KELOMPOK 5
DIMAS PRAWIRA NAJWA KAMILA
P3.73.34.2.21.020 P3.73.34.2.21.032
4
Escherichia
Klasifikasi
2
tahun 1962, genus Escherichia, dinamai Theodor
Escheri, digambarkan sebagai spesies bakteri SEJARAH
Bakteri umum coli, karena pada tahun 1919
bakteri ini diberi nama dengan nama Bacillus coli
atau dari Bakteri koli.
Namun pada tahun 1983, spesies baru akan
ditemukan seperti Escherichia hermannii dan
Escherichia vulneris, kemudian pada tahun 1985
Escherichia fergusonii. Pada tahun 2003 strain
baru ditemukan, Escherichia albertii
3
MORFOLOGI
Gram negatif,
tidak bersporulasi,
terkadang berkapsul,
tidak bergerak atau bergerak berkat silia peritrik,
aero-anaerob,
dengan metabolisme pernafasan dan fermentasi,
memfermentasi glukosa dengan produksi gas
(beberapa strain Escherichia coli, sebelumnya disebut
Alkalescens-Dispar, tidak menghasilkan gas), oksidase negatif,
katalase positif dan nitrat reduktase positif.
ukuran tidak beraturan,
berwarna putih buram;
elevasinya adalah permukaan mengkilap yang bungkuk;
konsistensinya lengket
5
MORFOLOGI MEDIA KULTUR
6
MORFOLOGI MEDIA KULTUR
E. fergusonii
PRODUK METABOLIK
1. acetoin
2. hydrogen sulfide
3. indole
6
MORFOLOGI MEDIA KULTUR PRODUK METABOLIK
1. acetoin
1. mesofilik nutrient agar
2. dinitrogen
3. hydrogen sulfide
4. indole
E. marmotae 5. nitrit
PATOGENITAS
diperkirakan mewakili patogen manusia potensial dengan uji infeksi in vitro dan karakterisasi
gen virulensi. Kehadiran faktor virulensi mungkin terkait dengan E. virulen.
Namun, hingga saat ini, Es. marmotae belum dilaporkan dari sampel nonenterik manusia.
Secara historis " Escherichia cryptic clade V " telah dianggap sebagai spesies lingkungan,
temuan langka dalam sampel enterik manusia dan potensi patogen rendah
Escherichia marmotae sebagai penyebab septikemia, kolangitis, pielonefritis, dan
spondylodiscitis
6
MORFOLOGI MEDIA KULTUR PRODUK METABOLIK
PATOGENITAS
patogen manusia oportunistik. E. vulneris yang menyebabkan diare rumit dan sepsis pada bayi.
6
MORFOLOGI MEDIA KULTUR
1. nutrient agar
1. enterik aerobik
2. columbia agar
2. tidak patogen bagi manusia
karena kemampuannya
untuk mensintesis vit. b12
E. blattae
PRODUK METABOLIK
1. acetoin
2. hydrogen sulfide
3. indole
6
MORFOLOGI
1. gram negatif
2. fakultatif anaerob,
3. tidak membentuk spora, dan merupakan flora alami pada usus mamalia
4. dapat tahan pada media yang miskin nutrisi.
5. menjadi 3 kelompok besar berdasarkan interaksinya dengan inang (manusia), yaitu
6. (1) non patogen (komensal),
7. (2) patogen saluran pencernaan,
E.coli 8. (3) patogen diluar saluran pencernaan
9. E. coli tidak dapat dibunuh dengan pendinginan maupun pembekuan, Bakteri ini hanya bisa
dibunuh oleh antiobiotik, sinau Ultraviolet (UV), atau suhu tinggi >1000 C
10. berbentuk batang dengan panjang sekitar 2 micrometer dan diamater 0.5 micrometer
11. Bakteri ini dapat hidup pada rentang suhu 20-40 0 C dengan suhu optimumnya pada 370 C
12. alat gerak flagel
13. mempunyai 3 antigen: Antigen-O yang merupakan inti dari lipopolisakarida dan unit-unit
polisakarida, Antigen-K yang merupakan kapsul dari polisakarida, sedangkan antigen-H
merupakan antigen flagella
6
PATOGENITAS
Escherichia coli patogen pertama kali teridentifikasi pada tahun 1935 sebagai penyebab diare (Manning 2010). Escherichia coli patogen
penyebab diare atau disebut juga sebagai diarrheagenic E. coli (DEC) terdiri dari enam jenis, yaitu enterotoxigenic E. coli (ETEC),
enteropathogenic E. coli (EPEC), enterohemorrhagic E. coli (EHEC), enteroinvasive E. coli (EIEC), enteroaggregative E. coli (EAEC), dan diffusely
adherent E. coli (DAEC)
virulensi
Sifat virulensi pada enam patotipe E. coli ditentukan oleh suatu elemen tertentu yang berbeda, seperti faktor pelekatan sel pada EPEC ETEC
EIEC EHEC plasmid LT/ST enterotoksin Komensal E. coli Afa/Dr fimbriae Inv plasmid Atypical EPEC DAEC EAEC EHEC Typical EPEC LEE PAI
(intimin) EAF plasmid pAA plasmid Stx 26 (Effect Adherence Factor = EAF), kemampuan memproduksi toksin (shiga-like toksin) pada EHEC,
keberadaan plasmid invasi (inv) pada EIEC, kemampuan memproduksi enterotoksin (LT/ST) pada ETEC, serta keberadaan fimbriae (Afa/Dr)
pada DAEC.
