PDF Caras y Gestos Compress
PDF Caras y Gestos Compress
PDF Caras y Gestos Compress
DMD
(Duchenne Muscular
Dystrophy)
MODUL PEDIATRI
PEDIATRI
KELOMPOK
KELOMPOK B D3
2021
NAMA KELOMP
KELOMPOK
OK
1 Luthfi
Putra Arifudin
(151810213009)
2 Caraka
CahyatriDewi
(151810213018)
Uslifah Izmarilda
3 Yusrianti 4 Aulia Aviola
(151810213027)
(151810213023)
DEFINISI DMD
Distrofi muskular Duchenne adalah suatu
penyakit otot herediter yang disebabkan
oleh mutasi genetik pada gen dystropin
yang diturunkan secara x-linked resesif
mengakibatkan kemero-sotan dan
hilangnya kekuatan otot secara progresif.
EPIDEMIOLOGI DMD
Hampir 1 kasus dari 3300 kelahiran hidup bayi laki-
laki. Bentuk paling sering dari penyakit ini adalah
x-linked resesif (ibu carrier), 70% dari kasus pria
dengan kelainan ini mewarisi mutasinya dari ibu
yang membawa satu salinan gen DMD hampir 30%
kasus terjadi mutasi spontan.
ETIOLOGI DMD
Mutasi pada gen dystropin pada kromosom X
berupa delesi, duplikasi dan mutasi titik (point
mutations)
atau ter
atau terjadi
jadi defisiensi
struktur dan kelainan
dystropin.
Kira-kira 60% pasien distrofi muskular Duchenne
terjadi mutasi secara delesi dan 40% merupakan
PATOFISIOLOGI DMD
Distrofin adalah protein sitoskeletal besar yang memfasilitasi interaksi
antara sitoskeleton, membran sel, dan matriks ekstraseluler. Itu terletak di
membran plasma di jaringan otot dan non-otot. Distrofin merupakan bagian
penting dari dystrophin-glycoprotein complex (DGC), yang berperan penting
sebagai unit struktural otot. Pada Duchenne Muscular Dystrophy (DMD),
protein distrofin dan dystrophin-glycoprotein complex (DGC) hilang,
KLASIFIKASI MUSKULAR
DISTROFI
1. Becker
2.
3. Congenital
Duchenne
4. Distal
5. Emery-Dreifuss
6. Facioscapulohumeral
7. Limb Girdle
8. Myotonic
9. Oculopharyngeal
Gejala Klinis
Gejala Duchenne Muscular Dystrophy (DMD) biasanya baru
muncul pada usia anak-anak sekitar dua hingga enam
tahun. Penderita terlihat normal pada masa bayi. Gejala
DMD bervariasi, meliputi:
• Kesulitan berjalan
berjalan atau bahkan ttidak
idak bisa ber
berjalan
jalan sama
sekali.
• Betis yang membesar.
• Tidak bisa
bis a bela
belajar
jar ((ter
terjadi
jadi pada sepertiga penderita
dmd).
•• Kurangnya
Kondisi fatikperkembangan
atau kelelahanketerampilan
keterampilan mot
berat. motorik.
orik.
• Kelemahan ada tan an kaki an ul dan leher an
KOMPLIKASI
• Komplikasi Muskuloskelet
Musk uloskeletal
al
pasien mengalami kifosis, lordosis , skoliosis. Fraktur tulang panjang
• Komplikasi Respirasi
• Komplikasi Kardiovaskular
Distrofi otot dapat mengurangi efisiensi kerja otot jantung (kardiomiopati) yang
dapat mulai terlihat pada usia 10 tahun ke atas dan dapat berakhir pada gagal
jantung.. Pasien juga sering mengalami aritmia, termasuk premature ventricular
jantung
beats dan
complex or sustained ventricular ectopy (Yiu EM et al, 2008).
