang menjadi acuan yaitu teori wacana

kritis Teun A. van Dijk.

3. Interpretasi

Pada langkah ini peneliti menafsirkan dan menginterpretasikan data sesuai

dengan pendekatan critical linguistic dan model analisis Teun A. van Dijk.

4. Menyimpulkan

Pada langkah ini peneliti menulis kembali hasil penelitian setelah melalui
61

pembuktian dengan analisis deskriptif kualitatif dari setiap yang diteliti untuk

diambil suatu kesimpulan.

BAB IV

HASIL PENELITIAN
62

A. Gambaran Umum Kendari Pos

1. Sejarah Singkat Berdirinya Kendari Pos

Harian Kendari Pos yang usianya telah mencapai 51 tahun dan 26 tahun

terbit secara harian merupakan surat kabar Nasional pertama di Sulawesi

Tenggara. Sebelumnya Kendari Pos adalah surat kabar umum yang terbit sekali

seminggu yang kadang-kadang tidak teratur dengan nama Media Karya. Media

Karya kemudian berubah nama menjadi Media Kita dan terakhir tanggal 9

September 1999 berubah lagi menjadi Kendari Pos dan mulai terbit secata

harian setelah bergabung dengan Jawa Pos Media Group sejak 4 September

1995.

Setelah melalui perjalanan panjang dengan berbagai cobaan dan

tantangan, maka tampaklah surat kabar harian Kendari Pos yang sekarang ini

dikenal, karena pengelola dan pendirinya tidak pernah menyerah. Dalam

keadaan seba terbatas, surat kabar harian Kendari Pos tetap terbit dan

diupayakan hingga bisa menjadi besar yang mampu memberikan kontribusi

bagi pembangunan Sulawesi Tenggara.

Pada awal pemebentukannya Kendari Pos pertama terbit tanggal 6 Juni

1970 dengan nama Media Karya. Berawal dari usaha keluarga yang didirikan

oleh P.P. Bittikaka Bersama saudaranya Benyamin Bittikaka dan putranya Ir.

Jerry Bittikaka. Mereka membentuk Yayasan Karya Pers Nasional yang


63

menerbitkan surat kabar umum mingguan berita Media Karya pada saat baru

menggunakan SITT karena belum mempunyai percetakan sendiri, maka

mereka mencetak surat kabar yang terbit empat halaman di Makassar

sedangkan kantornya di rumah P.P. Bittikaka. Pada waktu itu Media Karya

beredar sekali seminggu sampai ke desa-desa dengan oplah 5000 eksemplar

setiap minggu.

Setelah 16 tahun terbit secara mingguan, DPP Golkar meminta melalui

Departemen Penerangan agar nama mingguan Media Karya menjadi penerbitan

DPP Golkar karena itu mereka diminta oleh departemen penerangan untuk

memilih apa yang bisa dijadikan pengganti Media Karya yang akan dipakai

golkar.

Dalam perkembangan selanjutnta, media kita yang terus terbit secara

mingguan menjalin kerja sama dengan Kanwil Departemen Pariwisata, Pos dan

Telekomunikasi (Parpostel) Sulawesi Selatan-Tenggara. Bersama Media Kita,

Deparpostel membentuk badan usaha yang berbentuk perseroan terbatas (PT)

yang berkantor di Makassar.

Surat kabar mingguan dalam manajemen baru, walaupun tetap terbit

secara mingguan dengan tampilan menarik. Terbit 12 halaman penuh warna

dengan jangkauan peredarannya di seluruh Indonesia. Berita-beritanya

sebagian besar menyangkut masalah kepariwisataan. Oplah saat itu mencapai

10.000 eksemplar tiap minggu. Kerja sama yang dibuat dengan Instansi
64

Pemerintah yang manajemennya berbentuk bagi hasil itu tidak bertahan lama.

Karena hubungan kerja relatif singkat yaitu kurang lebih 10 bulan, akhirnya

berhenti karena antar pengurus baru maupun penyandang dana tidak mampu

memperoleh keuntungan dari penerbitan itu.

Meskipun berakhir kerja sama dengan Kanwil Departemen Sulseltra,

tetapi Media Kita tetap berupaya untuk menerbitkan surat kabar yang ada pada

saat itu sudah dua puluh tahun jatuh bangun dan tetap kembali menerbitkan

secara mingguan seperti yang berlangsung selama media itu terbit.

P.P. Bittikaka dalam upaya membuat media ini, rajin mengikuti

berbagai kegiatan yang dilakukan LP3S dan Departemen Penerangan sebagai

Pembina Pers. Media Kita yang sejak lama telah di berikan kepercayaan

sebagai pelaksana Koran Masuk Desa (KMD) selalu rutin mengikuti

Lokakarya dan kesulitan dalam membesarkan surat kabarnya yang berada di

daerah dengan berbagai peralatan terbatas.

Salah satu motivasi yang cukup menarik dari LP3S mencoba

memberikan solusi untuk menghidupkan pers daerah seperti Media Kita. Dari

salah satu kegiatan LP3S, P.P. Bittika mendapatkan masukan bahwa kalau

surat Kabar Media Kita ingin berkembang dan bekerja secara profesional maka

harus bergabung dengan sebuah penerbit besar dan matang. Bahkan LP3S

menyarankan agar bergabung dengan Grup Jawa Pos yang telah berhasil. Saran

tersebut tidak hanya datang dari LP3S tetapi juga dating Departemen
65

Penerangan. Bahkan Menteri Penerangan H. Harmoko yang saat itu

berkunjung di Kendari secara langsung menyampaikan kepada P.P. Bittikaka

agar segera bergabung dengan surat kabar yang sudah professional.

Saran dan masukan dari berbagai pihak tidak disiasiakan oleh P.P

Bittikaka yang mempunyai obsesi untuk tetap menerbitkan dan membesarkan

Media Kita. Pada bulan Agustus 1994, P.P. Bittikaka mengikuti rapat KMD di

Surakarta dan berkunjung di Surabaya untuk menemui H.M Dahlan Iskan,

sebagai direktur utama Jawa Pos Grup yang juga pemimpin redaksi Jawa Pos.

P. P. Bittikaka berkeyakinan bahwa untuk menerbitkan Media Kita secara

harian harus bergabung Jawa Pos merupakan salah satu sasaran dan memiliki

peluang yang cukup.

Walaupun Jawa Pos Media Grup sedang gencarnya melakukan

ekspansi keberbagai daerah, tetapi jawaban Dahlan Iskan tidak seperti yang di

bayangkan sebelumnya. Dahlan merasa terlalu jauh untuk menegembangkan

usaha di Kendari dan mengatakan akan membatasi usahanya di luar Jawa

karena kalua mau membuka usaha lebih bagus di Jawa saja.

Namun bukan berarti pupuslah harapan P.P. Bittikaka. Dahlan Iskan

menyarankan agar menemui H.M. Alwi Hamu, ketua Badan Pengawasan dan

Pengembangan Anak Perusahaan Jawa Pos Media Grup. Menurut P.P.

Bittikaka Dahlan Iskan mengambil Media Kita sebagai anak perusahaannya

bukan semata-mata mencari keuntungan karena hanya ingin membantu


66

bagaimana koran daerah bisa maju dan berkembang walaupun dalam waktu

yang panjang.

Karena itu Bittikaka menurut Alwi Hamu sebagai pemimpin redaksi

Harian Fajar Ujung Pandang. Melalui Alwi Hamu terlalu sulit untuk

membicarakan permintaan tersebut, apabila secara prinsip sudah disetujui

Dahlan Iskan. Berulang-ulang P.P. Bittikaka berhubungan dengan Alwi Hamu

untuk melakukan negosiasi dan pengurus Yayasan Karya Pers Nasional yang

selama itu menerbitkan mingguan Media Kita menyerahkan sepenuhnya

kepada P.P. Bittikaka untuk melakukan kerja sama dengan Jawa Pos Media

Grup. Akhirnya keduanya sepakat mendirikan PT. Media Kita Sejahtera

melalui akte notaris, yang akan menerbitkan Media Kita. Ini berarti Yayasan

yang selama ini menerbitkan Media Kita akan dialihkan ke badan Usaha

Swasta yang berbentuk perseroan Terbatas.

Dalam kepengurusan PT. Media Kita Sejahtera, Dahlan Iskan sebagai

komisaris utama, H. Mahtum Mastoem sebagai komisaris utama dan Ir. Jery

Bittikaka sebagai komisaris. Sementara direksinya terdiri dari H.M. Alwi

Hamu sebagai direktur utama, H. Syamsu Nur sebagai wakil direktur utama

dan P.P. Bittikaka sebagai direktur. Sementara para pengasuh Media Kita

terdiri dari P.P. Bittikaka sebagai pemimpin umum atau pemimpin redaksi dan

Benyamin Bittikaka sebagai pemimpin perusahaan. Sementara pemegang

saham terdiri dari Dahlan Iskan, H. Mahtum Mastoem, P.P. Bittikaka dan H.M.

Alwi Hamu.
67

Pada tanggal 9 September 1999, Surat Kabar satu-satunya di Sulawesi

Tenggara yang kala itu dikenal dengan nama Media Kita, berubah menjadi

Kendari Pos dengan Pemimpin Umum Redaksi P.P. Bittikaka. Perubahan nama

tersebut dilakukan dalam rangka menyikapi perkembangan zaman yang

sebelumnya dikenal Orde baru, kini berubah menjadi Era Reformasi. Kalau era

orde baru tidak mudah mendirikan Surat Kabar, tetapi di era reformasi

disiapkan bekal bisa mendirikan surat kabar. Jadi asumsinya, yang bakal

menjadi surat kabar utama di Sulawesi Tenggara adalah surat kabar yang

menggunakan nama Ibu Kota Provinsinya, yaitu Kendari maka dilengkapi

menjadi Kendari Pos. dari segi pemasaran surat kabar, pembaca yang berasal

dari Kota Kendari maupun dari kota lain di Sulawesi Tenggara pasti merasa

dekat dengan Kendari Pos yang akan dinilai lebih strategis sebagai tempat

untuk mempromosikan usahanya.

2. Visi dan Misi Kendari Pos

a. Visi Kendari Pos

Setiap media memiliki visi yaitu pandangan media dalam menilai suatu

masalah yang terjadi dalam masyaraakat. Seperangkat visi inilah yang

dijabarkan dalam kebijakan editorial dan sekaligus menjadi acuan media.

Visi dari Kendari Pos adalah “Menjadi bacaan yang dapat mengedukasi

masyarakat Sulawesi Tenggara serta menjunjung tinggi asas dan nilai

kemanusiaan”.
68

2. Misi Kendari Pos

Sementara itu, misi Kendari Pos adalah “Menjadi Koran terbesar dan

terpercaya di Sulawesi Tenggara serta berpartisipasi dalam membangun

masyarakat berdasarkan Pancasila melalui prinsip persatuan dalam perbedaan”.

3. Struktur Organisasi Kendari Pos

Direktur Utama : Irwan Zainuddin

Direktur : La Ode Diada Nebasi

Wakil Direktur Keuangan, Personalia, dan Umum : Agus Triadi

Wakil Direktur Produksi : Arifuddin Mangka

Manager Keuangan : Nasruddin

Manager Iklan/Sponsorship : Awal Nurjadin

Manager Event dan Promosi : Nursyamsi Abidin

Manager Sirkulasi : Resmin

Manager Personalia/Legal dan Umum : Aser Rerung

Percetakan :PT. Fajar Utama

Intermedia Cabang Kendari

Pimpinan Redaksi : Inong Saputra

Sekretaris Redaksi : Ariyani Arifin

Dewan Redaksi : Irawan Zainuddin

Sawaluddin Lakawa
69

Redaktur : Darwin Sihombing

Emila Ningsih

Hasruddin Laumara

Amal Fadly Senga

Ramafdhan

Redaktur Foto : LM. Syuhada Rizky

Kartunis : Fahri

Litbang : Arifuddin Mangka

Reporter : Elin Ipo

Marwan Abidin

Adwin Barakati

Fotografer : LM. Syuhada Rizky

Desain Grafis : LD. Kurniawan

Teknologi Informasi : Putra

Percetakan Iklan : Muhrisan

Arif

Percetakan Redaksi : Yusri Zubair


LD. Kurniawan
LD. Muslifan
Alamat Redaksi:

Graha Pena Kendari Pos, Lt.3


70

Jalan Malik Raya No. 50 Kendari Sulawesi Tenggara

Tlp. 0401 3126513


Faks.0401 3126512
Email: kendariposonline@gmail.com

3. Judul Tajuk Rencana Kendari Pos

Ada 7 tajuk rencana yang menjadbahan penelitian penulis. Tajuk rencana

tersebut membahas megaproyek di Sulawesi Tenggara pada tahun 2019.

Ketujuh tajuk terbit ditahun 2019 dan dapat di lihat pada tabel 4 berikut:

No. Judul Tajuk Rencana Tanggal Terbit

1. Megaproyek Gubernur Selasa, 16 Juli 2019

2. Bukan Proyek “Kaleng-kaleng” Rabu, 7 Agustus 2019

3. Rumah Sakit Rujukan Nasional Sabtu, 31 Agustus 2019

4. Berlomba Bangun Gedung Megah Selasa, 3 September 2019

5. Setahun Penuh Dinamika Jumat, 6 September 2019

6. Membangun Tanpa Masalah Rabu,11 September 2019

7. Wakil Rakyat Tak Lagi Garang Selasa, 3 Desember 2019

B. Analisis Teks Tajuk Rencana

1. Analisis Tajuk Rencana Kendari Pos Selasa 16 Juli 2019 Judul

“Megaproyek Gubernur”

a. Tematik
71

Elemen ini digunakan Kendari Pos untuk menunjukkan gambaran

umum, gagasan inti, ringkasan atau yang utama dari tajuk rencana.

Seperti pada data A1 berikut :

Para periode kedua ini, Ali Mazi kembali meran-


cang sebuah megaproyek. Perpustakaan modern, ru-
mah sakit jantung, dan jalan wisata Kendari-
Toronipa. Pembangunan megaproyek tersebut kini
sudah masuk tahap lelang agar bisa berdiri sebelum Data tersebut
masa jabatan periode kedua berakhir.
merupakan konsep

yang sangat dominan, digunakan Kendari Pos sebagai strategi untuk

mengonstruksi pikiran pembaca memahami beberapa megaproyek yang

digagas Ali Mazi diperiode keduanya.

b. Skematik

Elemen ini digunakan Kendari Pos untuk mendukung topik yang ingin

yang ingin disampaikan dengan menunjukkan bagian-bagian dalam tajuk

rencana, disusun dan diurutkan sehingga membentuk kesatuan arti.

Secara umum skematik mempunyai dua kategori. Pertama, ringkasan terdapat

dalam judul dan lead. Kedua, story atau isi tajuk rencana secara keseluruhan.
72

Judul tajuk rencana tersebut (data A2) terlihat sederhana, namun

dibalik kesederhanaannya mengundang tanya besar pembaca. Seperti

pertanyaan, megaproyek apa yang akan dibangun Gubernur? Mampukah

Gubernur membangunnya?

Hal tersebut merupakan bagian dari strategi Kendari Pos agar pembaca

menuntaskan bacaan tajuk rencana. Kendari Pos mengonstruksi pikirasn

pembaca agar mendukung topik tajuk rencana mengenai beberapa megaproyek

yang digagas Ali Mazi diperiode keduanya.

Sama halnya dengan judul tajuk, lead dikemukakan Kendari Pos untuk

mendukung topik tajuk rencana. Sebagai pengantar ringkasan lead digunakan

Kendari Pos sebelum masuk pada pembahasan isi tajuk rencana secara

keseluruhan. Kendari Pos mengantar pembaca guna memahami permasalahan

utama dalam tajuk rencana. Seperti pada data A3 berikut :

Era kepemimpinan Ali Mazi tampaknya ingin tampil


dengan sebuah sensasi pembangunan yang luar biasa.
Pada periode pertama kepemimpinannya, Ali Mazi mem-
bangun Tugu Persatuan dan Bandara Haluoleo. Sebuah
bangunan monumental yang menjadi ruang terbuka
bagi masyarakat Sulawesi Tenggara, khususnya warga
Kota Kendari. Meskipun belum tuntas secara maksimal
dengan pemanfaatan yang dapat menambah pundi-
pundi daerah, namun kawasan Tugu Persatuan menjadi
wadah refreshing masyarakat selama ini.
73

Lead tersebut merupakan bagian dari strategi Kendari Pos dalam

mengonstruksi pikiran pembaca agar memiliki pemahaman awal terhadap isi

tajuk rencana yang membahas beberapa megaproyek yang dirancang Ali Mazi di

periode kedua pemerintahannya.

Story atau isi tajuk rencana, secara hipotesis mempunyai dua sub kategori.

Pertama, situasi yakni proses atau jalannya suatu peristiwa. Seperti pada data A4

berikut :
periode kedua berakhir. Perpustakaan modern didesain
dengan pola yang spektakuler agar bisa menjadi tempat
wisata pendidikan bagi masyarakat. Sementara rumah sakit
jantung diharapkan bisa menjadi rumah sakit rujukan bagi
masyarakat Indonesia yang berdomisili di kawasan timur

Data tersebut berisi informasi mengenai desain dan pemanfaatan dua

megaproyek yang dirancang Ali Mazi. Hal tersebut merupakan bagian dari

strategi Kendari Pos dalam mengonstruksi pikiran pembaca memahami manfaat

perancangan megaproyek Ali Mazi.

Kedua, sub kategori komentar. Kendari Pos memberikan komentar

terhadap topik tajuk rencana. Seperti pada data A5 berikut :


Gubernur berharap agar megaproyek ini dapat dir-
esmikan dan berjalan sesuai dengan harapan selama masa
kepemimpinannya. Kontraktor yang memenang-

Komentar tersebut merupakan bagian dari strategi Kendari Pos dalam

mengonstruksi pikiran pembaca agar lebih menerima kesungguhan Ali Mazi

merancang beberapa megaproyek.


74

c. Semantik

Hal yang dianalisis pada struktur semantik adalah makna apa yang ingin

ditekankan dalam tajuk rencana. Makna yang ingin ditekankan Kendari Pos dalam

tajuk rencana dapat di lihat dengan menggunakan elemen latar, detail, maksud,

dan nominalisasi.

1. Elemen Latar

Elemen ini digunakan Kendari Pos untuk menentukan ke arah mana

pandangan pembaca hendak dibawa. Seperti pada data A6 berikut :


Era kepemimpinan Ali Mazi tampaknya ingin tampil
dengan sebuah sensasi pembangunan yang luar biasa. Pada
periode pertama kepemimpinannya, Ali Mazi mem-bangun
Tugu Persatuan dan Bandara Haluoleo. Sebuah bangunan
monumental yang menjadi ruang terbuka bagi masyarakat
Sulawesi Tenggara, khususnya warga Kota Kendari.
Meskipun belum tuntas secara maksimal

Hal tersebut merupakan bagian dari strategi Kendari Pos mengemukakan

pembangunan yang telah berhasil diperiode pertama Ali Mazi. Secara implisit,

Kendari Pos mengarahkan pembaca untuk mendukung pembangunan

megaproyek diperiode kedua pemerintahan Ali Mazi. Kendari Pos

mengonstruksi pikiran pembaca untuk menerima topik tajuk rencana

mengenai beberapa megaproyek yang dirancang Ali Mazi diperiode

keduanya.

2. Elemen Detail

Elemen ini digunakan Kendari Pos untuk mengontrol informasi. Informasi


75

ditampilkan secara berlebihan jika menguntungkan. Sebaliknya, informasi

ditampilkan dalam jumlah sedikit kalau informasi itu merugikan. Seperti pada

data A7 berikut:

Hal tersebut merupakan bagian dari strategi Kendari Pos mendetailkan


gitu saja. Pusat Promosi dan Informasi Daerah (P2ID)
hingga saat ini masih terlihat seperti bangunan tua yang
masalahmenyeramkan
pembangunan megaproyek setiap pemimpin. Secara implisit Kendari Pos
karena terkesan ditelantarkan.
Begitu pula dengan Tugu Persatuan. Selama 10 ta-
mengonstruksi pikirantidak
hun lamanya, pembaca agar tidak
ada progres mempermasalahkan
pembangunan yang pembangunan
optimal dalam menuntaskan pembangunan tersebut. Nasib
diperiode pertama
serupa Ali Mazi
dialami yang megaproyek
beberapa tidak berkelanjutan
di kabu-karena berakhir masa
paten/kota se Sulawesi Tenggara yang tidak tuntas
pembangunannya
jabatannya dan menerima karena berakhirnya
gagasan Ali Mazimasa jabatan kepala
mengenai pembangunan megaproyek
daerah yang merintis megaproyek tersebut.
diperiode kedua.

3. Elemen Maksud

Elemen ini digunakan Kendari Pos untuk melihat informasi yang

menguntungkan. Informasi tersebut diuraikan secara eksplisit dan jelas. Seperti

pada data A8 berikut :


Namun, ada yang unik di era kepemimpinan Nur
Alam. Semua megaproyek yang digagas, pembangun-
annya berkelanjutan. RS Bahteramas sudah beroperasi
dan terus dibenahi. Jembatan Teluk Kendari juga terus
dikerjakan hingga tuntas. Masjid Al Alam terus dibenahi
hingga semuanya selesai. Pembangunan jembatan Te-
76

Hal tersebut merupakan bagian dari strategi Kendari Pos menguraikan

secara eksplisit dan jelas megaproyek yang dirancang Nur Alam yaitu Rumah

Sakit Bahteramas, Jembatan Teluk Kendari, dan Mesjid Al- Alam. Dinyatakan

dengan tegas bahwa pembangunan megaproyek tersebut dapat berkelanjutan dan

tuntas pengerjaannya karena proyek tersebut masuk dalam proyek nasional. Untuk

Mesjid Al- Alam merupakan kebutuhan ibadah, dan jika tidak selesai umat akan

menuntaskannya.

Pemaparan tersebut merupakan bagian dari strategi Kendari Pos

mengonstruksi pikiran pembaca untuk menerima alasan mengapa beberapa

megaproyek tidak berkelanjutan diperiode pertama Ali Mazi.

4. Elemen Praanggapan

Elemen ini digunakan Kendari Pos memaparkan suatu hal yang belum

terbukti kebenarannya , tetapi dijadikan dasar untuk mendukung gagasan tertentu.

Seperti pada data A9 berikut :


Gubernur berharap agar megaproyek ini dapat dir-
esmikan dan berjalan sesuai dengan harapan selama
masa kepemimpinannya. Kontraktor yang memenang-
kan lelang proyek tersebut didorong untuk memaksi-
malkan kinerja agar progres pembangunan berjalan
cepat dan pembangunan segera selesai. Jika tidak,
ancaman mengganti kontraktor akan berlaku. Rumah
77

Hal tersebut merupakan bagian dari strategi Kendari Pos memaparkan

harapan Ali Mazi mengenai megaproyek yang dapat diresmikan dan berjalan

sesuai dengan harapan. Pemaparan tersebut berupa praanggapan karena

kenyataannya pemenang lelang proyek belum ditetapkan. Apakah kalau sudah

ditetapkan, proyek tersebut sesuai dengan harapan Ali Mazi? Tentu belum bisa

ditentukan, masih berupa anggapan. Kendari Pos mengonstruksi pikiran pembaca

untuk menerima harapan yang dikemukakan Ali Mazi.

5. Nominalisasi

Nominalisasi merupakan strategi yang dipakai Kendari Pos untuk

menghilangkan aktor sosial tertentu. Sesuai dengan namanya strategi ini

mengubah kata kerja (verba) menjadi kata benda (nomina). Umumnya dilakukan

dengan memberi imbuhan “pe-an”. Seperti pada data A10 berikut :

Pembangunan megaproyek tersebut kini sudah masuk tahap


lelang agar bisa berdiri sebelum masa jabatan periode kedua
berakhir.

Hal tersebut merupakan bagian dari strategi Kendari Pos mentransformasi

bentuk aktif “membangun”. Dalam struktur kalimat aktif selalu membutuhkan

subjek yang menunjuk pada apa yang dilakukan. Kata “membangun”

membutuhkan penjelasan siapa yang membangun dan apa yang dibangun. Kedua
78

hal tersebut harus ada dalam kalimat agar bisa mempunyai arti. Sebaliknya, kata

“pembangunan” yang berupa kata benda tidak membutuhkan kehadiran subjek

karena ia bisa hadir mandiri dalam kalimat dan bisa menerangkan apa yang

dibangun. Strategi ini digunakan Kendari Pos untuk menghilangkan aktor Ali

Mazi. Pikiran pembaca dikonstruksi telah mengetahui aktor yang dimaksud.

d. Sintaksis

Elemen sintaksis menganalisis bagaimana pendapat disampaikan Kendari

Pos dalam tajuk rencana. Elemennya antara lain : bentuk kalimat, koherensi, dan

kata ganti.

