Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan proyek konstruksi beresiko sangat tinggi yaitu terjadinya kecelakaan
kerja. Kecelakaan kerja akan menganggu semua kegiatan proyek yang dapat menyebabkan
kematian dan kerugian pada proyek. Setiap proyek konstruksi terutama proyek konstruksi
bangunan gedung mempunyai resiko kecelakaan kerja yang tinggi yang dapat menyebabkan
kerugian secara finansial dan waktu sampai menyebabkan kematian. Adapun masalah yang
penulis kaji adalah mengidentifikasi bahaya, membuat penilaian resikonya serta
merencanakan pengendalian resiko pada pekerjaan balok konstruksi bangunan gedung dengan
lokasi Proyek Pasar Atas Bukittinggi supaya tidak terjadi kecelakaan kerja atau zero accident.
Construction safety plan adalah suatu perencanaan K3 yang disusun untuk
meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja untuk menuju zero accident pada proyek
konstruksi. Construction safety plan ini dimulai dengan mengidentifikasi bahaya yang dapat
menyebabkan resiko kecelakaan kerja kemudian membuat penilaian resiko serta dilakukan
pengendalian dengan menyusun rencana pengendalian resiko dan diimplementasi di lapangan.
(Alexander dkk, 2019).
Proyek konstruksi memang memiliki sifat yang unik, yaitu tempat kerjanya di ruang
terbuka yang dipengaruhi cuaca, jangka waktu pekerjaan yang terbatas, dan juga
menggunakan peralatan kerja menyebabkan proyek konstruksi menjadi salah satu sektor yang
rawan kecelakaan. Menurut Kementrian Ketenagakerjaan (Kemnaker) di Berita Republika,
kecelakaan kerja yang terjadi sepanjang tahun 2017 tercatat sebanyak 80.393 kasus.

1.2 Tujuan
Mengetahui programprogram pelaksanaan K3 di Perusahaan.
Mendata masalahmasalah K3 dan melakukan pencegahan serta pengendalian
pada proses produksi.
Mengaplikasikan atau mempraktekkan teori yang diperoleh dalam perkuliahan dalam
bentuk praktek kerja lapangan dalam bidang kesehatan dan keselamatan
kerja.

1.3 Manfaat
Dapat memberikan gambaran secara umum keadaaan perusahaan serta pelaksanaan K3 di
Perusahaan tersebut, sehingga dapat dipergunakan sebagai acuan untuk menentukan langkah-
langkah pencegahan dan perbaikan bagi perusahaan.
BAB II

KEGIATAN LAPANGAN

2.1 KEGIATAN MINGGU KE-1

Hari/ Tanda Tangan


Uraian Kegiatan
Tanggal PL
Selasa/ Pengenalan tentang pekerjaan PT SDA yang berada di area
01 Des proyek (pooldeck dan unit)
2020

Rabu/  Mencari temuan tentang pekerjaan yang berada di area proyek


02 Des  Safety Patrol
2020  Safety Meeting

Kamis/  Tool Box Meeting


03 Des  Pengenalan tentang pekerjaan di ruang terbatas (pemasangan
2020 MVAC dan Ducting) yang berada di area proyek (unit Tower A,
unit Tower B dan unit Tower C)

Jumat/ Mencari temuan tentang pekerjaan di ruang terbatas (pemasangan


04 Des AC dan Ducting) yang berada di area proyek (unit A, unit Tower
2020 B dan Unit Tower C)

a. Temuan Positif Minggu Ke-1

No Tanggal Lokasi Gambaran Singkat Foto Temuan


Temuan Temuan
1 03 Des. 20 Lantai 14- Terdapat safety sign
15, tower C di area tangga
2 03 Des. 20 Lantai 22, Sudah ada proteksi di
tower C bibir bangunan

3 03 Des. 20 Lantai 23, Gerinda


tower C menggunakan cover

4 04 Des. 20 Lantai 38, Tangga akses ke


tower A ruang mesin ada
leafline sebagai
pengaman

5 04 Des. 20 Lantai 30, Ada safety sign


tower B pencegahan COVID
19
b. Temuan Negatif Minggu Ke-1

No Lokasi Gambaran Singkat Foto Temuan Perbaikan yang Harus


Temuan Temuan Dilakukan
1 Tidak ada pelindung Menutup gerinda
alat, Gerinda diletakan menggunakan cover
begitu saja gerinda.