• Gangguan Menelan
Apabila otot faring ikut mengalami gangguan, pasien dapat kesulitan menelan dan
berisiko mengalami malnutrisi. Selain itu, komplik
komplikasi
asi ini akan mempermudah
terjadinya pneumonia aspirasi (Yiu EM et al, 2008).
• Hipertermia Maligna
Hubungan antara hipertermia maligna dengan DMD belum diketahui dengan jelas,
tetapi pasien DMD memiliki risiko mengalami hipertermia maligna apabila terpapar
dengan anestesi inhalasi seperti halothane atau succinylcholine (Yiu EM et al, 2008).
STATUS
KLINIS
PASIEN
KETERANGAN UMUM
PENDERITA :
• No Register : 1001012020*******
•
•NUmam
ura :: 8
AnT.aAhun
• Jenis Kelam
lamin : Laki- ki-Laki
• A gam a : Islam
• Alamat : Surabaya
• Pekerjaan :-
PEMERIKSAAN FISIOTERAPI :
A. Heteroanamnesis (01/04/2021)
KU : : Riwayat Natal :
Pasien sering terjatuh sejak 1 tahun yang lalu, saat Lahir SC, BBL : + 3300 gr.
berjalan at
atau
au berlari tiba tiba ter
terjatuh,
jatuh, semakin menangis kuat, sianosis (-)
lama semakin sering jatuh. Bila ingin berdiri dari Riwayat pasca natal :
posisi duduk harus mencani pegangan, pasien imunisasi lengkap, kejang
juga sering terjatuh ketika menggunakan toilet demam saat usia 1th 3 bulan
jongkok. Pasien bisa bersepeda tetapi tidak kejang 5 menit (MRS 4hari)
sejauh dulu, pasien lebih mudah capek, di sekolah RPD : -
: -
mengikuti pelajaran olahraga yang ringan saja. RPK : : sepupu laki laki 2 orang
Pasien
Riwayattidak mengeluh nyen
Perkembangan : / tebal kesemutan. (sama
meninggal saat SMA
lelaki tidak bisa dan SMP,
berjalan,
Milestone : angkat kepala (bulan), ttengkur
engkurapap (5 dan meninggal karena sesak )
bulan), duduk (9 bulan), merangkak (9 bulan), jalan RPP : : -
(1 tahun 8 bulan)
RPS : :
Riwayat Antenatal :
Anak ke 1, hamil usia 37 th, rutin kontrol di dokter
Sp. OG, USG (), vitamin (+)
B. Pemeriksaan
Pemeriksaan
Pemeriksaa nT Fisik Vital
Tanda
anda : Pemeriksaan Umum
Inspeksi (01/04/2021)
(01/04/2021) Statis :
Kesadaran :456 Calf pseudo hipertrofi +/+
Tensi : 90/60 MmHg Hiperlordosis
Hiperlordosi s+
Nadi : 80x/menit Winging scapula +
Temperatur : 36,0ºC Dinamis :
Tinggi Ba
Badan : 11112 cm
cm wadling gait +
Berat Badan : 15 k g Gower sign +
RR : 16x/menit Palpasi
Hamstring tightness +/+
Ilotibial tightness +/+
Borg Scale
13 : Somewhat hard
TES TIUP
Pasien tidak dapat meniup lilin sepanjang lengan anak itu sendiri.
Normalnya dapat meniup lilin ± 75 cm atau sepanjang lengan anak itu
sendiri.
TES HITUNG
Pasien dapat melakukan Tes hitung 1 – 25 dengan cara yang :
bersangkutan disuruh mengambil nafas dalam, lalu mulai menghitung
tanpa mengambil nafas dalam lagi.
