Anda di halaman 1dari 9

TUGAS 1

NAMA : LA ALI
NIM : 041408245
MATA KULIAH : PERILAKU ORGANISASI

A. PENDAHULUAN

Indonesia, salah satu negara terdampak Covid-19 diantara ratusan negara lainnya. Kondisi
turbulensi, semua nya serba tidak pasti, dan hal yang direncanakan rasanya tidak mungkin
dieksekusi.
situasi pandemi ini lebih mengerikan daripada krisis-krisis yang telah terjadi pada
masa-masa sebelumnya. Tidak hanya itu, sampai hari inipun pasien terdampak Covid-19
masih terus bertambah. Hal ini juga yang menimbulkan keraguan, apakah sekarang Indonesia
memang sudah memasuki fase new normal atau justru sebenarnya masih dalam fase pandemi
yang belum usai. strategi yang secara umum harusnya diambil oleh masing-masing organisasi
yaitu strategi survive demi keefisiensian perusahaan dan pasti dibarengi dengan penyesuaian-
penyesuaian internal.
Organisasi saat ini perlu menyadarkan anggota mengenai sense of crisis. Hal ini
dikarenakan kita yang ada dalam organisasi ini merupakan satu kesatuan. Oleh karena itu,
harus bergandeng bersama demi menemukan strategi yang tepat,
Dalam organisasi, saat ini sangat penting memiliki pemimpin yang kreatif dan
visioner. Mereka harus jeli dalam melihat peluang. Dapat dibuktikan dengan adanya
diversifikasi dan inovasi agar organisasi dapat bangkit dari keterpurukan.
Mengenai resiliensi organisasi, pemimpin dituntut untuk memiliki mindset yang bagus
dalam mempertahankan organisasi terkait dengan teori BCM (Business Continuity
Management) organisasi membuat rencana bagaimana sebuah bisnis melalui masa krisis.
Dengan ini harus membuat planning dan mengidentifikasi aset yang mana semuanya harus
dikomunikasikan dengan pemangku kepentingan”.   
UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan menengah) sendiri hingga saat ini berkontribusi
besar dengan memiliki persentase 60% sumbangan bagi Indonesia. Maka dari itu, UMKM
perlu didukung penuh dengan mendorong mereka agar lebih fleksibel dan dapat
memanfaatkan teknologi dengan baik. Salah satu dukungan dari Universitas Islam Indonesia
bagi UMKM dalam membantu mereka untuk tetap survive dikala situasi yang tidak pasti
yaitu dengan membangun sebuah marketplace bernama “Warung Rakyat UII” yang
mempertemukan antara pedagang-pedagang kecil di Yogyakarta dengan para konsumen. 
Pemerintah juga harus mengalokasikan dana dengan tepat dan beri kontribusi positif bagi
masyarakat dengan bentuk pelatihan sehingga pertumbuhan perekonomian segera pulih
dengan cepat.

B. TUJUAN PENULISAN

Untuk mengetahui dan menganalisis apa yang harus dilakukan organisasi untuk
menghadapi pandemi covid-19 dengan konsep dan teori 

