Anda di halaman 1dari 33

Proposal Penelitian

ANALISIS PENGETAHUAN KEUANGAN GURU DINIYAH


PONDOK PESANTREN USHULUL HIKMAH AL-IBROHIMI
MANYAR GRESIK

Oleh :
Athiyatul Lailiyah
170301047

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK
2021
Proposal Penelitian

ANALISIS LITERASI KEUANGAN GURU PONDOK


PESANTREN USHULUL HIKMAH AL-IBROHIMI MANYAR
GRESIK

Untuk menyusun skripsi pada program strata satu (S1)


Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Oleh:
Athiyatul Lailiyah
170301047

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK
2021

i
Proposal Penelitian

ANALISIS LITERASI KEUANGAN GURU PONDOK


PESANTREN USHULUL HIKMAH AL-IBROHIMI MANYAR
GRESIK

Oleh :
ATHIYATUL LAILIYAH (170301047)

Diterima dan disahkan pada tanggal : 09 Desember 2021

Pembimbing 1

Anita Handayani, SE.


M.SM.
NIP. 03111507177

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik dan hidayah-NYA

sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal penelitian pada PPUH AL-

IBROHIMI dengan baik.

Proposal Penelitian ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

wajib yang harus ditempuh dalam Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Gresik.

Dengan tersusunnya laporan ini yang berjudul “Analisis Literasi

Keuangan Guru Pondok Pesantren Ushulul Hikmah Al-Ibrohimi Manyar Gresik”.

Penulis mengucapkan terima kasih khususnya kepada yang terhormat :

1. Dr. Eko Budi Leksono, S.T.M.T selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Gresik.

2. Dr. Tumirin, SE.M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Muhammadiyah Gresik.

3. Maulidyah Amaalia Rizqi, SE.M.SM selaku Kepala Prodi Manajemen

Fakultas Eknomi Universitas Muhammadiyah Gresik.

4. Anita Handayani, SE.M.SM selaku Dosen Pembimbing Fakultas Eknomi

Universitas Muhammadiyah Gresik.

5. Anita Handayani, SE.MM. selaku Ketua Lab. Manajemen Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Gresik.

6. Kedua orang tua tercinta dan keluarga yang selalu memberikan motivasi dan

dukungan dalam menyelesaikan laporan ini.

iii
7. Rekan-rekan kelas perkuliahan dan seluruh pihak yang secara langsung

maupun tidak langsung selalu saling memberikan bantuan dan semangat demi

kelancaran penyusunan laporan ini

Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penulisan proposal ini

masih banyak kekurangannya. Untuk itu dengan kerendahan hati, penulis

memohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian untuk menjadikan periksa dan penulis berharap atas kritik

dan saran, guna perbaikan dalam penulisan laporan akhir magang ini. Amin....

Gresik, 09 Desember 2021

Penulis

iv
DAFTAR ISI

Hal
HALAMAN JUDUL.............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................ii
KATA PENGANTAR........................................................................................iii
DAFTAR ISI........................................................................................................v
DAFTAR TABEL...............................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................vii

BAB I : PENDAHULUAN...........................................................................1
1.1 Latar Belakang ..........................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................5
1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................6

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA .................................................................7


2.1 Penelitian Rujukan.....................................................................7
2.2 Landasan Teori........................................................................11
2.2.1 Literasi Keuangan..........................................................11
2.2.2 Guru...............................................................................12
2.2.3 Pondok Pesantren ..........................................................13
2.3 Framework .............................................................................15

BAB III : METODE PENELITIAN ............................................................17


3.1 Pendekatan Penelitian..............................................................17
3.2 Subjek Penelitian.....................................................................17
3.3 Jenis dan Sumber Data............................................................18
3.4 Setting Penelitian.....................................................................18
3.4.1 Lokasi atau Tempat Penelitian.......................................18
3.4.2 Actor atau Orang............................................................19
3.5 Teknik Pengambilan Data.......................................................19
3.6 Teknik Analisis Data...............................................................20
3.7 Keabsahan Data.......................................................................22

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................23

LAMPIRAN-LAMPIRAN

v
DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1.1 : Uraian Gaji Guru Madin ......................................................... 2


Tabel 2.1 : Penelitian Rujukan .................................................................. 10

vi
DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 2.1 : Framework............................................................................ 15


Gambar 3.1 : Analisis Data Interaktif......................................................... 22

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Luhurnya cita-cita madrasah diniyah (madin) sebagai sekolah bebasis agama

islam haruslah diimbangi dengan adanya kekuatan organisasi pelaksana penyedia

jasa layanan pendidikan tersebut. Di era modernisasi dibutuhkan berbagai macam

strategi agar madrasah diniyah bisa tetap bersaing dan bertahan dalam persaingan

dengan penyedia jasa pendidikan lain yang ada saat ini. Strategi yang digunakan

agar tetap bertahan dan bersaing dengan lembaga pendidikan lainnya harus

diseimbangkan dengan kondisi sumber daya manusia yang dimiliki Lembaga

Fauzi (2019)

Dalam suatu organisasi atau lembaga dibutuhkan sumber daya manusia

yang baik guna menjadi kekuatan. Secara tidak langsung organisasi atau lembaga

membutuhkan sumber daya yang baik agar dapat menjadi kekuatan yang

diandalkan dalam menghadapi persaingan. Sumber daya manusia yang baik juga

dapat memberikan peranan yang penting dalam suatu organisasi atau lembaga

untuk mencapai tujuan yang diharapkan dan menciptakan siswa siswi berkualitas.