Escherichia coli resisten terhadap berbagai jenis antibiotik antara lain: ampisilin (34%), kotrimoksazol (29%) dan 2 kloramfenikol (25%). Hasil
penelitian 781 pasien yang dirawat di rumah sakit didapatkan 81% Escherichia coli resisten terhadap berbagai jenis antibiotik, yaitu ampisilin
(73%), kotrimoksazol (56%), kloramfenikol (43%), siprofloksasin (22%), dan gentamisin (18%)
6
METODE ANALISA BAKTERI E. coli
Ada dua metode yang digunakan untuk melakukan analisa bakteri E. coli. Metode pertama adalah menggunakan membran filter, dan metode
kedua menggunakan MPN
- Metode membran filter
Langkah-langkah:
analisa bakteri E. coli dimulai dengan pengambilan contoh air atau cairan. Contoh (sampel) diambil dengan menggunakan botol sampel steril
yang volumenya 300 ml. Satu mL dan lima mL
sampel air disaring dengan menggunakan membran filter selulosa nitrat (porositas 0,45 μm dan diameter 47 mm)
filter kemudian diletakkan dalam cawan petri compact dry yang telah berisi media.
Media dibasahi dengan akuades steril terlebih dulu,
kemudian membran filter diletakkan di permukaan media tersebut dan diinkubasikan dalam inkubator dengan suhu 35o C selama 24
koloni yang tumbuh berwarna biru berwarna biru merupakan bakteri E. coli
- Metode MPN
(multiple probable number) atau multiple tube fermentation technique for members of the coliform group
Tiga macam pengenceran dipilih untuk analisa bakteri E. coli, yaitu 10, 1 dan 0.1 ml dengan tiga kali ulangan. Sampel air pada masingmasing
pengenceran dimasukkan ke dalam tabung berisi media LTB (Lauryl Triptose Broth), kemudian diinkubasikan pada suhu 37 ± 2°C di inkubator
selama 24 jam (atau diperpanjang hingga 48 jam, jika bakteri belum tumbuh). Bakteri yang tumbuh pada media LTB, yang ditandai dengan
perubahan warna media, selanjutnya diinokulasikan pada media BGLB dengan mengambil sampel media sebanyak 5 ose. Media BGLB (Brilliant
Green Lactose bile Broth) yang telah diberi sampel positif dari media LTB diinkubasikan pada inkubator pada suhu 37 ± 2°C selama 24 jam (atau
diperpanjang hingga 48 jam, jika bakteri belum tumbuh). Hasil positif ditandai dengan perubahan warna media BGLB dan adanya gelembung
gas yang terperangkap dalam tabung Durham.
6
METODE ANALISA BAKTERI E. coli
Pada bakteri yang dapat memfermentasi laktosa (contoh : Escherichia coli, Klebsiella sp.) koloni dan media akan berwarna merah atau merah
muda, karena adanya produksi asam dari hasil fermentasi laktosa, dengan adanya indikator neutral red media akan berwarna merah atau merah
muda.
media pengkayaan yang paling umum dan sukses digunakan untuk E. coli patogen (E. coli O157: H7) adalah trypone soy broth (TSB) dan E. coli
broth (EC) dengan atau tanpa modifikasi
6
IDENTIFIKASI
uji fermentasi glukosa dan laktosa menggunakan media Kigler Iron Agar
cara kerja:
tusukan jarum lalu ditarik secara zigzag
media berwarna kuning dan terdapat gas pada media
SCA
cara kerja:
digores dengan ose
negatif, warna media tetap hijau
inkubasi 30-35 derajat selama 24 jam
6
Klebsiella pneumonia
Klasifikasi
Kingdom Bakteria
Phylum Proteobakteria
Class Gama Proteobakteria
Ordo Enterobakteriales
Familly Enterobakteriaceae
Genus Klebsiella
Spesies Klebsiella pneumonia
2
Hans Christian Gram, Ilmuwan Denmark yang
hidup pada tahun 1853 – 1938. Beliau berhasil SEJARAH
memperkenalkan cara pewarnaan bakteri secara
gram,dan berhasil mengamati Klebsiella
pneumonia dan Streptococcus pneumonia pada
tahun 1884. Kemudian bakteri tersebut berhasil
di identifikasi oleh seorang ahli Bakteriologi
berkebangsaan jerman bernama Edwin Klebs,
yang hidup pada tahun ( 1831 – 1913 ) yang
kemudian memperkenalkan Bakteri ini,dan diberi
nama Klebsiella sesuai namanya.