C. KAJIAN TEORI
Menurut Polak (1976) dan Soekanto (1986) yang disebut suatu organisasi adalah
suatu kelompok yang sengaja dibentuk atau dibuatkan struktur, yang mengatur hubungan
satu sama lain dari sejumlah orang untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Yang
dimaksud dengan struktur adalah suatu susunan dari pola antar hubungan intern yang
agak stabil. Sebuah struktur ini terdiri atas: (1) suatu rangkaian status-status atau
kedudukan para anggotanya; (2) peranan-peranan yang berkaitan dengan status-status
itu; dan (3) unsur-unsur kebudayaan seperti nilai, norma, dan model yang
mempertahankan, membenarkan, dan mengagungkan struktur.
Pengertian organisasi menurut Sutarto (1993) berdasarkan kajiannya terhadap
sejumlah definisi yang dikemukakan para ahli dapat dikelompokkan menjadi 3 macam,
yaitu: 1. Sebagai sekumpulan orang; 2. Sebagai proses pembagian kerja; 3. Sebagai
sistem kerjasama, sistem hubungan atau sistem sosial. Sutarto dengan mengacu kepada
pendapat The Liang Gie mengemukakan bahwa organisasi bukanlah sekumpulan orang
dan bukan pula sekedar pembagian kerja, tetapi lebih sebagai sistem kerjasama, sistem
hubungan, sistem sosial, sehingga organisasi dapat didefinisikan sebagai “sistem saling
pengaruh antar orang dalam kelompok yang bekerjasama untuk mencapai tujuan
tertentu”. Sedangkan yang dimaksud dengan Organisasi masyarakat, adalah perkumpulan
sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak
berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam
pembangunan bangsa dan negara. Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama,
manusia membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak
dapat mereka capai sendiri. Ada dua istilah yang digunakan, yaitu “social institution” dan
“lembaga kemasyarakatan”. Antropolog mengislahkan “social intitution” (penekanan
sistem nilainya) Sosiolog mengistilahkan lembaga kemasyarakatan atau lembaga sosial
(menekankan sistem norma yang memiliki bentuk dan yang abstrak) Awalnya lembaga
sosial terbentuk dari norma-norma yang dianggap penting dalam hidup bermasyarakatan.
Terbentuknya lembaga sosial berawal dari individu yang saling membutuhkan, kemudian
timbul aturan-aturan yang disebut dengan norma kemasyarakatan. Lembaga sosial sering
juga dikatakan sebagai sebagai Pranata sosial. Lembaga sosial merupakan tata cara yg
telah diciptakan untuk mengatur hubungan antar manusia dalam sebuah wadah yang
disebut dengan Asosiasi. Asosiasi memiliki seperangkat aturan, tata tertib, anggota dan
tujuan ciri-ciri organisasi sosial
• Formalitas, menunjuk kepada adanya perumusan tertulis daripada peraturanperaturan,
ketetapan-ketetapan, prosedur, kebijaksanaan, tujuan, strategi, dan yang lainnya
• Hierarkhi, menunjuk pada adanya suatu pola kekuasaan dan wewenang yang berbentuk
piramida.
• Besarnya dan Kompleksnya, memiliki banyak anggota sehingga hubungan sosial antar
anggota tidak langsung (impersonal)
• Rumusan batas-batas operasionalnya (organisasi) jelas
• Memiliki identitas yang jelas.
• Keanggotaan formal, status dan peran yang jelas sehingga berwujud kongkrit. Menurut
Berelson dan Steiner(1964:55) sebuah organisasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
• Formalitas, merupakan ciri organisasi sosial yang menunjuk kepada adanya perumusan
tertulis daripada peratutan-peraturan, ketetapan-ketetapan, prosedur, kebijaksanaan,
tujuan, strategi, dan seterusnya.
• Hierarkhi, merupakan ciri organisasi yang menunjuk pada adanya suatu pola kekuasaan
dan wewenang yang berbentuk piramida, artinya ada orang-orang tertentu yang memiliki
kedudukan dan kekuasaan serta wewenang yang lebih tinggi daripada anggota biasa pada
organisasi tersebut.
• Besarnya dan Kompleksnya, dalam hal ini pada umumnya organisasi sosial memiliki
banyak anggota sehingga hubungan sosial antar anggota adalah tidak langsung
(impersonal), gejala ini biasanya dikenal dengan gejala “birokrasi”.

Lamanya (duration), menunjuk pada diri bahwa eksistensi suatu organisasi lebih lama
daripada keanggotaan orang-orang dalam organisasi itu. Organisasi sosial, memiliki beberapa
ciri lain yang berhubungan dengan keberadaan organisasi itu. Di antaranya adalah:
a. Rumusan batas-batas operasionalnya(organisasi) jelas. Seperti yang telah dibicarakan
diatas, organisasi akan mengutamakan pencapaian tujuan-tujuan berdasarkan
keputusan yang telah disepakati bersama. Dalam hal ini, kegiatan operasional sebuah
organisasi dibatasi oleh ketetapan yang mengikat berdasarkan kepentingan bersama,
sekaligus memenuhi aspirasi anggotanya.
b. Memiliki identitas yang jelas. Organisasi akan cepat diakui oleh masyarakat
sekelilingnya apabila memiliki identitas yang jelas. Identitas berkaitan dengan
informasi mengenai organisasi, tujuan pembentukan organisasi, maupun tempat
organisasi itu berdiri, dan lain sebagainya.
c. Keanggotaan formal, status dan peran. Pada setiap anggotanya memiliki peran serta
tugas masing masing sesuai dengan batasan yang telah disepakati bersama.
D. PEMBAHASAN

