Anda di halaman 1dari 2

Istilah ustadz, Apa dan bagaimana?

Abu Hasan Mubarok


Ketua Umum MUI Kab. PPU

“selanjutnya, mauidzah hasanah tentang hikmah isra dan


mi’raj yang disampikan oleh al ustadz…” pada kesempatan
yang lain, kita juga mendengar istilah ustadz, sebagai nama
panggilan untuk pengajar di Lembaga pendidikan Islam.
Secara umum, istilah ustadz adalah disebut untuk memanggil
orang yang setiap hari berinteraksi dengan dunia dakwah,
tarbiyah dan pendidikan. Meskipun ada juga sering kali kita
mendengar istilah ustadz untuk menyebut orang yang
berilmu dan berwawasan luas. Tapi juga ada semacam
persepsi bahwa istilah ustadz itu untuk kalangan menengah
atau aktivis dakwah saja? Seperti apa sesungguhnya? Mari
simak tulisan ini.
Merujuk pada al mursal.com bahwa lafaz ustadz berasal dari
bahasa Persia. Istilah ustadz juga tidak dijumpai pada syiir
Jahili kuno. Dengan ini, maka menjadi bukti bahwa istilah
ustadz bukan berasal dari Bahasa Arab. Meskipun demikian,
bukan berarti para ulama dahulu kala tidal menggunakan
istilah ini.
Imam Muslim (204-261 H) pernah memanggil Imam Bukhari
(194-256 H) dengan sebutan ustadz. “biarkan saya mencium
kakimu wahai ustadznya para ustadz, dan dokternya
penyakit hadits”.
Al Imam Ad Dzahabi (673-748 H) juga memberikan julukan al
ustadz kepada al Imam Abi Thali al Makki (355-437 H), sang
peyusun kitab Qut al Qulub, kitab tashawuf yang Banyak
menjadi inspirasi penulisan kitab ihya ulumuddin.
Kalau demikian istilah ustadz itu dipakai orang yang utama
untuk menyebut kepada orang yang lebih utama. Lantas, apa
sih sesungguhnya makna ustadz itu?
Sebagimana disebut di awal bahwa lafaz ustadz berasal dari
Bahasa Persia, yang memiliki makna orang yang pandai
dalam suatu pekerjaan, orang yang paling mengetahui kn
suatu bidang. Syihab AL Fayumi mengatakan bahwa lafaz
ustadz adalah berasal ‘ajam, dsn memiliki arti orang yang
padai dalam sesuatu yang sangat besar.
Ada juga yang mengemukakan bahwa lafaz ustdz dulu
dipakai di kalangan Utsmanjyah untuk menyebut orang yang
memberikn pendidikan, pengajaran, pembinaan di Lembaga
pendidikan.
Ada pula yang mengartikan bahwa sematan ustaz harus
memiliki atau menguasai 18 ilmu, seperti; nahwu, sharaf,
bayan, badi’, ma’ni, adab, mathiq, kalam, haiat, usul, fiqih,
usul fiqih, usul tafsir, hadits, dan sebagainya.

Giri Mukti, 24 Oktober 2022 M.

Anda mungkin juga menyukai