DIAGNOSA FISIOTERAPI
(01/04/2021) :
Problem Kapasitas Fisik : Problem Kemampuan Fungsional :
1. Terdapat nyeri gerak pada 1. Kesulitan berdiri
ankle dorsofleksi 2. Ter
erda
dapa
patt kes
esul
ulit
itan
an be
berrjala
jalan
n da
dan
n be
berl
rlar
arii
2. Penurunan ROM ankle 3
4.. K
Je
as
launlitbaenrjn
na
inajiikt tta
angga
dorso fleksi
3. Penuru
run
nan kekuatan otot 5. Kesulita
itan saat toilet leting
AGB
AG B 6. Kesulitan m me elompat
4. Terdapa
patt tightness pada
otot hamstring dan iliotibial Problem Partisipasi Sosial :
7. Me
Memi
mililiki
ki keter
erba
battas
asa
an u
un
ntuk
tuk b
ber
erm
main
ain
5. Pasien mudah Lelah
6. Terdapat w wiinging sc
scapula dengan teman seusianya
8. Me
Memi
mililiki
ki k
ke
eter
erba
battas
asa
an un
untu
tuk
kmmen
engi
giku
kuti
ti
kegiatan
kegiat an sekolah terutama olahraga
TUJUAN FISIOTERAPI
(01/04/2021) :
Tujuan Jangka Pendek : Tujuan Jangka Panjang :
1. Mengurangi ny
nyeri 1. Meningkatkan kemampuan
2. Meng
engurangi tightnes
ness pada
pada 2. berdiri
M eningkatkan kke
emampuan
otot hamstring dan iliotibial
3. Meningkatkan ROROM ddoorso berjalan
ber jalan dan berlari
fleksi ankle 3. Meningkatkan k ke
emampuan
naik turun tangga
4..
5 Menin
Men
e mingk
pgka
era
btkan
tk
aian
ki pk
kek
oekua
stuat
ur tan ot
otot 4. Meningkatkan kekemampuan
toileting
6. Mencegah penurunan
ekspansi thorak
RENCANA TINDAKAN :
3. Kompres Hangat atau dingin
1. Breathing
Br eathing ex
exc
c Tujuan: Untuk mengatasi nyeri saat ankle
a. Yoga
Yoga Breathing Exercise dorsoflexi
Tujuan : 4. Stretching exercise
Untuk meningkatkan fungsi Tujuan :
pernafasan pada pasien (Rodrigues, • Untuk mencegah terjadinya kontraktur
et al., 2014) •
•
Untuk menurunkan kekakuan otot
Meningkatkan sirkulasi darah ke otot
b. Deep Breathing Exercise • Membantu mempertahankan panjang
Tujuan : otot dari waktu ke waktu
Membantu mengembangkan paru- • Mengurangi nyeri
paru sepenuhnya
paru-paru, dan menempatkan
otot pernapasan, dan (5.Muscular Dystrophy
Aktif AROM UK, 2015)
exc AGA/AGB D/S
dinding dada melalui ROM yang baik Tujuan: mempertahankan ROM yang
(Simonds, 2007) sudah normal, meningka
meningkatkan
tkan ROM yang
mengalamai penurunan (Alemdaroğlu, I et
2. Assisted coughing atau ‘huffing’ al, 2015).
Tujuan : 6. AAROM exc ankle dorsoflexor D/S dan
Membersihkan sekresi pada saat hip extensor D
infeksi dada (Simonds, 2007) Tujuan: meningkatkan ROM yang
RENCANA TINDAKAN :
7. Koreksi postur 8. Strengthening exercise
a. Push Up Plus Tujuan : meningkatkan dan
Tujuan : Penguatan otot serratus mempertahankan mobilitas sendi
anterior untuk mengurangi
m engurangi derajat
derajat dan kekuatan otot
otot hip ext, knee ext,
winging scapula. ankle df, shoulder abd, elbow ext,
b. Scapular Bracing wrist ext, radial dan ulnar dev, serta
Tujuan : Membantu mengurangi meningkatkan kemampuan
derajat
dera jat winging scapula. fungsional.
c. AFO
Tujuan : Streching
bawah untuk ekstremitas
membantu mengurangi
kontraktur plantar fleksi yang
progresif, meningkatkan jarak
berjalan,
berjalan, meningkatkan kecepatan
berjalan dan panjang langkah,
mengurangi nyeri Calf Muscle (W.