Sumber daya manusia tersebut tidak lain adalah para guru yang bekerja di

lingkungan lembaga.

Rahman, M dan Amri, S (2014) berpendapat bahwa “guru adalah tenaga

profesional di bidang kependidikan yang memiliki tugas mengajar, mendidik, dan

membimbing anak didik agar menjadi manusia yang berpribadi. Guru memiliki

peranan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Guru juga harus

8
memiliki kecakapan dan keterampilan dalam mentransfer ilmu kepada siswa agar

lebih mudah dipahami dan dimengerti. Dalam pengertian bahwa profesionalitas

seorang guru dapat memberikan arti penting terhadap kualitas produk pendidikan.

Guru yang berada dalam lingkungan pondok pesantren pun memiliki

peranan yang penting baik dalam proses belajar mengajar dan dalam pembentukan

mental spiritual para santri. Pembentukan mental spiritual diperlukan adanya

pendidikan agama dan keagamaan. Seiring dengan banyaknya berbagai kasus

negatif yang terjadi saat ini dikalangan remaja, masyarakat mempercayakan

pembentukan mental spritual anak mereka kepada lembaga pendidikan agama

yang berada dalam naungan pondok pesantren.

Pondok pesantren merupakan asrama tempat santri untuk mengaji dan

tempat untuk mengamalkan ilmu yang telah diberikan oleh guru. Setiap santri

yang telah lulus dari pondok pesantren dan dianggap memiliki kemampuan untuk

menyampaikan ilmu yang dimilikinya akan diberikan kesempatan untuk menjadi

pengajar dan akan diberikan bisyaroh (gaji) sesuai dengan pertemuan yang

dilakukan.

Tabel 1.1
Uraian Gaji Guru Madin

Jumlah
No. Besar Gaji Rata-rata
Guru
1 Rp. 200.000 - Rp. 299.000 4 orang
2 Rp. 300.000 - Rp. 399.000 2 orang
3 Rp. 400.000 - Rp. 499.000 6 orang
4 Rp. 500.000 - Rp. 599.000 5 orang
5 Rp. 600.000 - Rp. 699.000 2 orang
6 Rp. 700.000 - Rp. 799.000 4 orang
7 Rp. 800.000 - Rp. 899.000 2 orang

9
8 Rp. 900.000 - Rp. 999.000 1 orang
9 Rp. 1.000.000 - Rp. 1.999.000 3 orang
Bisyaroh (gaji) guru di pondok pesantren bisa dikatakan dibawah upah

minimum yang ditetapkan oleh daerah dan hal ini akan sangat berpengaruh pada

kesejahteraan guru diniyah. Sebagai wujud keperdulian pemerintah terhadap guru

diniyah, pemerintah mencoba mengalokasikan anggaran untuk membantu

kesejahteraan guru diniyah yang biasa disebut dengan Bantuan Penyelenggaraan

Pendidikan Diniyah dan Guru Swasta (BPPDGS), bantuan ini digunakan untuk

penambahan biaya operasional penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan

kebutuhan dan pokok bagi santri dan guru madrasah diniyah.

Dengan adanya bantuan yang diberikan pemerintah untuk kesejahteraan

guru madrasah diniyah, diharapkan setiap guru dapat memenuhi segala

kebutuhannya, bantuan ini diberikan setidaknya satu tahun sekali. Untuk setiap

bulannya guru madrasah diniyah hanya menerima uang dari bisyaroh (gaji) yang

diterima, meskipun demikian guru madrasah diniyah tidak pernah merasa

kekurangan dengan apa yang mereka dapatkan dari bisyaroh (gaji) yang mereka

terima. Bisyaroh (gaji) yang diberikan oleh madrasah disesuaikan dengan jabatan

dan jumlah pertemuan yang dilakukan selama satu bulan.

Bisyaroh (gaji) merupakan suatu hal yang sangat penting bagi setiap

orang, begitu pula bisyaroh (gaji) merupakan suatu hal yang penting untuk guru

diniyah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dapat dikatakan bahwa upah

yang diterima oleh guru madrasah diniyah sangatlah minim dan mungkin tidak

akan cukup jika digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Akan tetapi

10
tidak sedikit pula guru yang merasa tercukupi dengan bisyaroh (gaji) yang

diterima.

Hal tersebut dapat dipicu oleh berbagai macam alasan diantaranya dapat

dipicu oleh perbedaan cara memaknai bisyaroh (gaji) yang diterima. Bagi

beberapa guru yang merasa tidak dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari dengan

uang dari bisyaroh (gaji) yang mereka terima, hal ini dapat dipicu oleh sebab

mereka menjadi kepala keluarga, hanya memiliki satu pendapatan saja. Bagi

beberapa guru yang merasa tercukupi dengan uang dari bisyaroh (gaji) dapat

dipicu oleh karena mereka masih belum menikah dan masih hidup bersama

dengan kedua orang tuanya, menjadi guru tidaklah menjadi pendapatan utama.