3
MORFOLOGI
5
MORFOLOGI MEDIA KULTUR
Klebsiella
oxytoca
PRODUK METABOLIK PATOGENITAS
2. indole
6
Klebsiella MEDIA KULTUR
PRODUK METABOLIK
1. acetoin
2. hydrogen sulfide
3. indole
6
Klebsiella
rhinoscleromatis PRODUK METABOLIK MEDIA KULTUR
6
Klebsiella planticola -
Raoultella planticola PRODUK METABOLIK MEDIA KULTUR
6
SIFAT
PERTUMBUHAN
Coliform ini dapat tumbuh subur dan cepat pada media
sederhana, aerobic dan anaerobic fakultatif, dapat
memfermentasikan laktosa dengan menghasilkan
asam (6 – 7,8) dan gas pada pengeraman 37oC selama
24-48 jam. Spesies yang termasuk golongan Coliform
antara lain Escherichia coli, Enterobacter aerogenes,
dan Klebsiella pneumonia
5
GAMBARAN KOLONI
Koloni bekteri ini berbentuk bulat, tepi koloni rata,
cembung, koloni ini terlihat tampak berlendir, dan
berwarna abu-abu.
5
Test Biokimia berdasarkan uji
6
Urea
Bakteri tertentu dapat menghidolisis urea dan membentuk ammonia dengan terbentunya wana merah karena adanya indicator
phenol red, Klebsiella pada media urea memiliki pertumbuhan yang lambat memberikan hasil positif pada pneumonia, oxytoca
atau bisa juga ozaenae karena Klebsiella juga ada beberapa yang mampu menghidrolisis urea dan membentuk ammonia.
Methyl red
Media ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan dari beberapa bakteri yang memproduksi asam kuat sebagai hasil fermentasi
dari glukosa dalam media ini, yang dapat ditunjukkan dengan penambahan larutan methyl red. Hampir semua Klebsiella sp
memproduksi asam yang kuat sehingga pada penambahan larutan methyl red terbentuk warna merah, kecuali pada pneumonia
dan oxytoca yang juga dapat memberikan hasil negative
Voges Proskauer
Bakteri tertentu dapat memproduksi acetyl metyl carbinol dari ferentasi glukosa yang dapat diketahui dengan penambahan
larutan voges proskauer, Klebsiella ozaenae dan rhinos tidak memproduksi acetyl methyl carbinol sehingga penanaman pada
media ini meberikan hasil negative, berbeda dengan jenis pneumonia dan oxytoca yang mampu memberikan hasil positif pada
media ini.
. Fermentasi Karbohidrat
Media ini berfungsi untuk melihat kemampuan bakteri memfermentasikan jenis karbohidrat, jika terjadi fermentasi maka media
terlihat berwarna kuning karena perubahan pH menjadi asam. Klebsiella sp memfermentasi glukosa, maltose sedangkan sukrosa
tidak difermentasikan pada jenis rhinos atau bisa juga ozaenae.
6
PATOGENESIS DAN PATOLOGI
- Anggota genus Klebsiella biasanya mengekspresikan 2 jenis antigen pada permukaan sel
mereka. Yang pertama adalah lipopolisakarida (O antigen), yang lain adalah polisakarida kapsul
(K antigen). Kedua antigen ini berkontribusi pada patogenisitas.
- Kebanyakan penyakit paru disebabkan oleh K.pneumoniae dalam bentuk bronkopneumonia
atau bronkitis.
- Klebsiella pneumoniae yang menyebabkan penyakit paru-paru memberikan penampakan
berupa pembengkakan paru-paru sehingga lobus kiri dan kanan paru-paru menjadi tidak sama;
demam (panas-dingin); batuk-batuk (bronkhitis); penebalan dinding mukosa; dan dahak
berdarah.
- Klebsiella rhinoscleromatis dan Klebsiella ozaenae yang menyebabkan rinoschleroma dan
ozaena memberikan gejala pembentukan granul (bintik-bintik), gangguan hidung, benjolan-
benjolan di rongga pernapasan (terutama hidung), sakit kepala, serta ingus hijau dan berbau.
6
ENTEROBACTER
Klasifikasi
Kingdom Bakteria
Phylum Proteobakteria
Class Gama Proteobakteria
Ordo Enterobakteriales
Familly Enterobakteriaceae
Genus Enterobacter
Spesies Enterobacter Sp
2
MORFOLOGI
5
Enterobacter
aerogenes
Enterobacter aerogenes, adalah bakteri Gram-negatif, oksidase negatif,
katalase positif, sitrat positif, indol negatif, berbentuk batang. Bakteri ini
memiliki panjang sekitar 1-3 mikron, dan mampu bergerak melalui
flagela peritrichous.
Enterobacter
cloacae
Enterobacter cloacae adalah bakteri berbentuk batang yang bersifat
Gram-negatif, fakultatif-anaerob, signifikan secara klinis
6
Enterobacter
sakazakii
Enterobacter sakazakii (Cronobacter spp.) adalah bakteri Gram negatif
berbentuk batang yang tidak membentuk spora. Pada awalnya, bakteri
ini hanya dikenal sebagai Enterobacter cloacae yang memiliki pigmen
kuning.
6
TERIMA KASIH