Bromwich et al., 2011)
RENCANA TINDAKAN :
9. Aquatic therapy
Tujuan :
Meningkatkan kemampuan batuk
peak cough flow / PCF (Huguet-rodr
and Arias-bur, 2020 )
Meningkatkan kemampuan
fungsional (Huguet-rodr and Arias-
bur, 2020 )
meningkatkan sosialisasi, relaksasi,
kualitas
pada anakhidup,
(A dan persepsi
(Atamturk
tamturk and A diri
Atamturk,
tamturk,
2018)
10. Edukasi
Tujuan
Tujuan : untuk memudahkan kegiatan
kegiatan
pasien dalam bersosial mapun
beraktifitas.
PELAKSANA
AN :
BREATHING EXERCISE :
a. Yoga Breathing Exercise
1. Kapalabhati
Posisi Terapis :
Terapis : Berada di samping
pasien
Posisi Pasien :
Pasien : Duduk dengan nyaman
dengan tulang punggung lurus dan
kedua tulang duduk sejajar
menyentuh permukaan lantai
Pelaksanaan : Tarik nafas secara
Pelaksanaan :
pasif (tanpa usaha berarti, tidak
terlalu dalam) dan membuang nafas
dengan lebih cepat dan kuat dari
biasanya dengan paksaan.
2. Uddiyana
Posisi Terapis :
Terapis : Berada di samping
pasien
Posisi Pasien :
Pasien : Duduk dengan
nyaman
lurus dandengan
kedua tulang punggung
duduk
sejajar menyentuh permukaan
lantai
Pelaksanaan : Apnea setelah
Pelaksanaan :
ekspirasi paksa, diikuti oleh
ekspansi toraks (dicapai tanpa
menghirup) dan penutupan glotis
glotis
secara sukarela
3. Agnisara
Posisii Terapi
Posis Terapiss : Berada di samping
pasien
Posisi Pasien :
Pasien : Duduk dengan
nyaman dengan tulang punggung
lurus dan kedua tulang duduk
seja
sejajar
jar menyentuh permukaan
permu kaan
lantai
KOMPRES HANGAT
Tujuan :
mengontrol nyeri dan bengkak dengan memperlambat aliran darah .
Pelaksanaan :
Pelaksanaan
1. Balutkan kain pada hot pack untuk mencegah kontak
kontak langsung hot
hot
pack dengan kulit
2. Aplikasi kan ke pasien
3. Tanya apa y
yang
ang dirasakan
dirasa kan pasien
Dosis :
4-6 kali setiap hari selama tidak lebih dari 20 menit setiap kali.
Stretching Exercise
1. Stretch for the Ankles
Posisi Terapis
erapis : : Berada di samping pasien.
Posisi Pasien :
Pasien : Pasien berbaring terlent
terlentang
ang dengan
nyaman dan rileks.
Pelaksanaan : :
Pelaksanaan
• Letakkan satu tangan
jari mengarah ke tumit.di telapak kaki dengan
• Pegang tumit dengan kuat tapi lembut di antara
jari dan ibu jari.
• Pegang lutut lurus dengan tangan lainnya tetapi
jangan menekannya.
• Dengan lembut, tapi kuat, tarik tumit ke bawah,
seolah mencoba membuat kaki lebih panjang,
dan dorong bagian depan kaki ke atas ke sudut
kanan (dorsofleksi) atau sejauh mungkin.
• Tahan selama 15-20 detik.
terlentang
rileks. dengan nyaman dan
Pelaksanaan : :
Pelaksanaan
• Tekuk satu kaki sehingga
seh ingga
pinggul dan lutut berada pada
sudut 90º.
• Luruskan lutut secara bertahap
dengan menjaga paha tetap
stabil.
• Kaki lainnya harus tetap
tetap rata.
3. Stretch
Posisi for the
Terapis
Terapis : Hips (B)
: Berada di samping
pasien.
Posisi Pasien :
Pasien : Pasien berbaring
terlentang dengan nyaman dan
rileks.
