Anda di halaman 1dari 14

NAMA : LUTFY NOER INSANI

NPM : 212151017
KELAS : 2021-A

HAKIKAT BERPIKIR KRITIS MATEMATIS


DAN RASA PERCAYA DIRI

A. Definisi Hakikat Berpikir Kritis Matematis dan Rasa Percaya Diri


Morgan sebagaimana dikutip oleh Rifa’i & Anni (2012: 41) merupakan
rangkaian proses kognisi yang bersifat pribadi (informasi processing) yang
berlangsung selama terjadinya stimulus sampai dengan munculnya respons.
Pendapat saya tentang berpikir kritis menurut Morgan yang dikutif oleh
Rifa’i & Anni (2012: 41), yaitu berarti adanya stimulus dapat memicu
seseorang untuk melakukan proses berpikir sehingga dapat menghasilkan
suatu respons yang diharapkan. Kemampuan berpikir pada dasarnya sudah
dimiliki oleh setiap anak. Namun apabila tidak terlatih dalam setiap
pembelajarannya akan membuat kemampuan berpikir tidak berkembang.
Fisher (2008: 10) mendefinisikan berpikir kritis sebagai berpikir
evaluatif yang mencakup baik itu kritis maupun berpikir kreatif dan yang
secara khusus berhubungan dengan kualitas pemikiran atau argumen yang
disajikan untuk mendukung suatu keyakinan atau rentetan tindakan.
Pendapat saya tentang berpikir kritis menurut Fisher (2008: 10), yaitu
berpikir kritis adalah suatu pemikiran yang evaluatif baik itu berpikir secara
kritis ataupun secara kreatif. Dan juga memiliki pemikiran secara khusus
yang berhubungan dengan kualitas pemikiran-pemikiran kita ataupun
argumen-argumen kita yang disajikan untuk mendukung suatu keyakinan-
keyakinan atau rentetan-rentetan tindakan.
Ennis (1985: 46), “critical thinking is a reasonable reflective thinking
focused on deciding what to believe or do”.
Pendapat saya tentang berpikir kritis menurut Ennis (1985: 46), yaitu
berpikir kritis adalah berpikir secara beralasan dan reflektif dalam
memutuskan apa yang hendak diyakini atau dilakukan. Dengan demikian,
dapat dikatakan bahwa berpikir kritis merupakan berpikir secara beralasan
dan reflektif sehingga hasil dari pemikiran tersebut dapat dijadikan sebagai
argumen untuk mendukung suatu keyakinan atau suatu tindakan yang hendak
dilakukan.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
berpikir kritis merupakan cara berpikir manusia untuk merespon
seseorang dengan menganalisis fakta untuk membentuk penilaian. Subjeknya
kompleks, dan ada beberapa definisi yang berbeda mengenai konsep ini, yang
umumnya mencakup analisis rasional, skeptis, tidak biasa, atau evaluasi bukti
faktual. Pada dasarnya, bentuk berpikir kritis adalah pemikiran mandiri,
pendisiplinan diri, pemantauan diri, dan koreksi diri. Berpikir kritis
mengandaikan persetujuan terhadap standar keunggulan yang ketat dan
penggunaan yang benar. Ini memerlukan komunikasi yang efektif dan
kemampuan pemecahan masalah serta komitmen untuk
mengatasi egosentrisme dan etnosentrisme.
Adler menyatakan bahwa kebutuhan manusia yang paling penting
adalah kebutuhan akan rasa percaya diri dan rasa superioritas. Rasa percaya
diri juga dapat diartikan sebagai suatu kepercayaan terhadap diri sendiri
yang dimiliki setiap orang dalam kehidupan serta bagaimana orang tersebut
memandang dirinya secara utuh dengan mengacu pada konsep dirinya.

Pendapat saya tentang rasa percaya diri menurut Adler, yaitu manusia
memiliki kebutuhan yang paling penting yaitu kebutuhan akan rasa percaya
diri dan rasa dukungan dari berbagai pihak, misalnya keluarga, sahabat,
pasangan, dan lain sebagainya. Contohnya kita dalam keadaan terpuruk maka
kita pasti memerlukan suatu dukungan bail itu dari keluarga, sahabat,
pasangan, dan lain sebagainya dan kita juga harus percaya diri bahwa kita
bisa melewati hal tersebut dan semuanya akan baik-baik saja. Selain itu
percaya diri juga merupakan rasa akan percaya terhadap diri kita sendiri dan
keyakinan akan kita mampu mewujudkan suatu tujuan yang ingin kita capai.