Letakan gerinda pada


tempat yang aman.

2 Tidak menggnakan Perhatikan jam kerja.


sarung tangan dan
kacamata safety. Menggunakan sarung
tangan anti getar dan
kacamata safety.

3 Banyak lubang lubang Menutup area lubang


shaft di beberapa area dengan grill

Tanggal 02 Desember 2020


1 Area angkut Karung decon beton Segera rapihkan karung
Pooldeck yang berantakan tidak decon beton yang
Tower A langsung dirapihkan berserakan akibat saat
saat proses bongkar bongkar tidak sesuai
dengan posisi palet
Tersandung karung
decon beton

2 Lantai 37 Pekerja membawa kopi Pekerja mengganti gels


Tower A dengan gelas plastik plastik dengan tumbler
dan merokok di area dan merokok di area
kerja saat jam kerja yang telah ditetapkan
dan pada jam istirahat

3 Lantai 37 Puing di balkon tidak Membersihakan puing di


Tower A dibersihkan area balkon, memasang
safety nett
Bahaya puing jatuh
kebawah
4 Lantai 35-36 Tidak ada penerangan Memasang lampu di
Tower A di area tangga tangga

5 Lantai 35 Tidak ada proteksi pada Memasang leftline, dsb


Tower A bibir bangunan

6 Lantai 36-37 Tidak ada safety sign di Memasang safety sign


Tower A lubang tangga

7 Rooftop, Sampah material Segera dibersihkan agar


Tower A menganggu akses jalan. akses jalan untuk
pekerja bisa dilewati.

Tanggal 03 Desember 2020


1 Lantai 23, Terdapat genangan air Kabel dikaitkan ke paku
tower C dan kabel berada di di dinding
area tersebut.

2 Lantai 23, Kabel sambungan Solasi diganti dengan


tower C menggunakan solasi lakban hitam
yang tidak berstandar

3 Lantai 17, Terdapat kabel Kabel dipanjangkan


tower C tergulung diakses jalan
mengakibatkan daya di
kabel yang tergulung
lebih besar.

Tanggal 04 Desember 2020


1 Lantai 32, Memotong material Lakukan pemotongan
tower A tidak menggunakan material dengan
alas yang benar (di menggunakan alas yang
sepatu) aman (
2 Laintai 23, Terdapat besi yang Memberikan safety
tower A menghalangi akses line/membungkus
jalan di tangga. menggunakan kardus
agar terlihat oleh pekerja

3 Area proyek Tidak ada layout jalur Foto disertakan Memasang layout jalur
evakuasi evakuasi

2.2 KEGIATAN MINGGU KE-2

Hari/ Tanda Tangan


Uraian Kegiatan
Tanggal PL
Senin/  Tool Box Meeting
07 Des  Presentasi dan membuat laporan tentang temuan (positif dan
2020 negatif) yang ada di area proyek bersama dengan PIC

Selasa/ Pengenalan tentang hot work (Plumbing dan Fire Fighting) yang
08 Des berada di area proyek (unit Tower A, unit Tower B dan unit
2020 Tower C)

Rabu/ LIBUR NASIONAL


09 Des
2020

Kamis/ Mencari temuan tentang pekerjaan yang berada di area proyek


10 Des Mebahas terkait hot work (Plumbing dan Fire Fighting) yang ada
2020 di proyek

Jumat/ Presentasi dan membuat laporan tentang temuan (positif dan


11 Des negatif) yang ada di area proyek bersama dengan PIC
2020
a. Temuan Positif Minggu Ke-2

No Tanggal Lokasi Gambaran Singkat Foto Temuan


Temuan Temuan
1 07 Des. 20 Lantai 32, Pekerja las
tower b menggunakan APD
wajib pekerjaan
hotwork (apron,
sarung tangan las,
kedok las) pekerja
bekerja dengan risiko
tinggi di dampingi
oleh rekan kerja

2 07 Des. 20 Lantai 27, Lubang shaft ditutup


tower b dengan bata ringan

2 08 Des. 20 Lantai 36, Pekerja Hotwork


tower B menggunakan APD
lengkap (Face Shield,
sarung tangan, safety
shoes)
3 10 Des. 20 Lantai GF, Scaffolding yang
tower A sesuai (tangga,
catwalk, cross base,
bracing, roda, mid
rail, top rail, pipa
perkuatan dengan
panjang 6 meter,
tagging)