Pelaksanaan : :
Pelaksanaan
• Kaki yang tidak direntangkan
ditekuk ke arah dada dan
dipegang dalam posisi itu oleh
terapis atau, jika memungkinkan,
oleh pasien.
• LeLetakkan
takkan tangan terapis tepat di
atas lutut kaki yang akan
diregangkan
ke bawah. dan berikan tekanan
• Ulangi dengan kaki lainnya.
Posisi
dengan Pasien
Pasien :
: Pasien
nyaman tengkurap
dan rileks.
Pelaksanaan : :
Pelaksanaan
• Le
Letakkan
takkan tangan yang paling dekat
dengan kepala pasien dengan kuat
di pantat
pantat pasien dan tekan ke
bawah.
• Gunakan tangan yang lain untuk
memegang di bawah paha kaki
yang paling jauh dari dan angkat
kaki sejauh mungkin lalu tarik ke
arah anda.
(A)
Posisi Terapis :
Terapis : Berdiri di sisi yang sama
dengan siku yang akan diregangkan.
Posisi Pasien :
Pasien : Pasien berbaring terlentang
dengan nyaman dan rileks.
Pelaksanaan :
Pelaksanaan :
• Gunakan satu tangan untuk menopang
lengan bawah di dekat sendi
pergelangan tangan. Jaga siku pasien
tetap
tetap lurus.
lurus .
• Letakkan telapak tangan yang lain di
telapak tangan pasien.
• Gerakkan pergelangan tangan ke
belakang, coba jaga agar jari-jari
7. Stretch
Fingers (B)for the Wrist, Elbow and
Posisi Terapis :
Terapis : Berdiri di sisi yang
sama dengan siku yang akan
diregangkan.
Posisi Pasien :
Pasien : Pasien berbaring
terlentang dengan tangan di pinggir
bed.
Pelaksanaan : :
Pelaksanaan
• Pegang lengan atas dengan satu
tangan.
• Letakkan tangan yang lain di bawah
telapak tangan dan jari-jari tangan
pasien dan luruskan siku, jaga agar
pergelangan tangan pasien tetap
tertekuk dan jari jari terulur.
•Pelaksanaan
Pelaksanaan : :
Satu kaki direntangkan di depan, sedikit
ke satu sisi, dengan lutut selurus
mungkin, jari-jari kaki harus mengarah
ke atas.
• Kaki lainnya ditekuk sehingga kaki
menyentuh paha bagian dalam dari kaki
lurus.
• Duduk dalam posisi ini akan
meregangkan otot hamstring kaki yang
lurus, tetapi peregangan dapat
ditingkatkan dengan mencondongkan
tubuh ke depan.
telent
telentang
angsebuah
samping di ambang pintu atau
tiang. atau di
Pelaksanaan : :
Pelaksanaan
• Pasien menempatkan kaki untuk
direntangkan pada rangka pintu
atau tiang.
atau tian g.
• Lutut sedikit ditekuk dan bagian
bawahnya dekat dengan dinding.
• Kaki lainnya lurus ke lantai.
• Luruskan lutut.
•• Elbow : fleksi,
Wrist: flexi ekstensi
ekstensi,
extensi, , supinasi,
radial deviasi,pronasi
ulnar
deviasi
• Hip: fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi,
internal dan eksternal rotasi
• Knee: fleksi, ekstensi
• Ankle: dorsoflexi,
do rsoflexi, plantarflexi,
plantarflexi, inversi, eversi
Dosis : 8x repetisi
Koreksi Postur
1. Push Up Plus
Posis Terapis : Disamping pasien.
Posisi Pasien : Kneeling.
Pelaksanaan :
• Arahkan pasien dalam posisi
pushup kneeling.
• Terapis membantu pasi
pasien
en untuk
membentuk posisi pushup plus
dengan mengarahkan pasien untuk
menekan
membantukarea lantai danposisi
membentuk terapis
membulatkan punggung.
• Arahkan pasien untuk melakukan
gerakan.
Dosis : 10-15x, 3x repitisi (Normand, 2016).