1. Bentuk Kalimat

Bentuk kalimat merupakan strategi yang dipakai Kendari Pos untuk

menonjolkan, memfokuskan suatu peristiwa tertentu yang secara langsung

mempengaruhi makna kata secara keseluruhan. Seperti pada data A11 berikut :

Para periode kedua ini, Ali Mazi kembali meran-


cang sebuah megaproyek. Perpustakaan modern, ru-

Bentuk kalimat yang dipakai Kendari Pos berdasarkan data tersebut

berbentuk kalimat aktif. Kendari Pos lebih mengedepankan periode kedua

pemerintahan Ali Mazi dibanding megaproyek yang dirancang. Hal ini

merupakan bagian dari strategi Kendari Pos untuk mengonstruksi pikiran

pembaca menerima apa yang dilakukan Ali Mazi diperiode kedua dan

mengenyampingkan megaproyek yang dirancang.


79

2. Koherensi

Elemen ini digunakan Kendari Pos untuk menjelaskan suatu fakta secara

strategis. Apakah fakta dipandang saling terpisah, berhubungan atau malah sebab

akibat.

Koherensi secara mudah dapat diamati dari kata hubung yang dipakai.

Seperti pada data A12 berikut :


gitu saja. Pusat Promosi dan Informasi Daerah (P2ID)
hingga saat ini masih terlihat seperti bangunan tua
yang menyeramkan karena terkesan ditelantarkan.
Begitu pula dengan Tugu Persatuan. Selama 10 ta-
hun lamanya, tidak ada progres pembangunan yang
optimal dalam menuntaskan pembangunan tersebut.

Pada data tersebut terdapat dua fakta yang berbeda. Fakta pertama, kondisi

Pusat Promosi dan Informasi (P2ID). Fakta kedua, kondisi Tugu Persatuan.

Kedua fakta tersebut tidak saling berhubungan sama sekali, namun dapat

berhubungan setelah diberi koherensi “begitu pula”.

Strategi ini digunakan Kendari Pos untuk memahamkan kepada pembaca

bahwa kedua fakta yang dimaksud saling berhubungan. Hal tersebut dijadikan

alasan mengapa beberapa megaproyek yang digagas Ali Mazi diperiode pertama

tidak tuntas. Kendari Pos mengonstruksi pikiran pembaca agar menerima

megaproyek yang tidak tuntas diperiode pertama Ali Mazi sebagai sesuatu yang

wajar karena tidak adanya proses pembangunan yang berkelanjutan dalam setiap

pergantian kepemimpinan.

3. Kata Ganti

Elemen ini digunakan Kendari Pos untuk memanipulasi bahasa dengan

Kita berharap agar megaproyek yang digagas Ali Mazi


pada periode kedua ini tetap berkelanjutan dan memberi
manfaat luar biasa bagi masyarakat. Tak lagi
80

menciptakan suatu komunitas imajinatif. Seperti pada data A13 berikut :

Pada data tersebut terdapat kata ganti “kita” mengungkapkan suatu sikap

Kendari Pos sebagai representasi dari sikap bersama. Batas antara Kendari Pos

dengan pembaca dihilangkan untuk menunjukkan apa yang menjadi sikap

Kendari Pos juga menjadi sikap pembaca. Strategi ini digunakan Kendari Pos

untuk menumbuhkan solidaritas, aliansi, perhatian pembaca, serta mengurangi

kritik dan opsi hanya kepada diri sendiri.

e. Stilistik

Elemen stilistik digunakan Kendari Pos dalam melakukan pemilihan kata

atas berbagai kemungkinan kata yang tersedia. Seperti pada data A14 berikut :
bangun Tugu Persatuan dan Bandara Haluoleo. Sebuah
bangunan monumental yang menjadi ruang terbuka bagi
masyarakat Sulawesi Tenggara, khususnya warga Kota
Kendari. Meskipun belum tuntas secara maksimal

Pada data tersebut terdapat kata “monumental” yang mempunyai kata lain

bersejarah, fenomenal, klasik, dan kolosal. Diantara beberapa kata tersebut

Kendari Pos memilih kata “monumental”. Strategi ini digunakan Kendari Pos

untuk mengonstruksi pikiran pembaca lebih memahami dan mengenal monumen

(bangunan) megaproyek Ali Mazi diperiode pertama berupa Tugu Persatuan dan

Bandara Halu Oleo.

f. Retoris
81

Retoris merupakan strategi yang dipakai Kendari Pos untuk menekankan

sesuatu dengan menampilkan penggunaan grafis, metafora, dan ekspresi.

1. Grafis

Elemen ini digunakan Kendari Pos untuk sesuatu dianggap penting

melalui bagian-bagian tulisan yang dibuat berbeda dari tulisan secara keseluruhan.

Seperti pada data A15 berikut :

Penulisan judul tajuk rencana dengan ukuran huruf lebih besar dan tebal

merupakan bagian dari strategi Kendari Pos, menekankan kepada pembaca akan

pentingnya judul tersebut. Kendari Pos mengonstruksi pikiran pembaca menaruh

perhatian lebih pada megaproyek yang digagas oleh Ali Mazi.

2. Metafora

Elemen ini digunakan Kendari Pos tidak hanya menyampaikan pesan pokok

lewat tajuk rencana, tetapi juga sebagai petunjuk utama untuk mengerti makna

suatu tajuk rencana. Seperti pada data A16 berikut :


but akan sia-sia. Tidak efektif penggunaannya karena
pemimpin berikutnya akan mencari panggung sendiri
untuk dikenang di masa mendatang dengan sebuah
bangunan monumental.

Pemakaian metafora “mencari panggung sendiri” merupakan bagian dari


82

strategi Kendari Pos membenarkan pendapat terhadap Bangunan Pusat Promosi

dan Informasi Daerah (P2ID) kondisinya sangat memprihatinkan akibat

bergantinya kepemimpinan, setiap pemerintahan memiliki program kerja yang

berbeda. Kendari Pos mengonstruksi pikiran pembaca agar dapat menerima

kondisi bangunan P2ID yang memprihatinkan sebagai suatu yang wajar karena

pergantian kepemimpinan.

3. Ekspresi

Elemen ini digunakan Kendari Pos untuk menampilkan representasi

pengetahuan secara visual. Seperti pada data A17 berikut :


Era kepemimpinan Ali Mazi tampaknya ingin tampil
dengan sebuah sensasi pembangunan yang luar biasa.

Pemakaian ekspresi “sensasi” merupakan bagian dari strategi Kendari Pos

yang menekankan pembangunan yang luar biasa di era kepemimpinan Ali Mazi

sebagai representasi pengetahuan pembangunan megaproyek. Kendari Pos

mengonstruksikan pikiran pembaca sebagai suatu hal yang menggugah perasaan

dan merangsang emosi pembaca untuk mendukung program pembangunan Ali Mazi.

2. Hasil Analisis Tajuk Rencana Kendari Pos Selasa, 7 Agustus 2019 Judul

“Bukan Proyek “Kaleng-kaleng””

a. Tematik

Elemen ini digunakan Kendari Pos untuk menunjukkan gambaran

umum, gagasan inti, ringkasan atau yang utama dari tajuk rencana.

Seperti pada data A18 berikut :


Untuk proyek jalan Kendari-Toronipa, uji kelaya-
kan sudah selesai. Sosialisasi kepada masyarakat juga
intens dilakukan. Rencana, peletakan batu pertama
dilakukan 5 September mendatang. Sementara, pem-
bangunan Perpustakaan Modern masih berproses.
Kontrak kerja sudah diteken 15 Juli lalu. Pembangu-
nan gedung Perpustakaan Modern kini siap action.
83

Data tersebut merupakan konsep yang sangat dominan, digunakan Kendari

Pos sebagai strategi untuk mengonstruksi pikiran pembaca memahami

megaproyek yang bukan asal ada digagas Ali Mazi.

b. Skematik

Elemen ini digunakan Kendari Pos untuk mendukung topik yang ingin

yang ingin disampaikan dengan menunjukkan bagian-bagian dalam tajuk

rencana, disusun dan diurutkan sehingga membentuk kesatuan arti.

Secara umum skematik mempunyai dua kategori. Pertama, ringkasan

terdapat dalam judul dan lead. Kedua, story atau isi tajuk rencana secara

keseluruhan. Seperti pada data A19 berikut :


84

Judul tajuk rencana tersebut terlihat sederhana, namun dibalik

kesederhanaannya mengundang tanya besar pembaca. Seperti pertanyaan, apa

yang dimaksud proyek bukan kalen-kaleng? Mengapa ada istilah bukan proyek

kaleng-kaleng?

Hal tersebut merupakan bagian dari strategi Kendari Pos agar pembaca

menuntaskan bacaan tajuk rencana. Kendari Pos mengonstruksi pikiran

pembaca agar mendukung topik tajuk rencana mengenai megaproyek yang

bukan asal ada digagas Ali Mazi.

Sama halnya dengan judul tajuk, lead dikemukakan Kendari Pos untuk

mendukung topik tajuk rencana. Sebagai pengantar ringkasan lead digunakan

Kendari Pos sebelum masuk pada pembahasan isi tajuk rencana secara

keseluruhan. Kendari Pos mengantar pembaca guna memahami permasalahan

utama dalam tajuk rencana. Seperti pada data A20 berikut :

Tiga mega proyek yang digagas Gubernur Ali Mazi


bersama Wakil Gubernur Lukman Abunawas sudah
menunjukkan progres. Pasangan dengan akronim AMAN ini
memastikan proyek tersebut bisa ditun- taskan. Tiga mega
proyek tersebut adalah jalan pari-wisata Kendari-Toronipa,
perpusatakaan modern dan pembangunan Rumah Sakit
Jantung.

Lead pada data tersebut merupakan bagian dari strategi Kendari Pos

dalam mengonstruksi pikiran pembaca agar memiliki pemahaman awal terhadap


85

isi tajuk rencana yang membahas tiga megaproyek yang digagas Ali Mazi.

Story atau isi tajuk rencana, secara hipotesis mempunyai dua sub kategori.

Pertama, berupa situasi yakni proses atau jalannya suatu peristiwa. Seperti pada

data A21 berikut:


Untuk proyek jalan Kendari-Toronipa, uji kelaya-
kan sudah selesai. Sosialisasi kepada masyarakat
juga intens dilakukan. Rencana, peletakan batu
pertama dilakukan 5 September mendatang.
Sementara, pem-bangunan Perpustakaan Modern
masih berproses. Kontrak kerja sudah diteken 15 Juli
lalu. Pembangu- nan gedung Perpustakaan Modern
kini siap action. Urusan aset yang harus dihapuskan
terlebih dulu kini sudah tuntas. Rencana, menelan Rp
30 miliar untuk tahap pertama. Selanjutnya akan
mendapat suntikan anggaran lagi di APBD tahun
depan.
Adapun pembangunan Rumah Sakit Jantung, saat
ini masih menunggu rekomendasi tim ahli bangunan
gedung. Kendati begitu, progresnya sudah cukup ba-
gus. Sebab, pekan lalu rekanan sudah melakukan
pen-cairan uang muka Rp 5 miliar. Hal ini
menunjukkan kalau pekerjaan lapangan sudah siap
dilakukan.

Data tersebut berisi informasi mengenai proses pembangunan ketiga

megaproyek Ali Mazi. Merupakan bagian dari strategi Kendari Pos dalam

mengonstruksi pikiran pembaca memahami kesiapan pembangunan ketiga

megaproyek Ali Mazi telah matang.

Kedua, sub kategori komentar. Kendari Pos memberikan komentar

terhadap topik tajuk rencana. Seperti pada data A22 berikut :

Gagasan cerdas AMAN membangun tiga mega


proyek tersebut patut diapresiasi. Itu bukan proyek

Komentar tersebut merupakan bagian dari strategi Kendari Pos dalam


86

mengonstruksi pikiran pembaca agar lebih menerima gagasan Ali Mazi

membangun ketiga megaproyek.

c. Semantik

Hal yang dianalisis pada struktur semantik adalah makna apa yang ingin

ditekankan dalam tajuk rencana. Makna yang ingin ditekankan Kendari Pos dalam

tajuk rencana dapat di lihat dengan menggunakan elemen latar, detail, maksud,

dan nominalisasi.

1. Elemen Latar

Elemen ini digunakan Kendari Pos untuk menentukan ke arah mana

pandangan pembaca hendak dibawa. Seperti pada data A23 berikut :


proyek tersebut patut diapresiasi. Itu bukan proyek
“kaleng-kaleng” (bukan asal ada). Akan banyak man-
faat bisa dirasakan masyarakat jika terealisasi nanti-
nya. Sebagai contoh Tugu Religi (dulu namanya Tugu
Persatuan yang dibangun era Ali Mazi saat menjadi
Gubernur Sultra periode pertama. Sempat dicibir, na-
mun kini semua memuji.

Hal tersebut merupakan bagian dari strategi Kendari Pos mengemukakan

latar historis mengenai pembangunan Tugu Religi diperiode pertama Ali Mazi..

Kendari Pos mengonstruksi pikiran pembaca untuk mendukung megaproyek yang

digagas Ali Mazi diperiode kedua.

2. Elemen Detail

Elemen ini digunakan Kendari Pos untuk mengontrol informasi. Informasi

ditampilkan secara berlebihan jika menguntungkan. Sebaliknya, informasi

Begitupun tiga mega proyek tersebut. Cibiran pasti


87

ditampilkan dalam jumlah sedikit kalau informasi itu merugikan. Seperti pada

data A24 berikut:

Hal lain tak kalah penting pembangunan RS Jantung


berskala internasional. Ini tentu tidak diragukan lagi
manfaatya untuk masyarakat Sultra. Gagasan cemer-
lang AMAN yang satu ini patut diapresiasi. Bayangkan
saja, kalau dulu masyarakat Sultra harus keluar duit
banyak berobat ke luar daerah bahkan luar negeri un-
tuk penyakit jantung, ke depan cukup di daerah saja.
Berapa banyak biaya yang bisa di saving.

Hal tersebut merupakan bagian dari strategi Kendari Pos mendetailkan

manfaat megaproyek yang digagas Ali Mazi . Kendari Pos menguraikan secara

detail alasan dan manfaatnya dengan pemaparan yang panjang. Hal yang
88

merugikan dipaparkan secara singkat. Hal ini bertujuan untuk mengonstruksi

pikiran pembaca untuk mengenyampingkan hal negatif dari penggasan

megaproyek Ali Mazi.

3. Elemen Maksud

Elemen ini digunakan Kendari Pos untuk melihat informasi yang

menguntungkan. Informasi tersebut diuraikan secara eksplisit dan jelas. Seperti

pada data A25 berikut :

Perpusatakaan Modern misalnya. Proyek ini mun-


cul dari kerisauan Ali Mazi-Lukman akan kurangnya
minat baca masyarakat Sultra. Padahal, literasi san-
gat dibutuhkan. Bukan hanya menambah penge-
tahuan, tapi juga dalam membangun daerah dan bangsa.
Ali Mazi sadar, bahwa kemajuan sebuah bangsa,
salah satunya ditentukan kualitas intelektu-
al warganya. Untuk mengasah intelektual itu, mem-
baca adalah sarananya.

Selain itu, adanya Perpusataan Modern yang terinte-


grasi dengan taman budaya serta berdekatan dengan
Tugu Religi bakal menjadi icon baru bagi Sultra. Hal
ini juga bakal memberi nilai plus dari aspek penilaian
pe-merintah pusat terkait perkembangan pendidikan di
Sultra. Sebab, perpusataan menjadi salah satu indika-
tor yang menunjang kemajuan dunia pendidikan.
Hal lain tak kalah penting pembangunan RS
Jantung berskala internasional. Ini tentu tidak
diragukan lagi manfaatya untuk masyarakat Sultra.
Gagasan cemer- lang AMAN yang satu ini patut
diapresiasi. Bayangkan saja, kalau dulu masyarakat
Sultra harus keluar duit banyak berobat ke luar daerah
bahkan luar negeri un- tuk penyakit jantung, ke depan
cukup di daerah saja. Berapa banyak biaya yang bisa di
saving.
Kemudian, dari provinsi lain, sangat memungkink-
an datang berobat di Sultra. Sebab, belum banyak RS
Jantung berskala internasional yang dibangun. Semua
itu secara tidak langsung akan memberi kontribusi
89

Hal tersebut merupakan bagian dari strategi Kendari Pos menguraikan

secara eksplisit dan jelas mengenai alasan dan manfaat yang didapat dari

pembangunan megaproyek yang digagas Ali Mazi. Kendari Pos mengonstruksi

pikiran pembaca dengan menyajikan informasi yang menguntungkan dengan

kata-kata tegas dan menunjuk langsung pada fakta.

4. Elemen Praanggapan

Elemen ini digunakan Kendari Pos memaparkan suatu hal yang belum

terbukti kebenarannya, tetapi dijadikan dasar untuk mendukung gagasan tertentu.

Seperti pada data A26 berikut :


Kemudian, dari provinsi lain, sangat memungkink-
an datang berobat di Sultra. Sebab, belum banyak RS
Jantung berskala internasional yang dibangun. Semua

Hal tersebut merupakan bagian dari strategi Kendari Pos mengemukakan

provinsi lain akan datang berobat di Sultra karena belum banyak Rumah Sakit
90

Jantung berskala internasional.

Hal yang dikemukakan Kendari Pos dapat disebut sebagai praanggapan

karena kenyataannya Rumah Sakit Jantung sementara dalam proses pembangunan

dan tidak menutup kemungkinan selama pembangunan terjadi masalah dan secara

otomatis orang di luar Sulawesi Tenggara tidak jadi datang berobat. Kendari Pos

mengontruksi pikiran pembaca untuk menerima hal yang dikemukakan.

5. Nominalisasi

Nominalisasi merupakan strategi yang dipakai Kendari Pos untuk

menghilangkan aktor sosial tertentu. Sesuai dengan namanya strategi ini

mengubah kata kerja (verba) menjadi kata benda (nomina). Umumnya dilakukan

dengan memberi imbuhan “pe-an”. Seperti pada data A27 berikut :

intens dilakukan. Rencana, peletakan batu pertama


dilakukan 5 September mendatang. Sementara, pem-

Hal tersebut merupakan bagian dari strategi Kendari Pos mentransformasi

bentuk aktif “meletakan”. Dalam struktur kalimat aktif selalu membutuhkan

subjek yang menunjuk pada apa yang dilakukan. Kata “meletakan” membutuhkan

penjelasan siapa yang meletakan dan apa yang diletakan. Kedua hal tersebut harus

ada dalam kalimat agar bisa mempunyai arti. Sebaliknya, kata “peletakan” yang

berupa kata benda tidak membutuhkan kehadiran subjek karena ia bisa hadir

mandiri dalam kalimat dan bisa menerangkan apa yang diletakan. Strategi ini

digunakan Kendari Pos untuk menghilangkan aktor Ali Mazi. Pikiran pembaca
91

dikonstruksi telah mengetahui aktor yang dimaksud.

d. Sintaksis

Elemen sintaksis menganalisis bagaimana pendapat disampaikan Kendari

Pos dalam tajuk rencana. Elemennya antara lain : bentuk kalimat, koherensi, dan

kata ganti.

1. Bentuk Kalimat

Bentuk kalimat merupakan strategi yang dipakai Kendari Pos untuk

menonjolkan, memfokuskan suatu peristiwa tertentu yang secara langsung

mempengaruhi makna kata secara keseluruhan. Seperti pada data A28 berikut :
Tiga mega proyek yang digagas Gubernur Ali Mazi
bersama Wakil Gubernur Lukman Abunawas sudah
menunjukkan progres. Pasangan dengan akronim

Bentuk kalimat yang dipakai Kendari Pos berdasarkan data tersebut

berbentuk kalimat aktif. Kendari Pos lebih mengedepankan tiga megaproyek yang

digagas Ali Mazi dibanding progres yang ada. Hal ini merupakan bagian dari

strategi Kendari Pos untuk mengonstruksi pikiran pembaca menerima ketiga

megaproyek dan mengenyampingkan progres yang ada.

2. Koherensi

Elemen ini digunakan Kendari Pos untuk menjelaskan suatu fakta secara

strategis. Apakah fakta dipandang saling terpisah, berhubungan atau malah sebab

akibat.

Koherensi secara mudah dapat diamati dari kata hubung yang dipakai.

nya. Sebagai contoh Tugu Religi (dulu namanya Tugu


Persatuan yang dibangun era Ali Mazi saat menjadi
Gubernur Sultra periode pertama. Sempat dicibir, na-
mun kini semua memuji.
92

Seperti pada data A29 berikut :

Pada data tersebut terdapat dua fakta yang berbeda. Fakta pertama, Tugu

Religi yang dibangun Ali Mazi diperiode pertama sempat dicibir. Fakta kedua,

tiga mega proyek yang akan mendapat cibiran. Kedua fakta tersebut tidak saling

berhubungan sama sekali, namun dapat berhubungan setelah diberi koherensi

“begitupun”.

Strategi ini digunakan Kendari Pos untuk memahamkan kepada pembaca

bahwa kedua fakta yang dimaksud saling berhubungan. Setiap penggasan

megaproyek, di awal pasti mendapat cibiran yang pada akhirnya akan dipuji.

Kendari Pos mengonstruksi pikiran pembaca agar dapat menerima pembangunan

ketiga megaproyek Ali Mazi.

3. Kata Ganti

Elemen ini digunakan Kendari Pos untuk memanipulasi bahasa dengan

menciptakan suatu komunitas imajinatif. Seperti pada data A30 berikut :


orang yang tidak suka juga pasti ada. Namun, kita per-
caya, pasangan yang didukung Golkar dan NasDem
saat Pilgub Sultra ini punya pikiran jauh ke depan.

Pada data tersebut terdapat kata ganti “kita” mengungkapkan suatu sikap

Kendari Pos sebagai representasi dari sikap bersama. Batas antara Kendari Pos
93

dengan pembaca dihilangkan untuk menunjukkan apa yang menjadi sikap

Kendari Pos juga menjadi sikap pembaca. Strategi ini digunakan Kendari Pos

untuk menumbuhkan solidaritas, aliansi, perhatian pembaca, serta mengurangi

kritik dan opsi hanya kepada diri sendiri.

e. Stilistik

Elemen stilistik digunakan Kendari Pos dalam melakukan pemilihan kata

atas berbagai kemungkinan kata yang tersedia. Seperti pada data A31 berikut :
Tiga mega proyek yang digagas Gubernur Ali Mazi
bersama Wakil Gubernur Lukman Abunawas sudah
menunjukkan progres. Pasangan dengan akronim

Pada data tersebut terdapat kata “progres” yang mempunyai kata lain

kemajuan dan peningkatan. Diantara beberapa kata tersebut Kendari Pos memilih

kata “progres”. Starategi ini digunakan Kendari Pos untuk mengonstruksi pikiran

pembaca lebih memahami fakta mengenai tiga megaproyek yang digagas Ali

Mazi telah berjalan.

f. Retoris

Retoris merupakan strategi yang dipakai Kendari Pos untuk menekankan

sesuatu dengan menampilkan penggunaan grafis, metafora, dan ekspresi.

1. Garafis

Elemen ini digunakan Kendari Pos untuk sesuatu dianggap penting

melalui bagian-bagian tulisan yang dibuat berbeda dari tulisan secara keseluruhan.
94

Seperti pada data A32 berikut :

Penulisan judul tajuk rencana dengan ukuran huruf lebih besar dan tebal

merupakan bagian dari strategi Kendari Pos menekankan kepada pembaca akan

pentingnya judul tersebut. Kendari Pos mengonstruksi pikiran pembaca menaruh

perhatian lebih pada megaproyek yang digagas oleh Ali Mazi yang bukan proyek

biasa tetapi lebih dari itu memberikan banyak manfaat kepada masyarakat

Sulawesi Tenggara.

2. Metafora

Elemen ini digunakan Kendari Pos tidak hanya menyampaikan pesan pokok
Begitupun tiga mega proyek tersebut. Cibiran pasti
lewatada.
tajuk rencana,
Nada tetapi
sumbang dan juga
sikapsebagai
pesimis petunjuk utama untuk mengerti makana
dari segelintir
orang yang tidak suka juga pasti ada. Namun, kita per-
suatu tajuk rencana. Seperti pada data A33 berikut :

Pemakaian metafora “nada sumbang” merupakan bagian dari starategi

Kendari Pos membenarkan proses pembangunan megaproyek yang menuai

cibiran dari sebagian masyarakat. Kendari Pos mengonstruksi pikiran pembaca

sehingga pembaca lebih menerima sikap sebagian masyarakat yang mencibir

pembangunan megaproyek Ali Mazi sebagai suatu yang wajar dalam setiap
95

agenda pembangunan pemerintah.