Untuk meminimalisir hal tersebut dibutuhkan pengetahuan literasi

keuangan. Setiap orang membutuhkan literasi keuangan sebagai kebutuhan dasar

agar terhindar dari berbagai macam masalah keuangan. Rendahnya tingkat

pendapatan bukanlah satu-satunya alasan timbulnya masalah keuangan,

kurangnya pengetahuan mengenai pengelolaan keuangan juga dapat menjadi

alasan timbulya masalah keuangan. Salah satu manfaat literasi keuangan adalah

untuk menunjukkan kemampuan seseorang dalam memanfaatkan sumber daya

yang dimiliki untuk mencapai dan meningkatkan kesejahteraan.

Literasi keuangan merupakan pengetahuan, keterampilan, keyakinan, yang

mempengatuhi sikap dan perilaku untuk meningkatkan kualitas pengambilan

keputusan dan pengelolaan keungan keuangan dalam rangka mencapai

kesejahteraan Soetiono & Setiawan (2018). Objek penelitian ini adalah guru

madrasah diniyah. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

11
bagaimana tingkat literasi keuangan guru madrasah diniyah, karena guru

madrasah diniyah memiliki pendapatan di bawah upah minimum akan tetapi

mereka tidak melakukan pinjaman kepada lembaga keuangan untuk memenuhi

kebutuhan dan keinginan mereka yang semakin meningkat, oleh karena itu dapat

dikatakan bahwa literasi keuangan merupakan suatu hal yang sangat diperlukan

untuk setiap orang, karena literasi keuangan memberikan pengetahuan agar setiap

orang cerdas dalam mengelola keuangan.

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, maka judul penelitian ini yaitu

“Analisis Literasi Keuangan Guru Pondok Pesantren Ushulul Hikmah Al-

Ibrohimi Manyar Gresik”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang yang telah diuraikan dapat dirumuskan

permasalahannya sebagai berikut :

1. Bagaimana pengetahuan literasi keuangan guru pondok pesantren Ushulul

Hikmah Al-ibrohimi Manyar Gresik?

2. Bagaimana guru pondok pesantren Ushulul Hikmah Al-Ibrohimi Manyar

Gresik dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan bisyaroh (gaji) di bawah

upah minimum?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengkaji pengetahuan literasi keuangan guru pondok pesantren Ushulul

Hikmah Al-ibrohimi Manyar Gresik.

2. Untuk mengkaji guru yang mengajar di pondok pesantren Ushulul Hikmah Al-

Ibrohimi Manyar Gresik dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan

12
bisyaroh (gaji) di bawah upah minimum.

1.4 Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian, maka peneliti berharap penelitian ini bermanfaat

untuk beberapa hal berikut :

1. Manfaat Akademis

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi untuk topik penelitian yang

terkait. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dari

proses kajian model literasi keuangan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari

dengan bisyaroh (gaji) di bawah upah minimum.

2. Manfaat Praktisi

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan informasi tambahan bagi setiap guru

yang memiliki upah di bawah minimum dalam menentukan strategi yang

harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Rujukan

Yushita (2017), meneliti mengenai Pentingnya Literasi Keuangan Bagi

Pengelolaan Keuangan Pribadi. Hasil peneitian ini memberikan kesimpulan

bahwa literasi keuangan setiap individu masih rendah hal ini terjadi bukan hanya

dikarenakan pendapatan yang rendah saja, akan tetapi juga dapat disebabkan

kesalahan dalam mengelola keuangan. Literasi keuangan sangat penting untuk

setiap individu bukan hanya sekedar ilmu pengetahuan ataupun teori saja, akan

tetapi dengan adanya literasi keuangan diharapkan setiap individu lebih bijaksana

dan cakap dalam mengelola aset yang dimiliki agar dapat memberikan manfaat

atau timbal balik yang dapat digunakan untuk memperkuat keuangan dalam

jangka pendek ataupun jangka panjang.

Penelitian relevan di atas dengan penelitian yang peneliti lakukan

memiliki persamaan yaitu membahas literasi keuangan, hanya saja terdapat

perbedaan objek penelitian. Pada penelitian relevan di atas yang menjadi objek

adalah setiap individu sedangkan pada penelitian ini memiliki objek guru

madrasah diniyah di pondok pesantren Ushulul Hikmah Al-ibrohimi.

Rahma (2019), meneliti mengenai Kajian Literasi Finansial dan Perilaku

Konsumtif Guru di SMAN 4 Makassar. Metode yang digunakan adalah metode

deskriptif kualitatif dengan teknik wawancara. Hasil penelitiannya yaitu tidak

semua guru memiliki pengetahuan tentang literasi keuangan yang baik meskipun

seorang guru pasti memiliki pendidikan yang baik. Seorang guru tidak akan

14
berperilaku konsumtif apabila ia memiliki pengetahuan tentang keuangan,

tabungan, asuransi, dan investasi, akan tetapi seorang guru akan berperilaku

konsumtif apabila ia tidak memiliki pengetahuan tentang keuangan, tabungan,

asuransi, dan investasi. Keengganan dalam menambah ilmu pengetahuan

keuangan dapat menyebabkan seorang guru memiliki literasi keuangan yang

rendah.

Penelitian relevan di atas dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti

memiliki kesaman yaitu membahas tentang Literasi Keuangan Guru, akan tetapi

permasalahan yang diteliti berbeda. Permasalahan yang dikaji pada penelitian

relevan tersebut adalah bagaimana literasi keuangan guru yang memiliki gaji di

atas batas minimum, sedangkan penelitian ini mengenai bagaimana literasi

keuangan guru yang memiliki gaji di bawah upah minimum.

