Anda di halaman 1dari 8

Nama : Rika Andriani

Nim : 2021220034
Tugas LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah

No Masalah Yang Telah Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah Analisis Eksplorasi Penyebab Masalah Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah
Diidentifikasi
1. Minat baca sebagian Kajian literatur : Setelah dianalisis berdasarkan kajian literatur Setelah di eksplorasi didapat hasil
siswa masih rendah Dalman (2018: 142) menyatakan “Minat baca dan wawancara rendahnya minat baca peserta permasalahan yaitu :
pada mata pelajaran merupakan aktivitas yang dilakukan dengan didik disebabkan oleh : 1. Sebelum memulai pembelajaran
produktif tata busana penuh ketekunan dalam rangka membangun pola 1. Penggunaan hp pada siswa menjadi salah guru bisa memberikan beberapa
komunikasi dengan diri sendiri untuk menemukan satu penyebab menurunnya minat baca pertanyaan pemantik pada siswa
makna tulisan dan menemukan informasi untuk siswa karena lebih menyukai konten audio dan jawabannya boleh dicari di
mengembangkan intelektualitas yang dilakukan visual dari pada membaca. Kurangnya buku maupun dari artikel internet.
dengan penuh kesadaran dan perasaan senang motivasi siswa mencari bahan literasi Pemberian pertanyaan pemantik ini
yang timbul dari dalam dirinya.” diluar sekolah termasuk dari internet. bisa dilakukan dengan
Wawancara dengan Kepala Kompetensi memanfaatkan grup whatsaap
Jurusan Busana SMKN 1 Bengkulu Selatan. beberapa hari sebelum
Wawancara dilakukan pada tanggal 1 September pembelajaran berlangsung.
2022 dari hasil wawancara didapati bahwa: 2. Kurangnya bahan literasi untuk mata 2. Penambahan bahan literasi materi
 Minat baca siswa rendah dikarenakan pelajaran produktif disekolah. produktif busana di perpustakaan
siswa lebih terbiasa menggunakan hp sekolah atau pembuatan handout
sehingga sudah terbiasa dengan konten yang menarik dari guru produktif
audio visual,siswa lebih suka mendengar 3. Faktor ekonomi orangtua siswa yang 3. Membiasakan setiap kelas
dan melihat daripada membaca. masih rendah sehingga belum bisa memiliki uang kas sehingga ketika
 Siswa kurang mencari bahan literasi lain menyediakan bahan literasi yang memadai ada bahan pelajaran yang harus di
selain yang diberikan guru. Padahal bahan untuk belajar. gandakan, siswa bisa memakai
literasi mudah didapat dengan gadget/hp uang kas agar setiap siswa
yang mereka miliki mendapat bahan pelajaran yang
 Siswa kesulitan mendapatkan buku sama.
bacaan yang berkaitan dengan jurusan
busana disekolah karena kurangnya buku
produktif busana yang ada disekolah.
 Faktor ekonomi orangtua siswa yang
kebanyakan berasal dari kalangan
menengah kebawah membuat kesadaran
orangtua untuk menyediakan bahan
literasi siswa masih rendah.
2. Beberapa peserta didik Pendidikan matematika dapat melatih dan Setelah dianalisis berdasarkan kajian literatur Setelah di eksplorasi didapat hasil
masih kurang dalam mengembangkan cara berfikir kritis, sistematis, dan wawancara, rendahnya perhitungan dasar permasalahan yaitu :
penguasaan logis, kreatif dan kemauan bekerjasama yang peserta didik disebabkan oleh :
perhitungan dasar pada efektif (Depdiknas, 2001, h.7). Hal ini
materi Pola dan memungkinkan karena matematika memiliki 1. Pengaruh teknologi membuat siswa lebih 1. Pada saat siswa kelas X sebaiknya
Desain struktur dengan keterkaitan yang kuat dan jelas menyukai cara-cara praktis dalam tidak diperbolehkan membawa
satu dengan lainnya serta berpola pikir yang berhitung,contohnya pemakaian kalkulator kalkulator untuk berhitung tetapi
bersifat deduktif dan konsisten. Russefendi (1980, untuk menghitung pada pelajaran dibiasakan untuk menghitung
h.148) mengatakan bahwa matematika terbentuk pembuatan pola. sendiri pembagian dan perkalian
sebagai hasil pemikiran manusia yang yang diperlukan saat membuat pola
berhubungan dengan ide, proses, dan penalaran. maupun desain.
Wawancara dengan teman sejawat guru 2. Siswa menganggap berhitung adalah 2. Mengajak siswa sering berlatih dan
Matematika : sesuatu yang rumit. sama-sama berlatih berhitung
Wawancara dilakukan pada tanggal 1 September dengan cara yang lebih mudah bagi
2022 di SMKN 1 Bengkulu Selatan didapati 3. Siswa tidak mengulang kembali mengenai siswa
beberapa penyebab yaitu : materi perhitungan dasar yang telah 3. Pada kurikulum SMK pelajaran
 Adanya pengaruh teknologi yang besar dimilikinya,padahal kemampuan berhitung teori harus memberi konstribusi
pada siswa saat ini menyebabkan siswa sangat menunjang pada pelajaran produktif pada mata pelajaran produktif
lebih menyukai cara-cara praktis dalam contohnya dalam pembuatan pola dan sehingga perlunya komunikasi
berhitung. Contohnya penggunaan desain. antara guru matematika dan guru
kalkulator dalam menghitung produktif terhadap materi
 Kurangnya kemauan siswa untuk matematika yang sangat