Pandemi Covid-19 yang melanda dunia pada awal tahun 2020 telah memberikan dampak
yang luar biasa terhadap berbagai aspek kehidupan. Tidak hanya terkait kesehatan, pandemi
ini juga telah memberi imbas pada aspek ekonomi, pendidikan, sosial budaya, bahkan
keamanan suatu negara. Diketahui sejak 02 Maret 2020, kemunculan Covid-19 di Indonesia
juga telah memberikan dampak khususnya pada aspek ekonomi, sosial, dan tentunya
kesehatan. Tantangan berat tidak hanya dihadapi pemerintah namun juga dirasakan langsung
oleh masyarakat. Semakin meningginya jumlah penderita yang terjangkit positif Covid-19
dari hari ke hari telah memacu semua lini melakukan aksi nyata untuk menanggulanginya.
Dampak pandemi yang dirasakan oleh masyarakat tidak hanya terfokus pada lini
kesehatan semata namun juga soal ekonomi terutama pada pemenuhan kebutuhan hidup
masyarakat. Masyarakat tidak dapat mencari nafkah seperti biasanya sehingga
penghasilannya menurun bahkan tidak jarang mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK).
Masyarakat yang terdampak langsung merupakan mereka yang mengandalkan pendapatan
harian seperti tukang ojek, sopir angkutan umum, toko-toko, dan pedagang kaki lima.
Dampak dari hilangnya mata pencaharian untuk mencari nafkah ini sangat berpengaruh bagi
keluarga karena digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kesulitan ekonomi membuat
beberapa keluarga tidak dapat memenuhi kebutuhan utama mereka seperti makan maupun
kebutuhan harian rutin lainnya.  Beberapa kebijakan telah diambil pemerintah dalam rangka
mengurangi penularan virus Covid-19 maupun meningkatkan kemampuan masyarakat.
Pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), penetapan zona kewilayahan
kategori terdampak, kampanye massif perihal adaptasi kebiasaan baru (AKB) seperti
penggunaan masker, jaga jarak, dan tetap berdiam diri di rumah (stay at home) menjadi opsi
utama. Lamanya masa pandemi juga akhirnya memaksa pemerintah turut menskenario
penggunaan anggaran negara yang lebih besar dalam menangani covid-19 maupun dampak
yang ditimbulkan.
Aspek lain yang terlihat, kejadian luar biasa pandemi ini telah memantik partisipasi
aktif dari masing-masing unsur yang ada, baik pemerintahan, lembaga swadaya masyarakat,
maupun warga secara pribadi. Masing-masing lini berupaya memberikan sumbangsih sesuai
dengan kemampuan dan kapasitas yang dimiliki baik pemikiran, fisik, hingga materi. Sebagai
bagian dari lembaga yang hadir ditengah-tangah masyarakat, kantor Regional I BKN
Yogyakarta juga terpantik diri untuk turut andil dan berkontribusi menangani bencana Covid-
19 sesuai dengan tugas dan kewenangan yang ada. Terdapat dua pendekatan utama dalam
aksi ini yakni pendekatan formal kelembagaan dan pendekatan nor formal. Pendekatan
formal dilakukan melalui skenario pengaturan ulang penggunaan anggaran belanja kantor
yang inline secara strategis dalam penanggulangan penularan Covid-19. Sementara
pendekatan non formal diupayakan melalui gerakan kepedulian dan kesadaran sosial dengan
mengkoordinir partisipasi dari berbagai pihak.
Langkah awal ini dilakukan melalui konsolidasi internal guna memastikan
implementasi proses transisi adaptasi kebiasaan baru di kantor terlaksana dengan baik.
Pembangunan tempat cuci tangan, pengadaan alat kesehatan untuk mendukung budaya 3 M,
pemasangan atribut kampanye pembiasaan gaya hidup sehat, serta pemberian sosialisasi
kesehatan untuk seluruh pegawai menjadi agenda utama. Aksi 3 M yakni memakai masker,
mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak fisik menjadi kebiasaan baru yang
digalakkan.
Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa lingkungan kantor merupakan area yang
steril, bebas dari penularan virus khususnya Covid-19. Aksi-aksi ini didukung dengan
kebijakan pengaturan jam kerja dan masuk kantor bagi para pegawai melalui skema work
from office (WFO) dan work from home (WFH). Selain itu, secara periodik juga dilakukan
uji kesehatan berupa Rapid Test bagi setiap pegawai yang akan menjalankan tugas diluar kota
maupun yang telah selesai menjalankan tugas dari luar kota. Katerkaitan dan sinergitas dari
masing-masing aksi yang telah dijalankan merupakan akumulasi dari hasil yang diperoleh
selama menghadapi pandemi ini. 
Berkat dukungan dari semua lini, patut disyukuri bahwa Kantor Regional I BKN
Yogyakarta termasuk dalam kantegori nihil kasus penularan Covid-19 untuk ukuran instansi
pemerintah. Sejauh ini tidak terdapat kasus penularan di lingkungan Kanreg I BKN
Yogyakarta. Hal ini merupakan hasil kerja keras dan komitmen dari semua unsur yang ada
sehingga upaya membumikan kebiasaan hidup bersih dan sehat mengakar kuat di kantor.
Terdapat kesadaran dari setiap pegawai untuk selalu memakai masker, mencuci tangan
dengan sabun, dan juga menjaga jarak satu sama lainnya saat berinteraksi di kantor.

Tempat cuci tangan yang representatif tersebar hampir disetiap sudut kantor, disamping juga
ketersediaan hand sanitizer. Semua sudut area yang rentan dengan akses publik diberikan
perhatian lebih khususnya dalam penerapan protokol kesehatan dan budaya hidup bersih dan
sehat. Apalagi, saat pendemi ini kantor kedatangan ribuan tamu dari luar yakni para peserta
seleksi CPNS. Kesiapsiagaan secara infrastruktur telah dilakukan secara teknis hingga
simulasi untuk kelancaran kegiatan. Upaya meningkatkan kesiapsiagaan pegawai juga
dilakukan melalui pemberian alat kesehatan khususnya masker dan face shield, disamping
juga vitamin sebagai penambah daya tahan tubuh. 

E. PEMBAHASAN

Kelembagaan sangat diperlukan dalam penanganan Covid-19 di Indonesia. Namun,


lembaga yang berperan bukan hanya lembaga pemerintah saja tetapi melibatkan juga
lembaga non pemerintah. peran serta kerjasama antara lembaga pemerintah dengan lembaga
non pemerintah yang berasal dari kelompok masyarakat sangat diperlukan dalam
penanganan Covid-19. Selain itu, ditemukan juga hambatan utama yang terkait dengan 3T
(testing, tracing,dan treatment). Agar peran kelembagaan dapat berjalan dengan baik dalam
penanganan Covid-19 diperlukan dukungan dan kerjasama yang baik antar multi sektor,
koordinasi yang baik antar lembaga pemerintah dan non pemerintah baik pusat dan daerah,
dan keterbukaan dan dukungan masyarakat terhadap setiap program penanganan Covid-19.
Kelembagaan sangat diperlukan dalam penanganan Covid-19 di Indonesia. Namun, lembaga
yang berperan bukan hanya lembaga pemerintah saja tetapi melibatkan juga lembaga non
pemerintah.

Sebuah organisasi yang berperan dalam penenganan pandemi covid 19 sangan


berperan penting bagi masyarakat sekitarnya karena bisa memberikan bantuan yang sangat di
butuhkan oleh masyarakat
Melalui organisasi dapat menginisiasi dan mensosialisasikan upaya-upaya yang
bersifat preventif, dan promotif. Sekaligus bisa menjadi role model kepada masyarakat yang
lain, sehingga semakin banyak orang sadar, paham dan mengerti dalam menangani atau
mencegah COVID-19,”

F . KESIMPULAN
Organisasi tertentu dalam pandem sangat diperlukan sekali untuk membantu
menyelesaikan kasus covid dengan diberlakukannya kedisiplinan dalam menegakkan hukum
protokol kesehatan. Apabila ditemukannya masyarakat 3 yang melanggar aturan, maka suatu
organisasi juga tidak segan untuk memberikan sanksi. Peran satgas covid saat ini menjadi
garda terdepan untuk memberikan informasi dan sosialisasi terhadap masyarakat akan
penyebaran virus dan juga pencegahannya, karena semakin banyaknya warga yang terinfeksi
covid semakin meningkat seperti satgas covid 19. Kolaborasi multipihak dengan prinsip
gotong royong melalui klaster nasional penanggulangan bencana dan lembaga pendukung
dibidang kemanusiaan ini sangat diperlukan untuk menangani pandemi covid 19 sehingga hal
tersebut bisa di lewati dengan baik. Peranan dan andil dari organisasi tertentu dari seluruh
komponen bangsa harus kita galakkan terus dan tidak kalah pentingnya dengan peran negara
DAFTAR PUSTAKA

Affandi, 2002. Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja, Komitmen Dan
Kinerja Pegawai ( Studi Kasusu Pada Pegawai Di Lingkungan Pemerintah Kota
Semarang. Tesis . Universitas Diponegoro. Semarang
Bender L. (2020). Pesan dan Kegiatan Utama Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 di
Sekolah. Publikasi UNICEF. Bnpb.go.id. (2020).
Sebaran Daerah PSBB.,https://bnpb.go.id/infografis/updatesebaran-daerah-psbb-Covid19.
Diakses pada 17 Mei 2020.
Permenkes 9 tahun (2020). Pedoman PSBB dalam rangka Percepatan Penanganan COVID-
19.
Klob, D.A., Rubin, D.M., & McIntyre. 1984. Organizational Psychology: An Experiental
Approach to Organizational Behavior. Fourth Edition. New Jersey: Prentice
Hall Luthans. 2006. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Andi


). Agar peran kelembagaan dapat
berjalan dengan baik dalam
penanganan
Covid-19 diperlukan dukungan
dan kerjasama yang baik antar
multi sektor, koordinasi yang
baik
antar lembaga pemerintah dan
non pemerintah baik pusat dan
daerah, dan keterbukaan dan
dukungan
masyarakat terhadap setiap
program penanganan Covid-19.

Anda mungkin juga menyukai