Atmojo (2019), meneliti mengenai Analisis Literasi Keuangan Ibu Rumah

Tangga (Studi Kasus Pada Guru PNS SDN 3 Buyut Ilir Kecamatan Gunung Sugih

Kabupaten Lampung Tengah). Metode yang digunakan adalah metode deskriptif

kualitatif dengan metode wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian yang

diperoleh adalah semua ibu rumah tangga yang memiliki profesi sebagai Guru

PNS SDN 3 Kampung Buyut Ilir Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lampung

telah memahami pentingnya literasi keuangan dalam rumah tangga.

Mereka sudah berusaha mengelola keuangan secara efisien sesuai dengan

kebutuhan yang diperlukan dengan cara yang berbeda-beda dan sesuai dengan

kemampuan yang dimiliki agar pengeluaran tidak lebih besar dari pendapatan.

Setiap keluarga memiliki kebutuhan yang berbeda-beda, hal ini disebabkan

15
jumlah keluarga yang berbeda-beda dengan kebutuhan sehari-hari yang berbeda

pula serta tingkat pendidikan yang sedang ditempuh anak-anak berbeda-beda

dalam setiap keluarga. Dengan kemampuan literasi keuangan, ibu rumah tangga

yang berprofesi sebagai Guru PNS SDN 3 Buyut Ilir dapat mengelola uang

penghasilan per bulan dengan baik, hal ini dibuktikan dengan tercukupinya

kebutuhan selama satu bulan dan ada pula sebagian ibu rumah tangga yang dapat

melakukan saving di BMT.

Persamaan penelitian relevan di atas dengan penelitian ini adalah sama-

sam membahas mengenai literasi keuangan. Sedangkan perbedaan terletak pada

objek kajian yaitu jika penelitian relevan di atas memiliki objek ibu rumah tangga

sedangkan penelitian ini memiliki objek guru madin.

Juliana (2018), meneliti mengenai Analisis Tingkat Literasi Keuangan

Mahasiswa Dalam Perspektif Ekonomi Islam (Studi Pada Mahasiswa FEBI UIN

Raden Intan Lampung Angkatan 2015-2016). Penelitian ini menggunakan metode

survey dan di analisa secara kuantitatif maupun kualitatif, dengan teknik

wawancara dan observasi non partisipan. Hasil penelitian yang diperoleh adalah

literasi keuangan yag dimiliki mahasiswa FEBI UIN Raden Intan Lampung

Angkatan 2015-2016 masih dalam kategori sedang dan literasi keuangan yang

dimiliki oleh mahasiswa FEBI UIN masih belum sesuai dengan al-qur’an dan

hadits. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya mahasiswa yang lebih memilih

menghabiskan uang yang mereka miliki untuk kgiatan yang bersifat konsumtif

dan boros, sedangkan dalam ekonomi islam kegiatan konsumsi yang dilakukan

secara berlebihan (boros) merupakan kegiatan yang dilarang.

16
Persamaan penelitian relevan di atas dengan penilitian ini adalah sama-

sama membahas mengenai literasi keuangan. Akan tetapi tetapi memiliki

pembahasan yang berbeda, pembahasan pada penelitian relevan di atas adalah

literasi keuangan menurut perspektif islam sedangkan yang dibahas dalam

penelitian ini adalah literasi keuangan dan objek penelitian pun berbeda, objek

kajian pada penelitian relevan adalah mahasiswa FEBI dan objek kajian penelitian

ini adalah guru madrasah diniyah.

Untuk lebih jelas dan detailnya terhadap penelitian rujukan dapat dilihat

pada tabel berikut :

Tabel 2.1 Penelitian Rujukan


Peneliti Judul Tujuan Metode Hasil
Amanita Novi Pentingnya Literasi Untuk mengetahui Kualitatif Literasi keuangan yang dimiliki
Yushita (2017) Keuangan Bagi bagaimana literasi setiap individu masih rendah. Hal
Pengelolaan Keuangan keuangan yang dimiliki ini disebabkan oleh kesalahan
Pribadi setiap individu yang dalam pengelolaan keuangan.
berada di negara
berkembang
Nur Aliah Kajian Literasi Finansial Untuk mengetahui literasi Kualitatif Literasi yang dimiliki guru di
Rahma (2019) dan Perilaku Konsumtif keuangan yang dimiliki SMAN 4 Makassar masig rendah.
Guru di SMAN 4 oleh setiap guru di SMAN Hal ini disebabkan karena
Makassar 4 Makassar sebagai keengganan dalam menambah ilmu
seorang yang memiliki pengetahuan keuangan.
pendidikan yang baik
Danang Dwi Analisis Literasi Untuk mengetahui literasi Kualitatif Ibu rumah tangga yang memiliki
Atmojo (2019) Keuangan Ibu Rumah keuangan ibu rumah profesi sebagai guru PNS di SDN
Tangga (Studi Kasus tangga yang memiliki Buyut Ilir sudah memiliki literasi
Pada Guru PNS SDN 3 profesi guru PNS di SDN 3 keuangan yang bak. Hal ini
Buyut Ilir Kecamatan Buyut Ilir Kecamatan dibuktikan dengan tercukupinya
Gunung Sugih Gunung Sugih Kabupaten kebutuhan setiap bulan dan
Kabupaten Lampung Lampung Tengah adanya saving di BMT
Tengah)
Juliana (2018) Analisis Tingkat Untuk mengetahui tingkat Kuantitaif Literasi keuangan yang dimiliki
Literasi Keuangan literasi keuangan dan mahasiswa FEBI UIN Raden Intan
Mahasiswa Dalam mahasiswa FEBI UIN Kualitatif angkatan 2015-2016 masih dalam
Perspektif Ekonomi Raden Intan angkatan 2015- kategori rendah dan masih belum
Islam (Studi Pada 2016 dalam perspetif islam sesuai dengan al-qur'an dan hadits.
Mahasiswa FEBI UIN Hal ini dibuktikan dengan
Raden Intan Lampung banyaknya mahasiswa yang
Angkatan 2015-2016) memilih untuk menghabiskan uang
yang mereka miliki untuk kegiatan
yang bersifat konsumtif dan boros.