Dosis : 10 15x, 3x repitisi (Normand, 2016).
2. Scapular Bracing
Posis Terapis : Membantu
memasangkan brace.
Posisi Pasien : Berdiri.
Tujuan : Membantu
: Membantu mengurangi
derajat
dera jat winging scapula.
Pelaksanaan :
• Pasien menggunakan brace
dengan dibantu dengan terapis.
Dosis : dipakai
aktivitas 12 jam sehariselama
dan berlangsung selama6
bulan (Vastamaki et. al, 2015).
Strengthening Exercise
Dynamic Leg and Arm Training
Posisi Terapis : Disamping pasien
untuk mengarahkan.
Posisi Pasien : Duduk.
Pelaksanaan :
• Terapis mengarahkan pa
pasien
sien
anak untuk mengayuh seperti
mengayuh sepeda menggunakan
kaki dan lengan.
Dosis : 30 menit (15 menit latihan kaki
dan 15 menit latihan lengan, dapat
diselingi istirahat), 5x seminggu
dengan capaian 700-1000 putara
putarann
selama anak tidak merasa lelah
(Jansen, et al., 2010).
Aquat
Aquatic
ic Teraph
Teraphyy
Tata laksana :
Posisi terapis : selalu disamping pasien
Pelaksanaan :
1. Latihan Meluncur
2. Latiha
han
n Kon
Kontr
trol
ol Nafas
fas
• Meminta pasien un
untuk
tuk mengambi
mengambill napas sebanyak
mungkin sebelum memainkan salah satu aktivitas
berikut.
• Cari mainan kolam renang di bawah air tetapi alih-
alih berenang dalam atau jauh untuk
mengambilnya, letakkan mainan tersebut dalam
jangkauan lengan dan beri dia perint
perintahah bahwa dia
harus mengambilnya. Misalnya: katakan, “Ke bawah
dan ambil cincin merah, kuning, lalu cincin jingga
naik”.
3. La
Latih
tihan
an Ri
Rilek
leksas
sasii dan Pereg
Peregang
angan
an
• Meminta pasien melakukan
peregangan calf muscle dan
hamstring.
• Sambil mengapung menghadap ke
atas, lakukan gerakan seperti “snow
angel" secara perlahan dan dengan
berbagai macam gerakan dari bahu
dan pinggulnya.
• Sementara dia mengambang
dengan tangan di atas kepalanya,
pegang tangannya dan tarik dia
perlahan lahan melintasi kolam
dalam garis zig-zag menciptakan
gerakan seperti ular pada
Dosis :
45 menit direkomendasikan dua kali seminggu, rata-rata selama 21 minggu dan dengan suhu
air rata-rata 32,7 ° C (Cordeiro, 2019)
Catatan :
• Menggunakan skala vignos atau instrumen lain untuk menentukan stadium
penyakit sangat penting untuk mengidentifikasi efek terapi fisik akuatik
pada berbagai tahapan penyakit dan memverifikasi efek intervensi ini di
masa mendatang.
digunakan Selain
(Cordeiro, itu, north star ambulatory assessment harus
2019).
Edukasi
Memberikan Edukasi kepada pasien dan orangtua pasien . Dengan cara
akomodasi ( penyesuaian
penyesuaian diri ) harus ditentukan
ditentukan di sekolah un
untuk
tuk
memungkinkan hal-hal berikut ini (Poysky, 2021) :
• Modifikasi aktivitas yang mungkin berbahaya bagi otot (misalnya,
pendidikan jasmani adaptif);
• Kompensasi untuk berkurangnya energi atau kelelahan (mis., Berjalan jauh );
• Menangani keamanan (misalnya, aktivitas taman bermain);
• Menangani aksesibilitas (misalnya, teknologi pendukung dan naik tangga);
• Layanan pendidikan khusus harus diberikan kepada anak-anak DMD
dengan perhatian tambahan pada pembelajaran, perilaku, dan psikososial.