3. Ekspresi

Elemen ini digunakan Kendari Pos untuk menampilkan representasi

pengetahuan secara visual. Seperti pada data A34 berikut :


Gagasan cerdas AMAN membangun tiga mega
proyek tersebut patut diapresiasi. Itu bukan proyek
“kaleng-kaleng” (bukan asal ada). Akan banyak man-

Pemakaian ekspresi “gagasan cerdas” merupakan bagian dari strategi

Kendari Pos menekankan begitu cerdasnya gagasan Ali Mazi menggas

pembangunan tiga megaproyek. Kendari Pos mengonstruksi pikiran pembaca

sebagai suatu hal yang menggugah perasaan dan merangsang emosi pembaca

untuk mendukung gagasan Ali Mazi membangun tiga megaproyek.

3. Hasil Analisis Tajuk Rencana Kendari Pos Sabtu, 31 Agustus 2019 Judul

“Rumah Sakit Rujukan Nasional”

a. Tematik

Elemen ini digunakan Kendari Pos untuk menunjukkan gambaran

umum, gagasan inti, ringkasan atau yang utama dari tajuk rencana.

Seperti pada data A35 berikut :


Sesuai perencanaan, pembangunan RS Jantung
dibangun secara bertahap di atas lahan seluas 5 hek-
tare. Tahap pertama, anggaran yang diigelontorkan dari
APBD mencapai Rp 98 miliar. Tahap awal ini di-
fokuskan empat lantai dan ditarget rampung sampai
Desember 2019. Dua tahun berikutnya untuk pemban-
gunan lantai 5 hingga tuntas. Kontruksi pembangunan
gedung ini terdiri sekitar 1.600 tiang pancang dengan
96

Data tersebut merupakan konsep yang sangat dominan, digunakan Kendari

Pos sebagai strategi untuk mengonstruksi pikiran pembaca memahami proses

perencanaan pembangunan Rumah Sakit Jantung.

b. Skematik

Elemen ini digunakan Kendari Pos untuk mendukung topik yang ingin

yang ingin disampaikan dengan menunjukkan bagian-bagian dalam tajuk

rencana, disusun dan diurutkan sehingga membentuk kesatuan arti.

Secara umum skematik mempunyai dua kategori. Pertama, ringkasan

terdapat dalam judul dan lead. Kedua, story atau isi tajuk rencana secara

keseluruhan.

Seperti pada data A36 berikut :


97

Judul tajuk rencana tersebut terlihat sederhana, namun dibalik

kesederhanaannya mengundang tanya besar pembaca. Seperti pertanyaan,

seperti apa Rumah Sakit Rujukan Nasional? Mampukah pemerintah

mewujudkannya? Hal tersebut merupakan bagian dari strategi Kendari Pos

agar pembaca menuntaskan bacaan tajuk rencana. Kendari Pos mengonstruksi

pikiran pembaca agar mendukung topik tajuk rencana mengenai proses

perencanaan pembangunan Rumah Sakit Jantung.

Sama halnya dengan judul tajuk, lead dikemukakan Kendari Pos untuk

mendukung topik tajuk rencana. Sebagai pengantar ringkasan lead digunakan

Kendari Pos sebelum masuk pada pembahasan isi tajuk rencana secara

keseluruhan. Kendari Pos mengantar pembaca guna memahami permasalahan

utama dalam tajuk rencana. Seperti pada data A37 berikut :

Pemancangan tiang konstruksi beton pembangu-


nan Rumah Sakit khusus jantung dan pembuluh darah di
Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) dimu-
lai. Megah proyek 17 lantai yang akan menelan dana
APBD Sultra mencapai Rp800 miliar diklaim pertama di
Kawasan Timur Indonesia (KTI). Pembangunannya
diproyeksi tuntas dalam tiga tahun.

Lead pada data tersebut merupakan bagian dari strategi Kendari Pos

dalam mengonstruksi pikiran pembaca agar memiliki pemahaman awal terhadap

isi tajuk rencana mengenai proses perencanaan dan pembangunan Rumah Sakit

Jantung.
98

Story atau isi tajuk rencana, secara hipotesis mempunyai dua subkategori.

Pertama, berupa situasi yakni proses atau jalannya suatu peristiwa. Seperti pada

data A38 berikut:


akibat penyakit jantung koroner. Salah satu alasan Pem-
prov mengapa harus dibangun gedung Rumah Sakit ini
cukup masuk akal. Pemprov berdalih karena banyak
penderita penyakit jantung di Sultra harus berobat ke luar
negeri. Kemudian jika beroperasi akan membuka
lapangan kerja bagi masyarakat, sebab banyak lulusan
kedokteran dari Sultra harus keluar daerah untuk bekerja
termasuk dokter ahli. Lalu bisa menambah PAD. Jika sep-
erti itu, hal ini patut di support. Apalagi jika menjadi ruju-
kan di bagian Indonesia timur karena di bagian wilayah
itu, misalnya Papua dan Maluku sangat membutuhkan
sarana kesehatan ini.

Data tersebut berisi informasi mengenai dalih pemerintah provinsi

membangun Rumah Sakit Jantung. Merupakan bagian dari strategi Kendari Pos

dalam mengonstruksi pikiran pembaca memahami manfaat yang didapat dari

pembangunan Rumah Sakit Jantung.

Kedua, sub kategori komentar. Kendari Pos memberikan komentar


akibat penyakit jantung koroner. Salah satu alasan Pem-
terhadap topik
prov tajuk rencana.
mengapa Seperti pada
harus dibangun data
gedung A39 berikut
Rumah :
Sakit ini
cukup masuk akal. Pemprov berdalih karena banyak

Komentar tersebut merupakan bagian dari strategi Kendari Pos dalam

mengonstruksi pikiran pembaca agar menerima gagasan Ali Mazi membangun

Rumah Sakit Jantung.

c. Semantik
99

Hal yang dianalisis pada struktur semantik adalah makna apa yang ingin

ditekankan dalam tajuk rencana. Makna yang ingin ditekankan Kendari Pos dalam

tajuk rencana dapat di lihat dengan menggunakan elemen latar, detail, maksud,

dan nominalisasi.

1. Elemen Latar

Elemen ini digunakan Kendari Pos untuk menentukan ke arah mana

pandangan pembaca hendak dibawa. Seperti pada data A40 berikut :


Keberadaan fasilitas kesehatan ini dinilai Gubernur
menjadi sangat penting bagi masyarakat. Ini merupa-
kan upaya dalam pengembangan pelayanan penyakit
kardiovaskular, salah satunya mempermudah akses
bagi masyarakat dengan cara menetapkan Rumah
Sakit Jantung dan Pembuluh Darah sebagai pusat pen-
gobatan di Indonesia Timur, bahkan secara nasional.
Inisiatif pembangunan RS muncul dari rasa kepriha-
tinan terhadap angka penderita jantung yang terus
meningkat, namun tak didukung fasilitas memadai.
Makanya, jika beroperasi dan ditunjang dengan peral-
atan canggih diharapkan bisa membantu pengobatan
seluruh masyarakat.

Hal tersebut merupakan bagian dari strategi Kendari Pos mengemukakan

pentingnya keberadaan Rumah Jantung setelah melihat kenyataan angka

penederita penyakit jantung terus meningkat dan tidak didukung oleh peralatan

memadai. Kendari Pos mengonstruksi pikiran pembaca untuk mendukung

gagasan Ali Mazi membangun Rumah Sakit Jantung.

2. Elemen Detail

Elemen ini digunakan Kendari Pos untuk mengontrol informasi. Informasi


100

ditampilkan secara berlebihan jika menguntungkan. Sebaliknya, informasi

ditampilkan dalam jumlah sedikit kalau informasi itu merugikan. Seperti pada

data A41 berikut:

Hal tersebut merupakan bagian dari strategi Kendari Pos mendetailkan

yang pro terhadap pembangunan Rumah Sakit Jantung. Memaparkan

pembangunan Menara Persatuan yang sekarang menjadi ikon dan kebanggaan

masyarakat Sulawesi Tenggara. Sedangkan untuk kontra dipaparkan sedikit tanpa

pemaparan lebih jauh mengapa sebagian masyarakat kontra. Hal ini bertujuan

untuk mengonstruksi pikiran pembaca untuk mengenyampingkan hal negatif dari

pembangunan Rumah Sakit Jantung.

3. Elemen Maksud

Elemen ini digunakan Kendari Pos untuk melihat informasi yang

menguntungkan. Informasi tersebut diuraikan secara eksplisit dan jelas. Seperti

pada data A42 berikut :


101

Penyakit Jantung merupakan salah satu masalah kes-


ehatan utama dan penyebab nomor satu kematian di
dunia. Dilansir dari laman Kemenkes, data Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2015 menyebutkan lebih
dari 17 juta orang di dunia meninggal akibat penyakit
jantung dan pembuluh darah, atau sekitar 31% dari se-
luruh kematian di dunia, sebagian besar atau sekitar 8,7
juta disebabkan oleh penyakit jantung koroner. Lebih
dari 75% kematian akibat penyakit jantung dan pembu-
luh darah terjadi di negara berkembang yang berpeng-
hasilan rendah sampai sedang. Lebih mengkhawatirkan
lagi, tren penyakit jantung saat ini tidak hanya diderita
oleh penduduk usia lanjut, namun juga sudah banyak
ditemukan pada usia muda.
Di Indonesia, hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2018
menunjukkan bahwa sebesar 1,5% atau 15 dari 1.000
penduduk Indonesia menderita penyakit jantung ko-
roner. Sedangkan jika dilihat dari penyebab kematian
tertinggi di Indonesia, menurut Survei Sample Registra-
tion System tahun 2014 menunjukkan 12,9% kematian
akibat penyakit jantung koroner. Salah satu alasan Pem-
prov mengapa harus dibangun gedung Rumah Sakit ini
cukup masuk akal. Pemprov berdalih karena banya k
penderita penyakit jantung di Sultra harus berobat ke

luar negeri. Kemudian jika beroperasi akan membuka


lapangan kerja bagi masyarakat, sebab banyak lulusan
kedokteran dari Sultra harus keluar daerah untuk bekerja
termasuk dokter ahli. Lalu bisa menambah PAD. Jika
sep-erti itu, hal ini patut di support. Apalagi jika menjadi
ruju-kan di bagian Indonesia timur karena di bagian
wilayah itu, misalnya Papua dan Maluku sangat
membutuhkan sarana kesehatan ini.
Keberadaan fasilitas kesehatan ini dinilai Gubernur
menjadi sangat penting bagi masyarakat. Ini merupa-
kan upaya dalam pengembangan pelayanan penyakit
kardiovaskular, salah satunya mempermudah akses
bagi masyarakat dengan cara menetapkan Rumah
Sakit Jantung dan Pembuluh Darah sebagai pusat pen-
gobatan di Indonesia Timur, bahkan secara nasional.
Inisiatif pembangunan RS muncul dari rasa kepriha-
tinan terhadap angka penderita jantung yang terus
meningkat, namun tak didukung fasilitas memadai.
Makanya, jika beroperasi dan ditunjang dengan peral-
atan canggih diharapkan bisa membantu pengobatan
seluruh masyarakat.
102

Hal tersebut merupakan bagian dari strategi Kendari Pos menguraikan

secara eksplisit dan jelas mengenai alasan dan manfaat yang didapat dari

pembangunan Rumah Sakit Jantung. Alasan yang ada berupa penyakit jantung

merupakan masalah kesehatan utama dan penyebab nomor satu kematian di

dunia, dari hasil riset 1,5 % penduduk Indonesia menderita penyakit jantung di

Sulawesi Tenggara harus berobat ke luar negeri. Sedangkan untuk manfaatnya,

jika Rumah Sakit Jantung beroperasi akan membuka lapangan kerja dan

menambah PAD. Kendari Pos mengonstruksi pikiran pembaca dengan

menyajikan informasi yang menguntungkan dengan kalimat yang tegas dan

menunjuk langsung pada fakta sehingga pembaca menerima gagasan

pembangunan Rumah Sakit Jantung.

4. Elemen Praanggapan

Elemen ini digunakan Kendari Pos memaparkan suatu hal yang belum

terbukti kebenarannya, tetapi dijadikan dasar untuk mendukung gagasan tertentu.

Seperti pada data A43 berikut :


erti itu, hal ini patut di support. Apalagi jika menjadi ruju-
kan di bagian Indonesia timur karena di bagian wilayah itu,
misalnya Papua dan Maluku sangat membutuhkan sarana
kesehatan ini.

Hal tersebut merupakan bagian dari strategi Kendari Pos mengemukakan

Rumah Sakit Jantung yang digagas akan menjadi Rumah Sakit Rujukan di bagian
103

Indonesia Timur.

Hal yang dikemukakan Kendari Pos dapat disebut sebagai praanggapan

karena kenyataannya Rumah Sakit Jantung masih dalam proses pembangunan dan

kedepannya belum bisa dipastikan pembangunannya bisa tuntas atau tidak. Di

wilayah Indonesia timur sendiri masih banyak kota-kota besar lain yang

berpeluang mendirikan Rumah Sakit Jantung, seperti Makassar yang jika

dibandingkan dengan Sulawesi Tenggara jauh lebih berkembang

pembangunannya. Kendari Pos mengonstruksi pikiran pembaca untuk menerima

hal yang dikemukakan pada tajuk rencana.

5. Nominalisasi

Nominalisasi merupakan strategi yang dipakai Kendari Pos untuk


kedalaman 20 meter. Diperkirakan perampungan se-
menghilangkan aktor sosial tertentu. Sesuai dengan namanya strategi ini
mua pembangunan RS Jantung yang megah itu yang
dilengkapi dengan beberapa titik pusat perbelanjaan
mengubah kata kerja
di dalamnya (verba)
yang menjadi
menelan biayakata benda
sekitar 420 (nomina).
sampai Umumnya dilakukan
460 miliar rupiah.
dengan memberi imbuhan “pe-an”. Seperti pada data A44 berikut :

Hal tersebut merupakan bagian dari strategi Kendari Pos mentransformasi

bentuk aktif “merampungkan”. Dalam struktur kalimat aktif selalu membutuhkan

subjek yang menunjuk pada apa yang dirampungkan. Kata “merampungkan”

membutuhkan penjelasan siapa yang merampungkan dan apa yang dirampungkan.


104

Kedua hal tersebut harus ada dalam kalimat agar bisa mempunyai arti.

Sebaliknya, kata “perampungan” yang berupa kata benda tidak membutuhkan

kehadiran subjek karena ia bisa hadir mandiri dalam kalimat dan bisa

menerangkan apa yang dirampungkan. Strategi ini digunakan Kendari Pos untuk

menghilangkan aktor Ali Mazi. Pikiran pembaca dikonstruksi telah mengetahui

aktor yang dimaksud.

d. Sintaksis

Elemen sintaksis menganalisis bagaimana pendapat disampaikan Kendari

Pos dalam tajuk rencana. Elemennya antara lain : bentuk kalimat, koherensi, dan

kata ganti.

1. Bentuk Kalimat

Bentuk kalimat merupakan strategi yang dipakai Kendari Pos untuk

lai. Megah
menonjolkan, proyek 17 lantai
memfokuskan yang peristiwa
suatu akan menelan dana yang secara langsung
tertentu
APBD Sultra mencapai Rp800 miliar diklaim pertama
di Kawasan
mempengaruhi makna kataTimur Indonesia Seperti
secara keseluruhan. (KTI).pada data A45 berikut :
Pembangunannya

Bentuk kalimat yang dipakai Kendari Pos berdasarkan data tersebut

berbentuk kalimat aktif. Kendari Pos lebih mengedepankan megaproyek Rumah

Sakit Jantung disbanding dana APBD yang dipakai untuk membangun Rumah

Sakit Jantung. Hal ini merupakan bagian dari strategi Kendari Pos untuk

mengonstruksi pikiran pembaca menerima pembangunan Rumah Sakit Jantung


105

dengan mengenyampingkan dana yang dikeluarkan untuk pembangunannya.

a. Koherensi

Elemen ini digunakan Kendari Pos untuk menjelaskan suatu fakta secara

strategis. Apakah fakta dipandang saling terpisah, berhubungan atau malah sebab

akibat.

Koherensi secara mudah dapat diamati dari kata hubung yang dipakai.

Seperti pada data A46 berikut :

pasangannya, Lukman Abunawas. Suara-suara sum-


bang terkait pembangunan RS Jantung berseliweran.
Gubernur pun menyadarinya, tapi prinsip bekerja
untuk masyarakat tak bisa ditawar-tawar lagi. Ali Mazi

Pada data tersebut terdapat dua fakta yang berbeda. Fakta pertama, suara-

suara sumbang terkait pembangunan Rumah Sakit Jantung. Fakta kedua, prinsip

pemerintah bekerja untuk masyarakat. Kedua fakta tersebut tidak saling

berhubungan sama sekali, namun dapat berhubungan setelah diberi koherensi

“tapi”.

Strategi ini digunakan Kendari Pos untuk mengonstruksi pikiran pembaca

memahamkan bahwa kedua fakta tersebut saling berhubungan. Prinsip pemerintah

bekerja untuk masyarakat lebih dikedepankan Kendari Pos. Suara sumbang

sebagian masyarakat ketika Ali Mazi menggagas megaproyek tidak

dipermasalahkan pembaca.

b. Kata Ganti
106

Elemen ini digunakan Kendari Pos untuk untuk memanipulasi bahasa

dengan menciptakan suatu komunitas imajinatif. Seperti pada data A47 berikut :
RS Jantung akan benar-benar akan saya bangun. Demi
warga Sultra, kita akan bangun itu (RS Jantung),” be-
gitu kata Ali Mazi.

Pada data tersebut terdapat kata ganti “kita” mengungkapkan suatu sikap

Kendari Pos sebagai representasi dari sikap bersama. Batas antara Kendari Pos

dengan pembaca dihilangkan untuk menunjukkan apa yang menjadi sikap

Kendari Pos juga menjadi sikap pembaca. Strategi ini digunakan Kendari Pos

untuk menumbuhkan solidaritas, aliansi, perhatian pembaca, serta mengurangi

kritik dan opsi hanya kepada diri sendiri.

e. Stilistik

Elemen stilistik digunakan Kendari Pos dalam melakukan pemilihan kata

atas berbagai kemungkinan kata yang tersedia. Seperti pada data A48 berikut :

termasuk dokter ahli. Lalu bisa menambah PAD. Jika sep-


erti itu, hal ini patut di support. Apalagi jika menjadi ruju-

Pada data tersebut terdapat kata “support” yang mempunyai kata lain

dukungan dan dorongan. Diantara beberapa kata tersebut Kendari Pos memilih

kata support yang masih berbentuk Bahasa Inggris belum menyesuaikan serapan

ke dalam bahasa Indonesia, akan tetapi penggunaannya begitu akrab di

masyarakat. Strategi ini digunakan Kendari Pos untuk mengonstruksi pikiran

pembaca lebih memahami pentingnya keberadaan Rumah Sakit Jantung bagi


107

masyarakat Sulawesi Tenggara.

f. Retoris

Retoris merupakan strategi yang dipakai Kendari Pos untuk menekankan

sesuatu dengan menampilkan penggunaan grafis, metafora, dan ekspresi.

1. Garafis

Elemen ini digunakan Kendari Pos untuk sesuatu dianggap penting

melalui bagian-bagian tulisan yang dibuat berbeda dari tulisan secara keseluruhan.

Seperti pada data A49 berikut :

Penulisan judul tajuk rencana dengan ukuran huruf lebih besar dan tebal

merupakan bagian dari strategi Kendari Pos menekankan kepada pembaca akan

pentingnya judul tersebut. Kendari Pos mengonstruksi pikiran pembaca menaruh

perhatian lebih pada pembangunan Rumah Sakit Rujukan Nasional yang akan

memberikan banyak manfaat kepada masyarakat Sulawesi Tenggara.

2. Metafora

Elemen ini digunakan Kendari Pos tidak hanya menyampaikan pesan pokok

bermunculan. Aksi demonstrasi mewarnai dinamika


pembangunan tugu persatuan yang kini menjulang
108

lewat tajuk rencana, tetapi juga sebagai petunjuk utama untuk mengerti makna

suatu tajuk rencana. Seperti pada data A50 berikut :

Pemakaian metafora “di jantung Kota Kendari” merupakan bagian dari

strategi Kendari Pos membenarkan pembangunan Tugu Persatuan yang awalnya

didemo oleh masyarakat dan akhirnya dijadikan ikon dan kebanggaan masyarakat

Sulawesi Tenggara. Kendari Pos mengonstruksi pikiran pembaca bahwa

pembangunan Rumah Sakit Jantung akan seperti Tugu Persatuan yang awalnya

ditentang tetapi kemudian akan diterima.

3. Ekspresi

Elemen ini digunakan Kendari Pos untuk menampilkan representasi

Inisiatif pembangunan
pengetahuan secara visual.RS muncul
Seperti daridata
pada rasa A51
kepriha-
berikut :
tinan terhadap angka penderita jantung yang terus
meningkat, namun tak didukung fasilitas memadai.

Pemakaian ekspresi “rasa keprihatinan” merupakan bagian dari strategi

Kendari Pos menekankan begitu pentingnya pembangunan Rumah Sakit Jantung

untuk menangani penderita penyakit jantung di Sulawesi Tenggara. Kendari Pos

mengonstruksi pikiran pembaca sebagai suatu hal yang menggugah perasaan dan
109

merangsang emosi pembaca terhadap gagasan pembangunan Rumah Sakit

Jantung.

4. Hasil Analisis Tajuk Rencana Kendari Pos Selasa, 3 September 2019

Judul “Berlomba Bangun Gedung Megah”

a. Tematik

Elemen ini digunakan Kendari Pos untuk menunjukkan gambaran

umum, gagasan inti, ringkasan atau yang utama dari tajuk rencana.

Seperti pada data A52 berikut :


Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari dan Pemer-
intah Provinsi Sultra saat ini berlomba membangun
gedung megah. Pemkot dibawah kendali Sulkarnain
110

Data tersebut merupakan konsep yang sangat dominan, digunakan Kendari

Pos sebagai strategi untuk mengonstruksi pikiran pembaca mengetahui

pemerintah Kota Kendari dan pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara berlomba

membangun Gedung megah.

b. Skematik

Elemen ini digunakan Kendari Pos untuk mendukung topik yang ingin

yang ingin disampaikan dengan menunjukkan bagian-bagian dalam tajuk

rencana, disusun dan diurutkan sehingga membentuk kesatuan arti.

Secara umum skematik mempunyai dua kategori. Pertama, ringkasan terdapat

dalam judul dan lead. Kedua, story atau isi tajuk rencana secara keseluruhan.

Seperti pada data A53 berikut :

Judul tajuk rencana tersebut terlihat sederhana, namun dibalik

kesederhanaannya mengundang tanya besar pembaca. Seperti pertanyaan,


111

siapa yang berlomba bangun Gedung megah? Gedung megah seperti apa yang

diperlombakan pembangunannya? Hal tersebut merupakan bagian dari strategi

Kendari Pos agar pembaca menuntaskan bacaan tajuk rencana. Kendari Pos

mengonstruksi pikiran pembaca agar mendukung topik tajuk rencana

mengenai pemerintah Kota Kendari dan pemerintah Provinsi Sulawesi

Tenggara berlomba membangun Gedung megah.

Sama halnya dengan judul tajuk, lead dikemukakan Kendari Pos untuk

mendukung topik tajuk rencana. Sebagai pengantar ringkasan lead digunakan

Kendari Pos sebelum masuk pada pembahasan isi tajuk rencana secara

keseluruhan. Kendari Pos mengantar pembaca guna memahami permasalahan

utama dalam tajuk rencana. Seperti pada data A54 berikut :


Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari dan Pemer-
intah Provinsi Sultra saat ini berlomba membangun
gedung megah. Pemkot dibawah kendali Sulkarnain
Kadir baru saja lakukan peletakan batu pertama
(groud breaking) pembangunan Kantor Wali Kota
Kendari. Desainnya cukup megah. Lima tower, sem-
bilan lantai.

Lead pada data tersebut merupakan bagian dari strategi Kendari Pos

dalam mengonstruksi pikiran pembaca agar memiliki pemahaman awal terhadap

isi tajuk rencana mengenai pembangunan gedung megah antara pemerintah Kota

Kendari dan pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara.

Story atau isi tajuk rencana, secara hipotesis mempunyai dua sub kategori.