17
Hasil dari empat penilitian rujukan menunjukkan bahwa literasi keuangan yang

dimiliki oleh setiap individu dikategorikan rendah. Hal ini seringkali terjadi

karena pengelolaan keuangan yang salah, menggunakan uang untuk sesuatu yang

bersifat konsumtif dan berlebihan (boros) dan keengganan untuk menambah

pengetahuan mengenai literasi keuangan. Dengan pengelolaan keuangan yang

baik dapat menjadikan setiap individu memiliki literasi keuangan yang baik dan

dapat menyisihkan uang yang mereka miliki untuk sesuatu yang memberikan

manfaat di masa yang akan datang.

Model penelitian ini menggunakan metode kualitatif.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Literasi Keuangan

Agar terhindar dari masalah keuangan setiap orang membutuhkan literasi

keuangan sebagai kebutuhan dasar. Banyak diantara beberapa penyebab masalah

keuangan bukan hanya disebabkan oleh rendahnya pendapatan saja, kesulitan

keuangan juga bisa terjadi apabila terdapat kesalahan dalam pengelolaan

keuangan (miss-management) seperti kesalahan penggunaan kedit dan tidak

adanya perencanaan keuangan. keterbatasan finansial dapat menyebabkan stress

dan rendahnya kepercayaan diri.

Literasi dalam bahasa inggris yaitu literacy berasal dari bahasa latin “litera

atau huruf” yang artinya melibatkan penguasaan sistem-sistem tulisan dan

konvensi-konvensi yang menyertainya. Keuangan dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI) diartikan sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan uang,

18
seluk beluk uang, urusan uang, dan keadaan uang. Istilah keuangan dapat

memiliki arti keuangan dan aset lainnya, manajemen aset, dan menghitung dan

mengatur resiko proyek.

Kharchenko (2011) mendefinisikan literasi keuangan adalah sebuah

keterampilan numerik yang diperlukan dan pemahaman terhadap konsep dasar

ekonomi yang dibutuhkan untuk mendidik dalam keputusan menyimpan dan

meminjam. Literasi keuangan juga diartikan sebagai kemampuan untuk

memahami kondisi keuangan serta beberapa konsep keuangan (Garman dan

Forgue, 2010).

Setiap individu akan dapat mencapai apa yang telah direncanakan

sebelumnya ketika individu memiliki sekumpulan keahlian dan kemampuan yang

membuat orang tersebut mampu memanfaatkan sumber daya yang ada. Ketika

setiap individu memiliki keahlian dan kemampuan untuk memanfaatkan sumber

daya yang ada agar dapat mencapai sesuatu yang direncanakan sebelumnya, pada

saat itulah literasi keuangan terjadi. Melihat beberapa definisi di atas dapat

disimpulkan bahwa Literasi Keuangan menunjukkan kecakapan individu dalam

memanfaatkan sumber daya yang dimiliki untuk mencapai kesejahteraan finansial

di masa yang akan datang.

2.2.2 Guru

Dalam bahasa arab guru dikenal dengan sebutan al-mu’allim atau al-ustadz, yang

memiliki tugas memberikan ilmu dalam majlis ta’lim. Artinya, guru adalah

seorang yang memberikan ilmu. Guru merupakan pekerjaan yang memerlukan

19
keahlian khusus. Menjadi seorang guru tidaklah mudah untuk dilakukan bagi

setiap orang yang tidak memiliki keahlian sebagai guru.

Azis (2010), guru atau pendidik adalah seseorang yang bertanggung jawab

memberi bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam perkembangan

jasmani dan rohani agar dapat menjadi individu yang sanggup berdiri sendiri.

Pendidik atau guru merupakan salah satu faktor tenaga pendidikan yang paling

penting karena pendidiklah yang yang nantinya akan mengantarkan para peserta

didik menuju kedewasaan, dengan segala bekal yang telah diberikann guru

sehingga mampu menghadapi perkembangan zaman.

Sedangkan guru pendidikan agama islam secara ethimologi adalah orang

yang memberi ilmu pengetahuan dengan tujuan mencerdaskan dan membina

akhlak peserta didik agar menjadi orang yang memiliki kepribadian yang baik.

Secara terminologi menurut Muhammad Muntahibun Nafis (2012), guru

pendidikan islam biasa disebut dengan murabbi, mu’allim, dan mu’adzib. Pada

dasarnya semua memiliki makna yang sama dan memiliki arti orang-orang yang

bertanggung jawab terhadap peserta didik dengan mengupayakan seluruh potensi

dan kecenderungan yang ada pada peserta didik.

Guru pendidikan islam tidak hanya bertugas mengajar di kelas saja, akan

tetapi guru pendidikan agama islam memiliki fungsi yang sangat luas yaitu

membina seluruh kemampuan dan sikap yang baik bagi peserta didik menurut

ajaran agama islam. Novan Ardi W (2012), Fungsi guru pendidikan agama islam

yaitu sebagai pengajar, pembiming, dan pemimpin.

20
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa guru pendidikan islam adalah

seorang pendidik yang mengajarkan ajaran islam dan membimbing peserta didik

ke arah pencapaian kedewasaan serta membentuk kepribadian muslim yang

berakhlak, sehingga seimbang antara kebahagiaan dunia maupun akhirat.

2.2.3 Pondok Pesantren

Pondok pesantren terdiri dari dua kata yaitu pondok dan pesantren. Pondok

memiliki arti bangunan yang berfungsi sebagai tempat menimba ilmu agama,

sedangkan pesantren adalah bangunan asrama yang menjadi penginapan sehari-

hari, di Indonesa pesantren lebih terkenal dengan sebutan pondok pesantren.

Sehingga pondok pesantren memiliki arti suatu tempat yang tersedia untuk para

santri untuk menerima pelajaran agama islam sekaligus tempat berkumpul dan

tempat tinggal.

Mujammil Qomar (2005), pondok pesantren adalah suatu lembaga

pendidikan agama islam yang tumbuh dan diakui masyarakat sekitar dengan

sistem asrama. Para santri menerima pendidikan agama islam dengan sistem

pengajian atau maadrasah yang sepenuhnya di bawah kepemimpinan seorang kiai

yang memiliki ciri khas bersifat karismatik.

Pondok pesantren terbagi menjadi 3 kategori, kategori pesantren kecil,

pesantren sedang dan pesantren besar. Pesantren tergolong kecil apabila

mempunyai jumlah santri di bawah 1.000 santri, Pesantren tergolong sedang

apabila memiliki santri sekitar 1.000-2.000 santri, dan pesantren tergolong besar

apabila meilikki lebih dari 2.000 santri yang berasal dari berbagai kabupaten dan

propinsi.

21
Terdapat berbagai metode untuk melakukan pembelajaran di pondok pesantren,

diantaranya :

1. Sorogan kitab

Sorogan berasal dari kata sorog (jawa) yang berarti menyadarkan kitabnya

dihadapan kiyai atau orang yang mendapat tugas dipercaya (membantu

kyai).

2. Sawir

Sawir merupakan sebuah kegiatan yang dilaksanakan dipondok pesantren

dengan ciri-ciri didalam pelaksanaan sawir terdapat seorang moderator

yang memimpin sebuah majlis dimana santrisantri dapat mengemukakan

pendapatnya dengan landasan yang menjadi penguat pendapat yang

disampaikanya.

3. Sorokan al-qur’an

Sorokan al-qur’an merupakan sebuah kegiatan yang dilakukan santri dan

kyai atau ustad dengan cara mengaji dan disemak kemudian ada

pembenaran atau penyalahan dalam hal makhorijul huruf dan tajwid.

4. Madrasah diniyah

Madrasah diniyah merupakan sebuah kegiatan harian yang dilakukan

biasanya pada siang atau malam hari, pelajaran yang diberikan sesuai

dengan kelas-kelas yang sedang diduduki.


Pemenuhan Kebutuhan Sehari-
hari Dengan Gaji Di Bawah
2.3 Framework
Upah Minimum

Literasi Keuangan

Model Interaktif

22

Kemampuan Saving dan


Investing
Sumber : Diolah Peneliti, 2021

Gambar 2.1 Framework

Penelitian dilakukan di kawasan Pondok Pesantren Ushulul Hikmah Al-Ibrohimi

Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik. Peneliti melakukan penelitian di kawasan

Pondok Pesantren Ushulul Hikmah Al-Ibrohimi dikarenakan terdapat fenomena

yang terjadi di kawasan Ponpes tersebut, yaitu terpenuhinya kebutuhan sehari-hari

para pengajar dengan bisyaroh (gaji) di bawah upah minimum. Mengenai adanya

fenomena yang terjadi di kawasan Pondok Pesantren Ushulul Hikmah Al-

Ibrohimi Gresik peneliti dapat melihat suatu permasalahan dari sudut pandang

konsep literasi keuangan.

Konsep literasi keuangan menjelaskan bahwa setiap individu dapat terhindar

dari masalah keungan dengan cara memperhatikan pengelolaan keuangan

penggunaan kedit dan adanya perencanaan keuangan. Saving dan Investing

merupakan tujuan setiap guru di madrasah diniyah, dan untuk mampu melakukan

saving dan investing perlu memperhatikan literasi keuangan yang dilakukan.

Untuk mengetahui informasi secara mendalam tentang apa yang menjadi topik

pembahasan dalam penelitian ini peneliti menggunakan model interaktif. Model

interaktif yaitu melalui pengumpulan data, reduksi data, display data, dan

23
verifikasi atau kesimpulan. Berdasarkan model interaktif, sehingga peneliti

mendapatkan hasil akhir atau kesimpulan berupa kemampuan saving dan

investing melalui analisis literasi keuangan.

24
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Di dalam penelitian ini, menganalisis makna bisyaroh (gaji) bagi guru madin dalam

memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan unsur-unsur sesuai dengan rumusan

masalah, tujuan, dan manfaat penelitian. Penelitian ini menggunakan metode

penelitian kualitatif yang bersifat induktif. Menurut Sugiyono (2019:18), metode

penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat

postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah,

(sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument

kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), dan

hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif guna mengamati yang

terjadi di lapangan berkaitan dengan bisyaroh (gaji) guru madin di PP. Ushulul

Hikmah Al-Ibrohimi Manyar Gresik. Pada penelitian ini yang diamati adalah cara

memaknai bisyaroh (gaji) guru madin di bawah upah minimum dalam memenuhi

kebutuhan sehari-hari.

3.2 Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengamati secara mendalam aktivitas orang-orang

pada tempat tertentu. Penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi,

tetapi oleh Spardley dinamakan “social situation” atau situasi sosial yang terdiri

atas tiga elemen yaitu : tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas

(activity)yang berinteraksi secara sinergis.

25
Tempat dalam penelitian ini PP. Ushulul Hikmah Al-Ibrohimi Manyar

Gresik. Pelaku atau orang dalam penelitian ini adalah para guru yang mengajar di

dalam madrasah diniyah. Aktivitas sehari-hari guru madin yaitu mengajar para

santri agar mendapatkan pengetahuan. Hubungan antara guru madin dengan

kegiatan yang selalu dilakukan dan tempat selalu menghasilkan situasi sosial

tertentu.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Dalam setiap penelitian disamping menggunakan metode yang tepat juga diperlukan

kemampuan memilih metode pengumpulan data yang relevan. Data merupakan

faktor penting dalam penelitian, kerena di dalam setiap penelitian pasti memelukan

data. Sumber data yang digunakan peneliti adalah data primer. Data primer adalah

sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data yang

diperoleh secara langsung dari informan melalui wawancara (Sugiyono 2019:296).

Teknik sampling yang digunakan adalah snowball sampling. Snowball

Sampling adalah teknik pengambilan sampel data yang pada awalnya sedikit lama-

lama menjadi besar. Hal ini dilakukan karena dari jumlah yang sedikit tersebut

belum mampu memberikan data yang memuaskan, maka mencari orang lain lagi

yang dapat digunakan sebagai sumber data. Dengan demikian jumlah sampel

sumber data akan semakin besar seperti bola salju menggelinding lama-lama

menjadi besar (Sugiyono 2019:289).

3.4 Setting Penelitian

3.4.1 Lokasi atau Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan di PP. Ushulul Hikmah Al-Ibrohimi Manar

26
Gresik mengenai cara memaknai bisyaroh (gaji) bagi guru madin dalam

memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan upah di bawah minimal yang ditentukan

oleh daerah. Metode ini biasa digunakan untuk pola sosial dan komunikasi

(sosiometrik) suatu komunitas tertentu. Snowball sampling adalah teknik

pengambilan sampel dengan bantuan key-information dan dari key-information

inilah berkembang sesuai dengan petunjuknya.

3.4.2 Actor atau Orang

Pelaku atau orang yang berperan dalam penelitian ini yaitu Informan (subyek)

dalam penelitian ini terdiri dari 5 orang. Informan pertama atau selaku key

informan yaitu Ustad Sholeh kepala sekola madrasah diniyah awwaliyah Al-

Ibrohimi. Dalam penelitian ini informan kunci dan informan lainnya sangat

penting dalam memberikan informasi atau data yang dibutuhkan oleh peneliti,

serta mempunyai waktu cukup untuk memberikan informasi mengenai hal yang

sedang diteliti oleh peneliti guna untuk mendukung kelancaran penelitian ini.

3.5 Teknik Pengambilan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam suatu

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah memperoleh data.

Pengambilan data yang dilakukan oleh peneliti adalah data primer. Sumber primer

adalah sumber data yang secara langsung memberikan data kepada pengumpulan

data (Sugiyono, 2019:296). Cara pengumpulan data primer sebagai berikut:

1. Observasi adalah suatu aktivitas pengamatan terhadap sebuah objek secara

langsung dan mendetail guna untuk menemukan informasi mengenai objek

tersebut. Peneliti melakukan observasi untuk mendapatkan informasi tentang

27
pondok pesantren. Teknik observasi, Peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-

hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data

penelitian (Sugiyono, 2019:298). Tujuan dilakukannya observasi adalah untuk

mengetahui kondisi yang sebenarnya pada guru madin Al-Ibrohimi Manyar

Gresik.

2. Wawancara tidak terstruktur dilakukan untuk menggali informasi yang

dibutuhkan oleh peneliti. Wawancara tidak terstruktur merupakan wawancara

bebas yang tidak menggunakan pedoman wawancara yang tersusun secara

sistematis dan lengkap untuk datanya (Sugiyono, 2019:306). Peneliti

membutuhkan informasi yang mendalam untuk menemukan masalah dalam

penelitiannya. Setelah melakukan wawancara tidak terstruktur peneliti akan

melakukan wawancara secara mendalam atau terstruktur untuk membuktikan

hasil dari wawancara tidak terstruktur. Penggunaan wawancara tidak

terstruktur bertujuan agar guruleluasa dalam menyampaikan pendapatnya.

3. Setelah melakukan wawancara tidak terstruktur, maka langkah selanjutnya

adalah melakukan wawancara terstruktur. Wawancara terstruktur digunakan

sebagai teknik pengumpulan data, apabila peneliti telah mengetahui dengan

pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh (Sugiyono, 2019:305). Peneliti

melakukan wawancara terstruktur agar fokus pada permasalahan penelitian.

Selain membawa instrumen sebagai pedoman untuk wawancara, pada saat

melakukan wawancara maka peneliti menggunakan alat bantu seperti tape

recorder, gambar, brosur, dan material lain yang dapat membantu pelaksanaan

wawancara menjadi lancer (Sugiyono, 2019:305).

3.6 Teknik Analisis Data

28
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasi wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi. Dengan cara

mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,

melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan

yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh

diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2019:320). Teknik analisis data pada

penelitian ini adalah analisis data kualitatif mengikuti konsep model Miles and

Huberman (1984), yang aktivitas dalam analisis data sebagai berikut :

1. Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data berdasarkan informasi dan keterangan berupa

tanggapan, pendapat, dan pandangan yang diperoleh dari informan. Data yang

dikumpulkan oleh peneliti merupakan data yang relevan dengan penelitian

yang dilakukan. Data yang dikumpulkan peneliti adalah analisis makna

bisyaroh (gaji) guru madin dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan gaji

di bawah upah minimum.

2. Reduksi Data

Data yang diperoleh peneliti dari lapangan yang jumlahnya cukup banyak dan

akan direduksi oleh peneliti. Reduksi data adalah proses pemilihan data,

merangkum hal-hal yang pokok dan fokus pada hal penting. Langkah-langkah

untuk mereduksi data yaitu memperkuat analisis, menggolongkan ke dalam

tiap permasalahan melalui uraian singkat, mengarahkan, membuang yang tidak

perlu, dan mengorganisasikan data sehingga dapat ditarik dan diverifikasi.

Peneliti memiliki data dari hasil wawancara maupun observasi terhadap guru di

madrasah diniyah Al-Ibrohimi Manyar Gresik, dari data-data tersebut peneliti

29
melakukan reduksi data.

3. Penyajian Data

Setelah data di reduksi, yang diperlukan selanjutnya yaitu penyajian data.

Penyajian data dalam penelitian ini dilakukan dalam bentuk proporsi. Melalui

penyajian data tersebut, memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, dan

data akan terorganisasikan.

4. Verification

Penarikan suatu kesimpulan dari hasil reduksi data daan penyajian data

merupakan langkah terakhir. Dalam tahap kesimpulan ini akan didukung oleh

data dan hasil analisis yang kredibel. Penarikan kesimpulan merupakan tahap

akhir dari pengolahan data.

Sumber : Sugiyono (2019)

Gambar 3.1 Analisis Data Interaktif

3.7 Keabsahan Data

Teknik keabsahan data dilakukan dengan tujuan membuktikan penelitian yang

dilakukan benar-benar penelitian ilmiyah sekaligus untuk menguji data yang

30
sudah diperoleh peneliti di lapangan. Triangulasi sumber adalah untuk menguji

kredibilitas data dengan cara mengecek data yang diperoleh melalui beberapa

sumber (Sugiyono, 2019:369).

Kebenaran dan kredibilias pada penelitian yang telajh dilakukan harus

ditetapkan secara jelas, sehingga dapat dengan mudah terselesaikan, dan peneliti

bisa memanfaatkan yang lain di luar data untuk memastikan atau mengecek data

yang didapatkan dengan cara membercheck.

Membercheck merupakan proses pengecekan data yang diiperoeh peneliti

kepada pemberi data (Sugiyono, 2019:371) yang bertujuan untuk mengetahui

sejauh mana data yang didapatkan oleh peneliti sesuai dengan yang diberi oleh

pemberi data ata informan sehingga data yang didapatkan oleh peneliti bisa

dikatakan kredibel.

31
DAFTAR PUSTAKA

Abd. Azis (2010), Orientasi Sistem Agama Pendidikan Islam Di Sekolah.


(Yogyakarta : Teras, 2010).

Amanita Novi Yushita (2017). Pentingnya Literasi Keuangan Bagi Bagi


Pengelolaan Keuangan Pribadi, Jurnal Nominal Vol. 6 No. 1/2017.

Danang Dwi Atmojo (2019). Analisis Literasi Keuangan Ibu Rumah Tangga
(Studi Kasus Pada Guru PNS SDN 3 Buyut Ilir Kecamatan Gunung Sugih
Kabupaten Lampung Tengah).

E. Garman Thomas, Forgue Raymond E. (2010). Personal Finance International


Edition.

Juliana (2018). Analisis Tingkat Literasi Keuangan Mahasiswa Dalam Perspektif


Ekonomi Islam (Studi Pada Mahasiswa FEBI UIN Rden Intan Lampung
Angkatan 2015/2016).

Kharchenko, Olga. (2011). Financial Literacy in Ukraine. Determinants and


Implication for Saving Behaviour.

Muhammad Muntahibun Nafis (2012), Ilmu Pendidikan Islam. (Yogyakarta :


Teras, 2012).

Mujamil Qomar (2005), Pesantren Dari Transformasi Metodologi Menuju


Demokratisasi Institusi. (Jakarta : Erlangga, 2005).

Novan Ardi Wiyani (2012), Pendidikan Karakter Berbasis Islam dan Taqwa.
(Yogyakarta : Teras, 2012).

Nur Aliah Rahma (2019). Kajian Literasi Finansial dan Perilaku Konsumtif Guru
di SMAN 4 Makassar.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:


PT Alfabet.

32

Anda mungkin juga menyukai