Dan juga percaya diri itu memandang dirinya secara utuh dengan mengacu
pada kondep dirinya sendiri.

Hakim (2004:6) percaya diri adalah suatu keyakinan seseorang terhadap


segala aspek kelebihan yang dimiliki seseorang dan keyakinan tersebut
membuatnya merasa mampu untuk bisa mencapai tujuan dalam hidupnya.

Pendapat saya tentang rasa percaya diri menurut Hakim (2004:6), yaitu
percaya diri adalah suatu keyakinan kita terhadap segala aspek kelebihan
yang kita miliki dan keyakinan tersebut membuat kita merasa mampu untuk
bisa mencapainya. Misalnya kita ingin berprestasi di sekolah maka kita harus
percaya diri dan yakin akan kemampuan kita sendiri, agar nantinya kita
semangat akan tujuan itu dan merasa ingin terus belajar. Karena ada sebuah
keinginan yang ingin kita capai yaitu berprestasi di sekolah. Selanjutnya
misalkan kita ingin menjadi seorang dokter maka kita juga harus percaya diri
dan yakin bahwa kita mampu mencapai tujuan itu. Dengan car akita harus
giat belajar dan lain sebagainya.

deAngelis mendefinisikan kepercayaan diri sebagai sesuatu yang harus


mampu menyalurkan segala yang kita ketahui dan segala yang kita kerjakan.

Pendapat saya tentang rasa percaya diri menurut deAngelis, yaitu dalam
pengertian ini rasa percaya diri dapat muncul karena kemampuan dalam
melakukan atau mengerjakan sesuatu. Sehingga rasa percaya diri baru
muncul setelah seseorang melakukan sesuatu pekerjaan secara mahir dan
melakukannya dengan cara memuaskan hatinya. Atas dasar pengertian di atas
maka seseorang tidak akan pernah menjadi orang yang benar-benar percaya
diri, karena rasa percaya diri itu muncul hanya berkaitan dengan keterampilan
tertentu yang ia miliki. Oleh sebab itu menurut deAngelis rasa percaya diri
yang sejati senantiasa bersumber dari hati nurani, bukan di buat-buat. Rasa
percaya diri berawal dari tekad dari diri sendiri untuk melakukan segala yang
di inginkan dan di butuhkan dalam hidup seseorang, yang terbina dari
keyakinan diri sendiri.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
percaya diri (Self confidence) merupakan adanya sikap individu yakin akan
kemampuannya sendiri untuk bertingkah laku sesuai dengan yang
diharapkannya sebagai suatu perasaan yang yakin pada tindakannya,
bertanggung jawab terhadap tindakannya dan tidak terpengaruh oleh orang
lain. Orang yang memiliki kepercayaan diri mempunyai ciri-ciri: toleransi,
tidak memerlukan dukungan orang lain dalam setiap mengambil keputusan
atau mengerjakan tugas, selalu bersikap optimis dan dinamis, serta memiliki
dorongan prestasi yang kuat.
B. Indikator Berpkir Kritis Matematis dan Rasa Percaya Diri
Menurut Ennis (1985: 46), kemampuan berpikir kritis terdiri dari 12
indikator yakni (1) merumuskan masalah, (2) menganalisis argumen, (3)
menanyakan dan menjawab pertanyaan, (4) menilai kredibilitas sumber
informasi, (5) melakukan observasi dan menilai laporan hasil observasi, (6)
membuat deduksi dan menilai deduksi, (7) membuat induksi dan menilai
induksi, (8) mengevaluasi, (9) mendefinisikan dan menilai definisi, (10)
mengidentifikasi asumsi, (11) memutuskan dan melaksanakan, dan (12)
berinteraksi dengan orang lain.
Sikap percaya diri dapat dibentuk oleh seseorang melalui beberapa
indikator. Menurut Kemendikbud (2014:71) indikator percaya diri yakini: (1)
Berpendapat atau melakukan kegiatan tanpa ragu-ragu; (2) Mampu membuat
keputusan dengan cepat; (3) Tidak mudah putus asa; (4) Tidak canggung
dalam bertindak; (5) Berani presentasi di depan kelas; (6) Berani berpendapat,
bertanya, atau menjawab pertanyaan.