Pertama, berupa situasi yakni proses atau jalannya suatu peristiwa. Seperti pada

data A55 berikut:


Kantor Wali Kota misalnya. Sudah puluhan tahun
berdiri dan tentu cukup berbahaya bagi aparatur sip-
il negara (ASN) kalau tidak dibenahi. Jangan sampai
konstruksi bangunan tiba-tiba rubuh kalau ada gem-
pa besar. Sebab, belakangan ini, wilayah Sulawesi
termasuk Sultra sering terjadi goncangan. Meskipun
112

Data tersebut berisi informasi mengenai latar belakang pemerintah Kota

Kendari dan pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara berlomba membangun

gedung megah. Merupakan bagian dari strategi Kendari Pos dalam

mengonstruksi pikiran pembaca memahami apa yang dilakukan antara

pemerintah Kota Kendari dan pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara berlomba

membangun gedung megah tidaklah salah.

Kedua, sub kategori komentar. Kendari Pos memberikan komentar

terhadap topik tajuk rencana. Seperti pada data A56 berikut :

Tentu tidak ada yang salah dengan pembangunan


gedung megah itu. Baik yang di Pemkot maupun di
Pemprov. Sebab, Wali Kota maupun Gubernur su-
dah menegaskan, semua itu untuk kepentingan
masyarakat Kendari dan Sultra. Bukan untuk kepet-
ingan pribadi atau golongan.

Komentar tersebut merupakan bagian dari strategi Kendari Pos dalam

mengonstruksi pikiran pembaca agar memahami dasar pemikiran pemerintah


113

Kota Kendari dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara berlomba membangun

gedung megah adalah untuk kepentingan masyarakat Kendari dan Sultra.

c. Semantik

Hal yang dianalisis pada struktur semantik adalah makna apa yang ingin

ditekankan dalam tajuk rencana. Makna yang ingin ditekankan Kendari Pos dalam

tajuk rencana dapat di lihat dengan menggunakan elemen latar, detail, maksud,

dan nominalisasi.

1. Elemen Latar

Elemen ini digunakan Kendari Pos untuk menentukan ke arah mana

pandangan pembaca hendak dibawa. Seperti pada data A57 berikut :


Di sisi lain, Pemkot Kendari ingin membangun
kantor yang lebih modern, representatif dan terpadu.
Ada pola pelayanan satu pintu yang nantinya bisa
memudahkan masyarakat berurusan. Rencananya
seperti itu. Tentu ini sesuatu yang positif dan mesti
didukung oleh seluruh elemen masyarakat.

Begitu juga dengan pembangunan RS Jantung. Ga-


gasan mega proyek ini muncul daeri kegelisahan Gu-
bernur Sultra Ali Mazi. Niatan membangun RS Jan-
tung bertaraf internasional lahir dari pertimbangan
matang. Dia ingin memberi kemudahan warga Sultra
mendapat perawatan jantung. Selama ini, penderita
jantung harus terbang ke Makassar, Jakarta bahkan
ke luar negeri.

Hal tersebut merupakan bagian dari strategi Kendari Pos mengemukakan

pembangunan gedung megah antara pemerintah Kota Kendari dan pemerintah

Provinsi Sulawesi Tenggara cukup beralasan. Pemerintah Kota Kendari


114

membangun kantor Walikota agar lebih modern, representatif, dan terpadu

sedangkan pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara membangun Rumah Sakit

Jantung untuk memudahkan warga Sulawesi Tenggara mendapat perawatan

jantung. Kendari Pos mengonstruksi pikiran pembaca agar menerima topik tajuk

rencana mengenai pemerintah Kota Kendari dan pemerintah Provinsi Sulawesi

Tenggara berlomba membangun Gedung megah..

2. Elemen Detail

Elemen ini digunakan Kendari Pos untuk mengontrol informasi. Informasi

ditampilkan secara berlebihan jika menguntungkan. Sebaliknya, informasi

ditampilkan dalam jumlah sedikit kalau informasi itu merugikan. Seperti pada

data A58 berikut:

Kantor Wali Kota misalnya. Sudah puluhan tahun


berdiri dan tentu cukup berbahaya bagi aparatur sip-
il negara (ASN) kalau tidak dibenahi. Jangan sampai
konstruksi bangunan tiba-tiba rubuh kalau ada gem-
pa besar. Sebab, belakangan ini, wilayah Sulawesi
termasuk Sultra sering terjadi goncangan. Meskipun
skala ternesarnya hanya sampai 4 SR saja.
Di sisi lain, Pemkot Kendari ingin membangun
kantor yang lebih modern, representatif dan terpadu.
Ada pola pelayanan satu pintu yang nantinya bisa
memudahkan masyarakat berurusan. Rencananya
seperti itu. Tentu ini sesuatu yang positif dan mesti
didukung oleh seluruh elemen masyarakat.
Begitu juga dengan pembangunan RS Jantung. Ga-
gasan mega proyek ini muncul daeri kegelisahan Gu-
bernur Sultra Ali Mazi. Niatan membangun RS Jan-
tung bertaraf internasional lahir dari pertimbangan
matang. Dia ingin memberi kemudahan warga Sultra
mendapat perawatan jantung. Selama ini, penderita
jantung harus terbang ke Makassar, Jakarta bahkan
ke luar negeri.
115

Hal tersebut merupakan bagian dari strategi Kendari Pos mendetailkan

alasan pemerintah Kota Kendari dan pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara

berlomba membangun Gedung megah. Kendari Pos mengemukakan bahwa

pemerintah Kota Kendari membangun kantor Walikota yang megah karena kantor

Walikota yang lama sudah tua dan berbahaya dan menginginkan kantor yang

lebih modern, representatif, dan terpadu. Untuk pemerintah Provinsi Sulawesi

Tenggara membangun rumah sakit Jantung karena ingin memudahkan warga

Sulawesi Tenggara mendapat perawatan jantung. Kendari Pos mengonstruksi

pikiran pembaca untuk mengenyampingkan segala hal yang merugikan dalam

proses pembangunan yang dilakukan antara pemerintah Kota Kendari dan

Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara.

3. Elemen Maksud

Elemen ini digunakan Kendari Pos untuk melihat informasi yang

menguntungkan. Informasi tersebut diuraikan secara eksplisit dan jelas. Seperti

pada data A59 berikut :


Selain itu, kebutuhah RS Jantung bertaraf inter-
nasional bukan hanya untuk masyarakat Sultra saja.
Tapi juga dapat mengakomodir pasien dari luar Sul-
tra. Utamanya dari kawasan timur lainnya. Sekali
lagi, niatnya mulia untuk kepentingan masyarakat.
Kendati sangat positif. Publik Sultra tentu sangat
berharap, proyek ini bukan sekadar pemanis telinga
dan penghias mata belaka. Tapi benar-benar memi-
liki kemanfaatan sebagaimana cita-cita awal. Jangan
sampai, miliaran rupiah uang rakyat terbuka per-
cuma hanya untuk memenuhi nafsu membangun.
Untuk icon daerah dan atau sekadar kenangan, per-
116

Hal tersebut merupakan bagian dari strategi Kendari Pos menguraikan

secara eksplisit dan jelas mengenai hal positif pemerintah Kota Kendari dan

pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara berlomba membangun gedung megah.

Kendari Pos mengonstruksi pikiran pembaca dengan menyajikan informasi yang

menguntungkan. Informasi yang menguntungkan dikemukakan dengan kalimat

yang tegas dan menunjuk langsung pada fakta-fakta. Sehingga pembaca

menerima bahwa antara pemerintah Kota Kendari dan Pemerintah Provinsi

Sulawesi Tenggara berlomba membangun gedung megah semata-mata untuk

kepentingan masyarakat.

4. Elemen Praanggapan

Elemen ini digunakan Kendari Pos mengemukakan suatu hal yang belum

terbukti kebenarannya, tetapi dijadikan dasar untuk mendukung gagasan tertentu.

Seperti pada data A60 berikut :


Selain itu, kebutuhah RS Jantung bertaraf inter-
nasional bukan hanya untuk masyarakat Sultra saja.
Tapi juga dapat mengakomodir pasien dari luar Sul-
tra. Utamanya dari kawasan timur lainnya. Sekali

Hal tersebut merupakan bagian dari strategi Kendari Pos mengemukakan


117

Rumah Sakit Jantung yang bukan hanya untuk masyarakat Sulawesi Tenggara

tetapi juga dapat mengakomodir pasien dari luar Sulawesi Tenggara.

Hal yang dikemukakan Kendari Pos dapat disebut sebagai praanggapan

karena kenyataannya Rumah Sakit Jantung masih dalam proses pembangunan dan

ke depannya belum bisa dipastikan pembangunannya bisa tuntas atau tidak.

Kalaupun tuntas, apakah sesuai harapan masyarakat atau tidak? Kendari Pos

mengonstruksi pikiran pembaca untuk menerima hal yang dikemukakan.

5. Nominalisasi

Nominalisasi merupakan strategi yang dipakai Kendari Pos untuk

menghilangkan aktor sosial tertentu. Sesuai dengan namanya strategi ini

mengubah kata kerja (verba) menjadi kata benda (nomina). Umumnya dilakukan

dengan memberi imbuhan “pe-an”. Seperti pada data A61 berikut :


bil gagasan besar dan melakukan terobosan. Untuk
membuat sebuah perubahan memang banyak tan-
tangannya. Nyinyiran dari sebagian kecil orang su-

Hal tersebut merupakan bagian dari strategi Kendari Pos mentransformasi

bentuk aktif “mengubah”. Dalam struktur kalimat aktif selalu membutuhkan

subjek yang menunjuk pada apa yang diubah. Kata “mengubah” membutuhkan

penjelasan siapa yang mengubah dan apa yang diubah. Kedua hal tersebut harus

ada dalam kalimat agar bisa mempunyai arti. Sebaliknya, kata “perubahan” yang

berupa kata benda tidak membutuhkan kehadiran subjek karena ia bisa hadir

mandiri dalam kalimat dan bisa menerangkan apa yang diubah. Strategi ini
118

digunakan Kendari Pos untuk menghilangkan aktor Ali Mazi. Pikiran pembaca

dikonstruksi telah mengetahui aktor yang dimaksud.

d. Sintaksis

Elemen sintaksis menganalisis bagaimana pendapat disampaikan Kendari

Pos dalam tajuk rencana. Elemennya antara lain : bentuk kalimat, koherensi, dan

kata ganti.

1. Bentuk Kalimat

Bentuk kalimat merupakan strategi yang dipakai Kendari Pos untuk

menonjolkan, memfokuskan suatu peristiwa tertentu yang secara langsung

mempengaruhi makna kata secara keseluruhan. Seperti pada data A62 berikut :
Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari dan Pemer-
intah Provinsi Sultra saat ini berlomba membangun
gedung megah. Pemkot dibawah kendali Sulkarnain

Bentuk kalimat yang dipakai Kendari Pos berdasarkan data tersebut

berbentuk kalimat aktif. Kendari Pos lebih mengedepankan pada pihak yang

berlomba membangun Gedung megah. Hal ini merupakan bagian dari strategi

Kendari Pos untuk mengonstruksi pikiran pembaca lebih melihat pemerintah Kota

Kendari dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara dibanding dengan Gedung

megah yang dibangun.

2. Koherensi

Elemen ini digunakan Kendari Pos untuk menjelaskan suatu fakta secara

strategis. Apakah fakta dipandang saling terpisah, berhubungan atau malah sebab
119

akibat.

Koherensi secara mudah dapat diamati dari kata hubung yang dipakai.

Seperti pada data A63 berikut :


Kendati sangat positif. Publik Sultra tentu sangat
berharap, proyek ini bukan sekadar pemanis telinga
dan penghias mata belaka. Tapi benar-benar memi-
liki kemanfaatan sebagaimana cita-cita awal. Jangan

Pada data tersebut terdapat dua fakta yang berbeda. Fakta pertama,

harapan publik agar pembangunan gedung megah bukan sekedar kata-kata. Fakta

kedua, gedung megah yang dibangun nantinya bermanfaat. Kedua fakta tersebut

tidak saling berhubungan sama sekali, namun dapat berhubungan setelah diberi

koherensi “tapi”.

Strategi ini digunakan Kendari Pos untuk mengonstruksi pikiran pembaca

memahami pembangunan gedung megah oleh pemerintah Kota Kendari dan

pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara untuk kepentingan masyarakat.

3. Kata Ganti

Elemen ini digunakan Kendari Pos untuk untuk memanipulasi bahasa

dengan menciptakan suatu komunitas imajinatif. Seperti pada data A64 berikut :
matang. Dia ingin memberi kemudahan warga Sultra
mendapat perawatan jantung. Selama ini, penderita
jantung harus terbang ke Makassar, Jakarta bahkan
ke luar negeri.
Selain itu, kebutuhah RS Jantung bertaraf inter-
nasional bukan hanya untuk masyarakat Sultra saja.
Tapi juga dapat mengakomodir pasien dari luar Sul-
tra. Utamanya dari kawasan timur lainnya. Sekali
lagi, niatnya mulia untuk kepentingan masyarakat.
Kendati sangat positif. Publik Sultra tentu sangat
berharap, proyek ini bukan sekadar pemanis telinga
dan penghias mata belaka. Tapi benar-benar memi-
liki kemanfaatan sebagaimana cita-cita awal. Jangan
sampai, miliaran rupiah uang rakyat terbuka per-
cuma hanya untuk memenuhi nafsu membangun.
Untuk icon daerah dan atau sekadar kenangan, per-
nan membangun saat memimpin daerah. Semoga
120

Pada data tersebut terdapat kata ganti “dia” dan “mereka”. Kata “dia”

sebagai representasi dari sikap pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara dan kata

“mereka” sebagai representasi dari sikap pemerintah Kota Kendari dan

Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara. Terasa ada batas antara Kendari Pos

dengan pembaca yang kemudian hilang berbaur sebagai representasi sikap dari

Kendari Pos untuk menunjukkan apa yang menjadi sikap Kendari Pos juga

menjadi sikap pembaca. Strategi ini digunakan Kendari Pos untuk menumbuhkan

solidaritas, aliansi, perhatian pembaca, serta mengurangi kritik dan opsi hanya

kepada diri sendiri.

e. Stilistik

Elemen stilistik digunakan Kendari Pos dalam melakukan pemilihan kata

atas berbagai kemungkinan kata yang tersedia. Seperti pada data A65 berikut :
Untuk icon daerah dan atau sekadar kenangan, per-
nan membangun saat memimpin daerah. Semoga

Pada data tersebut terdapat kata “icon” yang mempunyai kata lain

lambang, simbol, dan tanda. Diantara beberapa kata tersebut Kendari Pos memilih

kata icon yang masih berbentuk Bahasa Inggris yang belum menyesuaikan

serapan ke dalam bahasa Indonesia, akan tetapi penggunaannya begitu akrab di


121

masyarakat. Strategi ini digunakan Kendari Pos untuk mengonstruksi pikiran

pembaca agar lebih memahami sikap pemerintah Kota Kendari dan pemerintah

Provinsi Sulawesi Tenggara berlomba membangun Gedung megah yang nantinya

akan menjadi kebanggaan masyarakat.

f. Retoris

Retoris merupakan strategi yang dipakai Kendari Pos untuk menekankan

sesuatu dengan menampilkan penggunaan grafis, metafora, dan ekspresi.

1. Grafis

Elemen ini digunakan Kendari Pos untuk sesuatu dianggap penting

melalui bagian-bagian tulisan yang dibuat berbeda dari tulisan secara keseluruhan.

Seperti pada data A66 berikut :

Penulisan judul tajuk rencana dengan ukuran huruf lebih besar dan tebal

merupakan bagian dari strategi Kendari Pos menekankan kepada pembaca akan
122

pentingnya judul tersebut. Kendari Pos mengonstruksi pikiran pembaca menaruh

perhatian lebih pada sikap pemerintah Kota Kendari dan pemerintah Provinsi

Sulawesi Tenggara yang berlomba membangun gedung megah.

2. Metafora

Elemen ini digunakan Kendari Pos tidak hanya menyampaikan pesan pokok

lewat tajuk rencana, tetapi juga sebagai petunjuk utama untuk mengerti makna

suatu tajuk rencana. Seperti pada data A67 berikut :

Kendati sangat positif. Publik Sultra tentu sangat


berharap, proyek ini bukan sekadar pemanis telinga
dan penghias mata belaka. Tapi benar-benar memi-

Pemakaian metafora “pemanis telinga dan penghias mata belaka”

merupakan bagian dari strategi Kendari Pos mengemukakan harapan masyarakat

akan kesungguhan pemerintah membangun gedung megah. Kendari Pos

mengonstruksi pikiran pembaca agar mendukung pembangunan gedung megah

tersebut.

3. Ekspresi

Elemen ini digunakan Kendari Pos untuk menampilkan representasi

pengetahuan secara visual. Seperti pada data A68 berikut :


tangannya. Nyinyiran dari sebagian kecil orang su-
dah pasti ada. Namun, pemimpin besar dan visioner
akan terus berjalan sesuai dengan tujuannya.

Pemakaian ekspresi “nyinyiran” merupakan bagian dari strategi Kendari


123

Pos menyampaikan kepada pembaca bahwa pemimpin besar dan visioner tidak

peduli terhadap nyinyiran orang ketika ingin membangun gedung megah. Kendari

Pos mengonstruksi pikiran pembaca sebagai suatu hal yang menggugah perasaan

dan merangsang emosi pembaca terhadap gagasan pembangunan gedung megah

oleh pemerintah Kota Kendari dan pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara.

5. Hasil Analisis Tajuk Rencana Kendari Pos Jumat, 6 September 2019

Judul “Setahun Penuh Dinamika”

a. Tematik

Elemen ini digunakan Kendari Pos untuk menunjukkan gambaran

umum, gagasan inti, ringkasan atau yang utama dari tajuk rencana.

Seperti pada data A69 berikut :


Kini setahun telah berlalu. Disamping berbagai
problematika yang terjadi, publik juga bisa melihat
buah kerja keduanya. Arah pembangunan Pemprov
Sultra yang tertuang dalam konsep Gerakan Aksel-
erasi Pembangunan Daratan dan Kepulauan (Gar-
barata) mulai terlihat. Janji politik perlahan mulai
terealisasi.
124

Data tersebut merupakan konsep yang sangat dominan, digunakan Kendari

Pos sebagai strategi untuk mengonstruksi pikiran pembaca mengetahui sudah

setahun pemerintahan Ali Mazi diperiode keduanya dengan pembangunan dan

segala dinamika yang ada.

b. Skematik

Elemen ini digunakan Kendari Pos untuk mendukung topik yang ingin

yang ingin disampaikan dengan menunjukkan bagian-bagian dalam tajuk

rencana, disusun dan diurutkan sehingga membentuk kesatuan arti.

Secara umum skematik mempunyai dua kategori. Pertama, ringkasan terdapat

dalam judul dan lead. Kedua, story atau isi tajuk rencana secara keseluruhan.

Seperti pada data A70 berikut :

Judul tajuk rencana tersebut terlihat sederhana, namun dibalik

kesederhanaannya mengundang tanya besar pembaca. Seperti pertanyaan,

pemerintahan siapa dalam setahun ini penuh dinamika? Dinamika seperti apa

yang ada dalam setahun pemerintahannya? Hal tersebut merupakan bagian dari
125

strategi Kendari Pos agar pembaca menuntaskan bacaan tajuk rencana. Kendari

Pos mengonstruksi pikiran pembaca agar mendukung topik tajuk rencana

mengenai setahun pemerintahan Ali Mazi diperiode keduanya dengan

pembangunan dan segala dinamika yang ada.

Sama halnya dengan judul tajuk, lead dikemukakan Kendari Pos untuk

mendukung topik tajuk rencana. Sebagai pengantar ringkasan lead digunakan

Kendari Pos sebelum masuk pada pembahasan isi tajuk rencana secara

keseluruhan. Kendari Pos mengantar pembaca guna memahami permasalahan

utama dalam tajuk rencana. Seperti pada data A71 berikut :


Ali Mazi-Lukman Abunawas genap setahun me-
nakhodai Sulawesi Tenggara (Sultra), kemarin. Sela-
ma 365 hari pasca dilantik, banyak dinamika terjadi.
Isu-isu perpecahan kerap muncul dipermukaan. Di-
hembuskan oleh orang-orang yang kurang suka lihat
duat pasangan berakronim AMAN ini akur. Namun
berkat kedewasaan berpolitik keduanya, semua dina-
mika itu bisa dilewati.

Lead pada data tersebut merupakan bagian dari strategi Kendari Pos

dalam mengonstruksi pikiran pembaca agar memiliki pemahaman awal terhadap

isi tajuk rencana mengenai setahun kepemimpinan Ali Mazi dengan dinamika

yang terjadi.

Story atau isi tajuk rencana, secara hipotesis mempunyai dua subkategori.

Pertama, berupa situasi yakni proses atau jalannya suatu peristiwa. Seperti pada

data A72 berikut:


AMAN telah mempersembahkan karya spektakul-
er. Pembangunan Rumah Sakit Jantung, jalan wisata
Kendari-Toronipa dan perpustakaan modern. Itu
adalah tiga karya hebat yang saat ini sudah mulai
direalisasikan. Sektor pendidikan, perikanan, perta-
nian, perkebunan hingga sumber daya mineral dan
bina marga juga begitu. OPD teknis mengejewantah-
kan visi misi AMAN pada sektor masing-masing yang
tertuang dalam Lima Pilar Sultra Emas, yakni Sultra
Cerdas, Sultra Sehat , Sultra Peduli Kemiskinan, Sul-
126

Data tersebut berisi informasi setahun pemerintahan Ali Mazi dan

pembangunan yang telah dilakukan. Merupakan bagian dari strategi Kendari Pos

dalam mengonstruksi pikiran pembaca memahami proses perjalanan

pemerintahan Ali Mazi selama setahun dengan pembangunan yang dihasilkan.

Kedua, subkategori komentar. Kendari Pos memberikan komentar

terhadap topik tajuk rencana. Seperti pada data A73 berikut :


Hanya saja perlu menjadi perhatian bagi AMAN.
Sebab, pemerintahan akan berjalan baik jika suasa-
na pemerintahan kondusif. Dalam artian, dinamika
yang terjadi mesti disikapi dengan bijak. Perbedaan
pandangan antara gubernur dan wakil gubernur da-
lam menyikapi sebuah persoalan tentu merupakan
hal biasa. Hanya saja, tidak boleh sampai meruncing
ke ranah publik. Karena bagaimanapun, kondisi itu
bisa memperkeruh suasana.
Komentar tersebut merupakan bagian dari strategi Kendari Pos dalam

mengonstruksi pikiran pembaca agar memahami dinamika yang ada selama

setahun periode pemerintahan Ali Mazi.

c. Semantik

Hal yang dianalisis pada struktur semantik adalah makna apa yang ingin

ditekankan dalam tajuk rencana. Makna yang ingin ditekankan Kendari Pos dalam

tajuk rencana dapat di lihat dengan menggunakan elemen latar, detail, maksud,

dan nominalisasi.
127

1. Elemen Latar

Elemen ini digunakan Kendari Pos untuk menentukan ke arah mana

pandangan pembaca hendak dibawa. Seperti pada data A74 berikut :


Tentu masih terlalu prematur untuk menilai kin-
erja kabinet AMAN. Sebab, masih ada empat tahun
lagi untuk menunaikan janji yang kadung terucap
saat kampanye. Melihat buah kerja setahun tera-
khir, publik Sultra tentu pantas optimis. Kalau set-
ahun saja mampu merealisasikan tiga karya spek-
takuler, tentu bukan mustahil di tahun kedua dan
seterusnya lebih baik lagi.

Hal tersebut merupakan bagian dari strategi Kendari Pos mengemukakan

kinerja setahun pemerintahan Ali Mazi membuat masyarakat semakin optimis.

Kendari Pos mengonstruksi pikiran pembaca agar bersikap optimis terhadap

kinerja pemerintahan Ali Mazi ke depannya.

2. Elemen Detail

Elemen ini digunakan Kendari Pos untuk mengontrol informasi. Informasi

ditampilkan secara berlebihan jika menguntungkan. Sebaliknya, informasi

ditampilkan dalam jumlah sedikit kalau informasi itu merugikan. Seperti pada
Kini setahun telah berlalu. Disamping berbagai
data A75problematika
berikut: yang terjadi, publik juga bisa melihat
buah kerja keduanya. Arah pembangunan Pemprov
Sultra yang tertuang dalam konsep Gerakan Aksel-
erasi Pembangunan Daratan dan Kepulauan (Gar-
barata) mulai terlihat. Janji politik perlahan mulai
terealisasi.
AMAN telah mempersembahkan karya spektakul-
er. Pembangunan Rumah Sakit Jantung, jalan wisata
Kendari-Toronipa dan perpustakaan modern. Itu
adalah tiga karya hebat yang saat ini sudah mulai
direalisasikan. Sektor pendidikan, perikanan, perta-
nian, perkebunan hingga sumber daya mineral dan bina
marga juga begitu. OPD teknis mengejewantah-
kan visi misi AMAN pada sektor masing-masing yang
tertuang dalam Lima Pilar Sultra Emas, yakni Sultra
Cerdas, Sultra Sehat , Sultra Peduli Kemiskinan, Sul-
128

Hal tersebut merupakan bagian dari strategi Kendari Pos mendetailkan

setahun pemerintahan Ali Mazi dengan dinamika dan pembangunannya. Hal ini

bertujuan untuk mengonstruksi pikiran pembaca agar lebih menerima

pembangunan yang telah dilakukan oleh Ali Mazi setahun pemerintahannya

dibanding dinamika yang ada.