• Meningkatkan kesadaran dan pengetahuan DMD di antara personel
sekolah.
EV
EVALUASI
ALUASI ( 12/04
12/04/202
/2021)
1)
S : kekuat
kekuatan
an oto
otott ma
masih
sih tetap, terdapat peningkatan ROM dorsofle
dors oflexi xi ankle,
ank le,
masih terdapat tightness pada otot iliotibial dan hamstring, masih
kesulitan untuk berdiri, masih belum dapat melompat
Pemeriksaan MMT
MMT (1)
(1) latt
lattis
isim
imus
us dors
dorsi:i: 11/1
11/111
O: (12/04/2021) (2 ) Il iops
opso as:
as: 9/
9/ 9
(1) Uppe (3) Quad
Upperr trap
trape adrrisep: 6/
ezi
zius 6/6
us:: 11
11/1
/111
Kesadaran :456 (2
(2)) lowe
lowerr trap
trape ezius
zius:: 11/1
11/111 (4)
(4) 3/6
glut
gluteu
eus s maxi
maximumus: s:
Tensi : 90/60 MmHg (3
(3)) Rh
Rhom
omboboid
ideu
eus: s: 11/1
11/111
(5
(5)) glut
gluteu
eus s medi
medius us:: 6/
6/66
(4
(4)) Delt
Deltoi
oide
deusus:: 11/1
11/111
Nadi : 80x/menit (5
(5)) Pect
Pector
oral
alis
is:: 11/1
11/111 (6)
(6) tibi
tibial
alis
is a
an
nter
erioior:
r: 3/3
3/3
(6
(6)) tr
tric
icep
epss brac
brachi hii:i: 11/1
11/111 (7)
(7) Ab
Abdo
domimina
nali
lis:
s: 11/1
11/111
Tempe
mpera
ratu
turr : 336,
6,0
0ºC Total: 255/ 308x100%=
(7
(7)) se
serr
rra
atu
tuss an
ant: 11/1
11/111
Ti
Ting
nggi
gi Bada
Badan n : 11
112
2 cm 82,79%
Berat B
Ba
adan : 115 5k kg
g
RR : 16x/menit
EVALUASI
Pemeriksaan skala nyeri (WBS)
(12/04/2021)
Nyeri gerak: 3
Nyeri diam: 0
Borg scale: 13somewhat hard
NSAA: Total = 12/ 34= 35,2%
Brook scale for upper extremities: grade 1
Interpretasi : Starting
: Starting with arms at the sides, the patient can abduct the arms
in a full circle until they touch above the head
Vignos scale for lower extremities: grade 4
Interpretasi : Walks unassisted and rises from chair but cannot climb stairs
A: DMD duchenne muscular distrophy
P: breathing exc, stretching exc,
exc, arom ex
exc,
c, aarom exc,
exc, koreksi postur,
stregthneing exc, aquatic therapy, edukasi
PROGNOSA
Quo ad vitam : bonam (baik)
Quo ad functionam : malam
(buruk)
Quo ad sanam : malam (buruk)
Quo ad cosmeticam : malam
(buruk)
PERTANYAAN
1. Srimawati KEL C : komplikasi apa saja kedepannya dalam
kondisi pasien tsb ?
2. Maratus KEL.D : apabila pasien tidak dapat berenang apa
upaya yg dilakukan FTX ?
3. Farich
Faricha
a KEL A : apa
apa penyeba
penyebab b dari psidh
psidhohi
ohiper
pertro
tropy
py pada
pada
pasien ini ?
4. Aulia
Aulia dwi
dwi KEL
KEL E : apak
apakah
ah pasi
pasienen ini
ini tergo
tergolon
longg pasien
pasien DMD
DMD
yang memiliki progresifitas tinggi ?
Terima Kasih!
Do you have any questions?
youremail@freepik.com
+91 620 421 838
yourcompany.com
CREDITS: This presentation template was
created by Slidesgo
Slidesgo,, including icons by Flaticon
Flaticon,,
infographics & images by by Freepik
Freepik