C. Ciri-ciri Hakikat Berpikir Kritis dan Rasa Percaya Diri
Ciri-ciri berpikir kritis menurut Wijaya (2010: 72-73): (1) mengenal
secara rinci bagian-bagian dari keseluruhan; (2) pandai mendeteksi
permasalahan; (3) mampu membedakan ide yang relevan dengan yang tidak
relevan; (4) mampu membedakan fakta dengan fiksi atau pendapat; (5)
mampu mengidentifikasi perbedaan-perbedaan atau kesenjangan-kesenjangan
informasi; (6) dapat membedakan argumentasi logis dan tidak logis; (7)
mampu mengembangkan kriteria atau standar penilaian data; (8) suka
mengumpulkan data untuk pembuktian faktual; (9) dapat membedakan
diantara kritik membangun dan merusak; (10) mampu mengidentifikasi
pandangan perspektif yang bersifat ganda yang berkaitan dengan data.
Adywibowo (2010:40) berpendapat bahwa ciri-ciri anak yang penuh
percaya diri yakni: (1) Lebih Independen; (2) Tidak terlalu bergantung
dengan orang lain; (3) Tidak mudah mengalami frustasi; (4) Mampu
menerima tantangan yang baru; (5) Memiliki emosi yang lebih hidup tetapi
tetap stabil; (6) Mudah berkomunikasi; (7) Membantu orang lain.
D. Karakteristik Hakikat Berpikir Kritis dan Rasa Percaya Diri
Bayer (1995: 12-15) menjelaskan karakteristik berpikir kritis sebagai
berikut: (1) Watak. Seseorang yang mempunyai keterampilan berpikir kritis
mempunyai sikap skeptis, sangat terbuka, menghargai sebuah kejujuran,
respek terhadap berbagai data dan pendapat, respek terhadap kejelasan dan
ketelitian, mencari pandangan-pandangan lain yang berbeda, dan akan
berubah sikap ketika terdapat sebuah pendapat yang dianggapnya baik. (2)
Kriteria. Dalam berpikir kritis harus mempunyai sebuah kriteria atau patokan.
Untuk sampai ke arah sana maka harus menemukan sesuatu untuk diputuskan
atau dipercayai. Meskipun sebuah argumen dapat disusun dari beberapa
sumber pelajaran, namun akan mempunyai kriteria yang berbeda. Apabila
kita akan menerapkan standarisasi maka haruslah berdasarkan kepada
relevansi, keakuratan fakta-fakta, berlandaskan sumber yang kredibel, teliti,
tidak bias, bebas dari logika yang keliru, logika yang konsisten, dan
pertimbangan yang matang. (3) Argumen. Argumen adalah pernyataan atau
proposisi yang dilandasi oleh data-data. Keterampilan berpikir kritis akan
meliputi kegiatan pengenalan, penilaian, dan menyusun argumen. (4)
Pertimbangan atau pemikiran. Yaitu kemampuan untuk merangkum
kesimpulan dari satu atau beberapa premis. Prosesnya akan meliputi kegiatan
menguji hubungan antara beberapa pernyataan atau data. (5) Sudut pandang
(point of view). Sudut pandang adalah cara memandang atau menafsirkan
dunia ini, yang akan menentukan konstruksi makna. Seseorang yang berpikir
dengan kritis akan memandang sebuah fenomena dari berbagai sudut pandang
yang berbeda. (6) Prosedur penerapan kriteria (procedures for applying
criteria). Prosedur penerapan berpikir kritis sangat kompleks dan prosedural.
Prosedur tersebut akan meliputi merumuskan permasalahan, menentukan
keputusan yang akan diambil, dan mengidentifikasi perkiraan-perkiraan.
Beberapa karakteristik individu yang memiliki rasa percaya diri yang
proposional : (1) Tidak terdorong untuk menunjukkan sikap konformitas
demi diterima oleh orang lain, (2) Berani menerima dan menghadapi
penolakan orang lain dan berani menjadi diri sendiri, (3) Punya pengendalian
diri yang baik, (4) Memiliki internal locus of control (memandang
keberhasilan atau kegagalan tergantung pada usaha sendiri, tidak mudah
menyerah pada nasib atau keadaan serta tidak tergantung pada orang lain), (5)
Memiliki cara pandang positif terhadap diri sendiri, orang lain dan situasi di
luar dirinya, (6) Memiliki harapan Yang realistis terhdap diri sendiri,
sehingga ketika harapan itu tidak terwujud, individu siap melihat sisi positif
dari dari dirinya dan situasi yang terjadi (Rini, 2002).
E. Sifat-sifat Hakikat Berpikir Kritis dan Rasa Percaya Diri
Senada dengan pendapat leman (2002) mengenai remaja yang
mempunyai rasa percaya diri akan memiliki sifat-sifat antara lain sebagai
berikut: (1) Bersifat lebih endependen, tidak terlalu tergantung pada orang
lain; (2) Mampu memikul tanggung jawab yang diberikan; (3) Tidak mudah
mengalami masa frustasi; (4) Bisa menghargai diri dan usahanya sendiri; (5)
Mampu menerima tantangan dan tugas baru; (6) Memiliki emosi yang hidup
tetapi stabil; (7) Mudah berkomunikasih dan membantu orang lain.
F. Jenis-jenis Hakikat Berpikir Kritis dan Rasa Percaya Diri
Lindenfield (19974:4) menjelaskan bahwa ada dua jenis percaya diri,
yaitu: percaya diri lahir dan percaya diri batin. Percaya diri batin adalah
percaya diri yang memberi kita perasaan dan anggapan bahwa kita dalam
keadaan baik. Jenis percaya diri lahir memungkinkan individu untuk tampil
dan berperilaku dengan cara menunjukkan pada dunia luar bahwa kita yakin
akan diri kita.
G. Identifikasi Hakikat Berpikir Kritis dan Rasa Percaya Diri
Identifikasi percaya diri, yaitu: optimis, ambisi, terbuka terhadap
pengalaman baru dan toleran, tidak tergantung dengan orang lain, serta
memiliki kemantapan dan ketekunan dalam bertindak karena itu adalah ciri
utama dari seseorang yang percaya diri.
H. Aspek Hakikat Berpikir Kritis dan Rasa Percaya Diri
Aspek-aspek berpikir kritis menurut Facione (2013: 5) terdapat 6 aspek,
yaitu: interpretation (interpretasi), analysis (analisis), evaluation (evaluasi),
inference (kesimpulan), explanation (penjelasan), dan self-regulation
(pengaturan diri).
Aspek-aspek bahwa seseorang memiliki rasa percaya diri adalah
sebagai berikut (1) keyakinan kemampuan diri, (2) optimis, (3) objektif, (4)
bertanggung jawab, dan (5) rasional dan realitas.
I. Tahapan-tahapan Hakikat Berpikir Kritis dan Rasa Percaya Diri
Dari pendapat Ennis dalam Amri (2010: 64) menjelaskan bahwa tahap-
tahap dalam berpikir kritis adalah sebagai berikut: (1) Fokus (focus). Langkah
awal dari berpikir kritis adalah mengidentifikasi masalah dengan baik.
Permasalahan yang menjadi fokus bisa terdapat dalam kesimpulan sebuah
argument; (2) Alasan (Reason). Apakah alasan-alasan yang diberikan logis
atau tidak untuk disimpulkan seperti yang tercantum dalam focus; (3)
Kesimpulan (Inference). Jika alasannya tepat, apakah alasan itu cukup untuk
sampai pada kesimpulan yang diberikan? (4) Situasi (Situation).
Mencocokkan dengan situasi yang sebenarnya; (5) Kejelasan (Clarity). Harus
ada kejelasan mengenai istilah-istilah yang dipakai dalam argumen tersebut
sehingga tidak terjadi kesalahan dalam membuat kesimpulan; (6) Tinjauan
ulang (Overview). Artinya kita perlu mencek apa yang sudah ditemukan,
diputuskan, diperhatikan, dipelajari dan disimpulkan.
J. Faktor Hakikat Berpikir Kritis dan Rasa Percaya Diri
Beberpa faktor yang mempengaruhi kemampuan berpikir kritis siswa
adalah sebagai berikut: (1) Kondisi fisik. Menurut Sajoto (1990: 16) kondisi
fisik adalah satu kesatuan utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat
dipisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun pemeliharaannya. Apabila
kondisi siswa terganggu, maka akan berpengaruh pada kemampuan berpikir
siswa. Konsentrasi siswa akan menurun dan semangat belajarnya menjadi
berkurang. (2) Motivasi. Mariska, dkk (2013: 160) berpendapat bahwa
motivasi merupakan dorongan yang ada didalam diri seseorang untuk
berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam
memenuhi kebutuhan. Menurut Juniar (2016: 60) mengatakan bahwa “In
simple terms, motivation deals with the questions of why people choose to do
an activity over another, how much energy and effort they will be putting in
to do the activity and how long they will continue to do the activity”. Yang
berarti bahwa motivasi erat kaitannya dengan alasan mengapa siswa
melakukan kegiatan tersebut. Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik
kesimpulan, memotivasi siswa dapat menumbuhkan minat belajar siswa,
dengan tumbuhnya minat belajar siswa maka tujuan pembelajaran dapat
tercapai dengan mudah. Dengan diberikan motivasi juga dapat mempermudah
guru untuk menyampaikan bahan pengajaran karena minat belajar siswa
sudah tumbuh. (3) Kecemasan. Kecemasan merupakan keadaan emosional
seseorang terhadap suatu kemungkinan yang dapat membahayan dirinya atau
orang lain. Menurut Frued dalam Riasmini (2000) kecemasan timbul secara
otomatis jika individu menerima stimulus berlebih yang melampaui untuk
menanganinya (internal, eksternal). Reaksi terhadap kecemasan dapat
bersifat; a) konstruktif, memotivasi individu untuk belajar dan mengadakan
perubahan terutama perubahan perasaan tidak nyaman, serta terfokus pada
kelangsungan hidup; b) destruktif, menimbulkan tingkah laku maladaptif dan
disfungsi yang menyangkut kecemasan berat atau panik serta dapat
membatasi seseorang dalam berpikir. (4) Perkembangan intelektual. Tingkat
perkembangan intelektual siswa berbeda antara satu siswa dengan yang lain.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan intelektual siswa.
Perkembangan intelektual juga dipengaruhi oleh usia dari siswa itu sendiri.
Menurut Piaget dalam Purwanto (1999) semakin bertambah umur anak,
semakin tampak jelas kecenderungan dalam kematangan proses. (5) Interaksi
Rath et. al. (dalam Himawan, 2014: 42) menyatakan bahwa salah satu faktor
yang dapat mempengaruhi perkembangan kemampuan berpikir kritis adalah
interaksi antara pengajar dan siswa. Suasana pembelajaran yang kondusif
akan meningkatkan semangat siswa dalam proses pembelajaran sehingga
siswa dapat berkonsentrasi dalam memecahkan masalah yang diberikan.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kepercayaan diri pada
seorang individu, seperti yang dikemukakan oleh Hakim (dalam Polpoke,
2004) faktor-faktor yang mempengaruhi rasa percaya diri itu muncul dengan
sendirinya, sebagai berikut: (1) Lingkungan Keluarga. Keadaan keluarga
merupakan lingkungan hidup yang pertama dan utama dalam kehidupan
setiap orang, sangat mempengaruhi pembentukan rasa percaya diri pada
seseorang. Rasa percaya diri merupakan suatu keyakinan seseorang terhadap
segala aspek kelebihan yang ada pada dirinya dan diwujudkan dalam tingkah
laku sehari-hari. Pola pendidikan keluarga yang bisa diterapkan dalam
membangun rasa percaya diri pada anak adalah sebagai berikut: a)
Menerapkan pola pendidikan yang demokratis; b) Melatih anak untuk berani
berbicara tentang banyak hal; c) Menumbuhkan sikap mandiri pada anak;
d)Memperluas lingkungan pergaulan anak; e) Jangan terlalu sering
memberikan kemudahan pada anak; f) Tumbuhkan sikap bertanggung jawab
pada anak; g) Setiap permintaan anak jangan terlalu dituruti; h) Berikan anak
penghargaan jika berbuat baik; i) Berikan hukuman jika berbuat salah; j)
Kembangkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki anak. (2) Pendidikan Formal.
Sekolah atau perguruan tinggi dapat dikatakan sebagai lingkungan yang
paling berperan untuk bisa mengembangkan rasa percaya diri anak setelah
lingkungan keluarga. Ditinjau dari segi sosialisasi mungkin dapat dikatakan
bahwasanya sekolah memegang peranan lebih penting jika dibandingkan
dengan lingkungan keluarga yang jumlah individunya lebih terbatas. Rasa
percaya diri siswa dapat dibangun disekolah melalui berbagai
macam bentuk kegiatan sebagai berikut: a) Memupuk keberanian untuk
bertanya; b) Peran guru atau dosen yang aktif bertanya pada
siswa/mahasiswa; c) Melatih diskusi atau berdebat; d) Mengerjakan soal di
depan kelas; e) Bersaing dalammencapai prestasi belajar; f) Aktif
dalamkegiatan pertandingan olahraga; g) Belajar berpidato; h) Mengikuti
kegiatan ekstrakulikuler; i) Penerapan disiplin yang konsisten; j) Memperluas
pergaulan yang sehat, dll. (3) Pendidikan Non Formal. Salah satu modal
utama untuk dapat menjadi seseorang dengan kepribadian yang penuh
percaya diri adalah memiliki kelebihan tertentu yang berarti bagi diri
sendiri dan orang lain. Rasa percaya diri akan menjadi lebih mantap jika
seseorang memiliki suatu kelebihan yang membuat orang lain merasa kagum.
Kemampuan atau keterampilan dalam bidang tertentu bisa didapatkan melalui
pendidikan nonformal. Kemampuan dan keterampilan yang dapat
diperoleh melalui pendidikan nonformal misalnya: mengikuti kursus bahasa
asing, mengikuti kursus jurnalistik, mengikuti kursus bermain alatmusik,
mengikutikursus seni vokal, mengikuti kursus keterampilan untuk memasuki
dunia kerja, mengikuti pendidikan keagamaan, dan lain-lain. (4) Lingkungan
Kerja. Bagi orang-orang yang sudah bekerja disebuah kantor, perusahaan,
atau tempat lainnya, lingkungan tersebut menjadi lingkungan hidup kedua
setelah lingkungan rumah. Dengan sendirinya, akan sangat berpengaruh
terhadap kondisi mental secara keseluruhan. Suatu hal yang bijaksana jika
para karyawan bisa memanfaatkan lingkungan kerjanya sebagai salah satu
sarana untuk belajar meningkatkan kualitas jati diri, termasuk meningkatkan
rasa percaya diri. Hal tersebut bisa dilakukan dengan melalui berbagai proses,
misalnya : menjaga hubungan harmonis dengan pimpinan, melibatkan diri
dalam persaingan kerja yang sehat, berinisiatif untuk bicara dalam forum
rapat, selalu menyesuaikan diri dengan mekanisme kerja, dan lain-lain
(Polpoke, 2004). Dari keterangan yang diungkapkan oleh Ahli di atas dapat
dimengerti bahwasanya faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri adalah
keluarga, yang mana dalam lingkungan keluarga inilah yang sangat
mempengaruhi seorang individu dalam pembentukan kepercayaan dalam
dirinya, bagaimana pola pendidikan yang diterapkan, rasa percaya diri baru
bisa tumbuh dan berkembang baik sejak kecil jika seseorang berada di
dalam lingkungan keluarga yang baik.
K. Manfaat Hakikat Berpikir Kritis dan Rasa Percaya Diri
Menurut April (2015) manfaat berpikir kritis dijabarkan seperti di
bawah ini: (1) Memiliki banyak alternatif jawaban dan ide kreatif. Dimana
Anda juga akan dapat berpikir secara mandiri dan reflektif. Berpikir dan
bertindak reflektif adalah tindakan dan pikiran yang tidak Anda rencanakan,
terjadi secara spontan dan begitu saja secara refleks. Terbiasa berpikir kritis
juga akan membuat Anda memiliki banyak alternatif jawaban serta ide-ide
kreatif. Jika Anda mempunyai suatu masalah, Anda tidak hanya terpaku pada
satu jalan keluar atau penyelesaian, Anda akan memiliki banyak opsi atau
pilihan penyelesaian masalah tersebut. Berpikir kritis akan membuat Anda
memiliki banyak ide-ide kreatif dan inovatif serta out of the box. (2) Mudah
memahami sudut pandang orang lain. Berpikir kritis membuat pikiran dan
otak Anda lebih fleksibel. Anda tidak akan terlalu kaku dalam berpikir atas
pendapat atau ide-ide dari orang lain. Anda lebih mudah untuk menerima
pendapat orang lain dan persepsi yang berbeda dari persepsi Anda sendiri.
Hal ini memang tidak mudah untuk dilakukan, namun jika Anda telah
terbiasa untuk berpikir kritis, maka dengan sendirinya, secara spontanitas, hal
ini akan mudah untuk Anda lakukan. (3) Menjadi rekan kerja yang baik.
Lebih banyak manfaat-manfaat lain yang bisa Anda peroleh karena berpikir
kritis. Dan manfaat-manfaat itu pada umumnya saling berkaitan. Misalnya
saja Anda lebih mudah, terbuka, menerima, serta tidak kaku dalam menerima
pendapat orang lain, Anda tentu kaan lebih dihormati oleh rekan kerja Anda.
Karena Anda mau menerima pendapat orang lain dengan pikiran terbuka.
Maka rekan kerja Anda pasti akan menganggap Anda sebagai rekan kerja
yang baik. Di dalam lingkungan kerja, hal lain yang penting selain pekerjaan
dan hubungan dengan atasan adalah lingkungan kerja. (4) Lebih Mandiri.
Berpikir kritis membuat Anda mampu berpikir lebih mandiri, artinya tidak
harus selalu mengandalkan orang lain. Saat dihadapkan pada situasi yang
rumit dan sulit serta harus segera mengambil keputusan, Anda tidak perlu
menunggu seseorang yang Anda anggap mampu menyelesaikan masalah,
karena Anda sendiri juga mampu menyelesaikan masalah tersebut. Dengan
memiliki pikiran yang kritis, Anda dapat memunculkan ide-ide, gagasan,
serta saran-saran penyelesaian masalah yang baik. Dengan berpikir kritis,
akan melatih otak Anda untuk berpikir lebih kritis, tajam, kreatif, serta
inovatif. (5) Sering menemukan peluang baru. Dengan berpikir kritis, lebih
memungkinkan Anda untuk menemukan peluang-peluang baru dalam segala
hal, bisa dalam pekerjaan maupun bisnis atau usaha Anda. Berpikir kritis
membuat pikiran Anda lebih tajam dalam menganalisa suatu masalah atau
keadaan. Tentu saja hal ini akan berdampak pada kewaspadaan Anda itu
sendiri. Untuk menemukan peluang, dibutuhkan pikiran yang tajam serta
mampu menganalisa peluang yang ada pada suatu keadaan. Berpikir kritis
akan menguntungkan Anda, karena Anda akan lebih cepat dalam menemukan
peluang tersebut jika dibandingkan dengan orang yang tidak terbiasa berpikir
kritis. (6) Meminimalkan salah persepsi. Salah persepsi akan sering terjadi
bila Anda tidak terbiasa berpikir kritis. Saat Anda menerima sebuah
pernyataan dari orang lain dan orang lain tersebut juga percaya akan
pernyataan tersebut maka jika Anda memiliki pemikiran yang kritis Anda
akan mencari kebenaran akan persepsi tersebut. Anda tidak akan mudah salah
dalam sebuah persepsi yang belum tentu benar hanya dengan orang lain
mengatakan hal tersebut adalah benar. Saat Anda tahu sebuah persepsi dari
orang lain tersebut salah Anda akan membantu bukan hanya diri Anda tapi
juga orang tersebut. Dengan semakin Anda berpikir kritis hal ini akan
meminimalkan salah persepsi. (7) Tidak mudah ditipu. Berpikir kritis
membuat Anda dapat berpikir lebih rasional serta beralasan. Anda mengambil
keputusan berdasarkan fakta, atau Anda akan menganalisa suatu anggapan
terlebih dahulu kemudian Anda kaitkan dengan sebuah fakta. Anda tidak
mudah percaya dengan perkataan orang lain. Sehingga hal tersebut akan
memudahkan Anda untuk tidak tertipu atau ditipu oleh orang lain. Anda akan
memproses suatu informasi apakah relevan atau sesuatu yang mustahil
sehingga Anda dapat simpulkan sebagai sesuatu yang tidak benar atau
mengandung unsur kebohongan.
Manfaat rasa percaya diri yaitu : (1) lebih sehat secara emosional.
Manfaat sikap percaya diri yang pertama akan kalian dapat yakni merasa
lebih sehat secara emosional. Salah satu study menunjukkan bahwa orang
yang percaya diri cenderung lebih sehat dan kemungkinan besar hidup lebih
lama. Hal ini terbukti dari orang yang percaya diri memiliki emosi yang
positif seperti bahagia, optimisme dan kepuasan. (2) tidak takut menghadapi
tantangan. Manfaat selanjutnya yang akan kalian dapat yakni, kalian tidak
akan merasa takut lagi saat akan menghadapi tantangan. Karena dengan
percaya diri, kalian akan merasa mampu melewatinya sehingga pikiran
menjadi lebih fokus dan positif. Disamping itu, kalian akan mampu
menenangkan diri dengan baik dan mengurangi resiko terjadinya kesalahan.
(3) merasa lebih mudah dalam menghadapi tantangan. Manfaat berikutnya
yang akan kalian rasakan yakni merasa lebih mudah dalam menghadapi
segala tantangan. Karena, sesuai yang telah mimin jelaskan di manfaat yang
pertama yakni menumbuhkan emosi atau sikap optimisme. Dengan
optimisme ini akan membuat kalian mampu melewati segala tantangan
dengan kemampuan yang kalian miliki. Selain itu, kalian juga akan mampu
menghadapi berbagai kesulitan dengan tenang. (4) mengembangkan
kemampuan diri. Manfaat sikap percaya diri selanjutnya yakni, kalian dapat
dengan mudah mengembangkan kemampuan diri. Karena setelah kalian
merasa lebih mudah dalam menghadapi segala rintangan, kalian akan berani
melangkah dan mengembangkan kemampuan diri yang sebelumnya mungkin
tidak kalian miliki. (5) membantu dalam mengambil keputusan. Manfaat
lainnya yang akan kalian rasakan yakni membantu kalian dalam mengambil segala
keputusan. Seperti yang kalian ketahui, tidak sedikit orang yang merasa sulit dalam
setiap mengambil keputusan. Namun, jika kalian mempunyai sikap percaya diri,
kalian akan merasa lebih aman dengan kemampuan yang kalian miliki. Selain itu,
jika hasil dari keputusan tidak seperti yang kalian inginkan, kalian akan mudah
beradaptasi dan tidak terlalu larut dalam keadaan tersebut. (6) memaksimalkan
kelebihan dan menerima kekurangan. Manfaat selanjutnya yang akan kalian rasakan
yakni, kalian dapat memaksimalkan kekuatan dan menerima segala kekurangan yang
kalian miliki. Di samping itu, kalian tidak akan menjadikan kekurangan yang kalian
miliki sebagai kelemahan. Justru, kalian akan menggunakan kelebihan yang kalian
miliki secara maksimal dalam menggapai tujuan. (7) membangkitkan semangat.
Manfaat sikap percaya diri lainnya yang akan kalian rasakan yakni bangkitnya rasa
semangat dalam diri kalian. Karena salah satu suntikan semangat, yakni dengan cara
menumbuhkan sikap percaya diri. Dengan semangat yang kuat dan besar, akan
mengobati kalian dari rasa jenuh dan letih dalam perjuangan menggapai cita-cita
kalian. (8) menjadi komunikator yang baik. Manfaat berikutnya yang akan kalian
rasakan yakni dapat menjadi komunikator yang lebih baik. Sering kita jumpai orang
yang percaya diri merupakan komunikator yang baik. Mereka tidak takut untuk
berterus terang jika itu diperlukan. Di samping itu, sikap percaya diri juga dapat
meningkatkan komunikasi yang lebih baik dan jujur. (9) memotivasi. Manfaat
selanjutnya yang akan kalian rasakan yakni, kalian dapat memotivasi diri kalian
sendiri. Karena, dengan sikap percaya diri, kalian bisa melihat kembali pencapaian
dan kesuksesan yang kalian dapat di masa lalu. Hal ini, bisa kalian jadikan sebagai
bahan bakar semangat untuk tujuan yang akan kalian capai saat ini maupun di masa
yang akan datang. (10) dihormati. Manfaat sikap percaya diri yang terakhir yakni
kalian akan dihormati oleh teman, keluarga, bahkan orang lain yang ada di sekitar
kalian. Karena sudah bukan menjadi rahasia umum lagi, bahwa orang akan
cenderung menghormati orang yang memiliki tingkat kepercayaan diri yang baik.
Sejatinya, orang yang percaya diri adalah mereka yang dapat mendengarkan
perspektif orang lain dan menanggapi kritik dengan bijak.

Anda mungkin juga menyukai