3. Elemen Maksud

Elemen ini digunakan Kendari Pos untuk melihat informasi yang

menguntungkan. Informasi tersebut diuraikan secara eksplisit dan jelas. Seperti

pada data A76 berikut :

AMAN telah mempersembahkan karya spektakul-


er. Pembangunan Rumah Sakit Jantung, jalan wisata
Kendari-Toronipa dan perpustakaan modern. Itu
adalah tiga karya hebat yang saat ini sudah mulai
direalisasikan. Sektor pendidikan, perikanan, perta-
nian, perkebunan hingga sumber daya mineral dan
bina marga juga begitu. OPD teknis mengejewantah-
kan visi misi AMAN pada sektor masing-masing yang
tertuang dalam Lima Pilar Sultra Emas, yakni Sultra
Cerdas, Sultra Sehat , Sultra Peduli Kemiskinan, Sul-
tra Beradab dan Beriman serta Sultra Produktif.

Hal tersebut merupakan bagian dari strategi Kendari Pos menguraikan

secara eksplisit dan jelas mengenai hal-hal yang telah dicapai selama setahun
129

pemerintahan Ali Mazi. Kendari Pos mengonstruksi pikiran pembaca dengan

menyajikan informasi yang menguntungkan dengan kalimat yang tegas dan

menunjuk langsung pada fakta-fakta. Sehingga pembaca menerima bahwa selama

setahun pemerintahan Ali Mazi telah mempersembahkan pembangunan yang

bermanfaat untuk masyarakat.

4. Elemen Praanggapan

Elemen ini digunakan Kendari Pos mengemukakan suatu hal yang belum

terbukti kebenarannya, tetapi dijadikan dasar untuk mendukung gagasan tertentu.

Seperti pada data A77 berikut :


khir, publik Sultra tentu pantas optimis. Kalau set-
ahun saja mampu merealisasikan tiga karya spek-
takuler, tentu bukan mustahil di tahun kedua dan
seterusnya lebih baik lagi.

Hal tersebut merupakan bagian dari strategi Kendari Pos mengemukakan

tiga karya spektakuler yang mampu direalisasikan selama setahun pemerintahan

Ali Mazi dan bukan mustahil ditahun berikutnya lebih baik lagi.

Hal yang dikemukakan Kendari Pos dapat disebut sebagai praanggapan

karena kenyataannya ketiga karya spektakuler yang dimaksud sementara dalam

proses pembangunan dan tidak menutup kemungkinan selama pembangunan ada

masalah yang menyebabkan pembangunannya tidak tuntas, apalagi untuk tahun

berikutnya bisa saja semakin tidak realistis pembangunannya. Kendari Pos

mengonstruksi pikiran pembaca untuk menerima hal yang dikemukakan tajuk

rencana.
130

5. Nominalisasi

Nominalisasi merupakan strategi yang dipakai Kendari Pos untuk

menghilangkan aktor sosial tertentu. Sesuai dengan namanya strategi ini

mengubah kata kerja (verba) menjadi kata benda (nomina). Umumnya dilakukan

dengan memberi imbuhan “pe-an”. Seperti pada data A78 berikut :


dipertimbangkan secara matang. Penempatan ber-
basis kinerja dan keahlian semestinya menjadi per-
timbangan utama. Toh, kalau kinerja OPD bagus,

Hal tersebut merupakan bagian dari strategi Kendari Pos mentransformasi

bentuk aktif “menempatkan”. Dalam struktur kalimat aktif selalu membutuhkan

subjek yang menunjuk pada apa yang ditempatkan. Kata “menempatkan”

membutuhkan penjelasan siapa yang menempatkan dan apa yang ditempatkan.

Kedua hal tersebut harus ada dalam kalimat agar bisa mempunyai arti.

Sebaliknya, kata “penempatan” yang berupa kata benda tidak membutuhkan

kehadiran subjek karena ia bisa hadir mandiri dalam kalimat dan bisa

menerangkan apa yang ditempatkan. Strategi ini digunakan Kendari Pos untuk

menghilangkan aktor Ali Mazi. Pikiran pembaca dikontruksi telah mengetahui

aktor yang dimaksud.

d. Sintaksis

Elemen sintaksis menganalisis bagaimana pendapat disampaikan Kendari

Pos dalam tajuk rencana. Elemennya antara lain : bentuk kalimat, koherensi, dan

kata ganti.
131

1. Bentuk Kalimat

Bentuk kalimat merupakan strategi yang dipakai Kendari Pos untuk

menonjolkan, memfokuskan suatu peristiwa tertentu yang secara langsung

mempengaruhi makna kata secara keseluruhan. Seperti pada data A79 berikut :
AMAN telah mempersembahkan karya spektakul-
er. Pembangunan Rumah Sakit Jantung, jalan wisata

Bentuk kalimat yang dipakai Kendari Pos berdasarkan data tersebut

berbentuk kalimat aktif. Kendari Pos lebih mengedepankan pihak yang

mempersembahkan karya spektakuler. Hal ini merupakan bagian dari strategi

Kendari Pos untuk mengonstruksi pikiran pembaca lebih melihat pemerintah

dibanding dengan karya spektakuler yang dihasilkan.

2. Koherensi

Elemen ini digunakan Kendari Pos untuk menjelaskan suatu fakta secara

strategis. Apakah fakta dipandang saling terpisah, berhubungan atau malah sebab

akibat.

Koherensi secara mudah dapat diamati dari kata hubung yang dipakai.

Seperti pada data A80 berikut :


Isu-isu perpecahan kerap muncul dipermukaan. Di-
hembuskan oleh orang-orang yang kurang suka lihat
duat pasangan berakronim AMAN ini akur. Namun
berkat kedewasaan berpolitik keduanya, semua dina-
mika itu bisa dilewati

Pada data tersebut terdapat dua fakta yang berbeda. Fakta pertama, isu

perpecahan yang dihembuskan oleh orang yang tidak suka pemerintahan Ali Mazi
132

akur. Fakta kedua, kedewasaan berpolitik pemerintahan Ali Mazi dapat melewati

segala dinamika yang ada. Kedua fakta tersebut tidak saling berhubungan sama

sekali, namun dapat berhubungan setelah diberi koherensi “namun”.

Strategi ini digunakan Kendari Pos untuk mengonstruksi pikiran pembaca

agar memahami kedua fakta tersebut bahwa isu perpecahan sebagai dinamika

yang ada dalam pemerintahan Ali Mazi bisa dilewati berkat kedewasaan

berpolitik.

e. Stilistik

Elemen stilistik digunakan Kendari Pos dalam melakukan pemilihan kata

atas berbagai kemungkinan kata yang tersedia. Seperti pada data A81 berikut :
Tentu masih terlalu prematur untuk menilai kin-
erja kabinet AMAN. Sebab, masih ada empat
tahun
Pada data tersebut terdapat kata “prematur” yang mempunyai kata lain

dini dan awal. Diantara beberapa kata tersebut Kendari Pos memilih kata

prematur yang begitu akrab penggunaannya dimasyarakat. Strategi ini digunakan

Kendari Pos untuk mengonstruksi pikiran pembaca agar mengetahui kinerja Ali

Mazi selama setahun yang kedepannya dapat merealisasikan tiga karya

spektakuler.

f. Retoris

Retoris merupakan strategi yang dipakai Kendari Pos untuk menekankan sesuatu

dengan menampilkan penggunaan grafis, metafora, dan ekspresi.


133

1. Grafis

Elemen ini digunakan Kendari Pos untuk sesuatu dianggap penting

melalui bagian-bagian tulisan yang dibuat berbeda dari tulisan secara keseluruhan.

Seperti pada data A82 berikut :

Penulisan judul tajuk rencana dengan ukuran huruf lebih besar dan tebal

merupakan bagian dari strategi Kendari Pos menekankan kepada pembaca akan

pentingnya judul tersebut. Kendari Pos mengonstruksi pikiran pembaca menaruh

perhatian lebih pada setahun pemerintahan Ali Mazi yang penuh dinamika.

2. Metafora

Elemen ini digunakan Kendari Pos tidak hanya menyampaikan pesan pokok

lewat tajuk rencana, tetapi juga sebagai petunjuk utama untuk mengerti makna

suatu tajuk rencana. Seperti pada data A83 berikut :


saat kampanye. Melihat buah kerja setahun tera-
khir, publik Sultra tentu pantas optimis. Kalau
set-
Pemakaian metafora “buah kerja” merupakan bagian dari strategi Kendari

Pos memahamkan pembaca bahwa setahun pemerintahan Ali Mazi sudah

menghasilkan pembangunan yang sangat baik. Kendari Pos mengonstruksi

pikiran pembaca agar bersikap optimis terhadap pembangunan yang dilakukan Ali
134

Mazi selama setahun pemerintahannya.

3. Ekspresi

Elemen ini digunakan Kendari Pos untuk menampilkan representasi

pengetahuan secara visual. Seperti pada data A84 berikut :


khir, publik Sultra tentu pantas optimis. Kalau set-
ahun saja mampu merealisasikan tiga karya spek-
takuler, tentu bukan mustahil di tahun kedua dan
seterusnya lebih baik lagi.

Pemakaian ekspresi “bukan mustahil” merupakan bagian dari strategi

Kendari Pos menekankan pemerintahan Ali Mazi ditahun berikutnya akan lebih

baik. Kendari Pos mengonstruksi pikiran pembaca sebagai suatu hal yang

menggugah perasaan dan merangsang emosi pembaca terhadap keberhasilan

pembangunan Ali Mazi.

6. Hasil Analisis Tajuk Rencana Kendari Pos Rabu, 11 September 2019

Judul “Membangun Tanpa Masalah”

a. Tematik

Elemen ini digunakan Kendari Pos untuk menunjukkan gambaran

umum, gagasan inti, ringkasan atau yang utama dari tajuk rencana.

Seperti pada data A85 berikut :


Lalu apakah bisa membangun tanpa masalah?
Tentu tergantung sudut pandangnya. Kalau
yang dibangun adalah infrastruktur, tapi dalam
perjalanannya terbengkalai, tentu bisa menim-
bulkan masalah. Atau sudah membangun tapi
anggarannya lebih banyak masuk di kantong
kontraktor atau pejabat, tentu ini juga bisa
masalah. Lalu, kalau semua dilaksanakan sesuai
porsinya, apakah tanpa masalah? Belum tentu
juga. Sebab, banyak aspek lain yang menjadi
indikator penilaian.
135

Data tersebut merupakan konsep yang sangat dominan, digunakan Kendari

Pos sebagai strategi untuk mengonstruksi pikiran pembaca mengetahui

pembangunan setiap pemimpin pasti memiliki masalah dalam proses

pelaksanaannya.

b. Skematik

Elemen ini digunakan Kendari Pos untuk mendukung topik yang ingin

yang ingin disampaikan dengan menunjukkan bagian-bagian dalam tajuk

rencana, disusun dan diurutkan sehingga membentuk kesatuan arti.

Secara umum skematik mempunyai dua kategori. Pertama, ringkasan

terdapat dalam judul dan lead. Kedua, story atau isi tajuk rencana secara

keseluruhan. Seperti pada data A86 berikut :

Judul tajuk rencana tersebut terlihat sederhana, namun dibalik

kesederhanaannya mengundang tanya besar pembaca. Seperti pertanyaan, apa

yang dibangun? Mengapa pembangunannya bermasalah? Hal tersebut


136

merupakan bagian dari strategi Kendari Pos agar pembaca menuntaskan

bacaan tajuk rencana. Kendari Pos mengonstruksi pikiran pembaca agar

mendukung topik tajuk rencana mengenai pembangunan setiap pemimpin pasti

memiliki masalah dalam proses pelaksanaannya .

Sama halnya dengan judul tajuk, lead dikemukakan Kendari Pos untuk

mendukung topik tajuk rencana. Sebagai pengantar ringkasan lead digunakan

Kendari Pos sebelum masuk pada pembahasan isi tajuk rencana secara

keseluruhan. Kendari Pos mengantar pembaca guna memahami permasalahan

utama dalam tajuk rencana. Seperti pada data A87 berikut :

Setiap pemimpin ingin membangun. Di segala


aspek. Mulai infrastruktur hingga pen-ingkatan
kualitas sumber daya manusia (SDM). Hanya,
bagaimana caranya, masing-masing me-nempuh
cara berbeda. Ada yang memaksimal-kan anggaran
pendapatan dan belanja daerah (APBD), ada yang
lewat utang, gandeng swasta dan sebagainya. Setiap
cara yang dipakai, pasti ada konsekuensinya.

Lead pada data tersebut merupakan bagian dari strategi Kendari Pos

dalam mengonstruksi pikiran pembaca agar memiliki pemahaman awal terhadap

isi tajuk rencana mengenai setiap pemimpin punya cara sendiri dalam

membangun.

Story atau isi tajuk rencana, secara hipotesis mempunyai dua sub kategori.

Pertama, berupa situasi yakni proses atau jalannya suatu peristiwa. Seperti pada

Ini ada kaitannya dengan tiga mega proyek


yang sedang digarap pemerintah provinsi
(Pemprov) Sultra dibawah koordinasi Gubernur
137

data A88 berikut:

Data tersebut berisi informasi program pembangunan Ali Mazi dengan

Garbarata-nya. Merupakan bagian dari strategi Kendari Pos dalam mengonstruksi

pikiran pembaca memahami proses pembangunan yang dilakukan sudah tertuang

dalam program Garbarata.

Kedua, sub kategori komentar. Kendari Pos memberikan komentar

terhadap topik tajuk rencana. Seperti pada data A89 berikut :


Hanya saja, tentu perlu mendapat perhatian serius.
Terutama dalam realisasi program terse-but. Ditataran
pengambil kebijakan, mung- kin sudah bagus.
Sesuai dengan visi dan misi. Namun, ditataran
pelaksanaan, belum tentu. Jangan sampai mega
proyek ini menjadi potensi masalah dikemudian hari.
Apalagi, pemprov harus mengutang sebesar Rp 1,195
triliun di PT. Sarana Multi Infrastruktur (SMI) guna
pemban-gunan proyek strategis tersebut.

Komentar tersebut merupakan bagian dari strategi Kendari Pos dalam

mengonstruksi pikiran pembaca agar memahami program pembangunan Ali Mazi

yang membutuhkan perhatian masyarakat agar bisa terealisasi.

3. Semantik
138

Hal yang dianalisis pada struktur semantik adalah makna apa yang ingin

ditekankan dalam tajuk rencana. Makna yang ingin ditekankan Kendari Pos dalam

tajuk rencana dapat di lihat dengan menggunakan elemen latar, detail, maksud,

dan nominalisasi.

1. Elemen Latar

Elemen ini digunakan Kendari Pos untuk menentukan ke arah mana

pandangan pembaca hendak dibawa. Seperti pada data A90 berikut :


Soal mengutangnya tidak ada masalah.
Sebab, hampir semua daerah di Sultra, bahkan
Indonesia juga melakukan hal serupa dalam
menggenjot pembangunan infrastruktur. Tapi,
ditataran pelaksanaan pekerjaan, tentu harus
dikawal oleh semua pihak. Jangan sampai,
dana pinjaman itu nanti hanya akan membe-
bani daerah dalam pengembaliannya, semen-
tara dampak dari mega proyek tersebut tak
begitu signifikan.

Hal tersebut merupakan bagian dari strategi Kendari Pos mengemukakan

persoalan utang daerah ketika membangun. Kendari Pos mengonstruksi pikiran

pembaca agar menerima permasalahan utang tersebut sebagai sesuatu yang

lumrah ketika pemerintah melakukan pembangunan.

2. Elemen Detail

Elemen ini digunakan Kendari Pos untuk mengontrol informasi. Informasi

ditampilkan secara berlebihan jika menguntungkan. Sebaliknya, informasi

ditampilkan dalam jumlah sedikit kalau informasi itu merugikan. Seperti pada

data A91 berikut:

Sekali lagi, publik Sultra tak meragukan komit-


men AMAN untuk membangun Sultra lewat
berbagai proyek besar. Tapi patut dicatat, jangan
sampai hanya sekadar mengejar lebel “icon” tan-pa
memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat. Atau
139

Hal tersebut merupakan bagian dari strategi Kendari Pos mendetailkan

harapan masyarakat terhadap komitmen Ali Mazi dalam membangun. Hal ini

bertujuan untuk mengonstruksi pikiran pembaca agar lebih memahami

pembangunan yang telah dilakukan oleh Ali Mazi untuk kemajuan daerah.

3. Elemen Maksud

Elemen ini digunakan Kendari Pos untuk melihat informasi yang


Sekali lagi, publik Sultra tak meragukan komit-
menguntungkan.
men AMANInformasi tersebut Sultra
untuk membangun diuraikan
lewatsecara eksplisit dan jelas. Seperti
berbagai proyek besar. Tapi patut dicatat, jangan
sampai
pada data A92hanya sekadar
berikut : mengejar lebel “icon” tan-pa
memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat. Atau
kalaupun ada hanya menyentuh segelintir orang
saja. Tentu, kita tidak ingin duit pinjaman yang
begitu besar, hanya terbuang sia-sia tanpa memberi
efek positif bagi kemajuan daerah.
Prinsipnya, publik Sultra ingin melihat duet
AMAN sukses dalam memimpin daerah ini. Ter-
masuk juga program pembangunan yang sudah
dicanangkan. Sebab, kalau terealisasi, toh feed

Hal tersebut merupakan bagian dari strategi Kendari Pos menguraikan

secara eksplisit dan jelas mengenai komitmen Ali Mazi dalam membangun.
140

Kendari Pos mengonstruksi pikiran pembaca dengan menyajikan informasi yang

menguntungkan dengan kalimat yang tegas dan menunjuk langsung pada fakta-

fakta. Sehingga pembaca percaya pembangunan yang dilakukan bisa sukses ke

depannya.

4. Elemen Praanggapan

Elemen ini digunakan Kendari Pos mengemukakan suatu hal yang belum

terbukti kebenarannya , tetapi dijadikan dasar untuk mendukung gagasan tertentu.

Seperti pada data A93 berikut :


Prinsipnya, publik Sultra ingin melihat duet
AMAN sukses dalam memimpin daerah ini. Ter-
masuk juga program pembangunan yang sudah
dicanangkan. Sebab, kalau terealisasi, toh feed

Hal tersebut merupakan bagian dari strategi Kendari Pos mengemukakan

harapan masyarakat agar Ali Mazi sukses dalam memimpin dan membangun

Sulawesi Tenggara.

Fakta yang dikemukakan Kendari Pos dapat disebut sebagai praanggapan

karena kenyataannya selama memimpin pernah ada perbedaan pandangan dengan

wakilnya dan pembangunan yang dilakukan sering menuai pro-kontra dari

masyarakat. Kendari Pos mengonstruksi pikiran pembaca untuk menerima hal

yang dikemukakan pada tajuk rencana.

5. Nominalisasi

Nominalisasi merupakan strategi yang dipakai Kendari Pos untuk

menghilangkan aktor sosial tertentu. Sesuai dengan namanya strategi ini

but. Ditataran pengambil kebijakan, mung-


141

mengubah kata kerja (verba) menjadi kata benda (nomina). Umumnya dilakukan

dengan memberi imbuhan “pe-”. Seperti pada data A94 berikut :

Hal tersebut merupakan bagian dari strategi Kendari Pos mentransformasi

bentuk aktif “mengambil”. Dalam struktur kalimat aktif selalu membutuhkan

subjek yang menunjuk pada apa yang diambil. Kata “mengambil” membutuhkan

penjelasan siapa yang mengambil dan apa yang diambil. Kedua hal tersebut harus

ada dalam kalimat agar bisa mempunyai arti. Sebaliknya, kata “pengambil” yang

berupa kata benda tidak membutuhkan kehadiran subjek karena ia bisa hadir

mandiri dalam kalimat dan bisa menerangkan apa yang diambil. Strategi ini

digunakan Kendari Pos untuk menghilangkan aktor Ali Mazi. Pikiran pembaca

dikontruksi telah mengetahui aktor yang dimaksud.

d. Sintaksis

Elemen sintaksis menganalisis bagaimana pendapat disampaikan Kendari

Pos dalam tajuk rencana. Elemennya antara lain : bentuk kalimat, koherensi, dan

kata ganti.

1. Bentuk Kalimat

Bentuk kalimat merupakan strategi yang dipakai Kendari Pos untuk

menonjolkan, memfokuskan suatu peristiwa tertentu yang secara langsung

mempengaruhi makna kata secara keseluruhan. Seperti pada data A95 berikut :
Hanya, bagaimana caranya, masing-masing me-
nempuh cara berbeda. Ada yang mema-
142

Bentuk kalimat yang dipakai Kendari Pos berdasarkan data tersebut

berbentuk kalimat aktif. Kendari Pos lebih mengedepankan cara setiap pemimpin

dalam membangun. Hal ini merupakan bagian dari strategi Kendari Pos untuk

mengonstruksi pikiran pembaca lebih melihat cara pemimpin dalam membangun

dibanding dengan pemimpin yang melaksanakan pembangunan.

2. Koherensi

Elemen ini digunakan Kendari Pos untuk menjelaskan suatu fakta secara

strategis. Apakah fakta dipandang saling terpisah, berhubungan atau malah sebab

akibat. Koherensi secara mudah dapat diamati dari kata hubung yang dipakai.

Seperti pada data A96 berikut :

Kendari-Toronipa. Tak ada yang meragukan


komitmen Ali Mazi dan Lukman Abunawas
dalam membangun Sultra. Dengan program
Garbarata-nya.
Hanya saja, tentu perlu mendapat perhatian
serius. Terutama dalam realisasi program terse-

Pada data tersebut terdapat dua fakta yang berbeda. Fakta pertama,

komitmen Ali Mazi dan Lukman Abunawas dalam membangun tidak diragukan.

Fakta kedua, pembangunan yang dilakukan Ali Mazi dan Lukman Abunawas

perlu mendapat perhatian serius. Kedua fakta tersebut tidak saling berhubungan

sama sekali, namun dapat berhubungan setelah diberi koherensi “hanya saja”.

Strategi ini digunakan Kendari Pos untuk mengonstruksi pikiran pembaca


143

memahami kedua fakta tersebut saling berhubungan. Komitmen Ali Mazi dalam

membangun mendapat perhatian serius pembaca.

e. Stilistik

Elemen stilistik digunakan Kendari Pos dalam melakukan pemilihan kata

atas berbagai kemungkinan kata yang tersedia. Seperti pada data A97 berikut :
dicanangkan. Sebab, kalau terealisasi, toh feed
backnya juga akan dirasakan masyarakat juga.

Pada data tersebut terdapat kata “feed back” yang mempunyai kata lain

umpan balik. Diantara kata tersebut Kendari Pos memilih kata feed back yang

begitu akrab di masyarakat penggunaannya dimasyarakat. Strategi ini digunakan

Kendari Pos untuk mengonstruksi pikiran pembaca agar memahami megaproyek

yang dibangun Ali Mazi ke depannya akan berguna bagi masyarakat.

f. Retoris

Retoris merupakan strategi yang dipakai Kendari Pos untuk menekankan

sesuatu dengan menampilkan penggunaan grafis, metafora, dan ekspresi.

1. Grafis

Elemen ini digunakan Kendari Pos untuk sesuatu dianggap penting melalui

bagian-bagian tulisan yang dibuat berbeda dari tulisan secara keseluruhan. Seperti

pada data A98 berikut :


144

Penulisan judul tajuk rencana dengan ukuran huruf lebih besar dan tebal

merupakan bagian dari strategi Kendari Pos menekankan kepada pembaca akan

pentingnya judul tersebut. Kendari Pos mengonstruksi pikiran pembaca menaruh

perhatian lebih pada pembangunan Ali Mazi yang tanpa masalah.

2. Metafora

Elemen ini digunakan Kendari Pos tidak hanya menyampaikan pesan pokok

lewat tajuk rencana, tetapi juga sebagai petunjuk utama untuk mengerti makana

suatu tajuk rencana. Seperti pada data A99 berikut :

bulkan masalah. Atau sudah membangun tapi


anggarannya lebih banyak masuk di kantong
kontraktor atau pejabat, tentu ini juga bisa
masalah. Lalu, kalau semua dilaksanakan sesuai
145

Pemakaian metafora “masuk kantong” merupakan bagian dari starategi

Kendari Pos memahamkan pembaca bahwa masalah yang akan muncul ketika Ali

Mazi membangun seperti adanya praktik korupsi dari para kontraktor dan pejabat

terkait. Kendari Pos mengonstruksi pikiran pembaca bahwa Ali Mazi dapat

mengatasi permasalahan tersebut.