meningkatkan kemampuan berpengaruh pada pelajaran
matematikanya karena menganggap produktif.
pelajaran matematika adalah pelajaran
yang rumit.
 Siswa tidak mengulang kembali
kemampuan berhitung yang telah
dimilikinya
3 Hubungan komunikasi Henderson & Bella sebagaimana dikutip oleh Mc. Setelah di analisis berdasarkan kajian literatur Setelah di eksplorasi didapat hasil
antara guru dan Carty, Brennan and Vecchiarello berpendapat dan hasil wawancara maka didapati hasil permasalahan yaitu :
orangtua peserta didik bahwa keterlibatan orang tua dalam proses bahwa :
masih kurang optimal. pembelajaran dapat meningkatkan nilai anak, 1. Hubungan komunikasi antara guru dan 1. Pentingnya pertemuan guru dan
kehadiran anak dalam pembelajaran di sekolah, orangtua siswa dapat terjalin baik jika orangtua siswa secara berkala untuk
menumbuhkan sikap dan perilaku yang baik pada hubungan komunikasi anak dan orangtua membahas perkembangan belajar
anak dan menaikkan angka kelulusan. Hal ini juga baik. siswa minimal pada saat pembagian
dikuatkan dengan adanya hasil penelitian raport agar terjadi komunikasi antara
Dixon(1992), Eccles & Harold (1993), Henderson orangtua dan guru mengenai
& Bella (1994),dan Jeynes ( 2007) yang 2. Faktor ekonomi orangtua juga menjadi perkembangan siswa
menunjukkan bahwa ketika orang tua dan guru penghambat komunikasi guru dengan 2. Pentingnya memberi pemahaman
memiliki hubungan/ kerjasama yang baik, maka orangtua siswa karena keterbatasan waktu kepada orangtua siswa bahwa
prestasi akademik dan sosial anak akan yang dimiliki orangtua. pembelajaran disekolah juga didukung
meningkat. dan dipengaruhi oleh lingkungan
Wawancara dengan Guru Bimbingan 3. Siswa yang memiliki masalah keluarga dirumah dan orangtua.
Konseling : (broken home) juga sering terkendala 3. Pentingnya wali kelas membuat WA
Wawancara dilakukan pada tanggal 1 September dalam komunikasi guru dan orangtua . grup bersama orangtua siswa untuk
2022 di SMKN 1 Bengkulu Selatan. Dari hasil Permasalahan dalam keluarga membuat memberi informasi mengenai
wawancara didapat beberapa penyebab antara lain siswa tidak terbuka terhadap orangtua. perkembangan siswa disekolah.
:
 Kurangnya komunikasi anak dengan
orangtua. Orangtua tidak menanyakan apa
kegiatan anak disekolah atau apa yang
diperlukan anak disekolah, contohnya
dalam penyediaan bahan praktek. Guru
pada awal pembelajaran biasanya sudah
memberi tahu bahan praktek apa saja
yang diperlukan untuk mata pelajaran
praktek, tetapi anak tidak langsung
memberi tahu orangtuanya,sehingga
orangtua tahu nya mendadak dan
terkadang tidak bisa menyediakan bahan
praktek tepat waktu.
 Faktor ekonomi orangtua juga
berpengaruh pada hubungan komunikasi
guru dengan orangtua siswa karena
sebagian orangtua siswa bekerja dikebun
yang jauh dari rumah, anak tidak tinggal
bersama orangtua karena mengurus
kebun. Ketika ada rapat dengan orangtua
siswa, orangtua siswa ini tidak bisa
datang karena masih bekerja atau tidak
mendapat kabar dari anaknya.
 Pengaruh dari masalah keluarga (broken
home). Seringkali siswa korban broken
home ini merasa minder dengan teman-
temannya yang memiliki keluarga
harmonis. Pada saat ada rapat atau
pengambilan raport mereka tidak
membawa orangtuanya tetapi lebih
memilih membawa keluarga yang lain
seperti nenek atau kakak sehingga
hubungan guru dengan orangtua tidak
terjalin dengan baik.
4. Penguasaan guru Menurut Undang undang No.14 tahun 2005 Setelah di analisis berdasarkan kajian literatur Setelah di eksplorasi didapat hasil
dalam penggunaan tentang Guru dan Dosen pasal 10 ayat (1) dan hasil wawancara maka didapati hasil permasalahan yaitu :
mesin bersandart kompetensi guru meliputi: kompetensi pedagogik, bahwa :
industri masih kurang. kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan 1. Peningkatan kompetensi guru produktif 1. Sekolah perlu memberikan
kompetensi profesional yang diperoleh melalui sangat diperlukan untuk menghasilkan pelatihan untuk guru tentang
pendidikan profesi yang diterapkan sehari-hari peserta didik yang kompeten. pemakaian mesin industry yang
oleh seorang pendidik. telah dimiliki sekolah atau sekolah
mendatangkan teknisi yang mampu
Mutu dan kompetensi guru Menurut Rizali mengajari guru dan teknisi sekolah
Ahmad (2009:12, 13) Apapun kurikulumnya mutu untuk menggunakan mesin-mesin
guru kuncinya, Jika mereka ingin membuat tersebut.
perubahan yang berarti dalam bidang pendidikan, 2. Kurangnya pelatihan tentang mesin 2. Guru harus ada keinginan untuk
fokus utama mereka haruslah tetap pada kualitas berstandart industry membuat guru belum meningkatkan kompetensinya
guru. mampu menggunakan mesin dengan baik terhadap pengunaan mesin-mesin
dan berimbas pada peserta didik. berstandart industri bersama teman
sejawat dan teknisi sekolah.
Wawancara dengan Ketua Kompetensi
Jurusan Busana:

Wawancara dilakukan pada tanggal 1 September


2022 di SMKN 1 Bengkulu Selatan. Dari hasil
wawancara didapati bahwa pada saat sekolah
mendapatkan bantuan beberapa mesin produksi
busana yang berstandar industri memang tidak
langsung mendapatkan pelatihan untuk
menggunakannya. Pemasangan komponen mesin
dan cara penggunaannya diserahkan pada sekolah.
Sehingga pihak sekolah dan guru produktiflah
yang berusaha mencari orang yang bisa membantu
atau mempelajari secara otodidak dengan melihat
youtube untuk penggunaan mesin-mesin tersebut.
Sampai saat ini penggunaan mesin-mesin ini
memang belum optimal, beberapa mesin bahkan
sama sekali belum digunakan.

5. Beberapa peserta didik Rusman (2010:123) mengemukakan bahwa hasil Setelah di analisis berdasarkan kajian literatur 1. Hasil belajar siswa sangat
masih memiliki hasil belajar adalah sejumlah pengalaman yang dan hasil wawancara maka didapati hasil dipengaruhi oleh minat siswa
belajar yang rendah diperoleh siswa yang mencakup ranah kognitif, bahwa : sehingga sangat penting untuk
pada mata pelajaran afektif, dan psikomotorik. Adapun menurut mengadakan tes wawancara minat
praktek Mulyasa (2006:248) mengatakan hasil belajar 1. Hasil belajar siswa juga dipengaruhi minat dan bakat pada saat penerimaan
merupakan prestasi belajar siswa secara siswa siswa baru agar siswa yang
keseluruhan, yang menjadi indikator kompetensi 2. Belum maksimalnya pendekatan guru diterima memang sesuai dengan
dasar dan derajat perubahan perilaku yang terhadap siswa yang memiliki hasil yang minatnya sendiri.
bersangkutan. Lebih lanjut menurut Purwanto rendah untuk mengetahui penyebab hasil 2. Guru perlu memberikan waktu
(2011: 44), hasil belajar adalah perubahan peljaran praktek siswa yang rendah. khusus untuk memperhatikan siswa
perilaku yang terjadi setelah mengikuti proses yang memiliki hasil belajar yang
belajar. 3. Sebagian peserta didik tidak memiliki rendah agar guru mengetahui
sarana belajar yang memadai penyebabnya dan dapat mengetahu
Wawancara dengan Ketua Kompetensi dirumah.Sarana yang disediakan dirumah bagaimana meningkatkan
Jurusan Busana: juga berpengaruh pada hasil belajar siswa 3. Pada saat penerimaan siswa baru
contohnya adanya mesin jahit dirumah. sebaiknya melibatkan orangtua
Ketersediaan bahan praktek yang tepat siswa pada saat wawancara minat
Wawancara dilakukan pada tanggal 1 September
waktu juga berpengaruh pada hasil praktek dan bakat agar orangtua
2022 di SMKN 1 Bengkulu Selatan. Dari
siswa. mengetahui jurusan yang dipilih
wawancara tersebut didapati beberapa penyebab
anak dan mengetahui apa saja
antara lain:
kebutuhan anak pada saat mulai
 Siswa memilih jurusan bukan berdasarkan 4. Dukungan dari orangtua juga berpengaruh pembelajaran.
minatnya sehingga siswa tidak sepenuh pada hasil belajar siswa. 4. Guru melalui wali kelas atau Guru
hati belajar dan berpengaruh pada hasil BK bisa melakukan komunikasi
belajar siswa dengan orangtua siswa yang
 Siswa tidak memiliki mesin jahit dirumah memiliki nilai rendah agar dapat
sehingga hanya mengerjakan tugas lebih diperhatikan dirumah.
praktek di sekolah.
 Faktor ekonomi orangtua yang rendah
sehingga tidak bisa menyediakan bahan
praktek tepat waktu,siswa ketinggalan
dalam proses praktek.
 Kurangnya perhatian orangtua terhadap
hasil belajar anak, sehingga siswa tidak
ada dorongan untuk menghasilkan
produk/hasil terbaiknya.
6. Belum memadainya Setelah di analisis berdasarkan kajian literatur Setelah di eksplorasi didapat hasil
Menurut Euis Ratna Dewi (2000 :11), ruang
alat praktek dan dan hasil wawancara maka didapati hasil permasalahan yaitu :
tempat praktek bagi praktek laboratorium keterampilan tata busana bahwa :
terdiri dari :
peserta didik 1. Sarana dan alat praktek disekolah belum 1. Perlunya penambahan alat praktek
1) Ruang desain adalah tempat untuk merancang sesuai standard.Sarana dan tempat bagi siswa untuk menunjang
atau mendesain sebuah busana. Alat bahan dan praktek sangat diperlukan untuk pembelajaran yang efektif
perlengkapan desain seperti pensil, pensil warna, mendukung proses pembelajaran. 2. Perlunya perluasan
kertas gambar dan meja gambar tersedia secara 2. Penyelesain masalah kurang memadainya area/laboratorium praktek atau
khusus diruangan tersebut. alat praktek dan tempat praktek menjadi alternatif penggunaan ruang lain
sebuah tantangan bagi guru untuk tetap sebagai sarana belajar siswa
2) Ruang pola adalah tempat meja pembuatan menjalankan proses pembelajaran dengan
pola sekaligus meja potong kain sebagai bahan baik.
pembuatan busana dan alat-alat yang mendukung
proses tersebut
3) Ruang menjahit adalah ruang untuk
melaksanakan proses menjahit sampai dengan
proses penyelesaian. Dalam ruangan ini terdapat
mesin jahit meja, setrika dan lemari penyimpanan
atau penataan.
4) Ruang mengepas adalah sebuah ruangan untuk
mencoba atau mengepas busana yg dijahit dan di
lengkapi dengan cermin rak baju dan tempat
gantungan baju.
5) Ruang penyimpanan adalah sebuah ruangan
untuk menyimpan alat dan bahan untuk
pembuatan busana yaitu berupa rak atau lemari
pakaian.
6) Ruang praktek busana adalah ruang dimana
siswa melakukan kegiatan untuk membuat busana
dengan mempergunakan alat dan
perlengkapannya.
Dalam SNP SMK 2018 ruang praktik praktik
Kompetensi Keahlian Tata Busana berfungsi
sebagai tempat pelaksanaan kegiatan
pembelajaran seperti membuat desain dan pola,
menjahit manual, menjahit masinal, peragaan
busana. Besarnya luasan minimum ruang
kompetensi keahlian Tata Busana adalah 150 m2
(seratus lima puluh meter persegi). Detail
kebutuhan luas minimum ruang praktik tata
busana.

Jenis Rasio minimum Deskripsi

No

1. Ruang praktek 3 m2/peserta Kapasitas untuk 9


pola didik peserta didik

2. Ruang praktek 3 m2/peserta Kapasitas untuk 9


menjahit manual didik peserta didik
dan masinal

3. Ruang praktik 3 m2/peserta Kapasitas untuk 18


peragaan busana didik peserta didik

4. Sub ruang 3 m2/peserta Kapasitas untuk 9


instruktur dan didik instruktur
ruang simpan

Tabel rasio ruangan praktek busana

Wawancara dengan Ketua Kompetensi


Jurusan Busana:

Wawancara dilakukan pada tanggal 1


September 2022 di SMKN 1 Bengkulu
Selatan didapati bahwa: Ruangan
laboratorium yang dimiliki sekolah belum
sesuai standart SNP SMK 2018, antara luas
bangunan dan jumlah siswa masih belum
seimbang dan ini sangat berpengaruh pada
proses pembelajaran produktif.

Anda mungkin juga menyukai