4 10 Des. 20 Lantai 31, Terdapat APAR


tower C diarea pekerjaan
hotwotk

5 11 Des. 20 Lantai 32, Pekerja pemasangan


tower B kawat menggunakan
sarung tangan

b. Temuan Negatif Minggu Ke-2

No Lokasi Gambaran Singkat Foto Temuan Perbaikan yang


Temuan Temuan Harus Dilakukan
Tanggal 07 Desember 2020
1 lantai 32, Saat proses pengelasan, Pekerja tidak berada
tower B terdapat pekerja yang dibawah area
berada dibawah proses pengelasan
pengelasan (Fire blanket)

2 Lantai 32, Area bibir bangunan yang Memasang railing


tower b tidak terdapat proteksi (toprail, midrail, to
board) safety nett

3 Lantai 32, Terdapat kabel yang Menggantung kabel


tower b berada diarea air yang agar tidak terkena air
berjatuhan
Pastikakn penempatan
kkabel tidak ada di
area genangan

Tanggal 08 Desember 2020


1 Lantai 33, Terdapat bata ringan yang Pindahkan bata ringan
tower B menghalangi akses jalan di ke area yang lebih
tangga aman (stock yard)

2 Lantai 33, Pekerja hotwork tidak Pastikan APAR ada di


tower B menyediakan/mendekatka area tersebut
n APAR

3 Lantai 33, Pekerja pemotongan Memakai safety


tower B keramik tidak glasess (APD wajib
menggunakan safety helm, rompi, safety
glasses shoes)

4 Lantai 36, Selang APAR sudah tidak Mengganti selang


tower B layak pakai dengan yang baru

Tanggal 10 Desember 2020


1 Lantai GF, Tangga untuk scaffolding Mengganti tangga
tower B tidak sesuai yang sesuai dengan
ukuran mainframe
scaffolding

2 Lantai 32, Scaffolding tidak Pastikan jack base


tower B berstandar (tidak ada jack terpasang dan tangga
base, tangga)

3 Lantai 31, Parameter preasure tidak Pastikan pressure


tower C berfungsi, pemasangan kondisi layak pakai,
flashback arrestor (FA), dan pemasangan FA
keranjang tabung
4 Lantai 31, Tidak ada lock takel Pastikan alat tersebut
tower C layak pakai (terpasang
tagging) dan teruji
PJK3

5 Lantai GF, Terjadi korsleting (kabel Tidak boleh ada


tower A terbakar), akibat sambungan kabel
sambungan kabel untuk
penggunaan daya yang
lebih tinggi

Tanggal 11 Desember 2020


6 Lantai 33, Pekerja tidak Pekerja diwajibkan
tower B menggunakan Helm memakai helm agar
tidak terbentur
7 Lantai 31, Kabel terputus Mengganti kabel
tower B dengan kabel yang
layak pakai

Lantai 31, Penggunaan tangga yang Pekerja harus


tower B tidak benar dan tidak ada menggunakan tangga
penyangga tangga sesuai dengan standar
(bagian depan tubuh
menghadap tangga
untuk menopang),
pasang penyangga
tangga

Lantai 30, Steker tidak layak pakai Mengganti steker


tower B dengan yang layak
pakai
Lantai 30, Pekerjaan di ketinggian Gunakan scaffolding
tower B tidak menggunakan yang layak dengan
scaffolding dan tidak tagging dan memakai
memakai full body full body harness
harness

Hari/ Tanda Tangan


Uraian Kegiatan
Tanggal PL
Senin/ Pengenalan tentang pekerjaan menggunakan pesawat angkat
14 Des angkut (Tower Crane, Gondola, dll) yang berada di area proyek
2020 (unit Tower A, unit Tower B dan unit Tower C)