3. Ekspresi

Elemen ini digunakan Kendari Pos untuk menampilkan representasi

pengetahuan secara visual. Seperti pada data A100 berikut :


berbagai proyek besar. Tapi patut dicatat, jangan
sampaihanya sekadar mengejar lebel “icon” tan-
pa memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat

Pemakaian ekspresi “patut dicatat” merupakan bagian dari strategi Kendari

Pos menekankan pembangunan Ali Mazi akan memberi manfaat kepada

masyarakat. Kendari Pos mengonstruksi pikiran pembaca sebagai suatu hal yang

menggugah perasaan dan merangsang emosi pembaca akan komitmen Ali Mazi

dalam membangun untuk kepentingan masyaarakat.

7. Hasil Analisis Tajuk Rencana Kendari Pos Selasa, 3 Desember 2019 Judul
146

“Wakil Rakyat Tak Lagi Garang”

a. Tematik

Elemen ini digunakan Kendari Pos untuk menunjukkan gambaran

umum, gagasan inti, ringkasan atau yang utama dari tajuk rencana.

Seperti pada data A101 berikut :


Aneh. Sungguh aneh. Sejumlah wakil rakyat di parle-
men Sultra yang sebelumnya begitu getol menyuarakan
supaya pinjaman Pemprov sebesar Rp 1,2 triliun dibatal-
kan, tiba-tiba melemah. Tak lagi segarang dulu. Muncul

Data tersebut merupakan konsep yang sangat dominan, digunakan Kendari

Pos sebagai strategi untuk mengonstruksi pikiran pembaca mengetahui sikap

wakil rakyat yang tak lagi menyoroti pinjaman pemerintah provinsi sebesar Rp.

1,2 triliun.

b. Skematik

Elemen ini digunakan Kendari Pos untuk mendukung topik yang ingin

yang ingin disampaikan dengan menunjukkan bagian-bagian dalam tajuk

rencana, disusun dan diurutkan sehingga membentuk kesatuan arti.

Secara umum skematik mempunyai dua kategori. Pertama, ringkasan terdapat

dalam judul dan lead. Kedua, story atau isi tajuk rencana secara keseluruhan.

Seperti pada data A102 berikut :


147

Judul tajuk rencana tersebut terlihat sederhana, namun dibalik

kesederhanaannya mengundang tanya besar pembaca. Seperti pertanyaan,

mengapa wakil rakyat tak lagi garang? Hal tersebut merupakan bagian dari

strategi Kendari Pos agar pembaca menuntaskan bacaan tajuk rencana. Kendari

Pos mengonstruksi pikirasn pembaca agar mendukung topik tajuk rencana

mengenai sikap wakil rakyat yang tak lagi menyoroti pinjaman pemerintah

provinsi sebesar Rp. 1,2 triliun.

Sama halnya dengan judul tajuk, lead dikemukakan Kendari Pos untuk

mendukung topik tajuk rencana. Sebagai pengantar ringkasan lead digunakan

Kendari Pos sebelum masuk pada pembahasan isi tajuk rencana secara

keseluruhan. Kendari Pos mengantar pembaca guna memahami permasalahan

utama dalam tajuk rencana. Seperti pada data A103 berikut :


Aneh. Sungguh aneh. Sejumlah wakil rakyat di parle-
men Sultra yang sebelumnya begitu getol menyuarakan
supaya pinjaman Pemprov sebesar Rp 1,2 triliun dibatal-
kan, tiba-tiba melemah. Tak lagi segarang dulu. Muncul
pikiran negatif jangan sampai mereka sudah “masuk ang-
in. Atau bisa saja mereka takut intimidasi.

Lead pada data tersebut merupakan bagian dari strategi Kendari Pos

dalam mengonstruksi pikiran pembaca agar memiliki pemahaman awal terhadap

sikap wakil rakyat yang berubah dalam menanggapi pinjaman pemerintah

Provinsi Sulawesi Tenggara.


148

Story atau isi tajuk rencana, secara hipotesis mempunyai dua sub kategori.

Pertama, berupa situasi yakni proses atau jalannya suatu peristiwa. Seperti pada

data A104 berikut:


Untuk kepentingan penolakan itu, sekarang sudah ada
setengah lebih anggota DPRD Sultra meminta supaya
diadakan rapat istimewa supaya pinjaman tersebut
ditinjau ulang. Kalau memang tak substantif, maka bisa
saja dibatalkan. Memang, sejumlah wakil rakyat yang
lain punya berbeda. Tapi, terlepas

Data tersebut berisi informasi sebagian anggota DPR meminta pinjaman

pemerintah Provinsi ditinjau ulang. Merupakan bagian dari strategi Kendari Pos

mengonstruksi pikiran pembaca agar memahami ada sebagian anggota DPR yang

menolak pemerintah melakukan pinjaman.

Kedua, sub kategori komentar. Kendari Pos memberikan komentar

terhadap topik tajuk rencana. Seperti pada data A105 berikut :


kepentingan rakyat. Hal semacam ini tentu mesti
menjadi perhatian masyarakat ke depannya. Supaya
lebih hati-hati dan selektif dalam memilih wakilnya.
Jangan sampai hanya manis saat pencalonan, tapi
ketika duduk tak lagi dihiraukan. Fenomena seperti
ini sering ditemukan.

Komentar tersebut merupakan bagian dari strategi Kendari Pos dalam

mengonstruksi pikiran pembaca agar tidak salah dalam memilih wakil rakyat ke

depannya.

c. Semantik

Hal yang dianalisis pada struktur semantik adalah makna apa yang ingin

ditekankan dalam tajuk rencana. Makna yang ingin ditekankan Kendari Pos dalam
149

tajuk rencana dapat di lihat dengan menggunakan elemen latar, detail, maksud,

dan nominalisasi.

1. Elemen Latar

Elemen ini digunakan Kendari Pos untuk menentukan ke arah mana

pandangan pembaca hendak dibawa. Seperti pada data A106 berikut :


Perbedaan pandangan antar sesama anggota DPRD
wajar. Itu dinamika berlembaga. Tapi kalau berbeda
pandangan soal program pro rakyat tentu ini men-
jadi tanda tanya besar. Jangan sampai, mereka bukan
lagi memperjuangkan kepentingan rakyat, tapi malah
kepentingan pribadi dan golongan.

Hal tersebut merupakan bagian dari strategi Kendari Pos mengemukakan

perbedaan pandangan di antara wakil rakyat. Kendari Pos mengonstruksi pikiran

pembaca agar menerima perbedaan pandangan tersebut sebagai sesuatu yang

lumrah asal untuk kepentingan rakyat.

2. Elemen Detail

Elemen ini digunakan Kendari Pos untuk mengontrol informasi. Informasi

ditampilkan secara berlebihan jika menguntungkan. Sebaliknya, informasi

ditampilkan dalam jumlah sedikit kalau informasi itu merugikan. Seperti pada

data A107 berikut:

Bukan hanya soal pinjaman itu, dalam beberapa per-


soalan masyarakat lainnya, para wakil rakyat juga tak lagi
garang. Mereka tak punya keberanian lagi menekan
pemerintah daerah supaya bekerja maksimal untuk
kepentingan rakyat. Hal semacam ini tentu mesti
menjadi perhatian masyarakat ke depannya. Supaya
lebih hati-hati dan selektif dalam memilih wakilnya.
150

Hal tersebut merupakan bagian dari strategi Kendari Pos mendetailkan

wakil rakyat yang sekarang ini bermasalah. Secara implisit Kendari Pos tidak

memaparkan hal positif apa yang sudah diperbuat anggota DPRD. Hal ini

bertujuan untuk mengonstruksi pikiran pembaca agar lebih berhati-hati memilih

wakil rakyat ke depannya.

3. Elemen Maksud

Elemen ini digunakan Kendari Pos untuk melihat informasi yang

menguntungkan. Informasi tersebut diuraikan secara eksplisit dan jelas. Seperti

pada data A108 berikut :


Perbedaan pandangan antar sesama anggota DPRD
wajar. Itu dinamika berlembaga. Tapi kalau berbeda
pandangan soal program pro rakyat tentu ini men-
jadi tanda tanya besar. Jangan sampai, mereka bukan lagi
memperjuangkan kepentingan rakyat, tapi malah
kepentingan pribadi dan golongan.

Hal tersebut merupakan bagian dari strategi Kendari Pos menguraikan

secara eksplisit dan jelas mengenai perbedaan pandangan anggota DPRD. Kendari

Pos mengonstruksi pikiran pembaca dengan menyajikan informasi yang

menguntungkan dengan kalimat yang tegas dan menunjuk langsung pada fakta-

fakta. Sehingga pembaca memahami perbedaan pandangan antara anggota DPRD


151

soal program pro rakyat perlu dipertanyakan.

4. Elemen Praanggapan

Elemen ini digunakan Kendari Pos memaparkan suatu hal yang belum

terbukti kebenarannya , tetapi dijadikan dasar untuk mendukung gagasan tertentu.

Seperti pada data A109 berikut :


Kini usulan pinjaman itu sedang berproses di Ke-
menterian Dalam Negeri (Kemendagri). Apapun hasil-
nya, publik berharap yang terbaik. Kalau memang san-
gat bagus, tidak masalah dilanjutkan. Tapi kalau kurang
bagus dan bisa menimbulkan kekecewaan bagi masyar-
akat lainnya, sebaiknya dihentikan. Semoga saja, wakil

Hal tersebut merupakan bagian dari strategi Kendari Pos memaparkan

suatu harapan pinjaman pemerintah Provinsi dapat bermanfaat bagi rakyat.

Hal yang dipaparkan Kendari Pos dapat disebut sebagai praanggapan karena

kenyataannya pinjaman pemerintah Provinsi lagi berproses dan belum disetujui

Kementerian Dalam Negeri. Kendari Pos mengonstruksi pikiran pembaca untuk

menerima harapan tersebut.

5. Nominalisasi

Nominalisasi merupakan strategi yang dipakai Kendari Pos untuk

menghilangkan aktor sosial tertentu. Sesuai dengan namanya strategi ini

mengubah kata kerja (veba) menjadi kata benda (nomina). Umumnya dilakukan

dengan memberi imbuhan “pe-”. Seperti pada data A110 berikut :

Jangan sampai hanya manis saat pencalonan, tapi


ketika duduk tak lagi dihiraukan. Fenomena seperti
ini sering ditemukan.
152

Hal tersebut merupakan bagian dari strategi Kendari Pos mentransformasi

bentuk aktif “mencalonkan”. Dalam struktur kalimat aktif selalu membutuhkan

subjek yang menunjuk pada apa yang dicalonkan. Kata “mencalonkan”

membutuhkan penjelasan siapa yang dicalonkan dan apa yang dicalonkan. Kedua

hal tersebut harus ada dalam kalimat agar bisa mempunyai arti. Sebaliknya, kata

“pencalonan” yang berupa kata benda tidak membutuhkan kehadiran subjek

karena ia bisa hadir mandiri dalam kalimat dan bisa menerangkan apa yang

dicalonkan. Strategi ini digunakan Kendari Pos untuk menghilangkan aktor

anggota DPRD. Pikiran pembaca dikonstruksi telah mengetahui aktor yang

dimaksud.

d. Sintaksis

Elemen sintaksis menganalisis bagaimana pendapat disampaikan Kendari

Pos dalam tajuk rencana. Elemennya antara lain : bentuk kalimat, koherensi, dan

kata ganti.

1. Bentuk Kalimat

Bentuk kalimat merupakan strategi yang dipakai Kendari Pos untuk

menonjolkan, memfokuskan suatu peristiwa tertentu yang secara langsung

mempengaruhi makna kata secara keseluruhan. Seperti pada data A111 berikut :

Aneh. Sungguh aneh. Sejumlah wakil rakyat di parle-


men Sultra yang sebelumnya begitu getol menyuarakan
supaya pinjaman Pemprov sebesar Rp 1,2 triliun dibatal-
kan, tiba-tiba melemah. Tak lagi segarang dulu. Muncul
153

Bentuk kalimat yang dipakai Kendari Pos berdasarkan data tersebut

berbentuk kalimat aktif. Kendari Pos lebih mengedepankan keanehan wakil rakyat

di parlemen. Hal ini merupakan bagian dari strategi Kendari Pos untuk

mengonstruksi pikiran pembaca lebih melihat keanehan wakil rakyat dibanding

dengan wujud keanehan anggota DPRD yang melemah dalam mengkritisi

pinjaman pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara .

2. Koherensi

Elemen ini digunakan Kendari Pos untuk menjelaskan suatu fakta secara

strategis. Apakah fakta dipandang saling terpisah, berhubungan atau malah sebab

akibat.

Koherensi secara mudah dapat diamati dari kata hubung yang dipakai.

Seperti pada data A112 berikut :


Perbedaan pandangan antar sesama anggota DPRD
wajar. Itu dinamika berlembaga. Tapi kalau berbeda
pandangan soal program pro rakyat tentu ini men-
jadi tanda tanya besar. Jangan sampai, mereka bukan

Pada data tersebut terdapat dua fakta yang berbeda. Fakta pertama,

perbedaan pandangan antar sesama anggota DPRD adalah wajar. Fakta kedua,

perbedaan pandangan soal program pro rakyat menjadi pertanyaan. Kedua fakta

tersebut tidak saling berhubungan sama sekali, namun dapat berhubungan setelah

diberi koherensi “tapi”.


154

Strategi ini digunakan Kendari Pos untuk memahamkan kepada pembaca

bahwa kedua fakta yang dimaksud saling berhubungan. Kendari Pos

mengonstruksi pikiran pembaca agar memahami perbedaan pandangan antar

anggota DPRD mengenai program pro rakyat perlu dipertanyakan.

3. Kata Ganti

Elemen ini digunakan Kendari Pos untuk memanipulasi bahasa dengan

menciptakan suatu komunitas imajinatif. Seperti pada data A113 berikut :


Bukan hanya soal pinjaman itu, dalam beberapa per-
soalan masyarakat lainnya, para wakil rakyat juga tak lagi
garang. Mereka tak punya keberanian lagi menekan
pemerintah daerah supaya bekerja maksimal untuk
kepentingan rakyat. Hal semacam ini tentu mesti

Pada data tersebut terdapat kata ganti “mereka” mengungkapkan suatu

sikap Kendari Pos sebagai representasi dari sikap terpisah antara Kendari Pos

dengan wakil rakyat. Strategi ini digunakan Kendari Pos untuk menumbuhkan

solidaritas, aliansi, perhatian pembaca bahwa anggota DPRD yang tidak

mendukung program pro rakyat perlu dipertanyakan eksistensinya sebagai wakil

rakyat.

e. Stilistik

Elemen stilistik digunakan Kendari Pos dalam melakukan pemilihan kata

atas berbagai kemungkinan kata yang tersedia. Seperti pada data A114 berikut :
Bukan hanya soal pinjaman itu, dalam beberapa per-
soalan masyarakat lainnya, para wakil rakyat juga tak lagi
garang. Mereka tak punya keberanian lagi menekan
Pada data tersebut terdapat kata “garang” yang mempunyai kata lain kritis.
155

Diantara kata tersebut Kendari Pos memilih kata garang yang memiliki efek

makna lebih dibanding kritis. Starategi ini digunakan Kendari Pos untuk

mengonstruksi pikiran pembaca dalam menunjukkan sikap anggota DPRD yang

sudah tidak kritis terhadap pemerintah.

f. Retoris

Retoris merupakan strategi yang dipakai Kendari Pos untuk menekankan

sesuatu dengan menampilkan penggunaan grafis, metafora, dan ekspresi.

1. Grafis

Elemen ini digunakan Kendari Pos untuk sesuatu dianggap penting

melalui bagian-bagian tulisan yang dibuat berbeda dari tulisan secara keseluruhan.

Seperti pada data A115 berikut :


156

Penulisan judul tajuk rencana dengan ukuran huruf lebih besar dan tebal

merupakan bagian dari strategi Kendari Pos menekankan kepada pembaca akan

sikap wakil rakyat hari ini yang tak lagi kritis terhadap kebijakan pemerintah..

Kendari Pos mengonstruksi pikiran pembaca menaruh perhatian lebih pada sikap

wakil rakyat tersebut.

2. Metafora

Elemen ini digunakan Kendari Pos tidak hanya menyampaikan pesan pokok

lewat tajuk rencana, tetapi juga sebagai petunjuk utama untuk mengerti makna

suatu tajuk rencana. Seperti pada data A116 berikut :


kan, tiba-tiba melemah. Tak lagi segarang dulu. Muncul
pikiran negatif jangan sampai mereka sudah "masuk an-
gin". Atau bisa saja mereka takut intimidasi.

Pemakaian metafora “masuk angin” merupakan bagian dari starategi

Kendari Pos memahamkan pembaca bahwa sikap tidak kritis anggota DPRD

karena sudah terpengaruh oleh pihak lain. Kendari Pos mengonstruksi pikiran

pembaca bahwa pikiran negatif tersebut patut dipercaya.

3. Ekspresi

Elemen ini digunakan Kendari Pos untuk menampilkan representasi

Aneh. Sungguh aneh. Sejumlah wakil rakyat di parle-


men Sultra yang sebelumnya begitu getol menyuarakan
supaya pinjaman Pemprov sebesar Rp 1,2 triliun dibatal-
kan, tiba-tiba melemah. Tak lagi segarang dulu. Muncu
157

pengetahuan secara visual. Seperti pada data A117 berikut :

Pemakaian ekspresi “aneh” merupakan bagian dari strategi Kendari Pos

menekankan sikap wakil rakyat yang tak lagi kris terhadap kebijakan pemerintah.

Kendari Pos mengonstruksi pikiran pembaca sebagai suatu hal yang menggugah

perasaan dan merangsang emosi pembaca terhadap sikap wakil rakyat tersebut.

C. Analisis Kognisi Sosial Tajuk Megaproyek di Sulawesi Tenggara pada

tahun 2019

Setiap teks, termasuk teks tajuk rencana pada dasarnya dihasilkan lewat

kesadaran, pengetahuan, prasangka, atau pengetahuan tertentu atas suatu

peristiwa. Dalam kerangka analisis wacana van Dijk ditawarkan penelitian

mengenai kognisi sosial. Untuk mengetahui hal tersebut diperlukan wawancara

mendalam kepada penulis teks tersebut.

Dalam wawancara yang penulis lakukan pada 10 November 2021, pukul

11.00 WITA, terhadap penulis tajuk rencana megaproyek di Sulawesi Tenggara

pada tahun 2019, pimpinan redaksi Kendari Pos Inong Saputra, peneliti

menemukan beberapa jawaban tentang pandangan terhadap megaproyek di

Sulawesi Tenggara pada tahun 2019. Pandangan inilah yang menentukan fakta
158

apa yang dipilih untuk ditulis dan dengan cara apa fakta tersebut dapat dipahami.

Sebagaimana diungkapkan Pimpinan Redaksi Kendari Pos pada data B1 berikut :

“Semua penulisan berita dalam Kendari Pos memerlukan perencanaan melalui

rapat redaksi. Soal penulisan tajuk rencana memiliki beberapa kriteria.

Pertama, tajuk rencana harus menyangkut sosial kemasyarakatan atau

kebijakan banyak orang. Kedua, permasalahan yang diangkat sedang trend

atau viral di masyarakat”.

Berdasarkan hal tersebut diketahui bahwa pihak Kendari Pos memiliki

kebijakan dalam penulisan tajuk rencana melalui rapat redaksi dengan

beberapa kriteria.

Terkait tajuk rencana mengenai megaproyek di Sulawesi Tenggara

pada tahun 2019, pimpinan redaksi menyadari bahwa permasalahan

megaproyek di Sulawesi Tenggara pada tahun 2019 menyita perhatian

masyarakat, sedang hangat diperbincangkan dan layak untuk diangkat dalam

suatu tajuk rencana. Hal ini diperkuat dari pernyataan pimpinan redaksi

Kendari Pos pada data B2 berikut:

“Megaproyek ini adalah sesuatu yang menjadi perdebatan dipublik dan bagi

kami ini tidak hanya menarik dari sisi penulisan news tetapi juga menarik

untuk diulas dalam tajuk rencana. Karena ini sikap media bagaimana kita

melihat sebuah persoalan itulah sikap kita. Pemerintah seharusnya belum

saatnya membangun megaproyek tersebut. Kita mendengar suara publik”.

Ditegaskan bahwa Kendari Pos memiliki sikap terhadap persoalan


159

yang menyangkut kepentingan masyarakat. Tajuk rencana megaproyek di

Sulawesi Tenggara pada tahun 2019 diangkat dalam 7 judul sepanjang tahun

2019. Beberapa hal yang menyangkut penentuan judul tajuk rencana bisa kita

lihat dari pernyataan pimpinan redaksi pada data B3 berikut :

“Penentuan Judul merupakan subjektivas penulis dengan melihat fakta dan

data lapangan. Kami bisa saja membuat judul yang mendukung atau kontra

terhadap pemerintah atau membuat judul yang normatif karena penentuan

judul itu 3, kontra, dukung atau normatif. Ada judul yang bombastis

fungsinya untuk menarik perhatian pembaca, sesekali Kendari Pos menulis

judul tajuk rencana yang bombastis karena kita tahu bahwa Kendari Pos

merupakan media besar dan sudah dikenal masyarakat”.

Pemilihan topik tajuk rencana megaproyek di Sulawesi Tenggara pada

tahun 2019 oleh pimpinan redaksi harus dipandang secara konprehensif

karena melalui penulisan tajuk rencana ini Kendari Pos dapat memberikan

pemahaman kepada publik termasuk dorongan kepada pemerintah untuk

memperhatikan skala prioritas dalam pembangunan. Sebagaimana dinyatakan

pimpinan redaksi pada data B4 berikut:

“Melihat sesuatu tidak bisa dilihat dari satu aspek saja harus secara

konprehensif. Kendari Pos melihat megaproyek Gubernur tidak semua jelek.

Pasti ada manfaat dari megaproyek tersebut. Kendari Pos terlihat seperti

menyoroti karena terkait anggaran yang begitu besar. Kami menyentil

pemerintah agar penggunaan anggaran sebesar itu bisa dialihkan ke


160

pembangunan lain yang berskala prioritas dan mendesak seperti pembenahan

jalan nasional yang kondisinya sangat memprihatinkan. Kendari Pos ingin

memberikan pemahaman kepada publik termasuk dorongan kepada

pemerintah untuk memperhatikan skala prioritas dalam pembangunan”.

Untuk masalah keobjetifitasan tajuk rencana, pimpinan redaksi

menegaskan kalau sudah menyangkut kepentingan masyarakat sudah tentu

objektif karena disesuaikan dengan data-data yang ada dilapangan.

Sebagaimana dinyatakan pimpinan redaksi pada data B5 berikut:

“Dalam pengambilan sudut pandang tajuk rencana harus menyangkut

kepentingan publik karena objektif tidak objektif sumbernya disitu. Bisa saja

kita mengambil sumber yang lain tetapi objektifitasnya masih bisa

diperdebatkan tapi kalau itu menyangkut kepentingan publik itu sudah suatu

gambaran bahwa ini bisa objektif untuk menjadi sebuah tajuk rencana.

Kemudian itu bisa dilihat dari isi tajuk rencana bahwa apa yang kita sampaikan

sesuai fakta lapangan. Kita tidak menjastifikasi apa yang dibangun Gubernur

salah tetapi kita memberikan pertimbangan bahwa ini tidak efektif karena ada

hal lain yang seharusnya juga diperhatikan.Kemudian kobjektifitasan harus

disertai dengan fakta dengan data-data yang ada karena hal ini yang menjadi

ukuran Kendari Pos bisa objektif dalam menulis tajuk rencana”.

Meski Kendari Pos dan Pemerintah Sulawesi Tenggara memiliki

hubungan yang begitu baik dan dekat, aspek keobjektivitasan berita tetap

menjadi prioritas. Hubungan yang dimaksud tidak lain guna menyukseskan


161

program pemerintah yang berorientasi untuk kepentingan masyarakat. Jika

kemudian ditemukan peogram yang tidak prorakyat Kendari Pos pasti

mengkritisinya.

Sebagaimana dinyatakan pimpinan redaksi pada data B6 berikut:

“Untuk kerja sama pasti ada, tetapi perlu dijelaskan bahwa fungsi media

sebagai informasi, edukasi, hiburan, dan kontrol sosial. Fungsi kontrol sosial,

kami menjabarkannya menjadi empat hal salah satunya fungsi suport

pemerintahan artinya bahwa program pemerintah selama itu bagus dan bisa

memberikan dampak positif buat masyaraskat dan daerah maka media Kendari

Pos akan mendukung dalam bentuk kerja sama atau tidak. Kemudian fungsi

aspiratif, kita menyuarakan suara masyarakat seperti ada kebijakan pemerintah

yang tidak pro rakyat kita suarakan. Jadi, kerja sama disini lebih dimaknai

suport dukungan kepada kinerja pemerintah yang pro rakyat tetapi tidak

menghambat kami mengkritisi kebijakan bukan mengkritisi orangnya”.

Pemerintah bersifat terbuka dalam menerima segala bentuk kritikan

yang dilayangkan Kendari Pos terhadap kinerja pemerintah yang dinggap

masih kurang.

Sebagaimana dinyatakan pimpinan redaksi pada data B7 berikut:

“Perhatian Pemerintah terhadap Kendari Pos begitu luar biasa. Ketika ada

kritikan dari Kendari Pos Gubernur langsung merespon, untuk secepatnya

ditanggapi. Sebagai contoh kritikan Kendari Pos terhadap demo jalan jalur

Wakuru, Raha-Lakapera dan pemerintah berusaha bagaimana


162

menyelesaikannya, soal bagaimana lanjutannya tetap kami pantau”.

Terkait tanggapan mengenai megaproyek di Sulawesi Tenggara pada

tahun 2019 pimpinan redaksi menyatakan bahwa semua pembangunan pasti

ada sisi positif dan negatifnya. Sebagaimana pernyataan pimpinan redaksi pada

data B8 berikut:

“Semua hal pasti ada sisi negatif dan positifnya. Positifnya ini akan menjadi

ikon seperti Rumah Sakit Jantung, Indonesia Timur belum ada. Kalau ini

betul-betul bisa direalisasikan, SDM tersedia peralatannya memadai saya kira

ini akan menjadi ikon baru dan yakin saja seluruh daerah di Indonesia

khususnya Indonesia Timur akan datang berobat ke Sulawesi Tenggara dan

dapat menambah PAD, tetapi lagi-lagi apakah peralatan dan SDMnya siap itu

sisi posoitifnya. Sisi negatifnya, kalau seandainya itu tidak tersedia maka ini

akan menjadi bangunan mubazir dan bisa saja akan dialihkan menjadi Rumah

Sakit Umum. Begitupun juga dengan kedua megaproyek lainya.

Kemungkinan feedbacknya tidak berpengaruh terhadap PAD. Jadi,

megaproyek ini kebanyakan sisi negatifnya.

Mengenai pendapat sebagian masyarakat mengatakan bahwa

megaproyek Gubernur Sulawesi Tenggara bermasalah, Kendari Pos lebih

melihat aspek hukumnya. Jika itu bisa dibuktikan dan bisa diproses secara

hukum maka Kendari Pos akan tetap mengawalnya. Sebagaimana pernyataan

pimpinan redaksi pada data B9 berikut:

“Bermasalah itu kalau kita lihat makna sesungguhnya berarti secara hukum itu
163

bisa diproses. Bermasalah disini sesungguhnya proyek tersebut belum saatnya

dilakukan karena masih ada yang lebih prioritas dan mendesak. Kita tidak

dapat memungkiri juga kalau ada sebagian masyarakat yang beranggapan

bahwa proyek ini bermasalah dalam hal ada del-del tertentu misalnya. Dalam

hal ini ada niatan hanya untuk mendapatkan bagian dari proyek ini. Selama

anggapan itu bisa dibuktikan silahkan saja tetapi kalau belum bisa dibuktikan

berarti itu baru asumsi”.

Bentuk kepedulian Kendari Pos sebagai pengemban aspirasi

masyarakat dengan menyoroti kinerja dewan yang tak kritis lagi terutama

dalam pinjaman Pemerintah Provinsi sebesar 1,2 triliun untuk megaproyek

Gubernur Sulawesi Tenggara. Sebagaimana pernyataan pimpinan redaksi pada

data B10 berikut:

“Pada saat pemerintah melobi pinjaman tersebut ke DPR, awalnya ditolak oleh

sebagian anggota DPR karena dianggap akan menguras APBD tetapi seiring

berjalannya waktu ternyata disetujui inilah yang membuat kita agak aneh

mengapa bisa melemah padahal di awal keras menolak dengan pertimbangan

yang masuk akal karena pengembalian dan bunga yang besar tapi di akhir

melemah, ini yang membuat kami sedikit menyoroti mereka. Itu merupakan

bagian dari upaya kita untuk mengingatkan DPR mengapa begitu mudahnya

berubah”.

Terkait pembangunan megaproyek, Kendari Pos menilai pembangunan

megaproyek secara fisik sudah berhasil namun dari segi efektifitas anggaran
164

Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara tidak efektif. Kendari Pos menilai

megaproyek natinya hanya sebatas icon daerah yang tidak mungkin dapat

dijadikan sebagai PAD untuk menutupi pinjaman sebesar Rp. 1,1 triliun.

Sebagaimana pernyataan pimpinan redaksi pada data B11 berikut:

Kalau berbicara berhasil ukurannya adalah sekarang Perpustakaan Moderen

sudah rampung 95%. Jadi, kalau ukurannya secara fisik ini sudah berhasil.

Yang kedua jalan Kendari-Toronipa dari ukuran fisiknya sekarang sudah

masuk tahap 3 pembangunannya dan ditargetkan 2022 atau seblum masa

jabatan Gubernur juga akan selesai, lagi-lagi lau ukuran fisik itu sudah

berhasil. Kemudian Rumah Sakit Jantung juga sudah di atass 50% secara fisik

juga sudah berhasil. Pertanyaannya apakah akan menimbulkan permasalahan

dikemudian hari? Saya kira ini relatif. Kalau berbicara masalah hukum saya

kira ini kita tunggu saja hasilnya tapi kalau bicara konsekwensi jangka panjang

lebih kepada pengembalian utang karena banyak uang rakyat yang tersedot

untuk pengembalian utang. Pinjaman 1,1 triliun bukan uang yang sedikit dan

pengembalian akan dibebankan ke APBD. Apakah ketiga megaproyek tersebut

dapat menghasikan PAD yang bisa menutupi utang? Secara kasat mata kita

lihat mustahil jadi larinya ke APBD. Jadi, kalau ukuran berhasilnya adalah

fisik bisa dikatakan sudah berhasil, tapi seandainya itu ukurannya efektifitas

saya kira itu tidak berhasil tidak efektif. Menurut kami ini hanya menjadi ikon,

membangun untuk ikon daerah. Tapi kalau berbicara mengenai efektifitas

anggaran masih jauh dari kata efektif.


165

Kendari Pos lebih mendukung jika pemerintah melakukan

pemebangunan Jalan Nasional yang kondisinya Sebagian besar sangat

memprihatinkan dan Kendari Pos menilai itu jauh lebih efektif ketimbang

pembangunan megaproyek karena manfaatnya bisa dirasakan langsung oleh

semuah masyarakat. Sebagaimana pernyataan pimpinan redaksi pada data B11

berikut:

“Saya kira landasannya dari segi fungsi dan efektifitas. Misal saja, kalau

pemerintah membangun jalan Kendari-Torobulu, masyarakat tidak akan ribut

karena semua masyarakat menikmati dan mengapresiasinya. Beda halnya

dengan jalan Kendari-Toronipa yang hanya sebagian kecil masyarakat

menikmatinya karena hanya berupa tujuan akhir bukan perlintasan. Fungsi

adan efektifitasnya yang membuat masyarakat pro-kontra terhadap

pembangunannya. Begitupun dengan kedua megaproyek lainnya”.

Untuk pembaca, pimpinan redaksi berpesan bahwa segala

pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah yang menyangkut kepentingan

masyarakat tidak luput dari pengawasan Kendari Pos karena Kendari Pos

berfungsi untuk menjembatani berupa menyampaikan informasi yang

dilakukan pemerintah, efektif tidak efektif rakyat harus punya sikap terhadap

apa yang dilakukan pemerintah. Sebagaimana pernyataan pimpinan redaksi

pada data B13 berikut:

“Yang pertama kaitannya dengan fungsi suporting, memperkenalkan ke publik

bahwa inilah progaram pembangunan Gubernur berupa 3 proyek monumental.


166

Kedua, ternyata dalam pembangunan ini belum efektif karena masih ada hal

lain yang harusnya dibangun yang sifatnya menedesak dan prioritas. Ketiga,

setelah publik tahu kita ada reaksi bahwa yang dipakai ini uang rakyat,

konsekwensinya kembali kepada rakayat oleh karena itu rakayat juga harus

bersikap supaya mereka tahu, diera keterbukaan seperti ini arus informasi

bukan lagi hal yang tabuh. Jadi,rakyat juga harus tahu. Lewat tajuk rencana

Kendari Pos masyarakat bisa tahu apa yang dilakukan pemerintah dan

masyarakat ikut andil apakah mendukung, mensuport, atau mengkounter.

Supaya masyarakat juga tahu bahwa Kendari Pos tidak menutup mata dengan

hal-hal yang dilakukan oleh pemerintah apakah itu sesuatu yang positif atau

negatif. Kendari Pos hanya berfungsi untuk menjembatani berupa

menyampaikan informasi yang dilakukan pemerintah, efektif tidak efektif

rakyat harus punya sikap dengan apa yang dilakukan pemerintah”.


167

D. Analisis Konteks Sosial Tajuk Rencana Kendari Pos Tentang

Megaproyek di Sulawesi Tenggara pada tahun 2019

Dalam pandangan ini, van Dijk menyatakan bahwa wacana yang terdapat

dalam sebuah teks adalah bagian dari wacana yang berkembang dalam

masyarakat, sehingga untuk meneliti teks tersebut, perlu mengetahui

bagaimana wacana tersebut diproduksi dalam masyarakat. Lebih jauh, konteks

sosial itu dihubungkan dengan pengetahuan yang berkembang dalam

masyarakat atas suatu wacana.

Wacana yang diangkat dalam tajuk rencana Kendari Pos adalah megaproyek

di Sulawesi Tenggara pada tahun 2019. Jika dibuat rumusan, konteks sosial

dalam hal ini adalah menjawab pertanyaan bagaimana wacana mengenai

megaproyek di Sulawesi Tenggara pada tahun 2019 berkembang dalam


168

masyarakat?

Untuk menjawab hal tersebut, penulis mengadakan penelusuran di media

Internet berupa surat kabar online tentang pemberitaan megaproyek di Sulawesi

Tenggara pada tahun 2019. Seperti pada data C1 berikut :

Kepemimpinan Gubernur Sultra H. Ali Mazi, SH dan wakilnya Dr. H. Lukman

Abunawas, SH., M.Si kurun waktu satu periode kepemimpinannya ini (2018-2023)

menarget 3 megaproyek, yang akan menjadi mercusuar pembangunan Sulawesi

Tenggara. Itu diungkapkannya sehari jelang HUT Proklamasi Kemerdekaan RI ke 74

di Rujab Gubernur.

Ketiga proyek tersebut masing-masing; Pembangunan Gedung Perpustakaan

Daerah Modern; pembangunan Rumah Sakit Jantung berskala Internasional dan

peningkatan jalan Kendari-Toronipa.

Pembangunan gedung perpustakaan dalam proses pemancangan tiang dengan

anggaran tahap pertama Rp. 28.208.278.273,92 yang tendernya dimenangkan PT

Bumi Perkasa Sidenreng. Untuk pembangunan Rumah Sakit Internasional, tendernya

dimenangkan PT. Adhi Prima Mandiri Perkasa yang saat ini dalam proses teken

kontrak. Anggaran tahap pertama yang digelontorkan untuk rumah sakit ini sebesar

Rp. 95.637.000.000.00.

Mega proyek berikutnya yakni peningkatan jalan Kendari Toronipa saat ini dalam

masa sanggah, pada tahap pertama dianggarkan Rp 153 miliar.

"Anggarannya yang dibutuhkan sangat besar, sehingga kita tak sekadar mengandalkan

kemampuan APBD. Harus bekerja sama dengan pemerintah pusat. Sebab


169

kepemimpinan Bapak Jokowi-Kalla begitu memberikan kemudahan bagi daerah yang

melakukan lompatan-lompatan pembangunan. Apalagi dana di pemerintah pusat itu

cukup besar dan dapat dimanfaatkan," kata Ali Mazi.

Apakah telah ada bantuan itu? "tergantung gubernurnya, bila tak pandai sinyal akan

mati. Jadi kita harus pandai-pandai," katanya optimis.

Rencana megaproyek ini diapresiasi Ketua DPRD Sultra H. Abdurrahman Saleh.

"Publik menaruh harapan besar kepada beliau berdua untuk memajukan daerah,

mengatasi ketimpangan pembangunan antar kawasan, serta melahirkan prioritas

unggulan daerah berdasar pada visi RPJMD 2018-2023," kata politisi PAN ini.

(Butonmagz.id, di akses Jumat pukul 19.40 tanggal 6 Nofember 2021 pada

https://www.butonmagz.id/2019/08/ali-mazi-target-3-mega-proyek.html)

Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa Ketua DPRD Sultra H.

Abdurrahman Saleh mengapresiasi megaproyek Ali Mazi. Menurutnya, publik

menaruh harapan besar kepada Ali Mazi untuk memajukan daerah, mengatasi

ketimpangan pembangunan antar kawasan, serta melahirkan prioritas unggulan

daerah berdasar pada visi RPJMD 2018-2023.

Wacana tersebut membangun kepercayaan masyarakat terhadap program

pembangunan megaproyek Ali Mazi. Opini yang ada memberikan pemahaman

kepada masyarakat bahwa DPRD Sultra melalui ketuanya H. Abdurrahman Saleh

mendukung program pembangunan megaproyek Ali Mazi sehingga tidak ada

alasan masyarakat tidak mendukungnya.


170

Data C2

Dosen Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Kendari (UMK), Andi

Awaluddin Ma’ruf mengatakan, dalam perspektif kebijakan seharusnya Ali Mazi

mengutamakan lebih dulu janji politiknya yang dikemas dalam visi “Menuju Sultra

Emas”.

Emas sendiri merupakan singkatan dari ekonomi, maju, aman, dan sejahtera,

sehingga anggarannya bisa diarahkan pada visi tersebut. Misalnya, pembangunan

dan perbaikan infrastruktur jalan di Sultra. Itu lebih penting karena dapat dirasakan

manfaatnya secara langsung oleh masyarakat, terutama bagi para petani yang ingin

menjual hasil produksi ke sejumlah daerah di Sultra. Sedangkan mendirikan

gedung 17 lantai ini dianggap tidak akan memberikan dampak terhadap ekonomi

dan kesejahteraan masyarakat. “Keinginan Ali Mazi ini harus benar-benar dikaji

lebih dulu berdasarkan riset benarkah yang menjadi pertimbangannya itu, sehingga

politik anggaran bisa tepat sasaran. Jangan sampai juga ini tiba-tiba muncul dan

bisa menimbulkan perspektif yang tidak-tidak di masyarakat. Istilahnya ada

kongkalikong,” kata Andi, Jumat (6/9/2019).

(Kendari Pos.com, diakses pada Jumat tanggal 6 November 2021 pada pukul 17.35

https://regional.Kendari Pos.com/read/2019/09/09/12501431/setahun-pemerintahan-

gubernur-sultra-klaim-kerja-siang-malam-hingga-dinilai?page=all)

Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa seorang akademisi memberikan


171

pandangan terhadap kebijakan Ali Mazi membangun megaproyek. Menurutnya

kebijakan tersebut perlu dievaluasi karena tidak sesuai dengan janji politiknya yang

tertuang dalam visi “Menuju Sultra Emas”.

Wacana tersebut memunculkan keraguan dimasyarakat mengenai program

pembangunan megaproyek Ali Mazi. Opini yang dikemukakan memberikan

pemahaman kepada masyarakat bahwa masih ada yang lebih prioritas dan menyentuh

langsung sendi perekonomian masyarakat dibanding megaproyek yang dimaksud.

Disebutkan, pembangunan dan perbaikan infrastruktur jalan di Sultra jauh lebih

penting karena dapat dirasakan manfaatnya secara langsung oleh masyarakat, terutama

bagi para petani yang ingin menjual hasil produksi ke sejumlah daerah di Sultra.

Data C3

Gubernur H.Ali Mazi SH, menyampaikan usulan permohonan persetujuan

penganggaran pinjaman  Daerah Tahun Jamak 2019. Usulan tersebut disampaikan

dalam rapat paripurna yang di ruang Aula  Sidang Paripurna Kantor DPRD

Sultra,Senin,(16/9).

Ali Mazi menyampaikan ada tiga  program prioritas yang kini telah masuk

dalam tahap pembangunan 2019 yang dapat diwujudkan jadi prioritas

pembangunan yang  nantinya menjadi salah satu program pendapatan asli daerah.

“Terdapat kurang lebih tiga program unggulan yang harus diwujudkan selama masa

pemerintahan kami, pembangunan jalan akses pariwisata Kendari-Toronipa,

pembangunan Rumah Sakit Jantung bertaraf internasional, serta Pembangunan


172

Perpustakaan Modern," ungkap Ali Mazi dalam sambutannya.

Gubernur Ali Mazi juga mengungkapkan bahwa dalam pengusulan anggaran

tahun jamak tersebut merupakan  bagian amanah dari Perda No 9 Tahun 2019, dimana

hal tersebut  menjadi rencana jangka menengah Daerah Sultra tahun 2018-2023.

"Rencana itu harus segera dituntaskan pada tahun anggaran berikutnya," tegasnya.

Menurut dia, secara formal ketiga program unggulan itu merupakan amanah dari Perda

Nomor 9 tahun 2019 tentang rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi

Sulawesi Tenggara  tahun 2018-2023 yang harus dituntaskan.

Diketahui dalam pembangunan jalan akses Kendari –Toronipa dan Rumah Sakit

Jantung bertaraf internasional saat ini telah masuk dalam proses pembangunan tahap

pertama yang  pendanaannya dialokasikan pada  Anggaran APBD.

Selanjutnya akan didanai melalui pinjaman bersumber dari BUMN  PT.Sarana

Multi Infrastruktur, dengan besaran pinjaman sebesar  Rp.1,195 triliun dengan

pembagian rincian Rp 800 Miliar untuk Akses Jalur Kendari Toronipa, dan Rp 395

Miliar untuk RS Jantung bertaraf internasional.

Ali Mazi juga mengatakan, berkaitan dengan pengusulan anggaran  Tahun Jamak

2019, maka kebutuhan anggaran akses jalur wisata Kendari-Toronipa saat ini

mencapai kurang lebih Rp. 804 Miliar, dengan rincian Rp.800 dari pinjaman daerah

dan RP. 4 miliar bersumber dari  PAD yang akan digunakan untuk supervisi.

Sementara rincian penganggaran tahun 2020 sebesar  Rp.502,5 miliar dan tahun

2021 sebesar Rp.301,5 miliar. Khusus RS Jantung bertaraf Internasional  dengan

kebutuhan anggaran sebesar Rp.397.9 miliar dengan rincian sebesar  Rp.395 miliar
173

bersumber dari pinjaman daerah untuk kebutuhan konstruksi ,dan Rp.2,9 Miliar dari

PAD Daerah untuk kebutuhan supervisi, dengan rincian penganggaran tahun 2020

sebesar Rp.201,5 Miliar dan tahun 2021 Rp.196,4 Miliar.

Sebelumnya dalam jadwal kegiatan hari ini telah dirangkaikan Penyampaian

KUA dan Plafon PPAS APBD  Sultra Tahun 2019. Namun oleh Ketua DPRD

Abdurrahman Saleh kegiatan ini akan dilaksanakan besok malam sekaligus

pembentukan Panitia Khusus nantinya. “Seyogyanya hari ini, tapi kita tunda besok

tanggal 17, terkait pengantar gubernur atas KUA PPAS  tahun 2019 yaitu diagendakan

malam hari. Itu pidato gubernur, setuju," ungkap Abdurrahman usai melaksanakan

RDP ,Senin,(16/9). 

Dalam Rapat Paripurna ini dihadiri pula  Wakil Gubernur Lukman Abunawas,

serta seluruh unsur Forkopimda ,dan unsur  Pimpinan OPD Pemda Sultra,dan juga

Ketua DPRD Abdurahman Saleh,Plt Sekwan Tio Prasetyo,Wakil ketua I dan Wakil

Ketua II,serta 38 Anggota Dewan DPRD Sultra.

(Tabloidskandal.com, diakses pada Jumat tanggal 6 November 2021 pada pukul 18.40

https://www.tabloidskandal.com/lugas/ali-mazi-usulkan-penganggaran-mega-proyek-

tahun-jamak-2019.html)

Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa megaproyek di Sulawesi Tenggara

pada tahun 2019 telah diusulkan pada permohonan persetujuan penganggaran

pinjaman  Daerah Tahun Jamak 2019 pada rapat paripurna DPR dan merupakan 

bagian amanah dari Perda No 9 Tahun 2019, dimana hal tersebut  menjadi rencana
174

jangka menengah Daerah Sultra tahun 2018-2023.

Wacana tersebut menegaskan kepada masyarakat bahwa apa yang dilakukan Ali

Mazi dalam pembangunan megaproyek memiliki dasar hukum. Pembangunan

megaproyek dipahami sebagai program yang berorientasi pada kepentingan

masyarakat karena nantinya akan menjadi sumber pendapatan Asli Daerah. Jadi,

secara teknis, hukum, dan manfaat megaproyek Ali Mazi dapat diterima oleh

masyarakat.

Data C4

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sultra meminta Pemprov Sultra

mengevaluasi ulang mega proyek Ali Mazi yang menelan anggaran fantastis. Sorotan

tersebut mengarah pada tiga mega proyek gubernur yakni pembangunan RS Khusus

Jantung, perpustakaan berskala internasional, dan penanganan jalan wisata jalur

Kendari-Toronipa (Konawe).

Wakil Ketua DPRD Sultra, Muh Endang menyebutkan bahwa sorotan anggaran

mega proyek itu muncul sebagai tindaklanjut dari pernyataan Menteri Dalam Negeri

(Mendagri), Tito Karnavian, soal evaluasi Anggaran Pendapatan Belanja Daerah

(APBD) pemerintah provinsi (Pemprov) se-Indonesia, termasuk di Sulawesi Tenggara

(Sultra).
175

Kepada wartawan, Wakil Ketua DPRD Sultra itu mengatakan, tiga mega proyek

yang menelan anggaran triliunan rupiah dari hasil pinjaman daerah sebesar Rp

1.195.000.000.000. Angka ini cukup besar dan diprediksi boros, sehingga perlu ada

evaluasi.

Seperti proyek pembangunan perpustakaan, menurut Endang, dana proyeknya

sampai miliaran itu sangat tak pantas karena perkembangan teknologi telah merubah

paradigma pengunjung perpustakaan ke arah digitalisasi.

Untuk itu, perpustakaan bukan lagi menjadi bangunan atau gedung penyimpanan

buku serta tempat yang eksklusif, tetapi lebih ke pemanfaatan teknologi, sehingga

kebutuhan informasi pengunjung perpustakaan bisa didapatkan tanpa harus

berkunjung langsung ke perpustakaan.

“Kami berharap, kiranya era ini lebih tepat melakukan support digitalisasi yang

ada menuju E-Library atau pembangunan digitalisasi, sehingga lebih bermanfaat dan

efisien dari sisi anggaran, sehingga proyek yang menelan anggaran Rp 94.000.000.000

itu harus ditinjau kembali,” ujarnya, Selasa (29/10/2019).

Kemudian mega proyek lainnya seperti pembangunan jalan akses pariwisata

Kendari – Toronipa yang menelan anggaran Rp804.000.000.000, lanjut Ketua DPD

Partai Demokrat Sultra ini, juga perlu dilakukan evaluasi.


176

Meskipun diakuinya dalam pembangunan infrastruktur jalan pada khususnya

penting dilakukan, tetapi juga perlu dipertimbangkan skala prioritasnya, apalagi

dengan serapan anggaran yang sangat besar.

Dengan anggaran fantastis seperti itu, menurutnya hanya ada pemborosan

anggaran. Karenanya kata politisi Demokrat ini, masih banyak infrastruktur jalan yang

perlu di diperbaiki karena mengalami kerusakan yang sangat berat.

Contohnya beber dia seperti di Kabupaten Muna tepatnya di Lakapera, Lalembuu

Konawe Selatan, Buton Selatan dan daerah lainnya.

“Kalau jalan-jalan yang saya sebutkan tadi dijadikan prioritas, justru akan lebih

bermanfaat dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, ketimbang akses Kendari-

Toronipa. Kalau pun mau dibangun untuk kebutuhan akses ke obyek pariwisata,

seyogyanya tidak menelan anggaran fantastis hingga triliunan rupiah,” terangnya.

Kemudian proyek pembangunan rumah sakit jantung bertaraf internasional itu,

dikatakannya tingkat urgensinya belum menjadi prioritas. Pertimbangannya ada

beberapa hal seperti kesiapan sumber daya manusianya dan fasilitasnya akan tersendat,

karena belum memadai.

“Justru, bagi kami akan lebih sepakat, jika Pemprov Sultra memaksimalkan

kualitas layanan RSUD Bahteramas. Karena di RSUD Bahteramas itu baru dua dokter
177

spesialisnya yang khusus menangani jantung, kenapa bukan itu saja yang

ditingkatkan,” tutupnya.

(Detiksultra.com, di akses Jumat pukul 17.15 tanggal 6 Nofember 2021 pada

https://detiksultra.com/headline/dprd-sultra-soroti-tiga-mega-proyek-ali-mazi/)

Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

(DPRD) Sultra meminta Pemprov Sultra mengevaluasi ulang mega proyek Ali Mazi

yang menelan anggaran yang begitu besar. Wakil Ketua DPRD Sultra, Muh Endang

menyebutkan bahwa evaluasi anggaran megaproyek itu muncul sebagai tindak lanjut

dari pernyataan Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian, soal evaluasi

Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) pemerintah provinsi (Pemprov) se-

Indonesia, termasuk di Sulawesi Tenggara.

Wacana tersebut membuat masyarakat mempertanyakan urgensi megaproyek Ali

Mazi dari segi pendanaan dan manfaatnya. Opini yang dikemukakan cukup beralasan.

Misalnya, proyek pembangunan perpustakaan dana proyeknya sampai miliaran sangat

tak pantas karena perkembangan teknologi telah mengubah paradigma pengunjung

perpustakaan ke arah digitalisasi. Kemudian mega proyek lainnya seperti

pembangunan jalan akses pariwisata Kendari–Toronipa, kenyataannya masih banyak

jalan nasional yang perlu diperbaiki untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Kemudian proyek pembangunan rumah sakit jantung bertaraf internasional urgensinya

belum menjadi prioritas. Pertimbangannya ada beberapa hal seperti kesiapan sumber
178

daya manusianya dan fasilitasnya akan tersendat, karena belum memadai. Opini yang

ada, semakin mempertegas bahwa megaproyek Ali Mazi perlu dievaluasi.

DATA C5

Aksi pemblokiran jalan di wilayah Sulawesi Tenggara hampir terdengar di

berbagai daerah. Mulai dari Kota Kendari, Kabupaten Muna dan Konawe Selatan.

Warga melakukan aksi itu, sebagai bentuk protes agar jalan rusak di daerah mereka

segera diperbaiki.

Namun aksi protes penduduk Bumi Anoa ini tidak menjadi perhatian Pemerintah

Provinsi. Jalan-jalan rusak yang ada di berbagai Kabupaten, tak kunjung diperbaiki.

Gubernur Sultra, Ali Mazi, sepertinya lebih fokus memperhatikan tiga mega

proyeknya, yakni pembangunan rumah sakit jantung, perpustakaan internasional dan

jalan toronipa yang menelan anggaran hingga lebih dari 1 Triliun rupiah.

Tidak kunjung diperbaikinya jalan rusak ini, membuat Aliansi Pemuda dan

Pelajar (AP2) Sulawesi Tenggara (Sultra) melakukan aksi unjukrasa di gedung

Sekretariat DPRD Sultra, Senin (15/11/2021). Salah satu tuntutannya, mereka

meminta Gubernur Ali Mazi segera melakukan perbaikan jalan rusak di poros Raha

(Kabupaten Muna) – Lakapera (Buton Tengah). “Ali Mazi lebih fokus mengurus mega

proyeknya dari pada jalan rusak di Muna,” kata Hasanuddin, perwakilan pengunjuk

rasa.
179

Menurut Hasanuddin, masyarakat di Muna khususnya di Kecamatan Parigi dan

Kabawo, sudah lama merasakan penderitaan yang cukup lama saat melewati jalan

rusak di dua kecamatan itu, yakni di Desa Bea dan Wakumoro. Namun parahnya,

dengan kondisi yang sangat memprihatinkan itu, hingga menjelang akhir tahun 2021

ini, belum juga dilakukan perbaikan. “Makanya kami datang di gedung DPRD ini

untuk meminta kejelasan dewan,” sambungnya. Menurut Hasan, jalan rusak di

Kabupaten Muna panjangnya hanya sekitar 6 kilo. Perbaikan jalan ini bahkan telah

dianggarkan dalam APBD Perubahan 2021 dengan nilai Rp 6 Miliar lebih. Tidak

hanya itu, pekerjaan jalan ini sudah ditenderkan dengan pemenangnya CV.Cipta

Barakati. Namun anehnya, proyek ini dibatalkan namun belakangan justru dibatalkan

oleh Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Sultra. “Kami minta DPRD untuk

melakukan klarifikasi terkait pembatalan ini,” kata Fardin, pengunjuk rasa lainnya.

Aksi demo AP2 ini ditemui Sekretaris Komisi 3 DPRD Sultra, Abdul Salam

Sahadia dan dua anggota dewan La Ode Frebi Rifai dan Syahrul. “Kami baru

mengetahui jika ada pembatalan,” kata Salam Sahadia. Politisi Partai Demokrat ini

menambahkan, dewan tidak tahu jika ada pembatalan lelang yang telah dimenangkan

salah satu rekanan terhadap pekerjaan jalan Poros Raha-Lakapera. Dia pun berjanji

dihadapan masa AP2 akan segera memanggil Dinas Bina Marga untuk dilakukan

dengar pendapat terkait masalah ini. “Kami akan segera melakukan pemanggilan

instansi terkait,” kata Salam Sahadia.


180

Sementara Frebi Rifai mengdukung rapat dengar pendapat terkait rencana

pembatalan proyek jalan Raha-Lakapera. Dia pun meminta jika rapat dengar pendapat

ini digelar, anggota DPRD dari dapil Muna, Muna Barat dan Buton Utara juga turut

dilibatkan. “Kami mendukung hearing ini, dan saya minta dilakukan dengan terbuka,

karena informasi rencana pembatalan ini sudah tesebar dimana-mana,” ungkap Politisi

Partai Demokrat Indonesia Perjuangan ini.

Terkait tudingan gubernur yang lebih memperhatikan salah satu dari tiga mega

proyek itu, yakni pembangunan jalan Toronipa, wartawan lenterasultra.com, pernah

melakukan konfirmasi kepada Ridwan Badala. Saat itu, kepala Dinas Kominfo Sultra

ini membantah jika gubernur tidak memperhatikan jalan rusak, terutama di jalan

Brigjen Katamso, depan SMA 5 Kendari. Sementara saat dikonfirmasi tudingan serupa

kepada gubernur sehingga tidak memperhatikan jalan rusak, di Muna, Ridwan Badalla

belum memberikan konfirmasi hingga berita ini ditayangkan.

(Lenterasultra.com,https://lenterasultra.com/blog/2021/11/16/ali-mazi-pilih-kasih-

fokus-urus-tiga-mega-proyek-dibandingkan-jalan-rusak-6-kilo-di-muna/ di akses 4

Januari 2021 pukul 13.40).

Data tersebut memaparkan bahwa Ali Mazi lebih mementingkan pembangunan

ketiga megaproyeknya dibanding memperhatikan Jalan Nasional di Sulawesi Tenggara

yang keadannya sangat memprihatinkan. Kondisi ini membuat mahasiswa yang

tergabung dalam Aliansi Pemuda dan Pelajar (AP2) Sulawesi Tenggara melakukan
181

aksi unjukrasa di gedung Sekretariat DPRD Sultra, melalui perwakilannya Hasanuddin

menuntut perbaikan jalan poros Raha-Lakapera yang panjangnya sekitar 6 km.

Wacana tersebut dapat memunculkan empati masyarakat kepada mahasiswa dan

pihak-pihak lain yang mendukung pergerakan mahasiswa mengingat yang

diperjuangkan mahasiswa benar-benar menyangkut kepentinga masyarakat yang lebih

luas. Perbaikan Jalan Nasional kiranya mendapat skala proritas pemerintah Sulawesi

tenggara namun fakta berkata lain hingga akhir tahun 2021 Jalan Nasional tersebut

belum kunjung diperbaiki. Kondisi ini tentunya akan membuat masyarakat bersikap

antipati terhadap pemerintah Sulawesi Tenggara yang lebih mementingkan

pembengunan megaproyeknya.

Data C6

Karya pembangunan spektakuler Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Ali Mazi

dan Wakil Gubernur Sultra Lukman Abunawas (Aman) memukau staf khusus

Presiden RI bidang inovasi dan milenial, Gracia Josaphat Jobel Mambrasar. Terlontar

pujian dari pria yang karib disapa Billy itu usai menyaksikan maha karya duet Aman,

seperti pembangunan jalan pariwisata Kendari–Toronipa, perpustakaan regional

modern, dan Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah (RSJPD).

Tiga mega proyek duet Ali Mazi-Lukman Abunawas (Aman) itu akan menggema

di Istana Negara. Staf khusus (Stafsus) Presiden, Gracia Josaphat Jobel Mambrasar

akan melaporkan kepada Presiden Jokowi di Istana Negara. “Saya akan laporkan
182

progres pembangunan seluruh program prioritas dan program pembangunan lainnya

ini kepada Presiden Joko Widodo dalam rapat khusus yang diagendakan setiap pekan

di Istana Negara. Saya yakin Presiden Jokowi akan mendukung sepenuhnya visi besar

dan terukur seperti ini,” ujar Billy Mambrasar saat jamuan bersama Gubernur Sultra,

Ali Mazi, Selasa (3/11) malam.

Staf Khusus Presiden RI, Billy Mambrasar melakukan kunjungan kerja ke Sultra

bersama 11 staf dari Kantor Staf Khusus Presiden dan tiga staf dari Sekretaris Kabinet

(Seskab) Indonesia Maju serta Budi Irawan dari Ditjen Otoda Kemendagri.

Di hadapan Gubernur Sultra, Ali Mazi, staf khusus Presiden RI, Billy Mambrasar

mengaku takjub dengan metode kawasan terintegrasi dan sinergis yang diterapkan

Gubernur Ali Mazi dalam pembangunan Sultra. Dengan metode seperti ini, seluruh

wilayah Sultra akan menerima dampak dari pembangunan. Menurutnya, metode

kawasan terintegrasi dan sinergis itu tidak memutus pembangunan yang telah

dilakukan oleh para gubernur Sultra sebelumnya.

Bahkan Billy memuji langkah cepat, tepat dan terukur Gubernur Ali Mazi

membangun RS Jantung dan Pembuluh Darah yang akan menjadi rumah sakit rujukan

untuk kawasan Indonesia bagian Timur. Keberadaan RSJPD Sultra itu akan

memangkas jarak dan memudahkan masyarakat Indonesia Timur untuk mengakses

pengobatan jantung dan pembuluh darah yang tidak perlu jauh sampai ke Jakarta atau

Singapura.
183

Billy juga merasa senang dengan konsep perpustakaan modern yang diadopsi dan

dikembangkan Gubernur Ali Mazi dari dua universitas ternama di Amerika Serikat.

“Perpustakan seperti itu akan menjadi ekosistem milenial dan mudah menggiring

generasi milenial membuka diri pada ilmu pengetahuan yang nantinya mereka

butuhkan untuk mengakses lapangan kerja informal dan kewirausahaan,” ungkap Billy

di hadapan Gubernur Sultra Aki Mazi yang didampingi Sekda Provinsi Sultra, Nur

Endang Abbas, Kepala Dinas Dikbud Sultra Asrun Lio, dan sejumlah pejabat Pemprov

Sultra lainnya.

Sebelumnya, Gubernur Sultra Ali Mazi memaparkan program pembangunannya

yang sesungguhnya searah dengan program-program pembangunan Presiden Joko

Widodo, khususnya pembangunan kepariwisataan dan pengembangan jaringan

transportasi. Serta sektor ketahanan pangan (perikanan, pertanian, dan perkebunan).

Pada sektor pariwisata, Gubernur Sultra Ali Mazi menyampaikan progres

pembangunan jalan pariwisata Kendari–Toronipa, perpustakaan regional modern, dan

Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah (RSJPD). Seluruh pembangunan itu

menyerap sumber dana APBD, APBN dan pinjaman RIDF (Dana Pengembangan

Infrastruktur Daerah).

Gubernur Sultra Ali Mazi menjelaskan, kawasan pariwisata Toronipa akan

dibangun dalam beberapa klaster dan menjadi penghubung bagi kawasan pariwisata

unggulan Sultra lainnya, seperti Labengki (Konut) dan Wakatobi.


184

Selanjutnya, pembangunan perpustakaan regional modern Sultra mengadopsi

konsep dan manajemen Boston Public Library dan Harvard Library University (USA)

yang menjadikan perpustakaan sebagai pusat wisata literasi modern. Selain itu, RSJPD

Sultra yang sedang menjalani pembangunan tahap keduanya. “Rumah Sakit Jantung

ini akan menjadi rumah sakit jantung kedua di Indonesia, setelah RS Jantung Harapan

Kita di Jakarta, ” ujar Ali Mazi.

Gubernur Sultra dua periode itu menjelaskan RS Jantung dan pembuluh darah

Sultra ini nantinya menjadi rumah sakit rujukan jantung dan pembuluh darah di

Indonesia bagian Timur. Bahkan RSJPD Sultra telah menjalin kerja sama dengan salah

satu Rumah Sakit Jantung di Jerman.

Gubernur Ali Mazi menambahkan, untuk program mitigasi bencana, akan

memindahkan posisi Pasarwajo, ibu kota Kabupaten Buton ke zona yang lebih tinggi

dengan luasan awal 30 hektare. “Pemindahan seluruh kota Pasarwajo ini untuk

mengantisipasi bencana Tsunami yang pernah menghantam kota pesisir ini pada tahun

1999,” ungkapnya.

Gubernur Ali Mazi, melalui Stafsus Presiden RI bidang Inovasi dan Milenial,

Billy Mambrasar, menitipkan salam dan terimakasih sebesar-besarnya kepada Presiden

Joko Widodo yang telah menaruh perhatian pada pembangunan Provinsi Sulawesi

Tenggara.
185

KendariPos.com. https://kendaripos.co.id/2020/11/mega-proyek-aman-sampai-di-

istana-negara-stafsus-presiden-puji-ali-mazi/ di akses 4 januari 2021 pukul 14.05.

Data tersebut berisi informasi mengenai pujian Staf Khusus Presiden RI, Billy

Mambrasar saat melakukan kunjungan kerja ke Sultra. Ia takjub dengan metode

kawasan terintegrasi dan sinergis yang diterapkan Gubernur Ali Mazi dalam

pembangunan Sultra. Dengan metode seperti ini seluruh wilayah Sultra akan

menerima dampak dari pembangunan. Menurutnya, metode kawasan terintegrasi dan

sinergis seperti ini juga tidak memutus pembangunan yang telah dilakukan oleh para

gubernur Sultra sebelumnya. Ia akan melaporkan progres pembangunan seluruh

program prioritas dan program pembangunan lainnya ini kepada Presiden Joko

Widodo dalam rapat khusus yang diagendakan setiap pekan di Istana Negara dan

memiliki keyakinan Presiden Jokowi akan mendukung sepenuhnya visi besar dan

terukur seperti ini,

Wacana tersebut akan memberikan citra yang baik buat pemerintah Provinsi

Sulawesi Tenggara. Pembangunan yang dilakukan pemerintah seolah-olah sudah

berhasil dan sesuai harapan masyarakat Sulawesi Tenggara karena mendapat apresiasi

dari Staf Khusus Presiden RI. Bentuk aparesiasi dari seorang Staf Kepresidenan tentu

memberikan efek legitimasi secara sosial dan politik kepada pemerintah Provinsi

Sulawesi Tenggara dan pastinya akan mempengaruhi pemikiran masyarakat. Oleh

karena itu, wacana ini juga berfungsi sebagai penepis isu miring terhadap

pembangunan megaproyek yang tengah dijalankan pemerintah Provinsi Sulawesi


186

tenggara sehingga secara tidak langsung akan mempengaruhi pemikiran masrakaat

untuk tidak mempermasalahkan pembangunan megaproyek tersebut.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis menganalisis permasalahan yang ada pada ketujuh tajuk

rencana Kendari Pos dan pemberitaan media lain mengenai megaproyek di


187

Sulawesi Tenggara pada tahun 2019 dengan menggunakan kerangka analisis van

Dijk, maka penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Struktur teks dan strategi wacana yang dipakai Kendari Pos dalam tajuk

rencana pada pemberitaan megaproyek di Sulawesi Tenggara pada tahun

2019 lebih mendukung program megaproyek Gubernur Provinsi Sulawesi

Tenggara pada tahun 2019 dibanding mengkritisinya. Pada Akhirnya

pembaca diminta menilai dan menyimpulkan sendiri, Kendari Pos tidak mau

terjebak dalam kesimpulannya sendiri.

2. Proses produksi teks Kendari Pos dalam tajuk rencana pada pemberitaan

megaproyek di Sulawesi Tenggara pada tahun 2019 yang melibatkan kognisi

individu wartawan berdasarkan hasil wawancara dengan pimpinan redaksi

Kendari Pos diketahui bahwa penulisan tajuk rencana mengenai megaproyek

di Sulawesi Tenggara pada tahun 2019 merupakan wujud respon terhadap

wacana yang berkembang dimasyarakat terkait pro-kontra pembangunan

megaproyek tersebut. Kendari Pos menjembatani aspirasi masyarakat

sekaligus memberikan pandangan dan masukan demi kepentingan masyarakat

yang lebih luas.

3. Wacana yang berkembang dalam masyarakat proses produksi dan reproduksi

terkait tajuk rencana pemberitaan megaproyek di Sulawesi Tenggara pada

tahun 2019 berdasarkan hasil penelusuran beberapa surat kabar online di


188

internet mengenai wacana yang berkembang di masyarakat terkait

megaproyek di Sulawesi Tenggara pada tahun 2019 diketahui bahwa

masyarakat memiliki pandangan yang berbeda-beda. Ada sebagian yang

mendukung dan ada sebagian yang menentang pembangunan megaproyek di

Sulawesi Tenggara pada tahun 2019.

B. Saran

Setelah menganalisis dan menyimpulkan mengenai tajuk rancana Kendari

Pos yang membahas megaproyek di Sulawesi Tenggara pada tahun 2019 penulis

memiliki saran sebagai berikut :

1. Megaproyek di Sulawesi Tenggara pada tahun 2019 merupakan proyek besar

pemerintah yang harus tetap dikawal oleh media terkhusus untuk Kendari Pos

dalam setiap proses pembangunannya.


189

2. Kendari Pos hendaknya memberitakan megaproyek di Sulawesi Tenggara

pada tahun 2019 secara berimbang dan aspirasi masyarakat terus digaungkan

karena megaproyek tersebut akan berdampak pada kepentingan masyarakat

yang lebih luas.

3. Kepada pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara, semoga megaproyek

Gubernur dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan harapan masyarakat

Sulawesi Tenggara.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.


Jakarta: PT Rineka Cipta.

Badara, Aris. 2013. Analisis Wacana: Teori, Metode, dan Penerapannya pada Wacana
Media. Jakarta: Prenadamedia Group.

Berger, Peter L. dan Thomas Luckmannn. 1990. Tafsir Sosial Atas Kenyataan : Risalah
tentang sosiologi pengetahuan. Penerjemah Hasan Basari. Jakarta: LP3ES.

Bungin, Burhan. 2007. Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana.


190

Bungin, Burhan. 2017. Konstruksi Sosial Media Massa. Jakarta: Prenadamedia Group.

Darma, Yoce Aliah. 2014. Analisis Wacana Kritis dalam Multi Perspektif. Bandung:
Refika Aditama.

Djuroto,Totok. 2002. Manajemen Penerbitan Pers. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Effendy, Onong Uchjana. 2001. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : Remaja
Rosdakarya.

Eriyanto. 2011. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: LKiS.

Fachrudin, Andi. 2012. Dasar-dasar Produksi Televisi: Produksi Berita, Feature, Laporan
Investigasi, Dokumenter, dan Teknik Editing. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.

Gunadi, Y.S dan Herfan, Djiny. 1998. Himpunan Istilah Komunikasi. Jakarta: Grasindo.

Haryatmoko. 2016. Critical Discourse Analysis (Analisa Wacana Kritis) Landasan Teori,
Metodologi dan Penerapan. Jakarta: RajaGrafindo Perkasa.

Hiban, Hasanudin Ibnu. 2006. Artikel Industri Koran dan Majalah di Indonesia. Jakarta:
Gramedia.

Gunadi, Y.S dan Herfan, Djiny. 1998. Himpunan Istilah Komunikasi. Jakarta: Grasindo.

Junaedhie, Kurniawan. 1995. Rahasia Dapur Majalah di Indonesia. Jakarta: Gramedia.

Kridalaksana,Harimukti.1984. Leksikon Komunikasi. Jakarta: PT.Pradnya Paramita.

McQuail, Denis. 1996. Teori Komunikasi Masssa : Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga.

Moleong, Lexy J.1997. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda


Karya, Cetakan Kedelapan.

Muis, A. 1996. Kontorversi Sekitar Kebebasan Pers : Bunga Rampai Masalah komunikasi,
Jurnalistik. Jakarta : PT.Mario Grafika.

Mulyana, Deddy. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru, Ilmu


Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: Rosdakarya.

Pateda, Mansur. 1994. Sosiolinguistik. Bandung: Angkasa.


191

R. Ngangi, Charles. 2011. Konstruksi Sosial dalam Realitas Sosial. ASE.Volume7 Nomor
2. https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jisep/article/view/85. (31 Agustus 2021)

Santoso, Puji. 2016. Konstruksi Sosial Media Massa. Al-Balagh. Volume 1 Nomor 1.
http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/balagh/article/view/505/405. (4 Januari 2021)

Setiati, Eni. 2005. Ragam Jurnalistik Baru dalam Pemberitaan. Yogyakarta: ANDI.

Sobur, Alex2001. Analisis Teks Media. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Sobur, Alex. 2006. Analisis Teks Media Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana,
Semiotik, dan Analisis Framing. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

Sumadiria, AS Haris. 2005. Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature. Bandung:
Simbiosa Rekatama Media.

Tebba, Sudirman. 2005. Jurnalistik Baru. Ciputat: Kalam Indonesia.

Usman, Husaini dkk, 2008. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.

Wahab, Abdul. 2019. Analisis Wacana Kritis pada Pemberitaan kumparan.com dan
ArrahmahNews.com tentang Penolakan Pengajian Khalid Basalamah di Sidoarjo,
Jawa Timur,”Program Studi Pasca Sarjana Komunikasi dan Penyiaran Islam
Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Hidayatullah:
Jakarta.

Yoce Aliah Darma. 2014. Analisis Wacana Kritis dalam Multiperspektif. Bandung: Revika
Aditama.

Zuldafriad. 2013. Penelitian Kualitatif. Surakarta: Yusna Pustaka.

Butonmagz.id, https://www.butonmagz.id/2019/08/ali-mazi-target-3-mega-proyek.html di
akses Jumat pukul 19.40 tanggal 6 Nofember 2021 pada.

Detiksultra.com.https://detiksultra.com/headline/dprd-sultra-soroti-tiga-mega-proyek-ali-
mazi/) di akses Jumat pukul 17.15 tanggal 6 Nofember 2021.

KendariPos.com.https://regional.KendariPos.com/read/2019/09/09/12501431/
setahunpemerintahan-gubernur-sultra-klaim-kerja-siang-malam-hingga-dinilai?page=all
diakses pada Jumat tanggal 6 November 2021 pada pukul 17.35.

KendariPos.com. https://kendaripos.co.id/2020/11/mega-proyek-aman-sampai-di-istana-
negara-stafsus-presiden-puji-ali-mazi/ di akses 4 januari 2021 pukul 14.05.
192

Lenterasultra.com, https://lenterasultra.com/blog/2019/07/28/mega-proyek-gubernur-ali-
mazi-sedot-apbd-ratusan-miliar/ di akses 5 Nofember 2021 pukul 17.13.
Lenterasultra.com, https://lenterasultra.com/blog/2021/11/16/ali-mazi-pilih-kasih-fokus-
urus-tiga-mega-proyek-dibandingkan-jalan-rusak-6-kilo-di-muna/ di akses 4 Januari 2021
pukul 13.40.

Tabloidskandal.com.https://www.tabloidskandal.com/lugas/ali-mazi-usulkan-
penganggaran-mega-proyek-tahun-jamak-2019.html diakses pada Jumat tanggal 6
November 2021 pada pukul 18.40.

LAMPIRAN
193
194

Anda mungkin juga menyukai