Disusun Oleh :
1. Ratu Sringgit Fatra Syawalyah
2. Muhammad Alif Abdurrahman Maulana
1. Abu Hanifah
Abu Hanifah atau biasa di kenal dengan sebutan hanafi lahir di Irak pada
tahun 669 Masehi atau bertepatan dengan 80 Hijriah. Imam Abu Hanifah di katakan
banyak belajar ilmu fiqh, tafsir, hadist, dan tauhid kepada para ulama yang sangat
alim, salah satunya ialah Nafi’ ibn ‘Umar. Selain itu beliau berkesempatan untuk
belajar kepada beberapa sahabat nabi yang masih hidup diantara nya ‘Abdullah Ibn
Mas’ud dan Sahal Ibn Sa’ad.
Abu Hanifah adalah mujtahid yang merupakan seorang ahli ibadah. Dalam
bidang fiqh beliau belajar dari beberapa ulama hebat salah satu nya bernama Hammad
bin Abu Sulaiman.
Adapun perkembangan ushul fiqh di zaman Imam Abu Hanifah sangat di
pengaruhi oleh murid nya yang bernama Abu Yusuf ia di angkat sebagai Qadhi
dalam tiga pemerintahan Abbasyah, pada saat itu madzhab hanafi mendapat dukungan
politik dari murid nya tersebut.
Menurut Abu Bakar Al-Baghdadi dalam kitab nya menjelaskan dasar-dasar
pemikiran yang tertuang dalam madzhab hanafi, di antaranya sebagai berikut : “aku
(Abu Hanifah) mengambil kitab Alah. Bila tidak ditemukan di dalamnya, aku ambil
dari sunah Rasul, jika aku tidak menemukan pada kitab dan sunahnya, aku ambil
pendapat sahabat-sahabat. Aku ambil perkataan yang aku kehendaki dan aku
tinggalkan pendapatpendapat yang tidak aku kehendaki. Dan aku tidak keluar dari
pendapat mereka kepada pendapat orang lain selain mereka. Adapun apabila telah
sampai urusan itu atau telah datang kepada Ibrahim, as-Syaibani, Ibnu Sirin, al-Hasan,
Atha’, Said, dan Abu Hanifah menyebut beberapa orang lagi mereka orang-orang
yang telah berijtihad”.
2. Imam Malik
Imam Malik bin Anas, beliau lahir di kota Madina pada tahun 789 Masehi atau
bertepatan dengan 93 Hijriah dan beliau juga yang mengarang madzhab Maliki yang
sangat terkenal hingga ke penjuru dunia.
Madzhab Maliki berkembang di khalifah timur atas dukungan dari Al-
Mansyur dan di khalifah barat atas dukungan dari para khalifah di Andalusia, bahkan
di Afrika, Al-Mu’iz Badis mewajibkan seluruh penduduk untuk mengikuti Mazhab
Maliki.
Hukum fiqh yang di buat oleh imam sejatinya tidak tertulis secara sistematis,
namun murid nya yang bernama qadhi’iyyad dalam kitabnya al-Mudharrak, sebagai
berikut : “sesungguhnya manhaj Imam dar al-Hijrah, pertama ia mengambil kitabullan,
jika tidak ditemukan dalam kitabullah, ia mengambil as-Sunnah (kategori as-Sunnah
menurutnya haditshadits nabi dan fatwa-fatwa sahabat), amal ahli al-Madinah, al-
Qiyas, alMashlahah al-Mursalah, Sadd adz-Dzara’i, al-‘Urf dan al-‘Adat”.
3. Imam Syafi’I
Imam Syafi’I lahir pada pemerintahan Abbasiyyah, yaitu pada tahun 787
Masehi atau bertepatan dengan 150 Hijriah di Gazza Palestina. Jika madzhab Maliki
sangat mendominasi di wilayah bagian timur dan di bagian Afrika, maka, madzhab
imam Syafi’I sangat lah mendominasi atau banyak di gunkan di Mesir ketika
Shalahuddin al-Ayubi merebut negeri itu.
Adapun sistem yang di gunakan oleh imam Syafi’I telah tertuang dalam kitab
Al-Umm yang menguraikan sebagai berikut : “ilmu itu bertingkat secara berurutan
pertama-tama adalah al-Qur’an dan as-Sunnah apabila telah tetap, kemudian kedua
Ijma’ ketika tidak ada dalam al-Qur’an an as-Sunnah dan ketiga Sahabat Nabi (fatwa
sahabi) dan kami tahu dalam fatwa tersebut tidak adanya ikhtilaf di antara mereka,
keempat ikhtilah sahabat Nabi, kelima qiyas yang tidak diqiyaskan selain kepada al-
Qur’an dan as-Sunnah karena hal itu telah berada di dalam kedua sumber,
sesungghunya mengambil ilmu dari yang teratas”.
PENUTUP
KESIMPULAN
Meskipun pada zaman sahabat dan tabiin sudah tidak ada Rasul dan mereka
mendapatkan tantangn baru untuk menetapkan suatu hukum, mereka tetap berusaha
meminta tolong kepada Allah melalui apa yang telah Rasul ajarkan sebelumnya
meskipun ada beberapa perbedaan pendapat, dan ada beberapa sahabat yang sudah
memiliki kelebihan di bidang hukum di zaman Rasul diantarnya adalah, Ali bin Abi
Thalib, Umar bin Khattab, Abdullah Ibnu Mas’ud, Abdullah Ibn Abbas, dan Abdullah
bin Umar. Karir mereka berfatwa sebagian telah dimulai pada masa Rasulullah sendiri.
Kemudian para tabi’in juga yang tidak jauh beda perjalanannya seperti para sahabat.
Dan adapun pada masa imam madzhab hukum-hukum fiqh mulai banyak
bermunculuan dan mulai banyak pengikut dari berbagai madzhab yang telah di buat.
Dan mulai ada dukungan politik dalam penggunaan madzhab, seperti madzhab imam
Hanafi yang mendapat dukungan dari murid nya di khalifah Abbasiyah sehingga para
pengguna madzhab imam hanafi bukan dari kalangan murid nya saja, akan tetapi
penggunaan nya telah meluas hingga ke masyarakat di era kekhalifahan Abbasiyah.
Pada zaman tersebut juga dasar-dasar madzhab mulai bermunculan, contoh madzhab
Hanafi yang berlandaskan : 1). Kitab Allah (al-Qur’an), 2). Sunnah Rasulullah yang
telah masyhur dikalangan ahlu. 3). Fatwa-fatwa dari sahabat. 4). Al-Qiyas, 5). Istihsan,
6). Al- ‘Urf.
DAFTAR PUSTAKA
28M. Ali Hasan, Perbandingan Mazhab( Jakarta : PT. Grafindo Persada, 2002), h. 212.