Selasa/  Membahas terkait pekerjaan area Tower Crane yang ada di


15 Des proyek
2020

Rabu/ Pengenalan dan Praktek Checklist pesawat angkat-angkut Tower


16 Des Crane
2020

Kamis/ Membahas terkait pekerjaan di ketinggian yang ada di proyek


17 Des
2020

Jumat/ Pengenalan dan Praktek Checklist pesawat angkat-angkut


18 Des Gondola
2020

2.3 KEGIATAN MINGGU KE-3

Hari/ Tanda Tangan


Uraian Kegiatan
Tanggal PL
Senin/ Penyusunan laporan
21 Des
2020

Selasa/ Penyusunan laporan


22 Des
2020
Rabu/ Presentasi hasil PBL
23 Des
2020
BAB III

GAMBARAN UMUM KOPETENSI YANG DICAPAI

3.1 K3 Kontruksi
a. Keselamatan Konstruksi adalah segala kegiatan keteknikan untuk mendukung
Pekerjaan Konstruksi dalam mewujudkan pemenuhan standar keamanan,
keselamatan, kesehatan dan keberlanjutan yang menjamin keselamatan dan kesehatan
tenaga kerja, keselamatan publik, harta benda, material, peralatan, konstruksi dan
lingkungan.
b. Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi yang selanjutnya disingkat SMKK
adalah bagian dari sistem manajemen pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi dalam
rangka menjamin terwujudnya Keselamatan Konstruksi.
c. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi yang selanjutnya disebut K3
Konstruksi adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan
kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja pada pekerjaan konstruksi.
d. Unit Keselamatan Konstruksi yang selanjutnya disingkat UKK adalah unit pada
penyedia jasa pekerjaan konstruksi yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
SMKK di proyek.
e. Rancangan Konseptual SMKK adalah dokumen telaahan tentang keselamatan
konstruksi yang disusun oleh Penyedia Jasa Konsultansi Konstruksi Pengkajian
dan/atau Perencanaan serta Perancangan.
f. Petugas Keselamatan Konstruksi adalah orang atau petugas K3 Konstruksi di dalam
organisasi Pengguna Jasa dan/atau organisasi Penyedia Jasa yang telah teregistrasi
mengikuti bimbingan teknis SMKK bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat,
dibuktikan dengan surat keterangan mengikuti pelatihan/bimbingan teknis yang
diterbitkan oleh unit kerja yang menangani Keselamatan Konstruksi di Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan/atau sertifikat pelatihan dan kompetensi
yang diterbitkan oleh lembaga atau instansi yang berwenang sesuai dengan Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia dan ketentuan peraturan perundang-undangan.
g. Rencana Keselamatan Konstruksi yang selanjutnya disingkat RKK adalah dokumen
lengkap rencana penerapan SMKK dan merupakan satu kesatuan dengan dokumen
kontrak.
h. Risiko Keselamatan Konstruksi adalah risiko konstruksi yang memenuhi satu atau
lebih kriteria berupa besaran risiko pekerjaan, nilai kontrak, jumlah tenaga kerja,
jumlah alat berat yang dipergunakan dan tingkatan penerapan teknologi yang
digunakan.
i. Penilaian Risiko Keselamatan Konstruksi adalah perhitungan besaran potensi
berdasarkan kemungkinan adanya kejadian yang berdampak terhadap kerugian atas
jiwa manusia, keselamatan publik, harta benda, material, peralatan, konstruksi dan
lingkungan yang dapat timbul dari sumber bahaya tertentu yang terjadi pada
pekerjaan konstruksi dengan memperhitungkan nilai kekerapan dan nilai keparahan
yang ditimbulkan.
j. Pemantauan dan Evaluasi Keselamatan Konstruksi adalah kegiatan pemantauan dan
evaluasi terhadap kinerja penyelenggaraan Keselamatan Konstruksi yang meliputi
pengumpulan data, analisis, kesimpulan dan rekomendasi perbaikan penerapan
Keselamatan Konstruksi.
k. Komite Keselamatan Konstruksi adalah unit khusus yang bertugas membantu Menteri
dalam penyelenggaraan Keselamatan Konstruksi.
3.2 Pekerjaan Finishing
a. Pengertian Umum
Pekerjaan finishing adalah pekerjaan akhir dari sebuah kegiatan pembangunan dalam
rangka menutupi, melapisi, dan memperindah dari sebuah bangunan atau konstruksi.
Pekerjaan finishing merupakan pekerjaan yang memakan biaya cukup besar dan
untuk mereduksi pekerjaan ini memang tidak mudah tetapi dapat dilakukan dengan
mengurangi kesalahan dan meningkatkan kualitas serta kompetensi tenaga kerja.
b. Jenis dan Macam Pekerjaan
Finishing Pekerjaan finishing dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :
1) Pekerjaan finishing basah adalah pekerjaan finishing yang dalam aplikasinya
menggunakan air sebagai medianya yang meliputi pasangan batu bata,
plesteran, acian, pasangan tegel keramik, pasangan granit, dan pekerjaan
pengecatan.
2) Pekerjaan finishing kering adalah pekerjaan yang dalam aplikasinya tidak
menggunakan air sebagai medianya yang meliputi pekerjaan wallpaper,
dinding partisi, karpet, dinding enamel, dll.
c. Hazard dan resiko

3.3 Pekerjaan diruang terbatas


Bekerja di dalam ruang terbatas (confined spaces) mempunyai resiko terhadap keselamatan
dan kesehatan pekerja di dalamnya. Oleh karenanya diperlukan aturan dalam rangka
memberikan jaminan perlindungan terhadap pekerja dan aset lainnya, baik melalui peraturan
perundang-undangan, program memasuki ruang terbatas dan persyaratan ataupun prosedur
untuk memasuki dan bekerja di dalam ruang terbatas. Seperti diketahui bersama, ruang
terbatas (confined spaces) mengandung beberapa sumber bahaya baik yang berasal dari bahan
kimia yang mengandung racun dan mudah terbakar dalam bentuk gas, uap, asap, debu dan
sebagainya. Selain itu masih terdapat bahaya lain berupa terjadinya oksigen defisiensi atau
sebaliknya kadar oksigen yang berlebihan, suhu yang ekstrem, terjebak atau terliputi
(engulfment), maupun resiko fisik lainnya yang timbul seperti kebisingan, permukaan yang
basah/licin dan kejatuhan benda keras yang terdapat di dalam ruang terbatas tersebut yang
dapat mengakibatkan kecelakaan kerja sampai dengan kematian tenaga kerja yang bekerja di
dalamnya.
a. Dasar Hukum
1) Undang Undang No. 3 tahun 1969 tentang Persetujuan Konvensi ILO No.
120 mengenai Hygiene dalam Perniagaan dan Kantor-Kantor
2) Undang Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
3) Undang Undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
4) Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep. 187/Men/1999 tentang
Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja
5) Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No. SE.01/Men/1997 tentang Nilai
Ambang Batas Faktor Kimia di udara Lingkungan Kerja
6) Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.
SE.117/Men/PPKPKK/III/2005 tentang Pemeriksaan Menyeluruh
Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Pusat Perbelanjaan,
Gedung Bertingkat, dan TempatTempat Publik Lainnya.
b. Hazard dan resiko

3.4 Pekerjaan Panas (Hot Work)


Hot work dapat didefinisikan sebagai pekerjaan yang berkaitan dengan pembakaran,
pengelasan, atau kegiatan serupa yang dapat menimbulkan percikan api atau ledakan.
National Fire Protection Assosiation (NFPA) 51 B tahun 2009 menyebutkan bahwa potensi
bahaya utama pada aktivitas hot work adalah kebakaran dan ledakan. Salah satu jenis
pekerjaan panas (hot work) adalah pekerjaan yang berhubungan dengan kelistrikan dan
pengelasan.
a. Hazard dan resiko

3.5 Pekerjaan di Ketinggian

a. Hazard dan resiko


3.6 Struktur Organisasi

3.7 Rincian Tugas dan Wewenang


BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
a. Kecelakaan kerja dapat terjadi kapan saja dan dapat merugikan berbagai pihak.
b. Penyebab kecelakaan dapat disebabkan oleh tindakan manusia, kondisi kerja tidak
aman dan diluar kemampuan manusia.
c. Penyebab kecelakaan dapat dikarenakan oleh faktor pemberi pekerjaan seperti
instruksi tidak diberikan, dan alat proteksi tidak disediakan, faktor pekerja yang
tidak memiliki pengalaman, dan cara kerja yang tidak benar, faktor benda yang
tidak aman seperti peralatan yang sudah rusak, ataupun faktor keadaan tidak aman
seperti lantai atau tempat kerja yang licin.
d. Kerugian akibat kecelakaan kerja dapat berdampak pada pekerja dan kerugian
pada perusahaan yang bersangkutan. inspeksi sangat penting dilakukan untuk
memperkecil timbulnya resiko kecelakaan kerja, misalnya dengan memberikan
pengaman ataupun memberikan tanda-tanda bahaya.
4.2 Saran
a. Perlu adanya pengawasan dan pemantauan terhadap tenaga kerja yang
ketat terhadap penggunaan APD atau area kerja.
b. Hindari menggunakan alat/mesin dalam keadaan yang tidak aman, pastikan
pengecekan alat sebelum bekerja.
c. Administrasi (safety sign,
d. Layout jalur evakuasi
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai